Anda di halaman 1dari 13

Abidah Amaniyya

IX zinnirah 2022-2023
Komunitas Literasi
SMPS Integral Luqman Al Hakim
“Papa, mama, nilai raportku bagus!
Sesuai janji papa dan mama, kita jadi
kan liburan ke rumah kakek?” Teriak
Dina ketika memasuki rumah.
“Astagfirullah Dina, masuk rumah
bukannya salam malah teriak teriak.”
kata mama yang sedang duduk di
sofa ruang tamu.
“Hehehee… Dina lupa.
Assalamualaikum, papa mama
kesayangan Dina.” Ucap Dina,
“Waalaikumsalam, Dina cantik” papa
dan mama serempak menjawab.
“Coba sini, papa liat raportnya.” Kata
papa . “Wah iya, nilai raportnya Dina
bagus. Oke deh, lusa kita pergi ke
Jogja, siapkan semua barang-
barangmu ya.”
Siap!” kata Dina sambil berlagak
hormat seperti tentara.

FLIGHT to

J O G J A K A R T A

“Alhamdulillah,
akhirnya sampai
juga.” Ucap Dina
sambil
merentangkan
kedua tangannya,
menghirup udara
Jogja.
“Kita langsung ke rumah kakek ya.
Katanya, nenek sudah masak makanan
kesukaanmu.” Kata mama yang membuat
Dina semakin kegirangan.

"Tit tit! Datangnya jemputan Dina dan


keluarganya membuat percakapan
mereka terhenti. Mereka pun memasuki
mobil. Di mobil, Dina tertidur pulas
karena kecapekan.

Setelah 60 menit perjalanan, mereka


sampai di rumah mungil berwarna
kuning dengan halaman depan yang luas,
dan terdapat banyak pohon besar.
"Dina sayang, bangun yuk. Kita sudah
sampai.” Sayup sayup, Dina mendengar
suara mama membangunkannya. Dia
pun bangun dan langsung keluar dari
mobil. Begitu melihat kakek dan
neneknya sudah berdiri di teras rumah
untuk menyambut kedatangan mereka,
dia langsung berlari memeluk kakek dan
neneknya.

“Kakek, nenek, Dina kangen”


“Wah, cucu nenek sudah besar ternyata”
Nenek balas memeluk Dina.

“Ayo sini, masuk dulu. Nenek sudah


masak "Gudeg" kesukaan kamu” ucap
kakek.
Dina dan keluarganya pun masuk dan
membereskan baju-baju yang dibawa.

Setelah selesai, mereka duduk di meja


makan bersama kakek dan nenek untuk
makan siang.

“Ayo Dina, pimpin do’a makan” kata papa


yang duduk tepat di hadapan Dina.

“Oke! Sebelum makan mari


kita baca do’a, supaya
makanan kita berkah dan
setan nggak ikut makan
sama kita. "
Bismillaahirrahmaanirrahiim…” Dina
berdo’a dengan khusyuk sambil
menengadahkan kedua tangannya.
Selesai berdo’a, Dina langsung
menyantap gudeg spesial buatan
neneknya.

“Mmm… MasyaAllah, enak


bangeettt… gudeg buatan nenek
emang yang paling enak sejagat
raya”. Tak lama kemudian, gudeg
dihadapannya langsung habis tak
tersisa. “Alhamdulillah, habis”, Dina
mengelus perutnya tanda kenyang.
Ketika melihat semua piring yang
ada di meja makan sudah kosong,
dia langsung mengumpulkan semua
piringnya dan membawanya ke
tempat cuci piring.
“Dina, yang cuci piringnya mama aja
ya. Dina mandi dulu.” Kata mama
yang tiba tiba sudah ada disamping
Dina. “Oke ma.” Dina pun pergi ke
kamar mandi.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Tak


terasa, Dina sudah satu minggu
berada di rumah neneknya.
Namun Dina merasa bosan karena
tidak memiliki teman bermain.
Sebenarnya banyak anak-anak di
sekitar rumah neneknya, namun
Dina malu untuk mengajak mereka
bermain.
Hingga suatu sore, ketika Dina
sedang menyapu halaman ada dua
anak perempuan yang
menyapanya dari balik pagar.
“Hai!” Sapa anak berambut pendek.
“Iya, hai juga.” Ucap Dina malu
malu.
“Main yok!” Kata anak berambut
panjang.
Dina hanya membalasnya dengan
anggukan. Kemudian dia langsung
lari masuk ke dalam rumah
menemui mamanya.
“Ma! Mama! Ada dua anak
perempuan yang mengajakku
bermain. Aku boleh main sama
mereka kan?” Tanyanya tak sabar.
“Iya, boleh. Tapi pulangnya jangan
lama lama ya.” Jawab mama. “Iya ma.
Kalo gitu, Dina pergi dulu.

"Assalamualaikum” Dina mencium


tangan mamanya
“Iya, waalaikumsalam”
Setelah itu, Dina menemui anak
perempuan yang menyapanya tadi.

“Kita kenalan dulu yuk. Namaku Aliya,


salam kenal ya.” Ucap anak berambut
pendek
“Aku Fiza, salam kenal.” Ucap anak
yang berambut panjang.
“Aku Dina, salam kenal juga ya.” Dina
menjabat tangan Aliya dan Fiza
bergantian.
“Kita kerumahku yuk. Main lompat
tali.” Ajak Aliya
“Ayo” Jawab Dina dan Fiza
serempak.
Mereka pun langsung pergi ke
rumah Aliya yang ternyata berada
tak jauh dari rumah neneknya Dina.

“Aliya, tadi kamu bilang kita mau


main lompat tali kan? Cara mainnya
gimana?” Tanya Dina, ketika sudah
sampai di rumahnya Aliya.
“Kamu gak tau main lompat tali?” Aliya
balik bertanya
“Nggak. Soalnya anak anak disekitar
rumahku yang di Jakarta, mainnya
gadget semua", Jawab Dina.

“Ohh gitu ya. Tapi gak papa kok Dina,


main lompat tali itu gampang banget.
Jadi nanti aku sama Fiza pegang dua
ujung talinya. Kamu berdiri di antara
aku sama Fiza. Kamu harus loncat
pas kita putar talinya.” Jelas Aliya
Panjang lebar.
“Oh, oke deh.”
“Kalo gitu ayo kita coba.” Kata Fiza.
Dalam sekejap, mereka larut dalam
permainan lompat tali. Ada
beberapa teman Aliya dan Fiza yang
ikut bermain juga. Hari itu Dina jadi
tahu, ternyata permainan
tradisional lebih menyenangkan
daripada gadget.

Permainan tradisional juga dapat


mempererat tali persahabatan,
Dina bertekad ketika dia kembali
kerumahnya nanti, dia akan
mengajak teman temannya untuk
bermain permainan tradisional.
Daripada di depan gadget terus,
bikin mata sakit. Lebih baik main
permainan yang membuat tubuh
sehat dan segar.

Anda mungkin juga menyukai