PENDAHULUAN
1. GEOLOGI REGIONAL
Geologi daerah studi termasuk geologi daerah Wumbubangka dan
Rau-rau, Kecamatan Rarowatu, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi
Tenggara, yang telah diteliti sebelumnya oleh Kisman, (2009). Pembahasan
geologi daerah penelitian meliputi pembahasan geomorfologi, stratigrafi,
dan struktur geologi yang berkembang pada daerah penelitian.
2.1 Geomorfologi
2.2 Stratigrafi
Satuan sekis ini terdiri dari sekis epidot, sekis muskovit, dan metalimestone
dengan struktur foliasi. Di dalam satuan batuan metamorf ini terdapat
bongkahan-bongkahan batuan tersilisifikasi dengan kuarsa bertekstur
saccharoidal mengisi foliasi dan rekahan- rekahannya Kenampakan lapangan
dari batuan sekis) memperlihatkan warna segar abu- abu kebiruan sampai
kehijauan, warna lapuk coklat, dengan tekstur lepidoblastik, struktur foliasi
(schistose), isian kekar berupa kuarsa dan dengan kedudukan foliasi
batuan N 65o E,29o. Berdasarkan klasifikasi batuan metamorf menurut
Travis, (1955), batuan ini dinamakan sekis epidot (Pasomba, 2015)
2. Satuan batupasir
Ciri fisik batupasir ini ditandai oleh tidak dijumpai adanya fosil dengan
kelimpahan mineral kuarsa dan feldspar. Berdasarkan ciri fisik tersebut, maka
satuan batupasir ini pada daerah penelitian berumur Miosen Atas
(Simanjuntak dkk, 1980).
1. GENESIS ENDAPAN
Menurut Bateman (1981) secara umum proses pembentukan
ore atau mineralisasi bijih pada endapan jenis hidrotermal dipengaruhi oleh
beberapa faktor pengontrol, meliputi: larutan hidrotermal yang berfungsi
sebagai larutan pembawa mineral, zona lemah yang berfungsi sebagai saluran
untuk lewat larutan hidrotermal, tersedianya ruang untuk pengendapan
larutan hidrotermal, terjadinya reaksi kimia dari batuan induk/host
rock dengan larutan hidrotermal yang memungkinkan terjadinya pengendapan
mineral bijih (ore), dan adanya konsentrasi larutan yang cukup tinggi untuk
mengendapkan mineral bijih (ore).
Endapan tipe urat atau vein type deposit merupakan daerah yang
umumnya termineralisasi dengan jelas yang umumnya membentuk tubuh
yang diskordan (memotong tubuh batuan yang ada disekelilingnya) yang
pada umumnya ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan panjang dan
kedalamannya. Kebanyak urat-urat terbentuk pada zona-zona patahan atau
mengisi rongga- rongga pada batuan atau pada daerah gerusan. Banyak
endapan endapan yang bernilai eknomis tinggi seperti emas, tembaga,
perak, logam dasar (Pb-Zn-Cu) dan arsenik, mercuri, dan mineral mineral
logam ekonomis lainnya yang berasosiasi dengan mineral-mineral pengotor
(gangue mineral) seperti kuarsa dan kalsit pada batuan sampingnya (country
rocks) dalam bentuk struktur urat.
Vein Kuarsa
Menurut Pasomba (2015) bahwa vein yang dijumpai pada daerah studi
memiliki tekstur saccoroidal (Gambar 6) dan Karakteristik tertentu ( Tabel 1).
Berdasarkan klasifikasi vein menurut Guilbert & Park (1986) maka
Pasomba (2015) mengklasifikasikan vein yang dijumpai pada daerah ini
menjadi dua jenis vein yaitu jenis vein simple dan jenis vein irregular
(Gambar 7). Adapun ciri lapangan dari vein jenis simple yaitu bentuknya
relatif lurus, kuarsanya telah mengalami oksidasi fluida sedangkan jenis
irregular di lapangan dicirikan dengan kenampakan rekahan yang diisi oleh
fluida dengan arah yang tidak beraturan serta ketebalan vein yang bervariasi.
Fase ketiga atau fase terakhir merupakan hasil dari pengaruh larutan
hidrotermal terhadap batuan samping yang telah membentuk alterasi. Adapun
mineral hasil alterasi yang dijumpai pada daerah penelitian yaitu klorit,
muskovit, epidot dan kuarsa
Mineralisasi
Alterasi Hidrotermal
a. Silisisikasi (silicification)
Alterasi ini ditandai dengan terubahnya mineral primer pada
batuan samping terutama yang digantikan dengan mineral
silika yang sangat dominan.
b. Alterasi argilik /clay±silica (argillic)
Alterasi ini ditandai dengan hadirnya mineral lempung (clay) yang
dominan dengan mineral mineral silika, berada di sepanjang zona
urat kuarsa.
c. Klorit-karbonat (chlorite-carbonate alteration)
Dicirikan dengan hadirnya mineral klorit bersamaan dengan
mineral karbonat dalam bentuk uratan kalsit, berada tidak terlalu
jauh dari pusat urat kuarsa
d. Karbonisasi (carbonization)
Dicirikan oleh hadirnya lapisan mineral grafit yang umumnya
berwarna hitam dan yang relatif sejajar foliasi.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
- Mineralisasi yang terdapat dan berkembang pada daerah studi ini adalah
cinnabar, stibnit, pirit, kalkopirit, dan emas.
- Terdapat 4 tipe alterasi hydrothermal yang terdapat pada daerah studi yaitu
Silisisikasi (silicification), Alterasi argilik / clay±silica (argillic), Klorit-karbonat
(chlorite-carbonate alteration) dan Karbonisasi (carbonization).
- Terdapat tiga generasi urat pada daerah Bombana, Sulawesi Tenggara yaitu
generasi pertama adalah urat yang sejajar foliasi. Sedangkan urat generasi kedua
adalah urat kuarsa yang memotong foliasi, memiliki kandungan mineral sulfida
yang cukup dominan serta memiliki kadar emas yang cukup potensi dibandingkan
dengan urat generasi pertama. Urat generasi ketiga yaitu urat kalsit-kuarsa.
DAFTAR PUSTAKA
A. Idrus., Irzal. Nur., I W. Warmada., Fadlin.,2011.Metamorphic Rock-Hosted Orogenic
Gold Deposit
Iqbal.E Putra, 2015, Emas Batuan Metamorfosis Bombana, Sebuah Anomali, Artikel
Geologi Indonesi diterbitkan online.