Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt karena berkat dan rahmatnya saya
bisa menyelesaikan makalah yang bejudul “BIOGRAFI TOKOH NASIONA”
Mata Kuliah Pancasila jurusan Teknik Geologi. Saya merasa makalah ini masih
sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu saya harap pembaca bisa
memberikan saran yang membangun untuk saya supaya makalah ini bisa saya
revisi kembali. Saya menucapkan terima kasih atas arahan dari dosen Pancasila
karena tenpa beliau pembuatan makalah ini tidak akan terlaksana. Saya harapkan
semua yang mambaca makalah ini nantinya bisa menambah pengetahuan
sehingga dapat membuat pemahaman menjadi lebih mengerti serta bisa dijadikan
sumber dalam pengerjaan tugas dengan bahasan yang terkait dengan pembahasan
untuk kedepannya.
ii
DAFTAR ISI
COVER ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ............................................................... 1
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................... 2
2.1 Biodata Jenderal Soedirman ............................................................. 2
2.2 Biorgrafi Jenderal Soedirman .......................................................... 2
2.2.1. Masa Kecil..................................................................................... 3
2.2.2. Masuk di Militer ............................................................................ 4
2.2.3. Diangkat Sebagai Panglima TKR ................................................. 5
2.2.4. Agresi Militer Belanda .................................................................. 6
2.2.5. Melakukan Perang Gerilya ............................................................ 6
2.2.6. Jenderal Soedirman Wafat ............................................................ 7
2.2.7. Pemakaman Jenderal Soedirman ................................................... 7
2.2.8. Jabatan di Militer........................................................................... 7
2.2.9. Tanda Penghormatan ..................................................................... 7
BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 8
3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 8
3.2 Saran ................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMAHASAN
2
keuangan pamannya lebih baik daripada orang tua Sudirman sehingga mereka
ingin yang terbaik buat anaknya.
3
Setelah Jepang berhasil menduduki Indonesia pada tahun 1942. Perubahan
kekuasaan mulai terlihat. Jepang menutup sekoalh tempat Sudirman mengajar dan
mengalihfungsikannya menjadi pos militer. Meskipun begitu Sudirman
melakukan negosiasi dengan Militer Jepang. Ia kemudian diizinkan kembali
mengajar walapun kala itu perlengkapannya sangat dibatasi.
Di tahun 1944, Sudirman menjabat perwakilan di dewan karesidenan yang
dibentuk oleh Jepang. Dan tak lama kemudian Sudirman diminta untuk bergabung
dalam tentara PETA (Pembela Tanah Air) oleh Jepang.
4
Kedua proklamator tersebut meminta Sudirman memimpin pasukan melawan
Jepang di Jakarta. Namun ditolak oleh Sudirman. Ia memilih memimpin
pasukannya di Kroya pada tahun 19 agustus 1945.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Pemerintah mendirikan BKR
(Badan Keamanan Rakyat) dan melebur PETA kedalamnya. Sudirman bersama
tentaranya kemudian mendirikan cabang BKR di Banyumas. Ia memimpin
masyarakat disana dalam melucuti persenjataan tentara Jepang.
Presiden Soekarno kemudian membentuk TKR (Tentara Keamanan
Rakyat). Dimana personilnya berasal dari mantan KNIL, PETA dan Heiho. Ketika
itu Soekarno menunjuk Supriyadi sebagai panglima TKR. Namun ia tidak
muncul. Inggris yang ketika itu mendarat di Indonesia bersama dengan NICA
mulai mempersenjatai tentara Belanda dan mendirikan pangkalan di Magelang.
Sudirman yang kala itu menjabat sebagai kolonel mengirim pasukan untuk
mengusir Inggris serta tentara Belanda di Ambarawa. Oleh Urip Sumoharjo,
Sudirman ditunjuk sebagai kepala divisi V.
5
2.2.4. Agresi Militer Belanda
Ketika pasukan sekutu datang ke Indonesia dengan alasan untuk melucuti
tentara Jepang, ternyata tentara Belanda ikut dibonceng. Karenanya, TKR
akhirnya terlibat pertempuran dengan tentara sekutu. Demikianlah pada Desember
1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Sudirman terlibat pertempuran melawan
tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember tahun yang sama,
dilancarkanlah serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris.
Pertempuran yang berkobar selama lima hari itu akhirnya memaksa pasukan
Inggris mengundurkan diri ke Semarang.
Pada saat pasukan Belanda kembali melakukan agresinya atau yang lebih
dikenal dengan Agresi Militer II Belanda, Ibukota Negara RI berada di
Yogyakarta sebab Kota Jakarta sebelumnya sudah dikuasai. Jenderal Sudirman
yang saat itu berada di Yogyakarta sedang sakit. Keadaannya sangat lemah akibat
paru-parunya yang hanya tingggal satu yang berfungsi.
Dalam Agresi Militer II Belanda itu, Yogyakarta pun kemudian berhasil
dikuasai Belanda. Bung Karno dan Bung Hatta serta beberapa anggota kabinet
juga sudah ditawan. Melihat keadaan itu, walaupun Presiden Soekarno
sebelumnya telah menganjurkannya untuk tetap tinggal dalam kota untuk
melakukan perawatan.
Namun anjuran itu tidak bisa dipenuhinya karena dorongan hatinya untuk
melakukan perlawanan pada Belanda serta mengingat akan tanggungjawabnya
sebagai pemimpin tentara.
6
medan gerilya, ia tidak bisa lagi memimpin Angkatan Perang secara langsung,
tapi pemikirannya selalu dibutuhkan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Jenderal Besar Soedirman merupakan pahlawan yang pernah berjuang
untuk merebut kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan pejajahan. Saat
usianya masih yang masih relatif muda yaitu saat berumur 31 tahun sudah
menjadi seorang jenderal. Soedirman merupakan salah satu pejuang dan
pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu
mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan
pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah
air, bangsa, dan negara.
Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia dicatat sebagai Panglima
dan Jendral RI yang pertama dan termuda. Jenderal Soedirman tetap berjuang
memimpin pasukan walaupun dalam keadaan sakit. Sebagai penghargaan atas jasa
dan pengorbanannya, Jenderal Soedirman mendapat sebutan Bapak Tentara
Nasional Indonesia.
3.2. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, kami berharap pembaca dapat termotivasi
untuk melanjutkan perjuangan para pejuang kemerdekaan Indonesia, khususnya
yang dibahas dalam makalah ini adalah Jenderal Soedirman. Kita dapat
melanjutkan perjuangan beliau dengan cara mempelajari hal-hal yang berkaitan
dengan perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan oleh para pejuang kita,
menghormati para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan, menjaga
ketertiban dan keamanan di Indonesia, dan ikut serta menjaga dan mengharumkan
nama Indonesia.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://aryharnum.blogspot.com/2016/02/makalah-jendral-sudirman.html ( Senin,
22-10-2018, 12.31WIB )
https://www.biografiku.com/biografi-jenderal-sudirman/ ( Senin, 22-10-2018,
12.37WIB )