Anda di halaman 1dari 3

KOPI SIANG

PEMERAN :

 PAK RATNO : HERMAN (SEBAGAI SUAMI IBU RATNO)


 IBU RATNO : MARYAM SUCI ANUGRAH (SEBAGAI ISTRI PAK RATNO)
 EKA WIJAYANTO : DHIYAUL ABDILLAH (SEBAGAI PEMBACA BERITA)
 PAK JOKO : SAHARUDDIN (SEBAGAI TETANGGA PAK RATNO)
 ANDI : FIRMANSYAH (SEBAGAI ANAK PAK RATNO & IBU RATNO)

Tepat pukul 13.00 pada siang hari, pak Ratno menuju ke ruang tamu untuk menonton berita
siang yang akan menyajikan berita berita terbaru, dengan ditemaninya secangkir kopi
hangat yang dibuatkan oleh istri tercintanya yaitu ibu Ratno.
Pak Ratno : “Aaahhh… siang siang gini enaknya nonton berita sambil nyeruput kopi hangat.”
Duduk ke sofa sembari mengambil remote untuk menyalakan televisi tabung yang berada
diatas meja.
Eka Wijayanto : “Selamat siang semua, kembali bersama saya Eka Wijayanto di berita
ekslusif siang, baik, kasus pertama pada siang hari ini yaitu warga digegerkan karena
ditemukannya 3 jasad bocah yg diperkirakan masih duduk di sekolah dasar, jasad ditemukan
di kebun pisang yang berlokasi tidak jauh dari pemukiman warga, di duga jasad korban
sudah berada disana selama 4 hari karena ditemukannya tanda tanda pembusukan pada
beberapa bagian tubuh korban.”
Pak Ratno : “Ck ck ck benar benar yah, padahal mereka hanya anak anak yang duduk
disekolah dasar, dasar manusia biadab!” Dengan wajah kesal menyela ucapan si pembaca
berita.
Ibu Ratno : “Ada apasih pak siang siang begini marah marah, ga bagus tau, nanti cepet tua”
Membawakan secangkir kopi ke pak Ratno dan meletakkannya ke atas meja.
Pak Ratno : “Itu loh bu, manusia manusia biadab, masa mereka ngincer anak anak yang ga
berdaya, beraninya sama anak anak aja!” pak Ratno masih geram dengan pelaku.
Ibu Ratno : “Waaahh kasian banget yaahh, tapikan kita gatau motif pembunuhannya apa
pak”
Pak Ratno : “Loh bu, itukan anak anak, mereka bisa apa? Yang namanya pembunuhan ga
perlu ada motif dong”
Ibu Ratno : “Iya juga sih pak”
Disela sela perbincangan pak Ratno dan ibu Ratno, datanglah pak Joko dengan memberi
salam.
Pak Joko : “Assalamualaikum wr.wb.“ Sembari mengetok pintu rumah pak Ratno.
Pak Ratno & Ibu Ratno : “Waalaikumsalam wr.wb.”
Pak Joko : “Waaahh ada apa nih siang siang pak Ratno marah marah? Nanti ubannya
tambah banyak loh” Sembari berjalan dan duduk ke sofa.
Pak Ratno : “Itu loh Jok, jaman gini beraninya sama anak anak aja!” Lalu menyeruput
kopinya yang masih hangat.
Pak Joko : “Oalah lagi nonton berita siang toh, istri saya juga geram sama pelakunya,
makanya saya lari kesini, eh taunya sama aja ngoceh ngoceh mulu” Menoleh kearah televisi.
Ibu Ratno : “Saya buatkan kopi dulu yah pak Joko” Tersenyum dan menuju kearah dapur
untuk membuatkan pak Joko secangkir kopi.
Pak Joko : “Makasih yah bu Ratno” Membalas senyuman Ibu Ratno.
Pak Ratno : “Jok, kau ga takut apa, anakmu tetiba hilang kayak di TV, mana anakmu
perempuan lagi” Menunjuk televisi.
Pak Joko : “Insyaallah anak saya aman aman aja kok No” Tersenyum ke pak Ratno.
Pak Ratno : “Emang kamu yakin? Kemarin aja anaknya ibu Siti sempat hilang 3 hari loh,
terus dateng dateng udah mengandung, kamu yakin ga was was?” Menyondongkan
badannya dan memelankan suaranya.
Lalu tiba tiba datanglah Andi yang baru saja pulang dari sekolah.
Andi : “Assalamualaikum PAAAKK ANDI PULAANGG” Masuk ke dalam rumah sembari
melepas sepatunya yang masih terpasang dikakinya.
Pak Ratno : “Waalaikumsalam wr. wb. Udah pulang toh sana kamu ganti baju terus makan”
Mengambil kopinya dan menyeruputnya lagi.
Ibu Ratno : “Eh Andi udah pulang, sana ganti baju lalu makan, ibu udah buatin tempe bacem
kesukaan kamu” Tersenyum sembari membawa secangkir kopi untuk pak Joko “Silahkan pak
kopinya” Lalu Kembali ke dapur untuk menyiapkan Andi makanan.
Andi : “Baik bu, pak” Melangkah meuju kekamarnya.
Pak Joko : “Makasih yah bu” Membalas senyuman Ibu Ratno. “Ngomong ngomong soal
pertanyaan kamu saya yakin atau ngganya, yaah jujur awalnya saya ga yakin, tapi karena
saya udah belajar cara mendidik anak perempuan dengan baik seperti cara berpakaian yang
sopan, saya jadi ga begitu takut lagi” Menjawab pertanyaan yang pak Ratno lontarkan tadi.
Pak Ratno : “Oh kayak gitu toh, Andi belum saya ajarin apa apa sih, yaah paling bela diri
itupun saya ngajarinnya tinju doang” Menggaruk kepalanya.
Pak Joko : “Bela diri aja kurang pak, harusnya Andi diajarin cara bersikap yang sopan
terhadap wanita, karena itu penting mengingat Andi udah SMP masa masa remaja puber”
Meraih cangkir yang berisi kopi dan meminumnya.
Pak Ratno : “Saya juga niatnya mau ajarin dia tentang itu Jok, tapi gatau kapan waktu yang
tepat haduuhh” Memegang dan mengelengkan kepalanya.
Pak Joko : “Sebaiknya diajarkan sekarang pak” Menyeruput kopinya lagi.
Andi lalu muncul dari kamarnya dan menyela pembicaraan pak Ratno dan pak Joko.
Andi : “Ajarin apa yah pak? Perasaan Andi udah belajar bela diri deh biar bisa lawan orang
yang mau nyakitin Andi” Dengan wajah kebingunan.
Pak Joko : “Di, memang kamu udah belajar bela diri, tapi tau ga cara bersikap sopan kepada
seorang Wanita?” Tanya pak Joko dengan wajah tersenyum.
Andi : “Belum pak, emang kayak gimana yah?” Dengan rasa penasaran.
Pak Joko : “Yah caranya ada banyak contohnya menjaga pandangan kamu” Jelasnya.
Andi : “Oh gituuu, Andi jadi tertarik buat tau apa aja yg harus Andi lakuin buat terlihat sopan
didepan wanita!”
Pak Joko : “Hahaha baguslah Andi, untuk lebih lengkapnya kamu tanya aja ke ibumu”
Dengan mengacungkan jari jempolnya.
Andi pun berterima kasih dan lari menuju dapur untuk bertanya kepada ibunya.
Pak Ratno : “Waahh Jok makasih yah udah ngajarin Andi, ga sia sia saya tetanggaan sama
kamu hahaha”
Pak Joko : “Hahaha bisa aja kamu No, ngomong ngomong saya balik dulu yah istri saya
kayaknya udah reda emosinya hahaha” Sembari berdiri dari sofa “Assalamualaikum”
Pak Ratno : “Waalaikumsalam”
Pak Joko pun beranjak keluar dari rumah pak Ratno.
Eka Wijayanto : “Kasus kali ini datang dari salah satu departemen pemerintah yang tidak
lain adalah kasus korupsi yang dilakukan oleh wakil ketua DPR sendiri.”
Pak Ratno : “Astagaaa manusia biadab apalagi iniii!! Gimana mau tentram negaranya kalau
orang yang dipercaya aja korupsi melulu!” Terus mengoceh dengan wajah geramnya.
Andi & Ibu Ratno : “Haduuhh tadi udah tentram dan damai, sekarang meledak lagi”

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai