Anda di halaman 1dari 10

https://bnn.go.

id/formulir-festival-film-bnn/

from PUSLITDATIN to everyone: 9:28 AM

Untuk absen silahkan isi form disini >>


https://forms.gle/ydDd5M3CL3kp429XA

Untuk link pendaftaran >> https://bnn.go.id/formulir-festival-film-bnn/

link download materi ppt >>


https://drive.google.com/drive/folders/1QANMj6h9aBoe78LFhDqyrHXiFr6rJT
2O?usp=sharing
Karakter Cerita:
Judul: Keluarga Cak Singo dalam: Lambaian daun lima jari

Cerita ini mengkisahkan sebuah keluarga dalam salah satu kampung di


wilayah Sidoarjo dan keluarga tersebut sangat peduli dengan sekelilingnya.
Suatu hari rameh diperbincangkan di televisi juga dunia maya, yaitu
mengenai legalitas ganja. Disebabkan karena adanya sepasang suami istri yang
istrinya mengidap suatu penyakit kronis, akan tetapi sudah tidak bisa dilkaukan
dengan penanganan medis. Sang suami mencari alternatif lain, yaitu dengan
menggunakan ganja untuk mengurangi rasa sakit yang diderita oleh sang istri.
Akan tetapi, hasilnya malah harus berurusan dengan hukum dan selama itu,
istrinya tidak mengkonsumsi ganja akhirnya meninggal. Inilah yang menjadi
perbincangan dalam keluarga tersebut.
Salah satu anggota dalam keluarga ini memiliki persepsi lain terhadap apa
yang dikonsumsi dari pemberitaan tersebut yang lebih dikenal dengan sebutan
daun lima jari tersebut adalah daun singkong.
Hal ini yang membuat perdebatan panjang, sehingga saling salah faham
dan mengakibatkan kegaduhan, keamanan, para tetangga, serta pak lurah. Pada
saat kontrol kampung pak Lurah mendengar kegaduhan tersebut hingga ikut
serta menyelesaikan perselisihan yang ada. Pak Lurah memberikan pemahaman
mengenai daun lima jari yang diperdebatkan kepada keluarga tersebut.
Dengan gembira keluarga ini menerima dan memahami apa yang
disampaikan oleh pak Lurah dan sangking gembiranya semua yang ada di
kediaman keluarga tersebut diajak makan bersama dengan menu daun lima jari
(sayur dan botokan daun singkong).

Karakter:
Ibu (Poni) : seorang istri yang sangat polos, oon, dan selalu ingin
tau serta salah faham

Bapak (Cak Singo) : seorang suami yang tidak sempurna dan selalu
pernyataannya dianggap salah karena selalu salah
persepsi

Mak : seorang wanita tua yang di pemikirannya uang, uang,


dan uang serta merasa benar
Pak Lurah : seorang laki-laki yang ramah dan peduli terhadap
warganya terutama kepada ibu-ibu dan kaum hawa.
Keamanan : seorang laki-laki yang peduli terhadap keamanan
lingkungannya
Tetangga : Ibu-ibu yang kepo dan ingin mendapatkan informasi
nomor satu
Warga : seorang ibu yang genit dan juga tertarik dengan pak
Lurah. Pak lurah adalah fokus utama

Lokasi :
1. Tempat dedaunan singkong
2. Rumah
 Ruang Tengah
 Dapur
 Kamar
3. Depan rumah
4. Jalan dekat dengan rumah mak
Scene 1 : (menelusuri lorong rimbun tumbuhan liar) Pagi hari, matahari
beranjak muncul

Scene 2 : suara air mengalir menambah heningnya suasana makin senyap


menuju pagi, (Kamar tidur, ruang tengah) seorang tidur pada
sudut rumah dengan beralaskan sehelai tikar,berselimut sarung
butut, dengan ber kaos butut dan bercelana taqwanya yang gak
pernah lepas (Pagi hari).

