Anda di halaman 1dari 31

BAB 2

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi fisik

2.2.1 Kondisi Geografis

1. Letak Geografis
Kabupaten Jayawijaya dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1969, tentang pembentukan Provinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-
Kabupaten Otonom di Provinsi Irian Barat. Berdasarkan pada Undang-undang
tersebut, Kabupaten Jayawijaya terletak pada garis meridian 138o30’ – 139o40’
Bujur Timur dan 3o45’ – 4o20’ Lintang Selatan yang memiliki daratan seluas
13.925,31 km2. Kabupaten Jayawijaya adalah salah satu kabupaten di provinsi
Papua, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Wamena (Lembah Baliem).
Kabupaten ini berbatasan dengan kabupaten Membramo Tengah, Kabupaten
Yalimo, dan Kabupaten Tolikara disebelah Utara. Sebelah selatan berbatasan
dengan Kabupaten Nduga dan Kabupaten yahukimo, sedangkan sebelah timur
berbatasan dengan Kabupaten Yahukimo dan Yalimo, sebelah barat adalah
Kabupaten Nduga dan Kabupaten Lanny Jaya.
Sejak tahun 2011, kabupaten dengan wilayah seluas 13.925, 31 km 2 ini terbagi
menjadi 40 Distrik/Kecamatan. Kabupaten Jayawijaya merupakan satu-satunya
Kabupaten di Provinsi Irian Barat (pada saat itu) yang wilayahnya tidak
bersentuhan dengan bibir pantai.

Gambar 2.1. Peta Kabupaten Jayawijaya (Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka,


2014)
2. Topografi dan Iklim
Kabupaten Jayawijaya berada di hamparan Lembah Baliem, sebuah lembah
aluvial yang terbentang pada areal ketinggian 1500-2000 m di atas permukaan
laut. Temperatur udara bervariasi antara 14,5 derajat Celcius sampai dengan 24,5
derajat Celcius. Dalam setahun rata-rata curah hujan adalah 1.900 mm dan dalam
sebulan terdapat kurang lebih 16 hari hujan. Musim kemarau dan musim
penghujan sulit dibedakan. Berdasarkan data, bulan Maret adalah bulan dengan
curah hujan terbesar, sedangkan curah hujan terendah ditemukan pada bulan Juli.
Lembah Baliem dikelilingi oleh Pegunungan Jayawijaya yang terkenal karena
puncak-puncak salju abadinya, antara lain: Puncak Trikora (4.750 m), Puncak
Mandala (4.700 m) dan Puncak Yamin (4.595 m). Pegunungan ini amat menarik
wisatawan dan peneliti Ilmu Pengetahuan Alam karena puncaknya yang selalu
ditutupi salju walaupun berada di kawasan tropis. Lereng pegunungan yang terjal
dan lembah sungai yang sempit dan curam menjadi ciri khas pegunungan ini.
Cekungan lembah sungai yang cukup luas terdapat hanya di Lembah Baliem
Barat dan Lembah Baliem Timur (Wamena). Vegetasi alam hutan tropis basah di
dataran rendah memberi peluang pada hutan iklim sedang berkembang cepat di
lembah ini. Ekosistem hutan pegunungan berkembang di daerah ketinggian 1.550
dpl di atas permukaan laut.

2.2.2 Administratif
Kabupaten Jayawijaya terletak pada koordinat 138030’ – 139040’ Bujur Timur
dan 3045’ – 4020’ Lintang Selatan, dengan batas wilayah sebagai berikut :

Batas wilayah
- Utara : Kabupaten Mamberamo Tengah, Kabupaten Yalimo dan Kabupaten Tolikara
- Selatan : Kabupaten Nduga dan Kabupaten Yahukimo
- Barat : Kabupaten Lanny Jaya dan Kabupaten Nduga
- Timur : Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Yalimo

Kabupaten dengan wilayah seluas 13.925, 31 km2 (Jayawijaya dalam angka,


2014) Terdiri dari 11 distrik pada tahun 2010 Selanjutnya pada tahun 2011 di
wilayah Kabupaten Jayawijaya terjadi pemekaran Daerah Otonomi Khusus yang
menghasilkan 40 Distrik/Kecamatan yang terdiri dari 4 Kelurahan dan 328
Kampung/desa. Untuk jelasnya mengenai kondisi administrasi di Kabupaten
Jayawijaya, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1:Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah kelurahan

Jumlah Luas Wilayah


No Nama Distrik/Kecamatan Kelurahan/
Administrasi Terbangun
Desa
(Ha) (%) (Ha) (%)
1 Wamena 11 24.931 1,79

2 Trikora 6 19.007 1,36

3 Napua 9 24.664 1,77

4 Walaik 5 17.633 1,27


Jumlah Luas Wilayah
No Nama Distrik/Kecamatan Kelurahan/
Administrasi Terbangun
Desa
(Ha) (%) (Ha) (%)
5 Wouma 7 24.309 1,75

6 Hubikosi 11 54.790 3,93

7 Hubikiak 8 54.170 3,89

8 Pelebaga 13 51.418 3,69

9 Ibele 10 33.313 2,39

10 Tailarek 8 32.079 2,30

11 Walelagama 6 41.233 2,96

12 Itlay Hisage 9 49.895 3,58

13 Siepkosi 9 35.472 2,55

14 Kurulu 12 49.233 3,54

15 Usilimo 10 32.158 2,31

16 Wita Waya 5 21.724 1,56

17 Libarek 5 21.323 1,53

18 Wadangku 5 21.990 1,58

19 Pisugi 7 33.603 2,41

20 Yalengga 11 68.906 4,95

21 Koragi 5 46.594 3,35

22 Bolakme 12 42.907 3,08

23 Tagime 11 40.626 2,92

24 Molagalame 6 22.867 1,64

25 Tagineri 9 29.159 2,09

26 Asologaima 10 18.237 1,31

27 Silo Karno Doga 8 30.975 2,22

28 Pyramid 10 29.718 2,13

29 Muliama 12 33.783 2,43

30 Wollo 8 33.967 2,44

31 Bugi 8 46.383 3,33


Jumlah Luas Wilayah
No Nama Distrik/Kecamatan Kelurahan/
Administrasi Terbangun
Desa
(Ha) (%) (Ha) (%)
32 Bpiri 7 34.812 2,50

33 Asolokobal 9 37.551 2,70

34 Walesi 7 25.021 1,80

35 Asotipo 10 31.957 2,29

36 Maima 7 18.861 1,35

37 Musatfak 10 99.485 7,14

38 Wame 4 16.816 1,21

39 Popugoba 4 16.030 1,15

40 Wesaput 8 24.931 1,79

Jumlah 332 1.392.531 100

Sumber : Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka, (2014)

Berikut luas wilayah dan batas-batas wilayah Kabupaten Jayawijaya jika


dilihat dari bentuk gambaran peta seperti pada Peta 2.1 berikut ini.
Gambar 2.2: Peta Administrasi Kabupaten/Kota Commented [WU1]: Gambar 2.1: Peta Administrasi
Kabupaten/Kota

Sumber: RTRW Kabupaten Jayawijaya


2.2 Demografi

Berdasarkan data statistik (BPS) jumlah penduduk Kabupaten Jayawijaya dari hasil
registrasi penduduk pada tahun 2014 sebesar 203.085 jiwa. Jumlah tersebut tersebar di
seluruh wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Jayawijaya. Persebaran penduduk
terbanyak terdapat di Kecamatan Wamena yaitu sebanyak 44.209 jiwa (22,77 %). Salah
satu besarnya jumlah penduduk di distrik ini adalah karena Wamena merupakan Ibu
kota Kabupaten Jayawijaya, sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Distrik
Koragi sebanyak 780 Jiwa (0,38 %). Pada Distrik Musatfak, Distrik Wame, Distrik
Popugoba dan Distrik Wesaput jumlah penduduk yang diperoleh terbagi atas empat
distrik didalamnya dikarenakan keempat distrik ini merupakan hasil distrik pemekaran
dari distrik induk musatfak sehingga data jumlah penduduk masih berada pada Distrik
Induk dari keseluruhan jumlah penduduk. (lihat Tabel 2.2).
Tabel 2.2 : Jumlah penduduk dan kepadatannya 3 - 5 tahun terakhir

Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Kepadatan penduduk (orang/km2)


Pertumbuhan
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan

20 20 201 20
2010 2011 2012 2013 2014 2014 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
10 11 2 13

14. 12. 44,54 (28,44) 7,63 (9,55)


48.64 44.20 9.5 11.
38.361 59.887 45.064 97 16 11.052 38,17 59,59 90,38 195,10 177,33
0 9 90 266
Wamena 2 0

1.4 1.5 - - 7,63 (09,55)


- - 5.777 6.235 5.667 - - 1.417 30,39 32,81 29,82
Trikora 44 59

73 - - 7,64 (9,56)
- - 2.733 2.950 2.681 - - 683 670 11,08 11,96 10,87
Napua 8

1.0 - - 7,64 (9,54)


- - 3.705 3.999 3.635 - - 926 909 21,01 22,68 20,61
Walaik 00

90 - - 7,63 (9,54)
- - 3.369 3.636 3.305 - - 842 826 13,86 14,96 13,60
Wouma 9

2.3 4.3 1.8 2.0 63,90 (85,43) 7,63 (9,56)


9.229 17.485 7.441 8.031 7.299 1.825 14,15 26,82 13,58 14,66 13,32
Hubikosi 07 71 60 08

1.7 1.9 - - 7,63 (9,55)


- - 7.058 7.618 6.924 1.731 13,03 14,06 12,78
Hubikiak 65 05

1.4 2.5 1.6 1.7 57,55 (44,67) 7,63 (9,55)


5.748 10.220 6.538 7.057 6.414 1.604 8,75 15,56 12,72 13,72 12,47
Pelebaga 37 55 35 64

1.9 2.1 - - 7,64 (9,55)


- - 7.808 8.428 7.660 - - 1.915 - 23,44 25,30 22,99
Ibele 52 07

80 - - 7,65 (9,55)
- - 2.981 3.218 2.925 - - 745 731 - 9,29 10,03 9,12
Tailarek 5

32,58 (179,10) 7,63 (9,53)


2.0 2.7
8.072 11.181 1.865 2.013 1.830 466 50 458 10,54 14,60 4,52 4,88 4,44
18 95
Walelagama 3
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Kepadatan penduduk (orang/km2)
Pertumbuhan
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan

20 20 201 20
2010 2011 2012 2013 2014 2014 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
10 11 2 13

1.5 1.7 - - 7,638 (9,55)


- - 6.375 6.881 6.254 - - 1.564 - 12,78 13,79 12,53
Itlay Hisage 94 20

96 - - 7,641 (9,57)
- - 3.564 3.847 3.496 - - 891 874 - 10,05 10,84 9,86
Siepkosi 2

10.08 3.4 6.1 2.3 2.5 58,90 (97,39) 7,635 (9,55)


13.723 24.732 9.339 9.162 2.291 10,40 18,74 18,97 20,47 18,61
Kurulu 0 31 83 35 20

1.4 1.5 - - 7,633 (9,56)


- - 5.610 6.055 5.503 - - 1.376 - 17,45 18,83 17,11
Usilimo 03 14

75 - - 7,626 (9,54)
- - 2.789 3.010 2.736 - - 697 684 - 12,84 13,86 12,59
Wita Waya 3

57 - - 7,653 (9,55)
- - 2.125 2.294 2.085 - - 531 521 - 9,97 10,76 9,78
Libarek 4

58 - - 7,639 (9,56)
- - 2.154 2.325 2.113 - - 539 528 - 9,79 10,57 9,61
Wadangku 1

1.0 1.1 - - 7,641 (9,56)


- - 4.093 4.418 4.015 - - 1.004 - 12,18 13,15 11,95
Pisugi 23 05

46 56 42 18,45 (35,40) 7,637 (9,56)


1.866 2.244 1.575 1.700 1.545 394 386 2,85 3,34 2,29 2,47 2,24
Yalengga 7 1 5

21 - - 7,635 (9,41)
- - 794 857 780 - - 199 195 1,70 1,84 1,67
Koragi 4

1.3 1.7 63 30,33 (111,62) 7,617 (9,55)


5.298 7.175 2.350 2.536 2.305 588 576 7,39 10,01 5,48 5,91 5,37
Bolakme 25 94 4

56 - - 7,615 (9,54)
- - 2.098 2.264 2.058 - - 525 515 - 5,16 5,57 5,07
Tagime 6

34 - - 7,631 (9,55)
- - 1.261 1.361 1.237 - - 315 309 - 5,51 5,95 5,41
Molagalame 0
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Kepadatan penduduk (orang/km2)
Pertumbuhan
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan

20 20 201 20
2010 2011 2012 2013 2014 2014 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
10 11 2 13

50 - - 7,629 (9,58)
- - 1.867 2.015 1.831 - - 467 458 - 6,40 6,91 6,28
Tagineri 4

3.6 9.3 2.1 2.2 95,57 (149,50) 7,637 (9,56)


14.434 37.535 8.417 9.085 8.257 2.064 21,58 56,11 24,01 49,82 45,28
Asologaima 09 84 04 71

Silo Karno 11.54 10.49 2.6 2.8 - - 7,640 (9,56)


- - 10.694 - - 2.623 - 34,01 37,26 33,87
Doga 3 1 74 86

13.46 12.23 3.1 3.3 - - 7,638 (9,55)


- - 12.472 - - 3.059 - 41,97 45,30 41,17
Pyramid 2 6 18 66

2.0 2.1 - - 7,644 (9,56)


- - 8.044 8.683 7.891 - - 1.973 - 23,81 25,70 23,36
Muliama 11 71

1.3 76 32 (59,2 (92,46) 7,669 (9,58)


5.547 3.068 1.217 1.314 1.194 304 299 8,80 4,87 3,58 3,87 3,52
Wollo 87 7 9 2)

22 - - 7,630 (9,54)
- - 845 912 829 - - 211 207 - 1,82 1,97 1,79
Bugi 8

31 - - 7,605 (9,58)
- - 1.177 1.270 1.154 - - 294 289 - 3,38 3,65 3,31
Bpiri 8

2.6 3.8 90 37,45 (152,60) 7,642 (9,55)


