MATA KULIAH
TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BATURAJA
TAHUN 2021
NASKAH PROGRAM AUDIO/ RADIO
B. SINOPSIS
D. TREATMENT
Babak I
Pada suatu pagi yang cerah, jarum jam sudah bergerak kearah angka
tujuh. Nampak seorang anak yang malas masih terjebak dalam mimpinya.
Terdegar langkah kaki seseorang perempuan sambil membawa segelas air
sedang menuju kamar anak itu. Perempuan itupun langsung membuka
pintu kamar dan menyiramkan air tersebut kepada anak pemalas itu.
Seketika ia terbangun dan rasa panik dan kaget tergambar diwajahnya.
Anak pemalas itu bernama Rama dan perempuan itu adalah ibunya.
Seragam sekolah yang telah rapi tergantung segera ia pakai sambil
memperhatikan gerak jarum jam yang semakin cepat. Sepatu dan kaos kaki
yang telah tersusun rapi di ujung kamar ia kenakan sambil mendengar
ocehan yang terus keluar dari mulut ibunya. Setelah mendapat uang saku
ia lekas pergi keluar rumah menghampiri temanya yang sudah menunggu
untuk berangkat sekolah bersama. Sambil menancap gas anak itu
mengucapkan salam dan izin untuk berangkat sekolah kepada ibunya yang
menatap nya dengan sinis disamping pintu rumah.
Babak II
Sesampainya disekolah, gerbang sudah tertutup dan guru BK sedang
bersiap memberikan hukuman kepada siswa-siswa yang telat. Seketika
lapangan sekolah penuh, nampak para siswa sedang berdiri tegak
menghormati bendera. Disitulah nampak dua jenis siswa, ada yang
menyesal karena dihukum dan ada juga yang lebih senang mendapatkan
hukuman dari pada pembelajaran. Siswa yang senang mendapat hukuman
yaitu Tisa dan Rani, dua siswa lejen yang sudah terkenal akan
kemalasannya. Disaat yang lain terdiam, mereka berdua malah asik
menertawakan celana sobek milik Ipal anak paling cupu dikelasnya.
Jam menunjukkan pukul sepuluh tepat, semua siswa yang dihukum
sudah diperbolehkan masuk kekelas masing-masing. Semua siswa masuk
kekelas masing-masing. Tetapi tidak dengan Tisa dan Rani, mereka terlihat
seperti sedang membicaran rencana yang licik. Dan benar saja mereka
dengan sentai nya berjalan menuju kekantin dan melawati kelas dimana
semua siswa masih fokus belajar. Berjam – jam waktu mereka habiskan
dikantin hanya untuk mengobrol dan bermain game. Tak terasa jam pulang
pun tiba. Bel sekolah berbunyi dan semua siswa keluar meninggalkan kelas
nya. Tanpa rasa malu dan menyesal Tisa dan Rani ikut pergi bersama
teman-teman yang lainya sambil membayar makanan kepada ibu kantin.
Babak III
Lima belas menit kemudian, mereka tiba dirumah Tisa. Rani pun
berpamitan pulang sambil mengajak Tisa untuk kelaur pergi shooping, dan
nonton bioskop pada jam dua siang. Tisa pun masuk kerumah sambil
melemparkan tas nya dan langsung mengambil handphone nya untuk
memasang alarm pukul dua siang. Setelah itu Tisa segera pergi makan
tanpa berganti pakaian terlebih dahulu. Ibu Tisa yang melihat kelakuan
anaknya langsung menghampiri dan memarahinya. Tisa yang mendengar
ocehan ibunya tidak menghiraukannya dan tetap melanjutkan makan
seakan telinganya sudah kebal akan ocehan itu. Karena merasa tidak
dihiraukan, ibu Tisa pergi dan merasa lelah dengan tingkah anaknya yang
susah diatur. Selang beberapa menit, alarm handphone berbunyi. Tisa
segera menuju kamarnya dan meninggalkan piring makannya yang belum
habis. Waktu keluar rumah tiba, nampak beberapa kali Rani sudah di
depan rumah Tisa, Tisa yang melihat nya segera bersiap dan pergi keluar
bersama Rani.
Jam demi jam berlalu, terdengar suara handpohe dari tas Tisa
berbunyi ibu Tisa menelpon dan menyuruhnya untuk segera pulang karena
waktu sudah malam. Tisa yang hanya mendengarkan ibunya bicara lewat
handphone dan mengiyakan perkataan ibuunya. Selang beberapa menit
Tisa mengajak Rani untuk pulang kerumah. Rani mengingatkan bahwa
besok sudah mulai ujian akhir sekolah. Namun Tisa malah berniat untuk
tetap nonton drakor dan tiktokan nanti malam dan memilih menyontek saja
saat ujian. Hati Rani sempat merasa bimbang mendengar ajakan dari Tisa,
namun Tisa terus mempengaruhinya sehingga Rani mengiyakan ajakannya.
Babak IV
Berberapa hari kemudian, tibalah waktu pelaksanaan ujian. Tisa dan
Rani bergegas pergi ke sekolah. Terlihat semua siswa sudah ramai
berdatangan. Hari itu bagaikan mukjizat, mereka masuk gerbang
bersamaan dengan siswa-siswa lainya tanpa terlambat lagi. Jam
menunjukkan pukul tujuh lima belas, dan bel pun berbunyi. Tanda bahwa
semua siswa harus segera masuk ke kelas masing-masing. Dengan santai
mereka berjalan menuju ke kelas. Perasaan takut muncul dihati Rani, itu
menyebabkan dia bersikap agak aneh dari biasanya. Namun Tisa yang
melihatnya malah menertawakannya seolah Rani sedang membuat lelucon.
Itu membuat Rani sedikit kesal dengan Tisa. Sembari berjalan, Tisa
menanyakan penyebab dari sikap aneh Rani. Dengan rasa cemas Rani
mengungkapkan kekhawatirannya akan aksi licik yang telah mereka
rencanakan saat ujian. Tapi Tisa terus menghasut Rani bahwa semua akan
baik-baik saja. Rasa ragu hilang dari hati Rani karena hasutan temannya
itu.
Nampak meja-meja dan kursi sudah diatur sedemikian itu rupa
berbeda pada hari biasa-biasnya. Terlihat semua siswa sibuk mencari kursi
sesuai dengan nama yang tertera pada meja. Tak terkecuali Tisa dan Rani
dengan langkah kaki yang perlahan mereka ikut mencari tempat duduk
mereka. Tidak butuh waktu lama bangku mereka sudah ditemukan,
nampaknya Tisa dan Rani kali ini akan ujian dengan baik. Dengan bangku
yang berdekatan, membuat Tisa dan Rani seakan lebih leluasa untuk
menyontek dan saling bertukar jawaban nantinya. Selang beberapa menit,
terdengar suara langkah kaki seorang pria yang semakin mendekat. Rama
dan semua teman sekelasnya bergegas duduk. Suasana yang tadinya
nampak seperti pasar, sekarang berubah sunyi halnya kelas yang sudah
siap untuk ulangan.
Babak V
Ujian berlangsung, pak guru mulai membacakan tata tertib ujian.
Dengan perlahan, kertas ujian dikeluarkan dan dibagikan kepada semua
siswa satu persatu. Dengan penuh semangat Tisa dan Rani mulai membaca
soal demi soal. Benar saja, tidak ada satu soal pun yang mereka ketahui
jawabanya. Dengan nada suara yang rendah mereka mengobrol seakan
mengatur siasat untuk melakukan aksi liciknya. Dengan percaya diri, Tisa
mulai membuka buku yang telah ia simpan dilaci mejanya. Lembar demi
lembar dibukanya, dan soal demi soal mulai selesai dikerjakan. Bu guru
yang sedang asik membaca koran seakan menjadi jalan penyemangatnya
untuk terus mencontek.
Jam demi jam terus berlalu. Tisa dan Rani masih dengan santai
melaksanakan aksinya. Tanpa mereka sadari, Ipal si siswa paling cupu
terus memperhatikan tingkah mereka. Ketika melihat Tisa dan Rani
membuka buku pelajaran yang ia sembunyikan, Ipal langsung maju ke
depan kelas dan melaporkan mereka kepada Bu guru. Tisa dan Rani pun
terkejut, sambil memasukkan kembali bukunya kedalam laci mejanya.
Mendengar laporan tersebut, pak guru segera mengecek laci mereka berdua
apakah yang dikatakan ipal itu benar. Ketika bu guru memasukkan tangan
nya ke dalam laci meja ternyata benar terdapat buku pelajaran yang Tisa
dan Rani sembunyikan. bu guru pun langsung mengambil kertas ujian dan
mengajak mereka ke ruang BP.
Setelah tiba diruang BP, Tisa dan Rani mendapatkan berbagai
pertanyaan dari bu guru mereka berdua yang biasanya tidak pernah serius
kini terdiam. Mereka berdua sempat kebinggungan ketika bu guru
menanyakan alasan mengapa mereka menyontek. Mereka menjawab bahwa
jadwal ujian miliknya hilang. Alasan tersebut tidak bisa diterima oleh bu
guru. Jika benar jadwal ujian itu hilang maka mereka bisa menanyakan
jadwal ujian kepada teman yang lain. Tisa dan Rani sontak terdiam
mendengar alasan bohong mereka dipatahkan oleh bu guru. Akhirnya Tisa
dan Rani diperintahkan untuk meninggalkan ruangan dengan penyesalan
tergambar diwajah mereka.
Babak VI
Hari demi hari terus berlalu. Tidak terasa ujian telah selasai dan
pengumuman kenaikan kelas telah tiba. Semua wali murid dipersilahakan
masuk ke kelas masing-masing untuk mengambil rapot anak mereka.
Ternyata ada dua siswa yang tidak naik kelas yaitu Tisa dan Rani, dan hal
itu membuat malu orangtua mereka. Terlihat diujung kelas Tisa sedang
dinasehati oleh ibunya. Rasa sedih dan menyesal bercampur menjadi satu.
Sifat malas Tisa seakan menjadi penyebab utama dirinya tidak naik kelas.
Dengan penuh penyesalan Tisa berjanji kepada ibunya untuk tidak malas
lagi dan lebih rajin belajar ditahun berikutnya.
E. KERABAT KERJA
1. Penanggung Jawab Isi Program : Ade Vidianti, M.Pd.
2. Penulis Naskah : Dina Dwi Putri
3. Sutradara :
4. Operator :
5. Teknisi :
6. Penata Musik :
7. Para Pemain :
a. Yeni Nistriyana Aprilian sebagai Tisa
b. Dina Dwi Putri sebagai Rani
c. Melani sebagai ibu Tisa
d. Mei Sari sebagai Bu Guru
e. Riki sebagai Ipal