Anda di halaman 1dari 4

Malam hari berselimut sepi tinggalah seorang diri tanpa ada manusia di sisi.

Namun ia tidak
merasa sendiri saat temannya menelpon

Dina : "hallo ca".

Ica : "iya ada apa malam-malam nelpon".

Dina : "Cuma mau ngingetin besok terakhir


mengumpulkan tugas bahasa jawa .
Jadi besok jangan lupa bawa
makalahnya ya".

Ica : "beres".

Dina : "Awas sampai lupa, aku gak mau


malaikat maut merasuki pak Jaka. Kamu
tau kan beliau itu disiplin banget".

Ica : "Iyah tau cerewet".

Tek tek tek tek

Dina : "Eh bunyi apaan tuh barusan".

Ica : "aku lagi potong kuku".

Dina : "Malam-malam begini kamu potong


kuku. Besok pagi kan bisa".

Ica : "Gak ada waktu".

Dina : "Saran aku jangan motong kuku malam-malam pamali loh".

Ica : "masih aja percaya sama tahayul".

Dina : "gak ada salahnya kan kita percaya


petuah orang tua. Kalau kita mematuhi
akan terhindar dari segala marabahaya".

Ica : "hem".

Perkataaan Dina tak mampu menghentikan ica memotong kuku nya. Seolah mengabaikan ia
terus memotong kuku.

Dina : "yaudah kalo gitu aku matiin teleponnya


ya, soalnya aku ada urusan".

Ica : "oke".

Usai berbincang dengan sahabatnya, sunyi kembali hadir menemani. Namun keheningan itu tak
bertahan lama. Kedatangan ibu menghadirkan suara sampai seisi rumah mampu
mendengarnya.

Ibu : "caaaa, sini ibu bawa makanan".

Mendengar panggilan ibu, ica mulai meletakkan ketokan kuku diatas meja dan bergegas
menghampiri ibu.

Ica : "ibu udah pulang".

Ibu : "ini ibu bawain kacang buat temen nonton


bola nanti".

Ucapan ibu barusan berhasil mengundang lamunan.

Ica : "ibu lupa atau gimana sih, kan aku alergi kacang. Gumam ica dalam hati".

Ibu : "yaudah ibu ke dapur dulu ya".

Ucapan ibu mengusir lamunan yang merampas beberapa menit milik ica.

Ica : "mungkin aja ibu bercanda, ada-ada aja


ibu ini. Batin ica".

Setalah mengatakan hal tersebut ica beranjak dari tempat semula. Hingga sampailah di tangga
rumah didapati sakunya bergetar ternyata ada panggilan masuk.

Drettt dretttt drettt

Ica : "ibu…..?"

Membaca nama yang menelpon membuat bola matanya membesar dan melirik ke arah ibu yang
berada di dapur.

Dengan ekspresi heran perlahan ica memberanikan mengangkat telepon yang sedari tadi
berdering.

Ibu : "nak ibu hari ini lembur jadi pulang larut


malam. Sebelum ibu pulang kamu
jangan lupa kunci rumah ya".
Saat ibu berbicara panjang lebar, Ica hanya terdiam seribu bahasa sembari melihat ke arah ibu
yang sedang berada di dapur (ibu palsu)

Ibu : "nak kok diam aja sih, kamu baik-baik aja kan?"

Hanya berkedip beberapa detik saja, ibu yang berada di dapur menghilang dan berpindah
tempat berada tepat dibelakang ica dengan senyuman yang menyeramkan

Ica : "kalau yang di telepon ibu berarti kamu


siapa? Terdengar nada gagap yang.
diucapkan ica".

Mendengar perkataan ica tak membuat ibu palsu berbicara, ia hanya terus tertawa tanpa henti.

Suasana semakin tidak terkendali, semilir angin berhembus kencang membuat bulu kuduk
merinding, lampu yang bersinar terang mulai menghilang.

Terlalu syok membuat ica hilang kesadaran dan pingsan.

Setelah ica pingsan, ibu palsu mulai berbicara

Ibu palsu : Ihhihihi jangan pernah melanggar pamali memotong kuku malam hari. Bagi kalian
yang tetap melakukannya akan mendapatkan hal buruk salah satu nya adalah aku. Aku akan
mendatangi kalian. Ihihihihihihi

*******

Ibu : ica ayo bangunn sudah pagi. Ucap ibu


sembari membuka gorden jendela kamar.

Teriakan ibu berhasil membuka kedua bola mata Ica.

Anda mungkin juga menyukai