Anda di halaman 1dari 21

MAKNA HUBUNGAN INTERNASIONAL

1. Pengertian Hubungan Internasional


Negara yang sedang berkembang berusaha mengatasi ketertinggalannya sedangkan negara
maju memberikan bantuan dalam batas kemampuannya. Untuk itu ternyata perlu
pengorganisasian kerjasama antar negara yang meliputi seluruh dunia supaya menusia dapat
menikmati secara maksimal hasil modernisasi. Pengorganisasian kerjasama antar bangsa ini
makin mutlak dan mendesak, karena dibalik kemajuan itu ada yang mengancam manusia,
seperti senjata nuklir, bom atom, senjata kimia dan peluru krndali.

Setiap bengsa memiliki harga diri untuk memperoleh penghargaan dan pengakuan yang wajar
sebagai bengsa yang merdeka dan berdaulat.
Negara Indonesia sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat berhak menentukan nasibnya
sendiri serta kebijakan-kebijakan luar negerinya. Kita menyadari bahwa bangsa dan negara
tidak mungkin sanggup memenuhi semua kebutuhan warga negaranya. Sehingga kerjasama
dengan bengsa lain dalam bentuk hubungan internasional mutlak diperlukan, baik yang
menyangkut bidang politik, ekonomi maupun sosal budaya. Hubungan internasional
Indonesia dengan negara lain dilandasi oleh prinsip persamaan derajat dan politik luar negari
bebas aktif.

Hubungan internasional juga bertujuan memelihara keseimbangan hubungan antar bangsa


dalam keadaan tenteram dan damai, tidak terdapatnya paksaan atau tekanan dari suatu bangsa
atau negara terhadap bangsa atau negara lainnya.

Sedangkan bentuk hubungan internasional dapat berupa hubungan individu, hubungan antar
kelompok. hubungan antar negara.
Sampai saat ini belum ada kata sepakat mengenai pengertin hubungan internasional sebagai
suatu disiplin ilmu. Berikut ini pendapat beberapa ahli mengenai pengertian hubungan
internasional

a. Charles A.Mc Clelland : Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan keadaan
relevan yang mengelilingi interaksi.

b. Tygve Nathiessen: Hubungan Internasional merupakan bagian dari ilmu politik dank
arena itu komponen-komponen HI meliputi politik internasional, organisasi dan
administrasi Internasional dan hukum Internasional.

c. Warsito Sunaryo: Hubungan internasional merupakan studi tentang interaksi antar jenis
kesatuan-kesatuan social tertentu, termasuk studi tentang keadaan relevan yang
mengelilingi interaksi. Adapun yang dimaksud dengan kesatuan-kesatuan sosial
tertentu bisa diartikan sebagai Negara, bangsa maupun organisasi negara sepanjang
hubungan bersifat internasional.

d. Hugo de Groot: Mengemukakan bahwa hukum dan hubungan internasional didasarkan


[pada kemauan bebas dan persetujuan dari beberapa atau semua negara. Tujuannya
adalah untuk kepentingan bersama dari mereka yang menyatukan diri dalam suatu ikatan
dan sedrajat. Dengan terbitny ini beliau diangkat menjadi Bapak Hukum Internasional.

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


e. Prof. Dr. Muchtar Kusumaatmadja: Hubungan Internasional merupakan hubungan
antar bangsa, dan berkembang pula kebiasaan-kebiasaan atau peraturan-peraturan
hukum yang merupakan kesepakatan bersama.

f. Drs. Suwardi Wiriaatmadja, M.A: Mengemukakan bahwa Hubungan Internasional


lebih sesuai untuk mencakup segala macam hubungan antar bangsa dan kelompok-
kelompok bangsa dalam masyarakat dunia.

g. Menurut buku Rencana strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri RI (RENSTRA):


Hubungan internasional adalah hubungan antarbangsa dalam segala aspeknya yang
dilakukan oleh suatu negara untuk mencapai kepentingan nasional negara tersebut.
Hubungan ini menurut Encyclopedia Americana dilihat sebagai hubungan politis,
budaya, ekonomi, ataupun pertahanan keamanan.

2. Aktor Pelaku HI
a. Negara/State
b. Organisasi Internasional dibuat oleh negara. Contoh: PBB, ASEAN, MEE, OPEC
c. Organisasi Non-Pemerintah/NGO dibentuk oleh masyarakat/kelompok- kelompok
kepentingan. Contoh: Amnesti Internasional, Green Peace, PMI, WWF
d. MNC (kelompok ekonomi, menguasai perekonomian hampir disetiap negara. Contoh:
EXXON Mobil, British Petroleum, General Electric, Mitsubishi, Honda, Shell Company
e. Terrorist Group/Kelompok teroris
f. Ethnica/National Liberation Organization. Contoh GAM (Aceh), Macan Tamil
(Srilanka), Tibet (China), Moro (Filipina)
g. Individu

3. Landasan Hubungan Internasional


a. Landasan Idiil : Pancasila, Sila ke-2
b. Landasan Konstitusional : UUD NRI Tahun 1945 (Pasal 11 dan 13 UUD NRI Tahun
1945)
c. Landasan Operasional : TAP MPR, UU, Kepres, Kepmen LN (UU No. 37 Tahun
1999)

4. Asas-asas Hubungan Internasional


Dalam hubungan antar bangsa diperlukan adanya asas-asas yang sesuai. Asas-asas
tersebut antara lain:
a. Asas Persamaam Harkat, Martabat dan Derajat.: Hubungan antar bangsa hendaknya
didasarkan asas bahwa negar-negara yang berhubungan adalah Negara yang berdaulat.
Harus dijunjung tinggi harkat dan martabatbya oleh setiap negara yang berhubungan agar
terwujud persamaan derajat sehingga saling menghormati, menjaga hubungan baik dan
saling menguntungkan.

b. Asas Teritorial: Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya, sehingga
negara berhak melaksanakan peraturan atau hukum bagi semua orang dan barang di
wilayah negara tersebut

c. Asas Kebangsaan: Asas ini didasarkan kekuasaan negara atas warga negaranya sehingga
setiap warga negara dimanapun berada tetap mendapat perlakuan hokum dari negaranya.

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


d. Asas Kepentingan Umum: Asas ini didasarkan kewenangan negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan dalam kehidupan masyarakatnya. Dalam hal ini negara dapat
menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan
kepentingan umum.

e. Asas Keterbukaan: Dalam hubungan antar bangsa diperlukan adanya saling tukar
informasi yang berkaitan dengan bidang hubungan antar bangsa yang dilakukan. Asas
keterbukaan mendorong iklim yang kondusif bagi perkembangan hubungan antar bangsa,
karena dapat saling mengisi kekurangan di setiap Negara, saling meningkatkan
kepercayaan dan saling memberikan masukan yang konstruktif.

5. Sasaran Hubungan Internasional


a. Aliran idealisme, yang berpandangan bahwa:
1. Setiap bangsa memiliki kepentingan yang sama terhadap perdamaian dunia.
2. Setiap bangsa yang mengganggu perdamaian dunia, berarti bangsa tersebut telah
bertingkah laku tidak rasional dan tidak bermoral.
3. Realitas manusia akan semakin kompleks. Begitu juga dengan kualitas manusia akan
semakin baik.
4. Perdamaian merupakan suatu proses yang tidak dapat dihalangi realisasinya oleh
kekuatan apapun.
5. Perdamaian merupakan hal multak dalam hubungan internasional.

b. Aliran realisme, berpandangan bahwa:


1. Kunci dari masalah politik internasional adalah kekuatan politik (power politics)
2. Otoritas (kewenangan) yang efektif dari suatu negara.
3. Ketertiban internasional merupakan suatu tatanan yang mustahil terjadi dan tidak dapat
dipercaya.
4. Perwujudan masyarakat internasional yang berdasarkan hubungan internasional
hanyalah khayalan belaka (utopis).

c. Aliran Neorealisme. Menurut aliran ini, hubungan internasional selain berdasarkan pada
kalkulasi kekuatan dan kekuasaan, juga harus berdasarkan pertimbangan moral.

d. Aliran Polemologi (studi perdamaian), yang berpandangan bahwa:


Sumber konflik banyak terletak pada ketidakseimbangan di bidang ekonomi dan potensi
militer.
 Untuk memperoleh jalan keluar dalam memecahkan konflik, dapat dilakukan dengan
jalan mempertajam konflik.
 Persamaan dan kesempatan untuk menikmati kemakmuran.
 Masalah “dunia ketiga” harus dijadikan sasaran penyelidikan dalam setiap studi
perdamaian.

e. Aliran Perdamaian dan Ideologi. Aliran ini berpandangan bahwa aspek ideologis harus
diletakkan di samping kepentingan nasional.

6. Sarana-Sarana Hubungan Internasional


Sarana Hubungan Internasional menurut J. Frankel (1980).
Berikut adalah beberapa sarana yang dapat digunakan oleh negara-negara di dunia dalam HI

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


a. Diplomasi
Diplomasi merupakan segala bentuk kegiatan untuk menentukan tujuan dengan
menggunakan kemampuannya untuk mencapai tujuan tersebut, menyesuaikan
kepentingan nasional dengan negara lain, menyelaraskan tujuan nasonal agar berjalan
dengan kepentingan bangsa dan negara lain, serta menggunakan sarana dan kesempatan
sebaik-baiknya.

Diplomasi mencakup kegiatan:


1. Mementukan tujuan dengan mempergunakan semua daya dan tenaga untuk mencapai
tujuan tersebut
2. Menyesuaikan kepentingan dari negara lain dengan kepentingan nasional sesuai
dengan daya dan tenaga yang ada padanya.
3. Menentukan apakah tujuan nasional sejalan atau berbeda dengan kepentingan Negara
lain.
4. Mempergunakan sarana dan kesempatan yang  ada sebaik-baiknya.

Kegagalan dalam melaksanakan diplomasi dapat mengakibtkan timbulnya konflik dan ini
akan berakibat membahayakn perdamaian dan keamanan internasional. Dalam hubungan
internasional modern suatu negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari
peperangan. Kekurangan akan ketrampilan dalam berdiplomasi akan mengubdang konflik
antarbangsa dan mengancam perdamaian dunia. Diplomasi dilakukan oleh Deplu,
perwakilan diplomatic dan perwakilan konsulat.

b. Propaganda
Propaganda adalah usaha sistematis yang digunakan untuk mempengaruhi pikiran, emosi,
dan tindakan suatu kelompok demi kepentingan masyarakat umum, bukan kepada
pemerintahannya. Informasi apapun dapat dijadikan bahan propaganda, tanpa ada batasa
media.

c. Ekonomi, Sosial, dan Budaya


Sarana ekonomi digunakan oleh perwakilan diplomatic secara luas, baik di masa damai
maupun masa perang. Dalam masa damai bisa dalam bentuk perdagangan atau bantuan
internasional. Dalam masa perang bisa dalam tindakan perang ekonomi. Bidang sosial
budaya dapat menjadi pendukung ekonomi sekaligus sarana untuk mempererat hubungan
internasional Indonesia.

d. Kekuatan Militer
Sarana ini mampu memberikan kepercayaan diri suatu negara untuk mengahadapi
berbagai tekanan dan ancaman yang mungkin dilancarkan oleh negara lain. Kadang
diperlukan unjuk kekuatan atau latihan bersama untuk dapat diperhitungkan negara lain.

PENTINGNYA HUBUNGAN INTERNASIONAL BAGI INDONESIA


a. Dampak suatu negara yang mengucilkan diri dari pergaulan Internasional
Bahwa hubungan antar negara merupakan langkah strategis yang diambil berdasarkan
kepentingan nasional masing-masing negara. Maka sudah sepatutnya bila langkah penting
seperti itu selayaknya dijalin berasaskan suatu cita-cita universal yang abadi. Sehingga
keberlangsungan hubungan itu akan tetap langgeng terjalin pada alur kepentingan luhur
yang dirindukan oleh masing-masing pihak. Hubungan antar negara harus dibangun
berasaskan moralitas universal yang dihargai keberadaannya oleh nurani setiap bangsa.
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
Dengan begitu, hubungan yang terjalin tidak semata-mata terwujud hanya karena
kepentingan sementara, akan tetapi hubungan itu senantiasa dijalin untuk memperjuangkan
tercapainya cita-cita luhur umat manusia di sepanjang sejarah. Sehingga jika suatu negara
mengucilkan diri dari dunia internasional, maka segala kebaikan dalam hubungan antar
negara yang gw ungkapkan di atas, hanya akan menjadi cita-cita saja., hal bisa
menyebabkan suatu negara tersebut jadi miskin, rakyat kekurangan makan, melanggar hak
hak asasi manusia, otoriter

Suatu negara tidak dapat berdiri sendiri tanpa menjalin hubungan kerjasama dengan negara
maupun bangsa lain. Hal ini dapat dilihat antara lain dari unsur-unsur pembentukan negara
yaitu adanya pengakuan negara lain baik secara de facto dan de jure. Pengakuan ini
diperoleh dengan melaksanakan kerjasama antar bangsa dan negara di dunia. Ditinjau
dari aspek sosial, yaitu dalam pemenuhan kebuttuhan hidup, bahwa suatu negara tidak
mampu mencukupi sendiri semua kebutuhan bangsa dan negaranya secara sempurna.

Dengan melihat 2 aspek tersebut maka jika suatu negara mengucilkan diri dari pergaulan
antar bangsa maka akan berdampak antara lain:
a. Kedaulatan ekstern negara akan rapuh
b. Terjadi disintegrasi bangsa dan negara
c. Negara sulit berkembang dan maju
d. Pembangunan nasional tidak dapat berjalan lancer
e. Kebutuhan hidup dalam berbangsa dan bernegara kurang dapat terpenuhi
f. Politik luat negeri tidak dapat berjalan optimal
g. Hubungan diplomatic maupun konsuler terhambat

Contohnya Korea Utara Republik Demokratik Korea atau lebih dikenal sebagai Korea
Utara adalah sebuah negara dibagian timur benua Asia, mencakup bagian utara
Semenanjung Korea. Korea Utara berbatasan dengan Korea Selatan di sebelah Selatan,
dengan RRC dan sedikit wilayah Rusia dibagian Utara. Penduduk setempat menyebut
negara ini Pukchoson (Choson Utara). Yang hampirsama adalah Kuba. Republik Kuba
terdiri atas Pulau Kuba (pulau terbesar di kepulauan Antilles Besar). Pulau Pemuda dan
Pulau kecil disekitarnya. Nama Kuba konon berasal dari sebuah kata dalam bahasa Taino,
Cubacanian yang berarti tempat yang sental

Negara ini terletak di Karibia utara, pada pertemuan Laut Karibia, Teluk Meksiko dan
Samudra Atlantik. Di sebelah timur laut Kuba - sekitar 144 km - terletak Negara Bagian
Florida, AS, dan Bahama. Di sebelah timurnya terdapat Kepulauan Turks dan Caicos serta
Haiti, sementara di sebelah barat terdapat Meksiko. Kepulauan Cayman dan Jamaika
terletak di sebelah selatan dari ujung timur Kuba

Kuba merupakan penghasil gula terbesar di dunia setelah Brasil. Meskipun gula merupakan
penghasil utama dengan 85% dari ekspornya, namun yang tinggal di dalam negeri masih
merupakan negara pemakan gula terbanyak setelah Kosta Rika.

b. Pentingnya Hubungan Internasional


Realitas menunjukkan bahwa setiap bangsa memiliki kebutuhan mempetahankan
kelangsungan hibupnya dan tidak selalu dapat dipenuhi oleh potensi setiap bangsa. Keadaan
yang demikian mendorong untuk saling mengadakan hubungan antar negara.

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


Beberapa faktor yang ikut menentukan dalamproses hubungan internasional, baik secara
bilateral maupun ultilateral antara lain adalah kekuatan nasional, jumlah penduduk, sumber
daya  alam dan letak geografis. Jika suatu negara memiliki kekuatan dalam empat faktor
tersebut maka negara tersebut relatif lebih longgar untuk tidak mengadakan hubungan
internasional. Namun jika empat faktor kekuatan tersebut lemah, maka suatu negara akan
sangat membutuhkan hubungan internasional.

Secara umum, titik berat dalam hubungan internasional antara lain adalah bidang
pertahanan dan keamanan, ekonomi, sosial budaya. Hubungan semacam ini biasanya
diarahkan untuk memajukan kepentingan masing-masing negara atau untuk kepentinngan
bersama umat menusia yang berifat universal. Suatu negara dapat mengadakan
kerjasama antar negara atau hubungan internasional apabila kemerdekaan dan
kedaulatan baik secara de facto maupun de jure telah diakui oleh negara lain.

Pentingnya hubungan internasional dapat lihat antara lain dari:


a. Dapat meningkatkan kemajuan diberbagai bidang dan pada gilirannya akan
meningkatkan martabat dan bangsa.
b. Dapat mengatasi berbagai masalah internasional, misalnya masalah pangan,
pemberantasan penyakit, dan krisis ekonomi.
c. Dapat menghilangkan sifat permusuhan antar bangsa dan meredakan ketegangan dunia
d. Dapat menciptaan keselarasan dan keseimbangan tata hubungan internasional
e. Memperlancar proses pembangunan nasional dalam mencapai tujuan nasional

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hubungan internasional


adalah:
a. Faktor internal, yaitu adanya kekawatiran akan kelangsungan hidupnya, baik melalui
kudeta maupun intrvensi dari negara lain.

b. Faktor eksternal, yaitu:


1. Ketentuan hukum alam yang tidak dapat dipungkiri bahwa suatu negara tidak dapat
berdiri sendiri tanpa bantuan dan kerjasama dengan negara lain. Ketergantungan
tersebut terutama dalam upaya memecahkan masalah ekonomi, politik, sosial budaya
dan Pertahanan keamanan.
2. Untuk membangun komunikasi lintas bangsa dan negara guna mewujudkan
kerjasama yang produktif
3. Mewujudkan tatanan dunia baru yang dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan
dan perdamaian yang abadi bagi masyarakat dunia.

Beberapa hal yang dianggap penting dari suatu hubungan internasional:


1. Dimasa sekarang diyakini tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri untuk memenuhi
kebituhan maka diperlukan suatu kerjasama
2. Pencapaian tujuan lebih mudah dilakukan
3. Perdamaian dunia lebih mudah diwujudkan
4. Upaya pemeliharaan perdamaian dunia diantaranta membuat perjanjian damai
penyelesaian konflik secara damai.

Bagi bangsa Indonesia hubungan internasional diarahkan untuk:


a. Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang demokratis.
b. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur secara material ataupun spiritual.
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
c. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara
di dunia.
d. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
e. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar.
f. Meningkatkan perdamaian internasional.
g. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa.

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS DAN AKTIF


1. Dasar Pertimbangan
Negara Indonsia merupakan negara yang merdeka dan berdaulat. Kdaulatan Indonesia
semakin kuat

Setelah memperoleh pengakuan dari negara-negara lain. Dengan kedaulatan yang ada,
Negara Indoneia berhak untuk menentukan nasibnya sendiri, ternasuk dalam hal kebijakan-
kebijakan luar negerinya. Sebagai sebuah negara Indonesia menyadari kita tidak mungkin
sanggup untuk memenuhi kebutuhan baik yang menyangkut bidang politik, ekonomi,
maupun social budaya diperlukan kerjasama dalam bentuk hubungan internasional.

Dalam hubungan internasional negara Indonesia menerapkan prinsip politik luar negeri bebas
aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional. Hal ini terutama untuk kepentingan
embangunan di segala bidang serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social. Dalam rangka peningkatan kualitas
kerjasama internasional, bangsa Indonesia harus mampu meningktkan kwalitas dan kinerja
aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi pro-aktif dalam segala bidang
untuk membangun citra positif Indonesia di dunia internasional. Selain itu juga harus mampu
memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara dan kepentingan Indoneia
seta memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentinan Indonesia.
 
2. Landasan bagi pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia adalah:
a. Landasan Idiil: Pancasila
b. Landasan Konstitusional: UUD 1945

3. Tujuan Politik Luar Negeri Indonesia


     Politik Luar Negeri Indonesia antara lain bertujuan:
1. Pembentukan satu negara Republik Indonesia yang berbentuk negara kesatuan dan
negara kebangsaan yang demokratis dengan wilayah kekuasaan dari Sabang sampai
Merauke.
2. Pembentukan satu masyarakat yang adil dan makmur material dan spiritual dalam
wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Pembentukan satu persahabatan yang baik antara Republik Indonesia dan semua negara
di dunia, terutama sekali denan negara-negara Asia dan Afrika atas dasar bekerjasama
membentuk satu dunia baru yang bersih dari imperialisme dan kolonialisme menuju
perdamaian dunia yang sempurna.
 
Mengenai tujuan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, Muhammad Hatta dalam
bukunya Dasar Politik Luar nageri Republik Indonesia merumuskan sebagai berikut:
a. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan negara.
b. Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar untuk memperbesar kemakmuran
rakyat apabila barang-barang itu tidak atau belum dapat dihasilkan sendiri
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
c. Meningkatkan perdamaian internasional karena hanya dalam keadaan damai, Indonesia
dapat membangun dan memperoleh syarat-syarat yang diperlukan untuk memperbesar
kemakmuran rakyat.
d. Meningkatkan persaudaraan segala bangsa sebagai pelaksanaan cita-cita yang tersimpul
di dalam Pancasila, dasar dan falsafah negara kita.
 
4. Pedoman dan Prinsip Pokok Politik Luar Negeri Indonesia
Pedoman perjuangan politik luar negeri yang bebas aktif berdasarkan pada faktor-faktor
berikut ini:
a. Dasa Sila Bandung yang mencerminkan solidaritas negara-negara Asia dan afrika, dan
perjuangan melawan imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya, serta mengandung sifat non-intervensi (tidak turut campur urusan negara
lain).

b. Prinsip bahwa masalah Asia hendaknya dipecahkan oleh bangsa Asia sendiri dengan
kerjasama regional.

c. Pemulihan kembali kepercayaan negara-negara lain terhadap maksud dan tujuan


revolusi Indonesia dengan cara memperbanyak kawan daripada lawan, menjauhkan
kontradiksi dengan mencari keserasian yang sesuai dengan falsafah Pancasila.

d. Pelaksanaan dilaksanakan dengan keluwesan dalam pendekatan dan penangkapan sehinga


pengarahanya harus dilakukan untuk kepentingan nasional terutama kepentingan ekonomi.

Berdasarkan yang telah disampaikan oleh Pemerintah pada 2 September 1948 dihadapan
Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat, dapat kita temukan pokok-pokok yang
menjadi dasar politik luar negeri Indonesia, antara lain sebagai berikut:
a. Negara Indonesia menjalankan politik damai
b. Negara Indonesi bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan
tidak mencampuri soal susunan dan corak pemerintahan negeri masing-masing.
c. Negara Indonesia memperkuat sendi-sendi hokum internasional dan organisasi
internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal.
d. Negara Indonesia berusaha mempermudah jalannya perukaran pembayaran internasional
e. Neraga Indonesia membantu pelaksanaan keadilan social internasional dengan
berpedoman pada piagam PBB.
f. Negara Indonesia dalam lingkungan PBB berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan
bangsa-bangsa yang masih dijajah. Sebab tanpa kemerdekaan dan perdamaian
internasional itu tidak akan tercapai.
 
5. Pelaksanaan Politik Bebas Aktif
    Dalam rangka menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahtera negara kita harus
tetap melaksanakan politik luar negeri yang bebas dan aktif
a. Bebas, artinya kita bebas menentukn sikap dan pandangan kita terhadap masalah-
masalah internasional dan terlepas dari ikatan kekuatan-kekuatan raksaksa dunia yang
cecara idiologis bertentangan (Timur dengan Komunisnya dan Barat dengan Liberalnya)

b. Aktif, artinya kita dalam politik luar ngeri senantiasa aktif memperjuangkan terbinanya
perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan kebebasan dan kemerdekaan, aktif
memperjuangkan ketetiban dunia, dan aktif ikut serta menciptakan keadilan sosial.
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
Politik luar negeri Indonesia bersifat bebas aktif. Sifat politik luar negeri inilah yang
mewarnai pola kerja sama Bangsa Indonesia dengan negara lain. Dengan kata lain, dalam
menjalin hubungan internasional dengan negara lain Indonesia selalu menitikberatkan pada
peran atau konstribusi yang dapat diberikan oleh Bangsa Indonesia bagi kemajuan peradaban
dan perdamaian dunia.

Perwujudan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif dapat kita lihat pada
contoh-contoh berikut ini:
a. Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang ke-60 pada tanggal 28
September 1950. Meskipun pernah keluar dari keanggotaan PBB pada tanggal 7 Januari 1965
sebagai bentuk protes atas diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB, akan tetapi pada tanggal 28 September 1966 Indonesia masuk kembali
menjadi anggota PBB dan tetap sebagai anggota yang ke-60.

b. Keaktifan Indonesia sebagai salah satu pendiri Gerakan Non-Blok (GNB) pada tahun 1961,
bahkan pada tahun 1992 dalam Konferensi Negaranegara Non-Blok yang berlangsung di
Jakarta, Indonesia ditunjuk menjadi Ketua GNB. Melalui GNB ini secara langsung Indonesia
telah turut serta meredakan ketegangan perang dingin antara blok Barat dan blok Timur.
c. Indonesia juga aktif di dalam merintis dan mengembangkan organisasi Negara-negara
dikawasan Asia Tenggara (ASEAN).

d. Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja.perang saudara di Bosnia, pertikaian


dan konflik antara pemerintah Filipina dan suku bangsa Moro, dan masih banyak yang
lainnya.

e. Memprakarsai penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika (KAA) pada tahun 1955 yang


melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan
Dasasila Bandung.

f. Terlibat langsung dalam misi perdamaian Dewan Keamanan PBB dengan mengirimkan
Pasukan Garuda ke negara-negara yang dilanda konflik seperti Kongo, Vietnam, Kamboja,
Bosnia dan sebagainya. Bahkan, pada tahun 2007, Indonesia ditetapkan menjadi anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

g. Indonesia menjadi salah satu pendiri ASEAN (Assosiaciation of South-East Asian Nation)
yaitu organisasi negara-negara di kawasan Asia Tenggara, bahkan Sekretariat Jenderal
ASEAN berada di Jakarta.

h. Ikut serta dalam setiap pesta olah raga internasional mulai dari SEA (South East Asian)
Games, Asian Games, Olimpiade, dan sebagainya.

i. Indonesia aktif juga dalam beberapa organisasi internasional lainnya. Hal ini dibuktikan
dengan tercatatnya Indonesia sebagai anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), organisasi
negara-negara pengekspor minyak (OPEC), dan kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC).

j. Menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan berbagai negara yang ditandai dengan


pertukaran perwakilan diplomatik dengan negara yang bersangkutan. Sampai saat ini,
Indonesia sudah menjalin kerja sama bilateral dengan 162 negara. Sebagai wujud dari kerja
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
sama tersebut, di negara kita terdapat kantor kedutaan besar dan konsulat jenderal negara
lain. Begitu juga dengan kantor kedutaan besar dan konsulat jenderal negara kita yang
terdapat di negara lain.

GBHN 1999-2004 tentang bidang Politik (Hubungan Luar Negeri) menegaskan bahwa arah PLN
RI yang bebas aktif dan berorientasi kepada kepentingan nasional, menitikberatkan pada
solidaritas antar negara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa,
menolak penjajahan dalam segala bentuk serta meningkatkan kemandirian bangsa dan kerjasama
internasional untuk kesejahteraan rakyat.

Penjelasan mengenai kehendak GBHN tidak terlepas dari faktor-faktor yang menentukan
perumusan PLN RI yang mencakup hal-hal:

a. Posisi Geografis
Indonesia berada diposisi silang dunia dapat membawa pengaruh terhadap segala aspek
kehidupan bangsa Indonesia ideology, politik, ekonomi, sosial, pertahanan, dan keamanan.

b. Sejarah Perjuagan
Bangsa Indonesia telah dijajah oleh bangsa lain, terus berjuang untuk memperoleh
kemerdekaannya.

c. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal kekuatan. Sebaliknya apabila jumlah
pendduduk yang besar tersebut tidak dimanfaatkan akan mengundang kelemahan-kelemahan
dalam hubungannya dengan politik luar negeri

d. Kekayaan Alam
Bila kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara efektif dan optimal tidak mustahil
Indonesia pada suatu saat nanti dapat memainkan peranan yang besar dalam menanggulangi
krisis pangan dunia

e. Militer
Bila milter Indonesia kuat akan dapat menagkat ancaman yang dating baik dari dalam
maupun dari luar

f. Situasi Internasional
Terjadi konflik internasional maupun perkembangan iptek dapat memicu timbulnya konflik
internasional.

g. Kualitas Diplomasi
Keberadaan para diplomat agar dapat menjalankan tugas secara efektif

h. Pemerintahan yang bersih


Untuk mendapatkan kepercayaan dan penghargaan baik dari rakyat maupun negara lain
sangat diperlukan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

i. Kepentingan Nasional

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


Kepentingan Nasional Indonesia lebih berorientasi pada pembangunan segala bidang, oleh
karena itu pelaksanaan politik luar negeri Indonesia harus mengabdi kepada kepentingan
nasional yang selaras dengan kiprah perjuangan bangsa.

ORGANISASI INTERNASIONAL
Pengertian Organisasi Internasional
Secara umum organisasi internasional dapat diartikan sebagai organisasi bukan negara yang
berkedudukan sebagai subyek hukum internasional dan mempunyai kapasitas untuk membuat
perjanjian internasional.

PERAN INDONESIA DI PBB


PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) merupakan organisasi antar bangsa atau organisasi
internasional. Hampir semua negara di dunia selalu mendambakan terciptanya keamanan,
ketertiban dan perdamaian serta terhindar dari bahaya perang.

Sejarah PBB dimulai dari tahun 1915, Amerika Serikat berhasil menuangkan suatu konsep yang
dirumuskan oleh bebeapa tokoh di Inggris mengenai pembentukan “Liga” dengan tujuan
menghindarkan ancaman peperangan. Konferensi berpendapat bahwamelalui organisasi
internasional dapat terjamin perdamaian internasional. Atas usul Presiden amarika Serikat,
Woodrow Wilson pada tanggal 10 Januari 1920 dibentuk suatu organisasi internasional yang
diberi nama Liga Bangsa Bangsa (League of Nations).

Tujuannya adalah mempertahankan perdamaian internasional dan meningkatkan kerjasama


internasional. Sedangkan tugasnya adalah menyelesaikan sengketa secara damai, sehingga
peperangan dapat dicegah. Akan tetapi, Liga Bangsa Bangsa tidak mampu nenciptakan
perdamaian duni. Perang dunia II meletus. Hal ini terjadi kaena munculnya kekuasaan Nazi
dibawah pimpinan Hitler (jerman) dan kekuasaan Facis yang dipimpin Mussolini (Italia) serta
Jepang yang sudah mengkhianati Liga Bangsa Bangsa tersebut.

Pada saat perang Dunia II berkecamuk, sangat dibutuhkan organisasi dunia untuk mengadakan
kerjasama antar bangsa untuk mengatasi kerusuhan yang melanda dunia. Presiden Amerika
Serikat, Franklin Delano Roosevelt dan PM Inggris Winston Churchill mengadakan
pertemuan/perundingan di atas kapal perang Amerika “Augusta”, pada tanggal 14 Agustus 1941
dan menghasilkan Piagan Atlantik (Atlantic Charter) yang isinya sebagai berikut:
a. Tidak melakukan perluasan wilayah diantara sesamanya.
b. Menghormati hak setiap bengsa untuk memilih pemerintahan dan menentukan nasibnya
sendiri.
c. Mengakui hak semua negara untuk terut serta dalam perdagangan dunia.
d. Mengusahakan terbentuknya perdamaian dunua dimana setiap bangsa berhak mendapatkan
kesempatan untuk bebas daru rasa lakut dan kemiskinan.
e. Megusahakan penyelesaian sengketa secara damai.

Pokok-pokok Piagam Atlantik tersebut menjadi dasar Konferensi-konferensi internasional


berikutnya, menuju pembentukan PBB. Beberapa pertemuan dalam rangka terbentuknya PBB:
a. Tanggal 1 Januari 1942 diadakan pertemuan antara 26 negara di Woshington yang
menghasilkan Maklumat Bangsa Bangsa (Declaration of the United Nations). Maklumat

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


Bangsa Bangsa ditadatangani oleh 4 negara yaitu Uni soviet, Amerika Serikat, Inggris, dan
Cina. Isi maklumat tersebut pada dasarnya menyetujui Atlantic Charter (piagam atlantik).

b. Tanggal 30 Oktober 1943 di Moskow diadakan pembicaraan yang menghasilkan


“Maklumat Moskow”, Intinya menyetujuai didirikan organisasi internasional yang
berdasarkan persamaan kedaulatan negara di dunia. Dihadiri oleh menteri luar negeri dari
negara-negara berikut:
a. V. Molotov (Menteri Luar Negeri Uni Soviet)
b. Cordel Hull (Menteri Luar Negeri Amerika Serikat)
c. Anthoni Eden (Menteri Luar Negeri Inggris)
d. Foo Pingsjen (Menteri Luar Negeri Republik Rakyat Cina)

c. Tanggal 7 Oktober 1944 di Dumberton Oaks, keempat Negara tersebut mengadakan


pembicaraan lagi sebagai kelanjutan maklumat moskow. Hasilny adalah kerangka dan asas-
asas organisasi serta lima badan perlengkapan organisasi yang akan didirikan kelak.

d. Tanggal 4 – 11 Februari 1945 diadakan konverensi di Yalta yang dihadiri 3 pimpinan negara
yaitu FD. Roosevelt (AS), Stalin (Rusia), dan Winston Churchill (Inggris), mereka
membicarakan “Hak Veto” bagi Dewan Keamanan.

e. Tanggal 25 – 26 Juni 1945 diadakan Konferensi di San Fransisco yang dihadiri 50 negara.
Konferensiini merumuskan piagam perdamaian (Charter of Peace) dan Piagam PBB
(Charter of United Nations). Piagam ini ditandatangani oleh 50 negara yang hadir dan
ditambah 1 negara (Polandia) sehingga menjadi 51 negara. Dan disebut “Anggota Asli
PBB” (Original Members).

f. Tanggal 24 Oktober 1945 naskah Piagam PBB diratifikasi oleh The Big Five (Amerika
Serikat, Soviet, Inggris, Cina, dan Perancis). Tanggal 24 Oktober 1945 Piagam PBB resmi
berlaku dan disebut hari jadi PBB.

Sejak didirikan di San Franscisco pada 24 Oktober 1945 sedikitnya 192 negara menjadi
anggota PBB.
Negara Indonesia masuk pertama kali menjadi anggota PBB pada tanggal 28 Septenber 1950,
kemudian keluar tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali tanggal 28 September 1966.

Keanggotaan PBB
a) Anggota asli atau anggota pangkal atau original member, terdiri dari 51 negara.
b) Anggota atau members, yaitu negara-negara anggota PBB yang masuk kemudian,
berdasarkan syarat-syarat yang telah ditetapkan.

Adapun syarat-syarat untuk diterima menjadi anggota PBB yaitu:


1. Negara yang merdeka
2. Negara itu mencintai perdamaian,
3. Bersedia memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai anggota PBB.
4. Mendapat persetujuan dari Dewan Keamanan PBB dan disetujui oleh Majelis Umum PBB

Peranan dan Tujuan PBB


 a. Peranan PBB

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


Hampir semua negara di dunia selalumendambakan terciptanya keamanan, ketertiban dan
perdamaian serta terhundar dari bahaya perang. Cita-cita perdamaian dunia itu telah
dicanangkan secara jelas dan tegas di dalam Universal Declaration of Human Right sebagai
hasil usaha PBB yang telah disahkan pada tangal 10 Desember 1948.

Dalam deklarasi itu ditegaskan bahwa setiap menusia dilahirkan merdeka dan mempunyai
perseamaan harkat dan martabat serta memiliki hak-hak yang sama.
PBB mempunyai peranan yang cukup banyak, antara lain:
1. PBB mengambil tindakan tegas dalam masalah dekolonisasi dengan mendesask kepada
pemerintah koloni, jika perlu dengan tindakan paksaan melalui Dewan Keamanan PBB.

2. Sikap PBB terhadap politik “Apparteid” di Afrika Selatan yang menganggap politik
tersebut merupakan kejahatan kemanusiaan.
3. PBB berusaha mengumpulkan para pemud di seluruh dunia dalam suatu wadah “World
Youth Assembly” dengan harapan mereka menjadi penerus yang baik dalam usaha
mempertahankan perdamaian dunia.

4. PBB juga menyadari pentingnya penanggulangan peledakan penduduk yang


menyebabkan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
 
Fungsi dan peranan PBB berkaitan dengan struktur organisasi atau kelembagaan yang ada
dalam organisasi tersebut. Dalam Piagam PBB disebutkan ada 6 (enam) badan perlengapan
PBB yaitu sebagai berikut:
1. General assembly (Majelis Umum PBB).
2. Security Council (Dewan Keamanan PBB).
3. Economic and Social Council (Dewan Ekonomi dan social).
4. Trusteeship Council (Dewan Perwakilan PBB).
5. International Court of Justice (Mahkamah internasional).
6. Secretary (Sekretariat PBB).

Adapun tugas masing-masing badan tersebut adalah:


1. General Assembly (Majelis umum PBB)
Tugas dan kekuasaan Majelis Umum sangat luas, yaitu:
a. Berhubungan dengan perdamaian dan keamanan internasional
b. Berhubungan dengan kerjasama ekonomi, kebudayaan, pendidikan, kesehatan dan
perikemunusiaan.
c. Berhubungan dengan perwakilan internasional termasuk daerah yang belum
mempunyai pemerintahan sendiri yang bukn daerah strategis.
d. Berhubungan dengan keuangan
e. Mengadakan perubahan piagam
f. Memilih anggota tidak tetap Dewan Keamanan, Ekonomi dan social, Dewan
perwakilan, Hakim Mahkamah Internasional dan sebagainya.

 2. Secutity Council (Dewan Keamanan PBB)


Badan ini bertanggung jawab akan terselenggaranya perdamaian dan keamanan
internasional.
Dewan Keamanan terdiri dari lima anggota tetap yang mempunyai hak veto, yaitu
Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, dan cina ditambah dengan 10 anggota tidak tetap yang
dipilih untuk Masa 2 tahun oleh Majelis Umum.
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
Tugasnya adalah sebagai berikut:
a. Menyelesaikan persengketaan secara damai
b. Mengadakan tindakan pencegahan/ paksaan untuk memelihara perdamaian, keamanan
c. Mengawasi wilayah yang sedangbersengketa.
d. Bersama Majelis Umum memilih Hakim Mahkamah Internasional.

3. Economic and Sicial Council (Dewan Ekonomi da Sosial)


ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Social) beranggotakan 54 negara. Dewan ini dipilih
oleh Sidang Umum untuk masa 3 tahun dan bersidang sedikitnya 3 kali dalam setahun di
New York.

Tugas ECOSOC adalah sebagai berikut:


a. Bertanggung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan ekonomi yang digariskan
oleh PBB.
b. Mengembangkan eknomi, sosial dan poitik.
c. Memupuk hak asasi manusia
d. Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan dari bidang khusus dengan konsultasi dan
meyampaikannya pada sidang Umum kepada mereka dan anggota PBB

4. Trusteeship Council (Dewan perwakilan PBB)


Dewan ini terdiri dari:
a. Anggota yang menguasai daerah perwalian
b. Anggota tetapDewan Keamanan.
c. Sejumlah anggota yang dipilih untuk selama 3 tahun oleh Sidang Umum.

5. International Court of Justice (Mahkamah internasional)


Mahkamah internasional adalah badan perlengkapan PBB yang berkedudukan di Den
Haag.
Anggotanya terdiri atas ahli hokum dari berbagai negara anggota PBB dengan masa
jabatan 9 tahun. Tugasnya adalah memberikan saran dan pendapat kepada Dewan
Keamanan dan Majelis Umum bila diminta.
Mahkamah internasional dalam mengadili suatu perkara berpedoman pada perjanjian –
perjanjian Internasional (traktat dan kebiasaan internasional) sebagai sumber hokum.

Tugasnya adalah sebagai berikut:


a. Memeriksa persengketaan antar negara anggota.
b. Meberikan pendapat pada Majelis Umum tentang penyelesaian suatu sengketa.
c. Menganjurkan Dewan Keamanan untuk bertindak terhadap salah satu pihak yang
menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional.

6. Secretary (Sekretariat PBB)


    Tugas Sekretaris Jenderal adalah:
a. Melaksanakan tugas administrasi
b. Menyiapkan, mengumukan, melaksanakan segala keperluan badan-badan PBB yang
lain
c. Membuat laporan mengenai pekerjaan PBB kepada majelis umum
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
d. Menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai situasi yang menurutnya
dapat membahayakan perdamaian dan keamanan internasional.
 
Selain ke enam badan pokok PBB di atas, dalam PBB juga terdapatbadankhusus yang
didirikan menurut perjanjian antara pemerintah negara-negara anggota dan memiliki
tanggung jawab internasional secara luas di bidang ekonomi, social, budaya, pendidikan
dan kesehatan serta bidang-bidang lain yang berkaitan dengan organisasi PBB.
 
Badan/Organisasi Khusus PBB antara lain:
1. UNESCO (United Nations Educational Scientific and Cultural Organization)
2. FAO (Food and Agricultural Organization) yaitu organisasi yngmengurusi bidan
pangan.
3. IMF (International Monetary Fund) yaitu organisasi yang mengurusi masalah dan
Moneter Internasional.
4. IDA (International Developmant Association) yaitu organisasi yang mengurusi
masalah Pembangunan internasional.
5. ILO (international Labour Oganization) yaitu organisasi yang mengurusi masalah
buruh/Tenaga kerja internasional.

6. UNICEF (United Nations Children`s Fund) yaitu organisasi yang mengurusi masalah
dana anak-anak. dll.

b. Tujuan dan Asas PBB


    Tujuan PBB adalah sebagai berikut:
1. Memelihara perdamaian dan keamann internasional.
2. Memajukan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan persamaan derajat
dan tidak saling mencampuri urusan dalan negeri negara masing-masing.
3. Mewujudkan kerjasama internsional dalam mencegah masalah internasional di
bidang ekonomi, Sosial, budaya dan keamanan.
4. Menjadikan PBB sebagai pusat usaha/kegiatan unutk mewujudkan tujuan bersama.

Tujuan PBB tidak lepas dari asas yang mendasari berdirinya organisasi tersebut.
 
Adapun yang menjadi Asas PBB adalah sebagai berikut:
1. PBB didirikan atas dasar persamaan kedudukan dari semua anggota.
2. Semua anggota harus memenuhi kewajiban-kewajiban mereka dengan ikhlas
sebagaimana     tercantum dalam piagam PBB.
3. Semua anggota harus menyelesaikan setiap persengketaan internasional mereka dengan
jalan damai sehingga tidak membehayakan perdamaian, keamanan dan keadilan.
4. Dalam melaksanakan hubungan internasional setiap anggota harus menghindari
penggunaan ancaman dan kekerasan terhadap negar-negara lain.
5. Semua anggota harus membantu PBB dalam tindakan-tindakan yang diambilnya
berdasarkan ketentuan piagam PBB.
6. PBB akan nemjaga agar negara-negara yang bukan anggota bertindak sesuai dengan
asas-asas yang ditetapkan oleh PBB.
7. PBB tidak akan campur tangan masalah dalam negeri masing-masing negara anggota.

Peran Indonesia di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada tanggal 28 September 1950 dengan suara
bulat dari para negara anggota. Hal tersebut terjadi kurang dari setahun setelah pengakuan
kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar. Indonesia dan PBB memiliki
keterikatan sejarah yang kuat mengingat kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan
pada tahun 1945, tahun yang sama ketika PBB didirikan dan sejak tahun itu pula PBB
secara konsisten mendukung Indonesia untuk menjadi negara yang merdeka, berdaulat, dan
mandiri.

Peran PBB terhadap Indonesia pada masa revolusi fisik cukup besar seperti ketika terjadi
Agresi Militer Belanda I, Indonesia dan Australia mengusulkan agar persoalan Indonesia
dibahas dalam sidang umum PBB. Selanjutnya, PBB membentuk Komisi Tiga Negara yang
membawa Indonesia-Belanda ke meja Perundingan Renville. Ketika terjadi Agresi militer
Belanda II, PBB membentuk UNCI yang mempertemukan Indonesia-Belanda dalam
Perundingan Roem Royen.

Pemerintah RI mengutus Lambertus Nicodemus Palar sebagai Wakil Tetap RI yang


pertama di PBB. Duta Besar Palar bahkan telah memiliki peran besar dalam usaha
mendapatkan pengakuan internasional kemerdekaan Indonesia pada saat konflik antara
Belanda dan Indonesia pada tahun 1947. Duta Besar Palar memperdebatkan posisi
kedaulatan Indonesia di PBB dan di Dewan Keamanan walaupun pada saat itu beliau hanya
sebagai “peninjau” di PBB karena Indonesia belum menjadi anggota pada saat itu. Pada saat
berpidato di muka Sidang Majelis Umum PBB ketika Indonesia diterima sebagai anggota
PBB, Duta Besar Palar berterima kasih kepada para pendukung Indonesia dan berjanji
bahwa Indonesia akan melaksanakan kewajibannya sebagai anggota PBB. Posisi Wakil
Tetap RI dijabatnya hingga tahun 1953.

Sebagai negara anggota PBB, Indonesia terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah
naungan PBB. Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan Sosial), ILO (Organisasi Buruh
Internasional), maupun FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian). Salah satu prestasi
Indonesia di PBB adalah saat Menteri Luar Negeri Adam Malik menjabat sebagai ketua
sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.

Indonesia juga terlibat langsung dalam pasukan perdamaian PBB. Dalam hal ini Indonesia
mengirimkan Pasukan Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di berbagai negara
yang mengalami konflik. Pencapaian Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB adalah
ketika pertama kali terpilih sebagai anggota tidak tetap DK PBB periode 1974-1975.
Indonesia terpilih untuk kedua kalinya menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode
1995-1996. Dalam keanggotaan Indonesia di DK PBB pada periode tersebut, Wakil Tetap
RI Nugroho Wisnumurti tercatat dua kali menjadi Presiden DK-PBB. Terakhir, Indonesia
terpilih untuk ketiga kalinya sebagai anggota tidak tetap DK PBB untuk masa bakti 2007-
2009. Proses pemilihan dilakukan Majelis Umum PBB melalui pemungutan suara dengan
perolehan 158 suara dukungan dari keseluruhan 192 negara anggota yang memiliki hak
pilih.

Di Komisi Hukum Internasional PBB/International Law Commission (ILC), Indonesia


mencatat prestasi dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusuma Atmadja sebagai
anggota ILC pada periode 1992-2001. Pada pemilihan terakhir yang berlangsung pada
Sidang Majelis Umum PBB ke-61, Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai
anggota ILC periode 2007-2011, setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia.
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
Indonesia merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM dari 47 negara anggota PBB
lainnya yang dipilih pada tahun 2006. Indonesia kemudian terpilih kembali menjadi anggota
Dewan HAM untuk periode 2007-2010 melalui dukungan 165 suara negara anggota PBB.

PERAN INDONESIA DI ASEAN (Association of South East Asia Nations)


Dibentuk dalam rangkan menggalang kerjasama dalam bidang sosial, ekonomi dan kebudayaan
di kawasan Asia Tenggara.Organasisasi regional itu secara resmi berdiri pada tangal 8 Agustus
1967
ASEAN dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok yang ditandatangani oleh 5 utusan dari 5
negara di kawasan Asia Tenggara.

Tokoh pendiri ASEAN yaitu:


1. Adam Malik (Menteri Luar Negari Indonesia)
2. Tun Abdul Razak (Wakil Perdana menteri Malaysia)
3. S Rajaratman (Menteri Luar Negeri singapura)
4. Narciso ramos (Menteri Luar Negeri Filipina)
5. Thanat Koman (Menteri Luar Negeri Thailand)

Sekarang ini anggota ASEAN berjumlah 10 negara dengan masuknya Brunai, Kampuchea, Laos,
Burma, dan Vietnam. Kenyataan perkembangan itu memperlihatkan bahwa ASEAN merupakan
organisasi terbuka bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara tanpa membedakan sistim
politik ataupun ideologi. Tergabungnya negara yang berbeda sistim politik dan idiologi itu justru
merintis terpeliharanya perdamaian regional yang gilirannya ikut menentukan perdamaian
internasional.

Tujuan ASEAN
Organisasi ASEAN memiliki tujuan antara lain:
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan social dan pengembangan kebudayaan di
kawasanAsia Tenggara.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan
hukum.
3. Meningkatkan kerjasama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan
dan Administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian.
5. Meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan, jasa, dan meningkatkan taraf
hidup.
6. Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-organisasi regional dan
internasional.

Untuk mencapai tujuan tersebut setiap negara anggota ASEAN harus memegang teguh prinsip-
prinsip:
1. Hormat terhadap kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional dan
identitas nasional setiap negara.
2. Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan
luar, subversif atau konversi dari luar.
Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK
3. Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai.
4. Menolak penggunaan militer.
5. Kerjasama efektif antara anggota.

Struktur Organisasi ASEAN


a. ASEAN Ministrial Meeting (sidang tahunan para menteri)
b. Standing Committee.
c. Komite-komite tetap dan khusus.
d. Sekretariat nasional ASEAN pada setiap ibu kota negara-negara anggota ASEAN

Peran Indonesia dalam ASEAN


Indonesia sebagai bagian dari Asia Tenggara khususnya dan dunia umumnya, menyadari
pentingnya hubungan kerja sama dengan negara-negara lain di berbagai belahan bumi. Hal ini
sesuai dengan yang tertuang dalam tujuan negara yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, Indonesia banyak berperan aktif dalam berbagai organisasi
internasional, terutama di kawasan Asia Tenggara. Selain itu Indonesia juga menjalin kerja sama
bilateral dengan beberapa negara secara khusus. Dalam menjalin hubungan internasional ini,
Indonesia menggunakan politik luar negeri yang bebas aktif.
Bebas artinya bangsa Indonesia bebas menentukan sikap yang berkaitan dengan dunia
internasional. Aktif artinya Indonesia berperan secara aktif dalam memperjuangkan terciptakan
perdamaian dunia dan berpartisipasi dalam mengatasi ketegangan internasional.

Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dan memegang peranan dalam hal keamanan
dan stabilitas di Asia Tenggara. Indonesia mempunyai peranan besar dalm membentuk
kesepakatan untuk stabilitas perdamaian. Misalnya Indonesia telah mengambil peran utama
dalam proses pemulihan kembali demokrasi di Kamboja. Selain itu Indonesia menjadi perantara
dalam proses pemisahan diri muslim di Filipina Selatan.

Indonesia sangat berperan aktif dalam organisasi ASEAN. Sebagai sesama negara dalam satu
kawasan, satu ras, satu rumpun, hubungan negara-negara di AsiaTenggara seperti layaknya
kakak beradik. Menyadari akan hal itu, maka Indonesia menjadi salah satu negara pemrakarsa
berdirinya ASEAN.

Peran Indonesia dalam ASEAN hingga saat ini tidak pernah surut. Bahkan, ASEAN menjadi
prioritas utama dalam politik luar negeri Indonesia. Indonesia selalu aktif berpartisipasi dalam
setiap penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) atau pertemuan-pertemuan ASEAN.
Indonesia sering menjadi tuan rumah dalam acara-acara penting ASEAN. Di antaranya adalah
sebagai berikut.

KTT ASEAN pertama


KTT ini diselenggarakan di Bali pada tanggal 24 Februari 1976. Dalam KTT ini dihasilkan dua
dokumen penting ASEAN yaitu sebagai berikut:

Deklarasi ASEAN Bali Concord I, berisi berbagai program yang akan menjadi kerangka kerja
sama ASEAN selanjutnya. Kerja sama ini meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
keamanan.

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


Perjanjian persahabatan dan kerja sama. Dalam perjanjian ini disepakati prinsip-prinsip dasar
dalam hubungan satu sama lain. Prinsip ini antara lain tidak campur tangan urusan dalam negeri
satu sama lain, menyelesaikan perselisihan dengan cara damai, dan menolak penggunaan
ancaman/ kekerasan.

Pertemuan informal pemimpin negara ASEAN pertama.


Pertemuan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 30 November 1996. Pertemuan ini
merupakan tindak lanjut dari keputusan yang dihasilkan dalam KTT ke-5 ASEAN di Bangkok
pada bulan Desember 1995.

KTT ASEAN kesembilan


KTT ke-sembilan diselenggarakan di Bali tanggal 7 Oktober 2003. Dalam KTT ini dihasilkan
Deklarasi ASEAN Bali Concord II, sebagai kelanjutan dari Bali Concord I 1976. Bali Concord
II berfungsi memperkuat Visi ASEAN 2020. Dalam Bali Concord II ditetapkan Komunitas
ASEAN yang didasarkan atas tiga pilar yaitu Komunitas Keamanan ASEAN (ASC), Komunitas
Ekonomi ASEAN (AEC), dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC).

Negara-negara ASEAN menyepakati gedung sekretariat ASEAN bertempat di Jakarta. Di


gedung inilah Sekretaris Jenderal ASEAN bertugas. Tiga orang tokoh dari Indonesia pernah
menjabat sebagai sekretaris jenderal ASEAN yaitu R. Dharsono (1977-1978), Umarjadi
Nyotowijono (1978-1979), dan Rusli Noor (1989-1992).

PERAN INDONESIA DI GERAKAN NON-BLOK


Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement)
Pada tahun 1955 berlangsung konverensi Asia Afrika di Bandung yang diikuti oleh negara-
negara yang pernah dijajah bangsa Barat.Berangkat dari pengalaman dijajah, maka negara
peserta sepakat menggalang solidaritas negara-negara yang baru merdeka di Asia Afrika dan
Amerika Latin.
Pada saat itu situasi politik sedang didominasi oleh dua Blok yakni Blok Barat menganut
Liberalisme dibawah Amerika Serikat dan Blok Timur menganut sosialisme di bawah Uni
Soviet.Persaingan dua blok mengakibatkan perang dingin yang mengkhawatirkan keselamatan
perdamaian dunia sehinga untuk mengimbangi dibentuklah organisasi yang tidak berpihak pada
kedua blok tersebut pada tahun1960 disebut Gerakan Non-Blok.

Tokoh penggagas Gerakan Non-Blok adalah:


1. Presiden Soekarno (Indonesia)
2. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia)
3. Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir)
4. Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru (India).
5. Kwane (Presiden Ghana).
Kelima pemimpin ini menjadi pelopor digelarnya KTT I Non-Blok di Beograd. KTT ini
menghasilkan asas-asas Gerakan Non-Blok, yaitu:
1. Gerakan Non Blokbukan merupakan blok tersendiri dan tidak termasuk ke dalam salah satu
blok yang ada.
2. Gerakan Non-Blok merupakan wadah perjuangan negara-negara yang sedang berkembang.

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


3. Gerakan Non-Blok memegang teguh prinsip perjuangan melawan imperialisme,
kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, dan zionisme.

Keikutsertaan Indonesia dalam penggagas, perintis, dan pendiri GNB disebabkan oleh
kesesuaian prinsip gerakan ini dengan politik luar negeri bebas aktif.

Tujuan GNB adalah:


1. Mendukung perjuangan dekolonialisasi memegamg teguh perjuangan melawan
Imperialisme, Kolonialisme, neokolonialisme, rasialisme, apartheid dan zionisme.
2. Merupakan wadah perjuangan social politik negara-negara yang sedang berkembang.
3. Mengurangi ketegangan antara Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur
yang dipimpin oleh Uni Soviet.
4. Tidak membenarkan usaha penyelesaian sengketa dengan kekerasan senjata.

Lahirnya GNB diawali dengan adanya Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955, yang
menghasilkan Dasasila Bandung. Adanya Konferensi Asia Afrika dan Gerakan Non Blok
menunjukkan hubungan yang semakin erat antar bangsa-bangsa diwilayah Asia dan Afrika. Bagi
Indonesia sebagai pelopor KAA dan GNB keikutsertaan dalam peremuan tersebut merupakan
wujud nyata dari tujuan Nasional ikut seta menciptakan perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

Peran serta Indonesia dalam Gerakan Non-Blok


Bagi Indonesia, Gerakan Non Blok (GNB) merupakan wadah yang tepat bagi Negara-negara
berkembang untuk memperjuangkan cita-citanya dan untuk itu Indonesia senantiasa berusaha
secara konsisten dan aktif membantu berbagai upaya kearah pencapaian tujuan dan prinsip-
prinsip Gerakan Non Blok.

GNB mempunyai arti yang khusus bagi bangsa Indonesia yang dapat dikatakan lahir sebagai
Negara netral yang tidak memihak. Hal tersebut tercermin dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “kemerdekaan adalah
hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia haurs dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Selain itu diamanatkan pula bahwa
Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial. Kedua mandat tersebut juga merupakan falsafah dasar GNB.

Sesuai dengan politik luar negeri yang bebas dan aktif, Indonesia memilih untuk menentukan
jalannya sendiri dalam upaya membantu tercapainya perdamaian dunia dengan mengadakan
persahabatan dengan segala bangsa. Sebagai implementasi dari politik luar negeri yang bebas
dan aktif itu, selain sebagai salah satu Negara pendiri GNB, Indonesia juga senantiasa setia dan
memegang teguh pada prinsip-prinsip dan aspirasi GNB. Sikap ini secara konsisten ditunjukkan
Indonesia dalam kiprahnya pada masa kepemimpinan Indonesia pada tahun 1992 – 1995.

Selama tiga tahun dipimpin Indonesia, banyak kalangan menyebut, GNB berhasil memainkan
peran penting dalam percaturan politik global. Lewat Jakarta Message, Indonesia memberi
warna baru pada gerakan ini dengan meletakkan titik berat kerjasama pada pembangunan
ekonomi. Akan tetapi meskipun demikian, politik dan keamanan negara-negara sekitar tetap
menjadi perhatian. Dengan kontribusi positifnya selama ini, Indonesia dipercaya untuk turut

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK


menyelesaikan berbagai konflik regional, antara lain konflik berdarah di Kamboja, gerakan
separatis Moro di Filipina dan sengketa di Laut Cina Selatan.

Meskipun sekarang, Indonesia tidak lagi menjabat sebagai pimpinan GNB, namun tidak berarti
bahwa penanganan oleh Indonesia terhadap berbagai permasalahan penting GNB akan berhenti
atau mengendur. Sebagai anggota GNB, Indonesia akan tetap berupaya menyumbangkan
peranannya untuk kemajuan GNB dimasa yang akan datang dengan mengoptimalkan
pengalaman yang telah didapat selama menjadi Ketua GNB.

Lampiran RPP PPKn KD 3.4-UK

Anda mungkin juga menyukai