Diruang tamu ayah dan ibu sedang mendegarkan radio, ayah membaca Koran ibu menjahit Pelita : maa…. Kaka pulang (salam tangan ibu dan ayah) maa aku lapar makan yok Mama : oh iya , pak matikan radionya. Pelita : mak mana si rikky, tadi ada kawannya nanya aku di jalan Mama : tidur dia dikamar ( rikki keluar dari kamar) Bapak : langsung keluar lah kau karna diajak makan yah Suasana makan Bapak : oh iya gimana kuliah mu nak? Pelita : baik pak e Rikki : aku gak ditanya……. Bapak : kau makan ajalah nasimu itu… kau pun cabut dari sekolah Mama : udah udah makan lah dulu nanti ngomong-ngomong Pelita : mak… pak…. Kan kalau aku pulang kuliah, aku langsung kerumah, trus setiap minggu di gereja, aku jadi segan sama kawan yang lain, mereka asyik dengan kegiatan gereja, sementara aku langsung pulang Bapak : baguslah…… Mama : apaan sih pa…… Bapak : ya bagus dong langsung pulang kerumah Mama : loh…. Bapak : kok loh… Mama : ya loh….eh apa pulak kok bagus pula bapa bilang….kalo anak kita berkegiatan kan jadi ada prestasinya nanti Bapak : berprestasi itu bukan harus berkegiatan Mama : jadi???? Bapak : berkegiatan dulu baru berprestasi Ricky, Pelita : makkkkkk…… pakkk……… udah siap makan Mamak bapak : tunggu dulu ……. Mama : udah gini aja aku setuju sama anak kita kalo dia berkegiatan, apalagi kalo itu kegiatan gereja. Bapak : ya udah terserah, mama yang tanggung jawab Mama : ok fine (mamak dan bapak pergi) Pelita : yah kan dek, salah gak aku ngomong, bapak sama mamak jadi berdebat Ricky : ya udah ka, apa yang ada di hati kaka, jalankan aja, mungkin melalui ini kita bisa membanggakan orang tua pelita dan ricky membawa perlengkapan makan ke dapur, tiba tiba ada yang mengetuk pintu asry dan delvi : ricky….. ricky ….. ( mengedor pintu) ibu : (membuka pintu) iya …… kalian siapa? Asry : teman nya riicky tante Ibu : ada apa kesini? Delvi : kita mau ngasih surat tante, dari guru Ibu : ini suratnya ditujukan sama siapa Asry & delvi : (secara bersamaan menjawab, Asry mengatakan Ricky, mengatakan Tante) Asry : ricky loh kan kita udah sepakat tadi Delvi : tante loh… Ibu : yang benar yang mana ricky atau tante? Asry & delvi : (gagap menjawab) si…. Tan… ( kabur) kami permisi ya tante Ibu : loh loh ….. kok pergi (kemudian membuka surat ) ricky……… ricky…. Sini nak (ricky datang ke ruang tamu) ini surat apa, kok bisa dapat peringatan? Ricky : itu…. Kemarin…. (menjawab dengan gagap) Ibu : apa kemarin-kemarin (nada marah) kamu mikir gak sih, ini kalau bapak tau bisa jadi masalah besar …, berubah lah nak…. Mama minta tolong ya nak….. udah sana pergi (suara gedoran pintu) Ibu : siapa lagi itu (menuju pintu dan membukanya) Fani : sore tante pelita nya ada ? Ibu : oh ada, dengan siapa yah Fani : teman kuliah nya tante, mau ngajak kegiatan gereja Ibu : oh iya iya…. Kaka…. Pelita (pelita sudah bersiap untuk pergi) Pelita : ia ma.. ma pelita pergi yah…. Ibu : hati hati yah, jangan pulang lama (menutup pintu kemudiaan menghela nafas) menghidupkan radio dan mendengarkan berita (pintu di gedor) Ibu : oh pasti itu pelita (membuka pintu) Adi : selamat malam ibu, bapak nya ada? Ibu : ada, bapak teman kantornya yah? Adi : betul sekali bu Ibu : silahkan masuk pak, biar saya panggilkan bapak, bapak….. ada temen nya nih yang datang (bapak memasuki ruang tamu, ibu langsung membuatkan kopi dan memberikan kepada tamu dan bapak) Bapak : silahkan pak, rencana keluar kota yah? Adi : ia pak, rencananya kita satu minggu disana, kita berangkatnya malam ini Bapak : oh begitu yah, ma… siapkan baju bapak yah satu minggu Adi : kalau begitu saya permisi ya pak saya tunggu di bandara ya pa ( adi pergi dan ibu membawa koper) bapak : mana anak-anak? ibu : ricky sedang dikamarnya, pelita ke gereja bapak : kan papa udah bilang ngapain ikut kegiatan-kegiatan gak ada gunanya, nanti dia lupa lagi sama kuliahnya ibu : pa sudahlah, niat nya untuk berkegiatan tinggi amat, mama mau bilang apa lagi sama dia bapak : hah sudahlah bapak gak mau tau, suruh anak itu pulang cepat, bapak berangkat dulu Bapak pergi pelita masuk Pelita : ma….. bapak pergi kemana Ibu : bukannya kamu sempat ketemu Pelita : bukan, Cuma lihat mobil nya aja tadi Ibu : oh bapak pergi ke luar kota satu minggu, oh iya gimana tadi kegiatannya? Pelita : lumayan ma, masih pertama-tama udah banyak kenal sama teman- teman, ya udah ma, aku istirahat dulu yah Pelita dan ibu keluar panggung. Satu minggu kemudian Bapak : (melihat rumah kosong tidak ada orang) ma…… ricky mana semua orang di rumah ini, pulang pulang gak ada yang nyambut Pelita masuk Bapak ; darimana kamu? Pelita : baru pulang dari kegiatan pa, Bapak : jam segini, kan bapak udah bilang gak usah ikut-ikut kegiatan? Pelita : maaf pak, tadi latihannya lama ( mama masuk ke ruang tamu) Ibu : ada apa ini ribut- ribut? Bapak : kamu lagi, jadi ibu itu harus becus, masa anak anak pulang jam segini. Ibu : loh pa…. ini masih jam tujuh loh, kamu udah marah marah Bapak : ini kan, ngapain dia harus kamu izinkan pergi pergi, Ibu : jam tujuh itu emang udah larut malam yah, makanya kamu marah? Lagian kan kalo dia berkegiatan itu kan untuk dia, supaya nambah wawasannya Pelita : (teriak) ma… pa ….. cukup. Kenapa sih harus bertengkar terus, mending aku pergi dari rumah ini, biar kalian hidup damai ( pergi dri rumah) Bapak : kamu lihat kan dia pergi tanpa merasa bersalah apa pun, itu namanya tanggung jawab? Ia? Gak bisa mikir kamu emang yah Ibu : udah aku gak mau lagi bahas ini, aku mau cari pelita…. Bapak : (teriak kesal)
Pelita pergi kegereja, pastor dan orang muda sedang latihan
Fani : loh pelita kok balik lagi? Pelita : ia, soalnya aku lagi kesal di rumah (kemudian duduk di samping fani) Fani : cerita aja, kita pasti kasih solusi kok (pastor menghampiri) Pelita : kamu pernah gak sih, merasa gak nyaman saat ada di rumah? Fani : maksudnya gimana? Pelita : aku tuh, gak percaya dengan keadaan rumah sekarang, rasanya aku pengen banget keluar dari rumah. kalau aku ada dirumah, ibu dan ayah selalu saja bertengkar ( mulai menangis) aku sebenarnya kesal…. Bahkan aku pergi pun tidak ada yang mencari Pastor : yang buat papa sama mama bertengkar karena apa? Pelita : sebenarnya saya pernah minta sama orang tua kalau aku mau ikut kegiatan, ibu setuju tapi bapak enggak sama sekali, dari situ pertengkaran mulai terjadi, setiap aku pergi kegiatan, bapak selalu aja marahin ibu, aku gak tahan terus terusan gini lihat bapak sama ibu marah marahan Fani : kamu yang sabar yah? Pelita : mungkin aku harus berhenti untuk berkegiatan Pastor : kadang kala, kalau kita sedang ada masalah pasti awalnya kita mengarah ke kata berhenti, tapi sebenarnya bukan itu solusinya, wajar memang kalau kita putus asa, namanya kan kita manusia, tapi coba Pelita ingat kebelakang, bapa menganggap kamu itu adalah anak pintar yang bisa membanggakan mereka. kalau pastor jadi bapak, mungkin juga lakuin hal yang sama tapi apa daya pastor kan jomblo… ( ada jeda nya) bagi manusia, tapi pastor itu milik Tuhan. kamu pasti bisa buat hati bapak jadi luluh yakinkan kamu berprestasi dihadapan orang tua. Pelita : terimakasih pastor, sudah menyemangati Pastor : jangan lupa, untuk kalian berdua di pertandingan nanti harus menang yah, waktunya harus pulang ke rumah, pastor pamit yah Pelita : fan aku kerumah kamu yah (berbicara setelah pastor pergi) Fani : loh kok gak pulang? Pelita : kayaknya dirumah udah pada tidur semua deh Fani : oh ya udah (keluar) 3 Hari kemudian. Ibu mondar mandir di ruang tamu, ayah sedang membaca koran Bapak : kamu kenapa? Ibu : pak, mama itu khawatir sama anak kita, sudah tiga hari dia tak pulang kerumah Bapak : anak begitu kok dikhawatirkan, ngapain dia lawan lawan orang tua Ibu : pak, kalau keluarga kita begini terus, mau gimana keluarga kita akan Damai Bapak : kau sudah berani mempertanyakan cara saya mengatur keluarga ini? Ibu : bukan gitu pak, tapi keras kepala tidak bisa menyelesaikan masalah Bapak : mama bilang bapak keras kepala, dia yang keras kepala … Ibu : pak, kamu mengalah lah sama anak-anak, ya pastinya dia pun berpikir gimana cara supaya banggain orang tuanya (terdengar suara ketukan pintu) itu pasti kaka (menbuka pintu) guru : selamat siang ibu, saya dengan gurunya ricky ibu : oh iya silahkan masuk bu guru : begini pak, saya mau menyampaikan masalah ricky di sekolah, tadi ada sebuah kecelakaan disekolah, ricky salah satunya yang memulai pertikaian antar murid yang menyebabkan teman cedera dibagian wajah, untuk itu kami mohon maaf atas nama sekolah ricky kami rumahkan untuk satu minggu ini, ricky nya sedang diluar, saya permisi ya pak, ibu….. bapak : (wajah marah) ricky masuk kamu ricky : (berlari menuju ruang tamu dan bersujud) pak, bu tolong percaya ricky, aku tidak melakukannya (pelita masuk) bapak : omong kosong kamu, bapak udah muak lihat kamu, ini ini anak ini entah dari mana datangnya kamu lagi mak, mama gak pernah perhatiin anak-anak, selalu saja mengizinkan keluar rumah, gak becus jadi ibu ngatur anak anak aja gak bisa (duduk) ricky : (menghampiri ibu) ma…. Mohon percaya sama ricky, aku gak pernah lakuin itu, aku gak bohong ibu : (mulai menangis) kamu benar kan nak gak lakuin itu pelita : ma (pelita dan ricky memegang tangan ibu) maafkan kami mengecewakan ibu ibu : enggak nak, enggak kalian gak kecewain ibu pelita : ingat gak ma pak……waktu aku umur 7 tahun, aku punya kamar baru senang banget, tapi aku belum nyaman di dalamnya, setiap jam 10 malam aku selalu pindah ke kamar mama, trus lihat mama sama bapa lagi peluk adek yang masih 3 tahun, trus aku langsung ke tengah biar aku di peluk juga, dan sekarang aku pengen balik lagi kemasa itu, dimana kita masih bisa bahagia tanpa ada pertengkaran (memegang tangan ayah dan ibu) ayah dan ibu terlihat enggan untuk berdamai, kemudian ayah pergi, kemudian ibu pergi. suasana rumah jadi sendu sejak pertikaian itu, pelita pun mulai tak berani mengatakan sesuatu kepada orang tuanya bahwa ia akan mengikuti pertandingan besok. Ia pun kabur dari rumah dan meninggalkan sepucuk surat (lagu- untuk mama) ibu : (menerima telpon) halo selamat siang, dengan siapa yah? Ini bukan salah orang kan? Oh iya iya bu saya akan segera kesana yah bu terimakasih. Bapak……. Ricky mana mereka berdua ini… (ayah memegang Koran) udah nanti baca Koran nya, ricky nak kamu dimana ayok….( mengajak dengan kegirangan) Bapak : eh ini bajunya belum diganti loh, Ibu : rapi kok, sama mama papi itu paling ganteng sedunia, ricky ayok ke mobil duluan Bapak : ini mau kemana lagi kita Ibu : udah ayok nanti mama kasih tau Ketiganya keluar menuju lokasi pertandingan (backsound) MC : oke baik, saat ini adalah pengumuman siapa finalis terhebat kita, yang tadinya mereka sudah memberikan penampilan yang sangat luar biasa, baik pasti degdeg an tidak, ini dia sang juara kita pencipta lagu terbaik diberikan kepada Pelita Putri Ananda (pelita naik ke atas panggung) ok pelita silahkan sampaikan kesan kamu setelah mendapatkan penghargaan ini. Pelita : sebenarnya aku gak nyangka sampai sejauh ini, tapi aku bersyukur Tuhan memberikan ini kepadaku, dan lagu itu aku ciptakan untuk persembahan ku kepada orang tua yang selama ini mendidik aku. Dan aku mau ngucapin terimakasih kepada sahabat aku Fani Kresensia dan pastor Oktavian yang telah membimbing aku sampai sejauh ini (mengungkapkan dengan rasa Haru) MC : kebetulan sekali yah pelita, kita mengundang orang-orang yang kamu sayangi hadir di tempat, mereka sedang berada di belakang kamu. Ada yang mau disampaikan (ketiganya berdiri disamping Pelita) Pelita : pa ma maafin pelita, yang udah pergi dari rumah tanpa pamit. Aku mau ngasih sesuatu hal kecil untuk kedua orangtua ku hanya ini yang bisa aku berikan Bapak : bapak juga minta maaf yah nak, selama ini papa udah sering nyalahin kamu dan mama, bapak bangga sama kamu, papa janji akan mendukung kamu terus agak kamu sukses, semoga keluarga kita kembali jadi keluarga yang damai (ke empat nya berpelukan)