Anda di halaman 1dari 5

PERKAWINAN ADAT MELAYU RIAU

1. Merisik

Merisik berasal dari kata “risik” yang berarti “menyelidiki”. Ini artinya, sebelum adanya suatu
perkawinan, penyelidikan terhadap seorang gadis perlu dilakukan oleh pihak keluarga laki-laki.
Untuk menilai dan sekaligus menentukan apakah gadis tersebut layak menjadi menantu atau tidak.
2. Merasi

Tujan merasi adalah untuk memastikan apakah pasangan yang hendak di jodohkan itu sebenarnya
cocok atau tidak.

3. Meminang

Jika hasil merisik menunjukkan bahwa gadis yang diselidiki bertingkah laku baik, sehingga pantas
untuk dijadikan sebagai seorang menantu. Maka pihak keluarga laki-laki memberitahukan dan
membicarakannya dengan kerabat terdekat untuk menentukan waktu peminangan. Setelah ada
kesepakatan tentang waktu atau hari peminangan

4. Mengantar Tanda

Jika peminangan disambut baik oleh pihak keluarga perempuan (disetujui), maka tahap berikutnya
adalah mengantar tande. Kegiatan ini dilakukan hari ke 4 atau ke 5 dari peminangan.
UPACARA AQIQAH DALAM MASYARAKAT MELAYU

Pertama, kata sambutan dari protokol.

Kedua, pembacaan kalam Illahi. Pembacaan kalam Illahi, selalu dilakukan orang agar segala apa yang
dihajatkan mendapat rahmat dan hidayah dari Allah SWT.

Ketiga, kata sambutan dari tuan rumah.

Keempat, doa akikah.

Kelima, membaca berzanji. Selepas upacara pengukuhan nama di dalam doa akikah dilanjutkan
dengan berkesenian berzanji.

Keenam, marhabban.

Ketujuh, tepuk tepung tawar sekaligus cukur rambut.

Kedelapan, naik buai. Naik buai ini ibu bapak boleh mengayunkan anak perlahan-lahan, namun tidak
pernah dibuat oleh adat adanya prolog baik oleh ibu maupun oleh bapak sewaktu prosesi ayunan
berlangsung akan melantunkan nyanyian-nyanyian ayun anak.
acara tahun baru islam adat melayu

acara hari raya idul adha adat melayu

Gubernur Riau (Gubri) Ir. H. Arsyadjuliandi Rachman merayakan Hari Raya Haji 1438 Hijriyah di
Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Jumat (1/9/2017). Di sini Gubri yang akrab dipanggil Andi
Rachman ini mengikuti serangkaian kegiatan.

Kegiatan perayaan Idul Adha Gubernur Riau tersebut diawali dengan pelaksanaan shalat Idul Adha
1438 H di Masjid Raya Arafah yang berada di Jalan Hangtuah Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten
Bengkalis. Gubernur yang saat itu didampingi Bupati Bengkalis Amril Mukminin juga shalat bersama
ribuan masyarakat se-Kecamatan Mandau dan Kecamatan Pinggir.

Usai melaksanakan shalat Idul Adha 1438 H di Masjid Raya Arafah Duri, Gubri Andi Rachman dan
Bupati Bengkalis Amril Mukminin beserta rombongan, langsung menuju Kantor Camat Mandau.
Setelah itu rombongan Gubri bertolak ke Masjid Babussalam yang berada di Jalan Bathin Batuah RW
01 Buluh Kasap, yang berada di wilayah Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau.

TRADISI UNIK HARI RAYA IDUL FITRI DI RIAU

Dia mencontohkan salah satunya adalah tradisi menjalang-jalang, yakni berkumpulnya tokoh adat di
balai adat desa untuk makan bersama, dan melakukan doa selamat bersama. Ada juga yang
merayakan khusus untuk menawarkan kuliner hingga pagelaran budaya.

Berbagai kegiatan tersebut pun dilakukan selama satu harian penuh. Mulai dari bersilaturahmi
antarsesama, baik itu sesama warga setempat maupun dengan warga perantau yang sudah lama
meninggalkan kampung halamannya.

Pada perayaan Hari Raya Enam, perantau asal Kampar wajib pulang kampung, dan harus membawa
semua anggota keluarganya untuk diperkenalkan kepada sanak saudaranya yang di kampung
halaman.

Kegiatan Hari Raya Enam tersebut bahkan telah menarik perhatian wisatawan asal Malaysia.
Fahmizal menyebut, kedekatan jarak dan budaya membuat mereka tertarik untuk menyaksikan
kegiatan tersebut.

"Tradisi sudah ada sejak Islam masuk, tradisi ini dijadikan paket tur oleh operator tur berkomunikasi
dengan kepala desa untuk wisatawan menikmati tradisi ini.
ACARA KATAM ALQURAN ADAT MELAYU

"Khatam Al Quran" yang biasa juga disebut "Tamat Al Quran", adalah upacara yang diselenggarakan
untuk menandai selesainya seorang anak belajar mengaji. Dalam upacara ini peserta¬nya terdiri dari
anak-anak yang telah menyelesaikan kita Juz 'amma. Upacara ini berlangsung dengan dilengkapi
serangkaian acara yang sifatnya tradisional.

Upacara "Khataman Al-Quran" diselenggarakan dengan mak¬sud menunjukkan rasa syukur ke


Hadirat Illahi serta rasa bangga dan bahagia, karena anak-anak telah berhasil menyelesaikan
pelaja¬ran membaca kitab Juz Amma, Pemberitahuan disampaikan oleh guru mengaji kepada orang
tuanya, lalu diteruskan ke masyarakat melalui upacara. Dengan diadakannya upacara ini, diharapkan
anak-anak bisa mengubah sikap dan sifat dari kanak-kanak menjadi dewasa, berbuat baik dan
mengamalkan ilmu yang dimilikinya, menjadi suri tauladan di masyarakatnya. Upacara ini
diselenggara¬kan sebagai tanda hormat dan kepatuhan masyarakat terhadap aja¬ran agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai