Anda di halaman 1dari 5

Di kisahkan,pada suatu waktu nan lampau ada seorang nenek yang

bernama nenek liwang yang jahat ,hingga sampai lah nenek tersebut di sebuah
desa, desa itu terlihat lengah di malam hari semua penduduknya sudah terlelap
dalam tidurnya ,suara bayi menangis dalam kejauhan wajah nenek tersebut
berubah menjadi tertawa licik ketika di dengarnya sayip – sayip suara bayi
menangis memecah heningnya malam.

Ketika fajar hampir menyingsing nenek tersebut pun menemukan goa di


tempat itu nenek pun bersembunyi sambil menunggu malam berikutnya
tiba.ketika matahari terang menarangi desah itu kembali ke aktifitasnya yang
seperti biasanya ,bermacam - macam hal yang biasa di lakukan oleh para
penduduk ada yang bertani,berdagang atau menjadi pandai besi ,ketika matahari
telah turun di ufuk barat pelan – pelan kesibukan di desa itu ikut beristrirahat
para penduduknya kembali kerumah masing – masing, benar – benar merupakan
desa yang tentram ternyata tidak semua sudah masuk ke dalam rumahnya dua
orang anak masih bermain – main di halaman ibunya pun berkata,kalian cepat
masuk ke dalam rumah untuk mandi ibu akan menyiapkan makan malam ,namun
dua anak itu masih saja sibuk main hingga tidak memperhatikan perintah ibunya
tanpa di sadari oleh kedua anak itu sepasang mata nanjahat mengawasi
mereka ,melesat cepat dan tanpa di sadari siapapun nenek tersebut menyambar
kedua anak itu dan membawahnya kabur . ibunya pun berteriak minta tolong ada
yang membawah lari anaknya,wargapun langsung menghampiri ibu dari kedua
anak itu .
Warga pun bertanya “ ada apa kamu berteriak – teriak “
Lalu si ibu menjawab “ tolong – tolong ada yang membawah lari kedua anakku “
dengan sorakan
Wargapun bertanya lagi “ apa kamu tidak salah lihat “
Si ibupun menjawab “ tidak – tidak saya masih waras,tolonglah ada yang
membawah lari kedua anakku “
Lalu warga berkata “apa ini kamu tidak sedang mengingau “

Warga yang lain pun berkata sepertinya di katakanya benar ayo kita cari
anak itu,sampai larut malam para warga berusaha menemukan kedua anak yang
hilang itu, namun hasilnya masih nihil,karena tak kunjung menemukan anak itu
para warga sepakat melaporkan ke ketua desa , ketua desa pun berkata ” ada apa
kalian malam – malam datang kemari “, warga desa itu kemudian menceritakan
hilangnya dua anak kecil yang sampai sekarang belum berhasil mereka
temukan ,kepala desa lalu menjawab “ hmm kumpulkan lagi para warga yang lain
ayo kita lanjutkan pencarian sampai ketemu “
Pencarian pun berlanjut, semakin banyak warga di panggil untuk membantu
proses pencarian, hingga kemudia hari menjelang pagi ketua desa pun memberi
arahan.
Ketua desa berkata “ pencarian ini kita tunda sementara pulang lah kalian untuk
makan dan istrirahat ketika nanti hari sudah benar – benar terang berkumpul lah
di balai desa “
Warga pun menjawab “ tapi bapak ketua belum tidur, kenapa tidak besok aja kita
lanjutkan “
Kepala desapun menjawab “ bagaimana saya bisa tertidur sedangkan rakyatku
ada tertimpa celaka, kau pikir pemimpin macam apa aku ini sudahlah ketika hari
sudah terang bawa warga berkumpul di balai desa “ dengan nada tinggi
Ketika hari sudah benar benar terang semua warga berkumpul di halaman balai
desa, ketua desa bersiap memberihkan perintah pencarian tiba – tiba datang
seorang ibu lagi berteriak – teriak minta tolong bahwa bayinya juga hilang ,
kepala desa berkata “ tenglah dulu ceritakan bagaimana bayimu bisa hilang “
Si ibupun menceritakannya “ semalam bayiku tertidur di sampingku, ketika
bangun pagi tadi tiba – tiba bayiku sudah tidak ada aku sudah mencarinya
kemana – mana “
Lalu kepala desa menjawab “ kemana suamimu “
Si ibupun menjawab “ sudah dua hari mengunjungi sanak sodaranya yang sakit di
desa sebelah “
Labudu pun ikut berkata “ hilangnya anak – anak ulah nenek liwang “
Semua mata memandang ke asal suara ternyata milik seorang pemuda yang
bernama labudu
Lalu kepala desa berkata “ labudu bagaimana kamu bisa yakin kalau ini ulah
nenek liwang “
Labudupun menjawab “ bukankah hal ini juga terjadi beberapa desa lainya
beberapa waktu yang lalu “
Wargapun lalu bercakap – cakap
Lalu kepala desa berkata “hmm tenang semuanya, labudu apakah kamu
mempunyai cara untuk menghadapi nenek liwang “
Labudupun langsung menjawab “satu – satunya yang di takuti nenek liwang
adalah raja ridwan dia adalah seorang raksasa yang baik hati yang memiliki tubuh
yang sangat besar dia juga pemakan manusia,tapi hanya manusia jahat yang di
makanya, tapi sayang kita semua tidak mengetahui keberadaanya “
Kepala desa pun berkata “ nenek liwang adalah siluaman berwujud manusia yang
sangat sakiti, tidak ada satupun dari kita yang bisah melawanya “
Lalu labudu pun memberikan ide “ bapak ketua , saya punya ide kita akan
melawan nenek liwang dengan sebuah cara “
Kepala desapun berkata “ hmmmm bagaimana caranya “
Labudupun menjawab “ brgini bapak ketua, saya membutuhkan beberapa ekor
belut dan kura – kura, kemudia sebuah garuh, air berbusah, kulit tebung kering,
serta sebuah batu besar, kumpulkan semuanya di rumah saya dan saya akan
menyusun sebuah rencana “
Kepala desa : nah kalian semua sudah mendengar apa yang di katakan
labudu ,cepat cari semua apa yang di butuhkan dan kumpulkan semua di rumah
labudu
Beberapa jam kemudian apa yang di butuhkan labudu sudah terkumpul di rumah
labudu
Kepala desapun berkata “nah labudu semua yang kamu butuhkan sudah tersedia
apa rencanamu “
Lalu labudu menjawab “ begini saya akan mengunakan kura – kura sebagai kutu
raksasa dan gabuh sebagai sisir, sementara air berbusa ini akan saya gunakan
sebagai air liur dan kulit tebung kering sebagai pembesar suara “
Kepala desapun berkata “ jadi kamu akan menyamar sebagai raja ridwa “
Labudupun menjawab “ yahh benar bapak ketua “
Lalu kepala desa bertanya “ hmm sedangkan belut dan batu besar itu “
Labudu langsung menjawab “ nah nanti ketika nenek liwang sudah masuk ke
dalam rumah letakkan belut – belut itu di tangga dan batu besar di bawah
tangga, oh iya satu lagi kita membutuhkan bayi di rumah ini untuk memancing
perhatiaan nenek liwang “
Kepala desa lalu berkata “ baiklah, nanti malam kita jalankan rencana, tapi pasti
nenek liwang datang kemari ? “
Labudupun memberikan arahan “ nanti malam semua rumah di desa ini tolong
jangan sampai menyalakan penerangan hanya rumah ini saja yang menyala
terang benderang, di tambah bau bayi maka nenek liwang pasti akan datang “
Malampun tiba sesuai rencana tidak ada satu rumah pun menyalakan
penerangan hanya rumah labudu terlihat terang benderang, dan malam itu
nenek liwang pun kembali menyalakan aksinya untuk menculik anak – anak .

Nenek liwang pun berkata “ hmm kenapa seluruh desa sangat gelap apa semua
penduduk ketakutan, kenapa rumah itu menyalakan penerangan hmmmm “
suara sorakan bayi pun terdengar nenek liwang sangat senang mendengar
sorakan bayi .

Sedangkan bayi di dalam kamar di jaga ketat oleh dua warga , nenek liwang
tanpa rasa curiga langsung masuk ke dalam rumah dia terlihat senang mencium
aroma bayi, semetara itu beberapa warga meletakkan belut di tangga dan batu
besar di bawah tangga, nenek liwang yang sedang mencari tempat bayi itu di
kejutkan oleh sebuah suara “ oh..... nenek liwang menyingkirlah dari tempat ini
bayi itu dalam perlinduganku “, nenek liwangpun berkata “siapa kamu berani
sekali menghalangiku “ lalu suara itu pun menjawab “kamu tidak mengenalku
apakah kamu sudah lupa dengan raja ridwan “ nenek liwang lalu menjawab “
tidak mungkin kau raja ridwan “dan suara itu pun menjawab “ aku
memperingatkan kamu wahai nenek liwang “ nenek liwang lalu menjawab “ aku
tetap tidak percaya “ lalu suara itu pun lagi menjawab “ nenek liwang kamu benar
– benar membuat aku marah kepalaku mulai panas dan kutu – kutu itu
berjatuhan di lantai .

Mendengar suara kura – kura jatuh berserakan dan garuh yang di banting
nenek liwang pun mulai ketakutan, dan suara itupun menjawab “ pergilah jauh –
jauh dan jangan pernah kembali lagi kesini “ lalu nenek liwang menjawab dengan
ketakutan “ ba..ba.... baik aku pergi .
Seolah – olah masih tidak masih percaya yang telah menghadapinya nenek
liwang yang ketakutan pun berjalan keluar, dia berjalan mundur sambil melihat
sosok besar di depannya yang terlihat besar dan menyeramkan di dalam gelap .

Namun , nenek liwang yang tidak menduga rencana para warga untuk
menjebaknya itupun terperangkap, kepalanya yang terbentur keras oleh batu
mati,setelah memastikan nenek liwang tidak bangun lagi merekan pun melihat
dari dekat mayat nenek liwang, warga pun menjawab “ lihat nenek liwang sudah
mati kita harus merayakan keberhasilan kita malam ini “ lalu ketua desa
menjawab “ jangan merayakan apapun kita telah berhasil membunuh nenek
liwang, tetapi tidak bisah mengembalikan anak – anak itu kepada ibunya, labudu
menurutmu mayat nenek ini harus kita apakan di kubur ataupun di bakar ? “ lalu
labudu menjawab “ untuk mencegah resiko apapun mayat nenek liwang itu kita
bakar saja, kita harus memastikan bahwa dia sudah menjadi abu.

Sepak terjang nenek liwang itu pun berakhir sudah,para warga desapun
membakar mayatnya dengan api yang sangat besar untuk memastikan mayat
nenek liwang sudah menjadi abu.

Untuk mengenang peristiwa itu masyarakat setempat memberikan nama


desanya menjadi kampung nenek.

Anda mungkin juga menyukai