rumah ke blok sebelah kampung yang ditempati keluarga Pak Toni. Pak Toni memiliki 1
anak laki-laki dan 1 perempuan mereka bernama Tomi dan Tania.
Ketika, mereka sampai didepan rumah barunya Tomi dan Tania membantu
menurunkan barang-barang yang sudah dikemasnya aroma mengerikan pun dirasakan oleh
Tania ketika ia memasuki rumah barunya itu. Tania pun berdiam diri seolah ada yang
membisikan sesuatu kepadanya. Ketika si Tomi masuk ia langsung berkata kepada kakaknya
“hey kak ! mengapa kau diam ? apakah kopermu sudah kau masukkan semua ke dalam
kamarmu ??” Tania pun terkejut dan dia hanya menganggukkan kepalanya lalu berkata
“eem..... Tomi kamu merasa ada yang aneh gak didalam rumah baru kita ini ??” ketika Tomi
mau menjawab Pak Toni memanggil “Tomi !! Tomi !! bantu ayah menurunkan kopernya !!”
“baik yah !” Tomi pun berlari keluar masuk membantu ayahnya.
Sesudah menurunkan barang mereka beristirahat dan ibu memanggil Tania “Tan !!
Tania ??” sini ke dapun sebentar !!” baik bu !” ujar Tania. “Ada apa bu ??”, “ini bawakan teh
ayah keluar” jawab ibu “Iya bu” Tania menjawab dengan riang gembira, ketika sampai di
depan TV Tania menaruh tehnya dan berlari ke atas lalu membuka pintu kamarnya. Tania
pun membersihkan dan merapikan barang-barangnya. Setelah itu waktu menunjukkan pukul
19.15 Tania pun masuk kamar mandi. Sementara itu Tomi tertidur pulas di kamar barunya.
Pak Toni memanggil Tomi yang tertidur dikamarnya. Pak Toni mengetuk pintu Tomi dan
memanggil-manggilnya. Tomi sama sekali tidak menjawab. Akhirnya Pak Tomi membuka
pintu dan berkata “ya ampun hey Tomi bangun! Ayo cuci mukamu lalu turun dan makan
bersama”. Tomi hanya mendengar dan menganggukkan kepalanya “ada apa ayah ?” keluar
dari kamar Tomi dengan kusut wajah ayah ??” kata Tania, “Ngk papa nak, rambutmu basah ?
apakah kamu habis mandi??” War ayah, “iya yah, habis gerah capek”, “ya uda habis ini
kamu ajak Tomi turun, kita makan bersama” kata ayah “baik yah” jawab Tania sambil
tersenyum.
Ketika ibu sedang menyiapkan makanan, dan ayah pun duduk sambil menunggu Tania
dan Tomi, Tania pun turun dari atas sendirian.
“Lho .... ??” kok kamu sendirian mana adikmu ? kata ibu sambil menuangkan air
minum.
“Tidur bu, sudah aku bangunkan tetap saja tidak mau bangun” jawab Tania.
“Ya sudah kalau begitu kita makan saja dulu, biar nanti kalo Tomi bangun dan lapar
makan sendiri” kata ayah.
Aroma tidak sedap pun mengganggu selera makan Tania. “Ibu ..... ibu masak apa ?”
apakah tidak hangus ibu tinggal makan ??” kata Tania sambil menaruh sendok diatas piring.
“Tidak ibu sudah selesai masak, dan ibu tidak merebus apa-apa” kata ibu, “coba ibu liat lagi
ke dapur barang kali ibu lupa” kata ayah sambil menatap ibu, ibupun lari ke dapur dan
melihat aroma apakah yang tidak sedap itu. Ibu kembali lagi ke ruang makan. “apa ibu, apa
yang hangus?” tanya Tania, “ngak kok ibu ngak lupa, ibu sudah mematikan kompornya dan
ibu juga uda selesai masak” jawab ibu sambil duduk, “seperti aroma kentang yah, bu” kata
Tania sambil mencium aroma lebih dalam. “Tapi siap yang merebus kentang malam-malam
begini ?” jawab ayah. “Entah lah yah mungkin tetangga sebelah” jawab ibu sambil
merapikan meja.
Setelah makan mereka tidur dan ketika tengah malam Tania terbangun, lalu turun
untuk mengambil minum, ketika Tania membuka kulkas sura kran terdengar amat keras,
Tania memberanikan diri untuk melihat, “Tania ??” Tania pun terkejut dan melihat ke
belakang. ”Kenapa bangun ??” kata ayah, “ya ampun ayah !!” ihh ..... !! bikin kaget aja. Ini
yah aku haus, mangkannya aku bangun dan turun!! Kata Tania sambil memasang wajah
ketakutan. “Ooh .. ya sudah, ayah tidur dulu yah, nanti matiin lampunya” jawab ayah sambil
mengelus rambut Tania “Baik yah” ujar Tania. Suara rintihan tangisan terdengar dari arah
depan TV dan aroma kentang yang menggugah selera. Tania menjerit “ayah !!! ibu !!!”
mereka terbangun dan menghampiri Tania “ada apa nak ??? kenapa kamu bangun tengah
malam seperti ini, dan kenapa kamu menjerit” tanya ibu, “ibu ... aku takut ....” jawab Tania
sambil nangis. “Ada apa ... kamu takut kenapa sayang ” jawab ibu kembali. “Tani disana bu...
disana ada ” jawab Tania sambil menangis tersedak-sedak, “ini .... ini minum dulu .... tenang
nak, Ceritakan pada kami” kata ayah sambil mengasih Tania minum. “Tadi disana yah ...
bu... ada sosok wanita menangis dan ada aroma kentang yang sedap” jawab Tania sambil
memegang gelas. Ayah dan ibu saling bertatapan, dan ketika ayah dan ibu mengantar Tania
ke kamar suara itu terdengar menakutkan “tolong ..... tolong aku .....” ayah dan ibu langsung
masuk ke dalam kamarnya.
Keesokan harinya ibu bangun pagi dan membuka gerbang, lalu ibu membeli sayur-
sayuran di depan gerbang “pagi bu Toni ....., wah tetangga baru saya mau belanja apa nih !”
kata bu Yanti dan ibu-ibu lainnya. “Iya bu saya mau beli sayur” jawab ibu Toni sambil
senyum-senyum, apakah nyaman ibu tinggal di rumah barunya “kata tukang sayur” nyaman-
nyaman saja memang ada apa bang ... ?? jawab ibu. “Ooh tidak bu tidak apa-apa” tukang
sayur “buk gak beli kentang lagi ... ??” hati-hati lo buk jangan sampai hangus lagi, tanya ibu
Toni ke bu Yanti, “saya tidak suka kentang bu, dan saya kemarin juga tidak masak kentang”
jawab ibu Yanti sambil senyum. “Lhoo, terus kemarin siapa yang masak kentang sampai
hangus, saya juga tidak masak kentang buk” jawab bu Toni sambil penasaran.
Ketika mereka sedang asyik menonton TV, ibu datang “asyiknya ... !!” ibu boleh ikut
gak ??” tanya ibu “tentu saja boleh” jawab Tomi . “Tolong ..... tolong .....” suara rintihan itu
datang kembali dan aroma kentang yang sangat harum. “Ya Tuhan ! ada apa ini !” siapa yang
menangis itu ??” tanya ayah sambil cemas.
“Sebenarnya ada apa ini yah .... mengapa suara dan aroma ini terus menghantui kita”
jawab Tania dan ibu. Tomi dan Tania berlari keluar dan bertanya kepada tetangga depan
rumahnya, “Assalamu’alaikum ... !! permisi ...!!!” ujar Tania dan Tomi sambil tergesa-gesa.
“Iya sebentar” jawab tetangga itu. “Ada apa nak ?!” tanya sang tetangga, begini buk apakah
tau tentang rumah kita ?? tanya Tania. “Iya ibu kami sering dihantui suara-suara menakutkan
dan rintihan seorang wanita” jawab Tomi sambil ketakutan, “iya bu dan aroma kentang itu
mengganggu kami, tolong bu apakah ibu tau ??” jawab Tania sambil memohon, tetapi ibu tua
itu hanya terdiam dan menatap Tomi dan Tania yang memohon-mohon didepannya.
“Tenanglah nak ..... berdirilah” kata ibu itu sambil memegang tangan Tomi dan Tania.
“2 bulan yang lalu, rumah ini ditempati oleh 2 orang, mereka baru saja menikah dan
menempati rumah ini.” Ketika pagi hari mereka masih tertidur dan istrinya bangun lalu
merebut kentang kesukaan suaminya, ketika itu para perampok masuk ke rumah nya dan
membunuh suami-istri itu. Kentang itu direbus hingga hangus, disitulah sang istri disiksa dan
dibunuh, akhirnya sampai sekarang arwahnya masih menunggu rumah itu dan 1 orang pun
gak ada yang berani menempati rumah itu, akhirnya keluargamu membeli rumah itu “kata
ibu itu”. Ya khan sadis sekali ceritanya, ya sudah buk terima kasih “jawab Tania dan Tomi”,
lalu mereka berdua menceritakan cerita yang diceritakan ibu tua itu kepada ayah dan ibunya.
Keesokan harinya mereka berkemas dan menjual kembali rumah itu lalu mereka
kembali ke rumah sederhananya.