Namun ia tidak
merasa sendiri saat temannya menelpon
Ica : "beres".
Ica : "hem".
Perkataaan Dina tak mampu menghentikan ica memotong kuku nya. Seolah mengabaikan ia
terus memotong kuku.
Ica : "oke".
Usai berbincang dengan sahabatnya, sunyi kembali hadir menemani. Namun keheningan itu tak
bertahan lama. Kedatangan ibu menghadirkan suara sampai seisi rumah mampu
mendengarnya.
Mendengar panggilan ibu, ica mulai meletakkan ketokan kuku diatas meja dan bergegas
menghampiri ibu.
Ica : "ibu lupa atau gimana sih, kan aku alergi kacang. Gumam ica dalam hati".
Ucapan ibu mengusir lamunan yang merampas beberapa menit milik ica.
Setalah mengatakan hal tersebut ica beranjak dari tempat semula. Hingga sampailah di tangga
rumah didapati sakunya bergetar ternyata ada panggilan masuk.
Ica : "ibu…..?"
Membaca nama yang menelpon membuat bola matanya membesar dan melirik ke arah ibu yang
berada di dapur.
Dengan ekspresi heran perlahan ica memberanikan mengangkat telepon yang sedari tadi
berdering.
Ibu : "nak kok diam aja sih, kamu baik-baik aja kan?"
Hanya berkedip beberapa detik saja, ibu yang berada di dapur menghilang dan berpindah
tempat berada tepat dibelakang ica dengan senyuman yang menyeramkan
Mendengar perkataan ica tak membuat ibu palsu berbicara, ia hanya terus tertawa tanpa henti.
Suasana semakin tidak terkendali, semilir angin berhembus kencang membuat bulu kuduk
merinding, lampu yang bersinar terang mulai menghilang.
Ibu palsu : Ihhihihi jangan pernah melanggar pamali memotong kuku malam hari. Bagi kalian
yang tetap melakukannya akan mendapatkan hal buruk salah satu nya adalah aku. Aku akan
mendatangi kalian. Ihihihihihihi
*******