Anda di halaman 1dari 11

1.

Hari yang Cukup Menyenangkan


Hari yang ditunggu - tunggu pun tiba, alarm berbunyi sangat nyaring ditelinga Toni . Ia
bangun dari tidurnya dan melihat jam yang terus berbunyi hingga membangunkannya. Toni
agak sedikit santai untuk bangun karena masih jam lima subuh, ia pun menyempatkan waktu
untuk belajar. Beberapa menit Toni belajar ia langsung mandi untuk siap - siap sekolah, dan
juga menyiapkan buku yang harus di bawa. Saat itu pun ibu Toni menyuruhnya sarapan dahulu,
ia pun langsung bergegas turun dari kamarnya untuk sarapan dang langsung berangkat sekolah.

Toni langsung pamit untuk berangkat, kebetulan ia jalan kaki kalau ke sekolah karena
sekolahannya lumayan dekat dengan rumahnya. Saat berjalan Toni merasakan kesejukannya di
pagi hari yang cerah, langit biru disamping itu juga Toni senang karena ia telah naik ke kelas 3
SMA.

"Akhirnya kini aku kelas 3, aku sudah nggak sabar untuk menepati kelas itu" kata Toni.

Tapi Toni juga selalu memikirkan keadannya sendiri jika di sekolah, ia ingin sekali pindah dari
sekolah itu tapi Toni berpikir "Ini cuma selangkah lagi kamu akan berhasil lulus" ucap Toni
dalam hati.

Saat Toni melewati gerbang sekolah, segrombolan anak selalu melihat ke arah Toni. Toni
pun bergegas ke kelas barunya, karena kalau Toni mendekati anak tersebut pasti akan dapat
masalah. Bel pun berbunyi semua siswa pun masuk kekelas untuk memulai pelajarannya, saat
beberapa jam pelajaran bel istirahat pun berbunyi. Selalu Toni kalau istirahat pertama ia masih
dikelas membaca buku, semua anak menuju kantin. Beberapa menit anak dari kelas tetangga
pun mendekati Toni karena dia tau Toni masih dikelas. Bersama gengnya ia menuju ke Toni
untuk menyuruh - nyuruh Toni membelikan makanan. Kebetulan ketua dari geng tersebut
namanya Doni, dia sudah terkenal di sekolahannya yang tukang bolos, dan selalu di hukum oleh
para guru.

"Ehhh... Ton beliin gue makanan sana"kata Doni

Dengan takutnya Toni langsung bergegas ke kantin untuk membelikan mereka makanan. Toni
juga membelikan makanannya pakai uang Toni sendiri. Dan Toni pun langsung memberika
makanan itu ke Doni dan gengnya.

"Nggak papa deh... uangnya kepake dikit untung ibu udah bawain aku bekal jadi nggak perlu
lagi deh kekantin" kata Toni dalam hati

Waktu pun terus berjalan, hari mulai siang bel pun berbunyi semua siswa pulang begitu
pun dengan Toni.Tapi di tengah - tengah perjalanan Toni di cedang Doni.
"Aduh gimana nihh... nggak ada orang lewat lagi" kata Toni dalam hati.

"Ehh Ton kerjain semua tugas gue yahhh. Gue tunggu besok pagi, kalau nggak awas aja lho"
dengan nada tinggi Doni berkata.

"ii iiiya aku kerjain entar" dengan muka pucat Toni langsung pergi.

Sesampainya di rumah, Toni langsung kekamar dan beberes karena dia nggak mau kalau
ibunya melihat Toni yang masih ketakutan. Toni juga selama ini belum pernah menceritakan
apa pun yang dilakukan Doni dan gengnya itu. Toni menahan semua itu dari kelas sebelas, Toni
selalu menuruti semua perintah Doni. Namun Toni nggak berani bilang ke ibunya karena pasti
kalau ia cerita ibu pasti akan kepikiran terus.

Di rumah Toni juga bersikap ceria seperti anak - anak lain, mengobrol dengan kedua orang
tuanya sambil ngemil bareng. Saat jam 8 malam Toni langsung ke kamar untuk mengerjakan
tugas - tugasnya dan juga tugas yang di berikan Doni. Jam 11 Toni masih mengerjakan tugas, ia
sampai begadang. Ia pun tertidur di meja belajarnya, hari pun sudah pagi ayam berkokok alarm
pun berbunyi sangat nyaring. Toni pun terbangun dengan mata yang masih sangat mengantuk,
tapi untungnya semua tugas sudah diselesaikan dengan baik. Ia pun langsung bergegas mandi,
sarapan dan langsung berangkat. Saat dijalan Toni pun memikirkan dirinya sendiri.

"Gimana besok yahh kalau aku di suruh - suruh terus kayak gini"

Saat diperjalanan ada teman sekelasnya Toni lewat bertiga dia membisikan sesuatu

"Ehh bro katanya besok ada anak baru lohh "

"Yang bener lohhh"

"Iya sihhh gue denger - denger gitu" kata teman Toni yang lewat disampingnya.

Toni pun merasa sangat penasaran mendengar pembicaraan temannya itu.

Saat tiba digerbang sekolah Doni sudah menunggu Toni di dekat parkiran. Toni pun langsung
mendekatinya dan memberikan tugas yang tadi malam dikerjakannya.

Toni langsung menuju ke kelas dengan rasa gugup dan agak takut. Setelah beberapa menit
guru pun masuk ke kelas dan mengajar seperti biasa. Saat gurunya Toni ke wc temen - teman
Toni dikelas semua membicarakan anak baru yang mau pindah ke sekolahan ini. Toni
sebenarnya penasaran juga dengan anak baru yang katanya akan kesini besok. Saat bel istirahat
berbunyi Toni agak merasa aneh karena biasanya Doni dan gengnya selalu menghampirinya
tapi hari ini mereka tidak menghampirinya. Toni pun merasa agak lega karena nggak dihampiri.
Saat bel pulang berbunyi Toni keliar dari kelas karena kebetulan dia mau ke perpustakaan untuk
meminjam buku untuk tugasnya besok.

"Pak permisi... saya mau miminjam buku paketnya pak" kata Toni

"Ehhh Toni... sebentar Tonn"

"Gimana Ton kabarmu sehat kan" kata penjaga perpus.

"Sehat dong pak "

Penjaga perpus hanya senyum mendengar ucapannya Toni. Karena di sekolah Toni di kenal
sangat pendiam, dan nggak neko - neko di sekolah. Dan Toni juga sudah terkenal pintarnya di
sekolahan.

Saat diperjalanan Toni cukup repot membawa buku paket yang cukup banyak dan membuat
Toni jadi sedikit keberatan. Di perjalanan itu pun saat Toni membawa bukunya ia terjatuh dan
ada siswa dari sekolah lain yang kebetulan lewat di jalan itu dan orang itu pun langsung
membantunya.

"Eh sini aku bantu"kata orang itu.

"oh iya iya makasis"kata Toni

Setelah membantu Toni orang itu pun langsung pergi karna juga Toni melihat dia sedikit buru -
buru. Untung ajah Toni nggak lupa sama mukannya jadi kalau besok ketemu atau kapan pun
bisa bilang makasih lagi.

Saat di rumah Toni selalu di kamar untuk belajar dia juga memikirkan orang yang tadi
membantunya di jalan, karna dia belum kenalan.

2. Perkenalan pun Dimulai


Hari pun sudah pagi Toni bersiap - siap untuk berangkat sekolah tidak lupa juga ibu selalu
membawakan Toni bekal dan uang saku. Saat di perjalanna Toni merasa lega karena dari
kemaren Doni dan gengnya tidak menghampirinya terus. Hari ini pun Doni tidak ada di dekat
parkiran yang kadang selalu menjadi tempat tongkrongannya dengan gengnya. Toni juga
merasa aneh.

Saat semua masuk kelas, guru pun masuk dan membawa anak baru tersebut. Dan Toni pun
merasa kaget.
"Hah ternyata ini orangnya "

"Eh tunggu - tunggu ini kan yang ngebantuin aku kemaren"dalam hati Toni.

