Anda di halaman 1dari 20

BAB: 1.

PERAN INDONESIA DALAM MEWUJUDKAN PERDAMAIAN DUNIA


SERTA HUBUNGAN INTERNASIONAL,KERJASAMA DAN PERJANJIAN
INTERNASIONAL

A. Makna Hubungan Internasional.


1. Pengertian Hubungan Internasional
 Secara umum, hubungan internasional juga dapat diartikan sebagai hubungan yang terjalin antarnegara
dan juga individu dalam setiap negara yang bersangkutan. Hubungan ini dapat mencakup sektor politik,
sosial, ekonomi, dan seluruh sektor dalam suatu negara.
 Menurut Para Ahli pengertian Hubungan Internasional antara lain:
1) Warsito Sunaryo merupakan Hubungan internasional menurut Warsito, yakni studi mengenai
interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan sosial tertentu, meliputi negara, bangsa, maupun organisasi
negara.
2) Trygve Nathlessen merupakan hubungan internasional merupakan bagian dari ilmu politik.meliputi
politik internasional, organisasi administrasi internasional, peristiwa internasional, dan hukum
internasional.
3) Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri (Restra)
Restra mencatat bahwa hubungan internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspek
yang dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut.
4) Teuku May Rudy merupakan hubungan internasional meliputi berbagai macam hubungan atau
interaksi yang melintasi batas-batas wilayah negara dan melibatkan pelaku-pelaku yang berbeda
kewarganegaraan.
5) J.H. Wolfe, Hubungan internasional merupakan studi dari pola-pola aksi dan reaksi, di antara
negara-negara berdaulat yang diwakili oleh elit-elit yang memerintah mereka.
6) Hubungan ini di dalam Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan antarnegara atau
antarindividu dari negara yang berbeda-beda, baik berupa hubungan politis, budaya, ekonomi
ataupun hankam. Konsep ini berhubungan erat dengan subjek-subjek, seperti organisasi
internasional, diplomasi, hukum internasional dan politik internasional.
7) Hubungan Internasional dalam Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 disebut dengan hubungan
luar negeri.merupakan setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang
dilakukan oleh pemerintah di tingkat pusat dan daerah atau lembaga-lembaganya, lembaga negara,
badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga
negara Indonesia.
 Komponen-Komponen Hubungan Internasional sebagai berikut:
a. Politik internasional (international politics) merupakan kajian dari bentuk perjuangan dalam
memperjuangkan kepentingan dan kekuasaan.
b. Studi tentang peristiwa internasional (the study of foreign affair) peristiwa internasional di sini, yaitu
kajian perdamaian yang bisa menjadi sarana penghubung kepentingan antarnegara.
c. Hukum internasional (international law) merupakan Bila suatu negara ingin menjalin hubungan
internasional dengan negara lain, diperlukan hukum internasional. Hukum internasional ini berfungsi
sebagai pedoman hukum yang telah disepakati bersama.
d. Organisasi administrasi internasional (international organization of administration)Secara sederhana,
bila suatu negara ingin melakukan hubungan internasional, negara tersebut harus masuk dan
berpartisipasi dalam sebuah organisasi internasional.hubungan yang terjadi dengan melampaui batas
–batas ketatanegaraan.
 Subjek-subjek Hubungan Internasional.
a. Hubungan individual, yaitu hubungan antarpribadi atau perorangan (interpersonal) antara warga negara
suatu negara dengan warga negara dari negara lain. Individu-individu tersebut saling mengadakan
kontak-kontak pribadi sehingga timbul kepentingan timbal balik diantara keduanya. Misalnya: turis,
pelajar, mahasiswa.
b. Hubungan antar kelompok, yaitu hubungan antara kelompok-kelompok tertentu dari suatu negara
dengan kelompok – kelompok tertentu dari negara lain. Kelompok-kelompok tersebut dapat
mengadakan hubungan secara periodik, insidental maupun permanen. Misalnya hubungan
antarlembaga sosial, antarlembaga agama, antarorganisasi sosial politik.
c. Hubungan antarnegara, yaitu hubungan antar badan publik/pemerintah/lembaga negara yang dengan
negara lainnya dalam pergaulan internasional. Dalam hubungan ini negara bertindak sebagai institusi
1. Pentinganya Hubungan Internasional.

1
 Konsep hubungan internasional juga sering dianggap sebagai konsep politik luar negeri dan
hubungan luar negeri dan politik internasional antara lain:
1) Politik luar negeri adalah seperangkat cara/kebijakan/strategi yang dilakukan oleh suatu negara
untuk mengadakan hubungan dengan negara lain dengan tujuan negara serta mewujudkan
kepentingan nasional negara yang bersangkutan.
2) Hubungan luar negeri adalah keseluruhan hubungan yang dijalankan oleh suatu negara dengan
semua pihak yang tidak tunduk pada kedaulatan.
3) Politik internasional adalah politik antarnegara yang mencakup kepentingan dan
tindakan beberapa atau semua negara serta proses interaksi antarnegara maupun antarnegara
dengan organisasi internasional.
 Beberapa Faktor-Faktor yang mendorong pentingnya hubungan internasional bagi Indonesia sebagai
berikut:
1) Faktor internal, yakni saat suatu negara merasa khawatir akan terancam kelangsungan hidupnya,
baik melalui kudeta maupun intervensi dari negara lain.
2) Faktor eksternal, adalah hukum alam yang tak dapat dimungkiri bahwa suatu negara tidak dapat
berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain. Ketergantungan ini terutama
dalam hal memecahkan masalah ekonomi, politik,hukum,sosial budaya, pertahanan, dan
keamanan.
 Asas hubungan internasional yang didasarkan pada kekuasaan Negara warga negaranya menurut
resolusi PBB no 2625 tahun 1970, antara lain sebagi berikut;
1. Asas teritorial merupakan dalam hubungan internasional biasanya didasarkan pada kekuasaan
negara atas daerahnya atau suatu negara melaksanakan hukum bagisemua orang dan semua
barang yang berada di wilayah-wilayahnya.
2. Asas kebangsaan merupakan sebuah kerjasama internasional dengan dasarkan pada kekuasaan
yang dilakukan oleh setiap negara kepada seluruh elemen seluruh warga negara dan
mendapatkan perlakuan atas norma hukum dan negaranya.
3. Asas kepentingan umum dalam hubungan Internasional didasarkan pada wewenangnegara untuk
melindungi dan mengatur dalam kehidupan bermasyarakat dan negara harus menyesuaikan diri
dan semua.
4. Asas persamaan harkat, martabat dan derajat : hubungan antarbangsa hendak didasarkan atas asas
bahwa negara-negara yang berhubungan negara adalah negara yang berdaulat dan harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat oleh setiap negara yang berhubungan agar terwujud
persamaan derajat, sehingga saling menghormati dan menjaga hubungan baik dan saling
menguntungkan.
5. Asas keterbukaan merupakan hubungan antarbangsa yang erat kedua belah pihak sehingga setiap
negara yang melakukan kerjasama paham akan manfaat dan hubungan yang telah dilakukan.
 Sarana-sarana hubungan Internasional sebagai berikut:
a. Diplomasi merupakan perundingan atau metode atau cara untuk mengatur dan melaksanakan
hubungan-hubungan hubungan luar negeri.
b. Negoisasi merupakan perundingan dua arah dalam menyelesaikan masalah antar negara tanpa
melibatkan pihak ketiga.
c. Lobby merupakan suatu kegiatan politik yang mempengaruhi satu sama lain
d. Propoganda merupakan suatu upaya yang diatur secara sistematis dengan tujuan untuk
mempengaruhi pola pikir, pendapat, emosi dan tindakan suatu kelompok masyarakat demi
mencapai kepentingan masyarakat dari berbagai saluran.
e. Ekonomi merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dikesampingkan memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam kehidupan suatu negara.
f. Kekuatan Militer merupakan dapat meningkatkan kepercayaan diri suatu negara di dunia
internasional dan menjadi kuat dalam hubungan internasional.
B. Politik Luar Negeri Negeri Indonesia dalam Menjalin Hubungan Internasional.
 Politik luar negeri merupakan seperangkat cara yang digunakan dan dilakukan oleh suatu negara untuk
mengadakan hubungan dengan negara lain yang memiliki tujuan untuk tercapainya negara serta
terpenuhinya kepentingan nasional negara yang bersangkutan.
 Pada Pembukaan UUD 1945 pada alinea 2 dan 4 menegaskan bahwa negara Indonesia sebagai negara
yang merdeka dan berdaulat berhak menentukan nasibnya sendiri serta berhak mengatur hubungan
kerja sama dengan negara lain.
 Pidato Drs. Muhammad Hatta bahwa mendayung antara dua karang yang artinya bangsa
Indonesia menggunakan politik bebas dan aktif

2
 Indonesia menerapkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif dalam membina hubungan
dengan negara lain.
1 politik Bebas, artinya bangsa Indonesia bebas menentukan sikap yang berkaitan
dengan dunia internasional.
2. Politik Aktif, artinya Indonesia berperan serta secara aktif dalam memperjuangkan
terciptanya perdamaian dunia dan berpartisipasi dalam mengatasi ketegangan
internasional.
 Dasar pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain:
1) Menjalankan Politik damai.
2) Sahabat dengan segala bangsa.
3) Saling menghormati dan tidak mencampuri urusan dalam negara lain.
4) Terus berusaha ikut mewujudkan keadilan sosial internasional dengan berpedoman pada
Piagam PBB.
 Tujuan politik luar negeri Indonesia menurut Muhammad Hatta sebagai berikut
1. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
2 Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar
kemakmuran rakyat.
3. Meningkatkan perdamaian internasional.
4. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang
tersimpul dalam Pancasila, dasar dan filsafah negara kita.
 Perwujudan Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif melalui bentuk kerja sama yang
dikembangkan bangsa Indonesia sebagai berikut:
a) Indonesia menjadi anggota PBB yang ke 60 pada tanggal 28 September 1950.
b) Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955 yang
melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan
Dasasila Bandung.
c) Keaktifan Indonesia sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) pada tahun 1961
yang memilih untuk tidak ikut andil dalam dua kubu yang tengah perang dingin di dunia.
d) Terlibat langsung dalam misi perdamaian Dewan Keamanan PBB dengan mengirimkan
Pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konflik seperti Kongo, Vietnam, Kamboja,
Bosnia, dll.
e) Indonesia menjadi salah satu pendiri ASEAN (Assosiaciation of South-East Asian Nation)
yaitu organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, bahkan Sekretariat Jenderal
ASEAN berada di Jakarta.
f) Ikut serta dalam setiap pesta olah raga internasional mulai dari SEA Games, Asian Games,
Olimpiade, dsb.
g) Indonesia aktif juga dalam beberapa organisasi internasional lainnya, misalnya Organisasi
Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Organisasi Konferensi Islam (OKI), dan Kerja
sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC).
h) Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan berbagai negara yang ditandai dengan
pertukaran perwakilan diplomatik dengan negara yang bersangkutan. Hingga kini, Indonesia
sudah menjalin kerja sama bilateral dengan 162 negara.
 Landasan Politik Luar Negeri Indonesia.
1) Landasan Idiil merupakan uatu landasan yang menjadi ideologi suatu bangsa, dalam hal ini
landasan Idiil Indonesia adalah pancasila. Landasan Idiil hubungan internasional indonesia
adalah Pancasila sila kedua, yaitu "kemanusiaan yang adil dan beradab", yang mengandung
makna bahwa bangsa Indonesia menganggap dirinya sebagai bagian dari umat manusia di
dunia. Oleh karena itu, bangsa indonesia harus mengembangkan sikap hormat menghormati
dan bekerja sama dengan bangsa lain (bekerjasama dengan sesama manusia)
2) Landasan Konstitusional merupakan landasan yang berkaitan dengan segala ketentuan dan aturan
tentang ketatanegaraan / undang-undang dasar suatu negara. Landasan Konstitusional hubungan
internasional indonesia adalah UUD 1945 terutama dalam pembukaan (alenia I dan IV).
 Pembukaan UUD 1945 alenia 1 "Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak
sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan".
 Pembukaan UUD 1945 alenia 4 "… ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial".
 Batang Tubuh UUD 1945 pasal 13 yang berbunyi:
a) Presiden mengangkat duta dan konsul.

3
b) Dalam hal mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat.
c) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat.
 Batang Tubuh UUD 1945 pasal 11 yang berbunyi:
a) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.
b) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang
luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara,
dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undangundang harus dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
c) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-undang.
1) Landasan Operasional merupakan suatu konsep dasar tujuan pengelolaan secara menyeluruh dari
kehidupan nasional suatu Negara. Terdapat 4 elemen landasan operasional hubungan internasional
indonesia yaitu sebagai berikut:
a) Ketetapan MPR, yaitu GBHN dalam bidang hubungan luar negeri. Menurut GBHN (TAP
MPR RI No. IV/MPR/1999) misi hubungan luar negeri Indonesia adalah perwujudan politik
luar negeri yang berdaulat, bermartabat, bebas dan pro aktif bagi kepentingan nasional dalam
menghadapi perkembangan global.
b) Undang-Undang, misalnya UU. No. 37 /1999 tentang hubungan luar negeri
c) Keputusan / Kebijakan presiden, yang dituangkan dalam Perpres.
d) Kebijakan / peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri luar negeri.
C. Kerja sama Indonesia Dalam Hubungan Internasional.
1. Makna Kerja Sama Internasional
 Kerja sama internasional adalah kerjasama yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang tidak
dibatasi oleh letak negara atau memiliki lingkup seluruh dunia, kerjasama internasional biasanya
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan seluruh negara-negara di dunia.
 Tujuan dan Fungsi Kerjasama Internasional.
a) Tujuan Kerja Sama Internasional antara lain:
1) Memperkuat dan meningkatkan kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi dengan para
negara yang menjalin kerjasama.
2) Memperkuat dan meningkatkan kerja sama dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
para negara yang menjalin kerjasama.
3) Menciptakan saling pengertian antar negara dalam membina dan menegakkan perdamaian
dunia.
b) Fungsi Kerja Sama Internasional antara lain:
1) Saling menguntungkan kedua belah pihak dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
2) Meningkatkan penerapan iptek serta menanggulangi hal-hal yang dapat merusak budaya.
3) Meningkatkan kemampuan pertahanan dan keamanan.
4) Mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
5) Terjalin rasa saling menghargai dan menghormati ideology masing-masing.
 Bentuk Kerja Sama Internasional sebagai berikut:
1) Kerjasama bilateral adalah bentuk kerjasama ekonomi yang dilakukan antar dua Negara.
Kerjasama ini terjadi karena kedua Negara saling mendapat keuntungan atau kedua Negara
memiliki hubungan yang sangat baik. Sebagai contohnya, Hubungan antara Indonesia
dengan Jepang terkait perdagangan dan Hubungan Indonesia dengan Arab Saudi terkait
ibadah haji.
2) Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam suatu
kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya kepentingan
bersama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan. Contoh kerja sama regional
antara lain ASEAN dan Liga Arab.
3) Kerjasama mulitilateral adalah kerja sama yang biasanya dilakukan lebih dari dua Negara.
Kerjasama jenis ini bisa dalam satu wilayah, atau bisa dalam beda wilayah. Misalnya adalah
hubungan kerjasama yang berada dalam beda wilayah yaitu OPEC. dan hubungan kerjasama
yang berada dalam satu wilayah yaitu ASEAN, MEE, NAFTA.
4) Kerja sama internasional adalah kerja sama antara negara-negara diseluruh dunia (mayoritas
negara didunia tergabung dalam kerjasama ini). Sedangkan bentuk kerja sama nya dapat
terjalin pada beberapa bidang, seperti :
a) Kerja sama dibidang ekonomi, contohnya IMF, FAO, IBRD, UNCTAD.
b) Kerja sama dibidang pertahanan, contohnya SEATO, ANZUS, NATO, CENTO.

4
c) Kerja sama dibidang kebudayaan, contohnya pendidikan, IPTEK.
d) Kerja sama dibidang sosial, contohnya ILO, IRO, UNICEF, WHO.
 Ada beberapa alasan mengapa Indonesia wajib menjalin kerja sama regional dengan negara lain,
diantaranya adalah:
1) Untuk memasarkan produksi dari dalam negeri ke negara lain (ekspor).
2) Tidak semua kebutuhan konsumsi dalam negeri dapat dipenuhi sendiri
3) Untuk menjaga stabilitas kawasan, meningkatkan hubungan ekonomi.
4) Sebagai bagian dari komunitas dunia, Indonesia perlu menjalin persahabatan dengan negara
lain.
 Manfaat Indonesia dalam menjalin kerjasama internasional sebagai berikut:
a) Mempertahankan kemerdekaan Bangsa dan menjaga keselamatan Negara.
b) Meningkatkan perdamaian Internasional karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia dapat
membangun dan meningkatkan kemakmuran rakyat.
c) Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk memperbesar kemakmuran
rakyat apabila barang tersebut belum bisa diproduksi di dalam Negeri.
d) Turut meningkatkan kemakmuran seluruh negara di dunia, hal tersebut sebagai pelaksanaan
cita-cita yang tersimpul di dalam Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Indonesia.
e) Dapat menjelaskan dalam menanggulangi penyelundupan manusia yang modus operandinya
memiliki kesamaan antar satu negara dengan negara lain.
f) Lebih cepat dalam mengatasi ketertinggalan dalam beberapa bidang, karena dapat menjalin
kerja sama dengan Negara maju.
g) Dapat menambah fasilitas untuk memperluas jaringan dan peningkatan pemanfaatan Sister
City antara kota-kota dan propinsi di Indonesia dengan kota-kota dan propinsi/distrik di
mancanegara yang sudah berkembang dan maju.
 Kerja Sama Regional kerjasama yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang biasanya berada
dalam suatu kawasan tertentu atau wilayah yang berdekatan. Ada beberapa organisasi kerjasama
yang tersebar. di berbagai kawasan di seluruh dunia. Di kawasan Asia Tenggara ada Asean, Afta
dan Apec, Di kawasan Asia Selatan ada Saarc.
 Contoh kebijakan hasil kerjasama regional adalah:
1) Penetapan peraturan dan perjanjian penanaman modal untuk memperkuat posisi tawar-menawar
negara anggota dalam menghadapi negara yang lebih maju.
2) Melakukan proteksi terhadap pengusaha domestik dalam menghadapi persaingan dari luar
kawasan.
3) Pembentukan suatu kawasan perdagangan bebas dengan meniadakan tarif bea masuk terhadap
barang yang berasal dari sesama negara anggota untuk meningkatkan skala pasar internasional.
D. Perjanjian Internasional Dalam Hubungan Internasional.
a. Makna Perjanjian Internasional.
 Perjanjian internasional dapat diartikan sebagai perjanjian antarnegara atau antara negara dengan
organisasi internasional yang menimbulkan akibat hukum tertentu berupa hak dan kewajiban di
antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian tersebut. Perjanjian internasional menjadi sumber
hukum terpenting bagi hukum internasional, karena lebih menjamin kepastian hukum.
 Menurut Pasal 38 Ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, perjanjian internasional merupakan
sumber utama dari sumber-sumber hukum internasional lainnya. Hal tersebut dapat dibuktikan
terutama dalam kegiatankegiatan internasional dewasa ini yang sering berpedoman pada perjanjian
antara para subjek hukum internasional yang mempunyai kepentingan yang sama. Misalnya,
Deklarasi Bangkok 1968 yang melahirkan ASEAN dengan tujuan melakukan kerja sama di bidang
ekonomi, sosial dan budaya.
 Kedudukan perjanjian internasional dianggap sangat penting, karena alasan berikut.
a. Perjanjian internasional lebih menjamin kepastian hukum sebab perjanjian internasional dilakukan
secara tertulis.
b. Perjanjian internasional mengatur masalah-masalah kepentingan bersama di antara para subjek
hukum internasional.
 Asas-asas yang harus diperhatikan dalam membuat perjanjian internasional sebagai berikut:
1. Pacta Sunt Servada, yaitu asas yang menyatakan bahwa setiap perjanjian yang telah dibuat harus
ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya.
2. Egality Rights, yaitu asas yang menyatakan bahwa pihak yang saling mengadakan hubungan atau
perjanjian internasional mempunyai kedudukan yang sama.
3. Reciprositas, yaitu asas yang menyatakan bahwa tindakan suatu negara terhadap negara lain
dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang bersifat negatif maupun positif.

5
4. Bonafides, yaitu asas yang menyatakan bahwa perjanjian yang dilakukan harus didasari oleh
itikad baik dari kedua belah pihak agar dalam perjanjian tersebut tidak ada pihak yang merasa
dirugikan.
5. Courtesy, yaitu asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negara
6. 6. Rebus sig Stantibus, yaitu asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar
dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu.
 Beberapa istilah perjanjian internasional sebagai berikut;
1. Traktat (treaty) merupakan perjanjian antara dua negara atau lebih untuk mencapai hubungan
hukum mengenai objek hukum (kepentingan) yang sama. Dalam hal ini, para pihak mempunyai
hak dan kewajiban yang mengikat dan mutlak, dan harus diratifikasi. Istilah traktat digunakan
dalam perjanjian internasional yang bersifat politis. Contoh Treaty Contract tentang penyelesaian
masalah dwikewarganegaraan tahun 1955 antara pihak Indonesia-RRC. Pada tahun 1990, antara
RI dan Australia juga mendatangani suatu traktat tentang batas landas kontinen dan eksplorasi di
Celah Timor, yang dikenal dengan perjanjian “Celah Timor”.
2. Agreement merupakan suatu perjanjian.persetujuan antara dua negara atau lebih, yang
mempunyai akibat hukum seperti dalam treaty. Namun, dalam agreement lebih bersifat
eksekutif/teknis administrative (nonpolitis), dan tidak mutlak harus diratifikasi, yaitu tidak perlu
diundangkan dan disahkan oleh pemerintah/kepala negara. Meskipun ada agreement yang
dilakukan oleh kepada negara, tetapi prinsipnya cukup dilakukan dengan ditandatangani oleh
wakil-wakil departemen dan tidak perlu ratifikasi. Misalnya, agreement tentang ekspor inpor
komoditas tertentu.
3. Konvensi merupakan suatu perjanjian/persetujuan yang lazim digunakan dalam perjanjian
multilateral. Ketentuan-ketentuan berlaku bagi masyarakat internasional secara keseluruhan (law
making treaty). Misalnya, Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 di Montego-Jamaica.
4. Protokol adalah suatu perjanjian/persetujuan yang kurang resmi dibandingkan dengan traktat dan
konvensi, karena protokol hanya mengatur masalah-masalah tambahan, seperti penafsiran
klausul-klausul atau persyaratan perjanjian tertentu. Contohnya, Protokol Den Haag tahun 1930
tentang perselisihan penafsiran undang-undang nasionalitas tentang wilayah perwalian, dan lain-
lain.
5. Piagam (statuta) adalah himpunan peraturan yang ditetapkan sebagai persetujuan internasional,
baik mengenai lapangan-lapangan kerja internasional maupun mengenai anggaran dasar suatu
lembaga. Misalnya, Statuta of The International Court of Justice pada tahun 1945. Contohnya,
Piagam Kebabasan Transit yang dilampirkan pada Convention of Barcelona tahun 1921.
6. Charter adalah piagam yang digunakan untuk membentuk badan tertentu. Misalnya, The Charter
of The United Nation pada tahun 1945 dan Atlantic Charter pada tahun 1941.
7. Deklarasi (declaration) adalah suatu perjanjian yang bertujuan untuk memperjelas atau
menyatakan adanya hukum yand berlaku atau untuk menciptakan hukum baru. Misalnya,
Universal Declaration of Human Right pada tahun 10 Desember 1948.
8. Covenant adalah suatu istilah yang digunakan dalam pakta Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920,
yang bertujuan untuk menjamin terciptanya perdamaian dunia, meningkatkan kerja sama
internasional, dan mencegah terjadinya peperangan.
9. Ketentuan penutup (final act) merupakan suatu dokumen yang mencatat ringkasan hasil
konferensi. Di sini disebutkan tentang negara-negara peserta dan nama-nama utusan yang ikut
berunding serta tentang hal-hal yang disetujui dalam konferensi itu, termasuk interpretasi
ketentuan-ketentuan hasil konferensi.
10. Modus vivendi adalah suatu dokumen yang mencatat persetujuan internasional yang bersifat
sementara, sampai berhasil diwujudkan secara permanen. Modus vivendi tidak memerlukan
ratifikasi. Modus vivendi ini biasanya digunakan untuk menandai adanya perjanjian yang harus
dirintis.
a. Klasifikasi Perjanjian Internasional yang Dilakukan Indonesia.
 Secara formal perjanjian internasional yang dilakukan oleh negara kita tidak mengenal
penggolongan. perjanjian internasional dapat dikelompokkan dalam bermacam-macam
penggolongan yang didasarkan atas hal-hal tertentu. Antara lain :
a. Menurut subjeknya
1) Perjanjian antarnegara yang dilakukan oleh banyak negara yang merupakan subjek hukum
internasional.
2) Perjanjian antara negara dengan subjek hukum internasional lainnya.
3) Perjanjian antar-subjek hukum internasional selain negara.
b. Menurut jumlah pihak yang mengadakan perjanjian

6
1) Perjanjian bilateral, artinya perjanjian antara dua negara yang mengatur kepentingan dua
negara tersebut.
2) Perjanjian multilateral, artinya perjanjian yang melibatkan banyak negara yang mengatur
kepentingan semua pihak.
c. Menurut isinya
1) Segi politis, seperti pakta pertahanan dan pakta perdamaian.
2) Segi ekonomi, seperti bantuan ekonomi dan keuangan.
3) Segi hukum, seperti status kewarganegaraan, ekstradisi dan sebagainya.
4) Segi batas wilayah, seperti batas laut teritorial, batas alam daratan dan sebagainya.
5) Segi kesehatan, seperti masalah karantina, penanggulangan wabah penyakit, dan sebagainya
d. Menurut proses pembentukannya
1) Perjanjian bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan, penandatanganan dan
ratifikasi.
2) Perjanjian bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahap, yaitu perundingan dan
penandatanganan (biasanya digunakan kata persetujuan).
e. Menurut sifat pelaksanaan perjanjian
1) Perjanjian yang menentukan (dispositive treaties), yaitu suatu perjanjian yang maksud dan
tujuannya dianggap sudah tercapai sesuai isi perjanjian itu.
2) Perjanjian yang dilaksanakan (executory treaties), yaitu perjanjian yang pelaksanaannya tidak
sekali, melainkan dilanjutkan secara terusmenerus selama jangka waktu perjanjian berlaku.
f. Menurut fungsinya
1) Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu perjanjian yang
meletakkan ketentuan-ketentuan hukum bagi masyarakat internasional secara keseluruhan atau
bersifat multilateral. Perjanjian ini bersifat terbuka bagi pihak ketiga.
2) Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang hanya menimbulkan
akibat-akibat hukum (hak dan kewajiban) bagi pihak-pihak yang mengadakan perjanjian atau
bersifat bilateral.
 Perjanjian internasional yang dilakukan Indonesia selalu berlandaskan pada Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta kebijakan politik luar negeri negara
Indonesia yang bersifat bebas aktif dan kepentingan nasional Negara Indonesia.
c. Kedudukan Perwakilan Diplomatik Indonesia
1. Pengertian Perwakilan Diplomatik
 Duta besar dan konsul jenderal merupakan dua unsur yang ada dalam perwakilan suatu negara di
negara lain. Hal tersebut merupakan sarana yang melaksanakan hubungan internasional yang
berkedudukan di negara lain.
 Perwakilan suatu negara di negara lain dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perwakilan dalam arti
politik dan perwakilan dalam arti nonpolitik. Perwakilan dalam arti politik sering disebut
perwakilan diplomatik, sedangkan perwakilan non-politik sering disebut dengan istilah konsuler.
 Perwakilan diplomatik (seorang diplomat) adalah perwakilan yang kegiatannya mewakili
negaranya dalam melaksanakan hubungan diplomatik dengan negara penerima atau suatu
organisasi internasional.
 Berikut proses pembukaan dan pengangkatan perwakilan diplomatik di antara kedua negara yang
menjalin hubungan diplomatik secara garis besar, yaitu :
 a Kedua belah pihak saling menukar informasi tentang akan dibuatnya perwakilan (oleh
departemen luar negeri masing-masing negara).
 b. Mendapatkan persetujuan (demende agreement) dari negara penerima.
 c. Surat keperayaan diserahkan kepada kepala negara penerima dalam suatu upacara dimana
seorang diplomat tersebut berpidato.
 d. Diplomat yang akan ditempatkan menerima surat kepercayaan yang ditandatangani kepala
negara pengirim
 2.Tugas dan Fungsi Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia
 Secara umum seorang perwakilan diplomatik mempunyai tugas yang mencakup hal-hal berikut.
 a) Representasi, yaitu selain untuk mewakili pemerintah negaranya, ia juga dapat melakukan
protes, mengadakan penyelidikan dengan pemerintah negara penerima. Ia mewakili kebijaksanaan
politik pemerintah negaranya.
 b) Negosiasi, yaitu mengadakan perundingan atau pembicaraan baik dengan negara tempat ia
diakreditasikan maupun dengan negara-negara lainnya.
 c) Observasi, yaitu menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di negara penerima yang
mungkin dapat mempengaruhi kepentingan negaranya.

7
 d) Proteksi, yaitu melindungi pribadi, harta benda dan kepentingankepentingan warga negaranya
yang berada di luar negeri.
 e) Persahabatan, yaitu meningkatkan hubungan persahabatan antara negara pengirim dengan
negara penerima, baik di bidang ekonomi, kebudayaan maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
 Berdasarkan Konvensi Wina 1961, fungsi perwakilan diplomatik , yaitu:
 a) Mewakili kepentingan negara pengirim di negara penerima.
 b) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima di
dalam batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional.
 c) Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
 d) Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara penerima, sesuai dengan
undang-undang dan melaporkan kepada pemerintah negara pengirim.
 fungsi perwakilan diplomatik bagi Bangsa Indonesia, yaitu :
 a) Mewakili negara Republik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima atau pada suatu
organisasi internasional.
 b) Melindungi kepentingan nasional dan warga negara Indonesia di negara penerima.
 c) Melaksanakan pengamatan, penilaian dan pelaporan.
 d) Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial.
 e) Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
 f) Menciptakan persahabatan yang baik antara negara Republik Indonesia dan semua negara guna
menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik.
 g) Menyelenggarakan bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang berada
di wilayah kerjanya.
 h) Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler protokol, komunikasi dan
persandian.
 i) Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan urusan rumah
tangga perwakilan diplomatik.
 3. Perangkat Perwakilan Diplomatik Republik Indonesia
 Unsur atau perangkat perwakilan diplomatik Indonesia terdiri dari lembaga-lembaga berikut:
 a. Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh.
 Perangkat ini merupakan kepala perwakilan diplomatik tingkat tinggi yang bertanggung jawab
kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Luar Negeri. Duta besar luar biasa dan
berkuasa penuh mempunyai kewajiban sebagai berikut:
 1. mengatur pelaksanaan tugas-tugas pokok perwakilan Republik Indonesia;
 2. melaksanakan petunjuk, perintah, dan kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah Republik
Indonesia;
 3. memberikan laporan, pertimbangan, saran dan pendapat baik diminta maupun tidak mengenai
segala hal yang berhubungan dengan tugastugas pokok kepada menteri luar negeri;
 4. melakukan pembinaan semua staf agar tercapai kesempurnaan tugas masing-masing.
 Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, duta besar luar biasa dan berkuasa penuh mempunyai
wewenang untuk:
 1) menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan perwakilan diplomatik;
 2) mengeluarkan peraturan yang diperlukan dalam menyelenggarakan dan menyempurnakan
kegiatan perwakilan;
 3) melakukan tindakan-tindakan otorisasi, yaitu berwenang mengatur penggunaan anggaran.
 b. Kuasa Usaha
 Kuasa Usaha adalah pejabat dinas luar negeri dan pegawai negeri yang ditunjuk oleh menteri luar
negeri untuk bertindak sebagai kepala perwakilan diplomatik. Hal ini dilakukan selama duta besar
luar biasa dan berkuasa penuh tidak berada di wilayah kerjanya, atau sama sekali berhalangan
dalam menjalankan tugasnya.
 Kuasa Usaha ini ditempatkan oleh Menteri Luar Negeri RI kepada menteri luar negeri pihak
negara penerima.
 c. Atase-Atase Republik Indonesia
 1) Atase Pertahanan
 Atase pertahanan adalah perwira TNI/POLRI dari kementerian pertahanan dan keamanan yang
diperbantukan kepada kementerian luar negeri Perwira ini ditempatkan di perwakilan luar negeri

8
dengan status sebagai unsur korps diplomatik. Mereka melaksanakan tugas-tugas perwakilan luar
negeri di bidang pertahanan dan keamanan.
 Atase pertahanan mempunyai fungsi untuk:
a. mengamati, menelaah dan melaporkan perkembangan berbagai masalah yang berhubungan
dengan keamanan dan pertahanan;
b. mengumpulkan dan mengolah data serta bahan-bahan keterangan lainnya mengenai berbagai
masalah;
c. melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh kepala perwakilan RI tempat ia
bertugas;
d. mengkoordinasikan kegiatan lembaga-lembaga ekstra-struktural yang mempunyai kaitan
dengan bidang keamanan dan pertahanan, kecuali ditetapkan lain oleh kepala perwakilan RI
yang terkait;
e. memberikan laporan perkembangan, sasaran dan pendapat baik diminta maupun tidak,
mengenai segala hal yang berhubungan dengan masalah keamanan dan pertahanan, kepada
perwakilan RI setempat.
 2.Atase Teknis
 Atase teknis adalah pegawai negeri RI dari kementerian luar negeri atau pegawai negeri dari
kementerian lain atau dari lembaga pemerintahan nonkementerian. Mereka diperbantukan untuk
melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan tugas pokok kementerian yang mengirimkan atau
sesuai dengan tugas pokok lembaga pemerintah.
 Atase teknis diangkat dan diberhentikan oleh menteri luar negeri atas usul menteri dan pimpinan
lembaga pemerintah non-kementerian yang bersangkutan.
E. Peran Indonesia Dalam Organisasi Internasional untuk mewujudkan perdamaian Dunia.
1. Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
a) Sejarah berdirinya PBB.
 Organisasi PBB dirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerjasama
antarbangsa. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa, dan didirikan setelah Perang
Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik serupa.
 Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota.
 beberapa organisasi antarbangsa, dan organisasi antarnegara mendapat tempat sebagai pengamat
permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB di New York, dan ada juga yang hanya
berstatus sebagai pengamat.
 Organisasi ini gagasan oleh lima negara yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia dan
China.
 Berdirinya diawali pembicaraan Presiden Perdana Menteri Inggris Winston Churchill dengan
Presiden Amerika Serikat Franklin Delano Rosevelt pada tanggal 4 Agustus 1941 di Kapal
Augusta pembicaraan dapat menghasilkan Piagam Atlantik ( Atlantic Charter).
 Empat kesepakatan Atlantic Charter tersebut adalah
1) Tidak dibenarkan adanya usaha perluasan wilayah
2) Setiap bangsa berhak untuk menentukan usahanya sendiri
3) Setiap bangsa punya hak untuk turut serta dalam perdagangan dunia
4) Perdamaian dunia harus diciptakan agar setiap bangsa hidup bebas dari rasa takut dan
kemiskinan.
 Diadakan Konferensi di Dumbarton Oake, Amerika Serikat pada tanggal 21 Augustus sampai 7
Oktober 1944, dalam Konferensi menghasilkan kesepakatan tentang pembentukan United
Nations (UNO) atau PBB.
 Pada Tanggal 4-11 Februari 1945 Franklin Delano Rooselvelt dan Winston Churchill dan
Stanlin menyelenggarakan Konferensi Yalta.
 Pada tanggal 25 April- 26 Juni 1945 ada 50 negara menyetujui usul-usul yang tertuang dalam
Declaration of United Nations (Piagam PBB).
 Sidang Umum PBB yang pertama – dihadiri wakil dari 51 negara – baru berlangsung pada 10
Januari 1946 (di Church House, London)
 Piagam ini ditandangani pada tanggal 24 Oktober 1945 yang dihadir 50 negara peserta yang
menghadiri Konferensi Francisco disebut anggota PBB.
 Tujuan Organisasi PBB antara lain:
1) Memelihara perdamaian dunia dan keamanan internasional.
2) Mengembangkan hubungan persaudaraan antarbangsa.
3) Mengadakan kerjasama internasional.

9
4) Sebagai pusat penyelarasan segala tindakan bersama terhadap negara yang membahayakan
perdamaian dunia.
5) Menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik
bersenjata.
 Asas-asas PBB sebagai berikut:
1) Semua anggota mempunyai persamaan derajat dan kedaulatan.
2) Setiap anggota akan menyelesaikan segala persengketaan dengan jalan damai tanpa
3) membahayakan perdamaian, keamanan, dan keadilan.
4) Setiap anggota memberikan bantuan kepada PBB sesuai dengan Piagam PBB
5) PBB tidak boleh mencampuri urusan dalam negeri Negara anggotanya.
b) Perkembangan PBB.
 Hubungan Indonesia dengan lembaga PBB mengalami pasang surut.
 Semasa Orla Indonesia menjauhkan diri pada PBB, bahkan keluar dari keanggotaan PBB
disebabkan ada masalah dengan Malaysia tentang perbatasan yaitu perang Malari pada tanggal
15 januari 1974
 Pada Orba Indonesia masuk kembali menjadi anggota PBB yang ke 60.
 Beberapa contoh peran Indonesia dalam organisasi PBB antara lain:
1) Pada Bulan Januari Tahun 1957 Indonesia mengirimkan pasukan Garuda I untuk ikut
memelihara perdamaian dunia.
2) Pada tanggal 10 September 1960 Indonesia mengirimkan pasukan Garuda II dan III untuk
mengatasi konflik di Kongo.
3) Pada Bulan Januari 1973 Indonesia mengirimkan pasukan garuda ke IV,V, VII dan VIII
untuk mengatasi konflik di Vietnam.
4) Pasukan Indonesia ikut mewujudkan perdamaian di Bosnia (setelah pecah negara
Yugoslavia), Irak, Iran dan Afganistan.
5) Membantu kekuasaan sementara PBB di Kamboja yang bertugas mengawasi transisi
konflik aktif ke bentuk politik yang lebih damai.
6) Menteri Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua Sidang Majelis Umum PBB
untuk masa sidang Tahun 1974.
c) Pembentukan menjadi anggota PBB sebagai berikut:
1) Pada Tahun 1971 Indonesia diwakili oleh Adam Malik pernah ditunjuk untuk menjadi Presiden
Majelis Umum PBB.
2) Indonesia 3 kali terpilih menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun 1974- 1975,
1995-1996 dan 2007-2008.
3) Indonesia pernah terpilh sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, 2 kali ditunjuk
sebagai Presiden dari Dewan Ekonomi dan Sosial serta 3 kali sebagai wakil presiden dari
dewan.
4) Indonesia pernah terpilih 3 kali menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB dan 1 kali
ditunjuk menjadi sebagai wakil presiden dari Dewan pada tahun 2009-2010.
d) Membantu penyelesaian Konflik di berbagai negara: dengan membantu menyelesaikan berbagai
konflik yang terjadi pada negara-negara anggota PBB yaitu peran Indonesia dalam Gerakan Non
Blok.
e) Melakukan Upaya dalam rangka menjaga perdamaian.
1) Sebagai anggota PBB Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia-Afrika yang
menghasilkan Dasa Sila Bandung pada tahun 1955.
2) Sebagai anggota PBB, Indonesia menjadi pelopor pencetus ZOFTAN DAN SEANWFZ.
3) Sebagai anggota PBB Indonesia menjadi salah satu prakarsa berdirinya ASEAN dan Gerakan
Non Blok.
4) Indonesia telah mengirimkan beberapa kontingen dalam rangka visi perdamaian dunia seperti
kontingen Indonesia ke Lebanon Selatan menyumbang pasukan lebih 1000 personel yang
tersebar, serta mengirimkan pasukan Garuda di beberapa negara dunia sebagai berikut:
a) Mengirimkan Pasukan Garuda pada tahun 1957 sebagai pasukan pemelihara perdamaian
PBB untuk menyelesaikan Perang Arab-Israel.
b) Mengirimkan Pasukan Garuda II dan III pada tahun 1960 sebagai pasukan pemelihara
perdamaian PBB unruk menyelesaikan konflik perang saudara di Kongo.
c) Memgirimkan pasukan garuda XVI pada tahun 1993 sebagai pasukan pemelihara
perdamaian PBB di Bosnia.

10
d) Mengirimkan pasukan garuda XXVI-C2 pada tahun 2010 sebagai pemelihara perdamaian
PBB di Lebanon Selatan.
f) Memberikan bantuan kemanusiaan di berbagai negara.
 Indonesia tanggap terhadap berbagai bencana yang dialami oleh negara-negara di dunia dengan
memberikan bantuan kemanusiaan di negara-negara yang mengalami bencana sebagai berikut:
1) Pada tahun 1984 Indonesia mengirimkan bantuan berupa beras melalui FAO yang ditunjuk
untuk membantu bencana kelaparan yang terjadi di Ethiopia di benua Afrika.
2) Pada tahun 1995 Indonesia membantu dalam menampung para pengungsi yang berasal dari
Vietnam di Pulau Galang.
g) Badan-Badan Di Bawah PBB sebagai berikut:
a. Majelis Umum (General Assembly).
 Majelis umum berfungsi sebagai badan legislatif PBB yang anggotanya terdiri atas semua
wakil Negara-negara anggota-anggota.sidang Majelis Umum berlangsung satu kali dalam
satu tahun.
 Tugas Majelis Umum PBB (perserikatan bangsa-bangsa) adalah sebagai berikut:
1) Memajukan kerja sama internasional dalam bidang politik dan memajukan perkembangan
hukum Internasional
2) Mamajukan kerja sama internasional dalam lapangan sosial, ekonomi, pendidikan,
kebudayaan, dan Kesehatan.
3) Membantu pelaksaan hak asasi manusia dan kemerdekaan bagi semua bangsa di seluruh
dunia.
4) Pembantukan anggaran belanja dan pendapatan PBB.
b. Dewan Keamanan (Security Council)
 Dewan Keamanan PBB terdiri dari 15 anggota, yaitu anggota tetap yang memiliki hak veto
(Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Uni Soviet, dan China) dan 10 anggota tidak tetap yang
dipilih oleh Majelis Umum dengan masa jabatan dua tahun – Sejarah Berdirinya PBB. Hak
veto adalah hak membatalkan keputusan
 Tugas hak veto adalah :
1) Memelihara perdamaian dunia dan keamanan internasional
2) Menyelesaikan sengketa dengan cara damai
3) Mengambil tindakan-tindakan terhadap Negara yang mengancam perdamaian dunia.
4) Dewan Ekonomi dan Social (Economic and Social Council)
5) Dewan Ekonomi dan Sosial terdiri atas 27 anggota yang dipilih oleh Majelis Umum untuk
masa jabatan tiga tahun.
 Tugas Dewan Ekonomi dan Sosial adalah sebagai berikut.
1) Mengadakan penyelidikan dan menyusun penyelesaian masalah ekonomi, social,
pendidikan, dan kesehatan, di seluruh dunia.
2) Membuat rencana perjanjian tentang masalah tersebut dengan Negara-negara anggota
untuk diajukan kepada Majelis Umum
3) Mengadakan pertemuan-pertemuan internasional tentang hal-hal yang termasuk tugas dan
wewanangnya.
4) Dalam menjalankan tugasnya, Dewan Ekonomi dan Sosial ini dibantu oleh badan-badan
khusus, seperti berikut, seperti berikut:
1) Food and Agriculture Organization (FAO) adalah organisasi pangan dan pertanian
dunia.
2) World Health Organization (WHO) adalah organisasi kesehatan sedunia.
3) International Labour Organization (ILO) adalah organisasi buruh internasional.
4) International Monetary Fund (IMF) adalah dana moneter internasional.
5) International Atomic Energy Agency (IAEA) adalah badan tenga atom internasional.
6) International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) adalah bbank
international untuk pembangunan dan rekonstruksi.
7) Universal Postal Union (UPU) adalah perhimpunan pos sedunia.
8) International Telecommunication Union (ITU) adalah persatuan telekomunikasi
internasional.
9) United Nations High Commision for Refuges (UNHCR) adalah organisasi PBB yang
mengurus masalah Pengungsi.
10) United Nations Education, Scientific and Cultural Organization (UNESO) adalah
organisasi PBB yang mengurus bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
11) United Nations Children Fund (UNICEF) adalah badan PBB yang mengurusi anak-
anak.

11
c. Dewan Perwalian (Trusteeship Council)
 Dewan perwalian adalah suatu badan PBB yang bertugas mengawasi dan memajukan
daerah perwaliannya. Dewan Perwalian mempunyai wewenangmempertimbangkan
permohonan rakyat perwaliannya dan mengunjungi daerah perwaliannya.
d. Mahkamah Internasional (international Court of Justice)
 Mahkamah internasional berkedudukan di Den Haag, Belanda. Badan ini mempunyai 15
orang hakim internasional yang berasal dari 15 orang hakim internasional yang berasal dari
15 negara anggota PBB, Sejarah Latar Belakang Berdirinya PBB. Tugas Mahkamah
internasional adalah mengadili dan memutuskan perselisihan-perselisihan internasional,
adat kebiasaan internasional, asas hokum yang berlaku bagi bangsa-bangsa yang beradab,
yurisprundensi, serta pendapat-pendapat ahli hukum.
e. Sekretariat
 Badan ini dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal yang diangkat oleh Majelis Umum atas
dengan masa jabatan lima tahun. Sekretaris jenderal bertugas menyelenggarakan pekerjaan
administrasi PBB.
h) Anggota PBB.
 PBB resmi berdiri pada 24 Oktober 1945, setelah ratifikasi Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa oleh lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Republik
Tiongkok, Prancis, Uni Soviet, Britania Raya, dan Amerika Serikat) beserta mayoritas penanda
tangan lainnya. Sebanyak 51 anggota asli (atau anggota pendiri) bergabung pada tahun tersebut,
lima puluh di antaranya menandatangani Piagam tersebut pada Konferensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa tentang Organisasi Internasional di San Francisco pada tanggal 26 Juni 1945,
sementara Polandia, yang tidak hadir di konferensi tersebut, menandatanganinya pada tanggal
15 Oktober 1945.
 Para anggota asli Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut adalah:
 Prancis, Republik Tiongkok, Uni Soviet, Britania Raya, Amerika Serikat, Argentina, Australia,
Belgia, Bolivia, Brasil, Byelorusia (Belarusia), Kanada, Chili, Kolombia, Kosta Rika, Kuba,
Cekoslowakia, Denmark, Republik Dominika, Ekuador, Mesir, El Salvador, Ethiopia, Yunani,
Guatemala, Haiti, Honduras, India, Iran, Irak, Lebanon, Liberia, Luksemburg, Meksiko,
Belanda, Selandia Baru, Nikaragua, Norwegia, Panama, Paraguay, Peru, Filipina, Polandia,
Arab Saudi, Afrika Selatan,Suriah,Turki,Ukraina,Uruguay,Venezuela,Yugoslavia.
 anggota-anggota asli tersebut, 49 anggota masih bertahan menjadi anggota PBB hingga saat
ini, atau keanggotaannya di PBB diteruskan oleh negara penerusnya (selengkapnya lihat tabel
di bawah). Contohnya, keanggotaan Uni Soviet yang dilanjutkan oleh Federasi Rusia setelah
pembubarannya (lihat bagian Mantan anggota: Uni Republik Sosialis Soviet). Sementara dua
anggota asli lainnya, Cekoslowakia dan Republik Federal Sosialis Yugoslavia (Yugoslavia),
telah dibubarkan dan keanggotannya dalam PBB tidak diteruskan sejak tahun 1992 oleh satu
negara penerus pun.
 Sejumlah anggota asli belum berdaulat saat mereka bergabung dengan PBB, dan baru meraih
kemerdekaan penuh pada masa-masa setelahnya:
 Belarus (saat itu Republik Sosialis Soviet Byelorusia) dan Ukraina (saat itu Republik Sosialis
Soviet Ukraina) sebelumnya sama-sama merupakan republik konstituen di Uni Soviet, hingga
meraih kemerdekaan mereka secara penuh pada tahun 1991.
 India (yang merupakan wilayah pada masa itu, sebelum terjadinya Pemisahan India, yang juga
meliputi Pakistan dan Bangladesh pada saat ini) saat itu berada di bawah kekuasaan kolonial
Inggris, sampai meraih kemerdekaan penuh pada tahun 1947.
 Filipina (saat itu Persemakmuran Filipina) sebelumnya adalah sebuah persemakmuran dari
Amerika Serikat, hingga meraih kemerdekaan penuh pada 1946.
 Selandia Baru, meskipun berdaulat secara de facto pada masa itu, “baru mendapat kapasitas
penuh untuk mengadakan hubungan luar negeri dengan negara-negara lain pada tahun 1947
saat negara tersebut mengesahkan Undang-Undang Adopsi Statuta Westminster 1947. Ini
terjadi 16 tahun setelah Parlemen Inggris mengesahkan Statuta Undang-Undang Westminster
pada tahun 1931 yang mengakui otonomi Selandia Baru. Jika mengikuti kriteria Konvensi

12
Montevideo, Selandia Baru belum meraih status kenegaraan penuh secara de jure sampai
tahun 1947.”
h) Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
1) Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950
2) dengan suara bulat dari para negara anggota. Hal tersebut terjadi kurang dari setahun
3) setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar.
4) b. Indonesia dan PBB memiliki keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan. Sejak tahun itu pula
PBB secara konsisten mendukung Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan
mandiri.
5) Peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar seperti ketika terjadi Agresi
Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan Indonesia dibahas dalam
sidang umum PBB.
6) PBB membentuk Komisi Tiga Negara yang membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan
Renville. Ketika terjadi Agresi militer Belanda II, PBB membentuk UNCI yang
mempertemukan Indonesia-Belanda dalam Perundingan Roem Royen.
7) Kontribusi Indonesia di PBB sebagai berikut:
a. Sebagai negara anggota PBB, Indonesia terdaftar dan aktif dalam beberapa lembaga di bawah
naungan PBB. Misalnya, ILO (Organisasi Buruh Internasional), ECOSOC (Dewan Ekonomi
dan Sosial), maupun FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian).
b. Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan perdamaian PBB. Indonesia sempat
mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di berbagai negara yang
mengalami konflik. Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB adalah ketika
pertama kali terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975..
2. Konferensi Asia-Afrika Bandung.
a. Latar belakang berdirinya Konferensi Asia Afrika (KAA).
 Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi yang diadakan oleh
negara-negara dari Asia dan Afrika. Konferensi ini diadakan pada tanggal 18-24 April 1955 dan
sering disebut Konferensi Bandung karena memang diselenggarakan di Gedung Merdeka, atau
tepatnya di Jalan Asia Afrika nomor 65 Bandung. Gedung seluas 7500 m2 sekarang menjadi
museum yang bisa dikunjungi oleh wisatawan.
 Tujuan Konferensi Asia Afrika antara lain
1) untuk mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika serta melawan kolonialisme
barat.
2) Mengembangkan saling pengertian dan kerja sama antar bangsa Asia-Afrika meningkatkan
persahabatan.
3) Membicarakan dan mengatasi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan kebudayaan.
4) Memperhatikan masalah khusus terkait dengan kedualatan, kolonialisme, dan imperialism.
5) Memperhatikan posisi dan partisipasi Asia Afrika dan bangsa-bangsa dalam dunia
internasional.
 Hasil dan keputusan KAA antara lain: Kerja sama di bidang ekonomi, kebudayaan, hak asasi
manusia, dan hak menentukan nasib sendiri serta memajukan perdamaian dunia.
 Isi Dasasila Bandung antara lain:
1) Menghormati hak-hak asasi manusia dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip
dalam Piagam PBB.
2) Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.
3) Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan
kecil.
4) Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.
5) Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif,
sesuai dengan Piagam PBB.
6) (a) Tidak menggunakan pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan
khusus negara besar mana pun.
(b) Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain mana pun.
7) Tidak melakukan tindakan atau ancaman agresi atau menggunakan kekuatan terhadap
keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.
8) Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, seperti melalui
perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara damai lainnya
yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.

13
9) Meningkatkan kepentingan dan kerja sama bersama.
10) Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.
 Tokoh-tokoh Konferensi Asia-Afrika sebagai berikut:
1) Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia)
2) Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India)
3) Mohammad Ali Bogra (Perdana Menteri Pakistan)
4) Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Ceylon)
5) U Nu (Perdana Menteri Burma)
 Negara-negara yang ikut Konferensi Asia Afrika sebagai berikut:
 Afganistan,Arab Saudi,Burma (sekarang Myanmar),Ceylon (sekarang Sri
Lanka),China,Ethiopia,Filipina,India,Indonesia, Irak,Iran,Jepang,Kamboja,Laos,Lebanon,
Liberia,Libya,Mesir,Nepal,Pakistan,Sudan,Suriah,Thailand,Turki,Vietnam, Vietnam Selatan,
Yaman, Yordania.
b. Peran Indonesia dalam KAA: salah satu pelopor dan pemkarsa KAA, Indonesia menyediakan diri
sebagai penyelenggaraan dan membuktikan prestasi Kabinet Ali Sastroamijoyo yang berhasil
menyelenggarakan suatu kegiatan yang bersifat internasional.
c. Arti Penting KAA.
Makna KAA dalam menyelenggarakan antara lain:
1) Merupakan pendorong kemerdekaan bangsa-bangsa Asia Afrika untuk lepas dari cengkeraman
imperialisme dan kolonialisme barat.
2) Menjadi pendorong lahir Gerakan Non Blok.
3) Merupakan pencetusan semangat solidaritas dan kebangkitan negara Asia-Afrika dalam
menggalang persatuan.
4) Memberikan harapan baru bagi bangsa-bangsa yang sudah maupun belum merdeka.
5) Mulai diikutinya politik luar negeri bebas dan aktif yang dijalankan oleh Bangsa Indonesia,India,
Myanmar, dan Sri Langka.
6) Kembali bangkit dan sadarnya bangsa-bangsa Asia Afrika akan potensi yang dimiliki.
7) Diakuinya nilai-nilai dasasila bandung oleh negara-negara maju karena terbukti memiliki
kemampuan dalam meredakan ketenangan dunia.
8) Mulai dihapusnya praktik-praktik politik diskriminasi ras oleh negara-negara maju.
3. Perkembangan Gerakan NonBlok.
a. Pengertian Gerakan Non Blok.
 Adalah sebuah organisasi internasional yang terdiri atas lebih dari 120 negara-negara yang tidak
menganggap dirinya bergabung atau beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar
manapun didunia.
b. Sejarah Gerakan Nonblok.
 Berakhirnya Perang Dunia 2, dunia terbagi menjadi dua blok, yakni blok barat dan blok timur.
Blok barat yang dipimpin oleh America berpaham Liberal. Dan Blok Timur yang dipimpin oleh
Uni Soviet (Rusia) berpaham komunis. Kedua Blok tersebut saling berlawanan sebab perbedaan
paham yang mereka tetapkan. Supaya menjadi semakin kuat, setiap blok mencari sekutu
sebanyak mungkin. Negara negara yang baru merdeka dibujuk untuk menjadi sekutu.
Walaupun, tidak semua negara bersedia ikut dari salah satu blok tersebut.
 Ada negara negara yang menentukan bersikap netral seperti Indonesia, India, Mesir dan ghana
serta Yugoslavia.
 Gerakan Non blok dibentuk pada tanggal 1 september 1961. Gerakan ini di-ilhami oleh Dasasila
Bandung yang disepakati pada konfrensi Asia Afrika tahun 1955. Penggagas Gerakan Non Blok
ialah Soekarno (Presiden Indonesia), Josep Brozz Tito (Presiden Yugoslavia), Gamal Abdel
Naser (Presiden Mesir), Kwame Nikrumah (Ghana).
 Pemimpin kelima negara tersebut antara lain Soekarno (Presiden Indonesia), Pandit Jawaharlal
Nehru (Perdana mentri India), Gamal Abdel Naser (Presiden Mesir) dan Josep Brozz Tito
(Presiden Yugoslavia) serta Kwame Nkrumah (Presiden Ghana).
 Tokoh berdirinya antara lain:
 Kwame Nkrumah (Ghana)
 Jawaharlal Nehru (India)
 Soekarno (Indonesia)
 Gamal Abdel Nassir (Mesir)
 Josip Broz Tito (Yugoslavia).
 Anggota GNB sebagai berikut: Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Langka, India,
Indonesia, Zimbabwe, Kuba, Kolombia, Afrika Selatan, Malaysia, Iran dan Ghana.

14
a. Latar Belakang Gerakan Non Blok.
 faktor-faktor yang melatar belakangi berdirinya Gerakan Non Blok adalah sebagai berikut.
1) Adanya dua blok, yakni Blok Barat di bawah pimpinan Amerika Serikat dan Blok Timur
di bawah pimpinan Uni Soviet yang saling memperebutkan pengaruh di dunia.
2) Munculnya kecemasan dan kekhawatiran negara-negara yang baru merdeka serta negara-
negara berkembang, sehingga berupaya meredakan ketegangan dunia.
3) Disetujui “Dokumen Brioni” pada tahun 1956 oleh Presiden Joseph Broz Tito
(Yugoslavia), PM Jawaharlal Nehru (India), Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir) dan
bertujuan untuk mempersatukan negara-negara non blok.
4) Terjadinya krisis Kuba 1961 sebab US membangun pangkalan militer di Kuba secara
besar-besaran, sehingga mengkhawatirkan AS.
d. Tujuan Gerakan Non Blok
 Tujuan Gerakan Non Blok antara lain:
1) Menjaga perdamaian dunia. perang dingin menimbulkan kedua blok berusaha untuk
terus memperluas wilayah pengaruh ideologinya.
2) Menjamin kemerdekaan, kedaulatan dan kesatuan wilayah dari negara anggota.
3) menentang segala bentuk penjajahan yang ada di dunia. penjajahan yang dimaksud
contohnya seperti kolonialisme, imperialisme, neo-kolonialisme, rasisme, apartheid,
dan semua bentuk penyerangan atau agresi militer, dominasi negara asing, pendudukan,
dan intervensi negara lain terhadap urusan dalam negeri. Segala hal tersebut harus
ditentang supaya perdamaian bisa tercipta.
4) menentang segala bentuk blok politik maksudnya semua negara anggota tidak akan
memihak ke dalam salah satu blok yang melakukan perang dingin sehingga dampak
perang tidak semakin besar serta perdamaian dunia bisa selalu terjaga.
a. Asas GNB (Gerakan Non Blok)
1) GNB bukanlah suatu blok tersendiri dan tidak bergabung ke dalam blok dunia yang saling
bertentangan.
2) GNB merupakan wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang yang
gerakannya tidak pasif.
3) GNB berusaha mendukung perjuangan dekolonisasi di semua tempat, memegang teguh
perjuangan melawan imperialisme, kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid, dan
zionisme.
b. Penyelenggaraan Koferensi Tinggi GNB sebagai berikut:
 Pada 1–6 September 1961, KTT GNB kali pertama diadakan di Beograd, Yugoslavia.
Dihadiri oleh 25 negara peserta dan 3 negara peninjau. Hasil utama KTT GNB I adalah
disepakatinya prinsip-prinsip perjuangan GNB, yaitu sebagai berikut.
1) GNB bukan organisasi yang membentuk blok tersendiri dan tidak bergabung
dengan blok yang
2) terlibat Perang Dingin.
3) GNB adalah wadah perjuangan negara-negara berkembang dan gerakannya bersifat
tidak pasif.
4) GNB menyokong setiap usaha menentang imperialisme, kolonialisme,
neokolonialisme, rasialisme, apartheid, serta zionisme.
 KTT GNB I juga menyepakati rekomendasi kepada PBB agar menyerukan anggotanya
untuk menghapuskan penjajahan dalam segala bentuk.
 KTT GNB IIberlangsung di Kairo, Mesir, pada 5–10 Oktober 1964. KTT ini dihadiri
oleh 49 negara
 anggota dan 11 negara peninjau. Hasil-hasil KTT GNB II, di antaranya demokratisasi
hubungan internasional, menjalin kerja sama kebudayaan, penelitian, pendidikan, serta
menyatukan organisasi-organisasi internasional dan regional yang bergerak di bidang
tersebut.
 KTT GNB III dilangsungkan pada 8-10 September 1970 di Lusaka, Zambia. KTT ini
dihadiri oleh 53 negara. Masalah pokok yang dibicarakan adalah kerja sama ekonomi
di dunia ketiga atau negara-negara berkembang.
 KTT GNB IV dilangsungkan di Aljir, Alzajair, pada 5-9 September 1973. KTT ini
dihadiri 75 negara. Masalahmasalah yang dibahas dalam KTT ini, antara lain
kemungkinan kerja sama ekonomi antara negara berkembang dan negara maju, transfer
teknologi dari negara maju ke negara-negara berkembang, perusahaan multinasional,
pangan dunia, serta ketegangan politik di Timur Tengah dan Afrika.

15
 KTT GNB V diadakan di Kolombo, Sri Lanka, pada 16-19 September 1976 dan
dihadiri 85 negara peserta. Pada KTT ini, berhasil dibentuk Forum Pertemuan Menteri
Luar Negeri GNB yang terdiri atas 25 negara anggota, termasuk Indonesia. Pada KTT
ini dibahas bahaya perang nuklir, cara-cara untuk memperkokoh persatuan, dan
memajukan ekonomi negara anggota. Masalah Timor Timur juga dibahas atas usul
Angola, bekas jajahan Portugis di Afrika.
 KTT GNB VI diselenggarakan pada 3–9 September 1979 di Havana, Kuba. KTT ini
dihadiri 94 negara. Pada KTT ini terjadi keretakan dalam tubuh GNB karena terdapat
perbedaan pandangan mendasar antara anggota yang berpandangan moderat, seperti
Indonesia, Yugoslavia, India, dan Sri Lanka dengan yang berpandangan lebih radikal,
seperti Kuba, Aljazair, dan Vietnam. Mereka berselisih pendapat tentang penyelesaian
masalah serangan RRC ke Vietnam, perang saudara di Kamboja, dan persetujuan
Camp David antara Mesir dan Israel.
 KTT GNB VII berlangsung pada September 1982 di New Delhi, India. Seperti pada
KTT GNB VI, para anggota berbeda pendapat. Kali ini Kuba yang menganjurkan agar
semua anggota GNB lebih memihak kepada Rusia. Usulan tersebut mendapat kecaman
keras dari seluruh peserta KTT. Perdana Menteri India yang waktu itu menjadi Ketua
GNB, bermaksud mengeluarkan Kuba dari keanggotaan GNB.
 KTT GNB VIII dilangsungkan di Harare, Zimbabwe, pada 1-6 September 1986. KTT
ini dihadiri 101 negara. Pada konferensi ini dibicarakan arah politik dan kebijakan
GNB setelah meredanya Perang Dingin antara dua negara adikuasa. Presiden
Zimbabwe Robert Mugabe yang saat itu mengetuai GNB, lebih menekankan aktivitas
GNB pada masalah-masalah sosial ekonomi, khususnya kerja sama ekonomi
antarnegara GNB sendiri.
 KTT GNB IX yang berlangsung di Beograd, Yugoslavia, pada 4-7 September 1989
dihadiri 102 negara. KTT ini dibayang-bayangi oleh perpecahan dalam negeri Federasi
Yugoslavia. Hal ini menyebabkan KTT IX kurang membawa hasil yang bermanfaat.
 KTT X berlangsung di Jakarta, Indonesia, pada 1-6 September 1992 yang dihadiri 108
negara anggota. Pada KTT ini berhasil dibicarakan masalah penyelesaian utang negara
berkembang, pertanian, kependudukan, dan pembangunan ekonomi. Hal-hal tersebut
dituangkan dalam sebuah deklarasi yang bernama Jakarta Message (Pesan Jakarta).
 KTT GNB XI dilangsungkan di Cartagena, Kolombia, pada 18 Oktober 1995. Sekitar
113 negara hadir dalam KTT ini. Masalah yang dibahas dalam KTT ini adalah upaya
restrukturisasi Dewan Keamanan PBB dan masalahmasalah global.
 KTT GNB XII diselenggarakan di Durban, Afrika Selatan pada 1-6 September 1999.
KTT ini dihadiri 113 negara anggota. KTT ini menghasilkan Deklarasi Durban.
 KTT GNB ke XIII berlangsung pada 24–25 Februari 2003 di Kuala Lumpur. KTT ini
membicarakan masalah krisis yang terjadi di Irak.
 KTT GNB ke XIV berlangsung 11-16 September 2007 di Havana, Kuba.
c. Peran Indonesia Dalam Gerakan Non Blok
1) !ndonesia menjadi salah satu negara yang memprakarsai pendirian gerakan non-blok. Ia
diwakili oleh Presiden Soekarno sebagai kepala negara.
2) !ndonesia pernah menjadi pemimpin gerakan ini pada tahun 1991. Presiden Soekarno
Terpilih sebagai Presiden GNB.
3) Sementara Indonesia bertanggung jawab atas GNB, Indonesia menggelar GNB X SUMMIT.
KTT ini terletak di Jakarta, Indonesia dan dikunjungi oleh 106 Negara. KTT GNB X
berlangsung dari 1 sampai 6 September 1992 di bawah pimpinan Presiden Soeharto.
4) memecahkan masalah dunia atas dasar perdamaian dunia. Selain itu, Indonesia juga
memperjuangkan hak asasi manusia dan tata kelola ekonomi dunia berdasarkan prinsip
keadilan. Salah satunya adalah peran penting Indonesia dalam détente di bekas wilayah
Yugoslavia pada 1991.
4. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia
Tenggara).
a. Latar Belakang dibentuknya ASEAN
 ASEAN didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok. Terdapat lima
negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Lima negara
tersebut masing-masing diwakili oleh Adam Malik, Narciso R. Ramos, Tun Abdul Razak, S.
Rajaratnam, dan Thanat Khoman..

16
 Dalam Deklarasi Bangkok, Presidium Menteri Luar Negeri Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura, dan Thailand menyatakan beberapa alasan yang menjadi latar belakang dibentuknya
ASEAN, sebagai berikut.
1) Adanya kepentingan-kepentingan bersama dan masalah-masalah bersama di kalangan negara-
negara Asia Tenggara serta keyakinan akan perlunya usaha untuk lebih memperkukuh ikatan-
ikatan solidaritas regional dan kerjasama yang ada;
2) Adanya hasrat untuk membentuk suatu landasan yang teguh untuk kegiatan-kegiatan bersama
guna meningkatkan kerjasama regional di Asia Tenggara atas dasar jiwa persamaan dan
persahabatan;
3) Menyadari bahwa di dunia ini di mana saling ketergantungan antara negara yang satu dengan
lainnya bertambah, maka cita-cita bagi perdamaian, kemerdekaan, keadilan sosial, dan
kesejahteraan ekonomi akan terlaksana dengan jalan memelihara saling pengertian, bertetangga
baik, dan kerjasama di kalangan negara-negara di wilayah ini;
4) Negara-negara di Asia Tenggara sama-sama memikul tanggung jawab pokok demi mantapnya
stabilitas ekonomi dan sosial serta terjaminnya perkembangan nasional;
b. Tujuan ASEAN
 Tujuan Asean yang tercantum dalam Deklarasi Bangkok adalah sebagai berikut.
1) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan perkembangan kebudayaan di
kawasan negara-negara Asia Tenggara.
2) Memelihara perdamaian dan stabilitas dengan menjunjung tinggi hukum dan hubungan
antara negara-negara di Asia Tenggara.
3) Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling membantu dalam bidang ekonomi, sosial,
budaya, teknologi dan administrasi.
4) Saling memberikan bantuan dalam bidang fasilitas latihan dan penelitian pada bidang
pendidikan, kejuruan, teknik dan administrasi.
5) Bekerja sama lebih efektif untuk mencapai daya guna lebih besar dalam bidang pertanian,
industri, dan perkembangan perdagangan termasuk studi dalam hal perdagangan komoditas
internasional, perbaikan pengangkutan dan fasilitas komunikasi serta meningkatkan taraf
hidup.
6) Meningkatkan studi tentang masalah-masalah di Asia Tenggara.
7) Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan berbagai organisasi internasional
dan regional lain yang mempunyai tujuan sama serta mencari kesempatan untuk
menggerakkan kerja sama dengan mereka.
 Anggota ASEAN ada 6 Negara dan 4 Negara yang bergabung antara lain:
Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos,
Nyammar, Kamboja.
c. Pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN sebagai berikut:
 KTT ASEAN pertama diadakan di Indonesia tepatnya di Bali, pada tanggal 23 sampai 24 Februari
1976.
 KTT ASEAN kedua diadakan di Malaysia tepatnya di Kuala Lumpur, pada tanggal 4 sampai 5
Agustus 1977.
 KTT ASEAN ketiga diadakan di Filipina tepatnya di Manila, pada tanggal 14 sampai 15 Desember
1987.
 KTT ASEAN keempat diadakan di Singapura pada tanggal 27 sampai 29 Januari 1992.
 KTT ASEAN kelima diadakan di Thailand tepatnya di Bangkok, pada tanggal 14 sampai 15
Desember 1995.
 KTT ASEAN keenam diadakan di Vietnam tepatnya di Ha Noi pada tanggal 15 sampai 16
Desember 1998.
 KTT ASEAN ketujuh diadakan di Brunei Darussalam tepatnya di Bandar Seri Begawan, pada
tanggal 5 sampai 6 November 2001.
 KTT ASEAN kedelapan diadakan di Kamboja tepatnya di Phnom Penh, pada tanggal 4 sampai 5
November 2002.
 KTT ASEAN kesembilan diadakan di Indonesia tepatnya di Bali pada tanggal 7 sampai 8 Oktober
tahun 2003.
 KTT ASEAN kesepuluh diadakan di Laos tepatnya di kota Vientiane pada tanggal 29 sampai 30
November 2004.
 KTT ASEAN kesebelas diadakan di Malaysia tepatnya di kota Kuala Lumpur, pada tanggal 12
sampai 14 Desember 2005.
 KTT ASEAN keduabelas diadakan di Cebu, Filipina pada tanggal 09 sampai 15 Januari 2007.

17
 KTT ASEAN ketigabelas diadakan di Singapura, pada tanggal 18 sampai 22 November 2007.
 KTT ASEAN keempatbelas diadakan di Cha-am, Thailand pada bulan Februari 26 sampai 1 Maret
tahun 2009.
 KTT ASEAN kelimabelas diadakan di Cha-Am Hua Hin, Thailand pada tanggal 23 sampai 25
Oktober 2009.
 KTT ASEAN keenambelas diadakan di Ha Noi Vietnam pada tanggal 8 sampai 9 April 2010.
 KTT ASEAN ketujuhbelas diadakan di Ha Noi Vietnam pada tanggal 28 sampai 30 Oktober 2010.
 KTT ASEAN kedelapanbelas diadakan di Jakarta pada tanggal 7 sampai 8 Mei 2011.
 KTT ASEAN kesembilanbelas di adakan di Bali, Indonesia pada November 14-19 2011.
 KTT ASEAN keduapuluh diadakan di Phnom Penh, Kamboja pada April 03 sampai 04 2012.
 KTT ASEAN ke 21 diadakan di Phnom Penh, Kamboja pada 18 November 2012.
 KTT ASEAN ke 22 diadakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam pada 24 sampai 25 April
2013.
 KTT ASEAN ke 23 diadakan di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam pada 9 sampai 10
Oktober 2013.
 KTT ASEAN ke 24 diadakan di Nay Pyi Taw, Myanmar pada tanggal 10 sampai 11 Mei 2014.
 KTT ASEAN ke 25 diadakan di Nay Pyi Taw, Myanmar pada tanggal 11-13 November 2014.
 KTT ASEAN ke 26 diadakan di Kuala Lumpur dan Langkawi, Malaysia pda 26-28 April 2015.
 KTT ASEAN ke 27 diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 18-22 November 2015.
 KTT ASEAN yang ke 28 dan 29 diadakan di Vientiane, Laos pada 6-8 September 2016.
 KTT ASEAN ke-30 diadakan di Manila, Filipina pada tanggal 26 – 29 April 2017.
 KTT ASEAN ke-31, diadakan di Manila, Filipina pada tanggal 13 – 14 November 2017.
 KTT ASEAN ke-32, diadakan di Singapura pada tanggal 27 – 28 April 2018.
 KTT ASEAN ke-33, diadakan di Singapura pada tanggal 13 – 15 November 2018.
 KTT ASEAN ke-34, diadakan di Bangkok, Thailand pada tanggal 20 – 23 Juni 2019.
 KTT ASEAN ke-35, diadakan di Bangkok, Thailand pada tanggal 1 – 4 November 2019.
 KTT ASEAN Khusus dan KTT ASEAN Plus Tiga tentang COVID-19
 KTT ASEAN ke-36, Status: tidak boleh dihadiri langsung Lokasi: Hanoi, Vietnam Tanggal: 26 Juni
2020.
 KTT ASEAN ke-37, Status: virtual melalui konferensi video Lokasi: Vietnam 12 November 2020.
d. Bentuk Kerja Sama ASEAN.
1) Bidang pembangunan sosial, menekankan kesejahteraan golongan yang berpendapatan rendah,
perluasan kesempatan kerja, serta pembayaran atau upah yang wajar.
2) Membantu kaum wanita dan pemuda dalam usaha-usaha pembangunan.
3) Menanggulangi masalah-masalah perkembangan penduduk, dengan bekerjasama dengan badan-
badan internasional yang bersangkutan.
4) Pengembangan sumber daya manusia (SDM).
 Bentuk kerja sama dalam bidang antara lain:
1) bidang ekonomi adalah sebagai berikut.
a) Pembukaan pusat promosi ASEAN:
 mempromosikan dirinya pada dunia luar. Promosi yang dilakukan oleh ASEAN meliputi
sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi. Pembukaan pusat promosi ASEAN
dilakukan di negara Jepang yang merupakan negara yang mempunyai perkembangan cepat
dalam berbagai sektor.
 Pembukaan pusat promosi di Jepang mempunyai tujuan untuk melakukan peningkatan
kegiatan ekspor dari negara-negara ASEAN ke Jepang dan juga meningkatkan jumlah
investor Jepang bagi negara-negara ASEAN.
b) Penyediaan Cadangan Pangan
 Bentuk kerjasama dalam penyediaan cadangan pangan tidak hanya dilakukan untuk
kerjasama yang saling menguntungkan, tetapi juga dalam keadaan yang darurat. Misalnya
ketika negara salah satu negara ASEAN sedang mengalami krisis pangan karena bencana,
maka negara lain siap mensuplai cadangan pangan untuk negara tersebut.
 Beberapa negara anggota ASEAN yang telah mempersiapkan diri untuk menjadi penyedia
cadangan pangan untuk keadaan darurat adalah Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand,
dan Singapura.
c) Penyelanggaraan Proyek Industri.
 Sektor industri yang dinaungi oleh negara-negara ASEAN sangat beragam. Semua bentuk
kerjasama dalam proyek industri ini dilakukan untuk kemajuan bersama negara-negara

18
anggota ASEAN. Beberapa proyek industri yang dilakukan oleh ASEAN meliputi industri
pupuk, tembaga, vaksin, dan abu soda. Adapun beberapa proyek industrinya adalah
sebagai berikut:
 ASEAN Aceh Fertilizer Project yang merupakan pabrik pupuk di Aceh-Indonesia.
 ASEAN Urea Project yang merupakan pabrik pupuk di Malaysia.
 ASEAN Copper Fabrication Project yang merupakan pabrik industri tembaga di
Filipina.
 ASEAN Vaccine Project yang memproduksi vaksin di Singapura.
 Rock Salt Soda Ash Project yang memproduksi abu soda di Thailand.
d) Kawasan Perdagangan Bebas.
 Kawasan perdagangan Bebas ASEAN atau yang biasa disebut dengan AFTA (ASEAN
Free Trade Area) merupakan bentuk kerjasama negara-negara ASEAN di bidang ekonomi
yang merupakan suatu persetujuan dalam pengelolaan sektor produksi-produksi lokal yang
ada di seluruh negara-negara ASEAN tanpa terkecuali. Keberadaan AFTA guna
meningkatkan daya saing negara-negara ASEAN dalam melakukan produksi untuk pasar
dunia dengan adanya penghapusan bea dalam ASEAN itu sendiri. Selain itu, dengan
adanya AFTA dapat meningkatkan investasi oleh pihak asing secara langung untuk negara-
negara ASEAN.
e) Koperasi ASEAN.
 Koperasi ASEAN atau ASEAN Cooperative Organization (ACO) merupakan salah satu
bentuk kerjasama negara-negara ASEAN dalam bidang ekonomi.
 Oganisasi ini merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang koperasi untuk
meningkatkan kesejahteraan negara-negara ASEAN.
 Dalam tujuannya, koperasi ASEAN mempunyai keinginan untuk mengkokokah
organisasinya sebagai sebuah gerakan koperasi yang menopang perekonomian di Asia
Tenggara.
2) Bentuk kerja sama dalam bidang Politik antara lain:
a) Defense Ministers Meeting
 ASEAN Defense Ministers Meeting (ADMM) adalah bentuk kerjsama di bidang politik
negara-negara ASEAN yang merupakan pertemuan rutin diantara menteri keamanan yang
ada di negara-negara anggota ASEAN.
 Pertemuan ini diadakan untuk membahas mengenai kerjasama dan diplomasi politik dalam
bidang pertahanan dan keamanan negara ASEAN.
b) Pengiriman Duta dan Konsulat
 adanya pengiriman duta dan konsulat sebagai wakil negara di negara-negara ASEAN.
 Keberadaan duta dan konsulat diperlukan untuk mewakili negara asal duta dan konsulat
tersebut dalam berdiskusi dan menjalankan peran sertanya dalam stabilitas politik di
ASEAN.
 Pengiriman duta dan konsulat merupakan hal yang rutin untuk dilakukan agar wakil negara
selalu ada dalam menajalankan fungsi dan perannya sebagai bagian dari ASEAN.
c) Perjanjian Ekstradisi ASEAN.
 dalam menangani tersangka kejahatan yang melarikan diri ke kawasan negara-negara di
ASEAN. Melalui adanya perjanjian ekstradisi, negara-negara di ASEAN dapat melakukan
kerjasama untuk mengembalikan tersangka ke negara asalnya untuk menjaga stabilitas
politik di negara-negara ASEAN.
d) Perjanjian Kawasan Bebas Nuklir
e) Perjanjian Kawasan Damai, Bebas, dan Netral.
f) Perdagangan bebas: dilaksanakan pada 26 Agustus 2007 dengan Cina,Jepang, Korea Selatan,
India, Australia, Selandia Baru yang akan dilaksanakan pada tahun 2013 dengan pengukuhan
Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015.
e. Peran Indonesia dalam ASEAN.
 Peran penting yang dilakukan oleh Indonesia dalam ASEAN antara lain:
1) Indonesia sebagai salah satu negara pelopor dan ikut menandatangani Deklarasi Bangkok yang
menanandai berdirinya ASEAN,
2) Indonesia beberapa kali dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan KTT ASEAN.
3) Indonesia secara aktif ikut menyempurnakan struktur organisasi ASEAN ketika KTT di Bali
Tahun 1976.
4) Memainkan peran yang aktif dalam penyelesaian masalah di Kamboja.
5) Indonesia menyelenggarakan Jakarta Meeting (JIM) tahun 1988.

19
6) Pertemuan ini dilanjutkan dengan Konferensi Internasional Paris Tahun 1989 yang diketuai
bersama antara Prancis dan Indonesia yang diwakilkan oleh Ali Alatas.
7) Secretariat tetap ASEAN ditetapkan di Jakarta, dan Letnan Jenderal Hartono Dharsono menjadi
secretariat Jenderal ASEAN yang pertama.
8) Ikut aktif membantu menyelesaikan masalah Moro di Filipina sampai tahun 2007 ASEAN telah
menyelenggarakan KTT sebanyak 13 kali.

20

Anda mungkin juga menyukai