Anda di halaman 1dari 23

PERAN INDONESIA

DALAM
PERDAMAIAN
DUNIA

NAMA : PINASTI SONORA CHRISTY


NO. ABSEN : 35
KELAS : XI MIA 2
PERAN INDONESIA DALAM
MENCIPTAKAN PERDAMAIAN
DUNIA MELALUI HUBUNGAN
INTERNASIONAL
PENGERTIAN HUBUNGAN
INTERNASIONAL

 Hubungan internasional adalah hubungan antarnegara atau


antarindividu dari negara yang berbeda dalam bidang tertentu untuk
kepentingan kedua belah pihak.

 Adapun pengertian hubungan internasional dalam Undang-Undang


Nomor 37 Tahun 1999 disebut sebagai hubungan luar negeri.

“Hubungan luar negeri adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek


regional dan internasional yang dilakukan oleh pemerintah di tingkat
pusat dan daerah atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan
usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, atau warga negara Indonesia.”
 Pengertian hubungan internasional oleh para ahli :

 J. C. JOHARI
“Hubungan internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi
yang berlangsung di antara negara-negara berdaulat selain juga studi
tentang pelaku-pelaku non negara (non-states actors) yang perilakunya
memiliki dampak terhadap tugas-tugas negara.”

 MOHTAR MAS’OED
“Hubungan internasional adalah hubungan yang melibatkan bangsa-
bangsa yang masing-masing berdaulat sehingga diperlukan mekanisme
yang kompleks dan melibatkan banyak negara.”

 CHARLES A. MCCLELLAND
“Hubungan internasional adalah studi tentang keadaan-keadaan relevan
yang mengelilingi interaksi.”
 Hubungan-hubungan Internasional :

 Hubungan bilateral
Hubungan bilateral adalah hubungan yang dilakukan antara dua
negara. Misalnya, Indonesia mengadakan kerja sama dalam bidang
keamanan dengan Singapura, Indonesia melakukan pertukaran pelajar dan
misi kebudayaan dengan Malaysia.

 Hubungan regional
Hubungan regional adalah hubungan yang dilakukan antara
beberapa negara dalam satu kawasan. Seperti, Indonesia sebagai pendiri
ASEAN dan sebagai anggota AFTA.

 Hubungan multilateral
Hubungan multilateral adalah hubungan yang dilakukan antara
negara-negara di dunia maupun antara negara dengan lembaga
internasonal. Contohnya, Indonesia berperan aktif dalam organisasi dunia
yaitu PBB, OPEC, APEC, dan WTO.
ASAS-ASAS HUBUNGAN INTERNASIONAL

a. Asas teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atas daerahnya.

b. Asas kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya.

c. Asas kepentingan umum


Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan
mengatur kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat.
PENTINGNYA HUBUNGAN
INTERNASIONAL BAGI BANGSA
INDONESIA

 Hubungan internasional dianggap penting dalam upaya melakukan


dan mewujudkan hal-hal berikut :

a. Menumbuhkan saling pengertian antarbangsa


b. Mempererat hubungan persahabatan dan persaudaraan antarbangsa
c. Saling mencukupi kebutuhan setiap bangsa yang bekerja sama
d. Memenuhi rasa keadilan dan kesejahteraan
e. Membina dan menegakkan perdamaian serta ketertiban dunia
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA

A. Asas politik luar negeri Indonesia

Asas politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif.


Dikemukakan oleh Mohammad Hatta dalam keterangannya di depan
badan pekerja KNIP pada 2 September 1948.

B. Dasar-dasar politik luar negeri Indonesia

1) Landasan ideal/ideologis => Sila kedua Pancasila


2) Landasan konstitusional => Pembukaan UUD 1945 alinea 1
& 4, pasal-pasal UUD 1945 [(pasal
11 ayat 1), (pasal 13 ayat 1, 2, &
3)]
3) Landasan operasional
C. Tujuan politik luar negeri Indonesia

Menurut Drs. Moh. Hatta, tujuan politik luar negeri Indonesia sebagai
berikut :

1) Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan menjaga keselamatan


negara
2) Memperoleh barang-barang yang diperlukan dari luar negeri untuk
memperbesar kemakmuran rakyat
3) Meningkatkan perdamaian internasional
4) Meningkatkan persaudaraan dengan semua bangsa
PERWAKILAN DIPLOMATIK DALAM
HUBUNGAN INTERNASIONAL
 Pengaturan mengenai agen transaksi internasional atau pelaksanaan
hubungan antarnegara sudah tersedia dalam konversi-konversi
berikut.
a. Konvensi Wina 1961 tentang hubungan diplomatik dan protokol
opsionalnya.
b. Konvensi Wina 1963 tentang hubungan konsuler dan protokol
opsionalnya.
c. Konvensi New York 1969 tentang misi khusus dan protokol
opsionalnya.
d. Konvensi New York 1973 tentang pencegahan dan penghukuman
kejahatan terhadap orang yang dilindungi secara internasional
termasuk agen diplomatik.
e. Konvensi Wina 1975 tentang perwakilan negara dalam
hubungannya dengan organisasi internasional universal.
f. Konvensi New York 1979 tentang penyanderaan.
A. Departemen luar negeri
Departemen luar negeri merupakan departemen yang bertanggung jawab atas
hubungan suatu negara dengan negara lain dan dengan organisasi internasional. Dalam
pelaksanaannya menteri luar negeri dibantu oleh staf permanen departemen, kepala
perwakilan asing di negaranya sebagai staf perantara, dan kepala perwakilannya di
negara asing.

B. Perwakilan diplomatik permanen


Tugas perwakilan diplomatik permanen :
1) Mewakili negara pengirim di negara penerima (representasi).
2) Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara penerima,
dalam batas-batas yang diperkenankan hukum internasional (proteksi).
3) Melakukan negoisasi dengan pemerintah negara penerima (negoisasi).
4) Dengan semua cara yang diperkenankan mengikuti benar-benar keadaan dan
perkembangan yang terjadi di negara penerima, dan melaporkannya kepada
pemerintah negara penerima (observasi).
5) Meningkatkan hubungan bersahabat antar negara penerima dan negara pengirim,
serta mengembangkan hubungan ekonomi, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan
(relationship).
Kepala misi diplomatik permanen dibedakan sebagai berikut :
Ambassador Duta Menteri residen Kuasa usaha Atase (militer &
teknis)
Surat kepercayaan diplomatik = letter of credence / letter d’credence yang ditandatangani
oleh kepala negara pengirim.

C. Perwakilan konsuler (non-politis)


Tugas dan fungsi perwakilan konsuler :
1) Di negara penerima, melindungi negara pengirim dan warga negara, individu atau
badan hukum negara pengirim dalam batas-batas yang diperkenankan.
2) Memajukan perkembangan hubungan komersial.
3) Dengan cara yang sah mengetahui secara pasti keadaan perkembangan :
perdagangan, ekonomi, kebudayaan kemudian melaporkan ke negara pengirim.
4) Mengeluarkan paspor, dokumen/surat perjalanan bagi warga negara pengirim.
5) Menolong dan membantu warga negara, individu, badan hukum negara pengirim.
6) Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta melakukan fungsi administrasi.
7) Menyampaikan dokumen pengadilan maupun luar pengadilan.
Surat kepercayaan konsuler = eksekuator yang ditandatangani menteri luar negeri
penerima.
D. Misi khusus
Misi khusus adalah misi sementara yang mewakili negara, yang dikirim
ke negara lain atas persetujuannya untuk membicarakan masalah khusu atau
untuk melaksanakan tugas khusus.
Anggota misi khusus memperoleh kekebalan personal dan mendapatkan
pengecualian terhadap jurisdiksi kriminal, sipil dan administratif, serta
dikecualikan dari semua pungutan, pajak, dan beacukai.

E. Perwakilan pada organisasi internasional


Pedoman pengaturan mengenai perwakilan pada organisasi
internasional dapat diketemukan pada Konvensi Wina tahun 1975. Perwakilan
pada organisasi internasional dibedakan menjadi perwakilan tetap (bagi negara
anggota) dan perwakilan peninjau tetap (bukan negara anggota).

F. Perwakilan non-diplomatik
Perwakilan non-diplomatik adalah perwakilan negara untuk negara lain
yang tidak mempunyai status diplomatik dan tidak mempunyai efek diplomatik.
PERAN INDONESIA DALAM
MENCIPTAKAN PERDAMAIAN
DUNIA MELALUI ORGANISASI
INTERNASIONAL
PERAN INDONESIA DALAM PERSERIKATAN
BANGSA-BANGSA

A. Latar belakang lahirnya PBB

PBB didirikan untuk menggantikan Liga Bangsa-Bangsa


dalam konferensi di San Fransisco, Amerika, para wakil dari 50 negara-
negara di dunia menandatangani piagam pembentukan PBB. PBB
bermarkas tetap di New York. Tujuan utama didirikannya PBB adalah
untuk menjaga perdamaian di dunia, mengembangkan hubungan
persahabatan antar bangsa, memupuk kerjasama internasional untuk
menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, sosial dan budaya, dan
sebagainya yang tercatat di Piagam PBB.
B. Tujuan PBB
1. Memelihara dan menciptakan perdamaian dunia
2. Menyelesaikan segala permasalahan yang berhubungan dengan perdamaian
dunia
3. Mewujudkan kerjasama internasional
4. Memajukan hubungan persahabatan antara bangsa
5. Menjadi pusat bagi upaya menyelaraskan segala tindakan-tindakan bangsa
dalam mencapai tujuan bersama
C. Asas PBB
1. Bersendikan pada asas-asas persamaan kedaulatan
2. Menjamin adanya hak-hak dan manfaat yang timbul dari keanggotaannya
3. Segenap anggota menyelesaikan persengketaan internasional dengan cara
sedemikian rupa sehingga kedamaian tetap terjaga
4. Tidak mencampuri urusan dalam negeri anggota lain
5. Menjamin agar negara yang tidak anggota bertindak sesuai dengan asas-asas
yang sejauh mungkim bila dianggap perlu demi perdamaian
6. Segenap anggota bersedia memberikan bantuan
D. Syarat keanggotaan PBB

1. Negara yang cinta damai


2. Mau menerima kewajiban-kewajiban yang tertera dalam piagam PBB
3. Mau melaksanakan kewajiban
4. Diterima oleh Majelis Umum setelah mendaoat rekomendasi dari Dewan
Keamanan

E. Struktur organisasi PBB

1. Majelis Umum (General Assembly)


2. Dewan Keamanan (Security Council)
3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)
4. Dewan Perwalian (Trusteeship Council)
5. Mahkamah Internasional (International Court of Justice)
6. Sekretariat (Secretary)
F. Keanggotaan dan peran Indonesia dalam PBB

Indonesia menjadi anggota PBB yang ke-60 pada tanggal 28


September 1950. Kemudian keluar pada tanggal 7 Januari 1965 sebagai bentuk
protes atas diterimanya Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan
Keamanan PBB, akan tetapi pada tanggal 28 September 1966 Indonesia masuk
kembali menjadi anggota PBB dan tetap sebagai anggota yang ke-60.

Peran :
1. Dalam rangka menjaga perdamaian dunia
2. Sebagai pemimpin serta anggota tetap di beberapa organisasi PBB
3. Memberikan bantuan kemanusiaan di berbagai negara
4. Membantu penyelesaian konflik di berbagai negara
PERAN INDONESIA DALAM ASEAN
 Faktor-faktor pendorong terbentuknya ASEAN :
 Persaman letak geografis
 Persamaan dasar kebudayaan
 Kesamaan paham politik

A. Proses pembentukan ASEAN


Pembentukan ASEAN diawali oleh pertemuan tingkat menteri
lima negara di Asia Tenggara. Pertemuan ini diselenggarakan pada 5-8
Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Kelima menteri tersebut adalah :
1) Adam Malik => Menteri Luar Negeri RI
2) Tun Abdul Razak => Wakil Perdana Menteri Malaysia
3) S. Rajaratnam => Menteri Luar Negeri Singapura
4) Nascisco Ramos => Menteri Luar Negeri Filipina
5) Thanat Khoman => Menteri Luar Negeri Thailand
B. Tujuan ASEAN

1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan


kebudayaan
2. Memperkukuh perdamaian dan stabilitas regional Asia Tenggara
3. Meningkatkan kerjasama aktif dan saling membantu
4. Saling memberi bantuan dalam bentuk latihan dan fasilitas penelitian
5. Memelihara kerjasama yang erat dan bermanfaat
6. Memajukan pengkajian mengenai Asia Tenggara

C. Strukur organisasi ASEAN

1. Pertemuan para kepala pemerintahan.


2. Sidang tahunan para menteri luar negeri dilaksanakan secara bergiliran yang
disebut pertemuan Menteri ASEAN.
3. Sidang para menteri ekonomi.
4. Sidang para menteri dan ekonomi.
D. Bentuk-bentuk kerja sama antarnegara di lingkungan Asia Tenggara

1) Bidang politik dan keamanan


a) Perjanjian kawasan bebas senjata nuklir pada tanggal 15 Desember 1997 di Bangkok
b) Pembentukan komunitas keamanan ASEAN pada tanggal 7 Oktober 2003 di Bali
2) Bidang ekonomi
1) Pendirian pabrik tembaga di Filipina
2) Pendirian PT Pusri di Palembang, Indonesia
3) Bidang sosial dan budaya
a) Pencegahan narkotika dan penanggulangannya
b) Festival lagu dan kesenian antarnegara ASEAN

E. Peran Indonesia di dalam ASEAN

1. KTT ASEAN pertama (Bali Concord 1) diselenggarakan di Bali tanggal 24 Februari 1976.
Dihasilkan dua dokumen penting ASEAN.
2. Pertemuan informal pemimpin negara ASEAN pertama.
3. KTT ASEAN ke-9 diselenggarakan di Bali tanggal 7 Oktober 2003. Dihasilkan deklarasi
ASEAN Bali Concord 2 sebagai kelanjutan Concord 1.
PERAN SERTA INDONESIA DALAM
GERAKAN NON BLOK
 Faktor-faktor yang melatarbelakangi pembentukan GNB :
a. Munculnya dua blok, blok timur Rusia dan barat Amerika Serikat
b. Adanya kecemasan negara yang baru merdeka dan berkembang terhadap
blok
c. Ditandatanganinya “Dokumen Brioni”
d. Krisis Kuba 1961

 Pemrakarsa GNB :
1. Presiden Soekarno (Indonesia)
2. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia)
3. Presiden Gamal Abdul Nasser (Mesir)
4. Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India)
5. Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai