Anda di halaman 1dari 9

TEMA: KEJUJURAN BERBUAH KESUKSESAN

Tokoh:

 Muhammad Reichan Zafi sebagai pemulung, pekerja keras, pantang menyerah, jujur, mudah
marah, dan sombong
 Cahyo Mitra Kurniadi (peran ganda)sebagai :

1) Pengusaha teman reichan, pendiam, munafik, mudah tersinggung, dan angkuh.

2) Pak Mitra, pengusaha baik hati, jujur, ramah, dan penolong

 Gabrella Prananda Claudia (peran ganda) sebagai :

1) Ibu nanda, Ibu kompleks, kaya, sombong, suka mengejek, dan suka pamer.

2) Ibu gabrella, pemulung , baik hati, dan penolong.

3) Penjual,baik dan ramah

 Dinda Anjelita (peran ganda) sebagai :

1) Ibu Dinda, ibu Kompleks, sombong, kaya, dan suka mengejek.

2) Ibu Anjelita, ibu kompleks sebelah, suka mengejek dan kasar.

 Ranny Nur Alda (peran ganda) sebagai:

1) Ranny, pacar Reichan, sombong, matre, suka mengejek, dan munafik.

2) Mba Alda, tukang sayur, baik dan ramah.

 Sasmitrianingsih (peran ganda) sebagai:

1) Ibu Sasmi kompleks, baik hati, suka menolong, rajin, rendah hati, bijaksana, dan adil.

2) Ibu Ningsih kompleks kerabat ibu sasmi, sombong dan kasar.

 -WD. Bifasca Nurmauliza Ebit (peran ganda) sebagai :

1) Ibu bifasca, ibu kompleks, kaya, sombong, suka mengejek, dan suka menggosip.

2) Ibu Liza sekertaris di perusahan Pak Mitra

 Semua tokoh kecuali Reichan sebagai:

Anak-anak kompleks.
Adegan 1
Pagi itu seorang laki-laki berjalan menuju sebuah mobil mewahnya, ia adalah seorang pengusaha
CV. Consetruk Company, ia adalah salah satu pengusaha muda tersukses, perusahaan tersebut ia
bangun bersama sahabatnya 5 tahun yang lalu. Dan sekarang ia sedang menjemput pacarnya untuk
menemaninya berbelanja di sebuah mall.

Reichan : (Di mobil bersama pacarnya) “Pagi sayang, bagaimana kabarmu? ”

Ranny : (Membenarkan make -upnya) “Kabarku? baik-baik ji.”

Reichan : “Dimana kita mau pergi belanja ini Yang? Di Lippo saja nah? ”

Ranny : “Terserah mi dimana, Yang penting kita belanja ini hari.”

Reichan : “ Oke mi Yang, apapun itu yang penting kamu.”

(Dipusat perbelanjaan)

Ranny :”Wahhh yang aku mau sepatu itu, beli yahh? ” (sambil memohon)

Reichan : “Iya pilih ajah yang kamu suka Yang.” (sambil tersenyum)

Ranny : (Tersenyum) “ Makasih sayang.”

Adegan 2
Setelah selesai berbelanja, Reichan kembali ke kantor, tapi ketika ia kembali ke kantor hal
yang tak terduga terjadi, ternyata ia dihianati oleh sahabatnya Cahyo. Cahyo sekarang adalah pemilik
perusahan dan tidak lagi atas nama Reichan, semua yang Reichan punya dari kekayaan hingga sang
pacar direbut oleh Cahyo, dan Reichan jatuh miskin mencari nafkah dengan menjadi pemulung. Dari
sinilah awal kisah dimulai.

Reichan : (Di kantor) “Apa-apaan ini Cahyo , kenapa kau pergi ganti nama perusahan hanya atas
namamu saja?! Dasar penghianat!” (dengan wajah marah ).

Cahyo : (Senyum licik) ”Haaa? Saya penghianat? Siapa yang berhianat? Bukannya kau? Kau
yang lebih dulu ambil ahli semuanya, bahkan saya seperti tidak punya peran disini,
hanya kau yang berkuasa!”
Reichan : “Cahyo kau tidak punya perasaan , kau berpikir hanya saya yang berkuasa, padahal
tidak. “

Cahyo : “ Terserah kau, sekarang jangan pernah datang lagi di perusahan ini, sekarang
bersihkan itu rumah yang kau tinggali baru kau pergi cari rumah sendiri, jangan pernah
bawa apapun dari rumah yang kau tinggali kecuali pakaianmu, karena barang dirumah
itu atas namaku.” (meninggalkan Reichan)

Reichan : (wajah terkejut) “Ya Allah, kenapa begini sekali nasibku.”

Cahyo : (Cahyo datang kembali) ”Eh Reichan kalau bisa ini siang tinggalkan rumah itu, soalnya
saya mau tempati rumah itu siang ini, oke.”(meninggalkan Reichan)

Reichan : ”Ya Allah apa ini garis nasibku sekarang? ”

Adegan 3
Kejadian di kantor membuat Reichan, harus meninggalkan semua kekayaannya dan meninggalkan
rumah yang ia tempati selama 5 tahun, semua karena penghianatan sahabatnya, sekarang Reichan
menjadi seorang pemulung, dan tinggal di sebuah rumah yang terbuat dari terpal dan dos. Begitu berat
hidup yang ia jalani, bagaimanakah kisahnya? Mari kita lanjutkan.

Reichan : (Mencari rumah ) ”Dimana saya mau tinggal ini? Apa lebih baik saya tanya pemulung
itu apa saya bisa tinggal dilahan kosong ini?”

Reichan : (Berjalan mendekati seorang pemulung) “Bu bisa tidak saya tinggal disini?”

Ibu Gabrella : “Kenapa mau minta izin? Tidak usah, langsung tinggal saja disini , tapi kau harus
bangun sendiri rumah dari terpal dan dos ini nak, maaf hanya ini yang bisa saya bantu.”

Reichan : “Oh tidak apa-apa Bu, ini cukup membantu saya.”

Ibu Gabrella : “Iya, silahkan, saya permisi dulu.”

Adegan 4
Sekarang rutinitas seorang Reichan adalah mencari sampah. Ya dia sekarang adalah pemulung
bukan lagi seorang pengusaha muda, sungguh memilukan. Disaat Reichan sedang mencari sampah ia
malah dicaci - maki oleh Ibu-Ibu kompleks yang sedang berbelanja di penjual sayur.

(Di kompleks, tepatnya di penjual sayur)


Mba Alda : “Selamat pagi, Ibu-Ibu , saya udah bawa sayur – sayur segar.”

Ibu Dinda : “Pagi Mba, saya mau sayur kangkungnya dua nah.”

Ibu Nanda : “Halo Mba Dinda, wah Mba Alda sayurnya segar-segar di, saya sayur bayamnya satu.”

Mba Alda : “Oke Mba Dinda dan Mba Nanda”

Ibu Bifasca : “ Eh Ibu –Ibu ada gosip baru he, kita mau tau itu pemulung yang biasa datang di
kompleksnya kita, ternyata dulu dia pengusaha pale, kasihannya mi nasibnya, mungkin
dia terlalu sombong dulu makanya sekarang kena karma.”

Ibu Sasmi : “ Hee Mba Bifasca kita bicarakan orang, baru ada dia di sampingnya kita, tidak enak
he.”

Ibu Nanda : “ Manakah? Oh dasar orang sombong, ish jijikku lihat dia deh, mana bau lagi, terus
bajunya compang camping .”

Ibu Dinda : “ Ihhh kenapa dia bisa di kompleks ini, kasih rusak saja pemandangan.”

Reichan mulai meninggalkan kawasan itu, karena ia tidak bisa mendengarkan makian dari ibu-ibu
kompleks yang terlalu pedas.

Mba Alda : “Sudah, Ibu-Ibu, katanya mau belanja, ini malah jadi ngatain Si Pemulung.”

Ibu Sasmi : ”Iya nih, saya Mba Alda sayur kangkungnya yah.”

Mba alda : “Iya sip Mba Sasmi.”

Ibu Nanda : “Mba Alda sayur bayamnya berapa tadi?”

Mba Alda : “Oh 2000 Mba Nanda.”

Ibu Bifasca : “Eh Ibu-Ibu saya belum selesai cerita yang tadi loh, jadi gini pemulung itu ternyata
teman dari keponakan saya loh.”

Ibu Dinda : “Bah? Betulkah ini Ibu Bifasca?”

Ibu Bifasca : “Iya betulan, katanya toh dia dulu itu serakah, dia sombong sekali sampai –sampai
dia tidak kasihkan kesempatan sahabatnya untuk olah itu perusahan, padahal mereka
sama-sama bangun perusahan itu dari nol.”

Ibu Nanda : “Huuu itu mi kalau terlalu banyak gaya nya ,sok-sok juga.”

Ibu Sasmi : “Eh Ibu Bifasca nanti karma loh kalau kita ceritakan orang begini.”

Mba Alda : (Mengangguk)


Ibu Bifasca : “Ini bukan cerita jelek orang, tapi fakta.”

Ibu Nanda : “ Mba-Mba saya pulang dulu yah mau masak dulu.”

Ibu Dinda dan Ibu Sasmi : “Iya saya juga mau pulang, sampe ketemu besok Mba Bifasca.”

Ibu Bifasca : “Iya jangan lupa yah arisannya dimulai jam 5 sore.”

Adegan 5
Setelah kejadian tadi di kompleks Reichan mulai pergi dari tempat itu dan beralih ke kompleks
sebelah, tapi ia malah diperlakukan sama seperti di kompleks sebelah. Ia di caci-maki, bahkan ia di
buangkan sampah .

Reichan : “Wah disini surganya sampah, saya akan dapat banyak uang, terima kasih Ya
Allah.”

Anak-anak kompleks : “Ha lucunya baru lihat sampah sudah terima kasih.”

Reichan tetap diam dan tidak menggubris anak-anak kompleks itu dia mulai berjalan menuju
salah satu rumah yang mempunyai tempat sampah di depan rumahnya.

Reichan : “Mendingan saya mulai mencari sampah disini saja, dari pada di kompleks
sebelah saya di caci-maki terus.”

Ibu Anjelita : “Ehhhh ngapain kau disini, kasih busuk saja depan rumahku, pergi sana!“ (sambil
membuangkan sampah di depan pemulung itu)

Reichan : (Dengan wajah marah) ”Ibu tau bagaimana orang susah seperti kami mencari
uang ? Kami mencari uang dengan pungut sampah, kami tidak meminta dijalan,
jadi hargai kami.”

Ibu Anjelita : “Haaaa hargai kalian? Nggak salah?? Kalau susah yah susah aja.”

Reichan : “Terserah Ibu saya permisi dulu.”

Ibu Anjelita : “Yahh sana dasar bau sampah.”

Reichan mulai melangkahkan kakinya menuju rumah lain untuk mencari sampah di tempat
sampan depan rumah ,dan iya ketemu dengan Ibu Sasmi dari kompleks sebelah.

Reichan : “Yahh Allah Ibu tadi mohon ampuni dosanya.”

Ibu sasmi : “Bukannya kamu pemulung yang tadi di kompleks kami ?”


Reichan : “Iya benar Bu,makasih yah Bu, karena Ibu tidak ikut mencaci maki saya.”

Ibu Sasmi : “Iya sama-sama, Saya mau masuk ke dalam dulu yah.”(tersenyum)

Reichan mulai mencari sampah di depan rumah ,kerabat Bu Sasmi yang bernama Ibu Ningsih,
tapi Bu Ningsih memiliki sikap yang berbanding terbalik dengan Bu Sasmi.Bu Ningsih mulai mencaci -
maki Reichan .

Ibu Ningsih : “Ihhhh kenapa ada pemulung ini disini, kau pergi sana kasih rusak saja
pemandangan, pah.”(sambil mendorong Reichan)

Reichan : “Tidak usah dorong –dorong Mba saya akan pergi.”

Ibu Ningsih : “Pergi sana dasar bau amis.”

Reichan : ”Saya permisi dulu.”

Adegan 6
Reichan memulai aktivitasnya kembali, tapi iya tidak mau lagi pergi ke kompleks, ia sudah cukup
sakit hati atas kejadian kemarin, ia sekarang mencari sampah di jalan raya. Dan kisah ini di mulai ketika
Reichan menemukan dompet yang akan membawa dia kepada perubahan besar dalam hidupnya.

Reichan : (Di Kios pinggir jalan ) “Permisi Bu, apa saya boleh mulung sampah ini Bu.”

Penjual : “Ohhh tentu saja boleh.”

Reichan : “Makasih banyak Bu.”

Penjual : “Iya sama-sama.“

Reichan mulai mengambil sampah-sampah itu, dan ia senang karena tidak ada yang mencaci
maki dia lagi, ternyata masih ada orang baik. Reichan mulai melangkahkan kakinya menuju kesegalah
arah dan ia menemukan dompet di pinggir jalan. Tidak main-main, uang dalam dompet itu ada 1 juta
rupiah beserta dengan kartu kreditnya.

Reichan : “Ya Allah siapa yang punya dompet ini? Bagaimana cara ngasih
kembalinya? Ohhh iya, saya ke alamat di KTP ini saja.”

Reichan mulai pergi ke alamat yang ada di KTP itu, ternyata pemilik dompet ini adalah seorang
pengusaha yang lagi di perbincangkan di Koran yang dibaca di jalan .

Reichan : “Pagi Pak saya tadi temukan dompet dijalan ,apa betul ini rumah Pak Mitra?”

Pembantu : “Iya betul,tunggu yah saya panggilkan Bapak dulu.”


Reichan : “Ohhh iya. “

Pembantu : “Pak silahkan masuk. “

Reichan masuk kedalah rumah tersebut ,rumah yang sangat besar dan banyak perabotan mahal
dirumah itu.

Pak Mitra : “Pagi, ohhh anda yang menemukan dompet saya?”

Reichan : ”Iya benar pak,ini pak saya kembalikan.”

Pak Mitra : ”Iya terima kasih yahh,besok kamu ada waktu ?”

Reichan : “Iya pak ,saya punya waktu besok, memangnya kenapa pak ?”

Pak Mitra : ”Oke, kamu datang di kantor Saya ya.” (sambil memberikan alamat kantornya)

Reichan : ”Iya Pak, Saya permisi dulu. Mau lanjutkan memulung.”

Pak Mitra : ”Iya, maksih banyak sudah mengembalikan dompet Saya.”

Adegan 7
Di kantor Pak Mitra, Reichan menepati janjinya. Sekarang ia sedang berada diruangan Pak
Mitra.

Reichan : “Selamat pagi Pak.”

Pak Mitra : “Pagi, silahkan duduk.”

Reichan : “Terima kasih Pak.”

Pak Mitra : “Saya belum tahu nama kamu.“

Reichan : “Perkenalkan nama saya Muh Reichan Zafi.”

Pak Mitra : “Ohhh iya, maaf sebelumnya. Kerja kamu apa yah sebelum menjadi
pemulung?”

Reichan : “Saya kerjanya dulu itu sama seperti Bapak pengusahan ,tapi saya di hianati
oleh teman saya Pak”

Pak Mitra : “Wahhhh kebetulan sekali, Saya mau kamu menjalankan perusahan ini, karena
saya tau kamu itu orang yang bisa di percaya , sebenarnya saya sengaja
menjatuhkan dompet saya dijalan, hal itu sudah saya lakukan lebih dari 5 kali
tapi ketika di kembalikan semuanya habis hanya KTP yang tersisah, kamu mau
menjalankan perusahan saya? Karena saya mau mengurus perusahan saya di
pusat.”

Reichan : “Ohhh begitu, Saya dengan senang hati membantu Bapak.”

Pak Mitra : “Wahhh terima kasih yah. Saya panggilkan Sekretaris saya dulu, nanti kamu
tanda tangani persetujuannya yah dan besok kamu sudah memimpin
perusahan ini”.

Pak Mitra memanggil Sekretarisnya dan menyuruhnya membawa berkas yang harus ia tanda
tangani.

Sekertaris Liza : ”Pagi Pak, ini berkas yang harus ditanda tangani. “

Pak Mitra : ”Makasih Liza. Reichan, ini adalah Sekretaris kamu mulai besok yah, tanya saja pada dia
yang tidak kamu mengerti.”

Reichan : ”Ohhh iya pak. Saya Reichan.” (sambil menyalami Liza)

Sekertaris Liza : ”Salam kenal Pak saya Liza.”

Reichan sudah menandatangani semua berkas. Reichan juga sudah pindah kerumah elit yang di
berikan oleh Pak Mitra, Reichan tidak mau membuat Pak Mitra kecewa, ia akan melakukan yang terbaik.

Adegan 8
Sudah dua minggu lebih Reichan menjadi CEO dari anak perusahan Pak Mitra, perusahan ini
sangat berkembang pesat dan namanya muncul di Koran-Koran, karena kisah yang menginspirasi dan
tentu saja mantan pacarnya Ranny datang ke perusahan Reichan untuk mengajaknya balikan, tapi
Reichan tidak mau karena ia sudah berpacaran dengan Sekertaris Liza.

Ranny : “Hai Reichan, Kamu kangen nggak sama Aku?”

Reichan : (Menepis tangan ranny) ”Maaf yah saya sudah punya pacar dan dia yang ada di depan
pintu masuk ruangan saya, pergi kamu sana.”

Ranny : ”Issssss, kamu sangat jahat.” (Meninggalkan kantor Reichan)

Reichan sekarang menjadi pengusaha sukses berkat kejujurannya. Ia berhasil membuat orang
terkagum. Karena zaman sekarang susah untuk menemukan orang seperti dia yang mau jujur dan tidak
pernah membalas orang dengan kejahatan walau ia sudah berapa kali di jahati. Selain itu, kisah cinta
Reichan dan Sekertaris Liza berjalan mulus. Pagi ini Reichan akan di wawancarai salah satu media
majalah bisnis.
Wartawan : “Pagi, Pak Reichan.”

Reichan : “Pagi, Bu.”

Wartawan : “Pak, sekarang anda adalah pengusaha yang sukses, kisah anda sangat menginspirasi
kaum muda, saya mau meminta satu hal, boleh pak?”

Reichan : “Iya boleh Bu.”

Wartawan : “Berikanlah sepatah kata kepada kaum muda di zaman sekarang, supaya mereka bisa
mengikuti jejak Bapak.”

Reichan :”Emmmm,semua kaum muda ,mulailah hal kecil,yaitu dengan kejujuran ,dari hal kecillah
kalian bisa merubah hidup kalian seperti saya,satu hal lagi,orang pintar banyak,orang cerdas banyak,tapi
orang beretika dan jujur itu sangat susah dicari zaman sekarang”

wartawan : “Wahhhh sungguh luar biasa,terima kasih pak ,karena sudah mau kami wawancarai,walau
Bapak sibuk”

Reichan : “Iya sama sama”

~SELESAI~

Anda mungkin juga menyukai