Anda di halaman 1dari 9

DAS ASAHAN,

SUMATERA UTARA
Djian Nilam Sari 1806541005
Ni Kadek Ary Krisnayanti 1806541035
Pranata Halasan Panjaitan 1806541041
Fadilah Triani Putri 1806541044
Nanda Marpaung 1806541057 Jencristy Gilberd S
1806541063
Reni Andriani Naibaho 1806541081
PENGERTIAN DAS
(Daerah Aliran Sungai)

Daerah aliran sungai (DAS) merupakan wilayah yang dibatasi oleh


topografi dimana air yang berada di wilayah tersebut akan mengalir ke
outlet sungai utama hingga ke hilir.

Sandy (1996) mendefinisikan DAS sebagai bagian dari muka bumi yang
yang airnya mengalir ke dalam sungai yang bersangkutan apabila hujan
jatuh.
GAMBARAN UMUM DAS ASAHAN

Sungai asahan merupakan sungai yang terdapat


di Provinsi Sumatera Utara. Sungai ini merupakan
sungai yang berhulu di Danau Toba dan mengalirkan
sungainya hingga ke Selat Malaka. DAS Asahan
dengan luas 353.770,34 ha merupakan DAS dengan
level regional karena melintasi kabupaten dan kota di
wilayah Sumatera Utara yaitu Kabupaten Asahan,
Toba Samosir, Simalungun dan Kota TanjungBalai
Kabupaten yang terdapat di daerah hulu DAS
Asahan yaitu Kabupaten Toba Samosir dan
Simalungun sedangkan yang berada di bagian hilir
yaitu Kabupaten Asahan dan Tanjung Balai.
1. Kondisi dan penggunaan DAS asahan
Secara geografis, badan air yang berupa Danau Toba berada di hulu DAS
Asahan yang sekaligus menjadi sumber air Sungai Asahan. Di tengah badan air
terdapat Pulau Samosir yang menjadi pusat permukiman serta dimanfaatkan
untuk perkebunan dan pertanian tanah kering. berikut beberapa sector yang
paling menonjol berdasarkan posisi DAS

Perkebunan dan Pertanian


DAS Hulu Tanah Kering

DAS Tengah Hutan, Sawah, Kebun

DAS Hilir Industri


IKLIM KEADAAN VEGETASI
Keadaan liputan lahan di SWP DAS Asahan Toba
Kondisi iklim di SWP DAS Asahan Toba didominasi oleh perkebunan, pertanian lahan kering,
cukup bervariasi sehingga masingmasing pertanian lahan kering campur semak, hutan dataran tinggi
dan danau. Tingkat kerusakan lahan/kekritisan lahan
kabupaten mempunyai tipe iklim yang wilayah SWP DAS Asahan Toba diklasifikasikan menjadi
berbeda-beda 5 (lima) kelas
2. Keadaan Sosial dan Ekonomi
• Kependudukan
Penduduk yang berada di SWP DAS Asahan Toba sebanyak 1.273.670 jiwa,
konsentrasi yang tinggi berada di Kabupaten Asahan sebanyak 676.605 jiwa atau (
3. Masalah pada DAS
a. Hidrologi

• Fluktuasi Debit Air Sungai


Fluktuasi debit aliran sungai di wilayah
DAS Asahan selama kurun waktu 7
tahun (1991-1997) diperoleh dari data
debit aliran sungai maksimum harian (Q
Max) dan debit aliran sungai minimum
harian (Q Min) yang tercatat pada
Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS)
Polu Raja, Kabupaten Asahan.
Perbandingan Q max dan Q min (atau
disebut juga Koefisien Rejim Sungai
/KRS) menjadi salah satu indikator
kondisi hidrologis suatu DAS.
• Debit Banjir
Banjir terjadi apabila badan sungai tidak sanggup lagi menampung aliran air yang ada. Pada
sungai-sungai besar pada wilayah DAS banjir luapan sering terjadi pada saat aliran air mencapai
kondisi maksimum di musim penghujan. Kejadian banjir yang semakin tinggi (besaran dan
frekuensi) di wilayah hilir DAS Asahan Toba terjadi sebagai akibat menurunnya kemampuan tanah
dalam meresapkan air sehingga sebagian besar air hujan akan segera berubah menjadi aliran
permukaan.

• Ketersediaan Air
Sebagai akibat fluktuasi debit aliran yang cukup tinggi dan menurunnya jumlah air yang
diresapkan kedalam tanah, ketersediaan air di DAS Asahan Toba sangat melimpah pada periode
musim hujan dan sangat terbatas (kekurangan air) pada musim kemarau. Selain itu juga kualitas air
menjadi semakin menurun (khususnya di Danau Toba) sebagai akibat aktifitas manusia, seperti:
pembukaan hutan dan lahan serta kegiatan pabrik yang belum memperhatikan konservasi
sumberdaya air (in situ dan ex situ). Kekurangan air dapat dirasakan pada musim kemarau yang
ditandai dengan keringnya sumur-sumur milik masyarakat dan kurangnya air untuk pengairan
sawah.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai