A. Hubungan Internasional
a. Antiimperialisme dan kolonialisme dalam segala hal bentuk manifestasinya dan ikut
serta menjelaskan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial
b. Mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat
Peranan Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika, yaitu ikut memprakarsai dan
sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara Il tanggal 28-29
Desember 1954 di Bogor (Jawa Barat). Konferensi ini sebagai pendahuluan dari
Konferensi Asia Afrika. Peranan Indonesia yang lain adalah ikut memprakarsai dan
sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika yang berlangsung pada
tanggal 18-24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung (Jawa Barat). Keuntungan
bagi Indonesia dari penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika meliputi dua hal
sebagai berikut.
a. Tuntutan Indonesia atas Irian Barat (Irian Jaya) mendapat dukungan dari negara-
negara Asia Afrika.
b. Permasalahan kewarganegaraan penduduk Indonesia keturunan Tionghoa
(Republik Rakyat Tiongkok) dapat diselesaikan setelah dilakukan perundingan
dengan Perdana Menteri Tiongkok, Chou En Lai. Keturunan Tionghoa boleh
memilih kewarganegaraannya. menjadi warga negara Indonesia atau warga
negara Tiongkok (Republik Rakyat Tiongkok)
Setiap warga juga berhak memperoleh kehidupan yang layak Kewajiban seluruh
warga negara Indonesia berdasarkan sila kedua sebagai berikut.
1) Menumbuhkan sikap saling mencintai, tenggang rasa dan tidak semena-mena
terhadap sesama manusia.
2) Mengakui adanya persamaan derajat, hak dan kewajiban setiap warga negara tanpa
Tuhan. membeda-bedakan suku, keturunan, jenis kelamin, dan lain-lain.
3) Memperlakukan setiap orang sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai ciptaan
tuhan
4) Mengikuti kegiatan kemanusiaan.
C. Persatuan Indonesia
Adapun hak warga negara berdasarkan sila ketiga sebagai berikut
1) Memperkaya seni, budaya daerah dan budaya nasional
2) Setiap warga negara memperoleh perlakuan yang sama meskipun berada tempat
tinggal aslinya.
Adapun kewajiban warga negara berdasarkan sila ketiga sebagai berikut.
1) Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
2) Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara serta keutuhan NKRI.
3) Cinta terhadap tanah air dan bangsa.
4) Memupuk persatuan berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika.
5) Memajukan pergaulan untuk persatuan dan kesatuan bangsa
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Menurut UUD NRI Tahun 1945
Hak dan kewajiban warga negara juga diatur dalam UUD NRI Tahun 1945. Hak dan
kewajiban warga negara disebutkan di dalam UUD NRI 1945 Pasal 26 hingga Pasal 34.
Adapun beberapa contoh hak warga negara menurut UUD NRI 1945 sebagai berikut.
A. Hak atas Kewarganegaraan
Pasal 26 Ayat (1) dan (2) merupakan jaminan atas hak setiap orang untuk
mendapatka status kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut secara semena-
mena.
J. Perekonomian Nasional
Perekonomian nasional diatur dalam Pasal 33 Ayat (1)-(5) UUD NRI Tahun 1945.
Ketentuan ini merupakan jaminan hak warga negara atas usaha perekonomian dan hak
warga negara untuk mendapatkan kemakmuran.
K. Kesejahteraan Sosial
Masalah kesejahteraan sosial dalam UUD NRI Tahun 1945 diatur dalam Pasal 34.
Pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk mendapatkan kesejahteraan
sosial yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan sosial, hak mendapatkan jaminan
kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas umum yang layak.
a. Pancasila
Dalam sila-sila Pancasila terdapat jelas perlindungan akan HAM. Misalnya, sila
pertama Pancasila memberikan jaminan kebebasan bagi warga negara untuk memeluk
agama. Sila kedua menghendaki agar manusia diperlukan secara pantas, sesuai dengan
harkat, martabat, dan derajatnya. Sila ketiga memberikan pedoman kepada warga
negara dalam melaksanakan hak asasi agar mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara. Sila keempat Pancasila menjamin hak warga negara untuk berkumpul
berpendapat, dan ikut serta dalam pemerintahan. Sila kelima, Pancasila memberi
jaminan adanya perimbangan hak milik dengan fungsi sosial. Ini berarti, tiap-tiap
orang berhak hidup layak, dan memperoleh kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pekerjaan.
c. Pengadilan HAM
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
Hak Asasi Manusia. Pengadilan hak asasi manusia adalah pengadilan khusus yang
berada di lingkungan peradilan umum, yaitu Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
Pengadilan hak asasi manusia berkedudukan di daerah kabupaten atau daerah kota yang
daerah hukumnya meliputi daerah hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan. Untuk
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, Pengadilan HAM berkedudukan di setiap wila- yah
Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
Pelanggaran hak asasi manusia disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal
a. Faktor Internal
Faktor intermal terjadinya pelanggaran HAM adalah dorongan dari dalam diri
seseorang untuk melakukan tindakan-tindakan yang bisa membahayakan hak asasi
orang lain. Berikut beberapa penyebab pelanggaran HAM dalam faktor internal.
1) Sitat egois
2) Diskriminasi
3) Tidak adanya rasa toleransi
4) Tidak adanya rasa empati dan kemanusiaan
5) Tindak kesadaran pelaku terhadap pelanggaran HAM
6) Adanya suatu pandangan yang bersifat individualistik
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal penyebab pelanggaran HAM, yaitu faktor di luar diri manusia
yang mendorong seseorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM.
Berikut- beberapa faktor eksternal penyebab terjadinya pelanggaran HAM
1) Perangkat hukum tidak tegas.
2) Lemahnya fungsi dari lembaga hukum
3) Penyalahgunaan teknologi
4) Struktur sosial dan politik.
5) Adanya pihak yang membantu aksi pelanggaran HAM.
6) Kesenjangan ekonomi dan sosial.
a. Kejahatan Genosida
Kejahatan genosida adalah perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras,
kelompok etnis, dan kelompok agama. Adapun cara-cara yang digunakan, antara
lain:
1) membunuh anggota kelompok,
2) mengakibatkan penderitaan fisik atau mental yang berat terhadap anggota
kelompok,
3) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan
kemusnahan secara fisik, baik seluruhnya maupun sebagian,
4) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam
kelompok,
5) memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain.