Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN INTERNASIONAL DAN HAM

A. Hubungan Internasional

1. Pengertian Hubungan Internasional


Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 menyebut hubungan internasional
dengan istilah lain, yaitu hubungan luar negeri. Dalam undang-undang tersebut
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hubungan internasional adalah setiap
kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh
pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-lembaganya, lembaga negara,
badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, atau warga negara Indonesia. Hubungan atau kerja sama antarbangsa
di dunia didasari atas sikap saling menghormati dan saling menguntungkan.
Adapun tujuan dilakukannya hubungan internasional sebagai berikut.
a. Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara.
b. Menciptakan rasa saling pengertian antarbangsa dalam membina dan
menegakkan suatu perdamaian:
c. Menciptakan sebuah keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat di dunia.
d. Menjalin sebuah hubungan internasional antarnegara yang bersangkutan.
e. Menjalin sebuah kerja sama di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya.
f. Memenuhi suatu kebutuhan warga negaranya,
g. Membuka peluang dalam pemasaran produk dalam negeri ke luar negeri.
h. Memperlancar sebuah hubungan ekonomi antarnegara.

Selain tujuan, hubungan internasional juga mempunyai manfaat. Adapun manfaat


hubungan internasional bagi Indonesia sebagai berikut.
a. Manfaat ideologi, yakni untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan
hidup bangsa dan negara.
b. Manfaat politik, yakni untuk menunjang pelaksanaan kebijakan politik dan
hubungan luar negeri yang diabdikan untuk kepentingan nasional, terutama
untuk kepentingan pembangunan di segala bidang.
c. Manfaat ekonomi, yakni untuk menunjang upaya meningkatkan pembangunan
ekonomi
nasional.
d. Manfaat sosial-budaya, yakni untuk menunjang upaya pembinaan dan
pengembangan nilai-nilai sosial budaya bangsa dalam upaya penanggulangan
terhadap setiap bentuk ancaman, tantangan, hambatan, gangguan dan kejahatan
internasional, dalam rangka
pelaksanaan pembangunan nasional.
e. Manfaat perdamaian dan keamanan internasional, yakni untuk-menunjang upaya
pemeliharaan dan pemulihan perdamaian, keamanan dan stabilitas internasional.
f. Manfaat kemanusiaan, yakni untuk menunjang upaya pencegahan dan
penanggulangan setiap bentuk bencana serta rehabilitasi akibat-akibatnya.
g. Manfaat lainnya, yakni untuk meningkatkan peranan dan citra Indonesia di forum
internasional dan hubungan antarnegara serta kepercayaan masyarakat internasional.
2. Asas-Asas Hubungan Internasional
Berikut asas-asas hubungan internasional yang satu sama lainnya saling
memengaruhi.
a. Asas teritorial didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya. Menurut asas
ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada
di
wilayahnya. Jadi, terhadap semua barang atau orang yang berada di luar wilayah
tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.
b. Ašas kebangsaan didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya.
Menurut asas ini, setiap warga negara di manapun ia berada, tetap mendapat
perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan ekstrateritorial.
Artinya, hukum dari negara tersebut tetap berlaku bagi warga negaranya,
walaupun ia berada di negara asing.
c. Asas kepentingan umum didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi
dan mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hal ini,
negara dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang
berkaitan dengan
kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu
negara.

3. Sarana-Sarana Hubungan Internasional


Menurut J. Frangkel, sarana-sarana yang dapat digunakan suatu negara dalam
melakukan hubungan luar negeri sebagai berikut.
a. Diplomasi diperlukan sebagai sarana untuk memperjuangkan kepentingan
nasional dalam hubungan antarbangsa. Kata diplomasi menunjuk pada seluruh
kegiatan untuk melaksanakan politik luar negeri suatu negara dalam
hubungannya dengan bangsa dan negara lain. Menurut Sumarsono Mestoko,
diplomasi mencakup kegiatan sebagai
berikut
1) Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga untuk
mencapai tujuan tersebut
2) Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan
bangsa atau negara lain.
3) Menyesuaikan kepentingan dari bangsa lain dengan kepentingan nasional
sesuai dengan daya dan tenaga yang ada padanya.
4) Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. Berikut
peran diplomasi yang meliputi seluruh kegiatan politik luar negen
1) Menentukan tujuan dengan menggunakan semua daya dan tenaga dalam
mencapai tujuan nasional.
2) Menyesuaikan kepentingan bangsa lain dengan kepentingan nasional sesuai
dengan tenaga dan daya yang ada
3) Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan
lain.
4) Menggunakan sarana dan kesempatan yang ada dengan sebaik-baiknya. negara
b. Propaganda merupakan usaha sistematis yang digunakan untuk memengaruhi
pikiran, emosi, dan tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat umum.
Propaganda berbeda dengan diplomasi dalam dua hal sebagai berikut.
1) Propaganda lebih ditujukan pada rakyat negara lain daripada kepada
pemerintahannya.
2) Propaganda dilakukan untuk keuntungan diri sendiri, tidak ada usaha untuk
mencari
kompromi antara kepentingan-kepentingan negara yang bersaing, tujuannya
benar- benar untuk keuntungan negara yang melakukan propaganda itu.
c. Sarana ekonomi digunakan secara luas dalam hubungan internasional baik dalam
masa damai maupun masa perang. Pada tingkat tertentu semua negara harus terlibat
dalam perdagangan internasional untuk memperoleh barang yang tidak dapat
diproduksi sendiri, sebaliknya mereka juga menjual barang ke negara lain sehingga
mampu membayar apa yang diimpornya dengan keuntungan dari hasil penjualan
tersebut.
d. Peralatan militer yang memadai dapat menambah keyakinan dan stabilitas untuk
berdiplomasi.

4 Pentingnya Hubungan Internasional


Hubungan antarnegara merupakan salah satu hubungan kerja sama yang mutlak
diperlukan. Tidak ada satu negara pun di dunia yang tidak bergantung kepada negara
lain. Pentingnya hubungan internasional atau kerja sama internasional disebabkan oleh
faktor- faktor sebagai berikut.
a. Faktor internal, yaitu adanya kekhawatiran terancam kelangsungan
hidup.negaranya. Adapun hal-hal yang termasuk faktor internal sebagai berikut.
1) Keinginan meningkatkan kesejahteraan nasional 2) Keinginan untuk membuka
hubungan politik dan memperoleh dukungan dari negara lain.
3) Adanya kepentingan nasional yang tidak selamanya dapat dipenuhi di dalam negeri
sendiri, baik yang bersifat ekonomis, politik, kultural, maupun keamanan.
b. Faktor eksternal, yaitu ketentuan hukum alam yang tidak dapat dimungkiri bahwa
suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerja sama dengan
negara lain.Faktor-faktor eksternal mencakup hal-hal sebagai berikut.
1) Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, budaya, dan jumlah
penduduk.
2) Adanya perbedaan kemampuan dalam penguasaan ilmu pengetahuan di berbagai
bidang
3) Tanggung jawab sebagai warga dunia untuk mewujudkan kehidupan dunia yang
tertib, aman, damai, dan merata.
Berikut beberapa arti penting hubungan (kerja sama) internasional sebagai berikut
a. Mewujudkan kepentingan nasional, terutama bidang politik dan hubungan luar negeri
di dalam pergaulan internasional.
b. Menjalin persahabatan yang lebih erat antara negara kita dengan negara lain demi
terwujudnya ketertiban, keamanan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan perdamaian
abadi.
c. Memajukan kerja sama aktif dan tukar-menukar bantuan untuk kepentingan
bersama dalam bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan
administrasi
d. Memelihara dan menciptakan hidup berdampingan secara damai dan adil dengan
bangsa lain.
e. Mencegah dan menyelesaikan konflik, perselisihan, permusuhan atau
persengketaan.
f. Mengembangkan cara penyelesaian masalah secara damai melalui perundingan dan
diplomasi. Sebagian negara-negara di dunia ada yang menolak melakukan
hubungan internasional. Dampak atau akibat suatu negara menolak hubungan
internasional atau menutup diri dari pergaulan internasional sebagai berikut.
a. Timbulnya kecurigaan masyarakat bangsa-bangsa terhadap suatu negara. Hal ini
mudah timbul mengingat keberadaan negara-negara dewasa ini sangat terbuka
b. Ketidakpedulian PBB ataupun organisasi internasional lain terhadap masalah yang
timbul di negara tersebut.
c. Dikucilkan dari pergaulan antarbangsa, terutama dalam rangka memenuhi
kebutuhan bangsa itu sendiri.
d. Diberhentikannya beberapa bantuan dari masyarakat internasional terhadap suatu
negara.

5. Politik Luar Negeri dalam Hubungan Internasional


Setiap negara termasuk Indonesia pastinya memiliki politik luar negeri. Politik
luar negeri merupakan sebuah kebijakan atau peraturan suatu negara dalam
mengatur hubungan dengan negara lain. Menurut UU No. 37 Tahun 1999 tentang
Hubungan Luar Negeri, politik luar negeri adalah kebijaksanaan, sikap, dan
langkah pemerintah RI yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara
lain, organisasi internasional, dan subjek hukum internasional lainnya dalam rangka
menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional. Politik luar
negeri diabdikan bagi kepentingan nasional terutama untuk kepentingan
pembangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Dalam melaksanakan hubungan dengan luar negeri atau dengan bangsa lain,
Indonesia menerapkan politik luar negeri bebas aktif. Bebas, artinya tidak memihak
pada kekuatan- kekuatan yang pada dasamya tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia. Aktif, artinya tidak pasif atas kejadian-kejadian internasional
melainkan aktif menjalankan kebijakan luar negeri. Aktif dalam arti ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial. Asas politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif
dikemukakan pertama kali oleh Mohammad Hatta dalam keterangannya di depan
badan pekerja KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) pada tanggal 2 September
1948. Politik luar negeri Indonesia selain bersifat bebas dan aktif juga mempunyai
sifat-sifat berikut.

a. Antiimperialisme dan kolonialisme dalam segala hal bentuk manifestasinya dan ikut
serta menjelaskan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial
b. Mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat

6. Peranan Indonesia melalui Politik Luar Negeri Bebas Aktif


Bangsa Indonesia bersedia bekerja sama dengan bangsa manapun. Negara
Kesatuan Republik Indonesia meletakkan landasan yang kuat dalam hubungan
antarbangsa. Berdasarkan kebijakan politik luar negeri yang bebas dan aktif itu,
bangsa Indonesia lebih mengutamakan menjalin kerja sama dengan semua bangsa
dan mengakui persamaan derajat kepada semua bangsa di dunia. Beberapa peran
penting telah dilakukan Indonesia untuk memenuhi amanat Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 dan kebijakan politik bebas aktifnya. Beberapa peran itu dapat
disebutkan berikut ini.
a. Indonesia pernah menjadi penyelenggara Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun
1955 yang menghasilkan "Dasasila Bandung" Dasasila Bandung adalah sepuluh poin
kesepakatan yang ditujukan untuk melahirkan semangat dan solidaritas negara-
negara Asia Afrika.
b. Indonesia aktif dalam merintis dan mengembangkan organisasi di kawasan Asia
Tenggara yang bemama Association of Southeast Asian Nation (ASEAN), ASEAN
yang mula-mula dibentuk oleh lima negara itu, kini telah berkembang anggotanya
menjadi sepuluh negara. ASEAN dideklarasikan berdirinya pada tanggal 8 Agustus
1967, atas prakarsa Indonesia bersama empat anggota pertama, yaitu Malaysia,
Thailand, Filipina, dan Singapura.
c. Indonesia termasuk salah satu pendiri Gerakan Non-Blok pada tahun 1961. Hal
tersebut membuktikan bahwa Indonesia membantu dunia internasional untuk
meredakan ketegangan Perang Dingin antara blok Barat dan blok Timur,
d. Indonesia aktif ikut membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang saudara
pertikaian dan konflik di Filipina, dan masih banyak lagi yang lain. di Bosnia.
e. Menentang adanya kolonialisme, imperialisme, serta teroris internasional.
f. Secara konsisten menyerukan kepada dunia internasional untuk mewujudkan dunia
yang aman Bari senjata pemusnah massal seperti nuklir, senjata kimia, dan senjata
biologis.
B. Peran Indonesia dalam Perdamaian Dunia
Perdamaian dunia adalah sebuah gagasan kebebasan, perdamaian, dan
kebahagiaan bagi seluruh negara dan/atau bangsa. Perdamaian dunia memiliki
makna dan pengaruh yang sangat penting bagi suatu negara karena dapat
meningkatkan kemakmuran suatu negara dan bangsanya, mempertahankan
kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara, serta dapat meningkatkan
persaudaraan antarsegala bangsa.
Menjaga perdamaian dunia dapat dilakukan melalui organisasi nasional Berikut
beberapa peran negara Indonesia dalam menoptakan perdamaian dunia melalul
organisasi internasional

1. Peran Indonesia dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)


Berikut beberapa peran Indonesia dalam perdamaian dunia dalam Perserikatan
Bangsa- Bangsa.

A. Menjadi Pemimpin dan Anggota Tetap di Beberapa Organisasi PBB


Indonesia pemah ditunjuk untuk memimpin serta menjadi anggota tetap pada
beberapa organisasi bentukan PBB, seperti berikut.
1) Pada tahun 1971, Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik pernah ditunjuk
untuk menjadi Presiden di Majelis Umum PBB
2) Indonesia terpilih menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB
3) Indonesia pernah terpilih sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB,
ditunjuk sebagai Presiden dan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, serta sebagai
Wakil Presiden dan dewan tersebut.
4) Indonesia juga pernah terpilih menjadi anggota Dewan Hak Asasi Manusia PBB
dan kali ditunjuk sebagai Wakil Presiden dari dewan tersebut

B. Membantu Penyelesaian Konflik di Berbagai Negara


Indonesia membantu menyelesaikan berbagai konflik yang terjadi pada negara-
negara anggota PBB seperti berikut.
1) Pada Tahun 1989, Indonesia telah berhasil membantu penyelesaian konflik yang
terjadi di Kamboja
2) Indonesia menjadi mediator atas penyelesaian konflik yang terjadi antara
Filipina dan Moro National Front Liberation (MNFL) yang menguasai
Mindanau Selatan.

C. Melakukan Upaya-Upaya dalam Rangka Menjaga Perdamaian Dunia


Hal lain yang pemah dilakukan Indonesia dalam rangka menjaga perdamaian
dunia selama menjadi anggota PBB sebagai berikut.
1) Indonesia berhasil menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika yang
menghasilkan Dasasila Bandung.
2) Indonesia menjadi pelopor pencetusan SEANWFZ dan ZOFTAN
3) Indonesia menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya ASEAN dan Gerakan Non-
Blok
4) Indonesia telah mengirimkan beberapa kontingen dalam rangka visi perdamaian
dunia seperti pengiriman beberapa Kontingen Pasukan Garuda di beberapa
wilayah negara-negara di dunia.

D. Memberikan Bantuan Kemanusiaan di Berbagai Negara


Upaya yang dilakukan oleh Indonesia agar tidak menjadi penyebab terjadinya
penyalahgunaan kewenangan adalah dengan memberikan bantuan kemanusiaan di
negara-negara yang mengalami bencana tersebut, seperti berikut.
1) Pada Tahun 1984, Indonesia menginmkan bantuan berupa beras melalui FAO
yang ditujukan untuk membantu bencana kelaparan yang terjadi di Ethiopia.
2) Pada Tahun 1995, Indonesia membantu dalam menampung para pengungsi yang
berasal dari Vietnam di Pulau Galang.

2. Peranan Indonesia dalam Gerakan Non-Blok (GNB)


Berikut beberapa peran Indonesia dalam perdamaian dunia dalam Gerakan
Non-Blok
a. Indonesia menjadi salah satu negara yang memprakarsai pendirian Gerakan
Non-Blok. Hal tersebut diwakili oleh Presiden Soekarno selaku pemimpin
negara pada saat itu.
b. Indonesia pernah menjadi pemimpin gerakan ini pada tahun 1991. Presiden
Soekamo selaku Presiden RI saat itu terpilih menjadi ketua GNB
c. Penyelenggara KTT X Gerakan Non-Blok
d. Indonesia menjadi negara yang juga ikut memecahkan masalah-masalah dunia
berdasarkan perdamaian dunia. Selain itu, Indonesia juga memperjuangkan hak
asasi manusia, dan tata ekonomi dunia yang berdasarkan pada asas keadilan.
Salah satunya adalah peran penting Indonesia dalam meredakan ketegangan di
kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991.

3. Peran Indonesia dalam Keanggotaannya di ASEAN


Berikut peran Indonesia dalam perdamaian dunia di ASEAN.
a. Menjadi salah satu negara yang memprakarsal berdirinya ASEAN.
b. Sebagai tuan rumah KTT ASEAN 1.
c. Sebagai pengusul pembentukan komunitas ASEAN.
d. Sebagai penyelenggara serangkaian pertemuan ASEAN.
e. Pembentukan komunitas keamanan ASEAN.
f. Menganjurkan penghargaan dan perlindungan terhadap HAM. Peran Indonesia di
lingkungan negara-negara Asia Tenggara kadang-kadang tidak
di bawah bendera organisasi ASEAN. Indonesia menjaga perdamaian dengan
menjalin hubungan kerja sama dengan negara tetangga. Berikut peran Indonesia di
lingkungan . negara-negara tetangga
a. Sebagai penengah konflik antara Vietnam dan Kamboja.
b. Ikut serta dalam menyelesaikan masalah Kamboja.
c. Sebagai penengah konflik antara Filipina dan pemberontak Moro.
4. Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika (KAA)

Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika, yaitu ikut memprakarsai dan
sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara Il tanggal 28-29
Desember 1954 di Bogor (Jawa Barat). Konferensi ini sebagai pendahuluan dari
Konferensi Asia Afrika. Peranan Indonesia yang lain adalah ikut memprakarsai dan
sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang berlangsung pada
tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung (Jawa Barat). Keuntungan
bagi Indonesia dari penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika meliputi dua hal
sebagai berikut.
a. Tuntutan Indonesia atas Irian Barat (Irian Jaya) mendapat dukungan dari negara-
negara Asia Afrika.
b. Permasalahan kewarganegaraan penduduk Indonesia keturunan Tionghoa
(Republik Rakyat Tiongkok) dapat diselesaikan setelah dilakukan perundingan
dengan Perdana Menteri Tiongkok, Chou En Lai. Keturunan Tionghoa boleh
memilih kewarganegaraannya. menjadi warga negara Indonesia atau warga
negara Tiongkok (Republik Rakyat Tiongkok)

C. Hak dan Kewajiban sebagai Warga Negara

1. Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila


Setiap warga negara pasti memiliki hak dan kewajiban. Hak warga negara
merupakan seperangkat hak yang melekat di dalam diri manusia, dalam
kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Sifat dari hak warga negara
ini dibatasi oleh status kewarganegaraannya Kewajiban warga negara dapat
diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang
warga negara sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang- undangan yang
berlaku. Hak dan kewajiban warga negara adalah satu kesatuan yang tidak bisa
terpisahkan. Di mana ada hak yang diberikan oleh negara, di situ juga ada
kewajiban yang perlu dilaksanakan oleh warganya. Warga negara yang baik
senantiasa menjalankan hak dan kewajiban dengan seimbang dan sebagaimana
mestinya. Berikut hak dan kewajiban warga negara yang berdasarkan Pancasila.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Di Indonesia, ada enam agama yang diakul, yaitu Islam, Kristen, Katolik,
Buddha, Hindu, dan Konghucu. Berdasarkan sila pertama, setiap warga
negara berhak memiliki kebebasan untuk memeluk agama yang
dipercayainya. Selain itu, setiap warga negara berhak menjalankan ibadah
sesuai ajaran agama masing-masing. Adapun kewajiban warga negara yang
terkandung di dalam sila pertama sebagai berikut.
1) Membina kerja sama dan tolong-menolong antarpemeluk agama lain.
2) Mengembangkan sikap toleransi antarumat beragama.
3). Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
B. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Hak setiap warga negara yang tercantum dalam sila kedua adalah
memperoleh jaminan dan perlindungan hukum yang sama.

Setiap warga juga berhak memperoleh kehidupan yang layak Kewajiban seluruh
warga negara Indonesia berdasarkan sila kedua sebagai berikut.
1) Menumbuhkan sikap saling mencintai, tenggang rasa dan tidak semena-mena
terhadap sesama manusia.
2) Mengakui adanya persamaan derajat, hak dan kewajiban setiap warga negara tanpa
Tuhan. membeda-bedakan suku, keturunan, jenis kelamin, dan lain-lain.
3) Memperlakukan setiap orang sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai ciptaan
tuhan
4) Mengikuti kegiatan kemanusiaan.

C. Persatuan Indonesia
Adapun hak warga negara berdasarkan sila ketiga sebagai berikut
1) Memperkaya seni, budaya daerah dan budaya nasional
2) Setiap warga negara memperoleh perlakuan yang sama meskipun berada tempat
tinggal aslinya.
Adapun kewajiban warga negara berdasarkan sila ketiga sebagai berikut.
1) Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
2) Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara serta keutuhan NKRI.
3) Cinta terhadap tanah air dan bangsa.
4) Memupuk persatuan berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika.
5) Memajukan pergaulan untuk persatuan dan kesatuan bangsa

D. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan


Perwakilan
Sila keempat Pancasila menggambarkan tentang kedaulatan rakyat dan kekuasaan
yang dipegang oleh rakyat. Semua jenis permasalahan diselesaikan dengan cara
musyawarah. Adapun hak warga negara berdasarkan sila keempat sebagai berikut.
1) Rakyat bebas untuk mengemukakan pendapat yang sifatnya membangun dan
bertanggung jawab.
2) Memperoleh jaminan berpolitik secara demokratis. Hal ini diwujudkan dengan
adanya kebebasan dalam berpendapat dan berorganisasi
Kewajiban warga negara sesuai sila keempat sebagai berikut.
1) Musyawarah menjadi jalan untuk mengambil keputusan.
2) Setiap orang bebas berpendapat sehingga tidak boleh memaksakan lain. pendapat
orang
3) Memercayakan kepada wakil rakyat untuk melakukan musyawarah dan
menjalankan tugasnya.
4) Mempertimbangkan pendapat orang lain secara bijaksana. .
E. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Adapun hak warga negara yang tercantum dalam sila kelima sebagai berikut.
1) Memperoleh perlakuan adil dalam semua bidang kehidupan yang mencakup bidang
ekonomi, politik, budaya dan lain-lain.
2) Seluruh warga negara memperoleh kesempatan hidup yang sama.
Kewajiban warga negara yang terkandung dalam sila kelima sebagai berikut.
1) Menumbuhkan sikap gotong royong dan kekeluargaan di lingkungan masyarakat.
2) Melatih hidup sederhana, hemat, tidak berlebihan dan tidak boros
3) Selalu bekerja keras.
4) Menghindari perilaku yang merugikan orang lain.

2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Hak dan kewajiban warga negara juga diatur dalam UUD NRI Tahun 1945. Hak dan
kewajiban warga negara disebutkan di dalam UUD NRI 1945 Pasal 26 hingga Pasal 34.
Adapun beberapa contoh hak warga negara menurut UUD NRI 1945 sebagai berikut.
A. Hak atas Kewarganegaraan
Pasal 26 Ayat (1) dan (2) merupakan jaminan atas hak setiap orang untuk
mendapatka status kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut secara semena-
mena.

B. Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan


Pasal 27 Ayat (1) merupakan jaminan hak warga negara atas kedudukan sama dalam
hukum dan pemerintahan, serta merupakan kewayban warga negars untuk menjunjung
hukum dan pemerintahan.

C. Hak atas Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak bagi Kemanusiaan


Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa "Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan
dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal 27 Ayat (2) menjamin hak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak. Hal tersebut diatur lebih lanjut dalam undang-
undang. Berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur hal ini, seperti yang
terdapat dalam undang-undang agraria, perkoperasian, penanaman modal sistem
pendidikan nasional, tenaga kerja. perbankan, dan sebagainya yang bertujuan
menciptakan lapangan kerja agar warga negara memperoleh penghidupan layak .

D. Hak dan Kewajiban Bela Negara


Hak dan kewajiban bela negara diatur dalam Pasal 27 Ayat (3)UUD NRI Tahun 1945
Pasal tersebut menegaskan bahwa hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela
negara menjadi sebuah kesatuan. Dengan kata lain, upaya pembelaan negara merupakan
hak sekaligus menjadi kewajiban dari setiap warga negara Indonesia

E. Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul


Pasal 28 menetapkan hak warga negara untuk berserikat dan berkumpul, serta
mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan, dan sebagainya. Dalam ketentuan
ini, terdapat tiga hak warga negara, yaitu hak kebebasan berserikat, hak kebebasan
berkumpul, serta hak kebebasan untuk berpendapat

F. Kemerdekaan Memeluk Agama


Pasal 29 Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 menjamin hak warga negara atas kebebasan
beragama. Dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia, kebebasan beragama ini tidak
diartikan bebas tidak beragama, tetapi bebas untuk memeluk satu agama yang diyakini.
G. Pertahanan dan Keamanan Negara
Pertahanan dan keamanan negara diatur dalam Pasal 30 Ayat (1) dan (2) UUD NRI
Tahun 1945.

H. Hak Mendapat Pendidikan


Pasal 31 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 merupakan penegasan hak warga negara
untuk mendapatkan pendidikan. Pasal tersebut dipertegas dengan Pasal 31 Ayat (2)
bahwa setiap warga negara berkewajiban mengikuti pendidikan dasar dan dibiayai oleh
negara. Untuk maksud tersebut, Pasal 31 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 mewajibkan
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional,
yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.

i. Kebudayaan Nasional Indonesia


Pasal 32 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 menjamin hak warga negara untuk
mengem- bangkan nilai-nilai budayanya. Selain itu, dalam Pasal 32 Ayat (2) juga
memberikan jaminan terhadap hak warga negara untuk mengembangkan dan
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pergaulan.

J. Perekonomian Nasional
Perekonomian nasional diatur dalam Pasal 33 Ayat (1)-(5) UUD NRI Tahun 1945.
Ketentuan ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha perekonomian dan hak
warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.

K. Kesejahteraan Sosial
Masalah kesejahteraan sosial dalam UUD NRI Tahun 1945 diatur dalam Pasal 34.
Pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk mendapatkan kesejahteraan
sosial yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan sosial, hak mendapatkan jaminan
kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas umum yang layak.

D. Pengakuan, Penghormatan, dan Penegak HAM

1. Hakikat Hak Asasi Manusia


Menurut UU No. 39 Tahun 1999, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dinding
alen negara, hukum, dan pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perfindungen harkat dan martabat manusia
Secara umum hak asasi manusia dapat dibagi menjadi lima macam sebagai berikut
a. Hak asasi untuk memperoleh pentakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural nights), misalnya hak mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil
dalam peradilan. pembelaan hukum, penerapan asas praduga tak bersalah, dan lain
sebagainya
b. Hak asasi politik (political rights), misalnya hak untuk diakut dalam kedudukan
sebagai warga negara yang sederajat, ikut serta dalam pemerintahan, hak memilih
dan dipih mendirikan partai politik atau organisasi, mengajukan kritik, dan
sebagainya
c. Hak asasi pribadi (personal rights), misalnya hak kemerdekaan memeluk agama dan
beribadah menurut agama masing-masing, menyatakan pendapat, berorganisasi,
dan sebagainya.
d. Hak asasi untuk memperoleh perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
(rights of legal equality)
e. Hak asasi ekonomi (poverty rights), misalnya hak kebebasan memiliki sesuatu,
membel dan menjual sesuatu, mengadakan kontrak atau perjanjian, dan lain
sebagainya.

2. Jaminan Hak Asasi Manusia di Indonesia


Negara sebagai otoritas tertinggi dalam mengatur kehidupan bersama mempunyai
peran yang penting dalam menjamin hak asasi manusia sehingga dibuatlah instrumen-
instrumen sebagai payung hukum penegakan HAM. Instrumen tersebut dapat
berbentuk undang-undang ataupun peraturan lainnya. Instrumen HAM di Indonesia
dapat dijelaskan sebagai benkut

a. Pancasila
Dalam sila-sila Pancasila terdapat jelas perlindungan akan HAM. Misalnya, sila
pertama Pancasila memberikan jaminan kebebasan bagi warga negara untuk memeluk
agama. Sila kedua menghendaki agar manusia diperlukan secara pantas, sesuai dengan
harkat, martabat, dan derajatnya. Sila ketiga memberikan pedoman kepada warga
negara dalam melaksanakan hak asasi agar mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara. Sila keempat Pancasila menjamin hak warga negara untuk berkumpul
berpendapat, dan ikut serta dalam pemerintahan. Sila kelima, Pancasila memberi
jaminan adanya perimbangan hak milik dengan fungsi sosial. Ini berarti, tiap-tiap
orang berhak hidup layak, dan memperoleh kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pekerjaan.

b. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945


Dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 jaminan HAM termuat secara jelas
dalam alinea pertama dan keempat. Alinea pertama terungkap bahwa setiap bangsa
memiliki hak merdeka dan penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusian dan
keadilan. Dalam alinea keempat terungkap bahwa negara hendak melindung segenap
bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut serta memelihara perdamaian dunia. Empat hal yang sekaligus menjadi tujuan
negara tersebut sangat jelas mengandung makna perlindungan hak asasi manusia.

c. Batang Tubuh UUD NRI Tahun 1945


Sebelum perubahan dilakukan terhadap UUD NRI Tahun 1945, HAM dirumuskan
secara singkat dalam beberapa pasal. Pada UUD NRI Tahun 1945 Amendemen, hak
asasi manusia diatur dalam Bab XA tentang Hak Asasi Manusia. d. Peraturan
Perundang-undangan Selain dari UUD NRI Tahun 1945, HAM di Indonesia juga
diatur dalam peraturan perundangan berikut ini.
1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan
Pendapat di Muka Umum.
2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
3) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata Cara Perlindungan
terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran HAM Berat.
5) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, dan
Rehabilitasi terhadap Pelanggaran HAM Berat.
6) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional
tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (International Covenant on
Economic, Social, and Cultural Rights).
7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional
tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil and Political
Rights).
8) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2015 tentang Perubahan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
3. Pemajuan, Penghormatan, dan Penegakan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Perlindungan HAM yang dimaksud adalah pembelaan terhadap HAM, artinya
pemerintah harus menjaga agar HAM tidak dilanggar oleh orang lain. Pemerintah telah
melakukan upaya perlindungan HAM dengan cara sebagai berikut.
a. Memasukkan HAM ke dalam berbagai perundang-undangan nasional sesuai yang
tercantum dalam instrumen nasional. Dengan demikian, eksistensi HAM di dalam
sistem hukum, politik, maupun ketatanegaraan Indonesia memiliki landasan hukum
yang cukup kuat.
b. Meratifikasi dan mengadopsi instrumen-instrumen HAM internasional, berarti
perjanjian itu masuk dan berlaku sebagai hukum (positif) nasional.
c. Memberdayakan masyarakat terhadap masalah HAM dengan mengadakan sosialisasi
sehingga HAM menjadi bagian dari setiap individu warga negara Indonesia. Indonesia
seperti negara-negara lain di dunia, mengalami pasang surut dalam
perkembangan dan proses penegakan HAM. Upaya-upaya yang dilakukan untuk
pemajuan, penghormatan, dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia sebagai berikut.

a. Pembentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)


Komnas HAM dibentuk berdasarkan Keppres No. 50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni
1993 atas rekomendasi Lokakarya | Hak Asasi Manusia yang diselenggarakan oleh
Departemen Luar Negeri RI. Berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999, lembaga tersebut
telah dikuatkan kedudukan dan fungsinya sebagai lembaga mandiri yang kedudukannya
setingkat dengan lembaga negara lainnya dan berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia. Komisi Penyelidik
Pelanggaran (KPP) HAM dapat dibentuk oleh Komnas HAM untuk kasus-kasus
tertentu. Keberadaan Komnas HAM diatur dalam Pasal 75-99 UU No. 39 Tahun 1999.
Pembentukan Komnas HAM bertujuan sebagai berikut.
1) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
mengembangkan pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan memampukannya
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
2) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
b. Pembentukan Instrumen HAM Instrumen HAM
merupakan alat untuk menjamin proses perlindungan dan penegakan hak asasi
manusia. Instrumen HAM biasanya berupa peraturan perundang-undangan dan lembaga-
lembaga penegak hak asasi manusia, seperti Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM) dan Pengadilan HAM. Instrumen HAM yang berupa peraturan
perundang-undangan dibentuk untuk menjamin kepastian hukum serta memberikan
arahan dalam proses penegakan HAM.

c. Pengadilan HAM
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia. Pengadilan hak asasi manusia adalah pengadilan khusus yang
berada di lingkungan peradilan umum, yaitu Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
Pengadilan hak asasi manusia berkedudukan di daerah kabupaten atau daerah kota yang
daerah hukumnya meliputi daerah hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Untuk
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Pengadilan HAM berkedudukan di setiap wila- yah
Pengadilan Negeri yang bersangkutan.

E. Pelanggaran HAM dalam Perspektif Pancasila

1. Pengertian Pelanggaran HAM


Secara umum, pelanggaran HAM dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan
seseorang atau suatu kelompok yang dengan sengaja atau tidak sengaja melalaikan
suatu hukum, membatasi, mengurangi, dan menghalangi suatu HAM seseorang atau
suatu kelompok. Menurut UU No. 39 Tahun 1999, pelanggaran hak asasi manusia
adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara baik
disengaja maupun tidak sengaja, atau kelalaian yang secara melawan hukum
mengurangi, menghalangi, membatasi, dan/atau mencabut hak asasi manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini, dan tidak
mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
adil dan benar, berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Pelanggaran hak asasi manusia disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal
a. Faktor Internal
Faktor intermal terjadinya pelanggaran HAM adalah dorongan dari dalam diri
seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan yang bisa membahayakan hak asasi
orang lain. Berikut beberapa penyebab pelanggaran HAM dalam faktor internal.
1) Sitat egois
2) Diskriminasi
3) Tidak adanya rasa toleransi
4) Tidak adanya rasa empati dan kemanusiaan
5) Tindak kesadaran pelaku terhadap pelanggaran HAM
6) Adanya suatu pandangan yang bersifat individualistik

b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal penyebab pelanggaran HAM, yaitu faktor di luar diri manusia
yang mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM.
Berikut- beberapa faktor eksternal penyebab terjadinya pelanggaran HAM
1) Perangkat hukum tidak tegas.
2) Lemahnya fungsi dari lembaga hukum
3) Penyalahgunaan teknologi
4) Struktur sosial dan politik.
5) Adanya pihak yang membantu aksi pelanggaran HAM.
6) Kesenjangan ekonomi dan sosial.

2. Jenis-Jenis Pelanggaran HAM


Bentuk pelanggaran HAM yang sering dijumpai dalam masyarakat sebagai berikut.
a. Diskriminasi adalah pembatasan, pelecehan, dan pengucilan yang dilakukan
langsung atau tidak langsung yang didasarkan perbedaan manusia atau suku
bangsa, ras, etnis, dan agama.
b. Penyiksaan adalah perbuatan yang menimbulkan rasa sakit atau penderitaan baik
jasmani maupun rohani.
Berdasarkan UU No. 39 Tahun 1999 yang dikategorikan pelanggaran HAM berat,
yaitu pembunuhan massal (genosida), pembunuhan sewenang-wenang atau di luar
putusan pengadilan, penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, dan perbudakan
atau diskriminasi yang dilakukan secara sistematis. Adapun jenis perbuatan yang
dikategorikan pelanggaran HAM berat berdasarkan Pasal 7-9 UU No. 26 Tahun
2000 sebagai berikut.

a. Kejahatan Genosida
Kejahatan genosida adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, dan kelompok agama. Adapun cara-cara yang digunakan, antara
lain:
1) membunuh anggota kelompok,
2) mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota
kelompok,
3) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik, baik seluruhnya maupun sebagian,
4) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok,
5) memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.

b. Kejahatan terhadap Kemanusiaan


Kejahatan terhadap kemanusiaan adalah suatu perbuatan yang dilakukan sebagai
bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa
serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil. Kejahatan
terhadap kemanusiaan dapat berupa pembunuhan; pemusnahan; perbudakan;
pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; perampasan kemerdekaan
atau perampasan kebebasan fisik lain secara sewenang-wenang yang melanggar
ketentuan pokok hukum
internasional; penyiksaan; pemaksaan, sterilisasi secara paksa, atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara; penganiayaan terhadap suatu kelompok atau
perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnik, budaya,
agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakul secara universal sebagai hal
yang dilarang menurut hukum internasional; penghilangan orang secara paksa; dan
kejahatan apartheid.
3. Kasus Pelanggaran HAM dalam Perspektif Pancasila
Dalam realita kehidupan bangsa ini, masih banyak terjadi pelanggaran HAM, baik
dilakukan antarwarga negara ataupun negara terhadap warga negaranya sendiri. Berikut
contoh penyimpangan nilai-nilai Pancasila yang termasuk pelanggaran hak asasi
manusia.
a. Kasus Tanjung Priok (1984)
Pada tanggal 12 September 1984 terjadi Kasus Tanjung Priok. Dalam kasus
Tanjung Priok menurut laporan Komnas HAM, telah terjadi pelanggaran HAM berat
berupa pembunuhan secara kilat, penangkapan dan penahanan sewenang-wenang,
penyiksaan, dan penghilangan orang secara paksa. Proses persidangan sudah
dilangsungkan, namun hingga kini para pelaku masih bebas. Kasus Trisakti dan
Semanggi
b Kasus Trisakti dan Semanggi,
terkait dengan gerakan reformasi. Gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa
menuntut perubahan dari pemerintahan yang otoriter menjadi pemerintahan yang
demokratis, menyejahterakan rakyat dan bebas dari KKN. Ketika demonstrasi inilah
berbagai hal yang tidak diinginkan dapat terjadi, karena sebagai gerakan massa tidak
mudah melakukan kontrol. Bentrok fisik dengan aparat keamanan, perusakan, dan
penembakan dengan peluru karet maupun tajam inilah yang mewarnai kasus Trisakti
dan Semanggi. Kasus Trisakti terjadi pada tanggal 12 Mei 1998, menewaskan empat
mahasiswa Universitas Trisakti yang terkena peluru tajam. Kasus Trisakti sudah ada
Pengadilan Militer. Tragedi Semanggil terjadi tanggal 13 November 1998 yang
menewaskan setidaknya lima mahasiswa, sedangkan tragedi Semanggi II pada tanggal
24 September 1999, menewaskan lima orang.

Anda mungkin juga menyukai