Disusun Oleh:
1. Muhammad Dhiya’ul Haqqi (6)
2. Angga Dimas Pratama (2)
3. Hakkul Yaqin Ma’rifatallah (3)
4. Muhammad Anton Saputra (5)
5. Nensy Dwi Febriyanti (12)
6. Putri Fidya Pramesty (14)
7. Qurotul Ishaqiyah (15)
8. Risalatun Nisa’ul Khoiroh (16)
KELAS XI
MADRASAH ALIYAH
MAMBA’UL MA’ARIF BANJARWATI
TAHUN PELAJARAN 2024-2025
A. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia melalui Hubungan
Internasional
1. Hakikat Hubungan internasional
Hubungan internasional (politik internasional) secara sederhana diartikan
sebagai hubungan antarbangsa, baik Negara dengan Negara, Negara dengan
individu/badan hukum, warga Negara yang satu dengan yang lain. Hal ini
mencakup unsur-unsur ekonomi, social, budaya, hankam, perpindahan penduduk,
pariwisata, olahraga dan pertukaran budaya. Demikian beberapa definisi yang
dikemukakan beberapa ahli:
a. Suwardi Wiriatmadja,
HI diartikan sebagai segala macam hubungan antarbangsa dan
kelompok-kelompok bangsa dalam Masyarakat dunia.
b. Charles A.Mc. Clelland
HI merupakan Pendidikan tentang keadaan-keadaan relevan yang
mengelilingi interaksi.
c. Warsisto Sunaryo
HI merupakan studi tentang interaksi antara jenis kesatuan-kesatuan
tertentu.
d. Tygve Nathiessen
HI merupakan bagian dari ilmu politik dengan komponen HI yang
meliputi politik internasional, organisasi administrasi internasional serta
hukum internasional.
e. Buku Rencana Strategi Pelaksanaan Politik Luar Negeri Republic
Indonesia (Renstra),
HI merupakan hubungan antarbangsa dalam segala aspek yang
dilakukan oleh suatu Negara untuk mencapai kepentingan Negara. Dalam
Enclycopedia Americana dilihat sebagai hubungan politis, budaya,
ekonomi /pun pertahanan dan keamanan.
f. Mochtar kusumaatmadja,
HI menjelaskan adanya hubungan antarbangsa.
2. Pola Hubungan Internasional
Hubungan antarbangsa/negara harus dilandasi prinsip kesamaan
derajat. Ada 3 (tiga) pola umum dalam hubungan antarbangsa/negara, yaitu antara
lain:
1) Pola Hubungan Penjajahan (Colonial), ditandai adanya
ketidaksetaraan hubungan antara negara/bangsa yang satu dengan lainnya. Satu
pihak sebagai penjajah dan pihak lainnya sebagai terjajah atau tidak Merdeka.
2) Pola Hubungan Ketergantungan, ditandai adanya ketidaksetaraan
antara bangsa/negara yang satu dengan yang lainnya. Terjadi antara negara
maju dengan negara berkembang, terutama dalam usaha pencarian modal dan
teknologi canggih.
3) Pola Hubungan Sederajat, ditandai adanya kesetaraan kedudukan
antara bangsa satu dengan bangsa lainnya. para pihak yang terkait bekerjasama
untuk mewujudkan kesejahteraan bersama atau dalam istilah IPA disebut
dengan Simbiosis Mutualisme.
3. Sarana Hubungan Internasional
Era globalisasi telah menuntut tiap Negara untuk berhubungan
dengan negara lain, sehingga terjalin hubungan internasional yang dapat terjadi
jika ada sarana pendukungnya.
a. Loby Suatu kegiatan Politik dilakukan untuk memengaruhi negara
tertentu serta memastikan bahwa pandangan/kepentingan suatu negara dapat
tersampaikan.
b. Diplomasi Suatu proses komunikasi antarpelaku politik internasional
dan instrument untuk mencapai tujuan kebijakan politik luar negeri suatu
negara. Bersifat netral.
c. Negosiasi Suatu Upaya mengatasi masalah yang dihadapi oleh dua
negara tanpa melibatkan pihak ketiga. Diadakan dalam rangka
1) Perjanjian bilateral : talk
2) Perjanjian multiteral : diplomatic
3) Tidak resmi : corridor talk
d. Propaganda Usaha sistematis yang digunakan untuk memengaruhi
pikiran, emosi, dan Tindakan suatu kelompok demi kepentingan Masyarakat
umum.
e. Ekonomi Mempunyai sifat berkembang pesat menuju
internasionalisasi yang digunakan secara luas dalam hubungan Internasional,
baik masa damai maupun masa perang.
f. Kekuatan Militer Tidak hanya menjaga dan melindungi suatu negara
dari ancaman luar, tetapi juga memberikan efek psigologis tertentu terhadap
suatu Negara.
4. Asas Hubungan Internasional
Dalam hubungan Internasional dikenal beberapa asas yang digunakan
sebagai landasan, yaitu:
a) Asas territorial, didasarkan pada kekuasaan negara atas yang
menjadi wilayah kekuasaanya (bidang Hukum);
b) Asas kebangsaan, didasarkan pada kekuasaan Negara untuk
seluruh warga Negara;
Kekuatan eksteritorial : hukum dari
Negara tetap berlaku bagi Negaranya,
walaupun berada di Negara asing.
Purnomo, Sigit, S.Si., tanpa Tahun, Modul Bahan Ajar K13 Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan Mata Pelajaran Wajib untuk SMA/MA/SMK/MAK
Semester 2, Sukoharjo: Sindunata