Anda di halaman 1dari 35

A Trip to the Zoo

Yesterday my family went to the zoo to see the elephant and other animal. When we got to
the zoo, we went to the shop to buy some food to give to the animals. After getting the food
we went to the nocturnal house where we saw birds and reptiles which only come out at
night.

Before lunch we went for a ride on the elephant. It was a thrill to ride it. Dad nearly fell off
when he let go of the rope. During lunch we fed some birds in the park. In the afternoon we
saw the animals being fed.
When we returned home we were tired but happy because we had so much fun.
Perjalanan ke Kebun Binatang

Kemarin keluargaku pergi ke kebun binatang untuk melihat gajah dan hewan lainnya. Ketika
sampai di kebun binatang, kami pergi ke toko untuk membeli makanan yang akan aku
berikan langsung kepada hewan. Setelah mendapatkan makanannya, kami pergi ke rumah
nokturnal dimana kami dapat melihat burung dan reptil yang hanya keluar pada malam hari.

Sebelum makan siang, kami pergi untuk mengendarai gajah. Sungguh mengasyikkan dapat
mengendarainya. Ayah hampir terjatuh saat melepaskan tali pegangan yang diberikan. Saat
makan siang, kami memberi makan beberapa burung di taman. Sore harinya, kami melihat
hewan-hewan itu diberi makan oleh petugas. Ketika kami kembali ke rumah, kami lelah tapi
bahagia karena kami bersenang-senang

Struktur Umum (General Structure) dari Personal Recount Text


Di dalam recount text jenis personal text terdapat struktur umum yang harus kamu benar-
benar pahami. Hal ini bertujuan agar kamu lebih mudah dalam membuat contoh recount
text serta agar text yang kamu buat termasuk ke dalam recount text.

Jangan sampai kamu telah menulis dengan niatan membuat recount text, tetapi setelah
diperiksa oleh guru, ternyata tulisan mu tidak termasuk ke dalam recount text karena tidak
memenuhi kaidah-kaidah apa saja yang menjadi struktur umum. Berikut ini adalah struktur
umum personal recount text.

Orientation
Bagian Orientation menerangkan kapan, bagaimana, mengapa peristiwa itu terjadi. Dalam
teks di atas ada pada bagian awal yaitu “Yesterday my family went to the zoo to see…”
Events
Bagian Events menerangkan mengenai tahapan-tahapan dalam peristiwa. Pada teks di atas
tahapan peristiwa-peristiwa dijelaskan dengan “When we got to the zoo,” “After getting the
food,” “Before lunch,” “During lunch,” dan “When we returned,”
Reorientation
Bagian Reorientation adalah bagian penutup yang menjelaskan rangkuman dari seluruh
peristiwa yang telah terjadi. Bagian ini dalam teks ditunjukkan dengan “we were tired but
happy because we had so much fun.”
“Man Charged with Pushing Old Woman Down Bus”

SINGAPORE – The man who pushed an old woman down a bus along Upper Thomson Road
has been charged in court. Twenty-five-year-old Ong Kok Hao is accused of hurting 76-year-
old Hwang Li Lian Nee Lye on bus service number 167 at about 3pm on June 5 this year.

Ong is said to have used his right hand to push the old woman on her back, causing her to
fall on the steps of the bus. The incident was captured in a two-minute video and uploaded
on YouTube. The video shows Ong suddenly flying into a rage at Madam Hwang for pressing
the bell at the last-minute along Upper Thomson Road.

A shouting match then ensued and during the heated spat, Ong threatened to slap the
woman, before pushing her down the bus. Ong’s lawyer Eddie Koh will be making
representations to the court. The case will next be mentioned in December.
“Seorang Pria Dihukum Karena Mendorong Wanita Tua dari Bis”

SINGAPURA – Pria yang mendorong wanita tua dari bis di sepanjang jakan Upper Thomson
Road telah dihukum di pengadilan. Ong Kok Hao yang berusia 25 tahun dituduh melukai
Hwang Li Lian Nee Lye yang berusia 76 tahun pada bis dengan nomor layanan 167 pada
pukul 3 sore pada tanggal 5 Juni tahun ini.

Ong dikatakan telah menggunakan tangan kanannya untuk mendorong wanita tua itu pada
punggungnya, kemudian menyebabkannya jatuh di tangga bis. Insiden tersebut ditangkap
dalam video berdurasi dua menit dan diupload di YouTube.

Video tersebut menunjukkan bahwa Ong tiba-tiba marah pada Nyonya Hwang karena
menekan bel di detik-detik terakhir saat akan turun di sepanjang Upper Thomson Road.
Sebuah teriakan kemudian terdengar akibat pertengkaran yang memanas,

Ong mengancam akan menampar wanita itu, sebelum mendorongnya ke luar dari bis.
Pengacara Ong Eddie Koh akan membuat pembelaan ke pengadilan. Persidangan
selanjutnya akan dilakukan pada bulan Desember.

Struktur Umum (General Structure) dari Factual Recount Text


Dalam contoh recount text jenis factual recount text juga terdapat struktur umum yang
harus kamu pahami supaya kamu tidak salah membuat dalam recount text.

Orientation
Bagian Orientation menerangkan mengenai kapan, bagaimana, mengapa peristiwa itu
terjadi. Dalam teks di atas ada pada bagian awal yaitu “The man who pushed an old woman
down a bus along Upper Thomson Road has been charged in court.”
Events
Bagian events menjelaskan tentang tahapan-tahapan dalam peristiwa. Pada teks di atas
tahapan peristiwa-peristiwa dijelaskan dengan “Twenty-five-year-old Ong Kok Hao is
accused,” “Ong is said to have used his right hand,” “The incident was captured in,” “The
video shows Ong suddenly,” “A shouting match then ensued,” dan “Ong’s lawyer Eddie Koh
will.”
Reorientation
Bagian Reorientation adalah bagian penutup yang menjelaskan rangkuman dari seluruh
peristiwa yang telah terjadi. Bagian ini dalam teks ditunjukkan dengan “The case will next be
mentioned in December.”
Watching Movie

My sister and I went to see a film last night. It was an American movie called The Lost Flight.
It showed how people can quickly change when they have to look after themselves in the
jungle. It was an interesting film about a plane which crashed on a small empty island in the
Pacific Ocean.

Although the passengers were safe, nobody knew where the plane had crashed. So the
passengers had to learn how to hunt for food in the jungle and how to catch fish from the
sea to eat. After a few weeks, the passengers were eating raw fish and meat.

Baca Juga  Jadwal, Jalur dan Rute KRL Commuterline Jabodetabek Terbaru 2017 Lengkap
dengan Google Maps

After they had been on the island for two months, three of the men made a boat and sailed
away to find help. But their boat sank and they were drowned.

The film ended without saying whether the passengers were rescued or not. But my sister
and I enjoyed the film.
Menonton Film

Adikku dan aku berencana untuk menonton film pada malahm hari. Film yang kami tonton
itu adalah film Amerika dengan judul The Lost Flight. Film ini menceritakan bagaimana
seseorang harus bisa beradaptasi dengan cepat ketika tinggal di hutan. Film ini sangat seru
karena menjelaskan bagaimana sebuh pesawat jatuh di pulau terpencil wilayah Samudera
Pasifik.

Walaupun penumpangnya aman, tidak ada yang tahu dimana pesawat tersebut jatuh. Jadi
para penumpang harus belajar berburu makanan di hutan dan bagaimana cara menangkap
ikan dari laut untuk dimakan. Setelah beberapa minggu, para penumpang pun memakan
ikan dan daging mentah.

Setelah mereka berada di pulau itu selama dua bulan, tiga orang membuat sebuah kapal
dan berlayar mencari bantuan. Tapi kapal mereka tenggelam dan mereka pun ikut
tenggelam. Film ini berakhir tanpa mengatakan apakah penumpangnya berhasil
diselamatkan atau tidak. Tapi adikku dan aku menikmati film ini.
Travelling Around The World

Deri saved his money and spent two months traveling around the world. He
wrote his journey in his diary.

I spent a week in New York and then flew to London and enjoyed several
weeks in Europe. When I had seen the sights in Europe, I took a train to Istanbul
and visited many places in Asia.

First, I flew from his home in Mexico City to New York City. After through
Asia, I went to south America and finally back home to Indonesia. Deri felt
tired but he was very excited and wanted to travel again.
Jalan-jalan Keliling Dunia

Deri menabungkan uangnya dan menghabiskan dua bulan berkeliling dunia. Dia
menulis perjalanannya dalam buku hariannya. Saya menghabiskan satu minggu
di New York dan kemudian terbang ke London dan menikmati beberapa
minggu di Eropa.

Ketika saya melihat pemandangan di Eropa, saya naik kereta api ke Istanbul dan
mengunjungi banyak tempat di Asia. Pertama, saya terbang dari rumahnya di
Mexico City ke New York City. Setelah melalui Asia, saya pergi ke Amerika
selatan dan akhirnya pulang ke Indonesia. Deri merasa lelah tapi dia sangat
senang dan ingin melakukan perjalanan lagi.
Fishing at The River

When I was in Junior High School, my father once took me to go fishing with him at the river
on Sunday morning. The river lies across our oil palm plantation. We had breakfast first at
home and then left early in the morning by motorcycle.

When we arrived in our plantation, my father parked the motorcycle under the hut. He
asked me to collect some dry wood and dry grass or leaves. When I already collected
enough wood and dry leaves, my father set a fire in the center of the fireplace. He said that
the smoke from the fire would scare some dangerous animal like bear and boar to come
closer to the hut and so it would make us safer.

After cleaning some wild grass around the hut, my father gave me a hoe and asked me to
dig some soil to find worms. When I already had enough worm, I brought it to my father and
we went straight to the river. We put the worm on the fishing hook as a bait to catch the
fish.

As a beginner fisher, I cannot apply the worm on the fishing hook well, and it look like it was
about to fall of the hook, but my father said that it was okay. I threw the fishing hook into
the river and wait for the fish to eat the bait, but nothing happened after a while. When I
was about to get bored I saw a big prawn was slowly walking in the water.

I placed the fishing hook slowly into the face of the prawn and move it up and down so the
worm seemed alive. I never expected it to happen but suddenly the prawn move its hand
and grabbed the worm on my fishing hook.
I lift it very slowly and the prawn was still there hanging tight on the worm until I placed it
on the ground and I caught it right away with my hands. My father was so surprise to see it.
Before we went home, we cooked it at the hut and enjoyed it together.
Memancing di Sungai

Ketika saya masih di tingkat SMP, ayah saya pernah sekali mengajak saya pergi memancing
bersamanya di sungai pada hari minggu pagi. Sungai itu terbentang membelah kebun kelapa
sawit milik kami. Kami sarapan dulu di rumah dan kemudian berangkat sangat pagi dengan
menggunakan sepeda motor.

Saat kami sampai di kebun kami, ayah saya memarkir motor itu di bawah pondok. Dia
memintaku untuk mengumpulkan beberapa kayu kering dan rumput atau daun kering.
Ketika saya sudah mengumpulkan kayu dan daun kering yang cukup, ayah saya menyalakan
api ditengah tungku. Dia bilang bahwa asap dari api tersebut akan menakuti beberapa
hewan berbahaya seperti beruang dan babi hutan untuk mendekat ke pondok sehingga hal
itu akan membuat kami lebih aman.

Setelah membersihkan beberapa rumput liar disekitar pondok, ayah saya memberi saya
sebuah cangkul dan meminta saya untuk menggali tanah untuk mencari cacing. Saat saya
sudah memiliki jumlah cacing yang cukup, saya membawanya ke ayah saya dan kami
langsung pergi ke sungai.

Kami memasang cacing di kail sebagai umpan untuk menangkap ikan. Sebagai pemancing
pemula, saya tidak bisa memasang cacing pada kail dengan benar, dan terlihat seakan akan
itu hampir jatuh dari kail, tapi ayah saya bilang itu tidak apa apa. Saya melempar kail
kedalam sungai dan menunggu ikan memakan umpan itu, tapi tidak ada yang terjadi setelah
beberapa saat.

Ketika saya hampir merasa bosan saya melihat seekor udang besar sedang berjalan pelan
pelan di dalam air. Saya menempatkan kail perlahan lahan kedepan wajah udang itu dan
menggerakkan nya keatas dan kebawah sehingga cacing nya terlihat hidup. Saya tidak
pernah menduga itu akan terjadi tapi tiba tiba udang itu menggerakkan tangannya dan
menggenggam cacing yang ada di kail saya.

Saya angkat kail itu secara perlahan dan udang itu masih berada disana bergantungan erat
pada cacing itu hingga saya meletakkannya di atas tanah dan menangkapnya segera dengan
kedua tangan saya. Ayah saya sangat terkejut melihat itu. Sebelum kami pulang ke rumah,
kami memasak udang itu di pondok dan menyantapnya bersama.
My First Time In Yogyakarta

My family and I went to my grandmother’s house in Yogyakarta last month. It was my first
trip to this city. We went there two days after my sister’s gradution ceremony in Semarang.
We arrived at Yogyakarta at night. We spent a week staying in my grandmother’s house
which is 5 minutes away by foot to Malioboro street.

In the first morning, we were still too tired after a long trip from Semarang to Yogyakarta. So
we decided to stay at home to recharge our energy. I walk around the neighborhood with
my sister just to experience how it is like to be in Yogyakarta. There were too many house, I
think, which made the space between a house and the other was so small, even the road
was also small that only bicycle and motorcycle can go through.

On the second day, all of us went to Malioboro street. We saw so many merchant with
various of product which they claim to be a traditional product of Yogyakarta. I bought some
wooden figurine and T-shirt with the word “Yogyakarta” printed on it, while my sister
bought some leather handbag. My mom and dad were busy choosing some merchandise to
be brought home when we go back.

On the third day, we went to Taman Sari and Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat to see
some historical building in Yogyakarta. We took a lot of picture there. We also took some
picture of the building so we can check it again at home. We found some place providing
Yogya traditional food around the building and we jumped in right away.

We spent the rest of our week in Yogyakarta by visiting some Shopping Malls such as Jogja
City Mall, Malioboro Mall, Hartono Mall and Ambarrukmo Plaza. We realized that
Yogyakarta turned out to be very warm during the day, that was the reason why we decided
to spend more time in air conditioned building like this.
Kali Pertama Saya Ke Yogyakarta

Keluarga saya dan saya pergi ke rumah nenek saya di Yogyakarta bulan lalu. Itu merupakan
perjalanan pertama saya ke kota ini. Kami pergi kesana dua hari setelah upacara wisuda
kakak saya di Semarang. Kami sampai di Yogyakarta pada malam hari. Kami menghabiskan
satu minggu tinggal di rumah nenek saya yang berjarak 5 menit jalan kaki dari jalan
Malioboro.

Pada pagi hari pertama, kami masih terlalu lelah setelah perjalanan panjang dari Semarang
ke Yogyakarta. Jadi kami memutuskan untuk tetap di rumah untuk mengisi tenaga kami.
Saya berjalan jalan di lingkungan rumah bersama kakak saya untuk merasakan bagaimana
rasanya berada di Yogyakarta. Terdapat terlalu banyak rumah, menurut saya, yang
membuat jarak antara satu rumah dengan rumah lainnya begitu sempit, bahkan jalanan nya
juga kecil hingga hanya sepeda dan sepeda motor yang bisa lewat.

Pada hari kedua, kami semua pergi ke jalan Malioboro. Kami melihat ada begitu banyak
pedagang dengan berbagai macam produk yang mereka akui sebagai produk tradisional dari
Yogyakarta. Saya membeli beberapa patung kayu dan kaos oblong dengan tulisan
“Yogyakarta” tercetak di atasnya, sementara itu kakak saya membeli beberapa tas tangan
kulit. Ibu dan Ayah saya sibuk memilih beberapa barang dagangan untuk dibawa kerumah
saat kami pulang.

Pada hari ketiga, kami pergi ke Taman Sari dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat untuk
melihat beberapa bangunan bersejarah di Yogyakarta. Kami mengambil banyak poto di
sana. Kami juga mengambil beberapa poto dari bangunan itu supaya kami bisa melihatnya
lagi di rumah. Kami menemukan beberapa tembat yang menyediakan makanan khas Yogya
disekitar bangunan itu dan kami langsung saja masuk kesana.

Kami menghabiskan sisa minggu kami di Yogyakarta dengan mengunjungi beberapa pusat
perbelanjaan seperti Jogja City Mall, Malioboro Mall, Hartono Mall dan Ambarrukmo Plaza.
Kami menyadari bahwa ternyata Yogyakarta sangat panas pada siang hari, inilah alasannya
mengapa kami memutuskan untuk menghabiskan lebih banyak waktu di dalam bangunan
ber AC seperti ini.
Lazy Day

Last weekend I spent all day laying on my bed. It was just like the Lazy Song by Bruno Mars,
“today I don’t feel like doing anything” hehe. But sometimes doing nothing was just
something that we needed the most, especially after a long and super exhausted week at
the office.

It was Sunday and I woke up at 9 a.m in the morning. I looked around me and I saw a new
comic book that I just bought yesterday laying next to my Macbook. I try to dragged it closer
to me by using my foot, and then I pick it with my hand.

I unwrapped the comic and start reading it. When I just reached the middle of the story, I
felt thirsty so I got up of my super comfortable bed and walk out the room. I walked down
the stairs right to the kitchen.

I opened the fridge and I found a bottle full of chill orange juice. I opened the bottle and
pour the orange juice into a glass. When I checked my fridge, I saw that I still have a leftover
Pizza from yesterday, so I decided to reheat it in my microwave. So I sat in the kitchen for a
while waiting the Pizza to be ready.

When the timer of the microwave is off, I pick the Pizza up and put it on my plate. I took my
orange juice and my Pizza and brought them back into my lair. I enjoy the Pizza and the
orange juice and continue reading my comic book.

After that I decided to watch my favorite K-drama on my Macbook, so I set my portable


laptop desk on my bed. This way, I can watch my favorite show without having to leave my
super cozy bed.
Hari Malas

Akhir pekan yang lalu saya menghabiskan sepanjang hari berbaring di kasur saya. Itu seperti
lagu Lazy Song dari Bruno Mars, “today I don’t feel like doing anything” hehe. Tapi
terkadang tidak melakukan apapun adalah sesuatu yang paling kita butuhkan, khususnya
setelah minggu yang panjang dan sangat melelahkan di kantor.

Itu adalah hari Minggu dan saya bangun jam 9 di pagi hari. Saya melihat kesekitar saya dan
saya melihat sebuah buku komik baru yang baru saja saya beli kemarin tergeletak di sebelah
Macbook saya. Saya mencoba menyeret nya kedekat saya dengan menggunakan kaki saya,
dan kemudian mengambilnya dengan tangan saya.

Saya buka komik itu dan mulai membaca nya. Ketika saya baru sampai ditengah cerita, saya
merasa haus jadi saya bangun dari tempat tidur saya yang sangat nyaman itu dan berjalan
keluar dari kamar. Saya berjalan menuruni tangga langsung menuju ke dapur.

Saya membuka kulkas dan menemukan sebotol penuh jus jeruk dingin. Saya buka botol itu
dan menuangkan jus kedalam gelas. Saat saya memeriksa lagi kulkas saya, saya melihat
bahwa saya masih mempunyai sisa Pizza dari kemarin, jadi saya memutuskan untuk
menghangatkan ulang Pizza itu di microwave.

Akhirnya saya duduk di dapur sebentar sambil menunggu Pizza nya siap. Saat timer
microwave itu sudah mati, saya angkat Pizza itu dan meletakkannya di atas piring saya. Saya
ambil jus jeruk dan Pizza itu dan membawanya kembali ke kamar.

Saya makan Pizza dan jus jeruk itu dan melanjutkan membaca komik. Setelah itu saya
memutuskan untuk menonton K-drama kesukaan saya di Macbook saya, jadi saya
memasang meja laptop portable di atas kasur. Dengan begini, saya bisa menonton acara
kesukaan saya tanpa harus meninggalkan tempat tidur saya yang sangat nyaman ini.
Bro Time

After a year working in Australia, I finally managed to come back to my hometown last
month. It is in Cimahi, a city located in the west side of Bandung. I spent a week staying
here. During this time at home, I learned that my best friend, Denny, had become a
successful medic in the government’s hospital in my hometown. So I called him and we
decided to have a “Bro Time” at the weekend.

Denny picked me up at 4 p.m, and he brought me straight to a new waterpark in town which
he claimed to be the biggest waterpark in Cimahi. We parked our car in the parking area and
walked straight to the entrance gate.
There is a ticket counter at the gate and we have to pay Rp.80.000 to get into the
waterpark. Denny paid for our ticket, he said it was a treat for me of his first salary as a
medic in the hospital. I thanked him.

We handed over the ticket to the gate keeper and he allowed us to enter. After that went to
a counter where we took the key for our locker. In this counter, we need to give them
something as the assurance if we want to use the locker, so we gave them our car’s key.
They said that we will get the car’s key back when we return the locker key.

After that we went to the locker room, where we changed our clothes and get ready to
swim. Before we enter the pool, we decided to rent a dual swimming float, the price was
Rp.20.000 and I decided to pay it. We brought it to the pool and sat on it.

After that we also swim and took some picture together. After playing in the water for about
an hour, we were so hungry and we decided to go to the foodcourt. We order two plates of
fried noodle and two cup of ice tea. I paid the food as a treat for Denny. After finishing our
food and drinks, we went to the locker room to change our clothes and went back home at
6 p.m.
Bro Time

Setelah satahun bekerja di Australia, saya akhirnya sempat pulang ke kampung halaman
saya bulan kemarin. Kampung saya ada di Cimahi, sebuah kota yang terletak di sebelah
barat kota Bandung. Saya menghabiskan waktu satu minggu di sini.

Selama saya di rumah ini, saya baru tau bahwa teman baik saya, Denny, telah menjadi
seorang tenaga medis yang sukses di rumah sakit pemerintah di kampung saya. Jadi saya
menelpon nya dan kami memutuskan untuk mengadakan “Bro Time” di akhir pekan.

Denny menjemput saya jam 4 sore, dan dia langsung membawa saya ke sebuah waterpark
baru di kota ini yang dia yakini sebagai waterpark terbesar di Cimahi. Kami memarkirkan
mobil kami di tempat parkir dan kemudian berjalan kearah gerbang masuk.

Terdepat sebuah loket tiket di gerbang masuk dan kami harus membayar Rp.80.000 untuk
masuk ke waterpark itu. Denny membayar tiket kami, dia bilang bahwa itu adalah traktiran
untuk saya dari gaji pertamanya sebagai petugas medis di rumah sakit. Saya berterimakasih
kepadanya.

Kami menyerahkan tiket itu ke penjaga gerbang dan dia mempersilahkan kami untuk masuk.
Setelah itu kami pergi ke loket dimana kami mengambil kunci loker kami. Di loket ini kami
harus memberi mereka sesuatu sebagai jaminan jika kami ingin menggunakan loker itu, jadi
kami memberikan kepada mereka kunci mobil kami.

Mereka bilang bahwa kami akan mendapatkan kunci mobil kami kembali saat kami
mengembalikan kunci loker. Setelah itu kami pergi ke ruang loker, dimana kami berganti
pakaian dan bersiap untuk berenang. Sebelum kami memasuki kolam, kami memutuskan
untuk menyewa sebuah pelampung yang bisa digunakan oleh dua orang, harganya
Rp.20.000 dan saya memutuskan untuk membayar itu.

Kami membawa pelampung itu ke kolam dan duduk di atasnya. Setelah itu kami juga
berenang dan mengambil beberapa gambar bersama. Setelah main di air selama sekitar
satu jam, kami merasa sangat lapar dan kami memutuskan untuk pergi ke kantin.

Kami memesan dua piring mie goreng dan dua gelas es teh. Saya membayar makanan itu
sebagai traktiran untuk Denny. Setelah menyelesaikan makanan dan minuman kami, kami
pergi ke ruang loker untuk berganti pakaian dan pulang kerumah pada jam 6 sore.
My Busy Holiday

On February 8th, 2016, I thought this would be a great holiday for me because that was
Chinese New Year holiday. I didn’t celebrate the Chinese New Year as I’m not Chinese but I
guessed that it was a good time for me to get full refreshing. I was so tired to studying.
However, the unpredictable fact broke everything up.

First like an ordinary daughter, I had to get up early morning to help my mother, of course
after I prayed. Then I did the dishes, cleaned up my room, and did my bed. I was really in
danger if my mom knew that my room was messy. So, I made it as soon as possible.

After finishing everything, my aunts called me in the afternoon. I did not meet them for a
long time so we kept for hours to talk about some up to date gossips. Not long after that,
my neighbor who is also my schoolmate visited me.

She asked my help to finish her homework. At last, the time was running and the homework
was successfully finished. An unpredictable moment happened after that. To my surprised, I
just remembered that I had a lot of homework too.

I got confused and regretful why I did not check it. As the consequence, I did my homework
until late night and it was hardly finished. Since then, I always check my home work before
having a holiday.

I did not feel this was holiday instead of I had to work hard and got a long ship with my
homework.
Liburan Saya yang Sibuk

Tanggal 8 Februari, 2016, saya pikir hari itu akan menjadi hari libur yang sangat
menyenangkan bagi saya karena itu adalah hari libur tahun baru China (Imlek).

Saya tidak merayakan Tahun Baru Imlek karena saya bukan orang Cina tapi saya berfikir
bahwa itu adalah waktu yang tepat bagi saya untuk mendapatkan refreshing sepanjang hari.
Aku sangat lelah untuk belajar. Namun, fakta yang tak terduga menghancurkan semuanya.

Pertama seperti layaknya seorang anak perempuan, saya harus bangun pagi untuk
membantu ibu, tentu saja setelah saya sholat. Lalu saya mencuci piring, membersihkan
kamar saya, dan merapikan tempat tidur. Aku benar-benar berada dalam bahaya jika ibu
saya tahu bahwa kamar saya berantakan. Jadi, saya mengerjakannya sesegera mungkin.

Setelah menyelesaikan segalanya, bibi saya memanggil saya di sore hari. Saya sudah lama
tidak bertemu dengan mereka sehingga obrolan kita berlangsung berjam-jam
membicarakan tentang beberapa gosip terkini. Tidak lama setelah itu, tetangga saya yang
juga teman sekolah saya mengunjungi saya. Dia meminta bantuan saya untuk
menyelesaikan PR-nya.

Akhirnya, waktupun berlalu dan pekerjaan rumah berhasil kami selesaikan. Saat yang tak
terduga terjadi setelah itu. Saya sangat terkejut ketika saya baru saja ingat bahwa saya
punya banyak pekerjaan rumah juga.

Saya bingung dan menyesal mengapa saya tidak memeriksanya. Sebagai konsekuensinya,
saya mengerjakan pekerjaan rumah saya sampai larut malam dan itu hampir tidak selesai.
Sejak saat itu, saya selalu memeriksa pekerjaan rumah saya sebelum memiliki liburan.

Saya tidak merasa hari itu adalah liburan, karena saya justru harus bekerja keras untuk
menyelesaikan pekerjaan saya.
Traveling Abroad

My first overseas trip was when I went to Thailand with my father. At that moment I was
still in Junior High School level and it was a school day off. My father took this trip because
he needed a data for his research about the legendary bird “Garuda”, which turned out to
be a legend too in Thailand. We spent only 1 day in Thailand, but I already experience a lot
of new things.

When we first landed at the Suvarnabhumi Airport in Bangkok, we got a taxi and asked the
driver to take us to the nearest hotel. He drove us to Windsor Suites Hotel located on
Sukhumvit Road. We went straight to the receptionist and booked a room for tonight and
tomorrow. The receptionist gave us a card that we can use as a key to unlock our room. We
went to our room and took a quick shower, change our clothes and then went down to the
lobby again.

From the lobby, we went out to the street. My father order a ride to a local driver. It looked
like a becak motor but a lot bigger and the people called it “tuk-tuk”. My father asked the
driver to take us to Chatuchak Market and find us a restaurant that served Halal food for
Moslem.

Then we arrived at a small restaurant which turned out to be owned by Indonesian. The
owner was very nice, he gave us a free meal when we were about to left his restaurant. He
said that it was for our breakfast, just in case we couldn’t find any Halal food at the hotel.

My father thanked him and ask to exchange their phone number. Before we went back to
the hotel, my father took me around the Chatuchak Market. I saw so many toys that I have
never seen before in Indonesia. My father bought me one of those toys, it was rubber
chicken. It was so funny, because when we squeeze it, it will make sound just like rooster.
After that we went back to the hotel and go to bed.

In the morning, we enjoy free breakfast at the hotel. We had a lot of Halal food to choose. I
took a couple glass of free milk for myself. After that my father order an Uber and ask the
driver to take us to three archaeological sites in Thailand which were Ayutthaya Historical
Park, Ban Non Wat village, and the temple of Prasat Ta Muen Thom.

When we arrived on each destination, my father started collecting the data. While my father
was working, I walked around the historical site and took a lot of picture of myself. We
finished the job at 5 p.m, and we still have enough time to head back to the hotel, took a
quick shower and drove right away to the airport. We went back to Indonesia that night at 9
p.m. My father and I were exhausted but I was so happy.
Jalan Jalan Ke Luar Negeri

Perjalanan ke luar negeri pertamaku adalah ketika aku pergi ke Thailand bersama ayahku.
Pada saat itu aku masih di tingkat sekolah menengah dan itu adalah hari libur sekolah.
Ayahku melakukan perjalanan ini karena dia membutuhkan data untuk penelitiannya
tentang burung legenda “Garuda”, yang ternyata juga merupakan sebuah legenda di
Thailand. Kami hanya menghabiskan satu hari di Thailand, tapi aku sudah mengalami banyak
hal baru.

Ketika kami pertama kali mendarat di bandara Suvarnabhumi di Bangkok, kami mencari
taksi dan meminta supir nya untuk mengantar kami ke hotel yang terdekat. Dia mengantar
kami ke Windsor Suites Hotel yang terletak di Sukhumvit Road. Kami langsung menuju ke
resepsionis dan memesan satu kamar untuk malam ini dan besok.
Resepsionis itu memberikan kami sebuah kartu yang bisa kami gunakan sebagai kunci untuk
membuka kamar kami.

Kami pergi ke kamar kami dan mandi kilat, mengganti pakaian kami dan kemudian turun lagi
ke lobi.
Dari lobi, kami berjalan keluar ke arah jalanan. Ayahku memesan kendaraan pada
pengemudi lokal. Kendaraan itu terlihat seperti becak motor tapi jauh lebih besar dan orang
orang menyebutnya “Tuk-Tuk”.

Ayahku meminta pengemudi itu untuk mengantar kami ke pasar Chatuchak dan mencarikan
kami sebuah restoran yang menyajikan makanan halal untuk orang Islam. Kemudian kami
sampai di sebuah restoran kecil yang ternyata dimiliki oleh orang Indonesia. Pemiliknya
sangat baik, dia memberikan kami makanan gratis saat kami akan meninggalkan
restorannya.

Dia bilang bahwa itu untuk sarapan kami seandainya saja kami tidak bisa menemukan
makanan Halal di Hotel. Ayah saya berterimakasih kepadanya dan mengajak nya untuk
bertukar nomer telepon. Sebelum kami kembali ke hotel, ayahku mengajak aku berkeliling
pasar Chatuchak.

Aku melihat begitu banyak mainan yang belum pernah lihat sebelumnya di Indonesia.
Ayahku membelikan aku salah satu dari mainan mainan itu, itu adalah ayam karet. Itu
sangatlah lucu, karena ketika kita meremasnya, itu akan menghasilkan suara seperti suara
ayam jantan. Setelah itu kami kembali ke hotel dan tidur.

Pada pagi harinya, kami menikmati sarapan gratis di hotel itu. Kami punya banyak pilihan
makanan Halal. Aku mengambil beberapa gelas susu gratis untuk diriku sendiri. Setelah itu
ayahku memesan Uber dan meminta sopirnya untuk mengantar kami ke tiga situs arkeologi
di Thailand yaitu Ayutthaya Historical Park, desa Ban Non Wat, dan the temple of Prasat Ta
Muen Thom.
Ketika kami sampai di masing masing tujuan, ayahku mulai mengumpulkan data. Disaat
ayahku sedang bekerja, aku berjalan mengelilingi situs bersejarah itu dan mengambil banyak
poto diriku sendiri.

Kami menyelesaikan pekerjaan itu pada jam 5 sore, dan kami masih memiliki cukup waktu
untuk kembali ke hotel, mandi kilat dan berangkat menuju bandara. Kami kembali ke
Indonesia malam itu pada jam 9 malam. Ayahku dan aku sangat kelelahan tapi aku sangat
gembira.
Vacation to Mutun Beach

One day, my sister named Putri said to me that she really wanted to go to the beach. So I
promised her that the next week we would go to Mutun beach in Lampung.

The next week, we prepared everything needed in the morning. We brought some foods
and beverages, such as chocolate wafers, potato chips, water and orange juice. Before going
to the beach, I ask our brother, Bayu, to join us.
He agreed to join and we went there together with our parents. We went there by car. It
took 3 hours to arrive there. Then, we bought tickets in the entrance gate. Before
swimming, we changed our clothes first. We swam there for more than one hour.

We felt so tired that we decided to eat the foods that we had brought. Next, three of us
created a very big sand castle, while my parents were enjoying the beautiful scenery there.
After that, we decided to go home because it was getting dark.

On the way home, we still felt hungry. So we stopped at a restaurant to have dinner. I
ordered sruit, Lampungnese traditional food, while my brother, my sister, and my parents
ordered fried rice. After finished eating, we paid our bills. Then, we went home. We arrived
at home at 9 o’clock. We were tired but we were absolutely happy.
Liburan Ke Pantai Mutun

Suatu hari, saudara kandung perempuan saya yang bernama Putri mengatakan kepada saya
bahwa dia benar-benar ingin pergi ke pantai. Oleh karenanya, saya berjanji bahwa minggu
depan setelahnya kita akan pergi ke Pantai Mutun di Lampung.

Minggu berikutnya, kami mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan pada pagi hari.
Kami membawa beberapa makanan dan minuman, seperti wafer cokelat, keripik kentang,
air dan jus jeruk. Sebelum pergi ke pantai, saya minta saudara laki-laki kami, Bayu, untuk
bergabung dengan kami.

Dia setuju untuk bergabung dan kami pergi ke sana bersama-sama dengan orang tua kami.
Kami pergi ke sana naik mobil. Butuh waktu 3 jam untuk tiba di sana. Kemudian, kami
membeli tiket di gerbang masuk. Sebelum berenang, kami berganti pakaian terlebih dulu.
Kami berenang di sana selama lebih dari satu jam.

Kami merasa begitu lelah sehingga kami memutuskan untuk makan makanan yang kami
bawa. Selanjutnya, kami bertiga membuat istana pasir yang sangat besar, sementara orang
tua saya sedang menikmati pemandangan indah di sana. Setelah itu, kami memutuskan
untuk pulang karena hari mulai gelap.

Dalam perjalanan pulang, kami masih merasa lapar. Jadi kami berhenti di sebuah restoran
untuk makan malam. Saya memesan sruit, makanan tradisional masyarakat Lampung,
sementara Bayu, Putri, dan orang tua saya memerintahkan nasi goreng.

Setelah selesai makan, kami membayar tagihan kami. Kemudian, kami pulang. Kami tiba di
rumah pada pukul 9 malam. Kami lelah tapi kami benar-benar senang.
A Trip to Tanjung Setia Beach

Last year, at the end of the year, my wife and I decided to spend our holiday at Tanjung
Setia beach, which located around 234 kilometers from Bandarlampung.

When we arrived at the beach, we were surprised to see the beautiful view of the beach.
After having a quick dip in the ocean, which was really cold and windy, we realized that
there were not many people there.

We thought that it happened because it was too windy there during that time but we finally
realized that it was Christmas holiday so almost all of tourists who are used to spending
time there went back to their country.

After spending few times swimming in the beach, we bought some hot chips at the
takeaway store nearby, and we rode our bikes down the beach for a while, on the hard,
damp part of the sand. The next day we visited Labuan Jukung beach. There, we were
amazed to see the high wave owned by this beach. Because it was so high that no body was
brave enough to surf on it that time.

The third day there, we decided to go home when we finally made it back home, we were
both totally exhausted because of the trip but we were so happy to travel such an amazing
beach Lampung province has.

Analisa :
Orientation : Paragraf pertama, (Last year, at the end of the year, my wife and I …)
Events : Paragraf kedua dan ketiga.
Reorientation : Paragraf keempat (terakhir)
Perjalanan Liburan ke Pantai Tanjung Setia

Tahun lalu, pada akhir tahun, saya dan istri saya memutuskan untuk menghabiskan liburan
kami di pantai Tanjung Setia, yang terletak sekitar 234 kilometer dari Bandarlampung.

Ketika kami tiba di pantai, kami terkejut melihat pemandangan indah pantai tersebut.
Setelah menceburkan diri sejenak di pantai, yang benar-benar dingin dan berangin pada
waktu itu, kami menyadari bahwa tidak ada banyak orang di sana.

Kami berpikir bahwa itu terjadi karena angina terlalu besar pada waktu itu tapi kami
akhirnya menyadari bahwa hari itu adalah hari libur Natal sehingga hampir semua
wisatawan yang terbiasa untuk menghabiskan waktu di sana kembali ke negara mereka.

Setelah menghabiskan beberapa waktu berenang di pantai, kami kemudian membeli


beberapa keripik hangat(yang baru saja digoreng) di toko di dekat pantai itu, dan kami
kemudian bersepeda di pantai untuk beberapa saat, di pasir yang basah itu.

Keesokan harinya kami mengunjungi pantai Labuan Jukung. Di sana, kami terkagum-kagum
melihat ombak tinggi yang dimiliki oleh pantai ini. Karena begitu tingginya sehingga tidak
ada yang cukup berani untuk berselancar di atasnya saat itu.

Pada hari ketiga ada, kami memutuskan untuk pulang ketika kami akhirnya sampai kembali
ke rumah, kami berdua benar-benar lelah karena perjalanan itu tapi kami sangat senang
melakukan liburan di pantai yang menakjubkan yang dimiliki provinsi Lampung tersebut.
Visiting Way Kambas

Yesterday I and my family went to Way Kambas national park to see the elephants and
rhinos conserved there. Way Kambas National Park is a national park which is used as
elephant and rhino sanctuary located in Labuhan Ratu District, East Lampung, Lampung,
Indonesia
.
When we got to there, we saw some elephant performances such as playing football, sitting,
greeting the visitors, and other entertaining performances. Unfortunately, we could not see
the Sumatran rhinoceros because visitors must have a special permit in advance to see
them. Visitors or ordinary tourists cannot see the Sumatran rhino’s natural breeding. In the
afternoon we saw some animals which were being fed.

When we returned home we were tired but we were happy because we had so much fun in
Way Kambas.
Mengunjungi Way Kambas

Kemarin saya dan keluarga pergi ke taman nasional Way Kambas untuk melihat gajah dan
badak yang dilestarikan di sana. Taman Nasional Way Kambas adalah taman nasional yang
digunakan sebagai tempat perlindungan gajah dan badak yang terletak di Labuhan Ratu
Kabupaten Lampung Timur, Lampung, Indonesia
.
Ketika kami sampai di sana, kami melihat beberapa pertunjukan gajah seperti gajah bermain
sepak bola, gajah duduk, gajah menyapa pengunjung, dan pertunjukan menghibur lainnya.
Sayangnya, kita tidak bisa melihat badak sumatera karena pengunjung harus memiliki izin
khusus terlebih dahulu untuk melihat mereka. Pengunjung atau wisatawan biasa tidak bisa
melihat penangkaran alami badak Sumatera ini. Di sore hari kami melihat beberapa hewan
yang diberi makan.

Ketika kami kembali ke rumah kami merasa lelah tapi kami senang karena kami mendapat
banyak kebahagiaa ketika kami di Way Kambas.
Holiday in Lembah Pelangi Waterfall

Last holiday, I and my beloved wife, visited Lembah Pelangi Waterfall in Ngarip District,
Tanggamus Regency, Lampung Province, Indonesia. It was the first time for me to visit such
a wonderful waterfall.

To reach the waterfall location, we should go on foot after having around three hours trip
riding a motorcycle from Bandarlampung, the capital city of Lampung. When we arrived
there, I was amazed by the beautiful scenery of the waterfall.

The air was so fresh at that time and I could not bear to jump into the water immediately. It
is quite windy there and all I could see only green, green, and green. Hearing the sound of
falling water while we were swimming made me feel peaceful and relaxing.

Finally, the day was getting dark and it was time for us to go home. It was such an
unforgettable experience for me. I really enjoyed it.
Liburan di Air Terjun Lembah Pelangi

Pada hari libur yang lalu, saya dan istri saya tercinta, mengunjungi Air Terjun Lembah
Pelangi di Kecamatan Ngarip, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Indonesia. Ini
adalah pertama kalinya bagi saya mengunjungi air terjun yang indah seperti itu.

Untuk mencapai lokasi air terjun, kami harus berjalan kaki setelah sekitar tiga jam
perjalanan mengendarai sepeda motor dari Bandarlampung, ibukota Lampung. Ketika kami
tiba di sana, saya kagum dengan pemandangan indah air terjun tersebut.

Udaranya begitu segar pada waktu itu dan saya tidak tahan untuk segera melompat ke
dalam ai. Suasananya sangat berangin di sana dan semua yang saya bisa lihat hanyalah hijau
, hijau , dan hijau. Mendengar suara air jatuh sembari berenang membuat saya merasa
damai dan santai.

Akhirnya, hari semakin gelap dan sudah waktunya bagi kami untuk pulang. Itu adalah
pengalaman yang tak terlupakan bagi saya . Saya sangat menikmatinya.
A Trip to Borobudur Temple

Three years ago, I and my classmates visited Borobudur Temple. We went to Borobudur
temple by bus. We left our school at nine o’clock. It took us 24 hours to arrive there. I
arrived there nine o’clock the next day. Along the road, we saw many vehicles, unique
houses, prominent buildings, and some other tourists.

After we arrived at the Borobudur temple, one of my teachers went to buy tickets. After we
waited him for a moment we entered into Borobudur temple area. Then we went up to the
top of the temple. Borobudur temple was built at Budur Village, Magelang, Jawa Tengah by
Syailendra Dynasty.

Borobudur Temple is the biggest temple in the world. It has 504 statues and 1.400 reliefs.
From the top of the temple we can see such beautiful scenery. I and my friends went around
the temple together. Finally, after having some visits, we should go to the hotel to stay and
continue our study tour the next day.

We felt tired that day but we felt so happy to visit Borobudur temple which is well-known as
one of the greatest legacies Indonesia has ever had. I hope the temple can be loved by all of
the visitors and the government.
Perjalanan ke Candi Borobudur

Tiga tahun yang lalu, saya dan teman-teman sekelas saya mengunjungi Candi Borobudur.
Kami pergi ke Candi Borobudur naik bus. Kami meninggalkan sekolah kami pada pukul
sembilan. Kami butuh 24 jam untuk tiba di sana.
Saya tiba di sana pukul Sembilan pada hari berikutnya. Sepanjang jalan, kami melihat banyak
kendaraan, rumah unik, bangunan-bangunan penting, dan beberapa wisatawan lain.

Setelah kami tiba di Candi Borobudur, salah satu guru saya pergi untuk membeli tiket.
Setelah kami menunggu dia sejenak kami masuk ke kawasan candi Borobudur. Kemudian
kami naik ke puncak candi. Candi Borobudur dibangun di desa Budur, Magelang, Jawa
Tengah oleh Dinasti Syailendra.

Candi Borobudur adalah candi terbesar di dunia. Candi ini memiliki 504 patung dan 1.400
relief. Dari puncak candi kita bisa melihat pemandangan yang indah. Saya dan teman-teman
berkeliling candi bersama. Akhirnya, setelah mengunjungi beberapa tempat, kita harus pergi
ke hotel untuk menginap dan melanjutkan study tour kami hari berikutnya.

Kami merasa lelah hari itu tapi kami merasa sangat senang untuk mengunjungi Candi
Borobudur yang terkenal sebagai salah satu warisan terbesar yang pernah dimiliki
Indonesia. Saya berharap candi dapat dicintai oleh semua pengunjung dan juga pemerintah.
Visit Jatim Park 2

Orientation
What I love most in school is holiday time.
I spent my last holiday time visiting my uncle’s home at Malang. I stayed there for 5 days
and during that day I visited some tourism places. The most favourite place for me when I
was at Malang was Jatim Park II. I loved it because I am an animal lover.
Event
The place is located at Jl. Oro-Oro Ombo no 9, Batu, East Java. It took 20 minutes from my
uncle’s home by riding motor cycle.
The ticket to enjoy the whole part of the park which are animal museum, secret zoo and eco
green park is only 90.000 rupiahs. That’s not too expensive for the pleasure I got.

At first I entered the eco green park because this area is closed at 4 p.m. the next was
animal museum which has a huge dinosaur’s replica and the last was secret zoo, the most
pleasurable place for me. Unfortunately, the time was over before I could see the whole
part of secret zoo.

Therefore, the next day I went there again for one area only, that was the secret zoo. I could
enjoy any kinds of animals around the world which I never seen some of them before.

Reorientation
It was a very nice school holiday that I spent at Malang and Batu city
Mengunjungi Jatim Park 2

Orientasi (Pembuka)
Yang paling aku sukai pada sekolah adalah saat liburan. Aku menghabiskan liburanku musim
lalu untuk mengunjungi rumah pamanku yang berada di kota Malang. Aku tinggal di sana
selama 5 hari dan dalam waktu itu aku mengunjungi berbagai jenis tempat wisata.
Tempat yang paling aku sukai ketika aku berada di Malang adalah the Jatim Park 2. Aku
menyukainya karena aku pecinta binatang.

Event (Isi)
Tempat itu berada di Jl. Oro-Oro Ombo no 9, Batu, Jawa Timur. Untuk pergi ke sana dengan
naik motor dari rumah pamanku membutuhkan waktu sekitar 20 menit. Tiket masuk untuk
menikmati semua wahana taman wisata itu, yakni museum binatang, secreet zoo dan eco
green park hanya Rp 90.000. Tidak terlalu mahal untuk kesenangan yang aku dapatkan di
sana.
Area wisata pertama yang kukunjungi adalah eco green park karena wahan ini tutup jam 4
sore, selanjutnya adalah musium binatang yang memiliki replika dinosaurus raksasa, dan
terakhir adalah secreet zoo yang menjadi tempat paling menyenangkan bagiku. Sayangnya,
waktu telah habis sebelum aku sempat menikmati semua area di secreet zoo.

Oleh karena itu keesokan harinya aku berkunjung sekali lagi ke sana khusus untuk
menjelajahi secreet zoo saja. Aku bisa menikmati segala jenis binatang dari seluruh dunia
yang belum pernah aku lihat sebelumnya.

Reorientasi (Kesimpulan)
Liburan tersebut merupakan liburan sekolah yang menyenangkan yang kualami di kota
Malang dan Batu.
Climb Mount Merapi

Orientation
Two days ago I went to the Merapi Mountain. It was the first time I climbed the mountain. I
did it with some of my friends. We start climbing at 8 p.m. It was so dark and we only used
flashlight to get the way. I felt no worry because all of my friends were professional climber.
I just followed their instruction.
Event
We climbed slowly and enjoy the night there. After 7 hours walking in the dark, we could
reach the top of the mountain. It was at 3 a.m. early in the morning. We were not alone.
There were a lot of people who reached that top before us.
We waited the sun rises by cooking some food and making some hot drink to get back our
energy. We sang some songs together, shared stories and got acquainted with people there.

After seeing the sun raised, we had to go back home. Getting down the mountain was not as
hard as the climbing process because we only spent a few energy and time even we had to
be more careful to do this process.
However, it was great experience i had ever done so far.

Reorientation
After all, that was my great experience I had ever have.
Mendaki Gunung Merapi

Orientasi (Pembuka)
Dua hari yang lalu aku pergi ke gunung Merapi. Itu merupakan pertamakalinya aku akan
melakukan pendakian gunung. Aku melakukannya bersama dengan teman-temanku.
Kami mulai melakukan pendakian pada pukul 8 malam. Situasi sangat gelap gulita dan kami
hanya menggunakan lampu senter untuk mencari jalur pendakian.

Aku tidak merasa khawatir karena teman-temanku merupakan para pendaki profesional.
Aku hanya tinggal mengikuti instruksi mereka saja.

Event (Isi)
Kami mendaki perlahan-lahan dan menikmati waktu kami di sana. Setelah 7 jam perjalanan
naik, akhirnya kami sampai di puncak gunung. Jam menunjukkan pukul 3 pagi.
Ternyata kami tidak sendirian. Banyak orang yang ternyata sudah sampai di puncak gunung
sebelum kami datang.
Kami menunggu matahari terbut sambil memasak makanan dan membuat minuman hangat
untuk mengembalikan tenaga kami. Kami juga bernyanyi bersama, bertukar cerita serta
berkenalan dengan orang-orang baru di sana.

Setelah menikmati matahari terbit, kami harus segera pulang. Turun gunung tidak secapek
pendakian, kami hanya butuh sedikit tenaga dan waktu namun kami harus melakukannya
dengan hati-hati. Bagaimanapun juga, pengalaman tersebut merupakan pengalaman
mengesankan yang pernah aku alami sejauh ini.

Reorientasi (Kesimpulan)
Selebihnya, pengalaman tersebut merupakan pengalaman hebat yang pernah aku alami.

Anda mungkin juga menyukai