10.555 15.349 3.337 3.602 3.274 834 819 21,58 19,73 8,89 9,59 8,72
Asolokobal 39 37 1

73 - - 53,632 (9,57)
- - 1.712 2.927 2.660 - - 428 665 - 10,84 11,70 10,63
Walesi 2

1.2 1.3 - - 7,643 (9,55)


- - 4.860 5.246 4.768 - - 1.192 - 15,21 16,41 14,92
Asotipo 15 12

1.3 1.4 - - 7,632 (9,56)


- - 5.296 5.716 5.195 - - 1.299 - 15,18 30,31 27,54
Maima 24 29

1.4 1.8 1.9 2.0 18,91 5,43 7,637 (9,55)


5.967 7.209 7.611 8.215 7.467 1.867 9,22 11,14 7,65 8,26 7,51
Musatfak 92 02 03 54
Jumlah Penduduk Jumlah KK Tingkat Kepadatan penduduk (orang/km2)
Pertumbuhan
Nama
Tahun Tahun Tahun Tahun
Kecamatan

20 20 201 20
2010 2011 2012 2013 2014 2014 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014
10 11 2 13

Wame

Popugoba

Wesaput

29. 49. 55.


223.4 203.0 51.
118.800 196.085 206.015 70 02 86 50.771 13,94 21,86 15,24 20,13 18,29
43 85 504
Jayawijaya 0 1 1

Sumber : Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka (BPS) dan diolah oleh pokja PPSP 2015

Untuk memperkirakan jumlah penduduk Kabupaten Jayawijaya 5 tahun mendatang, digunakan data dasar penduduk
Kabupaten Jayawijaya tahun 2013 dan 2014. Dengan menggunakan rumus di bawah ini :

Pn = Po ( 1 + r ) n
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)
Po = Jumlah penduduk awal
r = Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (dalam %)
n = Jangka waktu dalam tahun
Tabel 2.3 :Jumlah penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Jumlah Penduduk Tingkat Pertumbuhan Kepadatan Penduduk (Orang?km2)


Nama
Tahun Tahun Tahun
Kecamatan
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Wamena 56.666 61.162 66.016 71.255 76.909 7,63 7,63 7,63 7,63 7,63 227,29 245,33 264,79 285,81 308,49

Trikora 7.263 7.839 8.460 9.131 9.855 7,63 7,63 7,63 7,63 7,63 38,21 41,24 44,51 48,04 51,85

Napua 3.437 3.710 4.005 4.322 4.666 7,64 7,64 7,64 7,64 7,64 13,94 15,04 16,24 17,53 18,92
Walaik 4.659 5.029 5.428 5.858 6.323 7,64 7,64 7,64 7,64 7,64 26,42 28,52 30,78 33,22 35,86

Wouma 4.235 4.571 4.933 5.324 5.746 7,63 7,63 7,63 7,63 7,63 17,42 18,80 20,29 21,90 23,64

Hubikosi 9.355 10.097 10.897 11.761 12.694 7,63 7,63 7,63 7,63 7,63 17,07 18,43 19,89 21,47 23,17

Hubikiak 8.875 9.579 10.339 11.159 12.045 7,63 7,63 7,63 7,63 7,63 16,38 17,68 19,09 20,60 22,24

Pelebaga 8.222 8.875 9.579 10.339 11.160 7,63 7,63 7,63 7,63 7,63 15,99 17,26 18,63 20,11 21,70

Ibele 9.820 10.599 11.441 12.349 13.330 7,64 7,64 7,64 7,64 7,64 29,48 31,82 34,34 37,07 40,01

Tailarek 3.750 4.048 4.370 4.717 5.092 7,65 7,65 7,65 7,65 7,65 11,69 12,62 13,62 14,71 15,87

Walelagama 2.345 2.531 2.732 2.949 3.183 7,63 7,63 7,63 7,63 7,63 5,69 6,14 6,63 7,15 7,72

Itlay Hisage 8.017 8.653 9.340 10.081 10.881 7,638 7,638 7,638 7,638 7,638 16,07 17,34 18,72 20,20 21,81

Siepkosi 4.482 4.838 5.222 5.637 6.085 7,641 7,641 7,641 7,641 7,641 12,64 13,64 14,72 15,89 17,15

Kurulu 11.743 12.675 13.680 14.766 15.938 7,635 7,635 7,635 7,635 7,635 23,85 25,74 27,79 29,99 32,37

Usilimo 7.054 7.613 8.217 8.869 9.572 7,633 7,633 7,633 7,633 7,633 21,93 23,67 25,55 27,58 29,77

Wita Waya 3.506 3.784 4.084 4.407 4.756 7,626 7,626 7,626 7,626 7,626 16,14 17,42 18,80 20,29 21,89

Libarek 2.673 2.886 3.116 3.363 3.631 7,653 7,653 7,653 7,653 7,653 12,54 13,53 14,61 15,77 17,03

Wadangku 2.709 2.924 3.156 3.407 3.677 7,639 7,639 7,639 7,639 7,639 12,32 13,30 14,35 15,49 16,72

Pisugi 5.147 5.556 5.997 6.474 6.988 7,641 7,641 7,641 7,641 7,641 15,32 16,53 17,85 19,26 20,79

Yalengga 1.981 2.138 2.307 2.491 2.688 7,637 7,637 7,637 7,637 7,637 2,87 3,10 3,35 3,61 3,90

Koragi 998 1.078 1.163 1.255 1.355 7,635 7,635 7,635 7,635 7,635 2,14 2,31 2,50 2,69 2,91

Bolakme 2.953 3.187 3.439 3.712 4.005 7,617 7,617 7,617 7,617 7,617 6,88 7,43 8,02 8,65 9,33

Tagime 2.636 2.845 3.070 3.313 3.575 7,615 7,615 7,615 7,615 7,615 6,49 7,00 7,56 8,16 8,80

Molagalame 1.585 1.711 1.847 1.993 2.151 7,631 7,631 7,631 7,631 7,631 6,93 7,48 8,08 8,72 9,41

Tagineri 2.347 2.533 2.734 2.951 3.185 7,629 7,629 7,629 7,629 7,629 8,05 8,69 9,38 10,12 10,92

Asologaima 10.584 11.424 12.331 13.310 14.366 7,637 7,637 7,637 7,637 7,637 58,04 62,64 67,61 72,98 78,77
Silo Karno
13.449 14.516 15.669 16.913 18.255 7,640 7,640 7,640 7,640 7,640 43,42 46,86 50,58 54,60 58,94
Doga

Pyramid 15.684 16.929 18.273 19.723 21.289 7,638 7,638 7,638 7,638 7,638 52,78 56,97 61,49 66,37 71,64

Muliama 10.117 10.921 11.789 12.725 13.736 7,644 7,644 7,644 7,644 7,644 29,95 32,33 34,89 37,67 40,66

Wollo 1.532 1.654 1.786 1.928 2.082 7,669 7,669 7,669 7,669 7,669 4,51 4,87 5,26 5,68 6,13
Bugi 1.062 1.147 1.238 1.336 1.442 7,630 7,630 7,630 7,630 7,630 2,29 2,47 2,67 2,88 3,11

Bpiri 1.479 1.595 1.722 1.858 2.004 7,605 7,605 7,605 7,605 7,605 4,25 4,58 4,95 5,34 5,76

Asolokobal 4.197 4.530 4.890 5.278 5.697 7,642 7,642 7,642 7,642 7,642 11,18 12,06 13,02 14,06 15,17

Walesi 8.556 14.628 25.009 42.758 73.103 53,632 53,632 53,632 53,632 53,632 34,19 58,46 99,95 170,89 292,17

Asotipo 6.112 6.598 7.122 7.688 8.298 7,643 7,643 7,643 7,643 7,643 19,13 20,65 22,29 24,06 25,97

Maima 6.659 7.187 7.757 8.372 9.036 7,632 7,632 7,632 7,632 7,632 35,30 38,10 41,12 44,39 47,91

Musatfak 9.571 10.330 11.150 12.035 12.990 7,637 7,637 7,637 7,637 7,637 9,62 10,38 11,21 12,10 13,06

Wame

Popugoba

Wesaput
265.460 291.919 324.306 365.806 421.787 24,01 26,50 29,60 33,65 39,23
Jayawijaya
Sumber : Hasil olah data Pokja PPSP 2015

Hasil olah data pada Tabel 2.3 menunjukkan bahwa tingkat pertambahan penduduk pertahun di Kabupaten Jayawijaya rata-rata
sebesar 8,879 persen pertahun dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2019. Kepadatan penduduk secara keseluruhan antara 24,01
jiwa/Km2 sampai dengan 39,23 jiwa/ Km2, dengan kepadatan tertinggi di Kecamatan Wamena.
2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah
2.3.1 Gambaran Umum Target dan Realisasi APBD

Kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal di Indonesia bergulir pada


awal tahun 2000 saat ditetapkannya Undang - Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1999. Tuntutan akan adanya otonomi daerah dan
desentralisasi merupakan salah satu bagian dari rangkaian reformasi yang dilakukan
oleh Pemerintah dalam rangka menstabilkan kembali roda perekonomian Indonesia
yang sempat terpuruk sejak tahun 1997 - 2000. Muara dari permasalahan yang terjadi
pada saat krisis keuangan saat itu antara lain disebabkan karena sistem sentralisasi
yang terlalu kuat, sehingga belum memberikan peran dan kewenangan yang cukup
kepada daerah dalam mengelola keuangan dan perekonomian daerahnya.

Kewenangan pengelolaan keuangan diberikan secara utuh kepada daerah


dengan mengedepankan pada asas partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas.
Kebijakan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara makro maupun
mikro bagi perekonomian daerah dengan menumbuhkembangkan sektor riil,
mendorong upaya pemberdayaan masyarakat, meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi pengelolaan keuangan daerah, serta memperbaiki kualitas pelayanan
publik dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat, dengan demikian pengelolaan keuangan daerah yang transparan dan
akuntabel.

Dari sisi keuangan daerah, pada Tahun 2014 fungsi APBD Kabupaten Jayawijaya
sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi diharapkan masih dapat berperan maksimal
tanpa mengesampingkan upaya pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Jayawijaya
Tahun 2014 - 2019. Hal ini harus ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat
penyerapan APBD Kabupaten Jayawijaya, efisiensi dan efektivitas penggunaan
anggaran, serta program dan kegiatan pembangunan yang dapat membangkitkan
pertumbuhan ekonomi masyarakat dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di
Kabupaten Jayawijaya.

2.3.2 Target dan Realisasi Belanja Daerah

Pada tahun 2014 total Belanja Kabupaten Jayawijaya adalah sebesar Rp.
492.962.135.075,00 atau sebesar 65,6 % dari total Pendapatan Daerah, sedangkan dari
total belanja sebesar Rp. 377.689.127.258,00 atau 41,87 % merupakan belanja pegawai.
Angka ini merupakan komponen belanja terbesar dibandingkan dengan komponen-
komponen belanja lainnya. Untuk belanja terkecil adalah Belanja Bunga sebesar Rp.
45.833.339,00 atau sebesar 0,01% dari total belanja. Untuk Belanja Langsung, Belanja
Modal merupakan komponen belanja terbesar yaituRp. 113.298.602.375,000 atau
sebesar 23 % dari total belanja. Berikut ini rekapitulasi anggaran pendapatan dan
belanja daerah Kabupaten Jayawijaya untuk 5 (lima) tahun, yaitu:
Tabel 2.4 : Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Jayawijaya Tahun 2010 – 2015

TAHUN (dalam Jutaan Rupiah) RATA-RATA


Uraian PERTUMBU
HAN (%)
2010 2011 2012 2013 2014*

653.964 720.824 686.831 970.964 751.510


3,31
PENDAPATAN

22.328 24.065 22.317 30.295 35.021


4,21
PAD

1.838 2.645 3.585 6.488 6.020


9,99
Pajak daerah

5.498 5.312 6.643 9.554 8.818


5,39
Retribusi daerah
Hasil pengelolaan kekayaan 4.989 4.235 5.786 6.078 6.705
3,47
daerah yang dipisahkan

10.002 11.873 6.303 8.175 13.478


5,73
Lain-lain PAD yang sah
2,53
629.605 693.059 661.114 862.731 716.490
Pendapatan Transfer
Transfer Pemerintah Pusat - 508.221 551.852 567.591 757.350 574.713
3,24
Dana Perimbangan

28.048 27.321 28.679 6.794 11.499


5,95
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 20.433 19.741 9.440 3.003 18.918
5,94
(SDA)

387.416 408.036 473.278 584.836 507.151


3,36
Dana alokasi umum

72.324 96.754 56.194 132.718 37.145


9,40
Dana alokasi khusus
Transfer Pemerintah Pusat - 118.241 139.204 90.086 99.978 138.286
3,78
Lainnya

58.681 62.402 79.465 86.408 99.968


4,42
Dana Otonomi Khusus

59.560 76.802 10.621 3.570 38.318


14,45
Dana Penyesuaian

3.143 2.003 3.436 5.402 3.491


7,00
Transfer Pemerintah Provinsi

3.143 2.003 3.436 5.402 3.491


7,00
Pendapatan Bagi Hasil Pajak
-
- - -
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya

2.032 3.699 3.400 77.939 -


38,90
Lain-lain Pendapatan yang sah

1.426 1.550 3.400 10.639 -


24,81
Pendapatan Hibah

- - - - -
Pendapatan Dana Darurat

606 2.148 - 67.300 -


42,54
Pendapatan Lainnya

618.776 728.795 686.863 954.558 492.962


4,87
BELANJA
TAHUN (dalam Jutaan Rupiah) RATA-RATA
Uraian PERTUMBU
HAN (%)
2010 2011 2012 2013 2014*

349.399 455.889 498.492 642.048 377.689


4,98
Belanja Operasional

180.510 238.075 316.850 325.378 206.052


5,15
Belanja Pegawai

92.138 113.707 101.332 141.341 99.731


3,53
Belanja Barang

655 - - 393 46
26,90
Belanja Bunga

- 1.500 13.602 15.396 9.668


17,39
Belanja Subsidi

39.251 39.408 38.127 103.112 27.359


12,30
Belanja Hibah

26.790 41.077 21.371 2.638 396


18,50
Belanja Bantuan sosial

10.055 22.121 7.210 53.790 34.437


15,00
Belanja Bantuan Keuangan
6,90
257.833 268.747 185.361 312.352 113.299
Belanja Modal

8.970 1.922 3.485 7.378 -


17,21
Tanah

33.967 36.032 19.450 52.443 7.964


11,33
Peralatan dan Mesin

79.419 138.004 126.812 191.382 58.386


8,79
Gedung dan Bangunan

124.480 89.860 32.926 60.743 46.949


10,30
Jalan, irigasi dan jaringan

10.998 2.929 2.688 407 -


26,10
Aset tetap lainnya

- - - - -
Konstruksi Dalam Pengerjaan

- - - - -
Aset lainnya

11.543 4.159 3.010 157 1.974


21,00
Belanja tidak terduga

11.543 4.159 3.010 157 1.974


21,00
Belanja tidak terduga

- - - - -
Transfer
Bagi Hasil Pajak ke - - - - -
Kab/Kota/Desa
Bagi Hasil Retribusi ke - - - - -
Kab/Kota/Desa
Bagi Hasil Lainnya ke - - - - -
Kab/Kota/Desa
Transfer Lainnya ke - - - - -
Kab/Kota/Desa
4,87
618.776 728.795 686.863 954.558 492.962
BELANJA DAN TRANSFER
TAHUN (dalam Jutaan Rupiah) RATA-RATA
Uraian PERTUMBU
HAN (%)
2010 2011 2012 2013 2014*

(21.998) 8.190 564 3.083 4.619


(54,19)
PEMBIAYAAN
11,31
18.002 13.190 564 15.532 19.619
Penerimaan Pembiayaan

17.502 13.190 219 532 19.619


18,16
SiLPA TA sebelumnya

- - - - -
Pencairan dana cadangan
Hasil Penjualan Kekayaan - - 345 - -
44,72
Daerah yang Dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah - - - 15.000 -
44,72
dan Obligasi Daerah
Penerimaan Kembali Pemberian 500 - - - -
44,72
Pinjaman

40.000 5.000 - 12.449 15.000


21,33
Pengeluaran Pembiayaan

- - - - -
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi) 10.000 5.000 - - -
29,81
Daerah

30.000 - - 12.449 15.000


21,67
Pembayaran Pokok Utang

- - - - -
Pemberian Pinjaman Daerah

- - - - -
Pembayaran Kegiatan Lanjutan
Pengeluaran Perhitungan Pihak - - - - -
Ketiga
Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 2014, diolah oleh pokja PPSP 2015

Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Jayawijaya Tahun
2010 – 2014 Commented [WU2]: Lihat di DPA masing-masing SKPD

Tahun Rata2
No SKPD pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014 (%)

Dinas Cipta Karya dan Tata


1
Ruang
1.a Investasi
operasional/pemeliharaan
1.b
(OM)
Badan Pengelola Lingkungan
2
Hidup (BPLH)
2.a Investasi
operasional/pemeliharaan
2.b
(OM)
Tahun Rata2
No SKPD pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014 (%)

3 Dinas Kesehatan
3.a Investasi
operasional/pemeliharaan
3.b
(OM)
4 Bappeda
4.a Investasi
operasional/pemeliharaan
4.b
(OM)
5 BPMPD
5.a Investasi
operasional/pemeliharaan
5.b
(OM)
SKPD lainnya (sebutkan)
n
………………………
n.a Investasi
operasional/pemeliharaan
n.b
(OM)

8 Belanja Sanitasi (1+2+3+…n)

Pendanaan investasi sanitasi


9
Total (1a+2a+3a+…na)

Pendanaan OM
10
(1b+2b+3b+…nb)

11 Belanja Langsung

Proporsi Belanja Sanitasi –


12
Belanja Langsung(8/11)

Proporsi Investasi Sanitasi –


13
Total Belanja Sanitasi (9/8)

Proporsi OM Sanitasi – Total


14
Belanja Sanitasi (10/8)
Sumber: Hasil olah data pokja, 2015
Keterangan : Investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana,
pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan
studi-studi yang terkait dengan sanitasi

Dilihat Tabel 2.7 pendanaan sanitasi oleh APBD Kabupaten Jayawijaya Tahun
2010 sampai dengan Tahun 2014, untuk belanja sanitasi rata – rata pertumbuhan .......
% untuk dana alokasi khusus ....... % dan untuk belanja APBD murni dengan rata-
rata pertumbuhan ..... %
Tabel 2.7 Perhitungan Pendanaan Sanitasi oleh APBD Kabupaten Jayawijaya
Tahun 2010 – 2014

Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata


No Uraian Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014 (%)
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 +
1
1.4 )
1.1 Air Limbah Domestik
1.2 Sampah rumah tangga
1.3 Drainase perkotaan
1.4 PHBS
Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2
2
+ 2.3 )
2.1 DAK Sanitasi
2.2 DAK Lingkungan Hidup
DAK Perumahan dan
2.3
Permukiman
3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi
Bantuan Keuangan Provinsi
4
untuk Sanitasi
Belanja APBD murni untuk Sanitasi
(1-2-3)
Total Belanja Langsung
% APBD murni terhadap Belanja
Langsung
Sumber: Hasil olah data pokja, 2015

Tabel 2.8 : Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Jayawijaya Tahun 2010 – 2014

Tahun
No Deskripsi Rata-rata
2010 2011 2012 2013 2014

Total Belanja Sanitasi


1
Kabupaten/Kota

2 Jumlah Penduduk

Belanja Sanitasi Perkapita (1 /


2)
Sumber:
Pada tabel 2.8 diatas belanja sanitasi perkapita dari tahun 2010 – 2014 Rata-
rata .......... dari total belanja sanitasi rata-rata ......... dengan jumlah penduduk 203.085
Jiwa.

Tabel 2.9 Realisasi dan Potensi retribusi Sanitasi per Kapita Commented [WU3]: Cari data didispenda atau di web ditjen
anggaran
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) Pertumbuhan
No SKPD
2010 2011 2012 2013 2014 (%)

1 Retribusi Air Limbah


1.a Realisasi retribusi
1.b Potensi retribusi
2 Retribusi Sampah
2.a Realisasi retribusi
2.b Potensi retribusi
3 Retribusi Drainase
3.a Realisasi retribusi
3.b Potensi retribusi
Total Realisasi Retribusi
4
Sanitasi (1a+2a+3a)
Total Potensi Retribusi
5
Sanitasi (1b+2b+3b)
Proporsi Total Realisasi –
6 Potensi Retribusi Sanitasi
(4/5)
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum, 2015

Tabel 2.10 : Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Jayawijaya Tahun 2010 - 2014 Commented [WU4]: Liat di BPS buku PDRB

Tahun
No Deskripsi
2010 2011 2012 2013 2014

PDRB harga konstan (struktur


1
perekonomian) (Rp.)

Pendapatan Perkapita
2 Kabupaten/Kota (Rp.)atas dasar
harga berlaku

3 Pertumbuhan Ekonomi (%)

Sumber: Bappeda Kabupaten Jayawijaya, 2014


2.3.3 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah
Gambaran kondisi perekonomian Kabupaten Jayawijaya tidak akan jauh
berbeda dengan kondisi perekonomian Propinsi Papua dan Nasional pada
umumnya. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa pada tahun 2013
dan 2014 kondisi perekonomian Papua dan Nasional berada pada konsdisi
yang cukup baik. Hal ini juga diprediksikan akan terjadi di Kabupaten
Jayawijaya. Melihat kondisi perekonomian Kabupaten Jayawijaya sebelumnya,
kinerja perekonomian Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2012 relatif baik,
meskipun laju pertumbuhan ekonominya masih berada dibawah laju
pertumbuhan ekonomi Propinsi Papua. Tahun 2012 PDRB Kabupaten
Jayawijaya tumbuh sebesar ....... persen sedangkan Propinsi Papua tumbuh ....
persen. Dari sisi konsumsi masyarakat, dengan melihat kecenderungan pola
konsumsi masyarakat pada tahun 2010-2011, diasumsikan pada tahun 2013 dan
2014 tidak terlalu banyak berubah dimana proporsi pengeluaran rumah tangga
untuk makanan masih relatif lebih besar dari pengeluaran non makanan.
Dari sisi penawaran, sektor-sektor perekonomian yang diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang berarti masih didominasi oleh sektor bangunan,
sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi,
sektor jasa keuangan, dan sektor jasa-jasa lainnya. Sektor-sektor tersebut
merupakan sektor-sektor basis yang diperkirakan masih menjadi leading sektor
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Jayawijaya pada Tahun 2013 dan 2014.
Dominasi sektor-sektor tersebut juga masih akan mampu meningkatkan
penyerapan tenaga kerja meskipun belum signifikan sehingga secara bertahap
masalah pengangguran dapat dikurangi. Sektor-sektor lain yang diasumsikan
dapat tumbuh positif berdasarkan potensi yang ada adalah sektor industri
dimana akhir-akhir ini muncul kelompok baru yang dikenal dengan Sektor
Industri Kreatif yang dapat menjadi alternatif dalam pengembangan sektor
industri dan perdagangan di Kabupaten Jayawijaya ke depan.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut Laju Pertumbuhan Ekonomi masih
akan tumbuh positif Kondisi tersebut akan sangat juga tergantung dengan
seberapa jauh Kabupaten Jayawijaya dapat mengendalikan laju inflasi yang
memang berpotensi untuk menekan laju Pertumbuhan Ekonomi. Inflasi yang
diasumsikan pada tahun 2013 dan 2014 tidak lebih dari 5%. Dari sisi keuangan
daerah, pada Tahun 2014 fungsi APBD Kabupaten Jayawijaya sebagai stimulus
pertumbuhan ekonomi masih dapat berperan maksimal. Hal ini harus
ditunjukkan dengan meningkatnya tingkat penyerapan APBD Kabupaten
Jayawijaya, efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran, serta program dan
kegiatan pembangunan yang dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi
masyarakat dan peningkatan penyerapan tenaga kerja di Kabupaten
Jayawijaya.

2.4 Tata Ruang Wilayah


Pentingnya Rencana Tata Ruang Wilayah ini dibuat adalah untuk meningkatkan
keamanan, kenyamanan, peningkatan produktifitas dan menciptakan keharmonisan antara
lingkungan alam dan lingkungan buatan serta sumberdaya manusia, karena Rencana Tata
Ruang Wilayah adalah sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan yang berkaitan
dengan pengendalian pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat, keseimbangan dan keserasian perkembangan antar
wilayah dan keseimbangan dan keserasian perkembangan antar sektor. Kabupaten
Jayawijaya secara umum mengalami perkembangan cukup pesat pada kawasan
perkotaannya khususnya pada kawasan Distrik Wamena, di sisi lain hal positif sebagai isue
berkembang adalah masih adanya potensi sumber daya yang belum termanfaatkan secara
optimal, sehingga belum dapat mendukung upaya pengembangan wilayah secara maksimal
pula. Kabupaten Jayawijaya memiliki banyak potensi, khususnya sektor pertanian,
perkebunan dan pariwisata, tetapi keberadaan potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan
secara optimal. Dengan menyusun suatu rencana tata ruang yang mampu mengakomodasi
potensi, dan memperhatikan isu serta persoalan wilayah, maka diharapkan dapat tercipta
suatu pemanfaatan ruang yang optimal, resposif terhadap perkembangan dan tetap menjaga
keseimbangan dengan lingkungan.

Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa


lingkup kegiatan pelaksanaan penataan ruang meliputi tiga tahapan, yaitu 1) tahap
perencanaan tata ruang; 2) tahap pemanfaatan ruang, dan; 3) tahap pengendalian
pemanfataan ruang. Ketiga tahapan tersebut selayaknya berjalan secara kontinyu tanpa
putus dengan keterkaitan yang utuh dalam suatu kegiatan penataan ruang.
Gambar 2.3: Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Jayawijaya Commented [WU5]: Gambar 2.2 : Peta Rencana Struktur Ruang
Kabupaten Jayawijaya
Gambar 2.4: Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Jayawijaya Commented [WU6]: Gambar 2.3
2.5. Sosial dan Budaya
Sumber daya manusia menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
pembangunan ekonomi suatu negara. Manusia adalah faktor produksi aktif, sedangkan
sumber daya alam hanya faktor produksi pasif. Manusia adalah pelaku pembangunan
yang dengan pengetahan dan ketrampilan yang dimilikinya mampu mencari dan
mengelola modal serta sumber daya alam. Sejalan dengan itu, berbagai upaya dilakukan
pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang antara lain
dilakukan dalam rangka mewujudkan tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Mata pencaharian utama masyarakat Jayawijaya adalah bertani, dengan sistem


pertanian tradisional. Makanan pokok masyarakat asli Jayawijaya adalah ubi jalar, keladi
dan jagung sehingga pada areal pertanian mereka dipenuhi dengan jenis tanaman
makanan pokok ini. Pemerintah Kabupaten Jayawijaya berusaha memperkenalkan jenis
tanaman lainnya seperti berbagai jenis sayuran (kol, sawi, wortel, buncis, kentang, bunga
kol, daun bawang dan sebagainya) yang kini berkembang sebagai barang dagangan yang
dikirim ke luar daerah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

Salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah adalah


tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas. Dimana sumber daya tersebut
tercipta melalui tingkat pendidikan yang memadai. Dunia pendidikan merupakan salah
satu wahana dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mampu memecahkan
permasalahan menuju kemajuan dan kesejahteraan bangsa dan Negara.

Jumlah penduduk merupakan modal dasar dan faktor produksi yang sangat
penting dalam pembangunan, tetapi di lain sisi kondisi ini dapat menimbulkan gejolak
sosial dan berdampak buruk terhadap pembangunan apabila tidak diimbangi dengan
kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Peningkatan SDM dapat
ditempuh dengan jalur pendidikan formal dan informal.

Pendidikan merupakan prasyarat utama untuk mencetak sumber daya manusia


yang berkualitas sehingga dapat berkompetisi di masa mendatang. Di Kabupaten
Jayawijaya jumlah sarana pendidikan tahun 2014 terdiri dari 15 unit TK, Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidayah (MI) sebanyak 102 unit Sekolah, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS) sebanyak 26 Unit Sekolah, Sekolah
Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 12 unit Sekolah sedangkan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 5 unit Sekolah, sebagian besar sekolah yang
berada pada kabupaten jayawijaya berada pada Ibukota Kabupaten. Tabel berikut akan
memberikan gambaran mengenai jumlah sekolah dari tingkat SD hingga tingkat SMA
tahun 2014.
Tabel 2.11: Jumlah fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten Jayawijaya Commented [WU7]: Table ini tidak perlu

Jumlah Fasilitas Pendidikan (Unit)


Nama Umum/Agama
Kecamatan/Distrik
SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK

Wamena

Trikora

Napua

Walaik

Wouma

Hubikosi

Hubikiak

Pelebaga

Ibele

Tailarek

Walelagama

Itlay Hisage

Siepkosi

Kurulu

Usilimo

Wita Waya

Libarek

Wadangku

Pisugi

Yalengga

Koragi

Bolakme

Tagime

Molagalame

Tagineri

Asologaima

Silo Karno Doga

Pyramid

Muliama
Jumlah Fasilitas Pendidikan (Unit)
Nama Umum/Agama
Kecamatan/Distrik
SD/MI SMP/MTs SMA/MA SMK

Wollo

Bugi

Bpiri

Asolokobal

Walesi

Asotipo

Maima

Musatfak

Wame

Popugoba

Wesaput
Total
102 26 12 5

Sumber : Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka 2014, diolah oleh pokja PPSP 2015

Kemiskinan merupakan persoalan yang krusial dan mendasar yang dihadapi suatu
daerah. Tingginya angka pengangguran di Kabupaten Jayawijaya berimplikasi pada
banyaknya penduduk miskin (kurang beruntung) dan berpengaruh buruk terhadap
perkembangan perekonomian serta dapat menimbulkan masalah-masalah sosial disekitar
masyarakat. Pada tahun 2014, jumlah penduduk miskin kabupaten jayawijaya adalah
sebesar 39,05 % dengan jumlah KK miskin di Kabupaten Jayawijaya sedikitnya ....... KK,
terbanyak ditemui di Distrik ................. , dan terendah di distrik .................. dengan
jumlah keluarga miskin tercatat ...... KK. seperti terlihat pada Tabel 2.10 berikut.:

Tabel 2.10:Jumlah penduduk miskin per kecamatan Commented [WU8]: Pake data raskin aja

Nama Kecamatan Jumlah keluarga miskin (KK)


Kec. A
Kec. B
Kec. C
Dst
Sumber:…..........
Jumlah rumah tangga di Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2014 sebanyak 50.485
rumah tangga, dengan rata-rata jumlah penduduk tiap rumah tangga sebanyak 4 jiwa.
Jumlah rumah tangga terbanyak terdapat di Distrik Wamena, sebesar 10.878 rumah
tangga. Sedangkan jumlah rumah tangga terkecil terdapat di Distrik Koragi, Sebesar 192
rumah tangga. Untuk mengetahui banyaknya jumlah rumah tangga perdistrik dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.11:Jumlah rumah per kecamatan

No. Nama Kecamatan Jumlah Rumah


1 Wamena 10.878
2 Trikora 1.394
3 Napua 660
4 Walaik 894
5 Wouma 813
6 Hubikosi 1.796
7 Hubikiak 1.704
8 Pelebaga 1.578
9 Ibele 1.885
10 Tailarek 720
11 Walelagama 450
12 Itlay Hisage 1.539
13 Siepkosi 860
14 Kurulu 2.254
15 Usilimo 1.354
16 Wita Waya 673
17 Libarek 513
18 Wadangku 520
19 Pisugi 988
20 Yalengga 380
21 Koragi 192
22 Bolakme 567
23 Tagime 506
24 Molagalame 304
25 Tagineri 451
26 Asologaima 2.032
27 Silo Karno Doga 2.581
28 Pyramid 3.011
29 Muliama 1.942
30 Wollo 294
31 Bugi 204
32 Bpiri 284
33 Asolokobal 806
34 Walesi 655
35 Asotipo 1.173
36 Maima 1.278
37 Musatfak 1.837
38 Wame
39 Popugoba
40 Wesaput
Total 50.485
Sumber:Kabupaten Jayawijaya Dalam Angka 2014, diolah oleh pokja PPSP 2015

2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Dalam hal pelaksanaan program-program yang terkait sanitasi, dari aspek


kelembagaan daerah telah dibentuk beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk
mendukung program dimaksud yang terdiri dari Kepala daerah dan wakil kepala daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, 12 Dinas, 12 Badan, 3 kantor, Satuan Polisi Pamong
Praja, 7 Bagian di Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat dan 40 distrik. Dari
lembaga Perangkat Daerah tersebut di dalamnya terdapat lembaga-lembaga yang terkait
dengan program sanitasi antara lain:

1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)


Badan ini merupakan leading sektor dalam setiap pelaksanaan perencanaan
pembangunan di daerah dimana dalam pelaskanaan program yang berkaitan
dengan sanitasi BAPPEDA merumuskan dan menyusun strategi yang menyatukan
semua stakeholder terkait sanitasi dan menggabungkan semua kontribusi dari
SKPD untuk menyelesaikan masalah sanitasi secara bersama-sama.

2) Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)


Lembaga ini dibentuk dalam rangka membangun sarana prasarana umum.
Pembangunan sarana ini juga termasuk sarana sanitasi seperti bak sampah,
pengadaan kontainer sampah, TPA, IPLT, drainase dan lain-lain. Bidang yang
bertanggung jawab dalam pembangunan sarana sanitasi adalah bidang
keciptakaryaan.

3) Dinas Kesehatan (DINKES)


Dinas ini dalam program sanitasi berfungsi mewadahi urusan-urusan di
bidang kesehatan masyarakat, sehingga dalam upaya peningkatan kesehatan
lingkungan dan masyarakat dapat menjadi sarana pendukung bagi terciptanya
program-program kesehatan.

4) Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH)


Dinas ini dalam program pengembangan sanitasi terkait dalam pengelolaan
alur distribusi sampah dan limbah. Kebijakan mengenai penyaluran persampahan
dari rumah-rumah ke TPA, penyedotan lumpur tinja dan kebersihan lingkungan
menjadi wewenang SKPD ini.

5) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM & PD)


Tak bisa dipungkiri, permasalahan sanitasi juga berkaitan dengan tingkat
kesadaran masyarakat dalam penanganannya. Selama ini penanganan masalah
sanitasi mengalami permasalahan terutama dama pengoperasionalannya dan
pemeliharannya sehingga sarana yang terbangun tidak memiliki aspek
keberlanjutan dalam fungsi dan kegunaannya. Perlu keterlibatan masyarakat dalam
penuntasan masalah sanitasi dan untuk itu SKPD ini memiliki fungsi yang penting
sebagai ujung tombak penguatan pemberdayaan dan kelembagaan masyarakat agar
mendukung penyelesaian masalah sanitasi di masyarakat.

6) Bagian Hubungan Masyarakat SETDA Kabupaten Jayawijaya


Aspek komunikasi dan informasi menjadi penting saat permsalahan sanitasi
menjadi hal yang tidak populer dimasyarakat. Dimana masalah sanitasi menjadi isu
yang tidak penting dan tampak pada hasil usulan musrenbang dari masyarakat
yang menempatkan usulan pembangunan sarana sanitasi sebagai hal yang jarang
diusulkan. Untuk itu SKPD ini sangat penting untuk memberikan dan
menyebarluaskan informasi kepada masyarakat akan pentingnya arti sanitasi yang
baik dan akibat buruk dari sanitasi buruk.

Selain dari SKPD diatas, ada beberapa juga SKPD yang tekait dengan permasalahan
sanitasi diantaranya Dinas Pendidikan yang memiliki kaitan dengan pembangunan
sarana sanitasi di sekolah-sekolah dan bagaimana menanamkan kapada anak sekolah
tentang pentingnya masalah sanitasi. Dinas Koperindag yang bisa menjadi
penaggungjawab dalam pengembangan sektor industri dalam pemenuhan kebutuhan
sarana sanitasi dan pengembangan usaha yang berkaitan pengelolaan sampah menjadi
material yang memiliki nilai ekonomis. Tapi melihat dari permasalahan yang terjadi di
Kabupaten Jayawijaya, keenam SKPD diatas memiliki kaitan langsung dengan
permasalahan sanitasi di Kabupaten Banggai Kepulauan.

Gambar 2.5: Struktur Organisasi Pemerintahan Kabupaten Jayawijaya

Gambar 2.6: Struktur SKPD yang terkait dalam pembangunan sanitasi Kabupaten
Jayawijaya

2.7 Komunikasi dan Media

Tabel 2.12:Kegiatan Komunikasi terkait Sanitasi

Kegiata Dinas
No Tahun Tujuan Kegiatan Khalayak Sasaran Pesan Kunci Pembelajaran
n Pelaksana

1 Pemicua 2013 Dinas Meningkatkan Masyarakat di 100 RT Sanitasi buruk Terbatasnya tenaga
n STBM Kesehatan peranserta pada 13 dan perilaku fasilitator yang handal,
masyarakat dalam Desa/Kelurahan hidup tidak membuat pemicuan di
penyediaan prioritas yang bersih dan tidak sejumlah RT kurang
layanan sanitasi menurut studi EHRA sehat itu sukses, perlu peningkatan
dan membiasakan memiliki Indek Risiko menJijikan, jumlah fasilitator handal.
PHBS dalam Sanitasi Tertinggi. memalukan dan
kehidupan sehari- membuat sakit,
hari. karenanya perlu
kita perbaiki
sanitasi dan
biasakan PHBS.
2 Iklan 2012 Dinas PU Mengajak Masyarakat umum. Dengan Kerjasama yang baik
Layanan masyarakat untuk membuang dengan media massa
Masyara membuang sampah sampah di lokal selama ini meski
kat di tempat yang tempat yang dengan anggaran biaya
(ILM) di telah disediakan telah terbatas, frekuensi
Media disediakan, penyiaran ILM menjadi
Massa berarti telah lebih optimal menjangkau
Lokal mengurangi masyarakat.
jumlah korban
banjir di kota
kita.
3. Penyulu 2010 Dinas Siswa Sekolah Siswa-siswi SD di 20 Dengan CTPS, Dampak dari kegiatan ini,
han tata Pendidikan Dasar mampu dan sekolah dengan angka kita terhindar ternyata dapat
cara dan Dinas mau melakukan tidak masuk sekolah dari penyakit, menurunkanangka tidak
Cuci Kesehatan CTPS yang baik karena diare tertinggi. dan hidup lebih masuk sekolah karena
Tangan dan benar. sehat. diare.
Pakai
Sabun
(CTPS)
di
sekolah
Dasar
4. Dst.

Sumber:…..

Tabel 2.13Media Komunikasi dan Kerjasama terkait Sanitasi

Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas
No
a) b) c) d) e) f)
Radio SS: Masyarakat Produksi dan Keterlibatan Bersama-sama Dari hasil
Produksi dan Umum penyiaran dari Radio Masyarakat dalam mencegah banjir evaluasi, 5 dari 10
penyiaran Talk terutama SS, nara sumber dan Pencegahan Banjir dan mengurangi responden
Show dan ILM masyarakat data informasi dari dan Mengurangi risiko banjir. masyarakat
Surabumi yang Pokja Sanitasi. Risiko Banjir Surabumi
bertempat mengaku
1.
tinggal di mendengar
daerahbanjir. informasi tentang
pencegahan banjir
dariMengurangi
Risiko Banjir dari
Radio SS.
JTV : Masyarakat Pengelola IPAL Mengajak Sambungan Tayangan JTV
Produksi dan Umum dan menyelenggarakan masyarakat di buangan limbah membantu
penyiaran Masyarakat jumpa pers dan JTV daerah yang dilalui cair ke IPAL lebih meyakinkan
liputan , Target menindaklanjuti saluran IPAL untuk hemat dan lebih target untuk ikut
2.
Talkshow dan Sambungan dengan menyambungkan sehat. menyambung ke
ILM IPAL. memproduksi dan pembuangan saluran IPAL.
menayangkan limbahnya ke
IPAL.
Jw Post : Masyarakat Pokja Sanitasi Perlupeningkatan Dengan Karena
Pemuatan Umum menyelenggarakan anggaran sanitasi meningkatkan pemberitaaan
artikel dan terutama konsultasi publik 100 % dari anggaran jadi 2% tentang kondisi
3.
pemberitaan. pengambil SSK dan Jw Post anggaran tahun APBDuntuk sanitasi yang
keputusan menindaklanjuti sebelumnya. sanitasi, akan terus menerus,
legislatif dan dengan memuat menghemat sempat terjadi
Jenis Media Khalayak Pendanaan Isu yang Diangkat Pesan Kunci Efektivitas
No
a) b) c) d) e) f)
eksekutif artikel dan APBD 3% untuk polemik di Jw
memberitakan Jamkesmas . Post.
berturut-turut
beberapa minggu.
Koran Swara: Masyarakat Koran Swara sebagai Memberi Dengan Desa/Kelurahan
Acara Umum dan inisiator mencari penghargaan perencanaan yang dinilai
Penghargaan Aparat sponsor untuk biaya kepada aparat pembangunan terburuk sanitasi
Kelurahan sanitasi hingga berupaya keras
Pemerintahan penyelenggaraan dan kelurahan dan
dengan tingkat untuk
Sanitasi Daerah mengajak pemerintah masyarakat di desa/kelurahan, memperbaiki
Terbaik kotauntuk menyusun daerah dengan kebersihan dan kondisi
kriteria dan sanitasi yang baik, kesehatan serta sanitasinya.
4. melakukanpenilaian sekaligus memicu produktifitas
dan bersama-sama aparat kelurahan masyarakat
menyelenggarakan dan masyarakat di meningkat.
malam penghargaan daerah dengan
yang diliputoleh sanitasi yang
berbagai media belum baik.
massa.

5. Dst.

Sumber:…..

Anda mungkin juga menyukai