Anda di halaman 1dari 33

HIDORGEOLOGI

Week 8: Aliran
Fluida
Oleh: Pak Doni

Outline:

 Aliran fluida
 Sifat aliran fluida
 Perhitungan aliran fluida
Dimana:
Ingat lagi rumus-rumus yang digunakan,
seperti Hgi : Hydraulic Gradient
: Perbedaan elevasi
Debit pada aliran surface water dan l : Jarak
groundwater dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Maka:

Q=v.A

Dimana:
Dimana:
3
Q : Besaran debit (m /s)
: Perbedaan elevasi
v : Kecepatan aliran fluida (m/s)
A : Luas area yang dilewati (m) l : Jarak
v : Kecepatan
*) ps: kecepatan aliran fluida akan sangat K : Konduktivitas hidrolik
bergantung pada nilai i (gradien fluida), maka
persamaan dapat dikonversikan menjadi
Q = K. i . A
v=K.i
Q = K. i . (p.l)
Q =K . i . A
Dimana:
Dimana:
p = Tebal akuifer
3
Q : Besaran debit (m /s)
dan nilai p akan berkorelasi dengan nilai T
v : Kecepatan aliran fluida (m/s)
A : Luas area yang dilewati (m) T = K. p
K : Konduktivitas hidrolik
i : Gradien fluida Q = T. i . l

Pada groundwater nilai Hydraulic head (h)


dapat dijabarkan sebagai berikut

h = Elevation + Pressure

Hydraulic gradient merupakan nilai perbedaan


hydraulic head perjaraknya, sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
HIDORGEOLOGI

dilalui (misalnya berupa campuran


pasir sedang sampai halus)
l
***
p
Komponen aliran

Dalam pengaliran fluida, umumnya:

Volume fluida yang masuk akan sama dengan


*** voulme fluida yang dikeluarkan, namun
apabila tidak bernilai sama atau ada selisih,
General Continuity Equation
maka nilai tersebut merupakan nilai perubahan
Secara umum, perhitungan kecepatan aliran simpanan (change in storage). Mengenai
yang sebenarnya dilapangan berupa aliran tiga komponen aliran ini, dibagi menuruk hukum
dimensi, aliran mengalir pada sumbu x,y dan kontinyuitas aliran (Continuity of flow), aliran
z. Dalam perhitungannya, biasa digunakan dapat dibagi menjadi dua, yakni:
beberapa asumsi untuk memudahkan:
 Steady State
 Media aliran bersifat tidak Steady flow adalah aliran yang mana
terdeformasi kondisi alirannya (kecepatan, tekanan,
 Fluida diasumsikan berupa fluida densitas, dsb) tidak berubah dengan
dengan densitas tetap (tidak ada waktu. Umumnya, debit masuk akan
penambahan partikel) sama dengan debit keluar (Qin =
 Hukum Darcy dapat diterapkan Qout)
 Unsteady State
Menurut nilai besaran konduktivitas hidrolika Unsteady flow adalah aliran dimana
yang dimiliki suatu aliran, dapat dibagi kondisi alirannya berubah dengan
menjadi dua jenis aliran: waktu Umunya, debit masuk lebih
besar dan debit keluar (Qin > Qout)
 Aliran anisotropik : merupakan aliran
dengan nilai K tidak sama pada tiap Nilai kecepatan pengaliran dapat terukur
komponen alirannya (Kx≠Kz≠Ky) dengan:
 Aliran isotropik: merupakan aliran
dengan nilai K sama pada tiap
komponen alirannya (Kx=Kz=Ky)
x
Shah dan Lord (1991) membagi aliran menjadi
y
2 kategori, yakni berupa aliran homogen dan
aliran heterogen, yang berarti,

 Aliran homogen merupakan aliran


z
yang hanya tersusun oleh satu
komponen penyusun aliran yang
dilalui (misalnya: hanya tersusun oleh
Nilai kecepatan aliran pada x:
material pasir sedang)
 Aliran heterogen merupakan aliran ( )
yang tersusun oleh lebih dari 1
komponen penyusun aliran yang ( )
HIDORGEOLOGI

Nilai kecepatan aliran pada y:

( )

( )

Nilai kecepatan aliran pada z:

( )

( ) Asumsi pada aliran tetap pada akuifer bebas


dijabarkan pertama kali oleh Dupuit (1863),
Hal-hal yang perlu diperhatikan di rumus: dimana dikenal sebagai asumsi Dupuit, yang
mengasumsikan:
 Nilai Q dan bukan merupakan
besaran yang sama, menerangkan  Perbedaan gradien hidraulika
debit untuk tiap persatuan panjang, berbanding lurus dengan kemiringan
sedangkan Q merupakan nilai debit muka air
dalam dimensi ruangnya, yang  Untuk nilai gradien yang relatif kecil,
dihitung dari debit kecil ( ) dikalikan garis aliran bersifat horizontal dan
dengan lebar akuifer garis akuipotensial vertikal
 Nilai S dan s bukan merupakan arti  Akuifer diasumsuikan isotropik dan
yang sama, S adalah nilai storativitas tidak tertekan
akuifer/daya tampung akuifer,
sedangkan s merupakan nilai dari Rumusan dari aliran steady pada akuifer
spesific capacity, yang masing masing bebas, dirumuskan sebagai berikut
akuifer dengan litologi tertentu
memiliki nilai besaran s. Nilai S akan
berkaitan dengan S, yakni
S=s b
Dimana, b merupakan tebal akuifer

***

Steady State

Seperti, yang sudah diketahui, steady


state merupakan adalah aliran yang mana
kondisi alirannya (kecepatan, tekanan,
densitas, dsb) tidak berubah dengan waktu.
Umumnya, aliran di steady state bersifat aliran
isotropik (Kx=Kz=Ky).

Aliran pada steady flow pada akuifer


bebas, tergambarkan sebagai berikut:
HIDORGEOLOGI

Latihan:

Suatu akuifer bebas dengan konduktivitas


hidrolika sebesar 0.0020 cm/s dan porositas
efektif sebesar 0.27, akuifer ini tersusun atas
litologi pasir dengan ketebalan yang seragam,
yakni 31 meter, pada sumur pertama muka air
terukur 21 meter dibawah permukaan, dan
pada sumur kedua berlokasi 175 dari sumur ***
pertama dengan muka air tanah terukur 23.5
Pengukuran lain dari aliran steady state pada
meter dibawah permukaan, maka tentukan
akuifer bebas dapat dilakukan, dengan
besaran debit serapan/discharge pada tiap
ketebalan!

***

Penggunaan rumus ini, mempertimbangkan


asumsi berikut:

 Akuifer besifat homogen dan isotropic


 Panjang akuifer tidak berbatas

Latihan:

Suatu akuifer bebas memiliki ketebalan 20m


dan lebar 2km, dua buah sumur pengamatan
ditaruh diantaranya yang berlokasi masing-
masing terpisah 1 km, pada sumur pertama
tinggi muka air, 90 m dan sumur kedua
sebesar 87 m, tekanan hidrauliknya sebesar 0.8
m/day. Berpakah total aliran perharinya yang
lewat melalui akuifer?

***
HIDORGEOLOGI

Aliran airtanah ke sumur

Dapat digambarkan sebagai berikut:

Dengan beberapa asumsi yang sering


digunakan sebagai berikut:

 Bagian bawah dari akuifer merupakan


batas tertekan
 Diasumsikan batuannya tersebar
horizontal
 Garis potensiometrik bersifat
horizontal
 Permukaan potensiometrik dari
akuifer tidak berubah sampai
dilakukannya pemompaan
 Segala perubahan garis potensiometrik
hanya dipengaruhi oleh keberadaan
sumur pompa
 Akuifer homogen dan isotropik
 Seluruh aliran bersifat radial ke arah
sumur
 Aliran horizontal
 Hukum darcy dapat digunakan
 Viskositas dan densitas aliran tetap
 Sumur mencapai batas bawah akuifer
Dll

***
HIDORGEOLOGI

Terminologi dari akuifer Morfologi akuifer setelah ditempat sumur


pada akuifer bebas

Istilah-istilah:

 SWL : Static Water Level (ho) yang


merupakan garis kesetimbangan
akuifer sebelum terjadinya Morfologi akuifer setelah ditempat sumur
pemompaan pada akuifer tertekan
 PWL :Pumping Water LEvel, (h)
merupakan garis akuifer selama
pemompaan
 Drawdown : merupakan selisih SWl
dan PWL (s = ho - h)
 Well yield Q : debit aliran pompa

***

Cone of Depression

 Merupakan zonasi turunnya muka air


akibat proses pemompaan
 Pada konduktivitas hidraulik besar
akan menimbulkan depresi yang tidak
dalam namun radiusnya besar,
kebalikannya
 Penurunan (drawdown) akan bernilai
maksimum tepat dibawah sumur dan
akan berkurang secara radial

***
HIDORGEOLOGI

Morfologi akuifer setelah ditempat sumur Pada akuifer bebas, kurva drawdown atau cone
of depression bervariasi bergantung pada jarak
sumur pompa, untuk aliran horizontal debit
pada tiap radius bernilai sama, nilai Q,b,K
merupakan nilai constant.

***

Steady radial flow ke sumur akuifer


tertekan

Dengan nilai T:

***

Steady radial flow ke sumur pada akuifer


bebas
HIDORGEOLOGI

 Jika perbandingan kedua laju tersebut


bernilai 1, maka debit pemompaan =
debit penggantian oleh akuifer
 Jika laju penurunan lebih cepat dari
laju recovery, maka debit pengisian
oleh akuifer lebih kecil dari debit
pemompaan
 Jika laju penurunan lebih kecil
terhadap laju recovery, maka debit
pengisian oleh akuifer lebih besar dari
debit pemompaan

***

Pumping Test Unsteady

Metode ini biasa digunakan untuk menentukan


***
nilai besaran T dan K pada suatu akuifer,
kelebihan dari pengukuran pada unsteady ini
adalah waktu lebih cepat dilakukan, karena
Latihan soal: tidak perlu menunggu muka air mencapai
batas steady state untuk dilakukan pengukuran
Pada akuifer artesis dengan tebal 50 m dan
tersusun atas batupasir halus dan sumur yang ***
memiliki debit sebesar 100 m3, penurunan
pada sumur obesrvasi yang berjarak 400 m Asumsi yang umum digunakan
sebesar 2 m dan pada 40 m sebesar 12 m,
Asumsi yang biasa digunakan dalam pumping
maka berapakah nilai tranmisivitas dari akuifer
test adalah:
tersebut?
 Pelamparan akuifer tidak terbatas
Week 9: Pumping  Lapisan akuifer dianggap homogen,
isotropis dan memiliki ketebalan yang
Test 
sama disemua tempat
Kehilangan tinggi tekan yang
disebabkan oleh komponen aliran
Oleh: Pak Doni vertikal didalam akuifer diabaikan
 Dalam hal akuifer tertekan dan
Pumping test merupakan salah satu
setengah tertekan, pengaruh kompaksi
pengukuran debit air untuk mengetahui
dari lapisan penutup atas diabaikan
karakteristik akuifer dan untuk mengetahui
 Seelum dipompa, permukaan bidan
besaran efisiensi debit air yang akan diambil
piezometrik dan muka airtanah
pada suatu akuifer.
dianggap horizontal
Metode ini menggunakan perubahan laju  Debit pemompaan tetap
penurunan muka air pada saat pemompaan  Pipa saringan menembus hingga batas
terhadap laju kenaikan muka air pada saat bawah akuifer
recovery, beberapa kemungkinan yang dapat  Cadangan air dalam sumur diabaikan
terjadi adalah:
***
HIDORGEOLOGI

Tahapan Pumping Test Metode untuk unsteady flow

Penurunan muka air tanah pada pumping test  Untuk akuifer tertekan: Metode Theis,
(metode Theis) yang dilakukan berbanding Chow, Cooper-Jacob, Papodopulus,
terhadap waktu yang dilakukan, dapat  Untuk akuifer semi tertekan: Metode
digambarkan pada ilustrasi berikut: Walton, Hantush I,II,III, dan Boulton
 Untuk akuifer bebas: Metode Boulton,
Cooper-Jacob dengan koreksi, dan
Theis Recovery

Mengetahui jenis akuifer, dapat dilihat


dari grafik semi log dari waktu dan
drawdown, yang dapat dilihat jenis
akuifernya berdasarkan bentuk dari
grafiknya, seperti berikut:

***

Unsteady Radial Flow (Metode Theis)


Dimana:

a. Surging
b. Step drawdown test
c. Recovery test
d. Constant rate test
e. Recovery test

***

Metode pumping test yang dilakukan, Untuk nilai besaran storativitas dan
berkaitan dengan jenis alirannya (steady atau transmissivitas (dengan menggunakan metode
unsteady) serta jenis akuifernya (bebas, Theis), dapat dihitung dengan rumusan:
tertekan atau menggantung)

Metode untuk steady flow

 Untuk akuifer tertekan: Theim maka,


 Untuk akuifer semi tertekan: Metode
Hantush-Jacob, De Glee, Thiem ( )
Modifikasi (Ernst) dan Dupuit Thiem
 Untuk akuifer bebas: Dupuit-Theim Dimana:
HIDORGEOLOGI

µ : fungsi persamaan sumur  Hitung nilai transmisivitas dan


r : jarak antara sumur pompa storativitasnya
dan sumur observasi
S : nilai storativitas ***
T : nilai transmisivitas
Metode Coper Jacob
t : waktu
Metode ini biasanya digunakan untuk unsteady
Dan nilai transmisivitas, didapatkan dari
flow pada akuifer tertekan, metode ini dapat
digunakan dengan asumsi nilai besaran
∫ µ<0.05.

Dimana, nilai integral didapatkan pada grafik, Rumusan nilai T dan S dapat dihitung sebagai
dinotasikan dengan nilai µ berikut:

( )
Maka,
Nilai (ho-h) merupakan nilai drawdown
( )
Nilai storativitas dapat dihitung dengan,

Dimana:

T : Transmisivitas
: debit pemompaan Tahapan akuisisi dapat dilakukan dengan:
( ) : fungsi persamaan sumur  Plot data lapangan pada grafik semi-
: besar nilai drawdown log (nilai s dan t)
Guna menguji nilai kebenaran, dapat dilihat  Buat garis linier
dari nilai storativitasnya, dimana:  Didapatkan nilai to, kemudian dapat
dihitung nilai transmissivitas dan
 S>0.01 merupakan akuifer bebas storativitas
 S 0.01-0.001merupakan akuifer bocor
Latihan:
 S <0.001 merupakan akuifer tertekan
Diketahui data uji pompa akuifer tertekan
Langkah-langkah determinasi yang dilakukan
dengan jarak 150 m sumur observasi
adalah sebagai berikut:
darisumur pompa, dengan debit konstan 5x10-3
 Plot data lapangan (s dan t), untuk m3/day, nilai 1/µ sebesar 1000, drawdown
nilai drawdown yang didapatkan pada sebesar 0.2 m dan waktu 1000 menit,
log-log kurva hitunglah nilai T dan S
 Tampalkan data lapangan tersebut,
***
dengan kurva dari W(µ) vs 1/µ
 Kemudian pindahkan trend yang Metode Hantush
dibentuk sehingga trend tersebut
bertampalan dengan trend pada Metode ini biasa digunakan untuk unsteady
kurvanya flow dan pada akuifer bocor/leaky, akuifer
 Pilih match point dari W(µ) vs 1/µ semi tertekan
 Baca nilai besaran W(u), drawdown
dan waktu
HIDORGEOLOGI

Nilai transmisivitas dan storativitas dapat  Konidisi 2:


dihitung dengan: Akuifer semi tertekan yang
mendapatkan imbuhan dari akuifer
lain melalui akuitard

maka,

( )

Dimana:

µ : fungsi persamaan sumur


r : jarak antara sumur pompa
Kalkulasi yang dilakukan untuk masing
dan sumur observasi
masing kondisi, akan berbeda:
S : nilai storativitas
T : nilai transmisivitas Kondisi 1
t : waktu
Digunakan kurva berikut:
Dan nilai transmisivitas, didapatkan dari

( )

Dimana:

T : Transmisivitas
: debit pemompaan
( ) : fungsi persamaan sumur
: besar nilai drawdown

Terdapat dua kondisi yang mempengaruhi


untuk akuifer semi tertekan untuk metode Dengan cara:
Hantush
 Plot data lapangan, berupa nilai t
 Kondisi 1: (sumbu x) dan s (sumbu y), pada
Akuifer semi tertekan yang kertas double log
mendapatkan imbuhan dari akuitard  Geser hasil plotting sedemikian rupa
diatasnya sampai titik hasil plotting berhimpit
dengan salah satu kurva Hantush1
 Gambarkan mengikut kurva tersebut
HIDORGEOLOGI

 Tentukan match pointnya, catat W(µ) Merupakan salah satu metode tes pemompaan
vs 1/µ untuk menyelidiki kinerja dari sumur
 Kembalikan kurva hasil plotting ke pemompaan yang dikontrol dengan perubahan
posisi semula variabel kondisi discharge, melihat nilai
 Catat nilai t dan s dari match point efisiensi dalam suatu sumur.
tersebut
Hubungan antara drawdown dari sumur
 Hitung nilai T dan S
penetrasi pada akuifer tertekan
Kondisi 2:

Digunakan kurva berikut:

Akuisisi data dengan cara:

 Plot data lapangan, berupa nilai t


(sumbu x) dan s (sumbu y), pada
kertas double log
 Geser hasil plotting sedemikian rupa
sampai titik hasil plotting berhimpit
dengan salah satu kurva Hantush II
 Gambarkan mengikut kurva tersebut
 Tentukan match pointnya, catat W(µ)
vs 1/µ
 Kembalikan kurva hasil plotting ke
posisi semula
 Catat nilai t dan s dari match point ***
tersebut
Efisiensi Sumur
 Hitung nilai T dan S
 Efisiensi dari sumur pemompaan dapat
Week 10: Step- dihitung dengan menggunakan grafik
jarak terhadap drawdown
Drawdown  Grafik jarak vs drawdown ini dihitung
hingga radius terluar dari sumur
Pumping Test pemompaan (termasuk fiilterpack)
untuk menghitung dradown teoritis
dengan nilai efisiensi sumur 100%
Oleh: Pak Doni  Analisis ini mengasumsikan bahwa
Pengertian: sumur sepenuhnya terpenetrasi dan
merupakan zonasi saturasi
HIDORGEOLOGI

 Nilai teoritis dari drawdown Maka:


(perhitungan) dibagi dengan
drawdown yang terukur sebenarnya
digunakan untuk ukuran efisiensi dari
sumur
Berikut nilai koefisien kehilangan dari sumur,
 Nilai koreksi dibutuhkan untuk akuifer bergantung pada kondisi sumurnya:
bebas untuk memungkinkan terjadi
pengurangan dari ketebalan saturasi, Well Loss Coeficient Well Condition
sebagai hasil dari drawdown (c)
<0.5 Didesain dengan baik
*** 0.5-1.0 Deteriorasi ringan
atau terjadi
Penyebab dari ketidak efisiensi sumur penyumbatan
1.0-4.0 Deteriorasi parah atau
Faktor yang dapat mempengaruhi ketidak- terjadi penyumbatan
efisiensi pada sumur terbagi menjadi dua, yang parah
yakni: >4.0 Sulit untuk
mengembalikan well
 Faktor desain sumur, mencakup area/ ke kapasitas aslinya
jarak sumur, distribusi antar sumur Perolehan nilai besaran, dilakukan dari uji step
yang tidak baik, panjang sumur tidak drawdown
100% sampai ke batas bawah akuifer
Pada uji ini, umumnya, debit akan dibuat
(tidak bersifat efisien), filterpack yang
berjenjang, dari debit kecil sampai debit paling
tidak baik.
besar Q1 < Q2 < Q3 < Q4 < Q5 yang diambil
 Faktor konstruksi, diantaranya
selama 1-2 jam dan umumnya 5-8 kali
mencakup pembangunan yang tidak
perubahan debit, test ini biasanya memakan
memadai, dan adanya fluida residual,
waktu kurang lebih sehari, pada tiap debit
penempatan screen yang tidak tepat
pemompaan akan dicaatat nilai drawdownnya.
***

Well Loss

Well loss definiton “Head loss caused by flow


through a screen and inside a well”

Total penurunan muka air (drawdown) sw,


dapat dituliskan dengan persaman:

Nilai C merupakan koefisien kehilangan yang


bersifat konstan yang berganting pada radius,
kosntruksi dan kondisi dari sumur. Rumus
diatas dapat disederhanakann menjadi:
Asumsi pada percobaan ini, aliran berupa
aliran laminer, kecepatan aliran/drawdown
berbanding lurus dengan laju pemompaan
HIDORGEOLOGI

Faktor pembangunan sumur:

Fd = C/B x 100

*B bernilai hampir konstant setelah Nilai faktor permbangunan, menggunakan


pemompaan klasifikasi berikut:

Jika terdapat aliran turbulen, maka hubungan Fd Kelas


linear tersebut tidak berlaku <0.1 Sangat baik
0.1-0.5 Baik
0.5-1.0 Sedang
>1.0 Sangat buruk
Kapasitas spesifik (s / Q) adalah fungsi linear ***
dari debit (Q), kemiringan C dan memotong B.
Contoh analisis data:

Mengamati perubahan dalam drawdown dan


spesific capacity sebagai discharge
memungkinkan kita untuk memilih laju
pemompaan yang optimal.

***

Step-Drawdown Test Analysis

Analisisnya dilakukan dengan plotting nilai


dari spesific capacity (s/Q) dan pumping rate
(Q).

Perpotongan dari grafik pada Q=0 is B =


W(u)/4 T dan nilai gradien/kemiringan grafik
merupakan nilai koefisien well loss (C).

Nilai efiseiensi:

Ep = BQ / sw x 100 %,

Jika Ep > 50% sumur bernilai efisiensi tinggi


HIDORGEOLOGI

Q s s/Q EKSTRAKSI AIRTANAH


(gpm) (ft) (ft/gpm)
(gambar skema penyelidikan ekstraksi
514 13 0.0253 airtanah: lihat lampiran 3)

1066 27 0.0253 Penentuan keberhasilan ekstraksi, bergantung


pada dua faktor, yakni faktor alamiah dan non
1636 43.4 0.0265 alamiah.

1885 61.5 0.0326  Faktor alamiah diantaranya kondisi


hidrologi, kuantitas dan kualitas
2480 82.5 0.0333 airtanah
 Faktor non-alamiah yakni berupa
3066 101.5 0.0331
sumber daya (manusia atau peralatan),
3520 120.5 0.0342 biaya dan pengaturan

Secara geologi, potensi airtanah pada suatu


daerah dapat dilihat berdasarkan informasi
karakteristik akuifer seperti K (konduktivitas
hidrolika), T (transmisivitas) dan S
(storativitas)

Secara umum, nilai potensi bergantung pada


nilai T, pada suatu akuifer diklasifikasikan
sebagai berikut:

Fd = (3.10-6 / 0.0231) x 100 = 0.013

Week 11:
Ekstraksi dan ***

Konstruksi Sumur
Setelah penentuan ekstraksi berhasil, maka
dapat dilakukan ekstraksi airtanah, proses
pengambilannya, dapat menggunakan
Oleh: Pak Popo beberapa cara, diantaranya:
HIDORGEOLOGI

 Pengambilan berarah horizontal


Dengan menggunakan metode
kolam/parit/embung penampungan,
Drainase, Terowongan penyaluran,
Sumur horizontal
 Pengambilan berarah vertikal
Dengan menggunakan metode sumur,
baik berupa sumur dangkal maupun
sumur dalam

***
 Infiltration tunnel
Metode Horizontal

Metode ini dilakukan dengan memotong


lapisan akuifer, yang umumnya berupa akuifer
dangkal, pemotongan berarah paralel terhadap
arah aliran, sifat metode ini pada dasarnya
dengan melakukan pengupasan pada lapisan
akuifernya.  Sumur horizontal
Berikut beberapa kenampakan dari beberapa
metode horizontal:

 Kolam/parit

 Sumur pengaliran/ terowongan


penyalur

 Infiltration Drain

***

Metode Vertikal

Metode ini dilakukan dengan memasukkan


sumur ekstraksi kedalam lapisan akuifer, yang
 Drainase dapat berupa sumur dangkal dan sumur dalam
bergantung pada kedalaman akuifernya.
HIDORGEOLOGI

Berikut beberapa kenampakan dari beberapa dengan kemampuan litologinya


metode vertikal: sampai kepada tingkat
kekerasan/kompaksi tinggi (alat yang
biasa digunakan adalah rotasi dengan
campuran lumpur)

***

Desain Konstruksi Sumur

Pada desain konstruksi sumur yang dibangun,


perlu dipertimbangkan mengenai

 Diameter/jari-jari sumur ekstraksi


***  Kedalaman sumur dan posisi
screen/pipa penyaringan
Metode Pembuatan Sumur  Gravel pack
Dapat dilakukan dengan penggalian (digging),  Metode pengembangan dan perawatan
pendorongan masuk (driven) dan pengeboran sumur
(drilled), yang dapat tergambarkan pada Hubungan antar diameter sumur dan debit
gambar: pengambilan digambarkan pada grafik berikut.

 Penggalian merupakan metode yang *) orang menganggap bahwa meningkatkan


paling sederhana, metode ini masih diameter sumur sebanyak dua kali lipat akan
sering digunakan, namun memiliki meningkatkan debit air, namun faktanya,
kekurangan yakni memakan waktu peningkatan diameter sumur 2 kali lipat akan
yang relatif lama meningkatkan debit resapan hanya 10%,
 Metode pendorongan, umumnya namun, dengan peningkatan panjang pipa
digunakan untuk akuifer dangkal yang saringan/screen sebanyak dua kali, maka akan
dekat dengan danau, dilakukan pada terjadi peningkatan debit resapan
litologi sedimen yang tidak terlalu
keras/terkompaksi dan tidak memiliki ***
bed rock atau batuan dengan ukuran Pengembangan Sumur Produksi
material bongkah
 Metode drilling merupakan metode Dapat dilakukan dengan
yang paling baru, dan sudah mulai
banyak digunakan, biasanya metode  Washing
ini digunakan pada akuifer dalam,  Air-lifting
HIDORGEOLOGI

 Surging Berikut desain untuk unconsolidated sediment

***

Pemantauan Efisiensi Sumur

Dapat dilakukan dengan

 Sand/silt Pumping
 Silt/clay infiltration
 Pumping water level decline
 Lower/insufficient yields
 Complete loss production
 Chemical encrustion
Berikut desain untuk consolidated sediment
 Pump/well corrosion
 Well structure failure

***

KONSTRUKSI SUMUR

Konstruksi sumur yang dibangun,


mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan
dari yang pemilik sumur. Konstruksi sumur
dibuat sedemikian rupa agar diperoleh nilai
debit resapan sebesar mungkin dengan
penurunan (drawdown) seminimal mungkin,
kecil kontaminasi dan tidak mengganggu
sumur terdekat, hal ini ditujukan agar sumur
***
memiliki umur produksi yang panjang (lebih
dari 25 tahun). Beberapa komponen yang perlu diperhatikan
dalam desain sumur:
Berikut adalah skema dari kosntruksi sumur:
 Diameter sumur
Diameter sumur, akan berpengaruh
pada pipa pengeboran yang
digunakan, besar diameter akan
mempengaruhi biaya pengeboran
 Kedalaman sumur
Kedalaman sumur paling efisien
adalah yang sampai pada batas
terbawah akuifer
 Screen sumur
*** Diperlukan untuk material yang belum
terkonsolidasi, screen yang baik akan
Desain sumur akan bergantung pada litologi
mengahasilkan resapan yang baik pula
bawah permukaan, pada sedimen yang belum
 Pemasangan gravel pack
terkonsolidasi dengan baik dan yang sudah
Biasanya dipasang diantara screen dan
tekonsolidasi memiliki desain umur yang
diameter luar dari lubang bor, didesain
berbeda
HIDORGEOLOGI

untuk memungkinkan ukuran slot


screen yang lebih besar, sekaligus
mengurangi sedimen butir halus

Beberapa ketentuan desain casing pelindung:

 Casing pelindung harus 2 inci lebih


besar dari bowl-pump
 Panjang casing pelindung tergantung
pada jenis pompa dan karakteristik
akuifer
 Panjang casing pelindung biasanya 10-
20 kaki dibawah kedalaman air
maksimun

Beberapa ketentuan desain blind pipe:

 Dibangun pada lapisan kedap air atau


akuifer dengan kualitas air yang buruk ***
 Dipasang pada batuan berbutir halus
Beberapa ketentuan desain well screen:
yang belum terkonsolidasi
 Dapat mengangkut air dengan gesekan
Pemasangan instrumen lain seperti:
yang relatif kecil
 Pipa reduksi: yang digunakan sebagai  Cukup kuat untuk menerima tekanan
penghbung antara pipa besar dan pipa yang terjadi dalam sumur akibat
kecil pada sumur  Relatif tahan terhadap proses kimia
 Plug: digunakan untuk mencegah dan biologi seperti korosi
adanya kontaminan atau pengotor dari
Bahan yang biasa digunakan dalam
host rocknya
pembangunan well screen:
***
 Everdure/pipa Cu : kelebihannya tahan
Distribusi aliran disekitar sumur terhadap korosi
 Stainless/pipa baja + Cr + Ni: tahan
korosi dan asam
 A Armco Steel/ Pipa Fe, galvanis,
tahan terhadap korosi
 Baja Fe + Carbon + Mn Pipe,
ketahanan yang buruk terhadap korosi
dan perawatan asam.
 Monel Ni + Cu Pipe, ketahanan
terhadap korosi dan perawatan asam.
 PVC/ Pipa Plastik, tahan terhadap
korosi, garam, dll, ringan, tidak tahan
terhadap tekanan, mudah patah dan
roboh
 Fiber Glass, tahan terhadap korosi dan
memiliki kekuatan yang baik.
HIDORGEOLOGI

Penentuan panjang well screen Q : Debit serapan (gpm)


Ao : Area bukaan efektif pada
Ditentukan oleh faktor-faktor berikut: screen untuk tiap panjang (ft2)
Vc : Kecepatan aliran optimum
 Karakteristik hidrolika
(lpm)
 Karakteristik akuifer (tipe dan tebal)
 Kapasitas pemompaan (drawdown) Dengan aliran air yang masuk ke sumur dari
 Umur sumur akuifer dapat dinyakan dengan:
 Harga

Panjang well screen berdasarkan karakteristik


akuifer:

 Akuifer tertekan dan homogen Dimana:


Panjang screen haruslah 70-80%/80-
Q : Debit serapan (gpm)
90% dari total tebal akuifer
Vf : Kecepatan aliran dari akuifer
 Akuifer tertekan dan heterogen
(m/s)
Panjang screen haruslah 80-90% dari
Af : Luasarea akuifer yang
total tiap nilai konduktivtias akuifer
didrill (m2)
pada akuifer
n : porositas efektif akuifer
 Akuifer bebas dan homogen
d : Diameter sumur (m)
Panjang akuifer harus 1/3 -1/2 dari m : Ketebalan akuifer
tebal akuifer dan pada bagian bawah
akuifer untuk akuifer dengan tebal Dengan aliran air di screen dapat dinyakan
kurang dari 50, apabila >50m, maka dengan:
panjang screen 80% dari tebal akuifer
 Akuifer bebas dan heterogen
Haruslah didesain untuk seluruh
ketebalan akuifer
Dimana:
Pengaruh dari desain screen dan discharge air
Q : Debit serapan (gpm)
Vs : Kecepatan aliran pada screen
(m/s)
At : Luasarea screen (m2)
ds : Diameter screen
L : Panjang screen
Oa : Proporsi dari open area pada
screen
B : Proporsi area yang tidak
dibuat sumur
Yang dapat dinyatakan dalam persamaan
Walton: ***

Screen Opening

Memiliki fungsi:
Dimana:

SL : Panjang screen (ft)


HIDORGEOLOGI

 Memberikan rongga/celah untuk


mentransmisi airtanah dari akuifer ke
sumur Sumber polutan
 Menahan material akufer untuk masuk  Antropogenik
ke sumur
 Sumber dari alam

Week 12: GW
Pollution & Water
Treatment
Method
Sumber kontaminan dapat berupa titik polusi,
luasan atau garis kontaminan
Oleh: Pak Popo
Sumber kontaminan berupa titik, dapat berupa:
Polutan

Merupakan zat atau energi yang dapat  Fasilitas penyimpanan bawah tanah
menyebabkan bahaya bagi kesehatan manusia,  Landfill
membahayakan sumber datya hidup dan  Buangan material rumah sakit
esistem ekologis, kerusakan struktur atau  Illegal disposal
gangguan dengan penggunaan lingkungan  Area industri
yang salah (Holdgate, 1979)  Septic tanks
 Spill transportasi
Kontaminasi:  Injeksi sumur
Merupakan kondisi/situasi dimana suatu zat  Minyak dan gas tak terbendung
hadir disuatu lingkungan, namun belum Sumber kontaminan berupa garus/line, dapat
diketahui memberikan penyebab bahaya yang
berupa:
jelas atau tidak, apabila efek bahayanya telah
jelas, maka hal tersebut tak lagi disebut  Pipa bawah tanah
kontaminasi, namun pencemaran (Alloway &  Kanal limbah
Ayres, 1993). Macam-macam kontaminan dari  Jalanan
senyawa inorganik (di lampiran 1)  Jalur keretaapi
Infeksi: Sumber kontaminan berupa area, dapat berupa:
Masukan patogen kedalam tubuh air  Area pemukiman
**  Area industri
 Area persawahan
Tipe-tipe polutan pada airtanah  Buangan dari tambang
 Komponen atmosferik
 Patogen: bakeri, virus, protozoa
 Nutrisi: komponen Nitrogen (NO3) Tabel kontaminasi beserta sumber bawaannya
 Logam berat: Cr, Cu, Pb, Cd, dll (lampiran 2)
 Radioaktif: Radon, Uranium
***
 Kimia organik: hidrokarbon, pestisida
HIDORGEOLOGI

Konseptual model dari pencemaran  Padatan tersuspensi: ditangani dengan


sedimentasi, koagulasi/ flokulasi, filter
 Biodegradable organic: ditangani
dengan lumpur aktif, filter
 Organik Volatile: ditangani dengan
pengupasan udara, adsorpsi karbon
 Patogen: ditangani dengan disinfeksi
(Cl2,O3,UV)
 Nutrisi (N): ditangani dengan
nitrifikasi / denitrifikasi, pengupasan
NH3
 Nutrisi (P): ditangani dengan
Keberadaaan polusi begantung pada:
pengendapan, pengangkatan biologis,
 Setting hidrogeologi adsorpsi (Al2O3)
 Karakteristik polutan  Organik refraktori: ditangani dengan
 Upaya pencegahan yang dilakukan adsorpsi karbon, radiasi O3 / UV
Kekerasan (Ca2 +, Mg2 +), logam
*** berat: pengendapan, pertukaran ion,
proses membran, chelation
Upaya Penanganan yang dilakukan
(sequestion)
 Primary treatment  Lemak: ditangani dengan flotasi,
o Tujuan: menghilangkan proses biologis
padatan yang dapat diambil  Padatan terlarut: ditangani dengan
o Metode: screening, grit pertukaran ion, proses membran
removal, sedimentasi primer
***
 Secondary treatment
o Tujuan: menghilangkan bahan Beberapa cara penanganan akan dibahas,
organik biodegradabel secara diantaranya:
aerobik dan biologis
o Metode: activated sludge,  Menghilangkan material padatan
trickling filter, rotating denan metode koagulasi dan flokulasi
biological contactors  Menghilangkan derajat kekerasan air
 Tertiary (advanced) treatment dengan penghalusan
o Tujuan: untuk menghilangkan  Menghilangkan bakteri patogen
SS, organik terlarut (senyawa dengan disinfektan
refraktorik) dan anorganik (N
dan P nutrien) ***
o Metode: karbon aktif, Removal of solid
nitrifikasi atau denitritifikasi
Sampah padatan dapat berupa:
**
 Hewan mati, tanaman mati, dan sisa
Tipe-tipe metode penanganan makanan
Berdasarkan kontaminan yang harus dibuang,  Partikel tanah
penanganan dapat dilakukan dengan berbagai  Partikel koloid
metode berikut:  Sel bakteri, alga dan virus
 Lumpur
HIDORGEOLOGI

Metode yangdapat dilakukan untuk ***


menghilangkan zat padat
Menghilangkan derajat kekerasan air
 Skrining: proses fisik dengan penghalusan
 Filtrasi: proses fisik
Kekerasan yang dimaksud pada air, adalah
 Settling: proses fisikokimia termasuk
kualitas air yang melebihi kadar kebutuhan
koagulasi dan flokulasi
domestik dan industri, air keras akan
*** memerlukan sabun yang banyak untuk
menghasilkan bisa, air keras, biasanya akan
Koagulasi dan Flokulasi menghasilkan kerak air panas.

Koagulasi mellibatkan pengurangan Umumnya, air tanah memiliki kecenderungan


elektrostatik, sehingga partikel koloid dari sifat yang lebih keras daripada air permukaan,
material yang identik akan mengalami kation utama yang menyebabkan kekerasan
agregasi, secara sederhana didefinisikan dan anion utama.
sebagai perubahan fluida menjadi gumpalan
padatan. Metode ini dilakukan dengan  Cations: Ca2+, Mg2+, Sr2+, Fe2+, Mn2+
menambah koagulan, penambahan koagulan  Anions: HCO3-, SO42-, Cl-, NO3-,
ini diikuti dengan proses flokulasi. SiO32-

Flokulasi adalah proses pembentukan flok Tingkat kekerasan air dinyatakan dalam mg/L
pada pengadukan lambat untuk meningkatkan CaCO3
saling hubung antar partikel yang goyah
sehingga meningkatkan penyatuannya Penghalusan yang dilakukan ialah dengan
(aglomerasi).  Penggantian ion
Koagulan yang biasa digunakan  Osmosis balik
 Koagulasi dan flokulasi (paling sering
 Tawas dilakukan)
Alumunium sulfat terhidrasi [Al2
(SO4)3·18H2O] Tawas, ketika ***
ditambahkan ke air, akan dihidrolisis
Disinfeksi
untuk membentuk hidroksida
gelatinous [Al(OH)3] endapan. Ini Merupakan metode yang digunakan untuk
akan membawa padatan tersuspensi membunuh bakteri patogen dalam air.
yang menempel oleh gravitasi.
 Anhidrat Fe3+ Disinfeksi biasanya merupakan langkah
Akan membentuk Fe (OH 3 (s) dalam terakhir dalam sistem pengolahan air/air
range pH 4-11 limbah. Biasanya digunakan klorin sebagai zat
 Fe2+ Anhidrat (tembaga, FeSO4 · disinfeksinya, sisa klorin diperlukan dalam
7H2O), senyawa ini harus dioksidasi sistem distribusi setelah pengelahan air/air
menjadi Fe3+ pertama pada pH lebih limbah, selain sebagai disinfektan, klorin juga
tinggi dari 8,5 digunakan sebagai:
 Polielektrolit alami dan sintetis  Kontrolasam dan bau sebagai agen
kebanyakan berupa senyawa pati, oksidasi
turunan selulosa, bahan protein yang
 Oksidasi Fe2 dan Mn2 dalam airtanah
tersusun dari polisakarida, serta
 Penanganan amonium dalam
polimer sintetik
pengolahan limbah domestik
HIDORGEOLOGI

 Kontrol dari penggembungan lumpur

Macam macam disinfektan lainnya

 Gas Cl2
Paling sering digunakan,
keuntungannya, terdapat sisa klorin
yang dapat digunakan untuk
perlindungan dari pertumbuhan Mengapa hal ini dapat terjadi?
bakteri, kekurangannya: pembentukan
produk sampingan/pengotor lain Terdapat dua dasar mengapa intrusi air laut
seperti trihalometan yang dapat dapat terjadi, yakni penurunan muka air tanah
berdampak juga pada kesehatan hingga ke batas temu terhadap air laut, dan
 Chlorine dioxide (ClO2), keuntungan: kenaikan muka air laut.
tidak ada produk sampingan
 Ca(ClO)2: Lebih aman dari Cl2 Hubungan antara air tanah dan air lau,
digambarkan oleh hubungan Ghyben-Herzberg
***

Metode penanganan lainnya

Untuk material inanorganik: aerasi, distalasi,


uji membran, elektrodialisis, pertukaranion,
osmosis balik, penyaringan, nanofiltrasi,
ultrafiltrasi, mikrofiltrasi

Untuk material organik: Organics Adsorpsi.


Activated carbon (AC), polimer sintesis,
oksidasi

Week 13: Salt


Water Intrussion
Yang menyatakan bahwa berat dari badan
Oleh: Pak Popo airtanah hingga batas interface ke air laut
haruslah sama dengan berat dari tubuh air laut
Intrusi airlaut pada airtanah merupakan proses dari muka air laut hingga kedalaman yang
dimana airlaut akan menginfiltasi masuk sama.
kedalam badan airtanah, dapat masuk baik
pada arah horizontal (lateral encroachment) Kondisi tersebutlah yang disebut kondisi
maupun vertikal (vertical upconing). hidrostatik, apabila kondisi ini tidak terpenuhi,
maka yang akan terjadi adalah intrusi air laut.

Hukum ini dinyatakan oleh Ghyben-Herzberg


dalam persamaan:
HIDORGEOLOGI

***

Latihan

Diketahui, f = 1.0 g/cm3, s = 1.025 g/cm3,


tinggi muka air antara 2 sumur dari garis
pantai sebesar 0.5 m dan 1.0 m. Jarak antara 2
sumur tersebut 1000 m, dengan konduktivitas
hidrolika (K)= 10 m/d dan b sebesar 50 m,
hitunglah!

 Length of saltwater wedge


 Position of interface

f = freshwater density = 1.0g/cm3


s = saltwater density =1.025g/cm3
z = height of saltwater column
hf = hydraulic head above sea
level
hf + z = height of freshwater column

***

Upconing

Merupakan fenomena naiknya muka air laut


Kedalaman hingga interface antara air laut dan secara vertikal akibat pengaruh pemompaan,
airtanah umumnya, bernilai 40 kali dari tinggi seperti gambar berikut:
tinggi muka air tanah relatif

***

Zona interface dapat dinyatakan sebagai


berikut

Persamaan umum dari kasus ini biasanya


dinyatakan dalam persamaan Dupuit dan
Ghyben-Herzberg, dengan:
HIDORGEOLOGI

Δρ = ρs – ρf Hal yang dapat dilakukan, diantaranya:


K Konduktivitas Hidrolika
 Mengontrol jumlah air tanah
Batas Kritis penaikan air asin z/d =
 Relokasi lubang sumur yang akan
0.3– 0.5
memungkinkan terjadinya intrusi
Maksimum Pemompaan pd z/d = 0.5
 Melakukan recharge jika dirasa perlu
Qmak < π d2 K ( Δρ / ρf )
Metode yang dapat dilakukan untuk
membatasi intrusi airlaut ini dapat dilakukan
dengan

 Kontrol pemompaan
Dengan cara mereduksi debit
pemompaan, mereduksi jumlah sumur
pompa, relokasi sumur pompa

 Melakukan recharge dengan volume


tertentu, lewat penampungan, untuk
Kurva salinitas air pada sumur untuk upconing tetap menjaga muka airtanah yang ada
pada zona interface dan zona transisi (oleh
Schmorak dan Mercado)

 Mengontrol pemompaan pada barier,


dengan menggunakan sepasang sumur
pemompaan, sumur satu bekerja
menciptakan barir/ batas
*** potensiometrik dengan langsung
menembus air laut, sementara sumur
Kontrol Intrusi Air laut yg lain digunakan sebagai sumur
pemompaan
Kontrol terhadap sumur perlu dilakukan,
mengingat intrusi air laut akan sangat
bergantung terhadap besaran debit pemompaan
yang dilakukan, sehingga, diperlukan
penyidikan seberapa debit maksimum pada
suatu sumur sesaat sebelum terjadinya intrusi.
HIDORGEOLOGI

 Menggunakan injeksi sebagai bantuan Beberapa artificial recharge:


untuk tetap mempertahankan muka
air.(artificial injection)  Water Spreading

Merupakan penyebaran air yang melibatkan


pengaliran air permukaan ke posisi topografi
dengan head lebihrendah seperti lubang,
waduk atau kolam, biasanya terjadi pada lahan
dengan permeabilitas tinggi (pasir dan kerikil),
***
debit masukan mencapai 0.5 hingga 15 m3/hari
Artificial Recharge
 Recharge Lagoons and Trenches
Merupakan metode penanganan intrusi air laut
dengan melakukan penambahan infiltrasi
alami dari pengendapan atau air permukaan
ketanah dengan beberapa metode rekayasa.

Metode ini digunakan untuk mengisi kembali


ruang yang kosong pada akuifer bawah, serta
secara intensif menghambat intrusi air laut,
dan menjadi tempat penyimpanan/akumulasi
dari air permukaan yang tidak tersedia ataupun
terbatas seperti akumulasi pada iklim ekstrim, Merupakan metode ekskapasi lahan, yang
daerah perkotaan, dan sungai pasang surut. kemudian digunakan sebagai waduk,
Sistemnya, tergambar pada gambar berikut: umumnya, dibangun didaerah dataran rendah,
dengan tujuan utama merupakan penyimpanan
air permukaan, air limbah yang mengisi lagun
dapat digunakan sebagai pengganti air bersih
dan peningkatan kualitas bakteri dan kimia
dimung kinkan dalam proses pengisian ulang
(Coliforms, BOD, COD, TOC, NH4+ and NO3-
).
HIDORGEOLOGI

• Recharge Wells

Merupakan metode pengisian sumur


menggunakan air limbah yang sebelumnya
telah dilakukan treatment, calon sumur injeksi
biasanya merupakan sumur bekas produksi
yang tinggian sumurnya tidak mencapai
akuifer lagi. Debit injeksi biasanya mencapai
500 hingga 5000 m3/day.

***

Kompatibilitas sumber air

Kompatibelnya suatu sumber air untuk


pengisian ulang/artificial recharge ditentukan
dengan membandingkan konsentrasi ion-ion
dan unsur jejak dalam sumber air dan
menerima air tanah dan mengevaluasi potensi
terjadinya reaksi kimia.

Misalnya, penambahan sumber air dengan


konsentrasi Ca2+ dan HCO3- ke dalam air tanah
dengan konsentrasi besar dapat mengencerkan
konsentrasi akuifer

---UJIAN AKHIR SEMESTER--


HIDORGEOLOGI

Lampiran 1
Inorganic Chemicals
Contaminant MCLG
1
MCL or TT
1 Potential Health Effects from Long- Sources of Contaminant in Drinking Water
2 2 Term Exposure Above the MCL
(mg/L) (mg/L) (unless specified as short-term)
Antimony 0.006 0.006 Increase in blood cholesterol; decrease in Discharge from petroleum refineries; fire retardants;
blood sugar ceramics; electronics; solder
Arsenic 0 0.010 as of Skin damage or problems with circulatory Erosion of natural deposits; runoff from orchards,
01/23/06 systems, and may have increased risk of runoff from glass and electronicsproduction wastes
getting cancer
Asbestos (fiber > 10 7 million fibers 7 MFL Increased risk of developing benign Decay of asbestos cement in water mains; erosion of
micrometers) per liter (MFL) intestinal polyps natural deposits

Barium 2 2 Increase in blood pressure Discharge of drilling wastes; discharge from metal
refineries; erosion of natural deposits
Beryllium 0.004 0.004 Intestinal lesions Discharge from metal refineries and coal-burning
factories; discharge from electrical, aerospace, and
defense industries
Cadmium 0.005 0.005 Kidney damage Corrosion of galvanized pipes; erosion of natural
deposits; discharge from metal refineries; runoff from
waste batteries and paints
Chromium (total) 0.1 0.1 Allergic dermatitis Discharge from steel and pulp mills; erosion of natural
deposits

Copper 1.3 7
TT ; Action Short term exposure: Gastrointestinal Corrosion of household plumbing systems; erosion of
Level=1.3 distress natural deposits
Long term exposure: Liver or kidney
damage
People with Wilson's Disease should
consult their personal doctor if the
amount of copper in their water exceeds
the action level
HIDORGEOLOGI

Cyanide (as free 0.2 0.2 Nerve damage or thyroid problems Discharge from steel/metal factories; discharge from
cyanide) plastic and fertilizer factories
Fluoride 4.0 4.0 Bone disease (pain and tenderness of the Water additive which promotes strong teeth; erosion of
bones); Children may get mottled teeth natural deposits; discharge from fertilizer and aluminum
factories
Lead zero 7
TT ; Action Infants and children: Delays in physical or Corrosion of household plumbing systems; erosion of
Level=0.015 mental development; children could show natural deposits
slight deficits in attention span and
learning abilities
Adults: Kidney problems; high blood
pressure
Mercury (inorganic) 0.002 0.002 Kidney damage Erosion of natural deposits; discharge from refineries
and factories; runoff from landfills and croplands
Nitrate (measured as 10 10 Infants below the age of six months who Runoff from fertilizer use; leaking from septic tanks,
Nitrogen) drink water containing nitrate in excess of sewage; erosion of natural deposits
the MCL could become seriously ill and, if
untreated, may die. Symptoms include
shortness of breath and blue-baby
syndrome.
Nitrite (measured as 1 1 Infants below the age of six months who Runoff from fertilizer use; leaking from septic tanks,
Nitrogen) drink water containing nitrite in excess of sewage; erosion of natural deposits
the MCL could become seriously ill and, if
untreated, may die. Symptoms include
shortness of breath and blue-baby
syndrome.
Selenium 0.05 0.05 Hair or fingernail loss; numbness in Discharge from petroleum refineries; erosion of natural
fingers or toes; circulatory problems deposits; discharge from mines
Thallium 0.0005 0.002 Hair loss; changes in blood; kidney, Leaching from ore-processing sites; discharge from
intestine, or liver problems electronics, glass, and drug factories
HIDORGEOLOGI

Radionuclides
Contaminant MCLG (mg/L)
1 2 1
MCL or TT (mg/L)
2 Potential Health Effects Sources of Contaminant in Drinking Water
from Long-Term Exposure
Above the MCL (unless
specified as short-term)

Radium 226 and 7


none ---------- zero 5 pCi/L Increased risk of cancer Erosion of natural deposits
Radium 228
(combined)

Uranium zero 30 ug/L as of 12/08/03 Increased risk of cancer, Erosion of natural deposits
kidney toxicity
HIDORGEOLOGI

Lampiran 2
HIDORGEOLOGI

Lampiran 3

Anda mungkin juga menyukai