Anda di halaman 1dari 8

DILEMA

Oleh : Rodearny Purba


Diruang tamu ayah dan ibu sedang mendegarkan radio, ayah membaca Koran ibu
menjahit
Pelita : maa…. Kaka pulang (salam tangan ibu dan ayah) maa aku lapar
makan yok
Mama : oh iya , pak matikan radionya.
Pelita : mak mana si rikky, tadi ada kawannya nanya aku di jalan
Mama : tidur dia dikamar ( rikki keluar dari kamar)
Bapak : langsung keluar lah kau karna diajak makan yah
Suasana makan
Bapak : oh iya gimana kuliah mu nak?
Pelita : baik pak e
Rikki : aku gak ditanya…….
Bapak : kau makan ajalah nasimu itu… kau pun cabut dari sekolah
Mama : udah udah makan lah dulu nanti ngomong-ngomong
Pelita : mak… pak…. Kan kalau aku pulang kuliah, aku langsung kerumah,
trus setiap minggu di gereja, aku jadi segan sama kawan yang lain,
mereka asyik dengan kegiatan gereja, sementara aku langsung pulang
Bapak : baguslah……
Mama : apaan sih pa……
Bapak : ya bagus dong langsung pulang kerumah
Mama : loh….
Bapak : kok loh…
Mama : ya loh….eh apa pulak kok bagus pula bapa bilang….kalo anak kita
berkegiatan kan jadi ada prestasinya nanti
Bapak : berprestasi itu bukan harus berkegiatan
Mama : jadi????
Bapak : berkegiatan dulu baru berprestasi
Ricky, Pelita : makkkkkk…… pakkk……… udah siap makan
Mamak bapak : tunggu dulu …….
Mama : udah gini aja aku setuju sama anak kita kalo dia berkegiatan, apalagi
kalo itu kegiatan gereja.
Bapak : ya udah terserah, mama yang tanggung jawab
Mama : ok fine (mamak dan bapak pergi)
Pelita : yah kan dek, salah gak aku ngomong, bapak sama mamak jadi berdebat
Ricky : ya udah ka, apa yang ada di hati kaka, jalankan aja, mungkin melalui
ini kita bisa membanggakan orang tua
pelita dan ricky membawa perlengkapan makan ke dapur, tiba tiba ada yang mengetuk
pintu
asry dan delvi : ricky….. ricky ….. ( mengedor pintu)
ibu : (membuka pintu) iya …… kalian siapa?
Asry : teman nya riicky tante
Ibu : ada apa kesini?
Delvi : kita mau ngasih surat tante, dari guru
Ibu : ini suratnya ditujukan sama siapa
Asry & delvi : (secara bersamaan menjawab, Asry mengatakan Ricky, mengatakan
Tante)
Asry : ricky loh kan kita udah sepakat tadi
Delvi : tante loh…
Ibu : yang benar yang mana ricky atau tante?
Asry & delvi : (gagap menjawab) si…. Tan… ( kabur) kami permisi ya tante
Ibu : loh loh ….. kok pergi (kemudian membuka surat ) ricky………
ricky…. Sini nak (ricky datang ke ruang tamu) ini surat apa, kok bisa
dapat peringatan?
Ricky : itu…. Kemarin…. (menjawab dengan gagap)
Ibu : apa kemarin-kemarin (nada marah) kamu mikir gak sih, ini kalau
bapak
tau bisa jadi masalah besar …, berubah lah nak…. Mama minta tolong
ya nak….. udah sana pergi
(suara gedoran pintu)
Ibu : siapa lagi itu (menuju pintu dan membukanya)
Fani : sore tante pelita nya ada ?
Ibu : oh ada, dengan siapa yah
Fani : teman kuliah nya tante, mau ngajak kegiatan gereja
Ibu : oh iya iya…. Kaka…. Pelita (pelita sudah bersiap untuk pergi)
Pelita : ia ma.. ma pelita pergi yah….
Ibu : hati hati yah, jangan pulang lama (menutup pintu kemudiaan menghela
nafas) menghidupkan radio dan mendengarkan berita (pintu di gedor)
Ibu : oh pasti itu pelita (membuka pintu)
Adi : selamat malam ibu, bapak nya ada?
Ibu : ada, bapak teman kantornya yah?
Adi : betul sekali bu
Ibu : silahkan masuk pak, biar saya panggilkan bapak, bapak….. ada temen
nya nih yang datang (bapak memasuki ruang tamu, ibu langsung
membuatkan kopi dan memberikan kepada tamu dan bapak)
Bapak : silahkan pak, rencana keluar kota yah?
Adi : ia pak, rencananya kita satu minggu disana, kita berangkatnya malam
ini
Bapak : oh begitu yah, ma… siapkan baju bapak yah satu minggu
Adi : kalau begitu saya permisi ya pak saya tunggu di bandara ya pa ( adi
pergi dan ibu membawa koper)
bapak : mana anak-anak?
ibu : ricky sedang dikamarnya, pelita ke gereja
bapak : kan papa udah bilang ngapain ikut kegiatan-kegiatan gak ada gunanya,
nanti dia lupa lagi sama kuliahnya
ibu : pa sudahlah, niat nya untuk berkegiatan tinggi amat, mama mau bilang
apa lagi sama dia
bapak : hah sudahlah bapak gak mau tau, suruh anak itu pulang cepat, bapak
berangkat dulu
Bapak pergi pelita masuk
Pelita : ma….. bapak pergi kemana
Ibu : bukannya kamu sempat ketemu
Pelita : bukan, Cuma lihat mobil nya aja tadi
Ibu : oh bapak pergi ke luar kota satu minggu, oh iya gimana tadi
kegiatannya?
Pelita : lumayan ma, masih pertama-tama udah banyak kenal sama teman-
teman, ya udah ma, aku istirahat dulu yah
Pelita dan ibu keluar panggung. Satu minggu kemudian
Bapak : (melihat rumah kosong tidak ada orang) ma…… ricky mana semua
orang di rumah ini, pulang pulang gak ada yang nyambut
Pelita masuk
Bapak ; darimana kamu?
Pelita : baru pulang dari kegiatan pa,
Bapak : jam segini, kan bapak udah bilang gak usah ikut-ikut kegiatan?
Pelita : maaf pak, tadi latihannya lama ( mama masuk ke ruang tamu)
Ibu : ada apa ini ribut- ribut?
Bapak : kamu lagi, jadi ibu itu harus becus, masa anak anak pulang jam segini.
Ibu : loh pa…. ini masih jam tujuh loh, kamu udah marah marah
Bapak : ini kan, ngapain dia harus kamu izinkan pergi pergi,
Ibu : jam tujuh itu emang udah larut malam yah, makanya kamu marah?
Lagian kan kalo dia berkegiatan itu kan untuk dia, supaya nambah
wawasannya
Pelita : (teriak) ma… pa ….. cukup. Kenapa sih harus bertengkar terus,
mending aku pergi dari rumah ini, biar kalian hidup damai ( pergi dri
rumah)
Bapak : kamu lihat kan dia pergi tanpa merasa bersalah apa pun, itu namanya
tanggung jawab? Ia? Gak bisa mikir kamu emang yah
Ibu : udah aku gak mau lagi bahas ini, aku mau cari pelita….
Bapak : (teriak kesal)

Pelita pergi kegereja, pastor dan orang muda sedang latihan


Fani : loh pelita kok balik lagi?
Pelita : ia, soalnya aku lagi kesal di rumah (kemudian duduk di samping fani)
Fani : cerita aja, kita pasti kasih solusi kok (pastor menghampiri)
Pelita : kamu pernah gak sih, merasa gak nyaman saat ada di rumah?
Fani : maksudnya gimana?
Pelita : aku tuh, gak percaya dengan keadaan rumah sekarang, rasanya aku
pengen banget keluar dari rumah. kalau aku ada dirumah, ibu dan ayah
selalu saja bertengkar ( mulai menangis) aku sebenarnya kesal….
Bahkan aku pergi pun tidak ada yang mencari
Pastor : yang buat papa sama mama bertengkar karena apa?
Pelita : sebenarnya saya pernah minta sama orang tua kalau aku mau ikut
kegiatan, ibu setuju tapi bapak enggak sama sekali, dari situ pertengkaran mulai
terjadi, setiap aku pergi kegiatan, bapak selalu aja marahin ibu, aku gak tahan
terus terusan gini lihat bapak sama ibu marah marahan
Fani : kamu yang sabar yah?
Pelita : mungkin aku harus berhenti untuk berkegiatan
Pastor : kadang kala, kalau kita sedang ada masalah pasti awalnya kita
mengarah ke kata berhenti, tapi sebenarnya bukan itu solusinya, wajar memang
kalau kita putus asa, namanya kan kita manusia, tapi coba Pelita ingat
kebelakang, bapa menganggap kamu itu adalah anak pintar yang bisa
membanggakan mereka. kalau pastor jadi bapak, mungkin juga lakuin hal yang
sama tapi apa daya pastor kan jomblo… ( ada jeda nya) bagi manusia, tapi pastor
itu milik Tuhan. kamu pasti bisa buat hati bapak jadi luluh yakinkan kamu
berprestasi dihadapan orang tua.
Pelita : terimakasih pastor, sudah menyemangati
Pastor : jangan lupa, untuk kalian berdua di pertandingan nanti harus menang
yah, waktunya harus pulang ke rumah, pastor pamit yah
Pelita : fan aku kerumah kamu yah (berbicara setelah pastor pergi)
Fani : loh kok gak pulang?
Pelita : kayaknya dirumah udah pada tidur semua deh
Fani : oh ya udah (keluar)
3 Hari kemudian. Ibu mondar mandir di ruang tamu, ayah sedang membaca koran
Bapak : kamu kenapa?
Ibu : pak, mama itu khawatir sama anak kita, sudah tiga hari dia tak pulang
kerumah
Bapak : anak begitu kok dikhawatirkan, ngapain dia lawan lawan orang tua
Ibu : pak, kalau keluarga kita begini terus, mau gimana keluarga kita akan
Damai
Bapak : kau sudah berani mempertanyakan cara saya mengatur keluarga ini?
Ibu : bukan gitu pak, tapi keras kepala tidak bisa menyelesaikan masalah
Bapak : mama bilang bapak keras kepala, dia yang keras kepala …
Ibu : pak, kamu mengalah lah sama anak-anak, ya pastinya dia pun berpikir
gimana cara supaya banggain orang tuanya (terdengar suara ketukan
pintu) itu pasti kaka (menbuka pintu)
guru : selamat siang ibu, saya dengan gurunya ricky
ibu : oh iya silahkan masuk bu
guru : begini pak, saya mau menyampaikan masalah ricky di sekolah, tadi ada
sebuah kecelakaan disekolah, ricky salah satunya yang memulai
pertikaian antar murid yang menyebabkan teman cedera dibagian wajah,
untuk itu kami mohon maaf atas nama sekolah ricky kami rumahkan
untuk satu minggu ini, ricky nya sedang diluar, saya permisi ya pak,
ibu…..
bapak : (wajah marah) ricky masuk kamu
ricky : (berlari menuju ruang tamu dan bersujud) pak, bu tolong percaya ricky,
aku tidak melakukannya (pelita masuk)
bapak : omong kosong kamu, bapak udah muak lihat kamu, ini ini anak ini
entah dari mana datangnya kamu lagi mak, mama gak pernah perhatiin
anak-anak, selalu saja mengizinkan keluar rumah, gak becus jadi ibu
ngatur anak anak aja gak bisa (duduk)
ricky : (menghampiri ibu) ma…. Mohon percaya sama ricky, aku gak pernah
lakuin itu, aku gak bohong
ibu : (mulai menangis) kamu benar kan nak gak lakuin itu
pelita : ma (pelita dan ricky memegang tangan ibu) maafkan kami
mengecewakan ibu
ibu : enggak nak, enggak kalian gak kecewain ibu
pelita : ingat gak ma pak……waktu aku umur 7 tahun, aku punya kamar baru
senang banget, tapi aku belum nyaman di dalamnya, setiap jam 10
malam aku selalu pindah ke kamar mama, trus lihat mama sama bapa
lagi peluk adek yang masih 3 tahun, trus aku langsung ke tengah biar
aku di peluk juga, dan sekarang aku pengen balik lagi kemasa itu,
dimana kita masih bisa bahagia tanpa ada pertengkaran (memegang
tangan ayah dan ibu)
ayah dan ibu terlihat enggan untuk berdamai, kemudian ayah pergi, kemudian ibu
pergi. suasana rumah jadi sendu sejak pertikaian itu, pelita pun mulai tak berani
mengatakan sesuatu kepada orang tuanya bahwa ia akan mengikuti pertandingan
besok. Ia pun kabur dari rumah dan meninggalkan sepucuk surat (lagu- untuk
mama)
ibu : (menerima telpon) halo selamat siang, dengan siapa yah? Ini bukan
salah orang kan? Oh iya iya bu saya akan segera kesana yah bu
terimakasih. Bapak……. Ricky mana mereka berdua ini… (ayah
memegang Koran) udah nanti baca Koran nya, ricky nak kamu dimana
ayok….( mengajak dengan kegirangan)
Bapak : eh ini bajunya belum diganti loh,
Ibu : rapi kok, sama mama papi itu paling ganteng sedunia, ricky ayok ke
mobil duluan
Bapak : ini mau kemana lagi kita
Ibu : udah ayok nanti mama kasih tau
Ketiganya keluar menuju lokasi pertandingan (backsound)
MC : oke baik, saat ini adalah pengumuman siapa finalis terhebat kita, yang
tadinya mereka sudah memberikan penampilan yang sangat luar biasa,
baik pasti degdeg an tidak, ini dia sang juara kita pencipta lagu terbaik
diberikan kepada Pelita Putri Ananda (pelita naik ke atas panggung) ok
pelita silahkan sampaikan kesan kamu setelah mendapatkan penghargaan
ini.
Pelita : sebenarnya aku gak nyangka sampai sejauh ini, tapi aku bersyukur
Tuhan memberikan ini kepadaku, dan lagu itu aku ciptakan untuk
persembahan ku kepada orang tua yang selama ini mendidik aku. Dan
aku mau ngucapin terimakasih kepada sahabat aku Fani Kresensia dan
pastor Oktavian yang telah membimbing aku sampai sejauh ini
(mengungkapkan dengan rasa Haru)
MC : kebetulan sekali yah pelita, kita mengundang orang-orang yang kamu
sayangi hadir di tempat, mereka sedang berada di belakang kamu. Ada
yang mau disampaikan (ketiganya berdiri disamping Pelita)
Pelita : pa ma maafin pelita, yang udah pergi dari rumah tanpa pamit. Aku mau
ngasih sesuatu hal kecil untuk kedua orangtua ku hanya ini yang bisa aku
berikan
Bapak : bapak juga minta maaf yah nak, selama ini papa udah sering nyalahin
kamu dan mama, bapak bangga sama kamu, papa janji akan mendukung
kamu terus agak kamu sukses, semoga keluarga kita kembali jadi
keluarga yang damai (ke empat nya berpelukan)

TAMAT
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai