Anda di halaman 1dari 10

Kejutan Tak Terduga

( Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diberikan
oleh Ibu Enong Sadiyah, S.pd )

Di Susun Oleh
Sabila Dwipa Laras
Kelas IX - 9

SMP NEGERI 18 BANDUNG


Jalan SMP No. 5-6 Terusan Kiara Condong
Tahun Pelajaran 2013/2014
Kejutan Tak Terduga
Di pagi buta, sambil menunggu Sang Surya menampakkan kilaunya, aku duduk diam
bersilakan tangan diatas meja. Melamunkan hal yang tidak mungkin terjadi. Beribu khayalan
tanpa batas, mulai menari indah di pikiranku.

Andaikan ... One Direction konser di Indonesia, waktu One Direction nyanyi gak sengaja
Zayn liat aku lagi lambai lambai tangan , terus dia panggil aku ke atas panggung, terus nembak
aku di depan orang banyak, terus dia kenalin aku sama personil One Direction yang lain, terus
aku terkenal, terus ...

Buang kamu jauh jauh ke laut, terus tenggelem dan bye kamu hilang di telan bumi
sosor Tya.

Huh, sirik aja liat orang yang lagi meramal masa depannya! balas ku sambil
menjulurkan lidah.

Aduh.. bangun dong bangun Ami, jangan mengkhayal terus nanti stress, terus siapa
coba yang repot? Ya pasti bukan aku ceramah Tya.

Udah deh, Ty masih pagi, mending ngomong tuh sama burung baru saja selesai
berbicara, mulut Tya sudah bersiap mau melawan lagi, cepat cepat ku potong dengan
pertanyaan asal saja.

Bentar bentar, sekarang tanggal berapa?

Tanggal 18 Oktober

18? Dua hari lagi tanggal 20 dong?

Ya iyalah, 18 tambah 2 kan 20. Ada apa, Mi?

Kalau gitu, lusa ulang tahunnya Rani. Kita harus buat kejutan buat dia, dia kan best
friend kita

Tak sengaja dari pertanyaan asal tadi, aku jadi teringat hari ulang tahun Rani.

Bener juga, ide bagus! seru Tya sambil mengangkat satu ibu jarinya.
Tak terasa bel masuk telah berbunyi. Saat jam pergantian pelajaran, Tya datang ke
bangku ku dan mengajak istirahat bersama, sambil membicarakan kejutan ulang tahun Rani.
Rani adalah sahabatku dan Tya. Kami bertiga satu kelas, tapi kami bukan teman satu bangku.
Aku, Tya dan Rani sudah bersahabat sejak 3 tahun yang lalu. Oh iya, untungnya Rani hari ini
sedang sibuk dengan kegiatan ekstrakulikuler paduan suaranya, jadi dia tidak tahu apa yang
kami rencanakan.

Sesaat kemudian, suara indah bel itu berbunyi. Yap bel istirahat!. Seperti yang di
rencanakan, Tya langsung menyerbu bangku ku, menarik tangan ku dan mengajakku duduk
tepat di bangku nomor 4 dekat tukang seblak.

Oke friend, to the point aja ya. Lusa kan Rani ulang tahun, ada ide ga nih dari si manis
Tya? ucapku memulai pembicaraan.

Gimana kalau kita libatin guru dan jailin dia? jawab Tya sambil memesan 2 porsi
seblak Mba Mini.

Wah, gak setuju ah, lebih baik ini khusus buat kita aja biar asyik! bantah ku.

Terus apa dong? Apa kita bawa telur sama terigu aja?

Nahh.. biasa banget sih kejutannya, yang up to date dong. Inget ga waktu itu Rani
bilang, kalau di suka sama Fatur? akhirnya aku mulai mendapat ide.

Fatur mana, Fatur yang anak laki laki ?

Iya ya lah Ty, Fatur tuh anak basket yang beda dua kelas sama kita, nah gimana kalau
Fatur jadi kejutannya? pikir ku.

Wah, kamu emang brilian Mi, salut deh salut puji Tya yang asyik menikmati suap
demi suap seblak yang ia beli.

Siapa dulu dong Ami Putri Syakira Simbolon! kata ku bangga.

Ketika suapan terakhir, ku lihat Rani sedang berjalan seraya asyik memainkan smartphone pink
nya.

