Anda di halaman 1dari 5

Ratapan Anak Tiri

Dikisahkan, ada sebuah keluarga rukun yang terdiri dari ayah,


ibu, dan dua orang anak. Pada suatu hari teman sang ayah berkunjung ke
rumah keluarga tersebut untuk menyampaikan kabar gembira.
Teman : Assalamualaikum. Any body home?
Ayah
: Waalaikum salam. Eh kirain siapa. Ayo silahkan masuk.
Teman : Iya, terima kasih
Ayah
: Tumben datang kesini. Ada perlu apa?
Teman : Apa ayo???
Ayah
: Malah balik nanya. Ada apa?
Teman : Saya dan istri saya akan menunaikan ibadah haji. Saya mau
ngajak kamu ikut naik haji. Biayanya biar saya yang ngurus. Mau nggak?
Sekalian ajak istrimu. Gimana?
Ayah
: Hm.gimana yach? Okelah kalo begitu
Teman : Makasih yach udah mau ikut.
Ayah
: Ehh..justru saya yang harus berterima kasih. Lagi dapet rezeki?
Ibu
: (datang membawa minum) ini minumannya. Silahkan diminum.
Teman : Terima kasih. Ia nih lagi ada rezeki. Dapat hadiah dari bank satu
milyar
Ayah
: Waw! Uang satu milyar bisa beli bala bala atau gehu berapa
karung?
Teman : Paling satu atau dua truk
Ayah
: Bu, ini temen bapak mau ngajak kita naik haji
Ibu
: Masa?
Ayah
: Iya
Ibu
: Ouh.terima kasih
Teman : Sama sama. Oh iya, saya ada pelu ke Bandung. Saya pergi dulu.
Assalamualaikum
Ayah
: Waalaikum salam
Dua minggu kemudian ayah dan ibu kedua anak tersebut akan berangkat ke
tanah suci. Ayah dan ibunya pun berpamitan kepada kedua orang tuanya
Ayah : Pak, Syifa dan . pamit mau berangkat naik haji. Syifa titip anak
anak ya.
Kakek : Iya, hati hati disana. Jaga diri baik
Ibu
: Iya, saya pamit ya bu. Assalamualaikum
Kakek dan Nenek : Waalaikum salam

Mereka pun bergegas pergi ke bandara hingga sampai di Mekkah yaitu di


bandara king Abdul Aziz. Ketika sedang berada di Mekkah Syifa yaitu ayah
dari anak anak menelpon bapaknya untuk menyampaikan berita duka
Ayah : Assalamualaikum
Kakek : Waalaikum salam. Ada apa?
Ayah : Pak! (sambil menangis)
Kakek : Ada apa? Kenapa kamu menangis?
Ayah : Pak.! nampaknya .. tidak bisa pulang ke tanah air.
Kakek : Kenapa?
Ayah : Ia telah meninggal tadi siang ketika sedang thawaf karena
berdesakan dengan orang lain
Kakek : (telepon jatuh dan menangis) Hah? Tidak mungkin!!!
Ketika ayahnya menelpon Hilman dan Fitri sedang mengaji bersama
kakeknya. Kedua cucunya pun merasa penasaran kenapa kakeknya
menangis
Hilman
Kakek
Hilman
Kakek

: Kek, ada apa? Kenapa kakek menangis?


: Tidak ada apa apa. Terusin sendiri baca qurannya yach.
: Iya. Kakek mau kemana?
: Kakek mau ke Nenek dulu

Kakek pun menghampiri istrinya yang sedang berada di kamar


Kakek
Nenek
Kakek
Nenek

: Nek, ada berita buruk


: Ada apa? Apa beritanya?
: tidak bisa pulang ke Indonesia. Ia sudah meninggal di Mekkah
: Apa? (terkejut) inna lillahi wa inna ilaihi rajiun

Hilman dan Fitri pun menghampiri kakek dan neneknya


Fitri
: Kek, nek ada apa?
Hilman: Iya, koq kakek sama nenek nangis? Emang ada masalah apa?
Kakek : (sambil merangkul kedua cucunya) Nanti kalian akan tahu sendiri
Bebarapa hari kemudian sang ayah pulsng dari Mekkah. Fitri dan Hilman
punb bergegas untuk menemui ayah tercinta. Tapi mereka tidak menemukan
ibunda tercinta
Hilman
Ayah
Fitri
Ayah

: Ayah!!!
: Anakku! (dengan mata berlinangan air mata)
: Yah ibu mana?
: Nak, ibu kalian telah berada di sisi Allah

Hilman
Hilman
Ayah
Hilman

: (sambil menangis) Bu, kenapa ibu tinggalkan Hilman? Tanpa ibu


galau !!
: Yang sabar ya nak, semoga arwah ibu kalian diterima di sisi Allah
dan Fitri : Amin

Tahun tahun berlalu. Sang ayah pun telah memiliki istri baru bernama Siti.
Ia adalah seorang janda yang haus akan harta. Ia mempunyai dua orang
anak. Siti ini tidak pernah menyayangi Hilman dan Fitri sebagaimana ia
menyayangi Novia dan Rikkeu. Bahkan hampir setiap hari Hilman dan Fitri
disiksa tanpa sedikit pun belas kasihan. Di suatu pagi cerah ketika Syifa
telah berangkat kerja, Fitri dimarahi ibu tirinya karena tidak segera
membersihkan kamar ibunya.
Siti
Fitri
Siti
ibu,

: Hey..! cepat bangun tidur terus.


: Iya bu. Ada apa?
: Malah nanya. Cepat bersihin kamar ibu. Sudah itu, kamu cuci baju
Novia, dan
Rikkeu. Cepat!
Fitri : Iiiiya bu
Ketika sedang mencuci baju, Fitri bersedih karena kematian ibunya. Saat
Hilman akan pergi ke dapur, ia mendapati Fitri yaitu adiknya sedang mencuci
sambil menangis. Hilman pun menghampiri Fitri yang sedang bersedih.
Fitri
: Bu, kalau saja ibu masih ada, Fitri gak akan seperti ini
Hilman : Fit, kamu kenapa? Kamu dimarahi ibu?
Fitri
: Kak, dia bukan ibu kita. Dia hanya seorang perempuan yang tidak
tahu diri
Hilman : Iya, kakak juga tahu. Kita harus bersabar. Semoga Allah
membebaskan kita dari
penyiksaan ini.
Fitri
: Amin
Lalu datanglah Novia dan Rikkeu mengampiri mereka berdua.
Rikkeu : Heh!!! Malah ngobrol. Cepat terusin kerjaan kalian
Novia : Ya, bukannya kerja malah santai santai. Hilman, cepat bersihkan
kamar aku. Cepat!!
Hilman : Memangnya kalian itu siapa? Seenaknya nyuruh ini, nyuruh itu
Rikkeu : Ouh..kamu gak mau bersihin kamar kita yach, mamah!!!
Siti
: (datang menghampiri) Ada apa manggil manggil mamah?
Novia : Mah, Hilman gak mau bersihin kamar Novi
Siti
: Cepet bersihin kamar Novi ! kalau nggak mamah hukum nih!
(sambil membawa sapu

Lidi)
Hilman : Aduh aduh. Mah sakit.
Siti
: Ahhgak ada ampun buat kamu
Hilman : Iya mahHilman mau bersihin kamar Novi
Ketika Hilman membersihkan kamar Novi, Fitri menghampirinya untuk
merundingkan tentang kabur dari rumah tersebut
Fitri
Hilman
Fitri
Hilman
kita
Fitri

: Kak
: Ada apa dek?
: Kak, Fitri pikir, lebih baik kita kabur saja dari rumah ini
: Ya, ide bagus. Gue suka ide loe. Ayo kita kemasi barang barang
: Iya baik

Mereka pun mengemasi barang barang mereka. Ketika mereka sudah pergi,
Syifa pun pulang dari tempat kerjanya. Sampai di rumah, Syifa menanyakan
keberadaan Hilman dan Fitri kepada Siti. Saat itu Siti sedang menonton tv
Ayah
Siti
Ayah
anak

: Bu, dimana Hil dan Fit?


: Gak tau, emang gue pikirin? Nggak githu
: Dasar wanita gak tau diuntung ! (menamparnya) bukannya jaga anak
malah santai
Seenaknya. Sudah, kita cerai ! Loe gue end!!!!
Siti : Aw! Oke kalau itu maumu. Aku gak akan pernah lagi menginjakkan
kakiku di rumah
Ini.
Ayah : Kalau begitu, itu kenapa diinjak keramiknya?
Siti : Hhe..kan belum keluar
Ayah : Pergi !!!Get out !!! Irjiii ila ummiki!!
Siti pun pergi meninggalkan rumah tersebut. Syifa pergi mencari anak anak.
Kemana mana ia mencari Hilman dan Fitri. Hari hari berlalu ia belum
menemukan anak anaknya. Pada hari Ke 3 dalam pencarian, ia menemukan
anak anaknya sedang berjalan di dekat pasar. Dengan wajah berlinangan air
mata, ia menghampiri sang buah hati.
Ayah
Hilman
Ayah
Fitri
Ayah
Hilman
Fitri

: Anakku, kemana saja kalian?


: Kami kabur dari rumah karena tidak tahan dengan perlakuan ibu.
: Tenang saja, ibu telah ayah ceraikan
: Hah! Benarkah itu?
: Iya. Ibu telah ayah ceraikan
dan Fitri : Asyik
: Berarti kita tidak akan menderita lagi

Hilman : Setan pergi, malaikat pun datang


Ayah
: Ayo pulang ke rumah
Hilman dan Fitri : Ayo
Mereka pun pulang ke rumah mereka. Akhirnya mereka hidup dengan damai
tanpa ada hambatan yang menerjang
Selesai

Anda mungkin juga menyukai