Anda di halaman 1dari 4

Tugas mereview jurnal nasional dan Internasional dengan topic batuan sedimen

Jurnal Nasional

Judul : Identifikasi Patahan Pada Batuan Sedimen Menggunakan Metode Geolistrik


Konfigurasi Dipole-Dipole di Tapak RDE Serpong, Banten

Peneliti : Hadi Suntoko, Abimanyu Bondan Wicaksono

Tahun : 2018

Pokok penelitian :
mengetahui patahan pada batuan sedimen menggunakan metode geolistrik konfigurasi
Dipole Dipole di Tapak RDE Serpong, Banten

Metode penelitian:
observasi ke lapangan sehingga mendapatkan data secara akurat

Tujuan penelitian :
membuktikan keberadaan patahan/struktur geologi bawah permukaan menggunakan
pendataan geolistrik untuk menganalisis resistivitas batuan dalam radius permukaan 5
km dari tapak RDE. Penelitian ini dilakukan sebagai bagian dari pemenuhan salah satu
syarat izin tapak yakni pada aspek kegempaan
hasil :
Hasil konfirmasi lapangan untuk pendataan geologi menunjukkan bahwa batuan
penyusun daerah Serpong dan sekitarnya terdiri dari tiga Formasi yang ditutup oleh
endapan Alluvium paling muda. Berturut-turut formasi mulai paling atas/muda sampai
paling bawah/tua adalah Formasi Serpong, Formasi Genteng dan Formasi
Bonjongmanik. Tapak RDE secara litologi tersusun dari batuan sedimen yang didominasi
oleh endapan batupasir gampingan, material konglomerat serta batupasir tufaan bagian
dari Formasi Genteng. Formasi Bojongmanik muncul di beberapa lokasi yang merupakan
formasi paling bawah sebagian telah mengalami tektonik yang dibuktikan dengan
munculnya kekar-kekar di beberapa tempat. Berdasarkan intepretasi DEM
memperlihatkan kelurusan yang diduga sebagai patahan berarah Baratlaut-Tenggara.
Berdasarkan dari kelurusan terindikasi patahan tersebut dilakukan pengukuran geolistrik
yang dikelompokkan menjadi dua jalur pengukuran, yaitu bagian barat dan timur dari
Sungai Cisadane. Hasil pengolahan data geolistrik disajikan dalam bentuk penampang
lintang resistivitas. Penampang lintang tersebut berisi sebaran nilai resistivitas yang
diwakili oleh warna-warna yang berbeda. Warna biru mempunyai arti nilai resistivitas
rendah sedangkan warna kuning muda hingga kuning tua memiliki arti nilai restivitas
semakin besar. Berdasarkan penampang nilai tahanan jenis dari pengukuran pada jalur-
jalur tersebut, tidak terlihat perubahan nilai tahanan jenis secara tiba-tiba. Nilai tahanan
jenis yang berubah secara tiba-tiba mengiindikasikan adanya patahan/struktur geologi.
Perolehan hasil nilai tahanan jenis dapat dikelompokkan menjadi 3, yakni nilai tahanan
jenis dengan nilai kurang dari 7.53 Ohm.m, 7.53 – 56.7 Ohm.m dan diatas 56.7 Ohm.m,
yang diinterpretasikan mewakili jenis litologi atau tingkat kejenuhan kandungan air yang
berbeda. Pelapisan batupasir, lempung tufaan mumnya mengandung banyak air,
memiliki nilai tahanan jenis yang relatif kecil atau lebih kecil dari 7,53 Ohm.m, dan
pelapisan batu lempung, konglomerat yang mengandung air cukup memiliki nilai
tahanan jenis antara 7,53 – 56,7 Ohm. Perubahan litologi di bawah permukaan
tercermin oleh perubahan nilai tahanan jenis secara gradual. Nilai tahanan jenis batuan
yang rendah mengindikasikan lapisan berisi kandungan air, sedangkan nilai tahanan
jenis tinggi mengindikasikan batuan yang masif dan kompak

Kesimpulan :
Hasil identifikasi struktur geologi permukaan menunjukkan tidak adanya pensesaran
permukaan/patahan kapabel pada radius 5 km dari tapak RDE. Arah kelurusan
Baratlaut-Tenggara merupakan intepretasi DEM yang dibuktikan dengan pengukuran
geolistrik konfigurasi dipole-dipole hasilnya tidak memperlihatkan bukti adanya
patahan. Kelurusan sebagai dugaan patahan tersebut kemungkinan akibat erosi sungai
maupun resistensi batuan. Beberapa penampang mengindikasikan zona lemah yang
menunjukkan nilai tahanan jenis rendah merupakan cekungan zona akuifer. Variasi nilai
tahanan jenis lebih banyak dipengaruhi karena adanya perbedaan litologi baik lateral
maupun vertikal dan perbedaan tingkat kejenuhan air. Susunan pelapisan batuan
daerah Serpong didominasi oleh batuan sedimen berupa pasir dan lempung.

Kelebihan:
Jurnal ini cukup lengkap dan simple tidak terlalu panjang sehingga pembaca tidak bosan
membaca nya

Kekurangan :
Tidak banyak terdapatnya kekurangan pada jurnal ini hanya ada beberapa kata yang
agak kurang dipahami
Jurnal internasional

Judul : Igneous rocks formed by hypervelocity impact


Peneliti : Gordon R. Osinski , Richard A.F. Grieve a , Jacob E. Bleacher c , Catherine D. Neish a , Eric A.
Pilles , Livio L. Tornabene
Tahun : 2017
Pokok penelitian :
Mengetahui batuan beku terbentuk akibat tumbuhan hipervolacity
Metode penelitian :
Menggunakan metode deskriptif yang mana dijelaskan secara rinci bagaimana tumbuhan bisa
mempengaruhi bentuk batuan beku
Hasil :
Batuan beku adalah salah satu dari 3 kelas litologi fundamental batu.bersala dari bahasa yunani
“ignis”yang berarti api,beku batuan didefinisikan sebgai lelehan materi yaitu magma.meskipun
definisi magma saat ini menyatakan bahwa bahan cair semacam itu dihasilkan di dalam bumi.
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kondisi awal pembentukan batuan beku melalui
proses endogenic dan impak.sebagai dampak peleburan terjadi di permukaan dan melibatkan
umumnya batuan target kerak bagian atas,analogi terdekat dalam istilah batuan
beku,khususnya dalam konteks lingkungan tersetrial.kejadian batuan vulkanik di bumi
merupakan fungsi dari lingkungan geothermal dan geodinamik planet tersebut,pada waktu
tertentu.
Pengangkutan dan pencampuran material yang bermetamorfosis tumbukan selam
pembentukan kawah tumbukan menghasilkan berbagai macam “benturan” yang khas.
Subkomisi IUGS tentang Sistematika.batuan metamorf mendefiniskan semua batuan yang
dipengaruhi oleh satu atau lebih tumbuhan hyperlocity akibat tabrakan planet.dampak dari
prstiwa itu dibedakan batuan secara garis besar menjadi 3 kelompok: batuan kaget,batuan
benturan,dan breaksi benturan.
Definisi suivite telah berkembang dari waktu ke waktu.awalnya didefinisikan sebagai braksi
tubrukan dengan matrick dan mengandung fragmen batuan target bermetamorfosis goncangan
dan klas kaca tubrukan.sampel suivite dari dampak ries struktur memiliki dampak material yang
meleleh dalam matrik mengarah pada penyempurnaan definisi menjadi breaksi dampak matrik
partikulat.perubahan ini mencontohkan sifat dinamis yang melekat dari definisi
impactites,sering dengan meningkatnya pengetahuan tentang karakterisitik tumbuhan.
Kaca juga memilik dampak terhadap bentuk batuan yang dipengaruhi oleh tumbuhan
hipercolacity yang mana banyak nya breksi benturan pada benturan batuan meleleh.kaca
benturan juga mungkin ditemukan sebagai individu berukuran mm hingga cm tidak terkandung
dalam benturan beaksi.apa yang disebut dengan manik manik leleh telah di dokumentasikan di
proksimal zona ejecta dari kawah tubrukan tersiarial dan lebih jauh lagi,dimana mereka dikenal
secra kolektif sebagai tektites.
Selama decade terakhir semakin jelas bahwa tubrukan salah satu geologis yang paling penting
dan mendasar ialah kawah meteorit yang mana merupakan salah satu bentang alam geologi
paling umum di sebagian besar planet bumi.jika bukan krna tindakan erosi yang sedang
berlangsung pelapisan kembali vulkanik dan lempeng tektonik di bumi aka nada banyak lebih
dari 190 struktur dampak yang telah di dokumentasikan,skarang jelas bahawa peristiwa
tabrakan telah sangat mempengaruhi asal mula evolusi bumi dan kehidupan itu sendiri dan
mengahasilkan manfaat dalam bentuk mineral dan endapan serta batuan di muka bumi.
Batuan yang dipengaruhi oleh tumbuhan hipercolicy yanag mana asal nya ialah benturan yang
terjadi sehingga bentuk batuan pun berubah.tidak adanya peleburab batuan yang sering kali
bervolume besat merupakan hasil fundamental dari dampak hipervelositas tetapi batuan beku
ini memiliki kemiripan yang dekat.dengan batuan beku vulkanik dan dangkal intrusif yang
berasal dari endogenic.namun penting dicatat bahwa proses peleburan tumbukan adalah
berbeda dengan peleburan endogenic,dampak peleburan terjadi pada dekompresi dengan
keadaan kompresi guncangan dan menghasilkan pelelehan total litologi target berlawanan
dengan pelelhan parsial dalam batuan beku endogenic dan lelehan benturan awal biasanya
mengalami pemanasan berkebih.

Kelebihan :
Jurnal Ini cukup lengkap dngan ada nya gambar seghingga pembaca bisa lebih paham
Kekurangan :
Adanya beberapa kata dan kalimata yang sulit dimengerti

Anda mungkin juga menyukai