Pak guru pun memperkenalkan anak baru tersebut yang namanya Leo, pak guru pun menyuruh
Leo untuk duduk di sebelahnya Toni. Karena kebetulan bangku di samping Toni juga kosong.
Leo pun langsung duduk dan berkenalan dengan Toni.

"Haii gue Leo" dengan nada agak sedikit membisik.

"Toni" katanya. Yang agak canggung dengannya.

Saat mulai istirahat Leo mengajak Toni untuk makan di kantin, agar semakin dekat.

"Ton ayuh kita ke kantin bareng"kata Leo.

"Nggak ahhh aku udah bawa bekel dari rumah".

Leo pun pergi kekantin sendiri, dia juga membelikan Toni minuman karena dia lihat tadi Toni
nggak bawa minuman. Setelah beli Leo pun langsung kembali ke kelas untuk memberikan
minumannya.

"Ton nih buat lho minuman".

"Oh iya makasih yah tau aja lagi kehausan, oh yah kemaren makasih yah udah mau bantu aku
kemaren".kata Toni agar lebih sedikit dekat dengan Leo.

"Oh kemaren iya selow kaya sama siapa aja sihh" dengan kata - kata santai agar lebih dekat
dengan Toni

Pulang sekolah Toni pun kembali ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang
kemaren ia pinjam. Leo pun saat tau Toni mau ke perpus ia langsung

"Ton pulang bareng yukk" .kata Leo

"Kamu pulang duluan aja sana aku mau ke perpus dulu".

"Oh ok lah, gue duluan yahh"kata leo.

"Iya"

Saat sudah mengembalikan buku di perpus Toni agak kebelet ia pun langsung ke toilet,
selesai kebeletnya Toni keluar dari toilet dan didepan toilet ternyata ada Doni yang
menunggunya. Dan tiba - tiba Doni lanhsung meng hajar Toni yang nggak tau apa - apa
masalahnya, saat itu juga para siswa dan guru sudah pulang semua tinggal Toni, Doni dan
gengnya. Toni dihajar di bagian perutnya.

"Eh Ton lho yang bener aja yahhh... lho tau nggak kemaren gue dihukum. Gara-gara siapa hah"
dengan nada tingginya Doni membentaknya.

"Gara-gara lho.. lho tuhh kalau ngerjain tugas gue yang niat dongg jangan asal-asalan". Doni
pung masih memukul perutnya Toni.

Toni hanya minta maaf dan diam karena dia sudah tidak kuat lagi. Doni pun memberikan tugas-
tugasnya lagi, Doni memberikan 5 tugas kepada Toni yang harus selesai dalam minggu ini. Doni
pun langsung meninggalkan Toni yang sudah terjatuh di depan toilet.

Toni pun langsung pulang dengan keadaan yang lemah, jalan pun Toni masih merasa
kesakitan. Saat Leo hendak mau ke warung dia melihat Toni yang dilihat kayak kesakitan. Leo
pun langsung menghampirinya.

"Heii Ton lho ngga papa" kata Leo.

Toni pun menjawab dengan perkataan yang lemas "Aku nggak papa kok"

Dan tiba-tiba aja Toni langsung pingsan karena dia merasakan sakit pada perutnya.

"Ton ton ton, woii bangun ton".Leo pun bingung ia juga minta bantuan pada orang sekitar yang
lewat agar membawanya ke Rumah Sakit terdekat. Leo dan warga pun langsung membawanga
ke Rumah Sakit.

Sesampainya di Rumah Sakit warga pun pulang, hanya Leo yang menunggu Toni di periksa
oleh dokter. Leo pun merasa gugup, ia juga tidak bisa mengabari keluarganya Toni karena di
tidak punya nomer hp nya dan dia juga baru kenal Toni. Dan akhirnya setelah menunggu
beberapa menit dokter pun keluar dari ruang pemeriksaannya.

"Dok gimana kaeadaan teman saya" tanya Leo yang sangata khawatir dengannya.

"Tenang dek teman kamu ngga apa-apa, kamu boleh menjenguknya saya permisi dulu yah."
kata dokter.

" Syukurlah makasih dok."

Leo langsung bergegas dan menanyakan keadaannya.

"Heii bro lho nggak papa kan, gimana sekarang keadaanmu." kata Leo.

Dengan muka masih cukup pucat dan masih bisa tersenyum juga, Toni pun berkata
"Aku nggak papa kok udah enakkan juga, oh ya tadi makasih yah udah mau nolongin aku."

"Iya Ton sama-sama, sebenarnya lho kenapa sihh hah sampe pingsan segala" tanya Leo.

Toni pun hanya diam dan bingung mau jawab apa , dan Toni pun berusaha mengalihkan
pembicaraannya.

" Eh aku mau pulang sekarang yukk, aku nggak mau ntar ibuku nyariin aku."

"Oh ya udah ayukk aku bantu."

Diperjalannan menuju rumah Toni mengatakan kalau jangan beri tahu ibu kalau Toni pingsan.
Leo pun hanya bingung dan mengiyakan permintaan Toni. Di satu sisi Leo masih sangat
penasaran apa yang dialami Toni sebenarnya.

Sesampainya di rumah Toni melihat ibunya yang menunggu di depan rumah, Toni dan Leo
pun turun dari taxi. Dan ibu langsung memeluk Toni karena Toni tidak pernah melihat anaknya
pulang malam seperti ini ibu juga khawatir dengannya.

"Toni kamu nggak papa kan, kenapa kamu pulang malem kaya gini nggak biasanya kamu kayak
gini Ton, ibu khawatir". Kata ibu yang masih memeluk Toni.

Toni pun hanya bingung mau menjawab apa, akhirnya Leo yang menjawab.

"Maaf Tante tadi Toni jatuh jadi aku bawa kerumahku dulu, jadi pulangnya kemaleman dheh".
Dengan kata yang harusnya tidak membohongi ibunya Toni. Disitu juga Toni langsung berkata
"Oh iya bu tadi aku jatuh trus ditolongin sama temenku". Kata Toni

"Tapi kamu nggak papa kan, oh iya keliatannya ibu baru liat temen kamu ini lohh Ton".

"Oh iya bu kenalin ini siswa pindahan di sekolah aku". Kata Toni

"Oh iy, makasih ya udah mau bantu anak tante".

"Iya tan kita kan temen. Oh ya Ton, Tante aku pamit dulu yahh udah malem juga ini".Kata Leo
dengan gelisah.

"Oh iya Le makasih ya atia-ati"

Toni pun langsung masuk kamar dan istirahat karena perutnya masih sedikit sakit. Toni juga
memikirkan dengan apa yang terjadi hari ini. Dia memikirkan sambil lama kelamaan tertidur.

3. Lama-Lama Mencurigakan
Hari mulai pagi lagi seperti biasa alarm kamar selalu berbunyi tetapi Toni membiarkan
jamnya berbunyi dia masih menutupi tubuhnya dengan selimut. Ibu pun lanhsung memanggil
Toni karena sudah jam 6 Toni belum keluar kamar juga.

"Ton bangun ini udah jam berapa coba". Sambil mengetok pintunya.

Toni pun tidak menjawab. Akhirnya ibu langsung masuk ke kamar Toni, saat di cek ternyata Toni
pucat dan demam tinggi. Ibu pun langsung mengkompresnya, ibupun menelepon wali kelasnya
kalau hari ini Toni tidak berangkat. Ibu pun langsung memasakkan bubur untuk Toni.

Di hari ini juga Leo terus memikirkan kejadian kemaren yang dialami oleh Toni. Saat Leo
sampai di sekolah dia belum melihat Toni, ia pun langsung menuju kelas

"Ehh mungkin dia udah dikelas kali yahh".kata Leo dalam hati

Saat Leo masuk ternyata Toni juga nggak ada dikelas, Leo pun makin khawatir dengannya. Saat
pak guru masuk, pak guru pun langsung memberitahu bahwa Toni tidak berangkat hari ini
karena dia demam. Di situ Leo makin khawatir, Leo pun berencana pulang sekolah menjengung
Toni. Saat istirahat Leo ke kantin dengan teman kelasnya ia pun hanya membeli minuman dan
Leo kebetulan melewati kelasnya Doni, Leo pun mendengar sedikit pembicaraan Doni dengan
temannya itu, Leo mendengar bahwa

"Eh itu kemaren gimana yahh Toni gue pukulin".kata Doni

"Ngapain lho mikirin dia". Tanya temannya

"Ya gue sih ngga terlalu mikirin, cuman kalau dia ngadu ke BK duhhh gawat bisa ancur nihh
kita".

"Bener juga sih lho ya, ahh tapi nggak mungkin lahhh dia berani ngadu".

Leo pun setelah mendengar pembicaraan mereka langsung pergi dan masih berfikir "apa ini ada
kaitannya sama Toni yang pingsan di jalan yahhh, wahh gue harus selidiki sihh,eh tapi gue entar
ke rumah Toni dulu dheh". Dalam hati Leo berkata.

Pulang sekolah Leo langsung menjenguk Toni ke rumahnya, tapi Leo juga nggak ingin
menanyakannya dulu soal dia sama Doni. Sesampainya di rumah Toni, ibunya Toni langsung
menyuruhnya ke kamar Toni yang lagi tiduran di kamar. Leo pun langsung ke kamar dan
menanyakan keadaan Toni yang sedikit pucat juga. Mereka berdua tidak membahas masalah
kemaren, mereka membahas cerita lain yang bisa menghibur Toni.

Hari pun mulai sore, Leo pun pamit dan langsung pulang .Toni pun sorenya sudah agak
mendingan dia pun mengerjakan sebagian tugas-tugas yang diberikan oleh Doni. Toni
mengerjakannya lagi-lagi sampai larut malam. Dia pun baru tidur jam 3 pagi, keesokan harinya
Toni langsung bersiap-siap berangkat dan di jalan Leo bertemu Toni dan lamgsung
menghampirinya.

"Toni udah sehat lho". Dengan gembiranya Leo menyala

"Heheh udah nih ." Kata Toni.

Mereka pun berangkat bersama dan sesampainya di gerbang sekolah Toni selalu melihat
parkiran. Leo pun penasaran kenapa Toni memandang parkiran dan ternyata disana ada Doni
dan gengnya. Leo pun melihat Toni yang wajahnya kayak ketakutan saat melihat mereka. Leo
langsung aja mengajak Toni ke kelas, agar tidak terus melihat Doni.

Kebetulan hari ini hari senin dan setiap hari senin pasti upacara, disitu juga Leo berbaris di
sebelahnya Toni. Di samping guru juga ada Doni dan gengnya yang berdiri karena tidak
membawa topi dan dasi sekolah mereka pasti setiap upacara selalu di hukum.

Saat pembina upacara bebicara semua diam, tetapi Toni merasa agak pusing dan wajahnya
juga pucat. Leo pun menanyakan ke Toni

"Ton lho nggak papa ".

"Iya aku ngga papa kok cuma pusing dikit dong".

"Apa perlu ke UKS ".tanya Leo, Toni pun menolaknya.

Saat upacara selesai dan mereka berdua mau menuju ke kelas tiba-tiba Toni pingsang kare
dia saking pusingnya. Leo dan teman-tamannya langsung membawa Toni ke UKS. Leo
membuatkannya minuman teh hangat dan membelikannya roti di kantin. Leo pun menunggu
Toni sampai sadar, dan beberapa menit kemudian Toni pun sadar. Leo pun langsung
memberikan minumnya.

"Sini-sini biar gue bantu ."Sambil memberikan minumnya.

"Makasih Le."kata Toni

Leo pun penasaran kenapa lagi dengan Toni.

"Ton cobalah cerita kenapa kamu bisa pingsan lagi."tanya Leo

"Cuma sedikit pusing, soallnya tadi malem aku ngerjain banyak tugas sampai larut. "

"Lho kan baru sembuh kemaren malah begadang. "kata Leo.


4. Kekhawatiran Seorang Sahabat
Leo hanya bicara dalam hati "bukannya tugas kemaren cuman 1 yahhh kenapa dia
ngerjainnya sampe malem. "Leo lama-lama curiga dengan kelakuan Toni akhir-akhir ini.
Merekan berdua pun kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran seperti biasa.

Saat istirahat tiba Toni hanya tertidur di, Leo pun tidak ingin mengangunya ia langsung pergi
ke kantin bersama teman sekelas untuk beli makanan untuknya dan juga untuk Toni. Saat Toni
lagi tidur dikelas dan juga kelasnya sepi semua teman kelasnya ke kantin, Doni dan gengnya itu
menggebrak meja dan Toni sangat kaget hingga terbangun dengan keadaan kurang sehat.

"Heh bangunnn.. mana tugas gue sini". Kata Doni

Lalu Toni memberikan tugasnya

"Tapi tugasnya kurang satu kak".kata Toni yang ketakutan.

Saat Doni mau ngomel lagi ada anak sekelasnya Toni yang masuk ke kelas. Doni pun langsung
keluar kelas dan kebetulan juga Leo kembali ke kelas dan melihat Doni dan gengnya itu keluar
dari kelasnya. Leo pun langsung meng hampirinya karena khawatir.

"Ton kamu nggak papa kan". Tanya Leo sambil memberikan minumannya.

"Nggak papa kok".

Saat mau pulang kebetulan hari ini jadwal piketnya Toni mengembalikan buku paket ke
perpustakaan , Leo pun membantunya. Saat Leo dan Toni menuju perpustakaan Leo melihat
Doni dan gengnya duduk di parkiran kaya lagi menunggu seseorang.

Beberapa menit kemudian Toni ingin ke toilet dan Toni menyuruh Leo agar menunggunya di
perpustakaan dulu.

Toni pung langsung ke toliet karena saking kebeletnya agak sedikit lama, disitu pula Doni dan
gengnya menunggu Toni yang lagi di dalam mereka menunggu di depan toilet. Saat Toni keluar
dari toilet dia langsung kaget, dia sempat berfikir.

"Duh ngapain yahh Doni keseni, udah nggak ada orang lagi. "

Mereka pun langsung menghajar Toni, Doni juga sempat bicara

"Lho tuh kalau di kasih kerjaan itu yang bener jangan setengah-tengah."
Doni dan gengnya masih menghajar Toni ,karena mereka sangat marah karena tugas yang
diberikan ke Toni belum selesai. Toni pun sampai udah nggak bisa apa-apa lagi. Di satu sisi Leo
yang sedang menunggu di perpus berfikir

"Nih kenapa anak lama banget sihhh, coba gue cek deh ke toilet. "

Leo pun menuju ke toilet untuk mencari Toni. Saat sampai ke toilet Leo melihat Toni
terbaring lemah dan babak belur di teras toilet. Leo langsung menghampiri Toni yang masih
dipuluki oleh Doni.

"Woiii brennntiii??". dengan suara kerasnya Leo.

Akhirnya mereka semua kabur kalau nggak mungkin mereka bisa ketahaun sama penjaga
sekolah. Leo pun melihat Toni yang udah babak belur Leo langsung minta bantuan kebetuan dia
lewat. Mereka pun membawa Toni ke Rumah Sakit, sesampainya di RS Leo menelepon ibunya
Toni. Dan ibu pun langsung menuju ke RS.

Sesampainya di RS ibunya Toni menanyakan kepada Leo

"Apa yang terjadi Leo sama Toni". Bertanya sambil menangis.

"Tenang dulu tante, tadi aku liat Toni dipuluki sama kelas lain".jawab Leo.

Ibu pun hanya menangis melihat Toni yang babak belur. Setelah sadar Toni
menceritakan semua ke Leo dan ibunya yang dialaminga selama kelas 11 sampai
kelas 12 sekarang, Toni hanya takut kalau ibunya sampai tahu pasti akan kepikiran
tentang keadaanku.

Setelah semua Toni menceritakannya Leo dan ibunya Toni ingin melaporkan
semua kelakuan Doni dan gengnya itu ke Kepala Sekolah agar di keluarkan
ataupun di beri hukuman yang setimpal.

(beberapa minggu kemudian)


Saat Toni dan Leo sedang cerita-cerita di kelas, Doni dan gengnya itu meminta
maaf kepada Toni atas segala kesalahannya selama ini. Toni pun dengan hati yang
sangat baik memaafkan mereka. Dan mereka pun sekarang menjadi sahabat yang
sangat akrab.

Anda mungkin juga menyukai