Ehh bentar bentar, itu bukannya Rani? samperin yu! ajak ku pada Tya

Rani! panggil ku dan Tya kompak.

Eh kalian, ada apa nih? jawab Rani sambil tetap memainkan handphone nya.

Engga ada apa apa. Emang kamu gak kangen sama kita? keluh Tya.
Rani tak menjawab, dia malah asyik mengetik pesan singkat di handphone nya.

Rani ih malah asyik sendiri, jawab dong! aku pun ikut emosi lihat sikap Rani yang
acuh.

Iya kangen lah jawab Rani dingin. Oh iya hari ini aku gak bisa pulang bareng sama kalian,
Oke. Udah ya aku harus kumpul padus lagi Rani berlalu. Belum sempat kami menjawab, Rani
pergi tak berizin. Aneh..

Keesokan harinya, seperti biasa, aku sudah duduk melamun diiringi nyanyian merdu
burung burung gereja. Saat imajinasi ku mencapai puncaknya, tiba tiba ada bola besar
berwarna orange mendarat tepat di hadapan muka ku. Beruntung kali ini, bola itu tak
menampar wajah cantik milik Ami.

Samar samar ku lihat ada seseorang mendekat, tak jelas siapa, tapi sepertinya dia
tampan. Ah.. semoga dia meminta maaf dan mengajakku berkenalan. Dia mendekat, mendekat
dan semakin dekat. Wajah itu tampak jelas, hidung mancung, mata coklat, dan yah.. ternyata itu
Fatur. Ku kira siapa. Setampan tampannya dia, tak akan pernah bisa ku menyukainya. Laki-laki
cuek yang disukai Rani. Rani?. Ya Rani!. Kebetulan sekali, Fatur kan objek kejutan ku dan Tya
untuk hadiah ulang tahun Rani. Emm.. sepertinya ini saat yang tepat, Go Ami beraksi!.

Fatur ya? tanya ku basa-basi.

Iya, siapa ya? jawabnya datar.

Dasar laki-laki cuek, dingin, tidak berperasaan, minta maaf aja belum (gerutu ku dalam hati).

Aku Ami, anak IX-9. Inget ga? Tanya ku mencoba mengingatkan.

Ami temennya Rani bukan?

Iya bener banget!

Oh maaf ya tadi ga sengaja. Ngomong-ngomong, kok gak bareng sama Rani? Fatur
mulai bersantai dan duduk dekat pohon palem tak jauh dariku.

Sinyal bagus nih, Fatur mulai tanya-tanya Rani. Sebenarnya sudah lama Fatur menyukai Rani,
tetapi karena dia terlalu dingin dan Rani itu pemalu, mereka tak bisa bersatu. Memang ,
malang nasib mereka.
Oh, Rani jam segini belum pulang, masih ada di alam mimpi, diakan Miss Telat, hehe
candaku sambil tersenyum manis.

Oh jawab Fatur singkat.

Oh? itu kah yang dinamakan jawaban? BIG NO! kenapa Rani bisa suka sama laki-laki macam
Fatur? (tanyaku dalam hati).

Ngomong-ngomong kamu masih suka sama Rani gak? sambungku.

Dengan terbata-bata dia menjawab Emm.. e-emang kalau ma-masih kenapa?

Langsung aja ya, mau gak kamu bantuin aku sama Tya buat kasih kejutan ulang tahun
buat Rani? Mau ya? ku pasang wajah memelas supaya hatinya tak terlalu beku.

Besok ulang tahunnya ya? Emang apa rencanannya?

Jadi gini, sebenernya Rani juga suka sama kamu, tapi Rani malu, lagian kamu gak
pernah perhatian atau deketin Rani, apalagi nembak

Bukan waktunya ucap Fatur dengan menunudukan wajahnya.

Oke, gimana kalau kamu manfaatin ulang tahun Rani ini, buat kamu nembak dia. Di
pikir juga hari itu kan spesial buat Rani ujar ku sambil mencari-cari Tya yang jam segini belum
datang.

Fatur berfikir sejenak sebelum dia menyetujui ide ku. Boleh juga, jadi gimana rencanannya?

Good! jadi rencanannya ....

Hey kalian! jangan ngobrol terus, guru udah mau masuk tuh! potong Dani sewot.
Bilang aja sih kalu cemburu. Oh iya, sejak kapan bel masuk berbunyi, segitu asyiknya kah aku
ngobrol sama Fatur? Bahaya.

Fatur! nanti di kantin meja nomor 4 yah, kita lanjutin bareng Tya! aku berteriak
karena Fatur sudah berlali menyusul Dani.

Hari ini pelajaran Bahasa Indonesia, pelajaran yang di sukai Rani. Pasti Rani sedang asyik
memperhatikan Bu Cita yang tengah memberikan materi musikalisasi puisi. Sejenak ku menoleh
ke arah Rani, ternyata dia malah asyik memainkan handphonenya di bawah meja. Tak biasanya
Rani seperti itu, walau dia sering telat masuk sekolah, tapi dia disiplin dalam mengikuti
pelajaran. Memang akhir-akhir ini, sikap Rani sedikit agak aneh, kemana-mana bawa
handphone, di kelas, di kantin, di WC pun sepertinya dia tak lupa bawa. Entahlah ada apa di
dalam HP nya, tapi yang pasti ada rahasia besar di balik handphone pink milik Rani.

Karena kesal bin greget, saat guru keluar kelas aku langsung menghampiri dan
mengejutkan Rani.

Hey, lagi ngapain? kok jam pelajaran main HP? seru ku.

Sontak Rani menyembunyikan HP-nya dan menjawab seperti orang yang ketakutan. Kenapa
Rani?.

Emm... gak, gak ada PR kok Mi jawab Rani dengan wajah tegang.

Siapa yang nanya PR? ngaco deh Ran. Aku mau pinjem HP nya dong mau sms ke Mama
ya Ran pinta ku pada Rani.

Ja-ja-jangan Mi, batrainya Low aku gak bawa carger

Kok dimainin terus sih, bentar doang, gak akan lama kaya main game Subway kok!
rayu ku.

Tapi Mi, sorry ya, emm aku mau izin ke toilet dulu ujarnya, tanpa melihat ekspresi
muka ku yang kebingungan.

3 .. 2.. 1 Yeaa!! akhirnya bel juga Mi! Tya gembira.

Lets go Tya! kantiiin Im Coming! sambungku sambil berlari-lari kegirangan.

Di kantin, tepat di meja nomor 4, Fatur sedang menyantap seblak ala Mba Mini. Dari kejauhan,
muka Fatur sudah terlihat merah dan berkeringat. Yap, memang mantap seblak ala Mba Mini.

Woy, pedes ya?

Iya singkat Fatur.

Bener kan? Mau kepedesan, keasinan, kapaitan tetep aja jawabnya singkat.

Sambil kamu makan, dengerin rencana kita ya? tutur Tya Jadi nanti aku dan Ami,
bakalan nyuruh Rani tunngu di taman dekat sekolah. Sebelum Rani dateng, kamu harus udah
standby di bangku taman yang warna putih deket pohon mangga ucap Tya sambil ikut
memakan seblak Fatur.
Nanti kita akan sembunyi di pohon mangga itu. Saat kamu udah tembak Rani, kita akan
keluar sambil bawa kue buat Rani sambungku.

Tapi, memang Rani masih suka sama aku?

Yakin deh, tenang aja Rani masih suka kok sama kamu ucap Tya meyakinkan.

Thanks ya, kalau ada info selanjutnya kabarin lagi senyum Fatur sambil berlalu.

Ganteng juga ya? ungkap Tya sadar tak sadar.

Inilah akhirnya harus ku akhiri, sebelum cintaku semakin dalam

Dering pesan singkat masuk dari Handphone Ami.

Duh, Mi ganti dong dering sms nya, bikin badmood aja pagi-pagi denger lagunya Fatin
sewot Tya.

Tak ada jawaban dari ku. Sepertinya yang Tya lihat hanya ekspresi wajah ku yang kaget bak di
tembak Zayn. Tak banyak pikir, Tya langsung menyambar handphone ku dan melihat pesan
masuk di layar. Ternyata...

Hah? ini bener sms dari Fatur, Mi? Terus semua yang kita rencanain 2 hari ini gagal,
gitu? kecewa Tya.

Gak ada orang yang mau sakit, Ty. Pasti ada cara buat kita biar Fatur tetep ada buat
Rani jawabku mencoba menenangkan.

Gimana Mi? Ada rencana B?

Sesaat suasana menjadi hening. Sebenarnya ada rasa kecewa di hati. Tapi aku gak boleh
memperburuk suasana. Ya Allah.. berikanlah aku ide cemerlang, Amiin..

Hanya berselang satu menit, doa ku di kabulkan.

Terima kasih Ya Allah bisik ku.

Terima kasih untuk apa? Tya menatapku.

Tenang, everything its gonna be alright friend. Gimana kalau kita pulang sekolah
mampir dulu ke rumah Fatur, diakan cuma bilang sakit aja, feeling aku nih dia cuma nervous
nembak Rani aja ujar ku balik menatap Tya.
Terus Rani gimana? diakan udah mau dateng habis pulang sekolah

Gini, kita suruh Rani pulang dulu ke rumah, bilang aja kita ada urusan sebentar, nanti
kita kabarin lagi Rani soal waktunya. Oke ga?

Apa sih yang ga oke? jawab Tya yang terlihat lebih baik dari sebelumnya.

Di kelas, aku dan Tya menjelaskan pada Rani soal pengunduran jadwal nanti. Ketika bel
pulang sekolah berbunyi, aku dan Tya berdoa dengan sangat khusyuk, semoga rencana ini
berhasil. Setelah mengucapkan Amiin, aku dan Tya seperti orang yang kesurupan, lari-lari tak
karuan hingga dimarahi satpam sekolah karena tidak melewati jembatan penyebrangan, dan
malah menerobos jalan bawah yang biasanya hanya dilewati guru dan tamu.

Setelah berhasil seradak-seruduk di jalanan, sampailah kami duo rusuh di kediaman


Fatur. Disana kami disambut hangat oleh Mama Fatur yang mempersilahkan kami masuk dan
berbicara dengan Fatur. Ternyata keadaan Fatur memang parah. Parah sekali. sampai-sampai
berbohong pada ku dan Tya. Huh, ternyata feeling ku benar, dia mengaku kalau dia hanya gugup
menghadapi Rani.

Pada akhirnya, setelah aku dan Tya mati-matian membujuk Fatur, dia mau kembali
menjalankan rencananya.

Langit saat ini tak bersahabat. Gelap. Mendung. Awan hitam mulai memenuhi luasnya
langit sore ini. Ku piker tak cocok dengan kejutan yang akan ku berikan pada Rani. Ku bayangkan
Rani tersenyum bahagia di hadapan ku.

Semangat Fatur! kamu bisa, tinggal duduk disini, tunggu Rani dateng dan pelan-pelan
kamu ajak dia ngobrol dan Dar! kamu tembak dia ucapku menggebu-gebu.

Ngomong sih gampang, coba kamu di posisi aku, sendiri gak ada yang nemenin

cerocos Fatur. Tumben dia bisa ngomong sebanyak itu.

Tepat pukul 15.00, Rani datang di balut kaos pink bercorak hello kitty dengan jeans
birunya. Sudah ku tebak, Rani pasti bingung melihat seseorang di bangku taman bukan aku dan
Tya, melainkan Fatur. Melihat Rani datang, Fatur bangkit dari bangku putih itu.

Fatur? kenapa ada disini, lagi nunggu temen? seru Rani


Engga kok Ran, kamu kenapa dateng kesini? Fatur berpura-pura tak tahu apa-apa.

Oh, aku lagi nunggu Ami sama Tya, katanya tunggu di bangku ini sekitar jam 3. Tapi kok
belum ada yang dateng ya? tanya Rani.

Percakapan mereka di lanjutkan. Tak tahu apa yang mereka bicarakan, mereka kadang
tersenyum bahkan kadang tertawa terbahak-bahak. Membuat tambah penasaran aku dan Tya
yang sabar menunggu di belakang pohon. Sekitar 10 menit berlalu, Fatur mulai memberi kode-
kode pertanda dia akan mulai berterus terang pada Rani. Aku dan Tya,sama sekali tak berkedip
setelah mengerti kode-kode yang diberikan Fatur.

Rani aku bukan orang yang romantis, bukan orang yang suka gombalin perempuan.
Tapi aku mau jujur sama kamu Fatur mengambil nafas sejenak, dan sekilas melihat ekspresi
wajah Rani yang bingung hingga kedua ujung alis matanya hampir menyatu.

Apa maksudnya? Rani menyela Fatur yang hendak melanjutkan kalimatnya.

Dari kejauhan, aku melihat ada seorang laki-laki membawa sepeda datang mendekat ke
arah Rani dan Fatur. Di ingat-ingat pun aku tak mengenali wajah laki-laki itu. Tapi kok mereka tak
menyadari kedatangan laki-laki itu, padahaldia tepat berada di belakang mereka.

Maksudnya.. ucap Fatur sedikit berbisik Aku suka sama kamu, boleh ga aku jadi
temem deket kamu?

Tapi..

Belum sempat menjawab, lelaki itu berkata dengan wajah yang memerah.

Apa maksudnya Ran?

Sontak Rani dan Fatur menoleh ke sumber suara di belakang mereka. Yang menarik
perhatianku, ekspresi Rani memucat dan mendadak tak bisa berkata apa pun. Siapa sih dia?

Maaf kamu siapa? ucap Fatur menatap lelaki itu.

Saya? saya pacarnya Rani tegasnya.

Pacar? sejak kapan Rani punya pacar? Kok aku dan Tya gak tahu?. Duh, terus gimana nih ? Apa
aku dan Tya harus keluar dan menjelaskan semuanya? Atau diam disini , biar mereka sendiri
yang menyelesaikan? Tapi... aku harus bertanggung jawab soal ini. Ya, aku harus keluar!.

Rani! teriak ku dan Tya keluar dari balik pohon mangga.

Ami, Tya kenapa baru dateng? tanya Rani langsung menghampiri ku.
Ehmm.. gini Ran, sebenernya, emm.. kita dari tadi ada disini, di balik pohon itu
jelasku sambil menunjuk tepat pada pohon mangga tadi .

Jadi, ini rencana kalian? kenapa Mi, kenapa Ty? kudengar suara tinggi Rani.

Ini semua bukan Cuma mereka yang salah ujar Fatur.

Maksud kalian apa sih? Rani mulai terbawa emosi.

Tak ada yang berani menjawab. Semua terdiam. Rani menangis. Begitu pun aku dan Tya. Tak
berapa lama, kemudian Ozi memecah kesunyian.

Oke, sekarang aku ngerti, ternyata temen-temen kamu Ran, lebih setuju kalau kamu
pacaran sama laki-laki ini tunjuk pacar Rani pada Fatur.

Bukan maksud kita gitu jelas Tya.

Udahlah, lagian udah gak akan bener, makasih Ran cukup sampai disaini aja. Maaf buat
semuanya ujar Ozi dengan sedih lalu pergi tanpa ada yang bisa menghalangi, disusul Fatur
yang kecewa dan sepertinya hari ini dia akan benar-benar sakit.

Aku dan Tya langsung meminta maaf dan menjelaskan semuanya pada Rani. Rani hanya
bisa mendengarkan dengan ekspresi datar yang tak bisa di tebak. Dengan semua penjelasan
yang kami berikan akhirnya Rani mulai membuka mulutnya.

Ami, Tya, oke aku ngerti apa rencana kalian sebenarnya. Kalau gitu aku maafin kalian,
tapi dengan satu syarat Rani meminta.

Oke Ran apa pun asal masuk akal, sebutin aja jawab Tya.

Syaratnya.. kalian harus ganti Ozi sebut Rani.

Maksudnya, Ran? tanyaku tak mengerti.

Jadi maksud aku, emm.. kalian, kalian harus bisa bawa Fatur balik lagi kesini dan buat
dia nembak aku untuk kedua kalinya jelas Rani malu-malu.

Aneh memang syarat yang di berikan Rani. Tapi apa boleh buat, aku dan Tya menyusul
Fatur yang sudah lumayan jauh berjalan. Setelah ku jelaskan semuanya pada Fatur, dia segera
kembali ke taman itu dan tanpa basa-basi dia sampaikan semua isi hatinya. Seneng deh bisa liat
Rani senyum. Ya walaupun kejutan kali ini tak semulus yang kupikirkan tapi tujuannya bisa
terlaksana. Menyatukan dua insan yang sama-sama aneh. Dan satu lagi, Rani adalah perempuan

yang tak mau menjomblo walau sehari * TAMAT

Anda mungkin juga menyukai