Tepat pukul 07.30 lonceng tanda masuk berbunyi. Anak –anak segera berbaris di depan
kelas, lalu satu persatu mereka masuk ke kelas. Sekarang pelajaran bahasa Indonesia. Bu guru
Selamat pagi, Anak- anak, sekarang pelajaran bahasa Indonesia, bukan?’’ Bu Rani memberi
Salam.
‘’ Bagaimana keadaan kalian hari ini? Masuk semua, Semua sehat ? Bu Rani memanggil siswa
Satu persatu.
Hari ini Tio tidak kelihatan. Adakah di antara kalian yang tahu keadaannya? ‘’ Tanya bu Rani
Kepada anak-anak.
Bu Rani segera mengambil sebuah amplop yang tergeletak di atas meja guru. Dibukanya
Amplop itu lalu ditariknya selembar kertas yang ada di dalamnya. Didalam surat tertulis
Bu Rani menjadi ragu. ‘’ Benarkah ia sakit? ‘’. Baru tadi pagi Bu Rani melihat sosok
Yang mirip Tio di depan rumahnya. Rupanya Tio tidak mengetahui bahwa yang ia panjat adalah
Rumah bu Rani. B u Rani tahu persis bahwa Tio mengambil drum air di depan rumah bu Rani.
Bu Rani hanya bisa merenung. Ia tak sampai hati menyampaikan kejadian di rumahnya
Anak-anak pun membaca materi buku harian. Sesekali mereka bertanya jawab dengan
Bu Rani tentang cara menulis buku harian.Bu Rani sibuk menjawab pertanyaan- pertanyaan
Mereka. Setelah tidak ada yang bertanya, bu Rani memberi tugas kepada anak-anak untuk menulis
Jam pelajaran akhirnya berakhir. Bu Rani menyuruh anak-anak mengumpulkan tugas mereka.
Setelah tugas mereka terkumpul, bu Rani memeriksa buku tugas mereka satu persatu.
Pandangan mata Bu Rani terarah pada tulisan Randi.’’ Hari ini aku kecurian uang untuk beli buku.
Saat itu lagi pelajaran olah raga. Kelas kosong karena seluruh siswa ke lapangan.”
Bu Rani memisahkan tulisan Randi, lalu mengajak Randi ke kantor. Anak- anak yang lain
‘’ Tidak ada apa- apa. Ibu Cuma minta bantuannya sebentar.” Kata Bu Rani.
“ Kamu tahu, yang mengambil uangmu kira-kira siapa?” tanya Bu Rani lagi.
Bu Rani menyuruh Randi kembali ke kelasnya. Teka teki siapa pengambil uang belum terjawab.
Beberapa orang guru masuk ke kantor.Bu Rani segera menemui Pak Bondan , guru BK, untuk
Melaporkan peristiwa –peristiwa pencurian itu. Bu Rani mengajak Pak Bondan untuk datang ke
Rumah Tio, karena sudah beberapa hari Tio tidak masuk sekolah.
Keesokan harinya sekolah diributkan dengan peristiwa kebobolan. Pintu kantor guru jebol.
Kantin berantakan. Pintunya jebol, gas dengan tabungnya hilang. Peralatan masak hilang.
Beberapa jenis makanan lenyap. Semua orang bertanya- tanya, siap pencurinya?
Siang hari menjelang jam pulang sekolah datanglah Bibi Tati. Ia mengaku ditawari untuk
Rumah Tio yang masih ada tumpukan beberapa tabung gas, panci-panci untuk memasak.
Beberapa bungkus makanan kecil, dan beberapa peralatan di kantor guru yang hilang.
Tio hanya tunduk membisu. Ia tidak bisa mangkir. Ia mengakui semua perbuatannya.
“Maafkan saya, Bu. Saya salah, saya mengakui semua perbuatan saya. Saya juga mengambil
Uang Randi.
Bu Rani dan Pak Bondan hanya diam terpaku. Mereka menatap rumah kecil yang sudah
Reot. Dindingnya sudah lapuk. Di dalamnya tergolek seorang janda yang terbaring lemah.
Di sampingnya terbaring seorang gadis yang kurus kering. Air mata Bu Rani menetes membasahi
Pipinya...