Setiap bengsa memiliki harga diri untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan yang wajar
sebagai bengsa yang merdeka dan berdaulat.
Negara Indonesia sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat berhak menentukan nasibnya
sendiri serta kebijakan-kebijakan luar negerinya. Kita menyadari bahwa bangsa dan negara
tidak mungkin sanggup memenuhi semua kebutuhan warga negaranya. Sehingga kerjasama
dengan bengsa lain dalam bentuk hubungan internasional mutlak diperlukan, baik yang
menyangkut bidang politik, ekonomi maupun sosal budaya. Hubungan internasional
Indonesia dengan negara lain dilandasi oleh prinsip persamaan derajat dan politik luar negari
bebas aktif.
Sedangkan bentuk hubungan internasional dapat berupa hubungan individu, hubungan antar
kelompok. hubungan antar negara.
Sampai saat ini belum ada kata sepakat mengenai pengertin hubungan internasional sebagai
suatu disiplin ilmu. Berikut ini pendapat beberapa ahli mengenai pengertian hubungan
internasional
a. Charles A.Mc Clelland : Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan keadaan
relevan yang mengelilingi interaksi.
b. Tygve Nathiessen: Hubungan Internasional merupakan bagian dari ilmu politik dank
arena itu komponen-komponen HI meliputi politik internasional, organisasi dan
administrasi Internasional dan hukum Internasional.
c. Warsito Sunaryo: Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antar jenis
kesatuan-kesatuan social tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang
mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan sosial
tertentu bisa diartikan sebagai Negara, bangsa maupun organisasi negara sepanjang
hubungan bersifat internasional.
2. Aktor Pelaku HI
a. Negara/State
b. Organisasi Internasional dibuat oleh negara. Contoh: PBB, ASEAN, MEE, OPEC
c. Organisasi Non-Pemerintah/NGO dibentuk oleh masyarakat/kelompok- kelompok
kepentingan. Contoh: Amnesti Internasional, Green Peace, PMI, WWF
d. MNC (kelompok ekonomi, menguasai perekonomian hampir disetiap negara. Contoh:
EXXON Mobil, British Petroleum, General Electric, Mitsubishi, Honda, Shell Company
e. Terrorist Group/Kelompok teroris
f. Ethnica/National Liberation Organization. Contoh GAM (Aceh), Macan Tamil
(Srilanka), Tibet (China), Moro (Filipina)
g. Individu
b. Asas Teritorial: Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya, sehingga
negara berhak melaksanakan peraturan atau hukum bagi semua orang dan barang di
wilayah negara tersebut
c. Asas Kebangsaan: Asas ini didasarkan kekuasaan negara atas warga negaranya sehingga
setiap warga negara dimanapun berada tetap mendapat perlakuan hokum dari negaranya.
e. Asas Keterbukaan: Dalam hubungan antar bangsa diperlukan adanya saling tukar
informasi yang berkaitan dengan bidang hubungan antar bangsa yang dilakukan. Asas
keterbukaan mendorong iklim yang kondusif bagi perkembangan hubungan antar bangsa,
karena dapat saling mengisi kekurangan di setiap Negara, saling meningkatkan
kepercayaan dan saling memberikan masukan yang konstruktif.
c. Aliran Neorealisme. Menurut aliran ini, hubungan internasional selain berdasarkan pada
kalkulasi kekuatan dan kekuasaan, juga harus berdasarkan pertimbangan moral.
e. Aliran Perdamaian dan Ideologi. Aliran ini berpandangan bahwa aspek ideologis harus
diletakkan di samping kepentingan nasional.
Kegagalan dalam melaksanakan diplomasi dapat mengakibtkan timbulnya konflik dan ini
akan berakibat membahayakn perdamaian dan keamanan internasional. Dalam hubungan
internasional modern suatu negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari
peperangan. Kekurangan akan ketrampilan dalam berdiplomasi akan mengubdang konflik
antarbangsa dan mengancam perdamaian dunia. Diplomasi dilakukan oleh Deplu,
perwakilan diplomatic dan perwakilan konsulat.
b. Propaganda
Propaganda adalah usaha sistematis yang digunakan untuk mempengaruhi pikiran, emosi,
dan tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat umum, bukan kepada
pemerintahannya. Informasi apapun dapat dijadikan bahan propaganda, tanpa ada batasa
media.
d. Kekuatan Militer
Sarana ini mampu memberikan kepercayaan diri suatu negara untuk mengahadapi
berbagai tekanan dan ancaman yang mungkin dilancarkan oleh negara lain. Kadang
diperlukan unjuk kekuatan atau latihan bersama untuk dapat diperhitungkan negara lain.
Suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa menjalin hubungan kerjasama dengan negara
maupun bangsa lain. Hal ini dapat dilihat antara lain dari unsur-unsur pembentukan negara
yaitu adanya pengakuan negara lain baik secara de facto dan de jure. Pengakuan ini
diperoleh dengan melaksanakan kerjasama antar bangsa dan negara di dunia. Ditinjau
dari aspek sosial, yaitu dalam pemenuhan kebuttuhan hidup, bahwa suatu negara tidak
mampu mencukupi sendiri semua kebutuhan bangsa dan negaranya secara sempurna.
Dengan melihat 2 aspek tersebut maka jika suatu negara mengucilkan diri dari pergaulan
antar bangsa maka akan berdampak antara lain:
a. Kedaulatan ekstern negara akan rapuh
b. Terjadi disintegrasi bangsa dan negara
c. Negara sulit berkembang dan maju
d. Pembangunan nasional tidak dapat berjalan lancer
e. Kebutuhan hidup dalam berbangsa dan bernegara kurang dapat terpenuhi
f. Politik luat negeri tidak dapat berjalan optimal
g. Hubungan diplomatic maupun konsuler terhambat
Contohnya Korea Utara Republik Demokratik Korea atau lebih dikenal sebagai Korea
Utara adalah sebuah negara dibagian timur benua Asia, mencakup bagian utara
Semenanjung Korea. Korea Utara berbatasan dengan Korea Selatan di sebelah Selatan,
dengan RRC dan sedikit wilayah Rusia dibagian Utara. Penduduk setempat menyebut
negara ini Pukchoson (Choson Utara). Yang hampirsama adalah Kuba. Republik Kuba
terdiri atas Pulau Kuba (pulau terbesar di kepulauan Antilles Besar). Pulau Pemuda dan
Pulau kecil disekitarnya. Nama Kuba konon berasal dari sebuah kata dalam bahasa Taino,
Cubacanian yang berarti tempat yang sental
Negara ini terletak di Karibia utara, pada pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan
Samudra Atlantik. Di sebelah timur laut Kuba - sekitar 144 km - terletak Negara Bagian
Florida, AS, dan Bahama. Di sebelah timurnya terdapat Kepulauan Turks dan Caicos serta
Haiti, sementara di sebelah barat terdapat Meksiko. Kepulauan Cayman dan Jamaika
terletak di sebelah selatan dari ujung timur Kuba
Kuba merupakan penghasil gula terbesar di dunia setelah Brasil. Meskipun gula merupakan
penghasil utama dengan 85% dari ekspornya, namun yang tinggal di dalam negeri masih
merupakan negara pemakan gula terbanyak setelah Kosta Rika.
Secara umum, titik berat dalam hubungan internasional antara lain adalah bidang
pertahanan dan keamanan, ekonomi, sosial budaya. Hubungan semacam ini biasanya
diarahkan untuk memajukan kepentingan masing-masing negara atau untuk kepentinngan
bersama umat menusia yang berifat universal. Suatu negara dapat mengadakan
kerjasama antar negara atau hubungan internasional apabila kemerdekaan dan
kedaulatan baik secara de facto maupun de jure telah diakui oleh negara lain.
Setelah memperoleh pengakuan dari negara-negara lain. Dengan kedaulatan yang ada,
Negara Indoneia berhak untuk menentukan nasibnya sendiri, ternasuk dalam hal kebijakan-
kebijakan luar negerinya. Sebagai sebuah negara Indonesia menyadari kita tidak mungkin
sanggup untuk memenuhi kebutuhan baik yang menyangkut bidang politik, ekonomi,
maupun social budaya diperlukan kerjasama dalam bentuk hubungan internasional.
Dalam hubungan internasional negara Indonesia menerapkan prinsip politik luar negeri bebas
aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional. Hal ini terutama untuk kepentingan
embangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Dalam rangka peningkatan kualitas
kerjasama internasional, bangsa Indonesia harus mampu meningktkan kwalitas dan kinerja
aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang
untuk membangun citra positif Indonesia di dunia internasional. Selain itu juga harus mampu
memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indoneia
seta memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentinan Indonesia.
2. Landasan bagi pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia adalah:
a. Landasan Idiil: Pancasila
b. Landasan Konstitusional: UUD 1945
b. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa Asia sendiri dengan
kerjasama regional.
Berdasarkan yang telah disampaikan oleh Pemerintah pada 2 September 1948 dihadapan
Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, dapat kita temukan pokok-pokok yang
menjadi dasar politik luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut:
a. Negara Indonesia menjalankan politik damai
b. Negara Indonesi bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan
tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negeri masing-masing.
c. Negara Indonesia memperkuat sendi-sendi hokum internasional dan organisasi
internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal.
d. Negara Indonesia berusaha mempermudah jalannya perukaran pembayaran internasional
e. Neraga Indonesia membantu pelaksanaan keadilan social internasional dengan
berpedoman pada piagam PBB.
f. Negara Indonesia dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan
bangsa-bangsa yang masih dijajah. Sebab tanpa kemerdekaan dan perdamaian
internasional itu tidak akan tercapai.
5. Pelaksanaan Politik Bebas Aktif
Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera negara kita harus
tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif
a. Bebas, artinya kita bebas menentukn sikap dan pandangan kita terhadap masalah-
masalah internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksaksa dunia yang
cecara idiologis bertentangan (Timur dengan Komunisnya dan Barat dengan Liberalnya)
b. Aktif, artinya kita dalam politik luar ngeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya
perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif
memperjuangkan ketetiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial.
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
Politik luar negeri Indonesia bersifat bebas aktif. Sifat politik luar negeri inilah yang
mewarnai pola kerja sama Bangsa Indonesia dengan negara lain. Dengan kata lain, dalam
menjalin hubungan internasional dengan negara lain Indonesia selalu menitikberatkan pada
peran atau konstribusi yang dapat diberikan oleh Bangsa Indonesia bagi kemajuan peradaban
dan perdamaian dunia.
Perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif dapat kita lihat pada
contoh-contoh berikut ini:
a. Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang ke-60 pada tanggal 28
September 1950. Meskipun pernah keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965
sebagai bentuk protes atas diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB, akan tetapi pada tanggal 28 September 1966 Indonesia masuk kembali
menjadi anggota PBB dan tetap sebagai anggota yang ke-60.
b. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) pada tahun 1961,
bahkan pada tahun 1992 dalam Konferensi Negaranegara Non-Blok yang berlangsung di
Jakarta, Indonesia ditunjuk menjadi Ketua GNB. Melalui GNB ini secara langsung Indonesia
telah turut serta meredakan ketegangan perang dingin antara blok Barat dan blok Timur.
c. Indonesia juga aktif di dalam merintis dan mengembangkan organisasi Negara-negara
dikawasan Asia Tenggara (ASEAN).
f. Terlibat langsung dalam misi perdamaian Dewan Keamanan PBB dengan mengirimkan
Pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konflik seperti Kongo, Vietnam, Kamboja,
Bosnia dan sebagainya. Bahkan, pada tahun 2007, Indonesia ditetapkan menjadi anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
g. Indonesia menjadi salah satu pendiri ASEAN (Assosiaciation of South-East Asian Nation)
yaitu organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, bahkan Sekretariat Jenderal
ASEAN berada di Jakarta.
h. Ikut serta dalam setiap pesta olah raga internasional mulai dari SEA (South East Asian)
Games, Asian Games, Olimpiade, dan sebagainya.
i. Indonesia aktif juga dalam beberapa organisasi internasional lainnya. Hal ini dibuktikan
dengan tercatatnya Indonesia sebagai anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), organisasi
negara-negara pengekspor minyak (OPEC), dan kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC).
GBHN 1999-2004 tentang bidang Politik (Hubungan Luar Negeri) menegaskan bahwa arah PLN
RI yang bebas aktif dan berorientasi kepada kepentingan nasional, menitikberatkan pada
solidaritas antar negara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa,
menolak penjajahan dalam segala bentuk serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama
internasional untuk kesejahteraan rakyat.
Penjelasan mengenai kehendak GBHN tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan
perumusan PLN RI yang mencakup hal-hal:
a. Posisi Geografis
Indonesia berada diposisi silang dunia dapat membawa pengaruh terhadap segala aspek
kehidupan bangsa Indonesia ideology, politik, ekonomi, sosial, pertahanan, dan keamanan.
b. Sejarah Perjuagan
Bangsa Indonesia telah dijajah oleh bangsa lain, terus berjuang untuk memperoleh
kemerdekaannya.
c. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal kekuatan. Sebaliknya apabila jumlah
pendduduk yang besar tersebut tidak dimanfaatkan akan mengundang kelemahan-kelemahan
dalam hubungannya dengan politik luar negeri
d. Kekayaan Alam
Bila kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara efektif dan optimal tidak mustahil
Indonesia pada suatu saat nanti dapat memainkan peranan yang besar dalam menanggulangi
krisis pangan dunia
e. Militer
Bila milter Indonesia kuat akan dapat menagkat ancaman yang dating baik dari dalam
maupun dari luar
f. Situasi Internasional
Terjadi konflik internasional maupun perkembangan iptek dapat memicu timbulnya konflik
internasional.
g. Kualitas Diplomasi
Keberadaan para diplomat agar dapat menjalankan tugas secara efektif
i. Kepentingan Nasional
ORGANISASI INTERNASIONAL
Pengertian Organisasi Internasional
Secara umum organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi bukan negara yang
berkedudukan sebagai subyek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat
perjanjian internasional.
Sejarah PBB dimulai dari tahun 1915, Amerika Serikat berhasil menuangkan suatu konsep yang
dirumuskan oleh bebeapa tokoh di Inggris mengenai pembentukan “Liga” dengan tujuan
menghindarkan ancaman peperangan. Konferensi berpendapat bahwamelalui organisasi
internasional dapat terjamin perdamaian internasional. Atas usul Presiden amarika Serikat,
Woodrow Wilson pada tanggal 10 Januari 1920 dibentuk suatu organisasi internasional yang
diberi nama Liga Bangsa Bangsa (League of Nations).
Pada saat perang Dunia II berkecamuk, sangat dibutuhkan organisasi dunia untuk mengadakan
kerjasama antar bangsa untuk mengatasi kerusuhan yang melanda dunia. Presiden Amerika
Serikat, Franklin Delano Roosevelt dan PM Inggris Winston Churchill mengadakan
pertemuan/perundingan di atas kapal perang Amerika “Augusta”, pada tanggal 14 Agustus 1941
dan menghasilkan Piagan Atlantik (Atlantic Charter) yang isinya sebagai berikut:
a. Tidak melakukan perluasan wilayah diantara sesamanya.
b. Menghormati hak setiap bengsa untuk memilih pemerintahan dan menentukan nasibnya
sendiri.
c. Mengakui hak semua negara untuk terut serta dalam perdagangan dunia.
d. Mengusahakan terbentuknya perdamaian dunua dimana setiap bangsa berhak mendapatkan
kesempatan untuk bebas daru rasa lakut dan kemiskinan.
e. Megusahakan penyelesaian sengketa secara damai.
d. Tanggal 4 – 11 Februari 1945 diadakan konverensi di Yalta yang dihadiri 3 pimpinan negara
yaitu FD. Roosevelt (AS), Stalin (Rusia), dan Winston Churchill (Inggris), mereka
membicarakan “Hak Veto” bagi Dewan Keamanan.
e. Tanggal 25 – 26 Juni 1945 diadakan Konferensi di San Fransisco yang dihadiri 50 negara.
Konferensiini merumuskan piagam perdamaian (Charter of Peace) dan Piagam PBB
(Charter of United Nations). Piagam ini ditandatangani oleh 50 negara yang hadir dan
ditambah 1 negara (Polandia) sehingga menjadi 51 negara. Dan disebut “Anggota Asli
PBB” (Original Members).
f. Tanggal 24 Oktober 1945 naskah Piagam PBB diratifikasi oleh The Big Five (Amerika
Serikat, Soviet, Inggris, Cina, dan Perancis). Tanggal 24 Oktober 1945 Piagam PBB resmi
berlaku dan disebut hari jadi PBB.
Sejak didirikan di San Franscisco pada 24 Oktober 1945 sedikitnya 192 negara menjadi
anggota PBB.
Negara Indonesia masuk pertama kali menjadi anggota PBB pada tanggal 28 Septenber 1950,
kemudian keluar tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali tanggal 28 September 1966.
Keanggotaan PBB
a) Anggota asli atau anggota pangkal atau original member, terdiri dari 51 negara.
b) Anggota atau members, yaitu negara-negara anggota PBB yang masuk kemudian,
berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Dalam deklarasi itu ditegaskan bahwa setiap menusia dilahirkan merdeka dan mempunyai
perseamaan harkat dan martabat serta memiliki hak-hak yang sama.
PBB mempunyai peranan yang cukup banyak, antara lain:
1. PBB mengambil tindakan tegas dalam masalah dekolonisasi dengan mendesask kepada
pemerintah koloni, jika perlu dengan tindakan paksaan melalui Dewan Keamanan PBB.
2. Sikap PBB terhadap politik “Apparteid” di Afrika Selatan yang menganggap politik
tersebut merupakan kejahatan kemanusiaan.
3. PBB berusaha mengumpulkan para pemud di seluruh dunia dalam suatu wadah “World
Youth Assembly” dengan harapan mereka menjadi penerus yang baik dalam usaha
mempertahankan perdamaian dunia.
6. UNICEF (United Nations Children`s Fund) yaitu organisasi yang mengurusi masalah
dana anak-anak. dll.
Tujuan PBB tidak lepas dari asas yang mendasari berdirinya organisasi tersebut.
Adapun yang menjadi Asas PBB adalah sebagai berikut:
1. PBB didirikan atas dasar persamaan kedudukan dari semua anggota.
2. Semua anggota harus memenuhi kewajiban-kewajiban mereka dengan ikhlas
sebagaimana tercantum dalam piagam PBB.
3. Semua anggota harus menyelesaikan setiap persengketaan internasional mereka dengan
jalan damai sehingga tidak membehayakan perdamaian, keamanan dan keadilan.
4. Dalam melaksanakan hubungan internasional setiap anggota harus menghindari
penggunaan ancaman dan kekerasan terhadap negar-negara lain.
5. Semua anggota harus membantu PBB dalam tindakan-tindakan yang diambilnya
berdasarkan ketentuan piagam PBB.
6. PBB akan nemjaga agar negara-negara yang bukan anggota bertindak sesuai dengan
asas-asas yang ditetapkan oleh PBB.
7. PBB tidak akan campur tangan masalah dalam negeri masing-masing negara anggota.
Peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar seperti ketika terjadi
Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan Indonesia
dibahas dalam sidang umum PBB. Selanjutnya, PBB membentuk Komisi Tiga Negara yang
membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan Renville. Ketika terjadi Agresi militer
Belanda II, PBB membentuk UNCI yang mempertemukan Indonesia-Belanda dalam
Perundingan Roem Royen.
Sebagai negara anggota PBB, Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah
naungan PBB. Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh
Internasional), maupun FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian). Salah satu prestasi
Indonesia di PBB adalah saat Menteri Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua
sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan perdamaian PBB. Dalam hal ini Indonesia
mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di berbagai negara
yang mengalami konflik. Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB adalah
ketika pertama kali terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975.
Indonesia terpilih untuk kedua kalinya menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode
1995-1996. Dalam keanggotaan Indonesia di DK PBB pada periode tersebut, Wakil Tetap
RI Nugroho Wisnumurti tercatat dua kali menjadi Presiden DK-PBB. Terakhir, Indonesia
terpilih untuk ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk masa bakti 2007-
2009. Proses pemilihan dilakukan Majelis Umum PBB melalui pemungutan suara dengan
perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak
pilih.
Sekarang ini anggota ASEAN berjumlah 10 negara dengan masuknya Brunai, Kampuchea, Laos,
Burma, dan Vietnam. Kenyataan perkembangan itu memperlihatkan bahwa ASEAN merupakan
organisasi terbuka bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara tanpa membedakan sistim
politik ataupun ideologi. Tergabungnya negara yang berbeda sistim politik dan idiologi itu justru
merintis terpeliharanya perdamaian regional yang gilirannya ikut menentukan perdamaian
internasional.
Tujuan ASEAN
Organisasi ASEAN memiliki tujuan antara lain:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan social dan pengembangan kebudayaan di
kawasanAsia Tenggara.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan
hukum.
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan
dan Administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian.
5. Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan, jasa, dan meningkatkan taraf
hidup.
6. Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-organisasi regional dan
internasional.
Untuk mencapai tujuan tersebut setiap negara anggota ASEAN harus memegang teguh prinsip-
prinsip:
1. Hormat terhadap kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional dan
identitas nasional setiap negara.
2. Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan
luar, subversif atau konversi dari luar.
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
3. Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai.
4. Menolak penggunaan militer.
5. Kerjasama efektif antara anggota.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Indonesia banyak berperan aktif dalam berbagai organisasi
internasional, terutama di kawasan Asia Tenggara. Selain itu Indonesia juga menjalin kerja sama
bilateral dengan beberapa negara secara khusus. Dalam menjalin hubungan internasional ini,
Indonesia menggunakan politik luar negeri yang bebas aktif.
Bebas artinya bangsa Indonesia bebas menentukan sikap yang berkaitan dengan dunia
internasional. Aktif artinya Indonesia berperan secara aktif dalam memperjuangkan terciptakan
perdamaian dunia dan berpartisipasi dalam mengatasi ketegangan internasional.
Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dan memegang peranan dalam hal keamanan
dan stabilitas di Asia Tenggara. Indonesia mempunyai peranan besar dalm membentuk
kesepakatan untuk stabilitas perdamaian. Misalnya Indonesia telah mengambil peran utama
dalam proses pemulihan kembali demokrasi di Kamboja. Selain itu Indonesia menjadi perantara
dalam proses pemisahan diri muslim di Filipina Selatan.
Indonesia sangat berperan aktif dalam organisasi ASEAN. Sebagai sesama negara dalam satu
kawasan, satu ras, satu rumpun, hubungan negara-negara di AsiaTenggara seperti layaknya
kakak beradik. Menyadari akan hal itu, maka Indonesia menjadi salah satu negara pemrakarsa
berdirinya ASEAN.
Peran Indonesia dalam ASEAN hingga saat ini tidak pernah surut. Bahkan, ASEAN menjadi
prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia. Indonesia selalu aktif berpartisipasi dalam
setiap penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau pertemuan-pertemuan ASEAN.
Indonesia sering menjadi tuan rumah dalam acara-acara penting ASEAN. Di antaranya adalah
sebagai berikut.
Deklarasi ASEAN Bali Concord I, berisi berbagai program yang akan menjadi kerangka kerja
sama ASEAN selanjutnya. Kerja sama ini meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
keamanan.
Keikutsertaan Indonesia dalam penggagas, perintis, dan pendiri GNB disebabkan oleh
kesesuaian prinsip gerakan ini dengan politik luar negeri bebas aktif.
Lahirnya GNB diawali dengan adanya Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, yang
menghasilkan Dasasila Bandung. Adanya Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok
menunjukkan hubungan yang semakin erat antar bangsa-bangsa diwilayah Asia dan Afrika. Bagi
Indonesia sebagai pelopor KAA dan GNB keikutsertaan dalam peremuan tersebut merupakan
wujud nyata dari tujuan Nasional ikut seta menciptakan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir sebagai
Negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah
hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia haurs dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Selain itu diamanatkan pula bahwa
Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Kedua mandat tersebut juga merupakan falsafah dasar GNB.
Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk menentukan
jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan
persahabatan dengan segala bangsa. Sebagai implementasi dari politik luar negeri yang bebas
dan aktif itu, selain sebagai salah satu Negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan
memegang teguh pada prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Sikap ini secara konsisten ditunjukkan
Indonesia dalam kiprahnya pada masa kepemimpinan Indonesia pada tahun 1992 – 1995.
Selama tiga tahun dipimpin Indonesia, banyak kalangan menyebut, GNB berhasil memainkan
peran penting dalam percaturan politik global. Lewat Jakarta Message, Indonesia memberi
warna baru pada gerakan ini dengan meletakkan titik berat kerjasama pada pembangunan
ekonomi. Akan tetapi meskipun demikian, politik dan keamanan negara-negara sekitar tetap
menjadi perhatian. Dengan kontribusi positifnya selama ini, Indonesia dipercaya untuk turut
Meskipun sekarang, Indonesia tidak lagi menjabat sebagai pimpinan GNB, namun tidak berarti
bahwa penanganan oleh Indonesia terhadap berbagai permasalahan penting GNB akan berhenti
atau mengendur. Sebagai anggota GNB, Indonesia akan tetap berupaya menyumbangkan
peranannya untuk kemajuan GNB dimasa yang akan datang dengan mengoptimalkan
pengalaman yang telah didapat selama menjadi Ketua GNB.