Anda di halaman 1dari 3

Nama saya Regita Triana Aulia,biasanya dipanggil Regi atau lebih singkatnya lagi

biasanya saya dipanggil dengan sebutan ‘Gik’ oleh teman-teman saya. Saya dilahirkan di
kota ini yaitu kota Pekanbaru bertepatan pada tanggal 11 Desember 2001. Saya tinggal di
Jalan Sultan Syarif Qasim (ASPOL) nomor 35 bersama kedua orangtua. Saya anak ketiga
dari tiga bersaudara. Ayah saya bernama Aerismal dan ibu saya bernama Babay Hadiyati.
Ayah saya bekerja sebagai polisi dan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Menari adalah
salah satu hobby saya. Cita-cita saya ingin menjadi notaris. Saya pertama kali masuk
pendidikan pada tahun 2007 yaitu di TK BHAYANGKARI Pekanbaru. Kemudian
setelah lulus melanjutkan ke SDN 51 Pekanbaru, lalu ke SMPN 1 Pekanbaru, lalu ke
SMAN 9 Pekanbaru dan hingga pada saat ini saya melanjutkan pendidikan saya sebagai
mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Riau.

MOTTO : “Seksi itu tentang SIKAP dan PERKATAAN bukan bentuk TUBUH”

Memaafkan Bukan Berarti Bisa Seperti Dulu

Pagi ini sangatlah cerah, mentari pagi muncul memancarkan sinar nya. Besok adalah hari
pertamaku masuk ke sekolah baruku. Aku tidak sabar untuk bertemu dengan suasana baru
dan aku pun segera menyiapkan peralatan apa yang harus aku bawa untuk ke sekolah besok.

Hari pertama sekolah pun tiba, dengan senang hati dan penuh semangat aku berjalan ke kelas
baru dan langsung memperkenalkan diri di hapadapan teman-teman baru.” Hai! namaku
Shadenala Permata. Panggil aku Denala . Aku pindahan dari SMAN 5 Bandung. Ini adalah
sekolah kedua yang aku tempati untuk menuntut ilmu. Aku pindah kesini dikarnakan ayah ku
pindah kerja. Alamat rumahku di Jalan Sawo Perum Akasia blok C 19. Aku harap kalian bisa
berteman baik denganku. Sekian,” perkenalan di kelas IPA 2 SMA Harapan Medan Sumatera
Utara.
Namanya Denala.

“Baiklah Denala. Kamu duduk di samping Tata. Yang memakai kerudung berkacamata di
barisan 3 bangku nomor 2 itu!” perintah wali kelasnya, bu Neneng. Denala pun mengikuti
perintah wali kelasnya yang baru itu.

“Hai namaku Thalia Azzahra. Panggil saja aku Tata. Salam kenal ya,” sahut Tata pada
Denala

“Eh iya, hai salam kenal juga yah!” sahut Denala. Mereka pun memulai pelajaran dan
mendengarkan penjelasan materi dari ibu guru.

Ting... Tong... Ting... Tong....

Bel istirahat pun berbunyi.” Eh, ke kantin, yuk, De!” ajak Tata sambil memegang tangan
Denala . Denala pun berjalan sambil mengangguk. Mereka pun menuju kantin.

Sesampai di kantin Denala melihat seorang cowok yang tidak asing lagi baginya. Ya betul ia
melihat Rian yang dulu merupakan sahabat cowok yang sangat dekat dengan nya ketika di
SMP nya dulu, namun semenjak kejadian 3 tahun yang lalu mereka tidak pernah bertemu
lagi dan sudah seperti orang asing. Karna semenjak kejadian itu Denala benar-benar merasa
kecewa kepadanya, di karnakan ternyata dulu Rian diam-diam menyukai Denala dan rela
melakukan berbagai cara yang kurang baik untuk mendapatkan hati Denala dan juga ada
beberapa permasalahan besar sehingga persahabatan mereka tidak lagi berlanjut utuh.

Dengan sikap kedewasaan dan menghilangkan rasa keegoisannya, Denala menghampiri


Rian,” Rian” kata Denala sambil memegang pundak Rian.

“Loh Denala, ngapain kamu disini? Udah lama kita tidak pernah lagi berjumpa setelah
kejadian dulu,maaf ya.” sahut Rian terkejut seolah tidak percaya ia melihat sosok Denala lagi.

“Ah,sudahlah lupakan saja, sekarang aku sekolah disini An,papa sekarang sudah pindah tugas
ke Medan” kata Denala.

Tidak lama berbicara, bel masuk pun berbunyi, Tata langsung mengajak Denala untuk
masuk ke kelas.

“De, nanti aku tunggu kamu di depan pos satpam,ya!” teriak Rian.

Sesampainya di kelas, Tata menanyakan ada hubungan apa Rian dan Denala, karna belum
sehari masuk sekolah Denala sudah kenal saja dengan cowok yang bisa di bilang termasuk
salah satu anak laki-laki yang di juluki good looking di sekolah ini. Denala pun menceritakan
secara singkat alasan mengapa ia bisa kenal dan pernah ada hubungan apa kepada Rian.

Bel pulang pun berbunyi. Rian menghampiri Denala yang sedang berdiri di samping pos
satpam.

“Ada apa An?” tanya Denala.


“Pulang sama aku,yuk?” ajak Rian kepada Denala. setelah memberikan beberapa alasan
untuk menolak, akhirnya Denala pun menerima tawaran pulang bersama Rian.

Ketika berbincang-bincang di dalam mobil, tidak terasa sudah mau sampai kerumah Denala.
Betapa merasa bersalah dan malunya Rian pernah memaksa keras Denala untuk menjadi
pacarnya dulu, sehingga membuat persahabatan mereka menjadi hancur.

“Sudah An, yang dulu biarlah berlalu,jangan diingat jadikan saja pelajaran dan aku harap
kamu tidak lagi seperti dulu. Dari dulu aku juga sudah memaafkan mu” Kata Denala dengan
rendah hati.

“ Aku menyesal De pernah melakukan hal yang buruk sehingga membuat mu benci kepada
ku dan mengkhianati persahabatan kita. Aku harap kita bisa bersahabatan lagi seperti dulu
De.” Kata Rian dengan rasa bersalah dan mencoba menjelaskan kembali tentang kejadian
dulu.

Denala hanya tersenyum dan tidak mau membahas lagi masalah yang pernah ada dulu, ia
hanya berharap dengan adanya kejadian yang dulu Rian dapat berubah dan tetap menjadi
Rian yang baik walaupun status persahabatan mereka tidak lagi ada.

Anda mungkin juga menyukai