(TOMINO NO JIGOKU)
KARYA : ( FERANI YULIA ARIYANSAH )
NERAKA TOMINO
(TOMINO NO JIGOKU)
Adegan 1
Malam itu Tomino terlihat sangat bahagia ada senyum merekah terselip di sudut bibirnya.
Tomino : Ayah, lihat yah, aku mendapatkan ini(sambil menyodorkan kertas piagam dan piala yang ia
dapat sehabis lomba menggambar di sekolahnya tadi)
Tomino : Ini piala yang kudapat tadi Yah, aku mendapatkan juara 2 waktu lomba menggambar tadi
di sekolah Yah.(dengan tersenyum Tomino menjelaskan kepada ayahnya)
Ayah : Benarkah? Ayah sangat bangga padamu Tomino, kamu memang anak ayah yang paling
hebat( merangkul pundak Tomino dan mengangkat piala)
Tomino : Terima kasih Ayah, aku sangat senang hari ini bisa menang lomba menggambar
Ayah : Terus lanjutkan apa yang kau bisa nak, ayah akan selalu mendukungmu
Tomino. :Tapi aku tidak bisa tidur, aku masih ingin bercerita dengan ayah tapi aku sungguh lelah yah
Ayah : Lalu apa yang kau lakukan? Apa kau meminta pada temanmu?
Tomino. : Tidak yah aku tidak meminta tapi aku membuat warna sendiri
Tomino : Aku mencampurkan warna biru dan kuning lalu warna itu menjadi hijau yah
Ayah : Wah, kamu memang cerdas Tomino, Ayah yakin suatu saat kau akan menjadi pelukis yang
handal Tomino
Tomino : (menguap)
Ayah. : Emmm... Bagaimana kalau ayah ceritakan sebuah cerita yang indah, tapi kau harus berjanji
setelah ayah menceritakan cerita kau harus tidur
Ayah. :(mengangguk) dan mulai bercerita ... Pada suatu hari yang cerah ada seorang anak
perempuan yang sangat cantik tapi sayangnya tidak ada yang mau berteman dengannya
karena ia berasal dari keluarga yang miskin, meskipun begitu dia tak pernah membenci
teman teman nya dia tetap mau menolong ketika temannya kesulitan sampai suatu saat
teman teman nya bingung kenapa dia selalu membantu kita padahal kita tidak pernah mau
berteman dengannya dan pada akhirnya meskipun ia berasal dari keluarga miskin dia
sekarang memiliki bnyak teman karena dia tidak pernah membenci teman temannya ketika
dijauhi dan selalu menolong teman temannya dalam kesulitan.
Ayah : suuutssss... (Memberi isyarat agar tidak terlalu keras karena tomino sedang tertidur)
Ayah : jam berapa ini? Kenapa kalian baru pulang?( menghampiri kedua anaknya itu)
Kakak 2 : iya yah, kita tidak mungkin berbohong ini buktinya aku dibelikan tas baru ( memperlihatkan
barang)
Ayah : yasudah kalau memang begitu, tapi di mana ibumu? Kenapa kalian pulang sendiri?
Kakak 1 : kita tadi naik kereta yang berbeda yah jadi kita terpisah karena ibu akan membeli sesuatu
dulu
Ayah : (mengangguk) begitu rupanya, oh ya bagaimana dengan ulanganmu tadi? Katamu hari ini
kau ada ulangan
Ayah : Tapi, tapi, tapi apa lagi kalian sudah besar, lihat adikmu itu meskipun dia lahir kekurangan
tapi dia bisa meraih prestasi, tidak seperti kalian yang bisanya menghabiskan uang dan
suka menyetorkan coretan coretan merah saja
Ayah : Sudahlah ayah akan menjemput ibumu dulu lebih baik kalian mandi dan beristirahat.
***
Kakak 2 : iya kita selalu saja kena marah selalu saja salah
Kakak 1 : ah.. Kamu ini, sudahlah kita bangunkan saja tomino itu dulu
Tomino. : ( kebingungan dengan kedua kakaknya yang tiba tiba membangunkannya dan dengan
marah marah)
Kakak 2 : cepat bangun bawakan barang barang ku masuk (menunjuk barang barang yang berada di
dekat nya)
Kakak 2 : kau ini bagaimana dia kan pincang tentu saja jalannya lama
Kakak 2 : ayo bangun cepat aku sudah lelah, cepat bawa barangku ke kamar
Kakak 1 dan kakak 2 meninggalkan tomino dengan barang yang di bawa tomino
kakak 1 dan kakak 2 berjalan menuju ruang tengah dan duduk di salah satu kursi
Kakak 1 : aku lapar
Kakak 2 : aku juga bagaimana kalau kita suruh tomino membawakan makanan
Kakak 1 : benar aku setuju
Kakak 2 : tomino tomino cepat kemari dan bawakan makanan ( pangiil kakak 2 )
Tomino. : iya kak sebentar aku akan ke sana
Kakak 1 : cepat aku sudah lapar tomino kau ini lama sekali
Tak lama kemudian tomino berjalan ke arah kakak kakak nya dengan tangan kiri membawa nampan
berisi makanan. Sebelum tomino memberikan nampan makanan itu kakak 1 sengaja menyenggol
lengan Tomino dan nampan itu terjatuh
Kakak 2 : kau ini bagaimana tomino begitu saja tidak becus lihat apa yang kau perbuat
Kakak 1 : karena mu kamu sekarang tidak bisa makan
Kakak 2 : kau harus dihukum tomino
Kakak 1 : ya kau harus dihukum
Kakak 1 dan kakak 2 kemudian menyeret tomino menuju belakang rumah dan menghukum tomino
dengan mencambuk.
Ayah dan ibu datang melihat keadaan rumah dalam gelap ayah memanggil tomino
Ayah : Tomino... Tomino... Di mna kamu nak. Tomino... Tomino. ( panggil ayah yang tidak
mendapat satu jawaban pun )
Ibu mencari anak anak nya dan menemukan ruang tengah dalam keadaan berantakan dan piring pecah
Ibu : ayah kemari lah lihat ini ini pasti ulah tomino, ini pasti tomino
Ibu : kemana dia ? kemana ? dia si pincang yang tertancap duri dari lahir, si pincang pemegang
tangan orang lain , kemana dia? (berjalan mondar mandir dengan emosi yang meluap)
Ayah : sipincang mawar merah yang indah itu darahmu!
Ibu : apa maksudmu? ( menunjuk muka ayah )
Ayah : pikirlah apa yang kau katakan dalam amarahmu itu! ( disisi lain tomino menjerit dalam
hening menerima siksaan dari kakak kakaknya)
Kakak 1: menjeritlah ayo, teriaklah dalam bisumu itu!! (dengan mencambuk punggung tomino
dengan amarah yang meluap luap)
Kakak 2 : mawar indah ayah akan mekar sangat merah
Tomino : (duduk tersungkur dan hanya bisa menahan sakit)
Kakak 1 : ayo, kita seret dia kedepan ibu dan ayah
Kakak 2 : ayo, ibu pasti sanyat senang melihat ini ( menyeret tomino kehadapan ayah dan ibu)
Kakak 2 : ibu, dia ada bersamaku lihatlah, lihat bu, dia tertawa dengan jeritan tangis seperti sebuah
candaan bu, lihatlah hahahaha.
Ayah : kau apakan mawarku?
Kakak 1 : kujadikan mekar mawarmu dengan merah yang indah berkilau ( tersenyum sinis)
Ibu : hahaha indah sekali ( tertawa jahat kearah tomino)
Tomino : ayah (menangis sambil melihat kearah ayah )
Kakak 2 : ini mawar merahmu yang menawan ( sambil menyodorkan tomino ke ayahnya)
Ayah : kau apakan bungaku? ( menghampiri tomino, merangkul dan menciumnya)
Ibu : yang mereka lakukan sudah benar, kenapa kau marah? Terkadang perlu melukai untuk
merasa bahagia, ayo kita pergi ( mengajak kedua kakak untuk pergi)
Ayah : (menuntun tomino duduk dan mencoba menenangkannya) apa ini pedih?
Tomino : (termenung diam menggelengkan kepala)
Ayah : beri ayah kata tomino atau ayah akan marah juga! ( dengan nada yang sedikit meninggi)
Tomino : tidak, ini tidak sakit ayah, aku tidak sakit, aku normal, aku sehat dan kalian semua
yangsebenarnya sakit
Ayah : tenangkanlah pikiranmu tomino (memeluk pundak tomino) lebih baik kita istirahat saja ini
sudah larut
Tomino : ( mengangguk)
Ayah dan tomino beristirahat
Adegan 2
Keesokan harinya terdengar seseorang memanggil tomino dari depan rumahnya
Teman 1 : Tomino ... Tomino...
Tomino. : siapa?( Dari dalam rumah dan keluar menghampiri orang tersebut.) oh kamu ada apa pagi
pagi sudah ke sini mau main?
Teman 1 : iya aku bosan di rumah sendiri terus
Tomino. : yaudah sini ayo main ( mengajak temannya duduk di kursi)
Teman 1 : (mengangguk) kita main apa?
Tomino : enaknya kita main apa ya? (tanya tomino dengan senang sambil memikirkan permainan
yang akan dimainkannga)
Teman 1 : emm... main charly charly yuk
Tomino : ayuk (terima tomino dengan semangat) sebentar aku akan mengambil kertas dan pensil dulu
Teman 1 : (mengangguk)
Tomino. : ini. (Tomino menyerahkan pensil dan kertas itu kepada temannya dan mereka bermain
dengan senang)
Mereka bermain dengan gembira sampai ketiga teman lainnya datang dan menghancurkan suasana
kesenangan
Teman 2 : main apa kalian? ( bersama kedua teman lainnya menghampiri tomino dan teman 1)
Tomino : kita main charly charly, mau ikut?
Teman 2 : mau, sini beri kertas dan pensilnya
Teman 1 : (memberikan pensil dan kertas)
Teman 3 : Aku tidak mau bermain dengan nya, ibuku melarangku bermain dengan dia
Teman 2 : memangnya kenapa ?
Teman 3 : karena dia pincang, Dia mawar yang penuh darah, ayo kita pergi saja aku tidak ingin
terkena darahnya
Teman 2 : aku ingin bermain tapi aku takut terkena darahmu juga
Teman 2 : (mengangguk)
Teman 3 : dasar kau ini mau saja kau bermain dengan dia sipincang pembawa duri
Teman 1 : dia temanku, dia manis seperti bunga, tidak seperti kalihan yang pahit sepahit getah
(dengan nada yang sedikit tinggi)
Teman 3 : pahit? Kalau kita pahit, lalu dia dan kau itu apa? Busuk? Iya
Tomino : sudahlah aku memang pincang dan aku bukan bunga
Sebelum teman temannya pergi, Tiba tiba ibu dari teman 1 datang.........
Ibu teman 1 : di sini kau rupanya ibu lelah mencarimu ternyata kau di sini
Teman 3 ; lihat bu, anak ibu bermain dengan si pincang pembawa duri itu
Ibu teman 1 : kenapa kau masih saja bermain dengan si pincang itu? Cepat pulang!
Teman 1 : tapi bu, dia temanku!
Ibu teman 1 : rupanya kau mau tertancap duri dan berdarah? Lihat dia seperti mawar yang penuh
darah korbannya, ayo kita pulang
Ketika ibu teman 1 berkata seperti itu tomino langsing menunduk merasa hatinya sangat sakit.
Ibu teman 1 : kalian juga harus pulang jangan bermain dengan dia jika tidak ingin terkena darahnya.
Ayah : (memeluk tubuh tomino yang telah penuh darah dengan penuh penyesalan) Tomino ayah
menyayangimu tomino, kenapa kau harus pergi dengan cara ini tomino kenapa, maafkan
ayah karena tidak bisa melindungimu tomino maafkan ayah (memeluk tubuh tomino yang
sudah tak bernyawa itu dengan segala kekesalan dan rasa bersalah)
END...