Anda di halaman 1dari 15

1.

Pengertian Hubungan Internasional Secara Umum


Arti hubungan internasional secara umum adalah kerjasama antar
negara, yaitu unit politik yang didefinisikan
secara global untuk
menyelesaikan berbagai masalah. Menurut UU No. 37 Tahun 1999,
hubungan internasional adalah kegiatan yang menyangkut aspek regional
dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat dan
internasional yang dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, lembaga
negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, LSM atau
Warga Negara.

2.

Arti Penting Hubungan Internasional


Hubungan internasional dianggap penting dalam rangka untuk
menumbuhkan saling pengertian antarbangsa, mempererat hubungan
persahabatan dan persaudaraan antarbangsa, saling mencukupi
kebutuhan masing-masing bangsa yang bekerja sama, memenuhi rasa
keadilan dan kesejahteraan, dan membina dan menegakkan perdamaian
dan ketertiban dunia. Suatu negara yang tidak mau mengadakan
hubungan internasional dengan negara lain akan terkucilkan dalam
pergaulan dunia. Akibatnya, negara tersebut akan mengalami kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

3.

Pengertian Hubungan Internasional Menurut Para Ahli


Berikut adalah beberapa pengertian hubungan internasional menurut
para ahli:
Menurut J.C. Johari, hubungan internasional merupakan sebuah studi
tentang interaksi yang berlangsung diantara negara-negara berdaulat
disamping itu juga studi tentang pelaku-pelaku non negara (non states
actors) yang perilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas negara.
Menurut Mohtar Masoed, hubungan internasional adalah hubungan
yang melibatkan bangsa-bangsa yang masing-masing berdaulat sehingga
diperlukan mekanisme yang kompleks dan melibatkan banyak negara.
Menurut Tygve Nathlessen, hubungan internasional adalah bagian dari
ilmu politik, oleh karena itu komponen hubungan internasional sendiri tak
lepas dari politik internasional, organisasi dan administrasi internasional
serta hukum internasional.
Menurut Warsito Sunaryo, hubungan internasional merupakan studi
tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu,
termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi.

1.

2.
3.

4.

Menjelaskan Dampak Suatu Negara yang Mengucilkan diri dari


pergaulan Antar bangsa
Berdirinya negara-negara di dunia meciptakan berbagai bentuk
negara dan pemerintahan, selain itu berkembangnya ilmu pengetahuan,
perdagangan, kebudayaan, keagamaan, sosial maupun olah raga yang
sangat kompleks, memunculkan ketergantungan diberbagai bidang
kehidupan suatu negara. Ketergantungan tersebut adalah untuk menjalin
suatu hubungan yang terus-menerus terakumulasai dalam peningkatan
kualitas biberbagai bidang kehidupan suatu negara.

Sifatnya hubungan tersebut berupa timbal balik dan memunculkan


berbagai kepentingan bersama untuk memelihara dan mengatur
hubungan yang bermanfaat. Jadi mengucilkan diri dari pergaulan antar
bangsa merupakan kebijakan yang kurang bijak bagi suatu negara, dan
hal tersebut sangatlah merugikan negara itu sendiri. Negara tidak
mungkin dapat memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bantuan bangsa lain,
dampak bagi negara yang mengucilkan dari pergaulan antar bangsa
antara lain; Negara tersebut secara tersirat tidak mau memelihara dan
menciptakan hidup berdampingan secara damai dan adil dengan bangsa
lain, sehingga kemungkinan terjadinya suatu konflik dengan bangsa lain
akan lebih besar.http://www.warnetgadis.com/
Bahkan sekalipun negara yang besar kalau mengucilkan diri dari
bangsa lain maka perkembangan bangsanya akan terhambat, realitas
menunjukkan bahwa setiap bangsa memiliki kebutuhan yang sangat
beragam untuk mempertahankan kelangsungan hidup negara dan bangsa
tersebut, karena tidak selalu dapat dipenuhi oleh potensi setiap bangsa.

Pentingnya Hubungan Internasional


Pada kenyataannya menunjukan bahwa setiap bangsa dan negara
memiliki kebutuhan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan tidak
selalu dapat dipenuhi oleh potensi setiap bangsa. Keadaan yang deimikian
mendorong untuk saling mengadakan hubungan antar negara.
Mengenai pentingnya hubungan internasional bahwa setiap negara
memiliki sumber kekuatan yang berbeda beda. Ada negara yang kuat
akan sumber daya alam, ada juga yang banyak penduduknya, sementara
ada negara lain yang mengandalkan berlimpahnya jumlah ilmuwan.
Kekurangan yang ada dapat diatasi dengan saling berhubungan denga
yang lain. Hal inilah yang melahirkan hubungan internasional antar
bangsa antar negara.
Kartasasmita dalam Suprapto (2005) menyatakan bahwa Hubungan
Internasional dimaksudkan untuk :
Mempererat hubungan antar negara yang satu dengan yang lain
Mengadakan kerjasama dalam rangka saling membantu
Menjelaskan dan menegakkan kedaulatan dan batas-batas wilayah
Mengadakan perdamaian dan perundingan pakta non agresi
Mengadakan hubungan dagang atau ekonomi sesuai dengan
kepentingan masing-masing
Setiap negara memiliki posisi yang berbeda beda, baik dalam
kemampuan ekonomi, keuangan, keamanan, politik maupun sumber daya
manusia. Oleh karenanya setiap negara tidak dapat lepas dari
keterlibatannya dengan negara lain, dalam bentuk hubungan antar
bangsa.
Secara umum, titik berat dalam hubunga internasional antara lain
adalah bidang pertahanan dan keamanan untuk memajukan kepentingan
masing masing negara atau untuk kepetingan bersama umat manusia
yang bersifat universal. Suatu negara dapat mengadakan kerja sama
antar negara atau hubungan internasional apabila kemerdekaan dan

kedaulatannya baik secara de facto maupun de jure telah diaui oleh


negara lain.
Faktor faktor yang mempengaruhi terjadinya kerja sama dengan bentuk
hubungan internasional antara lain sebagai berikut :
1. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran akan kelangsungan hidupnya,
baik melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain.
2. Faktor external, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri
bahwa suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan
kerjasama dengan negara lain.
Katergantungan tersebut terutama dalam upaya memecahkan masalah
masalah ekonomi, politik hukum, social budaya, pertahanan dan
keamanan.

1.
2.
3.

4.

1.
2.

3.
4.

Adapun faktor-faktor yang menyebapkan diadakannya kerja sama


internasional adalah sebagai berikut :
Adanya dua negara atau lebih yang menghadapi hal tertentu dan
merupakan kepentingan bersama. Misalnya Indonesia dan Malaysia yang
mengatur perlindungan TKI.
Adanya usaha kerjasama yang dijalani dalam berbagai organisasi dan
lembaga internasional. Misalnya PBB, Uni Eropa, OPEC, ASEAN, AFTA, dan
sebagainya.
Munculnya isu isu yang berkaitan dengan ekspansi teknologi dan
perdagangan sehingga memerlukan ketentuan dan peraturan yang baru
yang membantu menangani masalah melallui konferensi dan pertemuanpertemuan ad hoc (sementara). Misalnya tentang penerbangan
internasional yang mengatur rute dan ongkos, konferensi hukum laut
internasional dan sebagainya.
Dua negara atau lebih yang mempunyai benyak transaksi dan interaksi
terus menerus, tetapi tidak memerlukan organisasi resmi untuk
kerjasama. Pada dasarnya adalah semua hubungan diantara unit unit
dapat berjalan dan damai, dan apabila muncul konflik biasanya akan
diselesaikan dengan kompromi. Misalnya, Indonesia dengan Jepang.
Kerjasama
internasional
perlu
dikembangkan
dengan
perimbangan pertimbangan sebagai berikut :
Sebagai negara, tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan sendiri tanpa
bantuan dari negara lain. Oleh karena itu, munculah sifat saling
ketergantungan antar bangsa.
Dengan
kerjasama
internasional,
berarti
melaksanakan
hidup
berdampingan secara damai, yang mengandung aspirasi kemanusiaan
secara universal, sehingga dapat meredakan ketegangan yang terjadi.
Dengan demikian perdamaian dapat terus dipelihara dengan baik.
Kerjasama internasional sangan penting terutama bagi negara negara
yang berkembang untuk mengembangkan pembangunan dalam rangka
memajukan kesejahteraan rakyatnya.
Dengan kerjasama internasional, berarti menegakkan kedaulatan.

Sarana Hubungan Internasional


Sarana yang dipergunakan dalam melakukan politik luar negeri
adalah diplomasi, propaganda, bidang-bidang aktifitas ekonomi, dan
militer a. Diplomasi Diplomasi dalam arti luas mencakup seluruh kegiatan
politik luar negeri suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain.
Diplomasi mencakup kegiatan: i. menentukan tujuan dengan
mempergunakan semua daya dan tenaga untuk mencapai tujuan
tersebut. ii. menyesuaikan kepentingan dari negara lain dengan
kepentingan nasional sesuai dengan daya dan tenaga yang ada padanya.
iii. menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan
kepentingan negara lain. iv. mempergunakan sarana dan kesempatan
yang ada sebaik-baiknya.
Kegagalan dalam melaksanakan diplomasi dapat mengakibatkan
timbulny a konflik dan ini akan berakibat membahayakan perdamaian dan
keamanan internasional. Dalam hubungan internasional modem suatu
negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari
peperangan. Kekurangan akan keterampilan dalam berdiplomasi akan
mengundang konflik antarbangsa dan mengancam perdamaian dunia. b.
Propaganda Propaganda adalah usaha sistematis yang digunakan untuk
mempengaruhi pikiran, emosi, dan tindakan suatu kelompok demi
kepentingan masyarakat umum
Propaganda lebih ditujukan pada rakyat Negara lain daripada
kepada pemerintahannya; Propaganda untuk keuntungan diri sendiri,
perjuangan untuk kepentingan nasional dari Negara yang membuat
propaganda. Propaganda dilakukan dengan menggunakan alat semisal
radio gelombang jarak pendek, televisi, internet dll, dalam menggunakan
propaganda dapat digunakan cara; menyajikan pemberitaan dan
informasi yang sefaktual dan seobyektif mungkin dan membiarkan
pendengar/pembaca propaganda menyimpulkan sendiri. Bisa juga dengan
terknik bohong besar. Teknik bohong besar pernah digunakan Hitler
dengan sangat efektif.
Karena berdasarkan alasan yang dikembangkannya, yaitu: bahwa
suatu kebohongan asal saja cukup besar dan sering diulang-ulang akan
dipercaya oleh orang banyak, setidak-tidaknya sebagian diantaranya (J.
Frankel, 1980). c. Ekonomi Sarana ekonomi biasanya digunakan secara
luas dalam hubungan internasional baik dalam masa damai maupun masa
perang. Dalam masa damai perdagangan dan bantuan internasional
sangat penting. Dalam masa perang berbagai tindakan perang ekonomi
juga sering digunakan. Pada tingkat tertentu, semua Negara harus terlibat
dalam perdagangan internasional agar dapat memperoleh barang yang
tak dapat diproduksi sendiri di dalam negerinya.
Sebalinya, mereka juga menjual barang ke Negara lain sehingga
dapat membayar apa yang diimportnya dengan menggunakan
keuntungan yang diperolehnya. d. Kekuatan militer dan perang Kekuatan
militer yang memadai dapat menambah keyakinan dan stabilitas untuk
berdiplomasi. Diplomasi tanpa dukungan kekuatan militer yang kuat dapat
membuat suatu Negara tak memiliki rasa percaya diri. Mereka tak mampu

menghindari tekanan-tekanan dan ancaman-ancaman yang dilancarkan


lawan, yang dapat mengganggu kepentingan nasionalnya.

1.1. Hubungan Internasional, Pengertian, Pola, Arti Penting dan Sarananya.


1.1. Hubungan Internasional, Pengertian, Pola, Arti Penting dan Sarananya.
1.1.1.

Pengertian Hubungan Internasional

Hubungan internasional atau hubungan antarbangsa merupakan interaksi manusia antarbangsa baik secara individu maupun
kelompok, dilakukan baik secara langsung maupun secara tidak langsung dan dapat berupa persahabatan, persengketaan,
permusuhan ataupun peperangan.
1.1.2.

Pola Hubungan Antarbangsa

Ada tiga macam pola hubungan antar bangsa, yaitu:


Penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain, ketergantungan suatu bangsa atas bangsa lain dan hubungan sama derajat.
1.

Pola Penjajahan:

Penjajahan pada hakekatnya adalah penghisapan oleh suatu bangsa atas bangsa lain yang ditimbulkan oleh perkembangan
paham kapitalis, di mana negara penjajah membutuhkan bahan mentah bagi industrinya dan juga pasar bagi hasil industrinya.
Inti dari penjajahan ini adalah penguasaan wilayah bangsa lain.
1.

Pola Ketergantungan:

Umumnya terjadi pada negara-negara berkembang yang karena kekurangan modal dan tekhnologi untuk membangun
negaranya, terpaksa mengandalkan bantuan negara-negara maju yang akhirnya mengakibatkan ketergantungan pada negaranegara maju tersebut. Pola hubungan ini dikenal sebagai neo-kolonialisme (penjajahan dalam bentuk baru).
1.

Pola Hubungan Sama Derajat:

Pola hubungan ini sangat sulit diwujudkan, namun merupakan pola hubungan yang paling ideal karena berusaha mewujudkan
kesejahteraan bersama, sesuai dengan jiwa sila kedua Pancasila, yang menuntut penghormatan atas kodrat manusia sebagai
makhluk yang sederajat tanpa memandang ideologi, bentuk negara ataupun sistem pemerintahannya. Politik luar negeri bebas
aktif yang kita pilih menghindarkan bangsa kita jatuh ke paham kebangsaan yang sempit atau Chauvinisme yang mengagungagungkan bangsa sendiri namun memandang rendah bangsa lain. Juga menghindarkan paham Kosmopolitisme yang
memandang seluruh dunia sebagai negeri yang satu dan sama sehingga mengabaikan negeri sendiri.
Dalam menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif ini bangsa Indonesia menjalin pergaulan dan kerjasama antar bangsa,
dipimpin oleh presiden sebagai kepala negara.Dalam melakukan kerjasama dan hubungan internasional ini presiden dibantu
oleh departemen luar negeri yang dipimpin seorang menteri luar negeri, para duta dan konsul yang diangkat presiden untuk
negara-negara lain serta duta-duta dan konsul-konsul negara lain yang diterima oleh presiden. Hak mengangkat duta dan
konsul ini sesuai dengan Pasal 13 Undang-Undang Dasar 1945 dipegang oleh presiden dengan memperhatikan pertimbangan
DPR. Dalam menerima duta dan konsul negara lain, presiden juga harus meminta persetujuan dari kepala negara asal duta
dan konsul tersebut dalam bentuk Surat Kepercayaan (lettre de credance).
1.1.3.

Arti Penting Hubungan dan Kerjasama Internasional.

Menurut Prof. Dr. Kusuma Atmaja, hubungan dan kerjasama antar bangsa muncul karena tidak meratanya pembagian
kekayaan alam dan perkembangan industri di seluruh dunia sehingga terjadi saling ketergantungan antara bangsa dan negara
yang berbeda.Karena hubungan dan kerjasama ini terjadi terus menerus, sangatlah penting untuk memelihara dan
mengaturnya sehingga bermanfaat dalam pengaturan khusus sehingga tumbuh rasa persahabatan dan saling pengertian antar
bangsa di dunia.
1.1.4.

Sarana Hubungan Internasional

Menurut J. Frankel (1980) ada berbagai sarana yang dapat dipergunakan oleh negara-negara dalam melakukan hubungan
internasional, yaitu: diplomasi, propaganda, hubungan ekonomi dan militer.
1.

Diplomasi

Diplomasi merupakan seluruh kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu negara dalam hubungannya dengan
bangsa dan negara lain. Diplomasi dapat bersifat bilateral (melibatkan dua negara) atau multilateral (melibatkan lebih dari dua
negara). Instrumen diplomasi ada dua yaitu deplu yang berkedudukan di ibukota negara, merupakan otaknya dan perwakilan
diplomatik yang berkedudukan di ibukota negara penerima yang merupakan panca indera dan penyambung lidahnya.

Dalam mewakili negara dan bangsanya, seorang diplomat memiliki tiga fungsi dasar yaitu sebagai lambang, sebagai wakil
yuridis yang sah sesuai hukum internasional dan sebagai perwakilan politik.
Sedangkan tugas seorang diplomat dapat dibagi menjadi empat fase pokok diplomasi, yaitu: perwakilan (representation),
perundingan (negotiation), laporan (reporting) dan perlindungan kepentingan bangsa, negara, dan warga negaranya di luar
negeri.
1.

Propaganda

Propaganda adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi pikiran, emosi dan tindakan suatu kelompok demi kepentingan
masyarakat umum. Ada dua hal yang membedakan diplomasi dan propaganda:
1.

Propaganda ditujukan kepada rakyat negara tersebut, bukan pemerintahnya.

2.

Propaganda dilakukan hanya demi kepentingan negara pembuat propaganda.

1.

Ekonomi

Hubungan internasional melalui sarana ekonomi tidak mutlak dilakukan oleh pemerintah, swasta pun dapat berperanan besar,
baik selama masa damai maupun dalam situasi perang. Semua negara terlibat dalam hubungan ekonomi untuk mendapatkan
barang yang tidak dapat diproduksinya sendiri. Keuntungan lainnya dari perdagangan internasional adalah diperolehnya suatu
barang melalui sistem produksi yang paling efisien dan murah.
1.

Kekuatan Militer dan Perang

Berlawanan dengan ekonomi, bidang militer benar-benar dikuasai oleh pemerintah. Bidang militer sangat mempengaruhi
diplomasi karena memiliki kekuatan militer yang tangguh akan menambah rasa percaya diri, sehingga bisa mengabaikan
ancaman-ancaman dan tekanan lawan yang dapat mengganggu kepentingan nasionalnya. Kekuatan militer diperlihatkan dalam
parade militer di hari-hari nasional untuk menggertak dan memperingatkan negara-negara lawan sehingga perang dapat
dihindarkan. Perang adalah pilihan terakhir.

1.

2.
3.
a.
b.
c.

d.

1.

a.

b.
c.
d.

2.
a.
b.
c.
d.
3.

HUBUNGAN INTERNASIONAL
A. PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga memiliki kecenderungan untuk bergaul dan
bekerja sama dengan manusia lainnya. Kecenderungan berkelompok dan bekerja sama
dengan manusia lain juga didorong oleh naluri untuk memenuhi kebutuhannya baik secara
lahiriah maupun batiniah.
Sebagai bangsa, manusia tak mungkin hidup tanpa menjalin hubungan dengan bangsa lain.
Lahirnya era keterbukaan mendorong lahirnya era globalisasi, yang imbasnya adalah
Hubungan antarbangsa makin erat karena pada era ini kemajuan teknologi informasi makin
pesat, sehingga hubungan antarwarga dunia tak dapat dibatasi oleh apapun.
Ketergantungan antarnegara makin tinggi, sehingga kebijakan domestic suatu Negara
(bangsa) tak bisa dilepaskan begitu saja dari pertimbangan pandangan internasional.
Karena ketergatungan antarnegara makin tinggi serta hubungan makin erat, maka tidak dapat
dihindari efek negatifnya, yaitu gesekan kepentingan antarnegara yang satu dan Negara yang
lain. Untuk itu, perlu diadakan hubungan internasional guna menyelesaikan masalah-masalah
tersebut dengan menentukan pola hubungan yang jelas.
Bangsa Indonesia perlu menetapkan pola hubungan dengan bangsa lain dengan landasan
yang kokoh baik landasan formal maupun material, sehingga kepentingan nasional tetap
dikedepankan. Dengan demikian, dalam percaturan internasional, bangsa kita tetap kokoh
dan tidak mudah terombang-ambing serta menjadi subjek dan bukan menjadi objek.
B. Makna Hubungan Internasional
Pengertian Hubungan Internasional
Hubungan antarbangsa mutlak dilakukan oleh Negara manapun di dunia karena pada zaman
modern ini, mustahil suatu bangsa mampu mencukupi semua kebutuhannya tanpa bantuan
dari Negara lain. Terlebih dengan lahirnya era globalisasi, batas-batas wilayah Negara hanya
bermakna politis belaka. Untuk itu, perlu dirumuskan definisi hubungan internasional,
sehingga hubungan internasional bisa berjalan secara tertib sesuai dengan yang diharapkan,
yaitu memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang menjalin hubungan.
Menurut Restra (Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republik
Indonesia), hubungan internasional dirumuskan sebagai hubungan antarbangsa dalam segala
aspeknya yang dilakukan oleh suatu Negara untuk mencapai kepentingan nasional Negara
tersebut.
Menurut Charles A. Mc. Clelland, hubungan internasional adalah studi tentang keadaan
relevan yang mengelilingi interaksi.
Menurut Warsito Sunaryo, hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi
antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang
mengelilingi interaksi.
Menurut Drs. Suwardi Wiraatmadja, M.A., hubungan internasional lebih luas dari politik
internasional. Politik internasional membahas keadaan atau soal-soal politik di masyarakat
internasional dalam arti sempit, sedangkanhubungan internasional mencakup segala macam
hubungan antarbangsa dan kelompok-kelompok bangsa dalam masyarakat internasional.
Komponen-komponen yang harus Ada dalam Hubungan Internasional
Politik internasional (international politics)
Studi tentang peristiwa internasional (the study of foreign affair)
Hukum internasional (international law)
Organisasi administrasi internasional (international organization of administration).
Bentuk dari Hubungan Internasional
Bentuk dari hubungan internasional dapat berupa hubungan-hubungan, yaitu sebagai berikut:

a. Hubungan individual, berbentuk kontak-kontak pribadi yang didasari oleh kepentingan


individual, misalnya hubungan pedagang antarnegara yang mengadakan transaksi jual-beli,
mahasiswa yang belajar di Negara lain, kunjungan wisatawan, dan lain-lain.
b. Hubungan antarkelompokdapat berbentuk hubungan antarlembaga keagamaan, sosial,
lembaga-lembaga ekonomi, dan perdagangan antarnegara.
c. Hubungan antarnegara, biasanya melibatkan kepentingan nasional atau kepentingan yang
sifatnya lebih luas, misalnya kerja sama ekonomi, politik, kebudayaan, ataupun hankam.
4. Bentuk dari Hubungan Internasional
a. Asas teritorial.
Asas ini didasarkan pada kekuasaan Negara atas daerahnya. Menurut asas ini, Negara
melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya.
b. Asas kebangsaan.
Asas ini didasarkan pada kekuasaan Negara untuk seluruh warga Negaranya, sehingga setiap
warga Negara di mana pun berada tetap mendapatkan perlakuan hukum dari negaranya.
c. Asas kepentingan umum.
Asas ini didasarkan pada wewenang Negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini, Negara dapat menyesuaikan diri dengan
semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut-paut dengan kepentingan umum.
d. Asas persamaan harkat, martabat, dan derajat.
Hubungan antarbangsa hendaknya didasarkan atas asas bahwa Negara-negara yang
berhubungan adalah Negara yang berdaulat. Oleh karena itu, harus dijunjung tinggi harkat
dan martabatnya oleh setiap Negara yang berhubungan agar terwujud persamaan derajat,
sehingga saling menghormati dan menjaga hubungan baik dan saling menguntungkan.
e. Asas keterbukaan.
Dalam hubungan antarbangsa perlu diadakan keterbukaan dari kedua bela pihak, sehingga
setiap Negara paham akan manfaat dari hubungan itu.
5. Maksud dan Tujuan Hubungan Internasional
Menurut Kartasasmita, hubungan internasional dimaksudkan untuk
a. Mempererat hubungan antarnegara yang satu dengan Negara yang lain
b. Mengadakan kerja sama dalam rangka saling membantu,
c. Menjelaskan dan menegakkan kedaulatan dan batas-batas wilayah,
d. Mengadakan perdamaian dan perundingan pakta nonagresi,
e. Mengadakan hubungan dagang atau ekonomi sesuai dengan kepentingan masing-masing.
6. Pentingnya Hubungan Internasional
Faktor-faktor yang mendorong timbulnya hubungan internasional, antara lain sebagai berikut:
a. Faktor internal yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya, baik melalui
kudeta maupun intervensi dari Negara lain. Biasanya, sifat dari hubungannya menyangkut
bidang pertahanan dan keamanan, meisalnya membentuk pakta pertahanan.
b. Faktor eksternal yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapa dimungkiri bahwa suatu
Negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dari Negara lain. Ketergantungan antara
Negara satu terhadap Negara lain bisa menyangkut bidang ekonomi, sosial budaya, hukum,
politik, atau pertahanan keamanan.
C. Perjanjian Internasional
1. Pengertian Perjanjian Internasional
a.

Oppenheim-Lauterpacht
Perjanjian Internasional adalah suatu persetujuan antarnegara yang menimbulkan hak dan
kewajiban di antara pihak-pihak yang mengadakannya.

b. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H.

Perjanjian internasional adalah perjanjian yang di adakan antarbangsa yang bertujuan untuk
menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.
c.

G. Schwarzenbenger
Perjanjian internasional adalah persetujuan antara subjek-subjek internasional yang
menimbulkan kewajiban-kewajiban yang mengikat dalam hak internasional, dapat berbentuk
bilateral ataupun multilateral.

d. Konvensi Wina Tahun 1969


Perjanjian internasional adalah perjanjian yang di adakan oleh dua Negara atau lebih yang
bertujuan untuk mengadakan akibat-akibat hukum tertentu.
2. Beberapa Istilah yang Sering Digunakan dalam Perjanjian Internasional
a. Traktat adalah perjanjian internasional yang isinya bersifat politik. Perjanjian ini
menyangkut kepentingan kedaulatan Negara yang memerlukan persetujuan parlemen.
b. Konvensi adalah persetujuan formal yang bersifat mengikat dan dibuat bersama oleh
beberapa Negara. Untuk menandatangani konvensi, tidak perlu meminta persetujuan
parlemen.
c. Protokol yaitu berita acara mengenai hasil suatu kongres yang masing-masing
ditandatangani oleh wakil-wakil Negara peserta.
d. Program adalah perjanjian internasional yang menciptakan hukum internasional yang
bersifat konstitutif.
e. Deklarasi adalah pernyataan bersama mengenai suatu masalah dalam bidang hukum,
politik, dan ekonomi.
3. Klasifikasi Perjanjian Internasional
Perjanjian internasional dapat di bedakan sebagai berikut :
a) Menurut Subjeknya
Menurut subjeknya, perjanjian internasional dapat di bedakan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut :
1) Perjanjian antarnegara yang di lakukan oleh banyak Negara yang merupakan subjek hukum
internasional
2) Perjanjian internasional di antara Negara dan subjek hukum internasional membentuk hukum
lainnya, seperti antara Tahta Suci Vatikan dan MEE
3) Perjanjian antarsesama subjek hukum internasional selain kerja sama MEE dan ASEAN
b) Menurut proses pambentukannya
Menurut prosese pembentukannya, perjanjian internasional di9 bedakian menjadi dua, yaitu
sebagai berikut :
1) Perjanjian yang bersifat penting, yaitu perjanjian yang di buat melalui proses perundingan,
penandatanganan, dan ratifikasi
2) Perundingan yang bersifat sederhana, yaitu perjanjian yang di buat melalui dua tahap, yakni
perundingan dan penandatanganan.
c) Menurut isinya
Menurut isinya perjanjian internasional mencakup empat bidang, yaitu sebagai berikut :
1) Bidang politik seperti fakta pertahanan dan fakta perdamaian.
Contoh : NATO, SEATO, ANZUS
2) Bidang ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan
Contoh : CGI, IMF, IBRD
3) Bidang hukum, seperti status keungan
Contoh : Antara Indonesia dan RRC serta perjanjian akstradisi
4) Bidang batas wilayah, seperti laut territorial dan batas alam daratan
5) Bidang kesehatan, seperti masalah karantina penanggulangan wabah dan penyakit AIDS

d) Menurut Fungsinya
Menurut fungsinya, perjanjian internasional terdiri atas perjanjian yang membentuk hukum
dan perjanjian yang bersifat khusus.
1) Perjanjian yang membentuk hukum ( Law Making Treaties ) adalah suatu perjanjian yang
meletakkan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah hukum masyarakat internasional secara
keseluruhan ( bersifat multirateral ). Perjanjian itu bersifat terbuka bagi pihak ke tiga.
Contohnya, Konvensi Wina tahun 1958 tentang hubungan diplomatic dan Konvensi Hukum
Laut Internassonal tahun 1982
Contohnya konvensi Wina tahun 1958 tentang hubungan diplomatic dan Konvensi Hukum
Laut Internasional tahun 1982.
2) Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract) ialah perjanjian yang meimbulkan hak dan
kewajiban bagi Negara-negara yang mengadakan perjanjian (perjanjian bilateral).
Contohnya perjanjian antara RI dan RRC tentang dwi kewarganegaraan tahun 1955 dan
perjanjian mengenai batas wilayah.
4. Proses pembuatan perjanjian Internasional
Menurut konvensi wina 1969, perjanjian internasional baik bilaterial maupun multilateral
dilakukan melalui tiga tahap,yaitu sebagai berikut:
a. Perundingan ( negotiation )
tahap pertama dari suatu perjanjian antarnegara adalah pembicaraan pendahuluan
sebagai penjajakan untuk mendapatkan kesepakatan dari masing-masing pihak yang
berkepentingan. Dalam tahap ini,Negara dapat diwakili oleh pejabat yang memiliki surat
kuasa punuh ( full powers ) atau langsung kepada Negaraatau kepala pemerintahan,materi
luar negeri, dab duta besar sesuai dengan tingkatan perjanjian antarnegara tersebut.
b. Penandatanganan ( signature )
Setelah tahap perundingan mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak, maka
dilanjutkan dengan penandatanganan sebagai tindakan formal pengesahan. Penandatangan
biasanya dilakukan oleh kepala Negara atau materi luar negeri. Untuk perjanjian
multiaterel,perjanjian sah apabila ditandatangani oleh minimal peserta yang hadir, kecuali
jika ada ketentuan lain yang mengatur.
c. Pengesahan ( ratification )
Suatu perjanjian dapat mengikat bagi suatu Negara apabila sudah dapatkan
ratifikasi.
Ratifikasi ( pengesahan ) perjanjian internasional ada tiga macam, yaitu
1). Ratifikasi oleh lembaga eksekutif ( pemerintahan ), system ini biasanya dilakukan oleh
raja
yang otoriter.
2). Ratifikasi oleh lembaga legislatif ( perlemen atau DPR ), system in jarang
digunakan.
3). Ratifikasi oleh lembaga eksekutif dan legislatif ( sistem campuran ) , sistem ini banyak
digunakan karena selain disetujui eksekutif juga di mintakan persetujuan parlamen sebagai
representatif dari rakyat.
d. Mulai berlakunya perjanjian internasional
menurut konvensi wina 1969 perjanjian internasional mulai berlaku
1). Pada saat sesuai dengan yang tertera atau ditentukan dalam naskah perjanjian
tersebut.
2). Pada saat peserta perjanjian mengikatkan diri ( ratifikasi ), pada perjanjian itu bila
dalam
naskah tidak disebutkan berlakunya.
e. Pembatalan perjanjian
Menurut Konvensi Wina 1969, pembatalan dilakukan apabila
1). Adanya pelanggaran terhadap hukum nasionalnya dari Negara peserta atau wakil
kuasa
hukum,

2). Adanya unsure kesalahan pada saat perjanjian tersebut dibuat.


3). Adanya unsure penipuan dari Negara peserta tertentu dari Negara peserta lainnya pada
pembuatan perjanjian.
4). Terdapat kecurangan penyalahgeraan baik secara langsung maupun tidak langsung
kapada Negara peserta tertentu.
5). Terdapat unsure paksaan baik berupa ancaman maupun tindak kekerasan terhadap Negara
peserta tertentu.
6). Terdapat ketentuan perjanjian yang bertentangan dengan kaidah dasar hukum
internasional.
f. Berakhirnya perjanjian Internasional
Menurut Prof. Mochtar Kusumaatmadja, berakhirnya perjanjian internasional
karena .
1). Telah tercapai tujuan perjanjian tersebut
2). Perjanjian internasional tersebut telah habis masa berlakunya
3). Salah satu pihak peserta perjanjian punah karena Negara peserta tersebut hancur
akibat
perang atau bencana alam.
4). Adanya persetujuan dari Negara peserta untuk mengakhiri perjanjian
5). Adanya perjanjian baru antara peserta yang mengakibatkan tidak berlakunya
perjanjian terdahulu.
d. Perwakilan Negara dalam Hubungan Internasional
Hubungan antarnegara pada dasarnya adalah hubungan hukum, yang berarti
hubungan tersebut melahirkan hak dan kewajiban antarsubjek hukum yang saling
berhubungan. Untuk menjalin hubungan di antara Negara-negara itu, biasanya Negara
tersebut saling menepatkan perwakilannya.
1. Perwakilan Diplomatik
Syarat pertukaran atau pembukaan perwakilan diplomatik ataupun konsuler dengan
Negara lain antara sebagai berikut:
a. adanya kesepakatan antara kedua belah pihak yang mau mengadakan pertukaran
diplomatik
atau konsuler. Kesepakatan itu di tuangkan dalam bentuk persetujuan
bersama ( joint agreement )
b. Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap Negara dapat melakukan
hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang
berlaku dan prinsip timbal balik atau resiprositas
2. Tugas Perwakilan Diplomatik
a. Representasi,yaitu selain untuk mewakili pemerintahan negaranya ia juga dapat
melakukan
protes,mengadakan penyelidikan suatu perkara dengan pemerintahan
Negara penerima, ia mewakili kebijakan politik pemerintahan negaranya
b. Negosiasi, yaitu mengadakan perundingan atau pembicaraan baik dengan Negara dimana
ia diakreditasi maupun di Negara lain.
c. Observasi, yaitu untuk menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di Negara
penerima yang mungkin dapat mempengaruhi kepentingan Negara
d. Proteksi, yaitu untuk melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingan-kepentingan warga
negaranya yang berada di luar negari.
e. Persahabatan,yaitu untuk meningkatkan hubungan persahabatan antara Negara-negara
pengirim dan Negara penerima, baik di bidang ekonomi, kebudayaan maupun ilmu
pengetahuan dan teknologi.
3. Fungsi Perwakilan Diplomatik
a. Mewakili Negara pengirim di dalam Negara penerima
b. Melingdungi kepentingan Negara pengirim oleh warga negaranya di Negara penerima
dalam batas-batas yamg di izinkan oleh hukum internasional.

c. mwngadakan persetujuan dengan pemerintah Negara penerima.


d. Memberikan keterangan tenteng kondisi dan perkembangan Negara penerima sesuai
dengan undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah Negara pengirim.
e. Memelihara hubungan persahabatan antarkedua Negara.
4. Perangkat Perwakilan Diplomatik
a. Duta besar berkuasa penuh
adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan yang
penuh dan luar biasa
b. Duta
Adalah wakil diplomatik yang pangkatnya yang lebih rendah dari duta besar. Dalam
menyelesaikan segala persoalan kedua Negara. Duta harus berkunsultasi dengan
pemerintahanya
c. Menteri Residen
Seorang menteri residen dianggap bakan wakil pribadi kepala Negara. Dia hanya
mengurus-urus Negara. Menteri residen pada dasarnya tidak berhak mengadakan pertemuan
dengan kepala Negara di mana ia bertugas.
d. Kuasa Usaha
kuasa usaha yang tidak diperbantukan kepada kepala Negara dapat di bedakan atas :
1). Kuasa Usaha tetap, menjabat kepala dari suatu kepala perwakilan
2). Kuasa usaha sementara, yang melaksanakan pekerjaan kapala perwakilan, ketika pejabat
yang bersangkutan belum atau tidak berada di tempat.
3). Atase-Atase
Adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh.
Atase terdiri dari atas dua bagian, yaitu :
a. Atase Pertahan
Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang di perbantukan oleh Departemen luar
negeri dan di tempatkan di kedutaan besar Negara bersangkutan dan di beri kedudukan
sebagia seorang diplomat.
b. Atase Teknis
Atase ini dijabat seorang pegawai negeri sipil tertentu yang tidak berasal dari lingkungan
Departemen Luar negeri dan di tempatkan di salah satu kedutaan besar untuk membantu duta
besar. Misalnya, atase perdagangan, perindustrian, pendidikan, dan kebudayaan.
5. Perwakilan Konseler
Konsul adalah petugas di wilayah Negara lain, tetapi bukan petugas perurutan diplomatic.
Konsul tidak melakukan hubungan resmi antar Negara. Konsul bertugas untuk me
melindungi kepentingan komersial Negara yang menunjukanya. Di samping itu, konsul juga
di bebani tugas tambahan untuk melayani kepentingan warga Negara dari Negara yang
menunjuknya, seperti eksekusi akta notaris, memberi paspor, meresmikan perkawi nan,dan
melakukan yurisdiksi disipliner awak kapal negaranya.
a. Penunjukan konsul
dulu konsul dipilih dari dan oleh para pedagan yang tinggal di Negara tempat ia bertugas.
Saat ini, berdasarkan konvensi wina, konsul ditunjuk oleh Negara yang kepentingannya di
urus konsul tersebut. Penunjukan konsul suatu Negara di Negara lain dilakukan berdasarkan
persetujuan timbal balik Negara yang bersangkutan. Penunjukan konsul tidak di sertai dengan
Letters of crederce. Penunjukan itu di beritahukan kepada Negara penerima. Negara
penerima dimohonkan memberi Exequatur, yakni otorisasi untuk menjalankan tugas
konsul. Sebelum mendapatkan exequatur konsul tidak melakukan tugasnya.
Persetujuan mengadakan hubungan diplomatic biasa mencakup juga persetujuan
mengedarkan hubungan konsuler antara Negara-negara yang berangkutan.
b. Tingkat-tingkat Perwakilan Konsuler

Pada perwakilan konsuler terdapat jenjang kepangkatan, yaitu:


1). Konsul jenderal
2). Konsul
3). Konsul muda,
4). Pembantu-pembantu konsul ( consul Agencies )
Tugas konsul selanjutnya adalah menggikat kepentingan dan mengumpulkan informasi
dagangan,kerajingan tangan, pertanian, kesenian, dan pelajaran dari Negara pengirim maupun
kapal-kapal dari negaranya yang berada di Negara kedudukannya. Tugas selain itu adalah
mengurus kelahiran, perkawinan, dan kematian warga Negara yang ada di Negara
kedudukannya, mengurusi paspor, visa dll.
c. Fungsi Perwakilan Konsuler
Fungsi perwakilan konsuler menurut konvensi wina pasal 5 adalah sebagia berikut:
1). Melindungi kepentingan Negara dan warga Negara pengirim di Negara penerima,baik
Secara individu maupun badan-badan resmi ( yayasan, perusahaan, lembaga kenegaraan )
dalam batas yang di izinkan oleh hukum internasional.
2). Melanjutkan dn mempertimbangkan hubungan perdagangan, ekonomi, kebudayaan, dan
ilmu pengetahuan antaranegara penerima dan Negara pengirim. Selain itu juga memelihara
hubungan persahabatan antara dua Negara tersebut, sesuian dengan ketentuan konvensi wina
3).Memberikan keterangan yang diizinkan undang-undang tentang kongsi dan perkembangan
kehidupan perdagangan, ekonomi, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan Negara penerima,
serta melaporkan hal tersebut kepada pemerintahannya memberikan informasi kepada orangorang yang berminat.
4). Memberikan paspor atau dokumen perjalanan kepada warga Negara pengirim dan visa atau
dokumen yang berhubungan dengan itu kepada orang-orang yang ingin mengunjungi Negara
pengirim.
5). Membantu dan menolong warga Negara, baik sebagai individu atau badan-badan dari Negara
pengirim.
6). Bertindak sebagai notaris dan mencatat sipil atau dalam kapasitas semacam itu dan
menyelenggarakan fungsi yang bersifat administrative tertentu sepanjang hal tersebut tidak
bertentangan dengan undang-undang dan ketentuan-ketentuan Negara penerima.
7). Mejaga kepentigan warga Negara, baik sebagai individu maupun badan-badan dari Negara
pengirim mengenai pewarisan dalam masalah kematian di daerah dari Negara pengirim
sesuai dengan undang-undang dari Negara penerima.
8). Menjaga dalam batas-batas yang diizinkan undang-undang dan ketentuan Negara penerima
kepentingan orang yang belum dewasa dan orang lain yang tidak mempunyai wewenang
penuh yang menjadi warga Negara dari Negara pengirim, khususnya kepada seseorang.
9). Bertindak sebagai subjek dalam praktik dan prosedur pengadilan atau badan-badan lainnya
di Negara penerima dan mewakili atau mengatur perwakilan bagi warga Negara dari Negara
pengirim untuk tujuan peradilan sesuai dengan undang-undang dan ketentuan dari Negara
penerima. Mengadakan tindakan sementara untuk menggunakan atau memperoleh hak-hak
dan kepentingan dari warga Negara pengir im apa bila karena suatu hal absen dan seorang
warga Negara tidak dapat dtang pada waktu yang ditentukan untuk membela hak-hak dan
kepentingannya.
10). Memberikan dokumen yuridis dan ekstrayuridis atau surat pelaksana atau surat otentik
untuk dipergunakan sebagai bukti di pengadilan di Negara pengirim sesuai dengan
persetujuan internasional yang sedang belaku. Apabial tidak ada persetujuan yang demikian
asal sesuai dengan undang-undang atau ketentuan yang sejajar atau disamakan dengan
undang-undang dan ketentuan-ketentuan yang ada di Negara penerima.
11). Mengadakan kewajiban supervisi dan pengawasan sesuai dengan undang-undang atau
ketentuan dari Negara pengirim dalam hubungan dengan kapal-kapal yang berkebangsaan

Negara dan pesawat-pesawat terbang yang didaftar di Negara pengirim dan yang bersangkutpaut dengan anak buahnya.
12). Memberikan bantuan kepada kapal dan pesawat terbang, sebagaimana tersebut dalam butir 11,
dengan anak buahnya, membuat pengumuman mengenai perjalan kapal-kapal memeriksa
surat-surat kapal dan tanpa prasangka terhadap pejabat dari Negara penerima
memperkenalkan pemeriksaan atau penyelidikan apabila ada insiden selama perjalanan dan
mengadakan tindakan-tindakan antara pimpinan, perwira, dan anak buah dari kapal-kapal
sepanjang wewenang itu diberikan oleh undang-undang dan ketentuan-ketentuan Negara
pengirim.
13). Menunjukan atau melakukan fungsi lain dipercayakan kepada perwakilan konsuler yang
diberikan Negara pengirim yang tidak dilarang dan tiding bertentangan dengan undangundang dan ketentuan Negara penerima dan apabila tidak ada keberatan dari Negara
penerima atau tidak bertentangan dengan persetujuan internasional yang sedang belaku antara
Negara pengirim dan Negara penerima.
d. Hak-Hak Perwakilan Konsuler
Konsul juga mempunyai privilllege ( hak-hak istimewa ) dan immunitas ( kebebasan ), tetapi
sifatnya terbatas. Biasanya hanya mengenai dirinya dan stafnya, sedangkan anggota
perwakilan diplomatik mempunyai kekebalan penuh. Hak-hak dan kekebalan konsul terbatas
pada.
1). Kekebalan surat-menyurat resmi ( tanpa disensor ) dan begitu pula arsiparsipnya.
2). Pembebasan pajak setempat
3). Hak menggunakan perwira sandi
4) pembebasan kewajiban hadir dalam sidang pengandilan, tetapi hanya terbatas pada hal-hal
yang berhubungan dengan dinasnya.
5). Mempunyai hak kewajiban langsung dengan Negara yang mengangkatnya
e. Berakhirnya Tugas Konsul
Putusnya hubungan diplomatik antara Negara pengirim dan Negara penerima tidak selalu
berarti putusnya hubungan konsuler antara dua Negara yang bersangkutan. Berakhirnya tugas
konsuler dari anggota kantor konsulat dapat terjadi antara lain karena.
1). pemberitahuan Negara pengirim kepada Negara penerima bahwa tugas pejabat tersebut
sudah berakhir.
2). Pemberitahuan Negara penerima kepada Negara pengirim bahwa Negara penerima tidak
lagi menganggap pejabat tersebut sebagai anggota kantor konsulat.
3). Negara penerima menarik kembali otorisasi untuk menjalankan tugas konsul ( exequatur )
yang telah di berikan.

Anda mungkin juga menyukai