Scene 3 : (Ruang tengah, pagi menuju siang) suara keras tv berita tentang
pro kontra legalitas ganja yang debatnya begitu menegangkan
dan membangungkan Cak Singo dan serentak terbangun dan
melototi berita di TV dan hwndak berkomentar, akan tetapi
keduluan Mak

Mak : iki.....iki....oono ae,

Scene 4 : Dan di sambut dengan suara dari dalam kamar,


Poni : Opo mane Mak?

Mak : Ikuloh Pon, ono wong loro waras gae godong-godongan, lek
gak salah godong lima jari jenenge

Cak Singo : Hemm.... (sambil nutup telinga)

Iku godong seng dilarang gawe secara bebas Mak,

Mak : Koen iku kemero Sing, iku ngono pemerintah nentukno jenis
godong anyar seng isok di konsumsi gawe rakyate, ambek iku
ditentukno halal-harame sisan

Poni : Weee keren Mak....


Isuk-isuk wes jelasno godong-godongan
Terus lek ngono iku yoopo Pak?

Cak Singo : Wes jarno ae bu, wong duduk urusane kene, Wes di atur
negoro iku,

Poni : Waduh,
Sik ta iku waras temen ta Mak? opo gak tambah nemen yo
pak?
Cak Singo : (Tidak di jawab Mak, malah Bapak yang jawab)
Lah iku, goro-goro nandur gae ngobati bojone terus ditangkep
wak polisi ato BNN, kan bojone gak iso gawe godong iku
mane.

Poni : Lha terus yoopo pak?

Cak Singo : Yo matek bu...

Poni : Angel wes... angel...


Mak : Lambene lho...
Lak meteges, Ero teko endi?
Sakjane langsung melu programe Pak Jokowi, Indonesa suehat
iku lho, kan jarene gampang

Poni : Oh... seng gratis iku ah Mak?,


ruangane apik, nyaman, ambek kek’i bubur kacang ijo anget
pisan (sambil senyum)
Kok hebat temen program e yo Mak...
Kok wonge iku gak melok yo Mak?, opo’o?

Mak : Melu gak e kan gak kondo aku Pon, dadi engko nek di kandani
tak warai awakmu... (sambil menyeringai)

Poni : Iyoo Mak...


Sik ta, emange Mak kenal ta bek wong sing di beritano?

Mak : Yo gak lah Pon, (sambil masuk kamar)

Cak Singo : Oh semprol, yo iku makmu (telunjuk Cak Singo ditaruh ke


jidat, kemudian buru-buru masuk kamar)

Poni : Sek tala pak, sampean iku ngerti ta godong lima jari seng
dibahas Mak iku mau, iku lak godong seng biasane dimasak
Mak. Akeh khasiate jarene mak, isok nyehatno awak, jernino
pikiran, karo ngelangsino weteng pak

Cak Singo : Isok garai kuat pisan ahh? (memperagakan)

Poni : Pastine iso


Cak Singo : Ayok... Ayok... (seakan mengajak ingin mengambil)
Mak : (Mak yang dari kamar menguping pembicaraane Cak Singo
dan Poni)
Wahhh…. Arek-arek iki ternyata ngerti lek godong iku biasae
seng tak masak. Bener yo, godong iku lak akeh khasiate. Wah
lumayan isok didadekno duek. Nek mburi omah kan akeh.
Lumayan dueke isok gawe tuku kelambi riyoyo. Iki gak oleh
onok seng ero. Aku kudu disikan, enake kate disiki aku (Mak
bergegas keluar kamar dan berjalan mengambil tempat sayur)

Poni+Cak : Heran melihat mak yang masuk dapur terburu-buru


Singo
Cak Singo : Makmu kate nandi iku?(panik dan tergesah-gesah hendak
mengikut)
Poni : Pak... Melu, Ojok ditinggal...
Mak : (Mak keluar dari dapur yang membawa bakul menuju halaman
rumah dengan tergesa-gesa, akan tetapi diikuti terus sama bu
Pon dan cak Singo. Mak yang tau tiba-tiba berbalik arah ke
mereka kemudian mengomeli mereka).

Lapo kon meloki aku?


Kate melok jokok godong seng piral iku ahh, gak usah. Ero lek
godong biasae tak masak iku seng dibahas nak TV. Ngono gak
onok seng ngandani aku. Gak oleh seng jokok godong iku
kecuali aku. Ojok macem-macem ate ngelangkahi aku kon yo...
(sambil memukul mereka menggunakan bagul yang
dibawanya)

Poni+Cak : Jingkrak-jingkrak dan teriak ke sakitan


Singo Aduh Mak…. aduhh…..

Poni : Wes mak.. wes mak... aduh.. aduh...


Scene 5 : Diluar rumah ada salah satu tetangga yang mendengar bahwa
keluarga tersebut sedang membahas daun yang viral dan
keluarga tersebut ternyata sering mengkonsumsinya

Tetangga : (Bergumam)
Demi kesejahteraan kita bersama...
Wah Mak sering masak godong seng lagi piral. Iki mak kate
jokok godonge. Wah bahaya iki kudu dikandakno nak pak
Lurah. Godong iku kan seng dilarang karo pemerintah. Isok-
isok desone kene tercemar iki.
(Tetangga ingin mencari pak lurah dan celingak-celinguk)

Scene 6 : Pak Lurah Keliling Kampung

Pak Lurah : (menyapa Mak, Pono, dan Cak Singo)


Siang wargaku, lagi lapo iki?
Mak : (sambil mencubit pinggang poni dan menginjak kaki Cak
Singo)

Lagi kumpul-kumpul pak (sambil menyeringai)


Pak Lurah : Kalau gitu saya trak lanjut lagi, monggo

(ketika pak lurah sudah berjalan menjauh, mak membawa Cak


Singo dan Poni masuk ke dalam rumah)
Tetangga Tetangga hendak mengabarkan informasi tersebut ke pak Lurah
yang kebetulan sedang berkeliling melihat keadaan
kampungnya. Akan tetapi, tetangga itu sempat lupa karena
disapa oleh pak Lurah

Pak Lurah : Selamat Siang wargaku..


Duhh tambah ayu ae wargaku iki

Tetangga : Terima Kasih Pak Lurah (nada genit)

Pak Lurah : Saya tak lanjut keliling maneh ya bu, monggo...


Tetangga : (setah pak lurah berjalan agak jauh, tetangga baru ingat,
akhirnya menarik Keamanan yang berada di belakang pak
Lurah)

Demi kesejahtraan kita bersama...


Pak...
Aku duwe info penting, kene tak bisiki (bisik-bisik). Ojok lali
warahno pak Lurah yo
Keamanan Siap grak...
Laksanakan...

(Lari ke Pak Lurah, karena pak Lurah tetap berjalan waktu


keaman dipanggil oleh tetangga)
Pak Lurah : (Pak lurah berjalan sambil menyapa Ibu... Ibu...)
Siang Ibu-ibu ayu..
Lagi lapoiki, kok sek sibuk ae awan-awan ngene iki
Warga : Duh pak lurah lucu deh..
(Ibu-ibu Gak delok lagi mepe klambi ngene ahh
genit) Bikin gemes ae (dengan gayanya yang menggoda)

Pak Lurah : (menjawab dengan khas genitnya)


Duhh isok- isok ae Ibu iki....

Keamanan : (Berlari tergesa-gesa menuju pak Lurah)


Siap Grak... Hormat Grak
Pak lapor, ada info heboh (dan kemudian bisik-bisik)
Pak Lurah : Biasalah (nada khas tiktok, hal tersebut karena info belum
tercerna)

(Keamanan melanjutakan berbisik)


OPO?.... (kaget, info sudah tercerna)
Endi wong seng ngekei info, kongkonen mrene...

Keamanan : Siap Laksanakan (melambaikan tangan ke tetangga dengan


gerak bibir yang memanggil)

Warga (wargapun jadi ikut kepo, tapi kepo depan apa yang mau
(Ibu-ibu dilakukan pak lurah)
genit)
Pak Lurah kate nandi se iku, aku tak melok ae wes
(meninggalkan jemurannya)
Keamanan dan Pak Lurah mendengarkan informasi kembali
Scene 7 :
dari tetangga
Tetangga : Gini lho Pak Lurah,
Tadi kulo ketemu kale Mak, terose niku si Mak kajenge dolek
godong seng lagi piral niku, seng dilarang kale pemerintah iku
lho, seng jarene niku saget ngerusak generasi bangsa. Gak
cuma niku mawon Pak Lurah terose niku nggeh pun sering
ngonsumsi. (suara tidak terdengar, hanya gerakan tubuh, bibir,
dan mimik wajah)

Pak Lurah : Opo? (Wajah Melongo)


OMG (nada khas tiktok)
Wah bahaya iki kudu langsung di tindak lanjuti. Pak ayo
langsung kita ke TKP

Keamanan : Siap Meluncur, Laksanakan

Scene 8 : Di rumah mak


Pak Lurah : Assalamualaikum..
Mak... Mak...

Poni : Waalaikusalam
Pak lurah...
(ternyata ibu yang keluar dan ibu memanggil Cak Singo)

Pak... Pak... iki lho onok Pak Lurah


Cak Singo : (Cak Singo keluar menemui pak Lurah)
Wonten nopo pak lurah?
Pak Lurah : Niku kulo wau angsal info dugi warga, terose Mak ngonsumsi
godong viral atau ganja seng lagi di bahas di TV niku.
Poni : Ya Allah Mak... (wajah bingung dan sedih)
Cak Singo : Yo ngono iku Makmu sakkarepe dewe (ngedumel tapi keras)
Keamanan : Siap Grak, Hormat Grak
Mak'e pundi wonten’a?

Poni : Wonten lebet pak.

Mak... Mak... (Poni teriak-triak memanggil dan mencari mak)

Cak Sing : Monggo pinarak rumiyen

(pak lurah masuk dan sedangkan keamanan mengamankan


warga yang sedang berkerumun ingin menyaksikan).
Mak : (Mak keluar dari dapur sambil membawa bakul ditangannya)

Opo toh...
Aku gak budek, gak usah bengak bengok koyok ngono

Poni : Ya Allah Mak Mak.... (nangis tidak mengelurkan air mata dan
sedih berlebihan)

Cak Singo : Mak iku wes tuek, mbok yo iling umur ngunu lho Mak Mak....

Mak : Lambemu menengo...


Lho wonten Pak Lurah...
Wonten nopo pak?

Pak Lurah : Ngeten lho mak, daun lima jari niku kan dilarang kale
pemerintah, kok malah jenengan konsumsi?. Barang niku kan
barang haram mak... melanggar hukum...

Mak : Lha lapo se Pak Lurah iki ngono godong lima jari apik gawe
kesehatan, ora usah tuku, murah, halal pisan
Poni : Blaen pak

Pak Lurah : Mboten Mak..


Godong niku pun dilarang kale pemerintah. Mak purun’a
ditangkap kale polisi utowo di grebek kale BNN gara-gara
nyalahgunakno barang terlarang?

Mak : Lha aku salah opo kok moro-moro ditangkap karo polisi?
Mosok ngonsumsi godong ngene ae isok sampek dipenjara?
(sambil menunjukkan daun singkong ke hadapan pak lurah)

Pak Lurah : (Tepuk Jidat)


+ Warga Angel wes angel....
Iku ngono godonge pohong Mak.....

Mak : Pumpung wes kadung kumpul kabeh mesisan ayo mangan


bareng ae kene. Mumpung aku wes masak. Cobaen enake
godong pohong seng isok garakno awak sehat

(mak ngomong-ngomong sendiri “lek koyok ngne carane aku


wurung antuk duwek, tapi gak popo lah, itung itung gawe
ngincipi ben daganganku mben laris”)

Akhirnya pak lurah dan warganya makan olahan daun


Scene 9
singkong yang menjadi perdebatan di rumah Mak

Anda mungkin juga menyukai