Anda di halaman 1dari 10

Fragmen Akhir Tahun

GMAHK Firdaus Sumbul

30 DES 2018

“WHAT FUTURE HOLDS?”

Di sebuah desa tinggal sebuah keluarga yang sederhana. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan 2
orang anak ini hidup bahagia. Suatu malam keluarga ini sedang menikmati makan malam

Ibu : (Sambil membawa makanan ke atas tikar, dan memanggil anak-anak dan
suami nya)

: Nak kuu jangan lupa sayur nya ya... sama cuci tangan... biar langsung kita makan

Bapak : (Datang menuju tikar dan memandangi makanan yg sudah tersaji)

: Wuahh enaknyaa makan malam kitaaaa.. ayo2 buruan bapak dah lapar neh

Ibu : Sabar pak ee... Si Rini dan Roni belum datang... Ayo nak ku ... jangan lupa bawa
buah itu ya

Rini & Roni : (Sambil bergegas membawa sayur dan buah) Iya maakk... kami datangg

Bapak : Ayo-ayo langsung duduk semua... kita berdoa biar makan (Bapak Memimpin
Doa)...

Keluarga : (Mengambil nasi lauk dll)

Rini : Kayaknya bapak dah ga sabar lagi mau makan... dah kelaparan kali ya pak
(Sambil mengambil nasi dll)

Bapak : Iya neh dah lapar kali bapak nak... apalagi melihat makanan yang enak-enak ini..
eh siapa yang masak ini?

Rini & Roni : Kamilah Pakkkk!!!! (Serentak)

Ibu : Adu duhhh mana pulak orang ini yg masak ... ibu yang masak pakk...

Rini : Tapi kami ikut bantu2 kan buk...

Ibu : Iya iya.. kita bersama yang masak

Bapak : Iya mantappp... gtu dong... kerja sama kan enakk... eh ngomong2,, gmna sekolah
ndu Rini bisa diikuti kan?

Rini : Iya pak bisa ... semua lancar2 aja

Bapak : Bagus kalo begtu... Rajin belajar ya, bapak ini punya cita-cita supaya kamu itu
jadi orangg hebatt... yang bisa dibanggakan, punya banyak uangg dan kamu bisa
bahagiakan orang tua mu.

Ibu : (Sambil melirik bapak agak sinis)


Rini : (Mengaangguk2 bahagia) iya pakkk tenang Rini bakal sukses nanti, dukung
terus ya pak,

Ibu : Udah-udah jangan ngobrol terus ayo habisin makanannya

Bapak : Iya buk tenang (Tiba2 tercekik dan batukkk)

Ibu : (Khawatir... langsung mendekati bapak)

Rini & Roni : Pakk eh pakkk minum-minum pak ...

Rini : Ya mpunn karna cerita jadi bapak tersedak (Sambil menepuk punggung bapak)

Bapak : (tidak berhenti batuk,,,, beberapa saat kemudian akhirnya tenang)... hahhhh
(tertawa kecil) emm kebanyakan Crita jadi gini ahhaha... ayo2 lanjut lagi makan

(Selagi narasi berjalan perlahan para pemain keluar panggung sambil membawa alat2 makan)

Narator : Begitulah kebahagiaan keluarga Pak . meskipun sederhana tetapi tetap


ceria. Sang Bapak memiliki banyak cita-cita di benaknya agar kelak kedua putrinya
jadi orang sukses dan bisa dibanggakan. Sang putri, Rini juga begitu bersemangat
menggapai cita-cita nya, ia rajin belajar dan bekerja, Ia ingin mewujudkan cita-cita
ayahnya... Sampai suatu saat berita itu terdengar bagaikan petir menyambar di
siang bolong....

(Lampu dimatikan, Adegan hanya suara dan siluet dibalik seprai putih, diiringi musik sedih)

Rini : Bapakkk kenapa bapak begtu cepatt pergiii tingallkan kami semuaaaa...
bapakkk.... bapakkkk

Roni : (Menangis)

Ibu : (Juga Menangis, sambil tersujud di samping jenazah)

Rini : Aku ga punya lagi pendukung yang selalu setia selain bapak, yang selalu
mendukungkuu, bapakkk aku ga tahu apakah semua cita-cita ku akan bisa kuraih
tanpa bapakkk bapakkkkkkkkkkkkkkkkkk

(Adegan berakhir, pemain masuk ke ruang persiapan, dan lampu dinyalakan)

Narator : Sang Bapak telah berpulang karna sakit yang selama ini tidak diketahui oleh
Keluarga. Akhirnya keluarga ini hanya tinggal bertiga saja. Sang Ibu mengambil
alih mencari nafkah, dia harus berujualan dibantu kedua putrinya yang masih
kecil....

(Rini, Roni dan ibu nya dengan pakaian lusuh membawa sayuran dan berjalan dari pintu depan
menuju panggung, sambil menjajakan)

Ibu : Sayur2... sayurrr ... 3 lima rebooo 3 lima rebooo

: Ayo nakku bawa sayur2 kita itu

Rini & Roni : (Sambil membawa goni2 berat)


Ibu2 : (lewat, sambil melihat)

Ibu : Sayurnya bu... masih segarr

Ibu2 : (Lewat saja sambil melenggang)

(Akhirnya mereka tiba dipasar dan berjualan di stand kaki lima)

Roni : Buk capekkk, hausss bukk, mau minumm

Rini : Roni jangan bawel ahh... kan masih pagi tahan sebentar lahh, kita lagi jualan ini,
nanti ga dapat uang kita

Ibu : Haus nak? Emm bentar ya... Rini jaga dulu jualan ini, biar ibu beli aqua kesana
ya,, kasian adek mu

Rini : Gppnya itu buk udahlah

Ibu : Jangan gtu nak... kasian Roni... bentar ya... nanti kamu jajakan semuanya
tawarin ke orang2 biar laku jualan kita,,, dan liat-liat juga banyak yang mau
nembak.. hati2 ya

Rini : Baiklah Bu

(Sang Ibu Pergi)

Rini : Sayur2 sayurrr... ada kangkung, bayamm, pucuk ropahh

: 3 lima reboo, 3 lima rebooo

Ibu Pargosip : Ehhh Nak brpaan ini sayur...

Rini : 3 Lima reboo buk...

Ibu Pargosip : kok mahal kali... 5 ikat 5 ribo ya

Rini : Ga dapet buk...

Ibu Pargosip : Ah kok pelit kali jadi jadi tukangg jualan.. ditawar aja ga bsaa (sambil merepet)

Ibu Pargosip 2 : iyaaa... kurang lah, jangan pelit dehh (Sambil berbisik satu sama lain)

Rini : Ga dpaet buk.... ga bsaaa (nada meninggi), Kalo ga mau ibu cari aja di tempat
lain

Ibu-Ibu Pargosip : heh ya udah... kalo ga bsa bisa kami cari di tempat lain (sambil mencibir dan
menjauh dan berbisik)

Ibu Pargosip : Isss ngeri kali nya yang tukang jualan itu... pelit kali... ntah sapalah itu

Ibu Pargosip 2 : Kayak2 macam kukenal lah dia... ahhhhaa.... aku tahu sapa itu Mak Lokkot...

Rini : (Mendengar Sekilas dan mata mulai siniS)

Ibu Pargosip : Sapa itu? Ko kenal nya

Ibu Pargosip 2 : tahu aku sapa dia... dia kan anak Ibu yang tinggal di sono itu ... bapaknya dah
meninggal, trus jatuh miskin,, jual2an sayur lah dia skrg... tapi sok kali kuliat
Ibu Pargosip : Iyaa ntah apaa pun...

Ibu Pargosip 2 : Kudengar2 pun kan sayur-syuran nya itu dicurik nya dari ladang orang ihhh trus
dijualinnya

Rini : (Menatap Sini, dengan napas naik turun ;; Emosi)

Ibu Pargosip : ya amploppp untung lah ga jadi kita jadi beli disitu yaaaa isssss... ayok2 nak kita
pigiiii.... capcussss jenggg

Ibu Pargosip 2 : yukkkkkkkkk (Sambil mencibir)

Ibu : (Datang membawa air mineral memberi anaknya minum dan melihat wajah
Rini muram) Kenapa Rini? Kok sedihh kenapa nak? Crita sama Ibu

Rini : (Cemberut dan Masih Muram) Buuu aku ga tega keluarga kita diperlukan
seperti ini, aku ga suka bu... Seandainya Bapak masih ada ... mereka ga kan brani
melakukan ini

Ibu : Diperlakukan seperti apa? Siapa yang melakukan itu?

Rini : Itu bu... tadi ada dua Ibu-ibu itu yang menfitnah keluarga kita dan menghina
kitaaa... aku ga sanggup bukkk... mereka sungguh jahattttt (menangis)

Ibu : (Memeluk dan menenangkan anaknya) Sudah lah Rini, jangan diambil hati,
biarlah mereka fitnah yang pasti kita ga berbuat seperti yang mereka katakan,
Tuhan tahu kok

Rini : (Melepas pelukan ibu) Engga bu... ini ga bisa dibiarkannnn, aku akan balas
perbuatan mereka

Ibu : Ga boleh gtu nak kuu (memegang tangan Rini) di dalam Alkitab tertulis “Jangan
membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi lakukanlah apa yag baik bagi
semua Oranggg” (dengan nada lembut)

Rini : Engga bukkk... aku akan tunjukkan suatu saat aku akan sukses dan aku akan beli
semua mulut2 orang yang menghina kuuu (Langsung Pergi meninggalkan Ibu)

Ibu : Rinniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii.... (Sambil terjatuh dan berlutut dan berdoa kepada Tuhan)

“Tuhannnnnnn... cobaan demi cobaann menimpa kami Ya Tuhannn... aku mohon


ulurkan tangan mu membantu kami, menguatkan aku sebagai Ibu bagi anak-
anakku. Ku berdoa buat anakku Rini ya Tuhan, Lembutkanlah hatinya bebaskan
dia dari kekecewaannya, ajar dia untuk tidak membalas kejahatan, berikanlah
kasih di hatinya Ya Tuhannnn... di dalam nama Yesus Kami berdoa Amin...”

Ibu : Udah nak ku ... jangan kam sedih dan takut ya... ayo kita pulang saja dan kita
susul kakakmu (pergi dan Keluar panggung)

Narator : Rini masih memendam kekecewaannya, dia tidak bisa menerima perlakuan
orang-orang terhadapnya, dia kecewa dengan keadaan, dia marah, dia benci
dengan orang-orang. Singkat cerita, Rini beranjak dewasa, menyelesaikan sekolah
nya dan pergi merantau ke Kota jauh, Meninggalkan Ibu dan Adiknya di Kampung.
Berkat usaha yang gigih dan kerja keras nya dia berhasil mendapatkan pekerjaan
yang layak dan sudah mandiri secara finansial.

Rini : (Dengan pakaian ala kantor, Memakai kacamata dan duduk di Kursi kantor
diantara file2 berkas kantor)

Sekretaris : (Mengetuk) Selamat pagi buk

Rini : Ya pagi... silahkan masuk

Sekretaris : Pagi ini saya mau minta tanda tangan ibu, untuk proyek property yang semalam
sudah disetujui...

Rini : (Dengan Optimis dan Sumringah) Oh iya... mana format biar saya baca dulu
(mengambil form dan membaca dengan senyum) oke saya akan tanda tangani
disini

Sekretaris : Oh ya buk... saya juga mendapat tawaran dari Investor2 yang ingin menanamkan
modal dalam proyek ini, bagaimana bu bisa kita terima?

Rini : Nah....... (dengan kepuasan) kan udah saya bilang ini proyek pasti lah akan maju
dan banyak orang yang minat... apalagi di kota besar sperti ini,, semua ini sudah
saya prediksi (dengan sombongnya) Boleh2 nanti kamu tinggal hubungi mereka
saja ya... oke ini form nya sudah selesai

Sekretaris : Oh Iya buk Trima kasih buk saya permisi dulu ya...

Rini : Okeee...

: (Bersantai sejenak)

Narator : saat bersantai Rini tiba-tiba ingin...

: Ahhhh... semua dah aman... proyek maju, bisnis lancar... pasti saya akan dapat
banyak keuntungan...

: hmmm Sudah lama juga saya ga telpon ibu di kampung... mumpung lagi santai
telpon dulu ah

: (Mengambil HP android dan menelepon)

: halooo... Halooo... Ibu?

(Ibu langsung masuk panggung dengan selendang menutupi kepala dan muka
lesu, dan Roni sambil mengurut-urut Ibu)

Ibu : Ha haloo.. (Dengan nada tersengal)

Rini : Ibu... ini Rini bukk... bagaimana kabar ibu?

Ibu : Rini??? Anakku... (dengan hampir menangis) Ibu baik2 saja nak, gmna dengan
kamu?

Rini : Rini baik buk

Ibu : (Batuk2 agak panjang)


Rini : Bu? Ibu sakit? Batuk? Sudah minum obat?

Ibu : engga nak ku, ibu ga sakitt,, ga usah khawatir.... Ibu ga papa... Oh ya gmna
dengan pekerjaan mu?

Rini : Hahahaa... itu dia buk yang saya ceritakan tadi... Rini pokoknya sekarang udah
sukses udah mapan, apalagi proyek-proyek semua nya lancar. Tenang aja ibu, kita
bakal jadi orang hebat sperti yang bapak dulu cita-citakan... Oh ya.. buk nanti saya
juga rencana bakal bangun rumah kita yang baru di Kampung dan Ibu bisa hidup
bahagia disana sama adek, Dan semua orang yang menghina kita kan
terdiammmmmm ahhahahahhahaha

Ibu : Nak kuu... kamu sehat-sehat dan baik-baik saja Ibu sudah syukur sama Tuhan...
tidak usah terlalu berambisi nak ku...

Rini : Bu... dengar ya... kita udah terlalu lama terpuruk dan dihina orang, sekarang
saatnya bangkit!! Masa depan buk masa depannn harus dipikirkan.... dan
sebentar lagii Aku akan beli mulut2 yang menghina keluarga kita (sambil berdiri)

Ibu : Hmm ibu tahu Rini begitu semangat dalam karir, tapi jangan lupa berdoa juga ya
Sama Tuhan... ngomong-ngomong tiap pagi masih renungan pagi dan malam
belajar alkitab kam kan nakku?

Rini : Aduh buuu sekarg susahhh disni (suara agak pelan)... sibuk kali bu... ga sempatt
... udah itu semua dirangkum aja di gereja bisanya itu... hmm ah ehhhhh bu...
kayak saya harus bekerja lagi... oke buk kapan2 aku call lagi ya... sehat2 terus ya
bu salam sama adik... (telpon dimatikan)

Ibu : (terdiam karna telpon mati tiba2)

: (langsung berdoa) Tuhannnnnnn kubersyukurrr engkau telah memberikan


perlindungan dan berkat kepada anakku yang jauh disana... betapa Indah berkat
mu Tuhan... namun, biarlah berkat surgawi juga menjadi bagiannya... ajari dia
supaya tetap mengingat Engkau sebagai pemberi berkat... ajari dia supaya jangan
menjadi sombong Tuhannn (menangis).... Agar Rini tetap menjadi anak Tuhannn,
dalam nama Yesus kami berdoa Amin...

(Ibu Keluar Panggung)

Narator : Begitulah sang Ibu yang selalu mendoakan Rini akan berada salam jalan Tuhan,
agar terbebas dari kekecewaan dan dendam nya selama ini, namun Rini terus saja
menjadi sosok yang angkuh dan merasa bahwa berkat yang dia terima adalah
hasil jerih payahnya sendiri. Dia tetap fokus pada tujuan utamanya yaitu:
menunjukkan kesuksesan nya kepada orang-orang yang telah menghina nya.
Suatu kali di hari yang berbeda

(Suasana kantor hari ke dua... Rini kembali di Meja nya)

(Tiba-tiba ada suara ketukan di Pintu)


Rini : Ya masukkkk

Pencari Dana : Permisi buk... (langsung menyalam)

Rini : Ya silahkan duduk... silahkan duduk... ada perlu apa tadi?

Pencari Dana I : Iya buk Rini, kami tadi sudah memohon izin dengan sekretaris ibuk... kami
mohon waktunya sebentar ya buk...

Pencari Dana II : Begini buk (agak malu2) kami dari Jemaat Advent sidang Betlehem... memang
kami sudah lama bergreja disana tapi bangunannya masih belum permanen
dannnnnnnnnn....

Rini : Oke oke oke... hmm saya sudah tahu, pasti mau minta2 uang kan... ?!

Pencari Dana I : (Menyela) Em Bukan buk... tapiii... mau mencari Danaaa (tersipu malu)

Rini : Ahahah sama aja nya itu ahh... kalian ini

Pencari Dana II : Maka dari itu buk kami datang kesini, mohon bantuan ibuk, kan kami tahu ibu
itu orang yang sukses dan banyak uang

Rini : Aduhhhh... iya iya saya tahulah saya itu udah sukses... go sah lah pake memuji2
(dengan agak tersenyum terpaksa) saya akan kasi kok.... sekretarisss!!!

Sekretaris : Ya buk.. tolong siapkan cek ya buat saudara2 kita ini .... buatkan lah 10 juta itu

Rini : Siap buk

Rini : Begini ya... saya mau kasi inspirasi dulu buat kalian... saya juga dulu berasal dari
keluarga kurang mampu, serba kekurangan lahh,, banyak ornag-ornag yang hina
saya, memfitnah saya... tapii... heh... saya bangkit saya ga mau terpuruk...saya
kerja keras dan akhirnya saya sukses kayak gini.... nah makanya klian juga ya...
jangan tahunya minta2 aja ya (dengan agak halus tapi sakit) harus berusaha
bekerjaaa.. sama sperti saya (cek sudah selesai)

Sekreatris : Ini buk

Rini : Oke ini ya bantuan dari saya

Pencari Dana : Makash banyak ya bukkk... makash banyak (tiba-tiba bersujud di kaki Ibu Rini)

Rini : Hahahh oke oke oke.. udahhh ... semoga klian bisa bangun gereja itu

Pencari Dana : Permisi ya buk... Trima kasih banyakkk (Pergi Keluar)

Rini : ehhhhhh... jangan lupa ya di form bantuan itu di tulis yang menyumbang: RINI
PROFESIONAL MUDA YANG SUK...SESS.... gtu ya

Pencari Dana : Oke bukk

Rini : (Tersenyum Puas)

Narator : Rini semakin puas dan sombong akan dirinya, dia mulai merasa telah
membalaskan semua kekecewaannya melalui kesuksesan yang dia dapatkan....
Namun sang ibu tak henti-hentinya berdoa baginya agar dia tidak salah jalan. Hari
berganti hari dilalui Rini dengan sibuk terus menerus dengan bisnisnya, dia lupa
akan Tuhan dan semakin berlarut-larut untuk mencari harta dan kekayaann...
Sampai pada suatu saat

Sekreatris : (Sibuk tak menentu dan ketakutan, sambil membawa laporan yang banyak)

Rini : halooo Selamat pagi...

Sekretaris : Eh iya ehhh pagi bukkk..

Rini : Kok kamu bingung gtu, Ini pagi yang indah untuk bekerja harus fokus semangat,
proyek2 banyak menanti loh

Sekreatris : Iya pak... ehh bukk... ah ... ini saya tadi dapat berita kurang baik, ini buk
investor2 yang kemrain semua pada batal, mereka mau menarik dana nya dari
proyek ini bukkk (Sambil memberi laporan2)

Rini : Kok gtu sehh... ini semua udah diancang2 loh dari kmren (mulai panik) kok tiba2
bisa batal bgini.. ga bisa kamu hubungi lagi mereka

Sekretaris : Buk... dan lebih mengerikan lagi... ini berita nya sudah viral dmna2... proyek
pembangunan perumahan kita yang ada di Banten itu semalam sudah hancurrrr
semuaaaa buk diterjang Tsunamiiii

Rini : Apaaaa tidakkkkk tidakkkkkk tidak mungkinnn (tersujud sambil berteriak dan
menangis) tidakkkk

Sekretaris : Semua hancurrr buk hancurrrrr

Rini : Tidak mungkinnnnnnnnn (menangis menjadi dengan laporan berterbangan


semua)

Sekretaris : (ikut tersujud,, Sedih menenangkan dan mengusap punggung Ibu Rini)

Narator : (Lagu sendu dimainkan) Hancurrr sudahhhh... semuanya lenyap dalam


sekejapp... semua investor tarik diri dan Proyek2 yang dibanggakan Rini kolaps
tak tersisa, kini Rini kembali jatuh terpuruk, menangis, hancur tanpa artiii...
merasa diri lemah dan putus asa... Rini pergi ke suatu tempatt

(Suasana Teduh dalam gereja dan piano dimainkan, Para Jemaat memasuki gereja dan duduk di
lantai, Tanpa dari kejauhan seseorang masuk dengan selendang di kepalanya
tertunduk malu dan duduk di kursi)

Pendeta : (Masuk) Selamat Malam Saudaraku ....

: tidak terasa waktu begtu cepat berlalu, kini kita sudah di penghujung tahun
2018.. kita akan songsong 2019 dengan penuh harapan...

: Sebagian dari kita mungkin takut dan khawatir akan masa depan, seperti apakah
masa depan ku nanti? Akan kah aku bahagia, akankah aku sengsara?

Rini : (Terisakkk menangis)


Pendeta : Hidup di dunia yang fana ini tidak ada harapan yang pasti, keindahan dan
kemewahan itu hanya sementara saja, masa depan yang sesungguhnya ada
dalam Kerajaan Allah, Kerajaan Surga yang Tuhan sudah sediakan bagi kita....

: Oleh karena itu.. jangan cari di dunia tetapi capailah masa depan bersama
Tuhan... amin.... ada dari diantara saudara yang ingin bersaksi?

Rini : (Semakin terisak dan menangis dan menyadarii)

: (tiba-tiba mengangkat tangan dan bersaksi)

: Selamat malam bagi kita semua... saya ingin bersaksi... saya berasal dari
keluarga yang miskin... ayah kami sudah meninggal...kami dihina di difitnah, saya
tidak terima akan hal itu, saya berusaha, bekerja dan akhirnya sukses dan saya
berjanji akan membelas semua perbuatan orang-orang itu dengan kesuksesan,
saya menjadi sombong dan tidak ada kasih dalam hati saya, saya pernah
membantu gereja ini, yang sudah berdiri dengan megahnya, tapi saya dengan
angkuh memberi bantuan saya, selama ini ternyata salahhh.... (menangis),
sekrang semmua lenyappp dan saya terpuruk lagi, saya mohon saudara2 doakan
saya dan saya mau berubahhh , saya tidak mau lagi mencari masa depan
gemilang di dunia ini, saya mau mendapat masa depan yang kekal bersama
Tuhan... Amin...Selamat Tahun Baru

Lagu Pujian: “My Peace”

Jemaat : Aminnnn (Semua bersalaman dan mengucapkan selamat tahun baru)

(sambil narator berjalan, Rini kembali membawa koper berjalan dari ujung pintu ke podium,
dimana ibunya yang sakit2an menunggu)

Narator : Suasana malam itu begtu haru dan satu dengan yang lain mengucapkan selamat
tahun baru dengan penuh kasih dan mereka makan bersama2. Rini, akhirnya
kembali ke kampung... dengan penuh harap bertemu dengan ibunya yang dia
kasihi, Tiada lagi dendam dan kesombongan di dalam hatinya. Semuanya sudah
ditinggalkannya, kini hanya kerendahan hati dan kedamaian dari surga yang
mengisi relung-relung jiwa nya, Rini ingin berubah menjadi pribadi yang baru..

(Backsound Lagu sendu)

Rini : Ibuuuuu....

Ibu : Anakku...

Rini : Semua sudah hancurrr buuuuuuu, masa depan yang gemilang itu sudah hilangg

Ibu : Ya anakku aku Tahuuuu.... selama ini doa ibu menyertaimu dan aku tahu Tuhan
akan menunnjukkan jalannya padamu,, dan ... Inilah jawaban Tuhannn... ini jalan
yang terbaik

Rini : Iya ibu... aku sadarrr... aku salahhhh... aku akan berubah...
Ibu & Rini : (Berpelukan)

Lagu Pujian: “Indah Pada Waktunya”

Anda mungkin juga menyukai