Anda di halaman 1dari 12

TUGAS I

BIOGRAFI TOKOH NASIONAL


“Jenderal Besar Raden Soedirman”

Disusun Oleh:

Septian Purnomo Aji


Teknik Geologi Kelas 02
410018067

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


YOGYAKARTA
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt karena berkat dan rahmatnya saya
bisa menyelesaikan makalah yang bejudul “BIOGRAFI TOKOH NASIONA”
Mata Kuliah Pancasila jurusan Teknik Geologi. Saya merasa makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu saya harap pembaca bisa
memberikan saran yang membangun untuk saya supaya makalah ini bisa saya
revisi kembali. Saya menucapkan terima kasih atas arahan dari dosen Pancasila
karena tenpa beliau pembuatan makalah ini tidak akan terlaksana. Saya harapkan
semua yang mambaca makalah ini nantinya bisa menambah pengetahuan
sehingga dapat membuat pemahaman menjadi lebih mengerti serta bisa dijadikan
sumber dalam pengerjaan tugas dengan bahasan yang terkait dengan pembahasan
untuk kedepannya.

Yogyakarta, 22 Oktober 2018

Septian Purnomo Aji


NIM 410018067

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ............................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................... 2
2.1 Biodata Jenderal Soedirman ............................................................. 2
2.2 Biorgrafi Jenderal Soedirman .......................................................... 2
2.2.1. Masa Kecil..................................................................................... 3
2.2.2. Masuk di Militer ............................................................................ 4
2.2.3. Diangkat Sebagai Panglima TKR ................................................. 5
2.2.4. Agresi Militer Belanda .................................................................. 6
2.2.5. Melakukan Perang Gerilya ............................................................ 6
2.2.6. Jenderal Soedirman Wafat ............................................................ 7
2.2.7. Pemakaman Jenderal Soedirman ................................................... 7
2.2.8. Jabatan di Militer........................................................................... 7
2.2.9. Tanda Penghormatan ..................................................................... 7
BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Panglima Besar Jenderal Soedirman merupakan salah satu pahlawan
nasional yang sangat berjasa bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat dikategorikan
sebagai tokoh yang memiliki nama besar. Jenderal Besar TNI Anumerta
Soedirman ini adalah pahlawan nasional Indonesia yang berjuang pada masa
Revolusi Nasional Indonesia. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia
dicatat sebagai Panglima dan Jendral RI yang pertama dan termuda. Jenderal
Soedirman tetap berjuang memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit.
Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman
mendapat sebutan Bapak Tentara Nasional Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


 Bagaimana sejarah kehidupan Jenderal Soedirman?
 Bagaimana peranan Jenderal Soedirman dalam mempertahankan
kemerdekaan Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


 Mengetahui sejarah kehidupan Jenderal Soedirman
 Mengetahui peranan Jenderal Soedirman dalam mempertahankan
kemerdekaan RI
 Menyelesaikan tugas mata pelajaran Sejarah

1
BAB II

PEMAHASAN

2.1. Biodata Jenderal Sudirman


Nama : Raden Soedirman
Dikenal : Jenderal Besar Sudirman
Lahir : Purbalingga, Jawa Tengah, 24 Januari 1916
Wafat : Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950
Orang Tua : Karsid Kartawiraji (ayah), Siyem (ibu)
Saudara : Muhammad Samingan
Istri : Alfiah
Anak : Didi Sutjiati, Didi Pudjiati, Taufik Effendi, Titi Wahjuti
Satyaningrum, Didi Praptiastuti, Muhammad Teguh Bambang
Tjahjadi, Ahmad Tidarwono

2.2. Biografi Jenderal Sudirman


Jenderal Besar Sudirman ini lahir di Bodas Karangjati, Rembang,
Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya
bernama Siyem. Namun ia lebih banyak tinggal bersama pamannya yang bernama
Raden Cokrosunaryo yang merupakan seorang camat setelah diadopsi. Ayah dan
Ibu Sudirman merelakan anaknya diadopsi oleh pamannya karena kondisi

2
keuangan pamannya lebih baik daripada orang tua Sudirman sehingga mereka
ingin yang terbaik buat anaknya.

2.2.1. Masa Kecil


Di usia tujuh tahun, Sudirman masuk di HIS (hollandsch inlandsche
school) atau sekolah pribumi. ia kemudian pindah ke sekolah milik Taman Siswa
pada tahun ketujuhnya bersekolah. Tahun berikutnya ia pindah ke Sekolah
Wirotomo disebabkan sekolah milik taman siswa dianggap sebagai sekolah liar
oleh pemerintah Belanda.
Sudirman diketahui sangat taat dalam beragama. ia mempelajari keislaman
dibawah bimbingan Raden Muhammad Kholil. Teman-teman Sudirman bahkan
menjulukinya sebagai ‘Haji’. Ia sering berceramah dan rajin dalam belajar. Di
tahun 1934, pamannya Cokrosunaryo wafat. Hal ini menjadi pukulan berat bagi
Sudirman. Ia dan keluarganya jatuh miskin. Meskipun begitu ia diperbolehkan
tetap bersekolah tanpa membayar uang sekolah hingga ia tamat menurut Biografi
Jenderal Sudirman yang ditulis oleh Sardiman (2008). Di Wirotomo pula,
Sudirman ikut mendirikan organisasi islam bernama Hizbul Wathan milik
Muhammadiyah. Beliau juga menjadi pemimpin organisasi tersebut pada cabang
Cilacap setelah lulus dari Wirotomo.
Kemampuannya dalam memimpin dan berorganisasi serta ketaatan dalam
Islam menjadikan ia dihormati oleh masyarakat. Jenderal Sudirman merupakan
salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh
suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal.
Setelah lulus, ia kembali belajar di Kweekschool, sekolah khusus calon guru milik
Muhammadiyah pada zaman Hindia Belanda. namun berhenti karena kekurangan
biaya.Sudirman kembali ke Cilacap dan mulai mengajar di sekolah dasar
Muhammadiyah. Disini pula ia bertemu dengan Alfiah, temannya sewaktu
sekolah yang kemudian mereka menikah. Di Cilacap, Sudirman tinggal di rumah
mertuanya yang bernama Raden Sostroatmodjo seorang pengusaha batik kaya.
Selama mengajar di sekolah tersebut, beliau juga aktif dalam perkumpulan
organisasi pemuda Muhammadiayah.

3
Setelah Jepang berhasil menduduki Indonesia pada tahun 1942. Perubahan
kekuasaan mulai terlihat. Jepang menutup sekoalh tempat Sudirman mengajar dan
mengalihfungsikannya menjadi pos militer. Meskipun begitu Sudirman
melakukan negosiasi dengan Militer Jepang. Ia kemudian diizinkan kembali
mengajar walapun kala itu perlengkapannya sangat dibatasi.
Di tahun 1944, Sudirman menjabat perwakilan di dewan karesidenan yang
dibentuk oleh Jepang. Dan tak lama kemudian Sudirman diminta untuk bergabung
dalam tentara PETA (Pembela Tanah Air) oleh Jepang.

2.2.2. Masuk di Militer


Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di
Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di
Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan
akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia
(Panglima TNI).

Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada


keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang
dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda
Republik ini.
Setelah bom atiom di Hiroshima dan Nagasaki dijatuhkan, kekuatan
militer Jepang di Indonesia mulai melemah. Sudirman yang ketika itu ditahan di
Bogor mulai memimpin kawan-kawannya untuk melakukan pelarian. Sudirman
sendiri pergi ke Jakarta dan bertemu dengan Soekarno dan Mohammad Hatta.

4
Kedua proklamator tersebut meminta Sudirman memimpin pasukan melawan
Jepang di Jakarta. Namun ditolak oleh Sudirman. Ia memilih memimpin
pasukannya di Kroya pada tahun 19 agustus 1945.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Pemerintah mendirikan BKR
(Badan Keamanan Rakyat) dan melebur PETA kedalamnya. Sudirman bersama
tentaranya kemudian mendirikan cabang BKR di Banyumas. Ia memimpin
masyarakat disana dalam melucuti persenjataan tentara Jepang.
Presiden Soekarno kemudian membentuk TKR (Tentara Keamanan
Rakyat). Dimana personilnya berasal dari mantan KNIL, PETA dan Heiho. Ketika
itu Soekarno menunjuk Supriyadi sebagai panglima TKR. Namun ia tidak
muncul. Inggris yang ketika itu mendarat di Indonesia bersama dengan NICA
mulai mempersenjatai tentara Belanda dan mendirikan pangkalan di Magelang.
Sudirman yang kala itu menjabat sebagai kolonel mengirim pasukan untuk
mengusir Inggris serta tentara Belanda di Ambarawa. Oleh Urip Sumoharjo,
Sudirman ditunjuk sebagai kepala divisi V.

2.2.3. Diangkat Sebagai Panglima TKR


Pada tanggal 12 November 1945, memimpin TKR di Ambarawa dalam
menggempur dan mengusir Inggris. Saat itu beliau masih berpangakt kolonel.
Sudirman yang kala itu berumur 29 tahun terpilih sebagai pemimpin TKR.
Sudirman kemudian dipromosikan sebagai seorang Jenderal.

Ia juga menunjuk Urip Sumoharjo sebagai kepala staf TKR. Walaupun


begitu ia ketika itu belum secara resmi dilantik oleh Presiden Soekarno sebagai
Kepala TKR.

5
2.2.4. Agresi Militer Belanda
Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti
tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR
akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada Desember
1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan
tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama,
dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris.
Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan
Inggris mengundurkan diri ke Semarang.
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih
dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di
Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman
yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat
paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.
Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil
dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet
juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno
sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk
melakukan perawatan.
Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk
melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya
sebagai pemimpin tentara.

2.2.5. Melakukan Perang Gerilya


Maka dengan ditandu, ia berangkat memimpin pasukan untuk melakukan
perang gerilya. Kurang lebih selama tujuh bulan ia berpindah-pindah dari hutan
yang satu ke hutan yang lain, dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit dan
lemah sekali sementara obat juga hampir-hampir tidak ada.
Tapi kepada pasukannya ia selalu memberi semangat dan petunjuk seakan
dia sendiri tidak merasakan penyakitnya. Namun akhirnya ia harus pulang dari

6
medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung,
tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.

2.2.6. Jenderal Sudirman Wafat


Penyakit TBC yang menggerogoti Jenderal Sudirman kala itu kian parah.
Beliau rajin memeriksakan diri di rumah sakit Panti Rapih. Disaat itu juga,
Indonesia sedang dalam negoasiasi dengan Belanda menuntuk pengakuan
kedaulatan Indonesia. Jenderal Sudirman kala itu jarang tampil karena sedang
dirawat di Sanatorium diwilayah Pakem dan kemudian pindah ke Magelang pada
bulan desember 1949.
Belanda kemudian mengakui kedaulatan Indonesia pada tanggal 27
desember 1949 melalui Republik Indonesia Serikat. Jenderal Sudirman saat itu
juga diangkat sebagai Panglima Besar TNI. Menurut biografi jenderal Sudirman,
Diketahui setelah berjuang keras melawan penyakitnya, Pada tangal 29 Januari
1950, Panglima Besar Sudirman wafat di Magelang. Pemakamannya ke
Yogyakarta diiringi oleh konvoi empat tank serta 80 kendaraan bermotor.

2.2.7. Pemakaman Jenderal Sudirman


Masyarakat kala itu tumpah ruah ke jalan memberikan -penghormatan
terakhir ke Panglima Sudirman. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Semaki, Yogyakarta. Pemakamannya dilakukan dengan prosesi militer. Beliau
dimakamkan disamping makam jenderal urip Sumoharjo. Jenderal Sudirman
kemudian dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan.

2.2.8. Jabatan di Militer:


1. Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal Besar Bintang Lima
2. Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
3. Komandan Batalyon di Kroya

2.2.9. Tanda Penghormatan:


1. Pahlawan Pembela Kemerdekaan

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Jenderal Besar Soedirman merupakan pahlawan yang pernah berjuang
untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan pejajahan. Saat
usianya masih yang masih relatif muda yaitu saat berumur 31 tahun sudah
menjadi seorang jenderal. Soedirman merupakan salah satu pejuang dan
pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu
mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan
pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah
air, bangsa, dan negara.
Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima
dan Jendral RI yang pertama dan termuda. Jenderal Soedirman tetap berjuang
memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa
dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara
Nasional Indonesia.

3.2. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, kami berharap pembaca dapat termotivasi
untuk melanjutkan perjuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia, khususnya
yang dibahas dalam makalah ini adalah Jenderal Soedirman. Kita dapat
melanjutkan perjuangan beliau dengan cara mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang kita,
menghormati para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan, menjaga
ketertiban dan keamanan di Indonesia, dan ikut serta menjaga dan mengharumkan
nama Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://aryharnum.blogspot.com/2016/02/makalah-jendral-sudirman.html ( Senin,
22-10-2018, 12.31WIB )
https://www.biografiku.com/biografi-jenderal-sudirman/ ( Senin, 22-10-2018,
12.37WIB )

Anda mungkin juga menyukai