Anda di halaman 1dari 73

BAB 1

HUBUNGAN INTERNASIONAL
DAN ORGANISASI INTERNASIONAL
Standar Kompetensi:
4. Menganalisis hubungan internasional dan organisasi internasional
Kompetensi Dasar:
4.1 Mendeskripsikan pengertian, pentingnya, dan sarana-sarana hubungan internasional bagi
suatu negara
4.2 Menjelaskan tahap-tahap perjanjian internasional
4.3 Menganalisis fungsi Perwakilan Diplomatik
4.4 Mengkaji peranan organisasi internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam meningkatkan
hubungan internasional
4.5 Menghargai kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia

A. PENGERTIAN, PENTINGNYA, DAN SARANA-SARANA HUBUNGAN


INTERNASIONAL BAGI SUATU NEGARA
1. Pendahuluan
Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda suku, bangsa, negara, agama, kebudayaan,
adat istiadat, dan ideologi bukan untuk saling bermusuhan dan menghancurkan, melainkan
keanekaragaman itu merupakan berkah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita
syukuri agar kita saling mengenal, saling menghormati, dan saling melengkapi satu sama lain.
Setiap manusia selain mempunyai kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa, juga
mempunyai kewajiban terhadap manusia lain untuk hidup bersama dan saling berhubungan.
Hubungan antarsesama manusia antara lain terwujud dalam hubungan antarnegara.
Kita harus menyadari, bahwa kehidupan di dunia ini secara alamiah, sosial, dan budaya,
tidak dapat terpisah. Kehidupan negara-negara itu mempunyai hubungan saling ketergantungan
satu sama lain. Oleh karena itu, mereka saling bekerja sama dalam bentuk hubungan
internasional.
Adapun bentuk dari hubungan internasional itu dapat berupa hubungan-hubungan sebagai
berikut.

1
a. Hubungan individual, berbentuk kontak-kontak pribadi yang didasari oleh kepentingan
individual. Misalnya, hubungan pedagang antarnegara yang mengadakan transaksi jual beli,
mahasiswa sedang belajar di negara lain, kunjungan wisatawan, dan sebagainya.
b. Hubungan antarkelompok, dapat berbentuk hubungan antara lembaga-lembaga keagamaan,
lembaga sosial, lembaga ekonomi dan perdagangan antarnegara.
c. Hubungan antarnegara, biasanya melibatkan kepentingan nasional atau kepentingan yang
sifatnya lebih luas. Misalnya, kerja sama ekonomi antarnegara, hal-hal yang menyangkut
masalah hukum, dan sebagainya.

2. Pengertian Hubungan Internasional


Hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai pengertian hubungan internasional
sebagai suatu disiplin ilmu. Berikut ini dikemukakan pendapat beberapa ahli mengenai
pengertian hubungan internasional.
a. Charles A. Mc Clelland
Hubungan *internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan yang
mengelilingi
interaksi.
b. Hugo de Groot
Hukum dan hubungan internasional didasarkan pada kemauan bebas dan persetujuan dari
beberapa atau semua negara. Tujuannya adalah untuk kepentingan bersama dari mereka yang
menyatukan ini dalam satu ikatan dan sederajat. Dengan teorinya ini, Hugo de Groot
dianggap sebagai Bapak Hukum Internasional.
c. Mochtar Kusumaatmadja
Menjelaskan bahwa dengan adanya hubungan antarbangsa, berkembang pula kebiasaan-
kebiasaan atau peraturan-peraturan hukum yang merupakan hasil kesepakatan bersama.
Kesepakatan yang mengatur hubungan antarbangsa tersebut masuk dalam disiplin ilmu
hukum internasional.
d. Menurut buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI (RENSTRA), hubungan
internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang dilakukan oleh suatu
negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut. Hubungan ini dalam
2
Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan antarnegara atau antarindividu dari negara
yang berbeda-beda, baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi, atau pun hankam.

e. Suwardi Wiraatmadja
Mengemukakan bahwa hubungan internasional membahas keadaan atau soal-soal politik di
masyarakat internasional dalam arti sempit, menitikberatkan pada diplomasi dan hubungan
antarbangsa serta satuan politik lainnya. Sedangkan hubungan internasional lebih luas
mencakup segala macam hubungan antarbangsa kelompok-kelompok bangsa dalam
masyarakat dunia. Selanjutnya dikemukakan bahwa hubungan internasional mencakup
beberapa jenis akar disiplin ilmu antara lain hukum internasional, sejarah diplomasi, ilmu
kemiliteran, politik internasional, organisasi internasional, perdagangan internasional,
pemerintahan jajahan, dan pelaksanaan hubungan luar negeri.
f. Tygve Nathiessen
Hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik dan karena itu komponen-
komponen hubungan internasional , organisasi dan administrasi internasional dan hukum
internasional.
g. Warsito Sunaryo
Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan
sosial tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang mengelilingi interaksi. Adapun
yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan sosial tertentu, bisa diartikan sebagai negara,
bangsa, maupun organisasi negara sepanjang hubungan bersifat internasional.
Dari beberapa pendapat di atas, hubungan internasional didefinisikan sebagai studi
tentang interaksi antara beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang
meliputi negara-negara, organisasi internasional, organisasi non-pemerintah, kesatuan sub-
nasional (kelompok-kelompok atau badan-badan dalam suatu negara), seperti birokrasi dan
pemerintah domestik serta individu-individu.
Secara sederhana, pengertian hubungan internasional adalah hubungan antarbangsa, baik
antara negara dengan negara, antara negara dengan individu/badan hukum, maupun antara warga
negara yang satu dengan warga negara yang lain, yang meliputi aspek politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan hankam.
Pada hakikatnya, hubungan internasional bertujuan:
3
a. memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara serta menciptakan keadilan dan kesejahteraan
sosial bagi seluruh rakyatnya;
b. menciptakan saling pengertian antarbangsa dalam membina dan menegakkan perdamaian
dunia.
Bagi bangsa Indonesia, hubungan antarnegara mengacu pada landasan berikut ini.
a. Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang berbunyi “… ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.”
b. Pasal 1 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan ketentuan-ketentuan
tentang hal-hal berikut.
1) PBB menciptakan perdamaian dan keamanan internasional serta berusaha
mencegah timbulnya bahaya yang mengancam perdamaian dan keamanan.
2) PBB mengembangkan persahabatan antarbangsa atas dasar persamaan dan
hak menentukan nasib sendiri dalam rangka perdamaian dunia.
3) PBB mengembangkan kerja sama internasional dalam rangka memecahkan
persoalan-persoalan ekonomi, sosial, budaya, kemanusiaan, serta menghormati
hak-hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan suku, jenis kelamin, bahasa, dan agama.
4) PBB menjadi pusat penyelesaian-penyelesaian masalah internasional.
c. Perjanjian internasional (treaty) yang merupakan persetujuan (agreement) yang dinyatakan
secara formal antara dua negara atau lebih mengenai penetapan serta ketentuan tentang hak
dan kewajiban masing-masing pihak.
d. Deklarasi Juanda yang di dalamnya menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibatasi oleh garis lurus dengan jarak 12 mil dari garis pangkal lurus yang ditarik dari titik
terluar pulau-pulau terluar sebagai laut teritorial. Deklarasi ini diakui oleh PBB pada
10 Desember 1982 dan disahkan oleh pemerintah Indonesia dengan Undang-Undang N0. 17
Tahun 1985 tentang Hukum Laut.
Di samping itu, terdapat beberapa asas dalam hubungan antarbangsa yang dipegang oleh
negara Indonesia, yaitu:
a. Asas Teritorial
Asas ini berdasarkan kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas ini, hukum negara
berlaku bagi semua orang dan semua barang yang berada di wilayahnya, baik warga negara
asli maupun warga negara asing.
4
b. Asas kebangsaan
Asas ini berdasarkan kekuasaan negara pada warga negaranya. Menurut asas ini, setiap warga
negara di mana pun dia berada tetap mendapat perlakuan hukum dari negaranya. Dengan
demikian, asas ini mempunyai daya berlaku ekstrateritorial. Artinya, hukum negara tetap
berlaku bagi setiap warga negara walaupun berada di negara lain.
c. Asas Kepentingan umum
Asas ini berdasarkan wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan kata lain, negara dapat menyesuaikan diri
dengan semua keadaan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat
pada batas-batas wilayah suatu negara.
Selain itu, dalam hubungan internasional dikenal juga beberapa asas sebagai berikut.
a. Pact sunt servanda, artinya setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak
yang mengadakan.
b. Egality rights, artinya pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama.
c. Reciprositas, artinya tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik
tindakan yang bersifat negatif maupun positif.
d. Courtesy, artinya asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara.
e. Rebus sig stantibus, asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar /
fundamental dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu.

3. Pentingnya Hubungan Internasional bagi Suatu Negara


Masalah-masalah yang dihadapi oleh setiap negara di dunia ini sangat kompleks karena
mencakup seluruh aspek kehidupan. Berbagai permasalahan tersebut tidak hanya menjadi
perhatian di dalam negeri suatu negara dan tidak mungkin dapat dipecahkan sendiri, tetapi juga
menimpa negara-negara lainnya. Hal itu akan selalu melibatkan banyak negara yang merasa perlu
terlibat untuk membantu memecahkannya karena mereka menganggap bahwa permasalahan itu
sudah menjadi bagian dari masalah global.
Sebagai contoh ialah masalah lingkungan, yaitu kebakaran hutan yang pernah terjadi di
Indonesia menyebabkan asap tebal dan mengganggu kesehatan, tidak hanya masyarakat
Indonesia yang terkena dampaknya, tetapi juga negara-negara tetangga seperti Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand. Bahkan Jepang pun turut merasakan

5
akibatnya. Mereka dengan penuh kesadaran dan kepedulian membantu Indonesia untuk
memadamkan kebakaran hutan tersebut.
Sisi lain yang lebih dahsyat dari akibat kebakaran hutan yang terjadi di suatu negara yaitu
apabila sampai merusak lapisan ozon, maka sinar matahari akan secara langsung memancarkan
panasnya ke bumi tanpa sedikit pun penghalang dan hal itu tentu akan menjadikan isi bumi tidak
mampu bertahan. Contoh tersebut seharusnya dapat menyadarkan kita untuk berpikir dan
bertindak secara hati-hati, sebagaimana istilah “Think globally and act locally”.
Oleh karena itu, hubungan internasional sangat diperlukan dalam beberapa hal
berikut.
a. Demi kepentingan nasional yang meliputi kepentingan ekonomi, politik, sosial, budaya,
pertahanan keamanan, dan kedaulatan wilayah.
Konsep kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan perilaku luar negeri suatu
negara. Kepentingan nasional adalah suatu tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang
mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu negara dalam merumuskan kebijakan luar
negerinya.
b. Mewujudkan kerja sama internasional dalam memecahkan masalah-masalah internasional di
bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, lingkungan hidup, dan kemanusiaan.
c. Untuk mengembangkan pembangunan terutama bagi negara-negara berkembang dalam
rangka memajukan kesejahteraan rakyatnya.
d. Untuk memelihara keamanan, ketertiban, dan perdamaian dunia yang meliputi penyelesaian
konflik secara damai, dan membuat perjanjian damai.
Berdasarkan wujud kepentingan luar negeri, bentuk kerja sama dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu kerja sama bilateral, regional, dan internasional.
a. Kerja sama bilateral adalah kerja sama antara dua negara. Kerja sama ini terjadi karena
adanya perjanjian bilateral.
b. Kerja sama regional adalah kerja sama antara beberapa negara dalam suatu kawasan. Kerja
sama regional terjadi karena perjanjian multilateral (perjanjian antara banyak negara).
c. Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-negara di seluruh dunia.
Selain itu, bentuk kerja sama internasional dapat dibedakan atas beberapa bidang, yaitu
bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, dan pertahanan.

6
a. Kerja sama bidang ekonomi meliputi FAO (Organisasi bidang pangan dan pertanian), IMF
(Dana Moneter Internasional), IBRD (Bank Dunia untuk perkembangan dan pembangunan),
IFC (Kerja sama Internasional bidang bantuan kepada pengusaha), UNCTAD (Konferensi
perdagangan dan pembangunan PBB), dan IDA (Perhimpunan Pengembangan Internasional).
b. Kerja sama bidang sosial meliputi ILO (Organisasi Buruh Internasional), IRO (Organisasi
yang mengurus pengungsi internasional), UNICEF (Dana Perkembangan Anak-anak
Internasional), dan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).
c. Kerja sama di bidang kebudayaan menyangkut beberapa bidang, antara lain pendidikan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi.
d. Kerja sama di bidang pertahanan meliputi SEATO, ANZUS, NATO, dan CENTO.
4. Sarana-sarana Hubungan Internasional
a. Diplomasi
Diplomasi didefinisikan sebagai proses komunikasi antarpelaku politik internasional dan
instrumen untuk mencapai tujuan kebijakan politik luar negeri suatu negara. Diplomasi terdiri
dari teknik-teknik dan prosedur-prosedur pelaksanaan hubungan antarnegara. Diplomasi bersifat
netral, terlepas dari nilai-nilai apakah bermoral atau tidak bermoral. Penggunaan dan nilai-nilai
diplomasi tergantung dari maksud, tujuan, kemampuan, dan kemahiran pelakunya.
Diplomasi biasanya dilakukan oleh kementerian luar negeri, kedutaan besar, atau konsulat
yang mewakili negara. Diplomasi pada umumnya bersifat bilateral. Namun, sejalan dengan
perkembangan isu-isu internasional yang semakin pesat maka diplomasi bersifat multilateral
semakin penting.
b. Negosiasi
Negosiasi atau perundingan adalah suatu upaya untuk mengatasi masalah yang dihadapi
antara dua negara tanpa melibatkan pihak ketiga. Perundingan yang diadakan dalam rangka
perjanjian bilateral disebut talk. Sedangkan dalam rangka perjanjian multilateral disebut
diplomatic conference. Selain secara resmi, ada pula perundingan yang tidak resmi yang disebut
corridor talk.
c. Lobby
Lobby merupakan kegiatan politik yang dilakukan untuk mempengaruhi negara tertentu,
untuk memastikan bahwa pandangan atau kepentingan suatu negara dapat tersampaikan. Lobby

7
bertujuan agar kerja sama internasional yang dijalin antara satu negara dengan negara lain dapat
berjalan lancar.

TUGAS KOMPETENSI 1
A.. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Uraikan latar belakang timbulnya hubungan internasional!
Jawab:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
2. Kemukakan pengertian hubungan internasional menurut pendapatmu sendiri!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

3. Jelaskan pentingnya hubungan internasional bagi suatu negara!


Jawab:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
4. Jelaskan sekurang-kurangnya tiga asas yang berlaku dalam hubungan internasional!
Jawab:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
5. Apa yang dimaksud dengan: diplomasi, negosiasi, lobby, dan diplomatic conference?
Jawab:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
B. Buatlah kliping disertai analisis Anda tentang contoh-contoh bentuk kerja sama internasional.
8
Jumlah halaman isi kliping sekurang-kurangnya 5 lembar!

B. TAHAP-TAHAP PERJANJIAN INTERNASIONAL


1. Pengertian Perjanjian Internasional
Dalam hubungan antarbangsa, perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang
sangat penting karena merupakan salah satu sumber hukum internasional. Perjanjian internasional
termasuk dalam pengertian hukum internasional publik, yaitu menyangkut masalah umum, bukan
perseorangan.
Berikut ini dikemukakan pengertian perjanjian internasional menurut beberapa ahli hukum.
a. G. Schwarzenberger mengemukakan bahwa “Perjanjian internasional adalah suatu
persetujuan antara subjek-subjek hukum internasional yang menimbulkan kewajiban-
kewajiban yang mengikat dalam hukum internasional, baik berbentuk bilateral maupun
multilateral. Subjek-subjek hukum dalam hal ini bukan hanya lembaga-lembaga internasional
melainkan juga negara-negara.”
b. Konvensi Wina 1986, menjelaskan bahwa perjanjian internasional adalah persetujuan
internasional yang diatur menurut hukum internasional dan ditandatangani dalam bentuk
tertulis antara satu negara atau lebih dengan organisasi internasional, dan antarorganisasi
internasional di mana persetujuan tersebut dibuat dalam instrumen tunggal atau dalam dua
instrumen yang saling berhubungan atau lebih dan dengan penadaan khususnya.
c. Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan bahwa perjanjian internasional adalah perjanjian
yang diadakan antarbangsa yang bertujuan untuk menciptakan akibat-akibat hukum tertentu.
d. Oppenheimer Lauterpacth, mengemukakan bahwa perjanjian internasional adalah suatu
persetujuan antarnegara yang menimbulkan hak dan kewajiban di antara pihak yang
mengadakannya.
e. UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, menyebutkan bahwa perjanjian
internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apa pun, yang diatur oleh hukum
internasional dan dibuat secara tertulis oleh Pemeintah Republik Indonesia dengan satu atau
lebih negara, organisasi internasional atau subjek hukum internasional lainnya, serta
menimbulkan hak dan kewajiban pada pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum
publik.
9
f. UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, menyebutkan bahwa perjanjian
internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan nama tertentu yang diatur dalam hukum
internasional yang dibuat secara tertulis serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang
hukum publik.
Dari beberapa pengertian tersebut, terdapat dua golongan pendapat yang berbeda tetapi
pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama. Golongan pertama berpendapat bahwa perjanjian
internasional dilakukan oleh seluruh subyek hukum internasional, baik negara maupun lembaga
atau organisasi internasional dan individu. Sedangkan pendapat golongan kedua mengatakan
bahwa hanya negara saja yang bisa melakukan perjanjian internasional dengan negara-negara
lainnya. Berkaitan dengan hal ini, yang paling penting adalah adanya kesadaran masing-masing
pihak yang membuat perjanjian untuk secara etis normatif mematuhinya, sebagaimana asas
hukum perjanjian yang berbunyi “Perjanjian itu mengikat para pihak yang mengadakannya dan
harus dilaksanakan dengan itikad baik.” Asas ini disebut pact sunt servanda.
Dalam perjanjian internasional terdapat beberapa unsur, diantaranya:
a. Negara-negara atau subyek hukum internasional lainnya;
b. Kesediaan mengadakan ikatan hukum tertentu;
c. Kata sepakat untuk melakukan sesuatu; dan
d. Kesediaan menanggung akibat-akibat hukum yang terjadi.
Menurut Pasal 38 Ayat (1) Statua Mahkamah Internasional, perjanjian internasional
merupakan sumber utama dari sumber-sumber hukum internasional lainnya. Hal ini dibuktikan
terutama dalam kegiatan-kegiatan internasional dewasa ini yang sering berpedoman pada
perjanjian antara para subyek hukum internasional yang mempunyai kepentingan sama.
Misalnya, Deklarasi Bangkok 1968 yang melahirkan organisasi ASEAN dengan tujuan kerja
sama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Untuk itu, negara-negara ASEAN sepakat menolak
kehadiran militer asing yang tidak ada kepentingannya dengan ASEAN.
Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting karena dua alasan berikut.
a. Perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum sebab perjanjian internasional
diadakan secara tertulis.
b. Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah kepentingan bersama di antara para
subyek hukum internasional.

10
Adapun peranan penting perjanjian internasional dalam masyarakat internasional adalah
sebagai berikut.
a. Merupakan perjanjian antarbangsa/negara atau antarsubyek hukum lainnya yang bertujuan
untuk menimbulkan akibat hukum tertentu.
b. Merupakan tatanan norma pokok dalam mengatur hubungan antarbangsa/negara dalam
masyarakat internasional.
c. Menjamin kepastian hukum dalam rangka mengatur persoalan bersama yang timbul dalam
masyarakat internasional.
d. Mengatur kerja sama antarbangsa/negara di bidang ekonomi, perdagangan, pendidikan, tapal
batas wilayah dua negara, kesehatan, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sebagainya.
e. Dapat berbentuk perjanjian bilateral maupun multilateral, tergantung pada permasalahan atau
jenis perjanjian.
2. Penggolongan Perjanjian Internasional
a. Berdasarkan banyaknya pihak yang terlibat, perjanjian internasional dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral.
Perjanjian bilateral adalah suatu bentuk perjanjian yang diadakan oleh dua negara. Perjanjian
bilateral bersifat khusus (treaty contract) karena hanya mengatur hal-hal yang menyangkut
kedua negara saja. Oleh karena itu, perjanjjian bilateral bersifat “tertutup”. Artinya tertutup
kemungkinan bagi negara lain untuk turut serta dalam perjanjian tersebut.
Beberapa contoh sebagai gambaran konkrit dari perjanjian bilateral adalah sebagai berikut.
1) Perjanjian antara Republik Indonesia dengan RRC pada tahun 1955 tentang penyelesaian
“dwikewarganegaraan”.
2) Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai tentang “Garis Batas Laut Andaman” di
sebelah utara Selat Malaka pada tahun 1971.
3) Perjanjian “akstradisi” antara Republik Indonesia dengan Malaysia pada tahun 1974.
4) Perjanjian antara Republik Indonesia dengan Australia mengenai pertahanan dan
keamanan wilayah kedua negara pada tanggal 16 Desember 1995.
Perjanjian multilateral adalah suatu bentuk perjanjian yang diadakan oleh lebih dari dua
negara. Perjanjian ini sering disebut sebagai law making treaties karena biasanya mengatur
hal-hal yang menyangkut kepentingan umum dan bersifat “terbuka”. Perjanjian multilateral
tidak saja mengatur kepentingan negara-negara yang mengadakannya, melainkan juga
11
kepentingan negara lain yang tidak turut (bukan peserta) dalam perjanjian multilateral
tersebut.
Beberapa contoh tentang perjanjian multilateral adalah sebagai berikut.
1) Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang “Perlindungan Korban Perang”.
2) Konvensi Wina, tahun 1961 tentang “Hubungan Diplomatik”.
3) Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 tentang “Laut Teritorial, Zona
Bersebelahan, Zona Ekonomi Ekslusif, dan Landas Benua”.
b. Menurut subyeknya, perjanjian internasional dibedakan sebagai berikut.
1) Perjanjian antarnegara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subyek
hukum internasional.
2) Perjanjian internasional antara negara dengan subyek hukum internasional lainnya.
3) Perjanjian antarsesama subyek hukum internasional selain negara, seperti antara suatu
organisasi internasional dan organisasi internasional lainnya. Contohnya kerja sama
ASEAN dan MEE.
c. Menurut isinya, perjanjian internasional dibedakan sebagai berikut.
1) Segi politis seperti Pakta Pertahanan dan Pakta Perdamaian. Contohnya NATO, ANZUS,
dan SEATO.
2) Segi ekonomi seperti bantuan ekonomi dan bantuan keuangan. Contohnya CGI, IMF,dan
IBRD.
3) Segi hukum seperti status kewarganegaraan (Indonesia-RRC), ekstradisi, dan sebagainya.
4) Segi batas wilayah seperti laut territorial, batas alam daratan dan sebagainya.
5) Segi kesehatan seperti masalah kantina, penanggulangan wabah penyakit AIDS, dsb.
d. Berdasarkan fungsi dan sifatnya, perjanjian internasional digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Law making treaty, yaitu suatu perjanjian yang meletakkan ketentuan-ketentuan atau
kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan (bersifat
multilateral).
2) Treaty contract, merupakan perjanjian yang bersifat kontrak dalam hukum perdata, yaitu
hanya mengakibatkan timbulnya hak dan kewajiban hukum antara pihak-pihak yang
menandatangani. Treaty contract dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Executed treaties, adalah hal yang berurusan dengan tindakan yang segera
dilaksanakan, misalnya mengenai penyerahan wilayah.
12
b) Executory treaties, adalah hal-hal yang secara terus-menerus harus dijalankan,
misalnya perjanjian perdagangan, perjanjian persekutuan dengan negara-negara, dan
lain-lain.
e. Menurut proses/tahap pembentukannya, perjanjian internasional dibedakan sebagai berikut.
1) Perjanjian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan, penandatanganan, dan
ratifikasi.
2) Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu perundingan dan
penandatanganan (biasanya digunakan kata persetujuan atau agreement).

3. Istilah-istilah Perjanjian Internasional


Pemberian berbagai istilah perjanjian internasional berdasarkan pada tingkat pentingnya
suatu perjanjian internasional serta keharusan untuk mendapatkan suatu ratifikasi dari setiap
kepala negara yang mengadakan perjanjian.
Istilah-istilah lain dari perjanjian adalah sebagai berikut.
a. Traktat (Treaty), yaitu perjanjian paling formal yang merupakan persetujuan dari dua negara
atau lebih. Perjanjian ini khusus mencakup bidang politik dan bidang ekonomi.
b. Konvensi (Convention), yaitu persetujuan formal yang bersifat multilateral, dan tidak
berurusan dengan kebijaksanaan tingkat tinggi (high policy). Persetujuan ini harus dilegalisasi
oleh wakil-wakil yang berkuasa penuh (plaenipotentiones).
c. Protokol (Protocol), yaitu persetujuan yang tidak resmi dan pada umumnya tidak dibuat oleh
kepala negara, mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausal-klausal
tertentu.
d. Persetujuan (Agreement), yaitu perjanjian yang lebih bersifat teknis atau administrative.
Agreement tidak diratifikasi karena sifatnya tidak seresmi traktat atau konvensi.
e. Perikatan (Arrangement), yaitu istilah yang digunakan untuk transaksi-transaksi yang bersifat
sementara. Perikatan tidak seresmi traktat dan konvensi.
f. Proses Verbal, yaitu catatan-catatan atau ringkasan-ringkasan atau kesimpulan-kesimpulan
konferensi diplomatik, atau catatan-catatan suatu permufakatan. Proses verbal tidak
diratifikasi.
g. Piagam (Statute), yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan oleh persetujuan internasional
baik mengenai pekerjaan maupun kesatuan-kesatuan tertentu seperti pengawasan

13
internasional yang mencakup tentang minyak atau mengenai lapangan kerja lembaga-lembaga
internasional. Piagam itu dapat digunakan sebagai alat tambahan untuk pelaksanaan suatu
konvensi (seperti piagam kebebasan transit).
h. Deklarasi (Declaration), yaitu perjanjian internasional yang berbentuk traktat, dan dokumen
tidak resmi. Deklarasi sebagai traktat bila menerangkan suatu judul dari batang tubuh
ketentuan traktat, dan sebagai dokumen tidak resmi bila merupakan lampiran pada traktat atau
konvensi. Deklarasi sebagai persetujuan tidak resmi bila mengatur hal-hal yang kurang
penting.
i. Modus Vivendi, yaitu dokumen untuk mencatat persetujuan internasional yang bersifat
sementara, sampai berhasil diwujudkan perjumpaan yang lebih permanent, terinci, dan
sistematis serta tidak memerlukan ratifikasi.
j. Pertukaran Nota, yaitu metode yang tidak resmi, tetapi akhir-akhir ini banyak digunakan.
Biasanya, pertukaran nota dilakukan oleh wakil-wakil militer dan negara serta dapat bersifat
multilateral. Akibat pertukaran nota ini timbul kewajiban yang menyangkut mereka.
k. Ketentuan Penutup (Final Act), yaitu ringkasan hasil konvensiyang menyebutkan negara
peserta, nama utusan yang turut diundang, serta masalah yang disetujui konferensi dan tidak
memerlukan ratifikasi.
l. Ketentuan Umum (General Act), yaitu traktat yang dapat bersifat resmi dan tidak resmi.
Misalnya, LBB (Liga Bangsa-Bangsa) menggunakan ketentuan umum mengenai arbitrasi
untuk menyelesaikan secara damai pertikaian internasional tahun 1928.
m. Charter, yaitu istilah yang dipakai dalam perjanjian internasional untuk pendirian badan yang
melakukan fungsi administratif. Misalnya, Atlantic Charter.
n. Pakta (Pact), yaitu istilah yang menunjukkan suatu persetujuan yang lebih khusus (Pakta
Warsawa). Pakta membutuhkan ratifikasi.
o. Covenant, yaitu anggaran dasar LBB (Liga Bangsa-Bangsa).
p. Agreed minutes, yaitu risalah yang disepakati.
q. Summary record, yaitu catatan singkat, ikhtisar.
r. Letter of intens, yaitu nota kesepakatan.

4. Tahap-tahap Perjanjian Internasional

14
Untuk membuat sebuah perjanjian internasional, negara-negara di dunia berpedoman pada
Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian Internasional. Di dalam konvensi itu disebutkan
tahapan-tahapan dalam pembuatan perjanjian internasional, baik perjanjian bilateral maupun
perjanjian multilateral. Adapun tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Perundingan (Negotiation)
Perundingan merupakan perjanjian tahap pertama antarpihak/negara tentang obyek
tertentu. Jika belum pernah ada perjanjian yang dibuat oleh subyek yang akan membuat
perjanjian, maka terlebih dahulu diadakan penjajakan (survey) atau pembicaraan pendahuluan
oleh masing-masing pihak yang berkepentingan.
Sesuai dengan tata cara yang berlaku, dalam melakukan negosiasi suatu negara dapat
diwakili oleh pejabat yang dapat menunjukkan surat kuasa penuh (full powers). Surat tersebut
merupakan suatu dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berwenang dalam suatu
negara untuk menentukan seorang pejabat yang dapat mewakili negara tersebut, baik untuk
mengadakan perundingan, menerima atau mengesahkan suatu naskah perjanjian, maupun
menyatakan persetujuan negara untuk terikat pada perjanjian tersebut. Negosiasi dapat pula
dilakukan oleh kepala negara, kepala pemerintahan, menteri luar negeri, atau duta besar.
Surat kuasa tidak berlaku bagi kepala negara/kepala pemerintahan, menteri luar negeri,
duta besar atau wakil-wakil yang ditunjuk untuk mewakili negara. Bagi Indonesia, surat kuasa
umumnya diberikan oleh menteri luar negeri.
Jika dari hasil penjajakan diperoleh sebuah kesepakatan dan rasa saling percaya, maka
proses pembuatan perjanjian internasional akan memasuki tahap berikutnya, yaitu
penandatanganan.
b. Penandatanganan (Signature)
Pada umumnya untuk perjanjian yang bersifat multilateral, penandatanganan teks
perjanjian sudah dianggap sah jika 2/3 suara peserta yang hadir memberikan suara, kecuali jika
ditentukan lain. Sedangkan untuk perjanjian yang bersifat bilateral harus diterima secara bulat
(mutlak) oleh kedua belah pihak. Apabila dalam konferensi tidak menetapkan prosedur
pengesahan naskah, maka pengesahan naskah dapat dilakukan dengan penandatanganan atau
pembubuhan paraf. Namun demikian, perjanjian belum dapat diberlakukan oleh masing-masing
negara sebelum diratifikasi oleh masing-masing negaranya.

15
Suatu negara dapat juga menyatakan terikat pada suatu perjanjian dengan melakukan
pertukaran surat-surat atau naskah (exchange of letters). Dengan adanya pertukaran surat-surat
yang telah ditandatangani, maka perjanjian tersebut mengikat masing-masing pihak.
c. Pengesahan (Ratification)
Istilah ratifikasi berasal dari bahasa latin, yaitu “ratificare” yang berarti pengesahan
(confirmation) atau persetujuan (approval). Pada dasarnya ratifikasi mengandung dua pengertian,
yaitu :
1) Persetujuan secara formal terhadap perjanjian yang melahirkan kewajiban-kewajiban
internasional setelah ditandatangani.
2) Persetujuan terhadap rencana perjanjian itu agar menjadi suatu perjanjian yang berlaku bagi
masing-masing negara peserta.
Tahap pengesahan ini dilakukan setelah perjanjian internasional ditandatangani oleh
masing-masing pihak. Selanjutnya, naskah itu dibawa ke masing-masing negara untuk dipelajari,
yaitu mengenai substansinya apakah sudah memenuhi kehendak atau tidak, dan mengenai
prosedurnya apakah orang-orang yang mewakili benar-benar sah menurut hukum serta tidak
melampaui batas-batas kewenangannya. Jika persyaratan itu sudah dapat dipenuhi, maka negara
dengan persetujuan badan perwakilan rakyat (parlemen) menguatkan/meratifikasi/mengesahkan
perjanjian yang telah ditandatangani oleh wakil-wakil yang berkuasa penuh itu.
Ratifikasi perjanjian internasional dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Ratifikasi oleh badan eksekutif. Sistem ini biasanya dilakukan oleh raja-raja absolut dan
pemerintahan otoriter.
2) Ratifikasi oleh badan legislatif. Sistem ini jarang digunakan.
3) Ratifikasi campuran (DPR dan pemerintah). Sistem ini paling banyak dipilih oleh negara-
negara di dunia, karena peranan legislatif dan eksekutif sama-sama menentukan dalam proses
ratifikasi suatu perjanjian.

5. Hal-hal Penting dalam Proses Pembuatan Perjanjian Internasional


Sehubungan dengan proses pembuatan perjanjian internasional, maka ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
a. Persyaratan perjanjian internasional

16
Persyaratan perjanjian internasional adalah pernyataan dari suatu negara untuk dapat
terikat pada perjanjian multilateral dengan pembatasan khusus, misalnya untuk kepentingan
nasional dari negara itu sendiri. Unsur-unsur yang penting dalam persyaratan adalah harus
dinyatakan secara formal/resmi dan bermaksud untuk membatasi, meniadakan, atau
mengubah akibat hukum dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu.
Terdapat dua teori yang membahas tentang persyaratan dalam perjanjian internasional yaitu :
1) Teori Kebulatan Suara (Unanimity Principle), yang menyatakan bahwa persyaratan itu hanya
sah atau berlaku bagi yang mengajukan persyaratan jika persyaratan ini diterima oleh seluruh
peserta perjanjian. Contohnya, PBB yang setiap mengeluarkan resolusi atau menerima
anggota baru, memerlukan kebulatan suara dari seluruh anggota.
2) Teori Pan Amerika, yang menyatakan bahwa setiap perjanjian itu mengikat negara yang
mengajukan persyaratan dengan negara yang menerima persyaratan. Teori ini biasanya dianut
oleh organisasi-organisasi negara Amerika. Contohnya, dengan adanya NATO atau AFTA
setiap negara peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam perjanjian
yang dibentuk tersebut.
b. Berlakunya perjanjian internasional
Perjanjian internasional berlaku pada saat peristiwa berikut.

1) Mulai berlaku sejak tanggal yang ditentukan atau menurut yang disetujui oleh negara-negara
perunding.
2) Apabila tidak ada ketentuan atau persetujuan, perjanjian mulai berlaku segera setelah
persetujuan diikat dan dinyatakan oleh semua negara perunding.
3) Apabila persetujuan suatu negara untuk diikat oleh perjanjian timbul setelah perjanjian itu
berlaku, maka perjanjian itu mulai berlaku bagi negara itu pada tanggal tersebut kecuali
apabila perjanjian menentukan lain.
4) Ketentuan-ketentuan perjanjian yang mengatur pengesahan teksnya, pernyataan persetujuan
suatu negara untuk diikat oleh suatu perjanjian, cara dan tanggal berlakunya, persyaratan,
fungsi-fungsi penyimpanan, dan masalah-masalah lain yang timbul yang perlu sebelum
berlakunya perjanjian itu, berlaku sejak saat disetujuinya teks perjanjian itu.
c. Pelaksanaan perjanjian internasional
Ketentuan pelaksanaan perjanjian internasional menyangkut ketaatan terhadap perjanjian,
penerapan perjanjian, dan penafsiran ketentuan perjanjian.
17
Ketaatan terhadap perjanjian
a) Perjanjian harus dipatuhi (pact sunt servanda). Prinsip ini merupakan kebiasaan karena
merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa perjanjian internasional memiliki kekuatan
mengikat.
b) Kesadaran hukum nasional di mana suatu negara akan menyetujui ketentuan-ketentuan
perjanjian internasional yang sesuai dengan hukum nasionalnya. Perjanjian internasional
merupakan bagian dari hukum nasionalnya.
2) Penerapan perjanjian
a) Daya berlaku surut (retroactivity). Biasanya suatu perjanjian dianggap mulai mengikat
setelah diratifikasi oleh peserta, kecuali bila ditentukan dalam perjanjian bahwa penerapan
perjanjian sudah dimulai sebelum ratifikasi
b) Wilayah penerapan (territorial scope). Suatu perjanjian mengikat wilayah negara peserta,
kecuali apabila ditentukan lain. Misalnya perjanjian itu hanya berlaku pada bagian
tertentu di wilayah suatu negara seperti perjanjian perbatasan.
c) Perjanjian penyusul (successive treaty). Pada dasarnya suatu perjanjian tidak boleh
bertentangan dengan perjanjian serupa yang mendahuluinya. Namun jika perjanjian yang
mendahului tidak sesuai lagi, maka dibuatlah perjanjian pembaruan.
3) Penafsiran ketentuan dimana agar perjanjian mempunyai daya guna yang baik dalam
memberikan solusi atas kasus-kasus hubungan internasional, maka perlu diadakan penafsiran
atas aspek-aspek pengkajian dan penjelasan perjanjian tersebut. Penafsiran dalam prakteknya
dilakukan dengan menggunakan tiga metode. Adapun metode-metode tersebut sebagai
berikut.
a) Metode dari aliran yang berpegang pada kehendak penyusun perjanjian dengan
memanfaatkan pekerjaan persiapan.
b) Metode dari aliran yang berpegang pada naskah perjanjian, dengan penafsiran menurut
arti yang umum dari kosa katanya.
c) Metode dari aliran yang berpegang pada obyek dan tujuan perjanjian.
d. kedudukan negara bukan peserta
Pada hakikatnya negara bukan peserta tidak memiliki hak dan kewajiban untuk
mematuhinya. Akan tetapi, bila perjanjian itu bersifat multilateral (PBB) atau obyeknya besar
(Terusan Suez, Panama, Selat Malaka dan lain-lain) mereka juga dapat terikat apabila negara
18
tersebut menyatakan diri terikat terhadap perjanjian itu dan negara tersebut dikehendaki oleh para
peserta.
e. Pembatalan perjanjian internasional
Berdasarkan Konvensi Wina tahun 1969, karena berbagai alasan, maka suatu perjanjian
internasional dapat batal antara lain karena hal berikut.
1) Negara peserta atau wakil kuasa penuh melanggar ketentuan-ketentuan hukum nasionalnya.
2) Adanya unsur kesalahan (error) pada saat perjanjian itu dibuat.
3) Adanya unsur penipuan dari negara peserta tertentu terhadap negara peserta lain pada waktu
pembentukan perjanjian.
4) Terdapat penyalahgunaan atau kecurangan (corruption) baik melaui kelicikan atau
penyuapan.
5) Adanya unsur paksaan terhadap wakil suatu negara peserta, baik dengan ancaman maupun
penggunaan kekuatan.
f. Berakhirnya perjanjian internasional
Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H. dalam buku Pengantar Hukum
Internasional, bahwa suatu perjanjian berakhir karena hal-hal berikut.
1) Telah tercapai tujuan dari perjanjian internasional itu.
2) Masa berlaku perjanjian internasional itu sudah habis.
3) Salah satu pihak peserta perjanjian menghilang atau punahnya obyek perjanjian itu.
4) Adanya persetujuan dari peserta-peserta untuk mengakhiri perjanjian itu.
5) Adanya perjanjian baru antara para peserta yang kemudian meniadakan perjanjian terdahulu.
6) Syarat-syarat tentang pengakhiran perjanjian sesuai dengan ketentuan perjanjian itu sudah
dipenuhi.
7) Perjanjian secara sepihak diakhiri oleh salah satu peserta dan pengakhiran itu diterima oleh
pihak lain.

TUGAS KOMPETENSI 2
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian perjanjian internasional menurut Oppenheimer Lauterpacht dan G.
Schwarzenberger, kemudian bandingkan kedua pendapat ahli tersebut!
Jawab:
19
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
2. Apa yang dimaksud dengan: traktat, konvensi, deklarasi, dan persetujuan?
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
3. Tuliskan empat bentuk perjanjian internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

4. Jelaskan tahap-tahap perjanjian internasional!


Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
5. Sebutkan sebab-sebab berakhirnya perjanjian internasional menurut Prof. Dr. Mochtar
Kusumaatmadja, S.H.!
Jawab:
___________________________________________________________________________
20
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

B. Buatlah kliping disertai analisis Anda tentang contoh-contoh bentuk perjanjian internasional.
Jumlah halaman isi kliping sekurang-kurangnya 5 lembar.

C. PERWAKILAN DIPLOMATIK
1. Makna Perwakilan Diplomatik
Hubungan internasional dalam bentuk hubungan antarnegara pada dasarnya merupakan
hubungan hukum karena hubungan internasional melahirkan hak dan kewajiban antarsubyek
hukum (negara) yang saling berhubungan lazimnya de facto tetap (konsuler) sampai akhirnya
berupa de jure penuh (perwakilan diplomatik) yang bersifat bilateral. Untuk menjalin hubungan
di antara negara-negara itu, biasanya negara tersebut saling menempatkan perwakilannya
(konsuler atau kedutaan).
Kata diplomatik berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yaitu diploma, yang berarti (1)
piagam, (2) surat perjanjian, dan (3) dokumen yang mengukuhkan suatu kehormatan atau
kewenangan hak-hak tertentu. Diplomat dalam arti umum adalah semua anggota kmenterian luar
negeri dan diplomat dalam arti khusus adalah mereka yang bertindak sebagai kepala-kepala
perwakilan.
Kata diplomatik berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yaitu diploma, yang berarti (1)
piagam, (2) surat perjanjian, dan (3) dokumen yang mengukuhkan suatu kehormatan atau
kewenangan hak-hak tertentu. Diplomat dalam arti umum adalah semua anggota kementerian
luar negeri dan dalam arti khusus adalah mereka yang bertindak sebagai kepala-kepala
perwakilan. Perwakilan diplomatik adalah perwakilan resmi suatu negara di negara lain, baik
politis maupun nonpolitis dalam membina hubungan antara negara yang satu dengan negara
lainnya. Ada empat unsur hubungan diplomatik yaitu: (1) hubungan antarbangsa; (2) pertukaran
misi diplomatik; (3) status pejabat diplomatik; dan (4) kekebalan hukum/hak ekstrateritorial.
21
Tujuan diadakannya perwakilan di negara lain adalah sebagai berikut.
a. Memelihara kepentingan negaranya di negara penerima, sehingga jika terjadi sesuatu urusan,
perwakilan tersebut dapat mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikannya.
b. Melindungi warga negara sendiri yang bertempat tinggal di negara penerima.
c. Menerima pengaduan-pengaduan untuk diteruskan kepada pemerintah negara penerima.
Pembukaan/pengangkatan dan penerimaan perwakilan diplomatik dalam arti politis dan
nonpolitis dengan negara lain harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Harus ada kesepakatan antara kedua belah pihak (mutual conceat) yang akan mengadakan
pembukaan atau pertukaran diplomatic maupun konsuler. Kesepakatan tersebut berdasarkan
Pasal 2 Konvensi wina 1961, yang dituangkan dalam bentuk persetujuan bersama (joint
agreement) dan komunikasi bersama (joint declaration).
b. Prinsip-prinsip hukum internasional yang berlaku, yaitu setiap negara dapat melakukan
hubungan atau pertukaran perwakilan diplomatik berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang
berlaku dan prinsip timbal balik (resiprositas).

2. Perangkat Perwakilan Diplomatik


Menurut ketetapan Kongres Wina Tahun 1815 dan Kongres Aux La Chapella 1818
(Kongres Achen), pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna membina hubungan dengan
negara lain dilakukan oleh perangkat-perangkat berikut.
a. Duta Besar Berkuasa Penuh (Ambassador), adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan
diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa. Ambassador ditempatkan pada
negara yang banyak menjalin hubungan timbal balik.
b. Duta (gerzant), adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari duta besar. Dalam
menyelesaikan segala persoalan kedua negara dia harus berkonsultasi dengan pemerintahnya.
c. Menteri Residen, Menteri Residen dianggap bukan sebagai wakil pribadi kepala negara. Dia
hanya mengutus urusan negara. Mereka ini pada dasarnya tidak berhak mengadakan
pertemuan dengan kepala negara di mana mereka bertugas.
d. Kuasa Usaha (Charge de Affair). Kuasa usaha yang tidak diperbantukan kepada kepala
negara dapat dibedakan atas:
1) Kuasa Usaha Tetap, menjabat kepala dari suatu perwakilan,
2) Kuasa Usaha Sementara yang melaksanakan pekerjaan dari kepala perwakilan, ketika

22
pejabat ini belum atau tidak ada di tempat.
e. Atase-atase adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh.
Atase terdiri atas 2 bagian berikut.
1) Atase Pertahanan
Atase ini dijabat oleh seorang perwira ABRI yang diperbantukan Departemen Luar
Negeri dan ditempatkan di KBRI serta diberikan kedudukan sebagai seorang
diplomat. Tugasnya memberikan nasihat di bidang militer dan pertahanan keamanan
kepada duta besar berkuasa penuh.
2) Atase Teknis
Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri sipil tertentu yang tidak berasal dari
lingkungan Departemen Luar Negeri dan timpatkan di salah satu KBRI untuk membantu
duta besar. Dia berkuasa penuh dalam melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan
tugas pokok dari departemennya sendiri. Misalnya, atase perdagangan, atase perindutrian,
atase pendidikan dan kebudayaan.

3. Perwakilan Konsuler
Dalam arti nonpolitis, hubungan RI dengan negara lain diwakili oleh korps konsuler yang
terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut.
a. Konsul Jenderal
Konsul jenderal membawahi beberapa konsul yang ditempatkan di ibukota negara tempat ia
bertugas.
b. Konsul dan Wakil Konsul
Konsul mengepala satu kekonsulan yang kadang-kadang diperbantukan kepada konsul
Jenderal. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal yang kadang
diserahi pimpinan kantor konsuler.
c. Agen Konsul
Agen konsul diangkat oleh konsul jenderal dengan tugas untuk mengurus hal-hal yang
bersifat terbatas dan berhubungan dengan kekonsulan. Agen konsul ditugaskan di kota-kota
yang termasuk kekonsulan.
Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan, antara lain mencakup bidang berikut.

23
1) Bidang Ekonomi, yaitu menciptakan tata ekonomi dunia baru denganmenggalakkan
ekspor komoditas nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan
perjanjian perdagangan dan lain-lain.
2) Bidang Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan, seperti: tukar menukar pelajar, mahasiswa,
dan lain-lain.
3) Bidang-bidang lain, seperti:
a) Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa atau
dokumen kepada orang yang mengunjungi negara pengirim;
b) Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi
administratif lainnya;
c) Bertindak sebagai subyek hukum dalam praktek dan prosedurpengadilan atau badan
lain di negara penerima.
Persamaan perwakilan diplomatik dengan konsuler adalah merupakan utusan dari suatu
negara tertentu untuk mewakili kepentingan negaranta di negara lain. Adapun perbedaan antara
kedua badan tersebut secara umum adalah sebagai berikut.
No Korps Diplomatik Korps Konsuler
.
1 Memelihara kepentingan negaranya Memelihara kepentingan negaranya dengan
dengan melakukan hubungan dengan melaksanakan hubungan dengan pejabat-
pejabat-pejabat tingkat pusat. pejabat tingkat daerah (setempat).
2 Berhak mengadakan hubungan yang Berhak mengadakan hubungan yangbersifat
bersifat politik. nonpolitik.
3 Satu negara hanya mempunyai satu Satu negara dapat mempunyai lebih dari satu
perwakilan diplomatik saja dalam satu perwakilan konsuler.
negara penerima.
4 Mempunyai hak ekstrateritorial (tidak Tidak mempunyai hak ekstrateritorial (tunduk
tunduk pada pelaksanaan kekuasaan pada pelaksanaan kekuasaan peradilan)
peradilan).

Periode mulai dan berlakunya fungsi misi Diplomatik Konsuler adalah sebagai berikut.

24
Hal Diplomatik Konsuler
Mulai berlakunya Yaitu saat menyerahkan surat Saat memberitahukan dengan layak
fungsi kepercayaan (Lettre de kepada negara penerima (Pasal 23,
Credance/menurut Pasal 13 24, dan 25 Konvensi Wina 1963)
Konvensi Wina 1961)

Berakhirnya fungsi  Sudah habis masa jabatan.  Fungsi seorang pejabat konsuler
 Ia ditarik (recalled) oleh telah berakhir.
Pemerintah negaranya.  Penarikan dari negara pengirim.
 Karena tidak disenangi (dipersona  Pemberitahuan bahwa ia bukan
nongrata). lagi sebagai anggota staf konsuler
 Kalau negara penerima berperang (tunduk pada pelaksanaan
dengan negara pengirim (Pasal 43 kekuasaan peradilan).
Konvensi Wina 1961).

4. Fungsi Perwakilan Diplomatik


a. Tugas Pokok Perwakilan Diplomatik Indonesia
1) Menyelenggarakan hubungan dengan negara lain atau hubungan kepala negara dengan
pemerintah asing (membawa suara resmi negaranya).
2) Mengadakan perundingan masalah-masalah yang dihadapi kedua negara itu dan berusaha
untuk menyelesaikannya.
3) Mengurus kepentingan negara serta warga negaranya di negara lain.
4) Apabila dianggap perlu, dapat bertindak sebagai tempat pencatatan sipil, pemberian paspor,
dan sebagainya.
b. Fungsi Perwakilan Diplomatik
Menurut Kongres Wina 1961, fungsi perwakilan diplomatik adalah sebagai berikut.
1) Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.
2) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranyadi negara penerima di dalam
batas-batas yang diijinkan oleh hukum internasional.
3) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
4) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima sesuai dengan
undang-undang dan melaporkan pada pemerintah negara pengirim.
25
5) Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.

5. Hak Istimewa Perwakilan Diplomatik


Dalam melaksanakan tugasnya anggota korps diplomatik mempunyai hak istimewa
sebagai berikut.
a. Hak Immunitas
Hak immunitas adalah hak yang menyangkut diri pribadi seorang diplomatic serta gedung
perwakilannya. Dengan hak ini, para diplomat mendapat hak istimewa atas keselamatan diri
pribadi dan harta bendanya. Mereka juga tidak tunduk kepada yurisdiksi di dalam negara tempat
mereka bertugas, baik dalam perkara perdata maupun pidana. Misalnya, panggilan untuk menjadi
saksi atau dituntut di muka pengadilan, tidak dapat diberlakukan kepada mereka, kecuali jika ada
ijin dari pemerintah yang mengutus. Akan tetapi, para diplomat dapat diusir atau dikembalikan ke
negara asalnya, jika mereka melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara
tempat mereka bertugas.

d. Hak Ekstrateritorial
Hak ekstrateritorial adalah hak kebebasan diplomat terhadap daerah perwakilan, termasuk
halaman bangunan serta perlengkapannya seperti: bendera, lambang negara, dokumen, dan surat-
surat lainnya yang bebas sensor. Dalam hal ini, polisi atau aparat keamanan dilarang memasuki
daerah tersebut tanpa ijin pihak perwakilan yang bersangkutan. Bila ada penjahat atau pencari
suaka politik yang masuk ke dalam kedutaan, maka ia dapat diserahkan atas permintaan
pemerintah sebab para diplomat tidak memiliki hak asylum. Hak asylum adalah hak untuk
memberi kesempatan kepada suatu negara dalam memberikan perlindungan kepada warga negara
asing yang melarikan diri.
Bagi para anggota korps konsuler, hak ekstrateritorial biasanya hanya menyangkut diri
sendiri dan stafnya, yaitu berupa hak:
1) kekebalan surat-menyurat resmi tanpa sensor beserta arsip-arsipnya;
2) pembebasan pajak setempat;
3) pembebasan kewajiban hadir dalam sidang pengadilan yang berhubungan dengan dinasnya
sendiri.

26
TUGAS KOMPETENSI 3
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan makna perwakilan diplomatik!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
2. Uraikan perbedaan antara perwakilan diplomatik dengan perwakilan konsul!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

3. Jelaskan dua fungsi perwakilan diplomatik!


Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
4. Coba kemukakan hak-hak istimewa perwakilan diplomatik!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
5. Buatlah skema yang menggambarkan kronologi penempatan Korps Diplomatik!
Jawab:
___________________________________________________________________________

27
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
A. Buatlah artikel dengan tema peranan perwakilan diplomatik Indonesia. Jumlah halaman isi
artikel sekurang-kurangnya 2 lembar.

D. PERANAN ORGANISASI INTERNASIONAL (ASEAN, AA, PBB) DALAM


MENINGKATKAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

Dalam pergaulan internasional yang menyangkut hubungan antarnegara, banyak sekali


organisasi yang dibentuk oleh beberapa negara. Bahkan, saat ini organisasi internasional dapat
dikatakan telah menjadi lembaga hukum. Dalam perkembangannya, hubungan internasional tidak
hanya menyangkut hubungan antarnegara saja, tetapi juga menyangkut hubungan antara negara
dengan organisasi internasional maupun hubungan antara organisasi internasional yang satu
dengan organisasi internasional yang lain.
Organisasi internasional mempunyai peranan yang sangat penting dalam tata hubungan
masyarakat internasional sesuai dengan bidang masing-masing organisasi. Misalnya, bidang
perdagangan, stabilitas regional, kemanusiaan, lingkungan hidup, hak asasi manusia, dan
sebagainya.
Secara sederhana, organisasi internasional dapat diartikan sebagai badan hukum yang
didirikan oleh dua atau lebih negara yang merdeka dan berdaulat, yang memiliki kepentingan dan
tujuan yang sama. Menurut UU No. 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional, organisasi
internasional adalah organisasi antarpemerintah yang diakui sebagai subyek hukum internasional
dan mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional.
Terdapat dua kategori utama organisasi internasional, yaitu organisasi antarpemerintah
(Inter-Governmental Organizations/IGO) dan organisasi nonpemerintah (Non-Governmental
Organizations/NGO). Anggota IGO terdiri dari delegasi resmi pemerintah negara-negara.
Contohnya, ASEAN, WTO, dan PBB. Sedangkan anggota NGO terdiri dari kelompok-kelompok

28
swasta di bidang-bidang keilmuan, keagamaan, kebudayaan, bantuan teknik atau ekonomi, dan
sebagainya. Contohnya, PMI, UNHCR, Greenpeace, dan Oxfam International.

1. ASEAN
Organisasi bangsa-bangsa Asia Tenggara atau ASEAN (Association of Southeast Asian
Nation) merupakan kerja sama regional antarbangsa Asia Tenggara dalam berbagai bidang yang
meliputi ekonomi, sosial, dan budaya. ASEAN didirikan melalui Deklarasi Bangkok pada tanggal
8 Agustus 1967 oleh 5 negara, yaitu Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik, Malaysia
diwakili oleh Tun Abdul Razak, Singapura diwakili oleh S. Rajaratnam, Filipina yang diwakili
oleh Narcisco Ramos, dan Thailand diwakili oleh Tanat Khoman.
ASEAN didirikan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta perkembangan kebudayaan di
kawasan Asia Tenggara melalui usaha bersama dalam semangat kebersamaan dan
persahabatan untuk memperkukuh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa AsiaTenggara
yang sejahtera dan damai;
b. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan
tertib hukum di dalam hubungan antara negara-negara di kawsan Asia Tenggara serta
memenuhi prinsip-prinsip piagam PBB;
c. Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu sama lain dalam masalah-
masalah kepentingan bersama dalam ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan
administrasi;
d. Saling memberi bantuan dalam sarana-sarana latihan dan penelitian, dalam bidang-bidang
pendidikan, professional, teknik dan administrasi;
e. Bekerja sama dengan lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian dan industri,
perluasan perdagangan komoditi internasional, perbaikan sarana-sarana pengangkutan dan
komunikasi serta peningkatan taraf hidup rakyat seluruh anggota ASEAN;
f. Meningkatkan studi-studi tentang Asia Tenggara; dan
g. Meningkatkan kerja sama yang erat dan berguna dengan organisasi internasional dan regional
yang ada dan bertujuan serupa, dan untuk menjajagi segala kemungkinan untuk saling bekerja
sama secara lebih erat satu sama lain.

29
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, dibentuk seperangkat perlengkapan ASEAN
sebagai berikut.
a. Pertemuan kepala pemerintahan negara anggota (summit meeting), yang merupakan
otoritas/kekuasaan tertinggi di dalam ASEAN.
b. Pertemuan menteri luar negeri (ASEAN ministerial meeting). Pertemuan ini diadakan setahun
sekali secara bergilir untuk menetapkan program ASEAN, merumuskan pedoman dan
koordinasi kegiatan, serta melakukan peninjauan kembali terhadap keputusan dan program
yang lalu.
c. Komite kerja (standing committee). Kepala komite kerja ASEAN ini ialah menteri luar negeri
negara tuan rumah atau wakilnya. Anggota-anggotanya terdiri atas duta besar negara ASEAN
yang ada di negara tuan rumah. Tugas komite ini adalah melanjutkan pekerjaan ASEAN
dalam kurun waktu antara sidang menteri luar negeri, mengerjakan masalah-masalah rutin,
dan membuat keputusan tanpa menunggu pertemuan menteri luar negeri berikutnya.
d. Sekretariat Nasional ASEAN. Pada setiap negara anggota dibentuk sekretariat nasional yang
melaksanakan tugas-tugas ASEAN atas nama negaranya.
e. Komite tetap, komite khusus, dan komite ad hoc. Tugasnya melaksanakan program ASEAN.
Keanggotaan komite ini terdiri atas para ahli sesuai bidangnya.
f. Sekretariat ASEAN. Sekretariat ASEAN berkedudukan di Jakarta (Indonesia). Lembaga ini
didirikan berdasarkan hasil Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN 1976. Kepala sekretariat ialah
Sekretaris Jenderal yang pemilihannya ditentukan dalam sidang menteri luar negeri. Masa
Jabatan sekretaris jenderal adalah 2 tahun yang dipilih secara bergantian dari Negara-negara
anggota. Tugasnya melaksanakan pekerjaan kesekretariatan ASEAN.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Negara-negara anggota ASEAN adalah
menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, yaitu pertemuan puncak antara
pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN yang diselenggarakan setiap tahun sejak KTT ke-7
Tahun 2001 untuk membahas permasalahan-permasalahan yang dihadapi dan meningkatkan kerja
sama antara negara-negara ASEAN.
Pada KTT ASEAN yang ke-12 di Cebu-Filipina bulan Desember 2006, dicapai beberapa
kesepakatan oleh pemimpin negara-negara ASEAN antara lain sebagai berikut.
a. Meningkatkan kerja sama melawan terorisme.

30
b. Mempercepat upaya menciptakan pasar tunggal bekerja keras guna mengantisipasi tuntutan
abad ke-21. Khususnya mengantisipasi kian kuatnya dominasi ekonomi Cina dan India.
Selain itu, ASEAN berkomitmen memperlebar area perdagangan guna menciptakan salah
satu blok perdagangan terbesar di dunia.
c. Berupaya untuk menjadikan ASEAN sebagai organisasi berkelas Uni Eropa. Hal itu ditandai
dengan penandatanganan sebuah komitmen bersama dalam bentuk piagam. Itulah piagam
pertama ASEAN yang pernah dibuat. Sebagai organisasi regional yang matang, ASEAN
hendak menyatukan ekonomi regional dan kekuatan pertahanan dalam kerangka perdamaian
dan stabilitas kawasan.
Sejak berdirinya hingga sekarang, ASEAN telah memberikan banyak kontribusi terhadap
pengembangan kawasan di Asia Tenggara maupun di kancah internasional.
a. Dalam bidang politik, ASEAN berperan penting dalam menyelesaikan konflik negara-negara
AsiaTenggara khususnya negara-negara ASEAN, antara lain:
1) Menyelesaikan sengketa antara Malaysia dan Filipina mengenai masalah Sabah. Filipina
tidak lagi mempertahankan klaimnya atas Sabah, dan Malaysia tidak lagi membantu
gerilyawan Moro.
2) Membantu menyelesaikan masalah Kamboja. ASEAN mengajukan resolusi kepada PBB
agar semua pasukan asing ditarik keluar dari Kamboja, serta meminta penyelesaian
masalah Kamboja secara politis.
3) Membantu meredakan ketegangan dalam masalah di Asia Timur, yaitu antara Jepang,
Korea Selatan, dan China. Secara informal, negara-negara ASEAN melakukan lobi-lobi
dan diplomasi agar kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur semakin kondusif dan terus
membaik.
4) Membentuk dan mengembangkan ASEAN Regional Forum (ARF), yang keanggotaannya
semakin luas mulai dari 10 negara ASEAN (Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia,
Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam), serta dihadiri
oleh Negara-negara peninjau seperti Amerika Serikat, Australia, RRC, India, Jepang,
Kanada, Korea Selatan, Selandia Baru, Rusia, Uni Eropa, Papua Nugini, dan Mongolia.
Forum ini dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama politik, keamanan, dan
perdamaian di kawasan Asia Pasifik.

31
b. Dalam bidang ekonomi, ASEAN telah melakukan berbagai upaya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup bangsa-bangsa ASEAN, antara lain:
1) Pada KTT ASEAN di Bali tahun 1976 disepakati program kerja sama untuk
meningkatkan komoditi utama khususnya pangan dan energi, industri, dan perdagangan.
2) Perjanjian preferensi perdagangan antara negara-negara ASEAN melalui pertukaran
komoditi, pengembangan promosi pariwisata, pengembangan sektor pangan, pertanian,
perikanan, dan kehutanan.
3) Sebagai penghasil kayu tropis terbesar di dunia, negara-negara ASEAN sepakat
mengadakan kerja sama yang menyangkut konservasi, penghutanan kembali dan
pengaturan sumber-sumber hutan; produksi, pemrosesan, dan pemasaran; penelitian dan
pengembangan; serta pendidikan dan pelatihan.
4) Kesepakatan tentang proyek pengembangan industri penunjang pertanian di negara-
negara ASEAN, yaitu proyek pupuk urea di Indonesia dan Malaysia, proyek superpospat
di Filipina, proyek mesin diesel di Singapura, dan proyek abu soda di Thailand.
5) Pembangunan jaringan kabel laut yang menghubungkan negara-negara ASEAN untuk
meningkatkan transportasi dan komunikasi. Selain itu, Indonesia menawarkan
penggunaan satelit palapa yang disambut baik oleh negara-negara ASEAN lainnya.
6) Pembentukan korporasi keuangan ASEAN atas usaha Dewan Perbankan ASEAN untuk
membantu negara anggota yang mengalami masalah likuiditas negara.
c. Untuk memajukan bidang sosial dan kebudayaan negara-negara ASEAN, maka dibentuk tiga
komite, yaitu sebagai berikut.
1) Komite Kebudayaan dan Penerangan, misalnya mengadakan kegiatan festival menyanyi,
program pertukaran artis-artis radio dan televisi, pekan film, pameran lukisan dan foto,
serta pertukaran wartawan antarnegara anggota ASEAN.
2) Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, misalnya mengadakan kegiatan penelitian dan
pengembangan ilmu dan teknologi, pemberian bea siswa kepada para siswa dan
mahasiswa ASEAN, pelatihan dan kursus, dan sebagainya.
3) Komite Pembangunan Nasional yang aktif dalam membina dan menangani masalah-
masalah yang berkaitan dengan pembangunan seperti masalah pemuda, penyalahgunaan
narkotika, perbaikan dan kesejahteraan sosial, dan lain-lain.

32
d. Dalam bidang olahraga, negara-negara anggota ASEAN menyelenggarakan pesta olahraga
setiap tahun yang dikenal dengan SEA GAMES (Southeast Asian Games) untuk
meningkatkan kerja sama dan prestasi olahraga negara-negara anggota ASEAN.

2. Konferensi Asia-Afrika
Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika dilatarbelakangi oleh adanya kesadaran akan
pentingnya solidaritas dan dukungan di kalangan bangsa-bangsa Asia-Afrika yang pernah atau
masih dijajah oleh kekuatan asing, serta berkembangnya Perang Dingin antara blok AS dengan
blok Uni Soviet pada waktu itu.
Negara-negara pemrakarsa konferensi tersebut adalah Indonesia, India, Pakistan,
Myanmar, dan Sri Lanka. Indonesia mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah Konferensi
Asia-afrika yang diadakan pada tanggal 18-24 April 1955 di Bandung. Konferensi tersebut
menghasilkan Dasasila Bandung yang antara lain menegaskan penolakan pada penjajahan dan
intervensi masalah dalam negeri masing-masing, serta menghimbau agar masyarakat dunia
menghindari konflik dengan mewujudkan prinsip peaceful coexistence atau hidup berdampingan
secara damai. Artinya, negara-negara yang berbeda secara ideologi hendaknya dapat saling
menghormati dan tidak berusaha saling mematikan. Dasasila Bandung juga melarang para
anggotanya untuk terlibat dalam pakta pertahanan yang ditujukan terhadap negara lain.
Adapun maksud dan tujuan Konferensi Asia-Afrika dalah sebagai berikut.
a. Untuk meningkatkan kerja sama antarbangsa Asia-Afrika.
b. Untuk mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan budaya antarbangsa Asia-Afrika.
c. Untuk meninjau posisi bangsa Asia-Afrika dan rakyatnya dalam percaturan internasional
serta memberikan kontribusi untuk memelihara perdamaian dunia.
d. Untuk membahas masalah kedaulatan nasional, rasialisme, dan kolonialisme.
Selain keempat tujuan tersebut, dalam agenda konferensi dicantumkan juga tentang
masalah hidup berdampingan secara damai, perlucutan senjata, dan senjata pemusnah massal.
KAA di Bandung merupakan cikal bakal Gerakan Non-Blok (GNB) yang
dieslenggarakan di Beograd, Yugoslavia, tahun 1961. GNB merupakan alternative bagi negara-
negara yang tidak ingin terlibat langsung dalam Perang Dingin, umumnya negara-negara
berkembang. GNB pernah menjadi kekuatan yang cukup diperhitungkan dalam politik

33
internasional. Peran aktif Indonesia dalam gerakan Asia-Afrika dan Gerakan Non-Blok
menjadikan Indonesia sebagai salah satu juru bicara negara berkembang.
3. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Menyadari besarnya penderitaan manusia disebabkan oleh Perang Dunia I dan II dan
keinginan untuk menciptakan perdamaian dunia yang stabil, Presiden AS, Franklin Delano
Roosevelt dan PM Inggris, Winston Churcill pada tahun 1945 mengadakan konferensi
internasional untuk mendirikan sebuah organisasi dunia yang kemudian dikenal dengan
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Konferensi tersebut dilaksanakan di San Fransisco pada 25
April 1945 dan menghasilkan Piagam PBB yang ditandatangani oleh 50 negara (original
members) pada tanggal 26 Juni 1945 dan mulai diberlakukan pada tanggal 24 Oktober 1945.
Tanggal inilah yang menjadi hari kelahiran PBB.
Negara-negara yang tergabung dalam organisasi PBB telah menyetujui tiga tujuan pokok.
Pertama, organisasi itu diabdikan untuk membangun keadaan yang memungkinkan hubungan erat
dan damai di antara bangsa-bangsa. Kedua, PBB berusaha menciptakan sistem kerja sama formal
untuk memecahkan ketegangan-ketegangan internasional. Ketiga, PBB diabdikan untuk
melembagakan program keamanan bersama yang ditentukan bahwa semua anggota harus
membantu anggota yang menjadi korban agresi.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan PBB dirinci sebagai berikut.
a. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
b. Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangsa-bangsa berdasarkan asas persamaan
hak dan penentuan nasib sendiri.
c. Mewujudkan kerja sama internasional yang bercorak ekonomi, sosial, budaya, atau
kemanusiaan, dan memajukan serta mendorong penghargaan terhadap hak-hak manusia dan
kebebasan-kebebasan bagi semua orang tanpa membedakan bangsa, jenis kelamin, bahasa,
atau agama.
d. Menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam mewujudkan tujuan bersama.
Untuk lebih memahami fungsi dan peranan PBB, terlebih dahulu harus mengerti
organisasi pokok dalam PBB, yaitu sebagai berikut.
a. Majelis Umum (General Assembly)
Majelis Umum merupakan badan permusyawaratan yang paling utama dari PBB. Majelis
ini terdiri atas semua negara anggota yang setiap anggotanya berhak memberi suara. Dalam
34
sidang umum, setiap negara anggota diperkenankan mengirim lima orang wakilnya dengan hak
satu suara untuk membicarakan setiap masalah yang berkaitan dengan ruang lingkup Piagam
PBB. Keputusan penting diperoleh dengan suara mayoritas (minimal 2/3 anggota PBB).
b. Dewan Keamanan (Security Council)
Dewan ini bertugas melaksanakan perdamaian dunia, baik antarnegara anggota PBB
maupun bukan negara anggota. Dewan ini beranggotakan lima belas negara, yang terdiri atas
lima anggota tetap (Amerika Serikat, Cina, Inggris, Prancis, dan Rusia) dan sepuluh anggota
tidak tetap yang dipilih dua tahun sekali dalam sidang majelis umum. Setiap anggota tetapDewan
Keamanan mempunyai hak veto, yaitu kebebasan untuk membatalkan suatu resolusi yang telah
diputuskan oleh suara terbanyak anggota dewan.
c. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)
Dewan ini beranggotakan 54 negara anggota PBB, yang dipilih oleh Majelis Umum setiap
tiga tahun sekali yang bertanggung jawab atas upaya-upaya untuk meningkatkan perekonomian,
social, kebudayaan, pendidikan , kesehatan, dan bidang lain yang berkaitan, khususnya untuk
negara anggota PBB dan pada umumnya untuk negara-negara di dunia.
d. Dewan Perwalian (Trusteeship Council)
Dewan ini terdiri atas anggota tetap Dewan Keamanan ditambah anggota tidak tetap yang
dipilih oleh Majelis Umum. Tugas Dewan Perwalian adalah melindungi kepentingan penduduk di
daerah-daerah yang belum mempunyai pemerintahan sendiri. Saat ini, wilayah yang diwakilkan
tinggal pulau-pulau di Samudera Pasifik yang secara administratif diurus oleh Amerika Serikat.

e. Mahkamah Internasional (International Court of Justice)


Mahkamah internasional merupakan pengadilan tertinggi dalam kehidupan bernegara di
dunia ini. Sebagai aparat perlengkapan negara PBB, Mahkamah Internasional beranggotakan 15
orang hakim yang dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan Keamanan. Masa pemilihan para
hakim Mahkamah ini adalah 9 tahun sekali dengan ketentuan dapat dipilih kembali. Mahkamah
Internasional berkedudukan di Den Haag (Belanda). Mahkamah ini mempunyai dua tanggung
jawab pokok, yaitu melakukan peradilan atas kasus-kasus yang diajukan oleh negara-negara
anggota dan memberikan pendapat yang bersifat nasihat kepada Sidang Umum atau Dewan
Keamanan atas permintaan.
f. Sekretariat (secretariat)
35
Sekretariat PBB adalah sebuah pelayanan karyawan internasional yang mengambil
sebagian pegawainya hampir dari seluruh anggota organisasi. Sekretariat dikepalai oleh seorang
Sekretaris Jenderal. Sekjen PBB dipilih dan diangkat oleh Majelis Umum atas anjuran Dewan
Keamanan. Tugasnya menyelenggarakan sidang-sidang PBB dan dewan-dewan, menyusun
laporan-laporan tentang pekerjaan PBB dan dewan-dewan untuk disampaikan kepada sidang
Majelis Umum. Sekarang sekretariat ini mempunyai 22 ribu pegawai yang bekerja di New York
maupun yang bekerja di kantor-kantor perwakilan di seluruh dunia.
Sejak disahkan sebagai organisasi internasional, PBB telah banyak berperan aktif dalam
memelihara serta meningkatkan perdamaian, keamanan dunia, dan memajukan kesejahteraan
hidup bangsa-bangsa sedunia. Usaha-usaha yang dilakukan PBB, antara lain sebagai berikut.
a. Bidang keamanan, perdamaian, dan kemerdekaan
1) Menyelesaikan sengketa Indonesia-Belanda melalui PBB.
2) Menyelesaikan masalah penjajahan di beberapa daerah Afrika sehingga muncul negara-
negara merdeka di kawasan Afrika.
3) Penyelesaian konfrontasi Amerika Serikat-Uni Soviet mengenai masalah penempatan
peluru kendali/nuklir di Kuba.
4) Penyelesaian konflik Timur Tengah mengenai Terusan Suez.
5) Membantu meredakan krisis di Libanon.
6) Misi untuk membantu memisahkan pasukan-pasukan setelah timbul peperangan
antara India dan Pakistan.
7) Mencegah timbulnya perang nuklir yang baru-baru ini disebut dengan Star
Wars atau “Perang Bintang.”
b. Bidang kehidupan ekonomi, sosial, dan kebudayaan
1) Memberikan bantuan untuk kesejahteraan dan pembangunan di negara-negara yang
sedang berkembang melalui badan khusus PBB, seperti International
Labour
Organization (ILO), World Health Organization (WHO), Food and Agriculture
Organization (FAO), dan United Nations Industrial Development Organization
(UNESCO).
2) Penghapusan segala bentuk dominasi rasial.

36
3) Penghapusan diskriminasi terhadap wanita yang mencakup hak politik, ekonomi, sosial
budaya, dan kewarganegaraan.
4) Memberikan bantuan bahan makanan untuk kesejahteraan anak-anak melalui UNICEF.
5) Penanggulangan berjangkitnya penyakit cacar melalui program WHO.
6) Memajukan kerja sama internasional dalam bidang ilmu pengetahuan.
c. Bidang kemanusiaan
PBB telah mengesahkan secara resmi tentang “Pernyataan Sedunia Hak-hak Asasi
Manusia” atau The Universal Declaration of Human Rights pada tanggal 10 Desember
1948 di Paris, Prancis. Isinya menghimbau agar setiap negara anggota secara moral
berkewajiban mencantumkan hak-hak asasi manusia di dalam undang-undang
dasar negaranya masing-masing. Selain itu, PBB melalui badan khusus FAO telah
berusaha menanggulangi masalah kelaparan yang terjadi di Ethiopia, Afrika.
Selain itu, masih banyak lagi persoalan yang ditangani PBB.
TUGAS KOMPETENSI 4
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
Berikan penjelasan tentang organisasi-organisasi internasional pada kolom di halaman 39!
B. Buatlah kliping disertai analisis Anda tentang peranan Indonesia dalam ASEAN, Asia-
Afrika, dan PBB. Jumlah halaman isi sekurang-kurangnya 6 lembar.
No Aspek Konferensi Asia-
pertanyaan ASEAN Afrika PBB
1. Sejarah ………………………….. ……………………… ......................................
singkat ………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
2. Asas
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
3. Tujuan
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
37
……. ……………………… ......................................
…………………….. ……………………… ......................................
4. Struktur ………………………….. ……………………… ......................................
organisasi ………………………… ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
5. Peranannya ………………………….. ……………………… ......................................
dalam ………………………….. ……………………… ......................................
meningkatkan ………………………….. ……………………… ......................................
hubungan ………………………….. ……………………… ......................................
internasional ………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
………………………….. ……………………… ......................................
…………………………..
E. KERJA SAMA DAN PERJANJIAN INTERNASIONAL YANG BERMANFAAT BAGI
INDONESIA
1. Bentuk Kerja Sama dan Perjanjian Internasional yang Bermanfaat bagi Indonesia
Ada 3 bentuk kerja sama dan perjanjian internasional yang telah dilakukan Indonesia
dengan negara lain selama ini, yaitu kerja sama dan perjanjian bilateral, regional, dan
multilateral. Berikut ini sebagian contoh dari beberapa bentuk kerja sama tersebut.
a. Kerja sama dan perjanjian bilateral
1) Kerja sama RI-Kanada dalam bidang pembangunan. Kerja sama ini meliputi proyek-
proyek bantuan teknik (technical assistance) dan bukan merupakan proyek-proyek
konstruksi atau pengadaan peralatan. Selain untuk proyek-proyek pembangunan yang
dilaksanakan oleh pemerintah, bantuan Kanada juga diberikan kepada swasta seperti
proyek-proyek INDOCAP (Indonesia Cooperative Depelopment Assistance Project)
dengan DEKOPIN dan PEP (Private Enterprise Participation) yang melibatkan
KADIN.
2) Kerja sama RI-RRC dalam bidang pertanian, perikanan, ekonomi, dan teknik. Kerja sama
ini didasari beberapa kesepakatan antara lain: Minutes of Talk pada Agustus 1992 antara
Sekjen Departemen Pertanian RI dan Dirjen departemen Kerja Sama Internasional RRC,
Record of Discussion of the First Meeting between Indonesia and People’s Republic of

38
pada Februari 1998, MoU on Grant Assistance in Realation to China on Fisheries Issue
Economic and technical Cooperation RI-PRC pada Desember 1999, dan MoU between
The Ministry of Agricalture of the Republic Indonesia and The Ministry of Agriculture of
PRC on Agricalture Cooperation pada November 2001.
3) Kerja sama Indonesia-Iran. Pemerintah RI dan Pemerintah Republik Islam Iran telah
menandatangani kerja sama di bidang kebudayaan dan pariwisata. Cultural Agreement
ditandatangani pada tanggal 27 April 1971 silam yang ditindaklanjuti pada tanggal 10
Mei 2006 dengan kedatangan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad di Indonesia.
Sedangkan untuk bidang pariwisata, kerja sama dituangkan dalam MoU on Tourism yang
ditandatangani pada tanggal 16 Desember 2002, yang kemudian ditindaklanjuti dengan
pertemuan The First Working Group Meeting on Tourism between Indonesia-Iran yang
hasilnya dituangkan dalam bentuk Minutes of Meeting yang ditandatangani pada tanggal 8
Februari 2006.
4) Perjanjian antara Indonesia dan Belanda mengenai penyerahan Irian Barat (Irian Jaya)
yang telah ditandatangani di New York pada tanggal 15 Agustus 1962.
5) Perjanjian antara Indonesia dan Australia mengenai garis-garis batas wilayah antara
Indonesia dan Papua Nugini yang telah ditandatangani di Jakarta pada tanggal 12 Februari
1973.
6) Perjanjian antara Indonesia dan Cina tentang normalisasi hubungan diplomatik dan
penyelesaian masalah dwikewarganegaraan.
b. Kerja sama dan perjanjian regional
1) ASEAN Regional Forum (ARF) di Indonesia tahun 2004 lalu menyepakati kerja sama di
bidang keamanan transportasi barang dan orang untuk menanggulangi ancaman terorisme
internasional. Selain itu, kerjasama ini juga mempertimbangkan berbagai upaya dan
kebijakan mengenai penempatan polisi di atas pesawat terbang dan sistem pengamanan
di setiap bandar udara.
2) Perjanjian antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura tentang garis batas laut territorial di
selat Malaka pada tanggal 17 Maret 1970
3) Perjanjian antara Indonesia, Malaysia, dan Muangthai mengenai common point di selat
Malaka pada tanggal 21 Desember 1971.
c. Kerja sama dan perjanjian multilateral
39
1) Kerja sama antara Indonesia dan Kanada dengan beberapa Negara Asia. Kerja sama ini
didanai oleh badan-badan
internasional seperti World Bank, ADB, UNICEF, dan UNHCR.
2) Kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi dengan negara-negara Teluk dalam bidang
ekonomi dan perdagangan. Indonesia mengimpor minyak dan nonmigas dari Negara-
negara Arab, sedangkan ekspor Indonesia adalah produk nonmigas seperti plywood,
veneer, pakaian jadi, kain tekstil, ban kendaraan, elektronik, peralatan listrik, dan
makanan.
3) Perjanjian antara Indonesia dengan negara-negara OPEC (Organization of Petroleum
Exporting Countries) tentang penetapan harga minyak pada tahun 1962, di mana
Indonesia menjadi salah satu negara anggota OPEC.

2. Menunjukkan Sikap Positif terhadap Kerja Sama dan Perjanjian Internasional


Di dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa Indonesia ikut memelihara ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,dan keadilan sosial. Salah satu cara
untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan menjalin kerja sama antarbangsa di dunia.
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa bangsa Indonesia telah banyak
melakukan bentuk kerja sama dan perjanjian internasional dengan negara-negara dan organisasi
internasional dalam berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial budaya, politik, dan pertahanan
keamanan, yang tentunya dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan nasional
pada khususnya, dan bagi perdamaian dunia pada umumnya.
Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia seyogyanya menunjukkan sikap positif
terhadap kerja sama dan perjanjian internasional yang dibangun Indonesia dengan negara-negara
lain. Perwujudan sikap positif bangsa Indonesia dapat dilihat pada beberapa contoh berikut.
a. Penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) tahun 1955 yang melahirkan semangat dan
solidaritas negara-negara Asia-Afrika untuk saling bekerja sama dalam membangun tata
dunia baru yang adil, damai, dan sejahtera.
b. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan Nonblok pada tahun 1961
untuk membantu meredakan ketegangan dunia akibat adanya perang dingin antara Blok Barat
dan Blok Timur serta meredakan konflik-konflik di kawasan Asia dan Afrika.
40
c. Indonesia aktif dalam merintis dan mengembangkan organisasi kerja sama di kawasan Asia
Tenggara (ASEAN) sejak tahun 1967 hingga sekarang.
d. Mendukung pembentukan pasar bebas di Asia Tenggara (AFTA), di kawasan Asia Pasifik
(APEC), serta zona aman dari bahaya nuklir di Asia Tenggara (ZOPFAN).
e. Indonesia secara konsisten dalam setiap forum internasional menyerukan kepada dunia
internasional tentang pentingnya dunia aman dari nuklir, kemerdekaan bagi segala bangsa,
serta menentang segala bentuk kolonialisme, imperialisme, dan terorisme internasional.

3. Mendukung Kerja Sama dan Perjanjian Internasional yang Bermanfaat bagi Indonesia
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia yang berkewajiban untuk
mewujudkan perdamaian serta tata kehidupan dunia yang tertib dan jauh dari tekanan-tekanan
bangsa yang kuat. Untuk itu, persahabatan antarbangsa merupakan landasan yang kuat karena
merupakan dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Di samping itu, adanya keyakinan bahwa
setiap negara memiliki kedaulatan yang harus dihormati oleh setiap negara di dunia menjadi
dasar untuk menciptakan perdamaian.
Berdasarkan hal tersebut, seluruh rakyat harus memiliki komitmen untuk mendukung
kerja sama dan perjanjian internasional yang bermanfaat bagi Indonesia karena dalam kerja sama
dan perjanjian yang diadakan itu terdapat banyak manfaat yang diperoleh, antara lain:
a. Bertambah pesatnya pertumbuhan ekonomi.
b. Meningkatnya kesejahteraan rakyat.
c. Semakin tingginya pendidikan masyarakat dan profesionalisme.
d. Semakin baiknya tingkat kesehatan masyarakat.
e. Semakin pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. Semakin banyaknya kunjungan wisatawan mancanegara.
Adapun bentuk dukungan rakyat terhadap kerja sama dan perjanjian internasional yang
bermanfaat tersebut di antaranya sebagai berikut.
a. Ikut mensukseskan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat internasional, misalnya
pertemuan kepala-kepala negara, konferensi, kunjungan kenegaraan, dan sebagainya.
b. Berpikir dan bertindak positif, artinya selalu berpegang pada aturan-aturan yang berlaku.
c. Setiap warga negara hendaknya menghormati dan melaksanakan hasil kesepakatan bersama,
tidak melakukan tindakan yang sewenang-wenang.

41
d. Mensyukuri hasil-hasil positif yang telah dicapai dari adanya kerja sama dan perjanjian
internasional, dengan cara memelihara dan memanfaatkan dengan baik sarana dan prasarana
pembangunan yang ada.

TUGAS KOMPETENSI 5
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Tuliskan masing-masing contoh bentuk kerja sama bilateral, regional, dan multilateral
yang pernah dilakukan Indonesia!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
2. Tuliskan masing-masing contoh bentuk perjanjian bilateral, regional, dan multilateral yang
pernah dilakukan Indonesia!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
3. Berikan tiga contoh perwujudan sikap positif bangsa Indonesia terhadap kerja sama dan
perjanjian internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
4. Manfaat apa saja yang diperoleh Indonesia dari hasil kerja sama dan perjanjian internasional?
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
5. Berikan tiga contoh bentuk partisipasi rakyat terhadap kerja sama dan perjanjian internasional!
42
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

B. Carilah dari berbagai koran, majalah, atau tabloid tentang organisasi-organisasi internasional
yang melakukan perjanjian dengan negara Indonesia. Kemudian buatlah kliping dan analisis-
lah setiap isi perjanjian tersebut!

UJI KOMPETENSI
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Hubungan internasional terjadi karena ….
a. Adanya saling ketergantungan dalam kehidupan antarnegara
b. Adanya kemajuan ilmu dan teknologi yang sangat pesat
c. Perkembangan ekonomi pasar
d. Adanya ketergantungan negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju
e. Adanya ketegangan dunia akibat Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur
2. Hubungan internasional dapat terwujud dalam berbagai bentuk, misalnya kunjungan
wisatawan, transaksi perdagangan di antara pengusaha, dan sebagainya. Hubungan yang
demikian merupakan wujud nyata hubungan yang bersifat ….
a. hubungan individual d. hubungan antar kelompok
b. hubungan kolektif e. hubungan antarnegara
c. hubungan kelompok
3. Hubungan internasional lebih sesuai untuk mencakup segala macam hubungan antarbangsa
kelompok-kelompok bangsa dalam masyarakat dunia. Pengertian ini dikemukakan oleh ….
a. Suwardi Wiraatmadja d. Mochtar kusumaatmadja
b. Warsito Sunaryo e. Hugo de Groot
43
c. Charles A. Mc. Clelland
4. Seorang ahli hubungan internasional yang dianggap sebagai Bapak Hukum Internasional
adalah ….
a. Mochtar Kusumaatmadja d. J.G. Starke
b. Oppenheimer Lauterpacth e. Hugo de Groot
c. G. Schwarzenberger
5. Berikut ini adalah beberapa tujuan kerja sama antarnegara, kecuali ….
a. Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara
b. Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial
c. Menciptakan saling pengertian antar bangsa
d. Membina dan menegakkan perdamaian dunia
e. Setiap negara dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
6. Asas yang menyatakan bahwa setiap warga negara di mana pun berada tetap mendapat
perlakuan hukum dari negaranya disebut asas ….
a. Asas territorial d. Asas egality rights
b. Asas kebangsaan e. Asas courtesy
c. Asas kepentingan umum
7. Hubungan internasional sangat diperlukan dalam hal-hal berikut, kecuali ….
a. Untuk menjamin kepentingan nasional
b. Untuk mewujudkan kerja sama internasional
c. Untuk mengembangkan pembangunan
d. Untuk mengembangkan persaingan kekuatan internasional
e. Untuk memelihara keamanan dan perdamaian dunia
8. Contoh bentuk kerja sama internasional di bidang ekonomi adalah ….
a. FAO b. ILO c. IRO d. WHO e. UNICEF
9. Perundingan yang tidak resmi disebut ….
a. talk c. diplomatic conference e. lobby
b. corridor talk d. diplomasi
10. Istilah lain dari perjanjian internasional adalah modus vivendi. Modus vivendi lahir karena ….
a. Negara memperluas hubungan kerja sama
b. Negara yang sedang bersengketa
44
c. Perjanjian yang baru dirintis
d. Peningkatan status diplomatik
e. Pemulihan hubungan diplomatik yang sedang putus
11. Law making treaty merupakan suatu bentuk perjanjian yang sifatnya ….
a. memaksa c. tertutup e. terbuka
b. mengikat d. terbatas
12. Menurut Pasal 11 ayat 1 UUD 1945, membuat perjanjian dengan negara lain merupakan
kekuasaan dari ….
a. Presiden sebagai mandataris MPR d. DPR sebagai lembaga legislatif
b. Presiden sebagai kepala pemerintah e. Presiden dan DPR
c. Presiden sebagai kepala egara
13. Penggolongan perjanjian internasional menurut fungsinya adalah ….
a. perjanjian yang membentuk hukum dan politik
b. perjanjian yang bersifat khusus dan batas wilayah
c. perjanjian yang bersifat sederhana dan penting
d. perjanjian yang membentuk hukum dan bersifat khusus
e. perjanjian dari segi politis, ekonomi, dan hukum
14. Berikut ini sebab-sebab perjanjian internasional dapat berakhir, kecuali ….
a. telah tercapai tujuan perjanjian d. salah satu peserta perjanjian punah
b. habis masa berlakunya e. karena persetujuan dari para peserta
c. perundingan tidak dihadiri kepala egara untuk mengakhiri perjanjian
15. Peranan WHO dalam lingkungan Dewan Ekonomi Sosial PBB adalah ….
a. meningkatkan kesejahteraan anak
b. membebaskan semua rakyat dari kemiskinan
c. meningkatkan kesehatan bagi semua rakyat
d. memajukan pendidikan dan kebudayaan
e. menetapkan standar upah minimum
16. Contoh pelaksanaan politik luar negeri RI yang bebas aktif berdasarkan Pancasila adalah ….
a. ikut campur dalam urusan negara lain
b. pengiriman pasukan perdamaian ke timur tengah
c. menghimpun negara berkembang untuk menentang negara maju
45
d. memberi bantuan senjata kepada negara yang sedang bersengketa
e. melibatkan diri dalam salah satu blok negara-negara di dunia
17. Proses terjadinya perjanjian internasional dibagi dalam tiga tahap, yaitu ….
a. perundingan, penandatanganan, dan pengesahan
b. perundingan, pengesahan, dan penandatanganan
c. penjajakan, penandatanganan, dan ratifikasi
d. penjajakan, ratifikasi, dan penandatanganan
e. perundingan, pengesahan, dan ratifikasi
18. Dalam melaksanakan tugasnya, korps diplomatik maupun konsuler harus sejalan dengan ….
a. kepentingan umum d. egar internasional
b. kepentingan nasional e. kepentingan nasional dan internasional
c. kepentingan internasional
19. Lembaga PBB yang memberikan rekomendasi tindakan-tindakan yang perlu dilakukan
untuk penyelesaian sengketa secara damai adalah ….
a. Majelis Umum c. Mahkamah Internasional e. Komisi
b. Dewan Keamanan d. Sekretariat Jenderal Internasional
20. Manfaat yang dapat kita peroleh sebagai anggota PBB adalah ….
a. masuknya wisatawan asing ke Indonesia
b. dapat mengenal budaya bangsa lain
c. menyelesaikan sengketa masalah Irian Barat
d. mendapatkan bantuan pinjaman dari negara lain
e. memperlancar hubungan negara lain

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Kemukakan pengertian, tujuan, dan pokok-pokok politik luar negeri Indonesia yang bebas
dan aktif!
Jawab:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
46
2. Jelaskan pengertian perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral, serta berikan masing-
masing sebuah contoh!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
3. Tuliskan sebab-sebab pembatalan suatu perjanjian internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
____________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
4. Apakah tugas pokok perwakilan diplomatik Indonesia?
Jawab:
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
5. Uraikan salah satu organisasi internasional nonpemerintah yang kamu ketahui!
Jawab:
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
6. Apakah menurut Anda kerja sama antarbangsa dan negara saat ini sudah berjalan dengan baik?
Jawab:
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
47
7. Jelaskan prinsip-prinsip yang harus dipegang teguh dalam melaksanakan kerja sama internasional
Jawab:
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fungsi arbirase dan negosiasi yang dilakukan oleh PBB!
Jawab:
_____________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________
______________________________________________________________________________
9. Dalam menghadapi krisis ekonomi, Indonesia telah melakukan kerja sama dengan PBB melalui
badan khusus yang bernama IMF. Bagaimana pandangan Anda terhadap kerja sama tersebut.
Jawab:
10. Berilah penjelasan tentang Pasukan Perdamaian PBB dalam kolom berikut ini!
No Pasukan PBB Penjelasan
.

48
1. UNEF ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………....
2. UNDOF
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. INFICYP
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. UNMOGIP ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. UNTSO
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
6. UNOC
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
7. ICCS ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
8. UNPROFOR
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
9. UNIKOM
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
10. UNAMIC ………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

C. Berilah tanda centang ( V ) dalam kolom skala sikap berikut ini dan tuliskan alasan Anda!
Sikap
49
No Pernyataan Alasan
SS S RR TS
.
1. Indonesia tidak lagi menganut sistem
politik luar negeri bebas aktif karena
sudah tidak ada lagi peran dingin
antara Amerika dan Uni Soviet.

2. Keadaan ekonomi yang sedang ter-


puruk membuat Indonesia harus
selalu tunduk pada negara besar
seperti AS.

3. Tingkat kemakmuran suatu negara


mempengaruhi posisinya dalam
hubungan internasional.

4. Hubungan internasional membeikan


pengaruh pada keadaan politik di
dalam negeri.

5. Pada beberapa konflik seperti invasi


Israel ke Libanon, PBB tidak dapat
berperan secara maksimal sebagai
penjaga perdamaian dunia.

Keterangan:
SS = Sangat Setuju S = Setuju RR = Ragu-ragu TS = Tidak Setuju

50
BAB 2
SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL

Standar Kompetensi:
5. Menganalisis sistem hukum dan peradilan internasional
Kompetensi Dasar:
Mendeskripsikan sistem hukum dan peradilan internasional
Menjelaskan penyebab timbulnya sengketa internasional dan cara penyelesaian oleh
Mahkamah Internasional
Menghargai putusan Mahkamah Internasional

A. HUKUM INTERNASIONAL DAN PERADILAN INTERNASIONAL


1. Pengertian Hukum Internasional
Menurut sejarahnya, hukum internasional bersumber dari hukum romawi yang disebut ius
gentium. Orang romawi memiliki dua hukum yaitu ius civile dan ius gentium.
a. Ius civile adalah hukum yang berlaku atau mengatur hubungan antarorang Romawi.
b. Ius gentium adalah hukum yang berlaku atau mengatur hubungan antara orang Romawi dan
orang asing atau bukan orang Romawi.
Dari istilah ius gentium ini kemudian berkembang istilah ius enter gentes, artinya yang
berlaku antarmasyarakat atau hukum antarbangsa. Ius gentium dan ius enter gentes kemudian
diterjemahkan menjadi volkerrecht dalam bahasa Jerman, droit de gens dalam bahasa Prancis,
dan law of nations (international law) dalam bahasa Inggris.
Pengertian hukum internasional telah dikemukakan oleh para ahli, di antaranya:
a. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, SH. LL.M. memberikan pengertian hukum internasional
sebagai asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara
antara negara dan negara; serta negara dan subjek hukum lain bukan negara atau subjek
hukum bukan negara satu sama lain.
b. Sugeng Istanto mengemukakan bahwa hukum internasional adalah ketentuan hukum yang
berlakunya dipertahankan oleh masyarakat internasional.
c. Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa hukum internasional adalah hukum yang mengatur
perhubungan hukum antara berbagai bangsa di berbagai negara.
51
d. Sam Suhaedi berpendapat bahwa hukum internasional merupakan himpunan aturan-aturan,
norma-norma dan asas yang mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat internasional.
e. J.G. Starke berpendapat bahwa hukum internasional adalah sekumpulan hukum (body of law)
yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam hubungan
antarnegara.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum internasional adalah keseluruhan
kaidah-kaidah dan asas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas
negara-negara, antara negara dengan negara, dan antara negara dengan subyek hukum lain.
Berdasarkan pengertian tersebut, hukum internasional dibedakan menjadi hukum perdata
internasional dan hukum publik internasional.
a. Hukum perdata internasional adalah hukum internasional yang mengatur hubungan hukum
antara warga negara suatu negara dengan warga negara dari negara lain (hukum antarbangsa).
b. Hukum publik internasional adalah hukum internasional yang mengatur negara yang satu
dengan negara yang lain dalam hubungan internasional (hukum antarnegara).
Di samping itu, terdapat pembagian hukum internasional lainnya, yaitu hukum
internasional umum, hukum internasional regional, dan hukum internasional khusus.
a. Hukum internasional umum adalah hukum yang berlaku umum.
b. Hukum internasional regional adalah hukum internasional yang terbatas lingkungan
berlakunya pada region (bagian dunia) tertentu. Contohnya, hukum internasional Eropa,
hukum internasional Amerika Latin, dan sebagainya.
c. Hukum internasional khusus adalah hukum internasional yang hanya berlaku pada negara-
negara tertentu dan terbatas pada suatu region. Contoh, Konvensi Eropa mengenai Hak Asasi
Manusia.

2. Asas-asas Hukum Internasional


Setiap hukum yang berlaku di suatu negara, termasuk hukum internasional, baik yang
bersifat publik maupun perdata, memiliki asas-asas atau prinsip-prinsip yang tegas dan jelas.
a. Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerah atau wilayahnya. Menurut asas
ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di wilayahnya.
b. Asas Kebangsaan

52
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut asas ini,
setiap warga negara, di mana pun dia berada, tetap mendapatkan perlakuan hukum dari
negaranya.
c. Asas Kepentingan Umum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut asas ini, negara dapat menyesuaikan diri dengan
semua keadaan dan peristiwa yang bersangkut paut dengan kepentingan umum.
d. Ne Bis In Idem
Merupakan salah satu asas dalam hukum pidana internasional. Maksud dari asas ini
adalah sebagai berikut.
1) Tidak seorang pun dapat diadili sehubungan dengan perbuatan kejahatan yang untuk itu yang
bersangkutan telah diputus bersalah atau dibebaskan, kecuali apabila dalam statute karena
keadaan tertentu ada ketentuan yang memunglkinkan untuk itu.
2) Tidak seorang pun dapat diadili di pengadilan lain untuk kejahatan dimana orang tersebut
telah dihukum atau dibebaskan oleh pengadilan pidana internasional.
3) Tidak seorang pun yang telah diadili oleh suatu pengadilan di suatu negara mengenai
perbuatan yang dilarang berdasarkan Pasal 6, 7, dan 8 boleh diadili berkenaan dengan
perbuatan yang sama, kecuali kalau proses perkara dalam pengadilan oleh negara tertentu.
e. Asas Pact Sunt Servanda
Asas ini menyatakan bahwa setiap perjanjian yang telah disepakati bersama harus ditaati
dan dilaksnakan oleh semua pihak tanpa ada pengingkaran.
f. Asas Jus Cogenst
Asas ini menyatakan bahwa setiap perjanjian internasional dapat batal demi hukum jika
pada pembentukannya bertentangan dengan suatu kaidah dasar dari hukum internasional umum.
g. Asas Inviolabity dan Immunity
Asas inviolability artinya seorang pejabat diplomatic tidak dapat ditangkap atau ditahan
oleh alat perlengkapan negara penerima. Asas immunity berarti pejabat diplomatik kebal terhadap
yurisdiksi dari hukum negara penerima, baik hukum pidana, hukum perdata, maupun hukum
adminitrasi.

53
3. Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum internasional dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber hukum material
dan sumber hukum formal. Sumber hukum material adalah sumber hukum yang membahas dasar
berlakunya hukum suatu negara, sedangkan sumber hukum formal adalah sumber dari mana kita
mendapatkan atau menemukan ketentuan-ketentuan hukum internasional.
Menurut Pasal 38 ayat 1 Piagam Mahkamah Internasional bahwa sumber hukum
internasional yang dipakai oleh mahkamah dalam mengadili perkara-perkara internasional adalah
sebagai berikut.
a. Perjanjian internasional (international conventions), baik yang bersifat umum maupun
khusus.
b. Kebiasaan internasional (international costum), yang terbukti dalam praktek umum dan
diterima sebagai hukum.
c. Prinsip-prinsip hukum umum (general principles law) yang diakui oleh negara-negara
beradab.
d. Keputusan pengadilan (judicial decisions) dan ajaran-ajaran para ahli hukum internasional
dari berbagai negara yang merupakan sumber tambahan untuk menentukan hukum.
e. Pendapat-pendapat para ahli terkemuka.

4. Subyek Hukum Internasional


Subyek hukum internasional adalah pemegang segala hak dan kewajiban menurut hukum
internasional, yang meliputi:
a. Negara
Negara dianggap sebagai subyek utama hukum internasional. Negara yang menjadi subyek
hukum internasional adalah negara yang merdeka, berdaulat, dan tidak merupakan bagian dari
suatu negara.
b. Tahta Suci (Vatikan)
Yaitu Gereja Katolik Roma yang diwakili oleh Paus di Vatikan. Tahta Suci memiliki
perwakilan diplomatik di banyak ibu kota negara.
c. Palang Merah Internasional
Kedudukan Palang Merah Internasional sebagai subyek hukum internasional diperkuat
dengan beberapa perjanjian, di antaranya Konvensi Jenewa tentang perlindungan korban

54
perang.
d. Organisasi Internasional
Kedudukan organisasi internasional sebagai subyek hukum internasional tidak disangsikan
lagi. Organisasi internasional dapat melakukan hubungan dengan subyek hukum lain
misalnya dengan negara. Organisasi tersebut misalnya PBB, OPEC, ASEAN, MEE, dan
sebagainya.
e. Individu
Dalam kasus tertentu dan terbatas, individu dapat menjadi subyek hukum internasional.
Mereka adalah individu yang dikualifikasi sebagai pelaku tindak kejahatan internasional,
pelaku kejahatan kemanusiaan, dan penjahat perang, termasuk di dalamnya para pembajak
dan bajak laut. Selain itu, individu para perwakilan suatu negara, para turis, pelajar, musisi
yang sedang berkunjung ke negara lain, dan wakil olahraga.
f. Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
Menurut hukum perang, pemberontak dapat memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak
yang bersengketa dalam beberapa keadaan tertentu, misalnya mereka memiliki hak yang
sama untuk menentukan nasibnya sendiri, hak secara bebas memilih sistem ekonomi, politik,
dan sosial sendiri, serta hak menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang
didudukinya.

5. Lembaga Peradilan Internasional


a. Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional adalah organ peradilan tertinggi bangsa-bangsa di dunia dan
berkedudukan di Den Haag, Belanda. Setiap anggota PBB dengan sendirinya menjadi anggota
Mahkamah Internasional. Mahkamah ini mempunyai dua tanggung jawab pokok. Pertama, harus
melakukan peradilan atas kasus-kasus yang diajukan kepadanya oleh negara-negara anggota.
Kedua, memberikan pendapat yang bersifat nasehat kepada Sidang Umum atau dewan Keamanan
atas permintaan.
Kewenangan Mahkamah Internasional untuk memutuskan sengketa diatur dalam Piagam
Mahkamah Internasional dan dikenal sebagai kewenangan constentious. Menurut Pasal 93 ayat 1
Piagam Mahkamah Internasional, hanya negara-negara anggota yang dapat menjadi pihak dalam
perkara contentious dan wewenang Mahkamah Internasional dalam kasus ini tergantung pada

55
persetujuan negara-negara yang bersangkutan. Sedangkan pada ayat 2 menyatakan bahwa
“Negara yang bukan anggota PBB boleh menjadi peserta dari Piagan Mahkamah Internasional
sesuai syarat-syarat yang ditetapkan oleh Majelis Umum atas anjuran Dewan Keamanan”.
Mahkamah Internasional mengadili masalah yang berkenaan dengan perselisihan kepentingan
dan perselisihan hukum.
b. Pengadilan Internasional
Dalam penyelenggaraan Pengadilan Internasional, setiap negara anggota PBB tidak
diwajibkan membawa masalah perelisihan yang mereka hadapi ke pengadilan, kecuali bagi
negara-negara yang telah menandatangani optional clause. Ketentuan tersebut dicantumkan
dalam Pasal 36 ayat 2 Piagam Mahkamah Internasional yang menyatakan bahwa negara-negara
peserta Piagam Mahkamah Internasional dapat menerangkan bahwa mereka mengakui kekuasaan
Mahkamah Internasional sebagai kekuasaan yang mengikat berdasar hukum dan dapat tidak
mengikat berdasarkan perjanjian istimewa.
Dalam hal ini, hubungan hukum internasional mengenai proses perkara berdasarkan surat
gugatan. Dengan adanya optional clause menunjukkan langkah penting menuju suatu pengadilan
internasional wajib, walaupun penandatanganan dari negara-negara anggota hanya mengenai
perselisihan hukum saja.

TUGAS KOMPETENSI 6
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan pengertian hukum internasional menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H.!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
2. Tuliskan dan jelaskan asas-asas hukum internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
56
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
3. Kemukakan dua sumber hukum internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
4. Tuliskan dan jelaskan lima subyek hukum internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
5. Jelaskan dua lembaga peradilan internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

B. Masalah TKI merupakan masalah klasik yang terjadi berlarut-larut pada hubungan bilateral
antara Indonesia dan Malaysia. Menurut pendapat Anda, apa penyebab dan bagaimana
penyelesaian masalah tersebut? Carilah artikel dari koran, majalah, atau internet yang
berhubungan dengan fakta di atas dan laporkan hasilnya secara tertulis!

57
B. PENYEBAB SENGKETA INTERNASIONAL DAN CARA PENYELESAIAN OLEH
MAHKAMAH INTERNASIONAL
1. Sebab-sebab Timbulnya Sengketa Internasional
Setiap negara pasti memiliki kebutuhan-kebutuhan atau kepentingan-kepentingan yang
berbeda satu dengan lainnya. Secara garis besar, kebutuhan-kebutuhan itu meliputi kebutuhan
fisiologis, ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Mereka menganggap
bahwa kebutuhan-kebutuhan tersebut sangat vital sehingga untuk mendapatkannya kadang-
kadang harus melalui konflik atau sengketa. Pada hakikatnya sengketa internasional merupakan
sengketa yang terjadi antarnegara.
Beberapa penyebab timbulnya sengketa internasional antara lain sebagai berikut.
a. Segi politik, yaitu sengketa internasional yang dipicu oleh kepentingan saling berebut
pengaruh ideologi dan politik. Misalnya, antara negara-negara blok barat (liberal) dengan
negara-negara blok timur (komunis).
b. Segi batas wilayah (laut territorial dan batas daratan), yaitu sengketa antarnegara yang dipicu
oleh klaim suatu negara terhadap sebuah wilayah yang berada di wilayah negara lain atau
ketika batasnya dipersengketakan. Misalnya, sengketa antara Indonesia dengan Malaysia
mengenai masalah pulau Sipadan dan Ligitan.
c. Segi ekonomi, yaitu sengketa internasional yang dipicu oleh perebutan sumber daya alam.
Misalnya, sengketa antara Indonesia dengan Malaysia mengenai blok Ambalat karena sumber
minyak bumi yang terdapat di wilayah itu.
d. Segi sosial dan budaya, yaitu sengketa internasional yang disebabkan oleh perbedaan latar
belakang suku bangsa, agama, dan budaya. Misalnya, Masalah Bosnia-Herzegovina mengenai
pertikaian etnis dan agama.
e. Segi pertahanan dan keamanan, yaitu sengketa internasional yang terjadi karena masing-
masing pihak mempertahankan daerahnya atau kekuasaannya. Misalnya, Irak menyerang dan
menduduki Kuwait, kemudian diserang oleh pasukan Amerika Serikat dan pasukan
multinasional.

2. Cara-cara Penyelesaian Sengketa Internasional


a. Metode-metode diplomatik

58
1) Negosiasi, merupakan metode penyelesaian sengketa paling tradisional dan sederhana. Dalam
negosiasi, penyelesaian sengketa tidak melibatkan pihak ketiga. Pada dasarnya, negosiasi
hanya berpusat pada diskusi yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait dan apabila jalan keluar
ditemukan, maka akan berlanjut pada pemberian konsesi dari tiap pihak kepada pihak
lawannya.
2) Mediasi, merupakan bentuk lain dari negosiasi. Perbedaannya, negosiasi melibatkan pihak
ketiga yang bertindak sebagai mediator.
3) Inquiry, yaitu penyelesaian sengketa dengan cara membentuk sebuah komisi atau badan yang
bersifat internasional untuk mencari dan mendengarkan semua bukti yang relevan dengan
permasalahan.
4) Konsiliasi, merupakan metode penyelesaian sengketa internasional dalam suatu komisi yang
dibentuk oleh pihak-pihak baik yang sifatnya permanent atau sementara berkaitan dengan
proses penyelesaian sengketa. Dalam konsiliasi, pencarian fakta bukanlah hal yang mutlak
harus ada.
b. Metode-metode legal
Metode ini merupakan cara penyelesaian sengketa internasional secara yudisial (hukum)
dalam hukum internasional, yang tentu saja berbeda dengan sistem hukum nasional. Adapun
cara-cara penyelesaian sengketa internasional melalui metode legal sebagai berikut.
1) Arbitrase, secara tradisional digunakan bagi persoalan-persoalan hukum persengketaan
mengenai perbatasan dan wilayah. Arbitrase memberikan keleluasaan bagi para pihak yang
bersengketa untuk menentukan proses perkara.
2) Mahkamah Internasional, merupakan pengadilan yang memiliki yurisdiksi atas berbagai
macam persoalan internasional. Mahkamah Internasional berwenang untuk memutuskan
suatu kasus melalui persetujuan dari semua pihak yang bersengketa.
3) Pengadilan-pengadilan lainnya yang dibentuk oleh organisasi internasional dan perjanjian
internasional. Misalnya, WTO (World Trade Organization) memiliki sistem peradilan
tersendiri dalam penyelesaian sengketa perdagangan internasional, dan pengadilan yang
didirikan berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 untuk menangani persoalan-persoalan
hukum laut, dan Mahkamah Kejahatan Internasional (International Criminal Court) yang
didirikan secara resmi pada tahun 2002 yang memiliki kekuasaan melakukan investigasi dan
menghukum penjahat perang.
59
3. Peranan Mahkamah Internasional dalam Penyelesaian Sengketa Internasional
Berbicara masalah peranan Mahkamah Internasional tidak lepas dari kedudukannya
sebagai organ hukum utama PBB. Lembaga ini bertugas memutuskan kasus hukum antarnegara
dan memberikan pendapat hukum bagi PBB dan lembaga-lembaganya tentang hukum
internasional.
Sengketa bisa dibawa ke Mahkamah Internasional dalam dua cara. Pertama, melalui
kesepakatan khusus antarpihak dimana seluruh pihak setuju mengajukan persoalan kepada
Mahkamah Internasional. Kedua, melalui permohonan sendiri oleh suatu pihak yang bertikai. Ini
terjadi jika pemohon percaya bahwa lawannya diwajibkan oleh syarat traktat tertentu untuk
menerima yurisdiksi Mahkamah Internasional dalam hal sengketa. Pernyataan ini dikenal sebagai
menerima yurisdiksi wajib (compulsory jurisdiction). Setelah permohonan diajukan, maka
diadakan pemeriksaan perkara. Pemeriksaan perkara dilakukan melalui: (1) pemeriksaan naskah
dan pemeriksaan lisan untuk menjamin setiap pihak dalam mengemukakan pendapatnya;
(2) sidang-sidang mahkamah terbuka untuk umum, sedangkan sidang-sidang arbitrase tertutup.
Rapat-rapat hakim mahkamah diadakan dalam sidang tertutup.
Mahkamah Internasional mengeluarkan keputusan dengan menerapkan hukum
internasional yang berasal dari traktat, praktik-praktik yang diterima secara luas sebagai hukum
(kebiasaan), dan prinsip-prinsip umum yang ditemukan dalam sistem hukum utama dunia.
Mahkamah Internasional juga merujuk pada keputusan hukum di masa lalu atau tulisan para ahli
dalam bidang hukum internasional. Keputusan Mahkamah Internasional yang harus meliputi
alasan keputusan, adalah final dan mengikat, serta tidak bisa ditinjau ulang. Dewan Keamanan
PBB diberi wewenang untuk mengambil segala tindakan yang perlu untuk menegakkan
keputusan Mahkamah Internasional jika para pihak yang bersengketa tidak mampu
melaksanakannya sendiri.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan Mahkamah Internasional dalam menyelesaikan
sengketa internasional antara lain:
a. Membentuk Komisi Jasa Baik.
b. Konsiliasi.
c. Komisi Penyidik.
d. Perwakilan (arbitrasi) Mahkamah Internasional.

60
TUGAS KOMPETENSI 7
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan sebab-sebab timbulnya sengketa internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
2. Jelaskan cara-cara menyelesaikan sengketa internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
3. Pada saat ini, hukum internasional sering dilanggar oleh beberapa negara yang kurang
mengindahkan berlakunya hukum internasional. Misalnya, penculikan, terorisme,
penyerangan terhadap kedutaan besar, ataupun kejadian lain yang melanggar hukum
internasional. Menurut Anda, faktor-faktor apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi dan
upaya apa yang harus dilakukan untuk menanggulanginya?
Jawab:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
61
__________________________________________________________________________

4. Berilah contoh beberapa sengketa internasional dan penyelesaiannya!


Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
5. Uraikan prosedur penyelesaian sengketa internasional melalui Mahkamah Internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

B. Carilah berita di koran atau majalah tentang sengketa Blok Ambalat antara Indonesia dan
Malaysia. Dari data yang Anda peroleh tentukanlah pihak mana yang lebih berhak atas blok
tersebut secara faktual dan yuridis. Buatlah laporan Anda!

62
C. MENGHARGAI PUTUSAN MAHKAMAH INTERNASIONAL
Mahkamah Internasional memutuskan sengketa berdasarkan hukum. Keputusan dapat
dilakukan berdasarkan kepantasan dan kebaikan apabila disetujui oleh negara yang bersengketa.
Keputusan Mahkamah Internasional berdasarkan suara mayoritas hakim. Apabila jumlah suara
sama maka keputusan ditentukan oleh ketua Mahkamah Internasional.
Keputusan Mahkamah Internasional bersifat mengikat, final, dan tanpa banding.
Keputusan Mahkamah Internasional mengikat para pihak yang bersengketa dan hanya untuk
perkara yang disengketakan. Menurut Pasal 94 Piagam PBB bahwa:
a. Tiap-tiap negara anggota PBB harus melaksanakan keputusan Mahkamah Internasional dalam
sengketa.
b. Jika suatu negara yang bersengketa tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban yang
dibebankan oleh Mahkamah Internasional, negara pihak lain dapat mengajukan persoalannya
kepada Dewan Keamanan. Kalau perlu, dapat membuat rekomendasi-rekomendasi atau
memutuskan tindakan-tindakan yang akan diambil supaya keputusan tersebut dilaksanakan.
Kita sebagai bangsa yang demokratis, bangsa yang suka menghormati pendapat orang lain
dan pendapat negara lain, dan mematuhi aturan-aturan yang telah ditetapkan bersama, sudah
sepatutnya menghargai dan mendukung sepenuhnya semua keputusan Mahkamah Internasional
yang telah ditetapkan.
Sebagai contoh nyata dari bentuk dukungan negara Indonesia terhadap keputusan
Mahkamah Internasional dapat dilihat dari sikap dan tindakan bangsa Indonesia dalam
menyelesaikan kasus pulau Sipadan dan Ligitan antara Indonesia dan Malaysia. Dengan
berlapang dada dan penuh sportivitas, negara Indonesia menerima dan menghormati keputusan
Mahkamah Internasional yang telah memutuskan bahwa Malaysia berhak memiliki dua pulau
tersebut.

TUGAS KOMPETENSI 8
A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Menurut pendapat Anda, factor apakah yang sering menyebabkan terjadinya konfllik
Antarnegara dan bagaimana cara menyelesaikannya?
63
Jawab:
_________________________________________________________________________
2. Mengapa kerja sama internasional harus berlandaskan suatu perjanjian internasional?
Jawab:
_________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
3. Masalah nuklir merupakan salah satu isu penting dalam hubungan internasional dewasa ini.
Bagaimana seharusnya pemanfaatan energi nuklir tanpa menimbulkan ketegangan dunia?
Jawab:
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
4. Tuliskan tiga contoh pelanggaran hak asasi manusia internasional yang terjadi selama ini!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
5. Tindakan-tindakan apakah yang dapat dilakukan terhadap suatu Negara yang bersengketa
yang tidak mau melaksanakan keputusan Mahkamah Internasional?
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

B. Carilah dari berbagai sumber tentang sengketa internasional yang melibatkan Indonesia dan
bagaimana cara penyelesaiannya, serta apa hasil keputusannya. Laporkan hasilnya kepada
gurumu!

64
UJI KOMPETENSI
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Hukum internasional yang berperan untuk menjaga ketertiban dunia tercantum dalam ….
a. Perjanjian Pemanfaatan Benua Antartika secara Damai
b. Piagam PBB pasal 1 tentang perdamaian dunia
c. Deklarasi Bandung dan Kongres Asia-Afrika
d. Deklarasi ASEAN di Bangkok
e. Piagam Atlantik
2. Perhatikan beberapa sumber hukum internasional berikut.
1. yurisprudensi internasional 4. kebiasaan internasional
2. perjanjian internasional 5. konsensus internasional
3. organisasi internasional 6. doktrin internasional
Berdasarkan urutan tersebut, yang termasuk sumber hukum internasional adalah nomor ….
a. 1, 2, 3, dan 4 c. 1, 2, 5, dan 6 e. 2, 4, 5, dan 6
b. 1, 2, 4, dan 5 d. 2, 4, 1, dan 6
3. Berikut ini yang bukan merupakan bentuk hukuman terhadap negara-negara yang melakukan
hukum perang, yaitu ….
a. kecaman dari negara lain d. sanksi-sanksi ekonomi
b. diadili sebagai penjahat perang e. denda
c. pemutusan hubungan diplomatic
4. Dalam peperangan antarnegara ada beberapa hal yang harus diperhatikan semua pihak,
kecuali ….
a. pemboman terhadap sekolah d. pemboman terhadap wilayah perang
b. pemboman terhadap tempat ibadah e. tidak boleh membinasakan penduduk sipil
c. pemboman terhadap perkampungan
5. Peranan hukum internasional dalam menjaga dan memelihara ketertiban serta perdamaian
dunia adalah ….
a. mengatur keberadaan organisasi internasional
b. melarang melakukan penyerangan terhadap negara lain
65
c. sebagai pedoman hubungan antarbangsa
d. sebagai pedoman penyelesaian sengketa antarnegara
e. sebagai landasan untuk menjalin hubungan diplomatic
6. Menurut Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional, keputusan pengadilan nasional dapat
digunakan untuk menangani persoalan antarnegara tentang ….
a. perairan c. daratan e. ekstradisi warga
b. pengungsi d. perdagangan Negara
7. Dasar hukum kebiasaan internasional sebagai sumber hukum internasional ditetapkan dalam .
a. Kongres Wina tahun 1815 d. Kongres Wina tahun 1818
b. Kongres Wina tahun 1816 e. Kongres Wina tahun 1819
c. Kongres Wina tahun 1817
8. Hukum internasional secara formal terdapat dalam Piagam Mahkamah Internasional, yaitu …
a. pasal 38 ayat 4 c. pasal 6 ayat 2 e. pasal 4 ayat 2
b. pasal 3 ayat 1 d. pasal 4 ayat 3
9. Berikut ini yang bukan sumber hukum internasional adalah ….
a. yurisprudensi c. hukum tata negara e. doktrin
b. traktat d. asas hukum umum
10. Hubungan hukum perdata rakyat suatu negara dengan rakyat negara lain diatur dalam ….
a. traktat c. hukum internasional e. mahkamah
b. hukum perdata d. hukum perdata internasional internasional
11. Berikut ini yang bukan termasuk tujuan diadakannya hukum internasional adalah ….
a. keadilan antarsesama negara d. perikmanusiaan
b. agar tidak terjadi perang e. kesusilaan
c. untuk perdamaian dunia
12. Berikut ini yang bukan merupakan hal-hal yang diatur dalam hukum damai adalah ….
a. perselisihan harta benda seseorang d. pembatasan daerah dan kekuasaan
b. penyelesaian secara damai e. diadakan dan dihapuskan suatu traktat
c. hubungan diplomasi
13. Dasar hukum perjanjian internasional adalah ….
a. pasal 38 ayat 1 Piagam Mahkamah Internasional d. pasal 38 ayat 1 Piagam PBB
b. pasal 38 ayat 1 Piagam Dewan Keamanan e. pasal 38 ayat 1 Piagam Majelis
66
c. pasal 38 ayat 1 Konvensi Wina 1969 Umum
14. Berikut ini yang bukan subyek hukum internasional adalah ….
a. individu d. organisasi internasional
b. pemerintah yang berdaulat e. tahta suci di Vatikan
c. negara yang merdeka dan berdaulat
15. Asas yang menyatakan bahwa setiap perjanjian harus ditaati disebut asas ….
a. pact sunt servanda c. jus cogent e. rebus sig stantibus
b. ne bis in idem d. courtesy
16. Dalam mengadili setiap perkara, Mahkamah Internasional mempergunakan hal-hal berikut,
kecuali ….
a. prinsip hokum umum c. perjanjian internasional e. adat istiadat suatu
b. keputusan pengadilan d. kebiasaan internasional bangsa
17. Dasar hukum ratifikasi perjanjian internasional menurut UUD 1945 diatur dalam ….
a. pasal 10 b. pasal 11 c. pasal 12 d. pasal 13 e. pasal 14
18. Sumber hukum internasional yang terpenting dalam kenyataan saat ini sebagai pegangan
Mahkamah Internasional adalah ….
a. kebiasaan internasional d. keputusan hakim di suatu negara
b. perjanjian internasional e. perbandingan hukum antarnegara
c. pendapat ahli hukum internasional
19. Sumber konflik yang sering mengganggu instabilitas di kawasan Timur Tengah ialah ….
a. tidak adilnya memberikan quota haji d. konflik perbatasan antarnegara
b. sebagai sarang terorisme internasional e. temperamen masyarakat Timur Tengah
c. perebutan ladang minyak
20. Langkah awal untuk menyelesaikan sengketa melalui Mahkamah Internasional ialah ….
a. meminta bantuan pihak ketiga untuk mengadukan masalah ke Mahkamah Internasional
b. meminta bantuan kepada Dewan Keamanan untuk mempelajari obyek sengketa
c. mencari hakim yang harus ditempatkan ke Mahkamah Internasional
d. menandatangani kesepakatan bersama untuk menyerahkan penyelesaian masalah ke
Mahkamah Internasional
e. menunggu hasil pemeriksaan dan keputusan dari Dewan Keamanan

67
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan tujuan diadakan ratifikasi!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
2. Tunjukkan lima contoh sikap positif terhadap kerja sama dan perjanjian internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
3. Bagaimana proses ratifikasi hukum internasional menjadi hukum nasional?
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
4. Jelaskan peranan Mahkamah Internasional dalam menyelesaikan sengketa internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
6. Berikan dua contoh sikap menghargai putusan Mahkamah Internasional!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
7. Dapatkah Indonesia menolak hasil keputusan Mahkamah Internasional yang dianggap
merugikan kita? Berilah alasannya!
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
68
___________________________________________________________________________
8. Apa alasan yang digunakan oleh Mahkamah Internasional dalam memutuskan perkara kasus
pulau Sipadan dan Ligitan?
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
9. Mengapa negara yang terlibat sengketa dengan negara lain jarang sekali mengajukan
penyelesaian melalui Mahkamah Internasional?
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
10. Jelaskan istilah-istilah yang berhubungan dengan upaya penyelesaian sengketa internasional
berikut:
a. advisory opinion c. compulsory jurisdiction
b. compromise d. ex aeguo et bono
Jawab:
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

C. Berilah tanda centang (V) pada kolom sikap dan tuliskan alasan Anda!
No Pernyataan SS S RR TS Alasan
1. Sejauh ini Mahkamah Internasional belum
berhasil menjalankan tugasnya dengan baik.

2. Sengketa teritorial sulit diselesaikan secara


damai atau dialog.

3. Karena bersifat tidak memaksa, hukum


internasional sulit untuk diterapkan.

69
4. Dalam penyelesaian konflik internasional,
penggunaan kekerasan lebih efisien daripada
penyelesaian secara damai.

5. Akar dari semua konflik yang terjadi di dunia


adalah ketidakadilan negara-negara maju
terhadap negara-negara berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

70
Abd. Karim, Aim. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Kelas X SMA. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
Abu Bakar, Suardi, dkk. 2004. Kewarganegaraan Menuju Masyarakat Madani. Jakarta:
Yudhistira.
Affandi, Idrus. 1997. Tata Negara untuk SMA Kelas 3. Jakarta: Depdikbud.
Ahmad Rustandi & Zul Afdi Ardian. 1986. Tata Negara Jilid 1-2.Bandung: Armico.
Budiardjo, Miriam. 1984. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia
Budiyanto. 2005. Tata Negara untuk SMA. Jakarta: Erlangga.
Budiyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Hassan Wirajuda. 2004. Hubungan Internasional: Percikan Pemikiran Diplomat Indonesia.
Jakarta: Gramedia.
Huala Adolf. 2004. Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar Grafika.
Jawahir Thontowi. & Pranoto Iskandar. 2006. Hukum Internasional Kontemporer. Bandung:
Refika Aditama.
Retno Listyarti. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Rofiq, Aang W. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA/MA/SMK Kelas X. Bogor:
Regina
Sujiyanto & Muhlisin. 2007. Praktik Belajar Kewarganegaraan untuk SMA Kelas X. Jakarta:
Ganeca.
Sekretariat Jenderal MPR RI. 2005. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

KATA PENGANTAR
71
Syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun Diktat Pendidikan Kewarganegaraan
SMA untuk siswa kelas XI.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang berfokus pada pembentukan diri
peserta didik untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, kritis, terampil, dan berkarakter
sebagaimana yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, penyajian materi
pada setiap bab dalam diktat ini diramu sedemikian rupa untuk mengembangkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor siswa, serta menyesuaikan dengan tingkat kemampuan dan pemahaman
siswa.
Diktat Pendidikan Kewarganegaraan SMA untuk siswa kelas XI ini disusun berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Penulis sangat menyadari, bahwa diktat ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan diktat ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan guru yang
telah membantu penyusunan dan bersedia menggunakan diktat ini sebagai bahan ajar di sekolah.
Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada para siswa yang bersedia menggunakan diktat
ini sebagai buku penunjang dalam proses pembelajaran.
Akhirnya, penulis berharap semoga diktat ini dapat memberikan sumbangan dalam proses
belajar mengajar, khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Takalar, Desember 2010

Penulis

DAFTAR ISI
72
Halaman judul ……………………………………………………………………………….. i
Lembar Pengesahan ………………………………………………………………………….. ii
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………….. iii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………… iv

BAB 1 HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN ORGANISASI INTERNASIONAL


A. Pengertian, Pentingnya, dan Sarana-sarana Hubungan Internasional ……………. 1
B. Tahap-tahap Perjanjian Internasional …………………………………………….. 9
C. Fungsi Perwakilan Diplomatik .………………………………………………….. 21
D. Peranan Organisasi Internasional (ASEAN, AA, PBB) dalam Meningkatkan
Hubungan Internasional ………………………………………………………….. 28
E. Kerja Sama dan Perjanjian Internasional yang Bermanfaat bagi Indonesia ……… 38

BAB 2 SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL


A. Sistem Hukum dan Peradilan Internasional ……………………………………….. 49
B. Penyebab Timbulnya Sengketa Internasional dan Cara Penyelesaian oleh
Mahkamah Internasional …………………………………………………………... 56
C. Menghargai Putusan Mahkamah Internasional …………………………………… 61

73

Anda mungkin juga menyukai