Anda di halaman 1dari 2

Rumahku Horor

Namaku Pipin, lahir di Malang anak ke-2 dari 3 bersaudara dan yang tersisa
tinggal diriku.Semua kakak ku meninggal ketika di kandungan. Ibuku Siti, seorang
pembuat kue yang tak kenal lelah dalam bekerja. Ayahku telah meninggal semenjak aku
kecil, sebab itulah ibuku harus bekerja membanting tulang untuk menghidupi
anaknya. Kami tinggal di desa sebelah selatan Malang, Desa Gedog Kulon namanya.
Rumah kami sederhana, tak semewah rumah rumah tetangga. Tetapi disitulah suatu
keharmonisan keluarga tercipta, dan tak jarang pula hal-hal mistis terjadi di rumah
kami.
di rumah, aku memang sering mengalami kejadian mistis. Mungkin karena tinggal
persis di ujung desa yang mungkin masih kental hal-hal ghaibnya. Ada salah satu
pengalaman yang mungkin tak akan pernah Aku lupakan, pengalaman dimana aku diganggu
di rumahku sendiri.
Di Bulan Suro, seperti biasa desaku suka mengadakan acara bersih desa. Waktu
itu, di desa sedang mengadakan pagelaran wayang kulit. Ibuku diundang siangnya
untuk mempersiapkan aneka kue untuk acara tersebut. sekitar pukul 11.25 ibu
menyuruh ku untuk tidur siang "tidur lee... katanya nanti malam mau liat wayang,
supaya nanti gak ngantuk". "inggih bu..." jawabku seraya beranjak ke kamar. Di
kamar diriku tertidur sangat pulas, mungkin karena lelah bermain.
Jam menunjukkan pukul 13.00, ibuku harus ke Balai Desa untuk memasak kue. Melihat
aku yang masih tertidur pulas, ibuku enggan untuk membangunkan. dia lalu
meninggalkan diriku sendiri di rumah, "ah sudahlah, biarlah tole tidur aku harus
segera ke Balai Desa. Yang lain pasti sudah menunggu" ujarnya seraya mengunci semua
pintu rumah lalu pergi.
Tak lama dari itu "bruakkk..." ada suara seperti benda dibanting dari arah dapur.
Sontak akupun kaget dan terbangun, jam menunjukkan pukul 13.45. Aku pikir itu suara
ibu, aku langsung loncat dari tempat tidur lalu berlari ke dapur. Tapi di dapur tak
ada siapa siapa, bahkan benda yang terjatuh pun tak ada. Dapur kelihatan rapi dan
bersih, anehnya tadi itu suara apaan. Setelah di dapur aman, aku kembali ke ruang
tamu dengan mata yang masih sayup. Langkahku tiba tiba terhenti karena aku melihat
sesuatu di bawah gorden jendela, aku agak ragu itu apa karena pandanganku yang
masih remang remang setengah sadar. Mataku ku kucek sampai pandanganku jelas, dan
setelah dilihat lagi... "whhaaaaaaa......" aku teriak ketakutan melihat sepasang
kaki pucet dan berdarah darah persis di bawah gorden.
Tanpa pikir panjang, aku pun berlari keluar lewat pintu belakang. Aku berlari
dengan keringat dingin yang mengucur di tubuhku, tapi pintu belakang dikunci oleh
ibu. Tak ada pilihan lagi, aku pun mendobrak pintu triplek tersebut.
"bruakkk....bruakkkk..." akhirnya pintu itu bolong, aku keluar lewat lobang
tersebut. Aku terus berlari sampai Balai Desa menemui ibuku. "ibuukkkk...." melihat
wajahku yang ketakutan dan badanku yang basah karena keringat, ibu bertanya dengan
cemas "adaa apa nakk?,kenapa kamu?,kok bisa kayak gini?" "iituu buuu
tadii...",jawabku ter sendat sendat. "sudah sudah nanti saja jelasinnya, ayo masuk
kamu minum dulu", ajak ibu."emangnya ada apa to?" tanya ibuku sambil memberi
segelas air. "tadi ada suara di dapur tapi gak ada siapa siapa,terus di ruang tamu
ada kaki pucet banget" ujarku ketakutan. "ishh kowe iki lee, yawes nanti pulang
sama ibu aja, kamu tunggu ibu selesai dulu" , "inggih buuu" jawabku pasrah.
Sejak saat itu, aku gak pernah lagi diganggu di rumahku. Itu adalah yang pertama
dan yang terakhir aku diganggu. Rumah itu juga di jual sama ibu karena kebutuhan
ekonomi. Kami akhirnya pindah rumah ke tengah desa yang lebih ramai penduduk.

BIODATA PENULIS

Romeo Arfrin Anzalna, lahir di Malang pada tanggal 19 Mei 2004. Jenjang
pendidikan sekolah dasar di SDN 01 Gedog Kulon dan sekarang melanjutkan ke SMPN 1
Turen.
Anak pertama dari pasangan Bapak Arifin dan Ibu Ririn ini, gemar menulis cerpen
sejak kelas 1 smp. Selain menjadi anak yang gemar menulis cerpen, dia juga hoby
berenang dan bermain basket.
Dari sekian banyak karangan yang dibuat, ini adalah salah satu karangan cerpennya
bertemakan horror dengan banyak adegan menarik sehingga membuat pembaca penasaran
akan kelanjutannya.

Anda mungkin juga menyukai