Anda di halaman 1dari 24

Kabupaten 2012

JAYAPURA

A. GAMBARAN WILAYAH
A.1 Letak Geografis

Kabupaten Jayapura terletak diantara 1290016-1410147 Bujur Timur dan 22310Lintang Utara dan
91500 Lintang Selatan, dengan batas batas wilayah administrasi sebagai berikut:
- Sebelah Utara Samudera Pasifik dan Kabupaten Sarmi.
- Sebelah Selatan Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Tolikara.
- Sebelah Timur dengan Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom.
- Sebelah Barat dengan Kabupaten Sarmi.

Sumber air di wilayah Kabupaten Jayapura terdiri dari sungai, danau dan air tanah. Sungai besar yang
melintas di wilayah Kabupaten Jayapura sebanyak 4 buah, sebagian besar muara menuju ke pantai utara
(Samudera Pasifik) dan pada umumnya sangat tergantung pada fluktuasi air hujan.

Disamping itu terdapat sungai-sungai kecil yang merupakan sumber air permukaan yang mengalir di wilayah
ini. Danau yang berada di wilayah Kabupaten Jayapura adalah Danau Sentani seluas 9.630 Ha terdapat di Distrik
Sentani, Sentani Timur, Ebungfauw dan Waibu.

Peluang Investasi Daerah 1


Kabupaten 2012
JAYAPURA

A.2 Tofografi Wilayah

Keadaan topografi dan lereng umumnya relatif terjal dengan kemiringan 5%-30% serta mempunyai ketinggian
aktual 0,5m dpl -1500m dpl. Daerah pesisir pantai utara berupa dataran rendah yang bergelombang dengan
kemiringan 0%-10% yang ditutupi dengan endapan alluvial. Secara fisik, selain daratan juga terdiri dari rawa
(13.700 Ha). Sebagian besar wilayah Kabupaten Jayapura (72,09%) berada pada kemiringan diatas 41%, sedangkan
yang mempunyai kemiringan 0-15% berkisar 23,74%.

Tabel A-1 Luas Masing-Masing Kelas Kemiringan Lahan Pada Distrik


Di Kabupaten Jayapura
No Distrik Luas Kelas Kemiringan
Datar Bergelombang Curam Sangat Curam
o% 2% 2-8% 8-15 % 16 - 25 % 26 - 40% 41 - 65% >65%
1 Sentani 38.40 - 19.19 - - - 54.37 18,67
Timur
2 Sentani 10.09 - 57.15 - - - 8.36 38,88
3 Ebungfau 17.55 - 5.04 - - - 153.21 75,27
4 Waibu 22.57 - 30.02 - - - 25.20 57,82
5 Sentani Barat - - 20.40 - - - 26.54 30,16
6 Depapre - 21.34 1.94 - - - - 84,71
7 Demta 0.01 18.25 - - - 4.26 179,78 -
8 Ravenirara - - - - - - 11,54 104,03
9 Yokari 0.02 5.82 2.83 - - - 173.22 18,18
10 Kemtuk 0.06 - 66.68 - - - 100.67 21,88
11 Kemtuk Gresi 0.01 - 57.85 - - - 121.14 20,43
12 Namblong - 7.99 26.87 - - - 35,90 41.14
13 Nimbokrang - 49.04 61.63 - - 4.37 106.03 -
14 Nimboran - 6.21 50.77 - - - 79.77 60,28
15 Gresi Selatan - 28.51 - - - - 78,67 184,79
16 Unrum Guay 0.03 337.49 33.16 16.42 - 90.15 888.46 1.608,41
17 Yapsi - 199.30 - 9.61 38, 76 - 32,30 831.18
18 Kaureh 0.01 1,772.30 69.32 64,10 228.06 - 655.13 2,795.35
19 Airu 0.15 98.90 142.05 86.99 82.92 - 673.84 784.91
88.99 2,545.15 645.62 177 349.74 98.73 3,354.13 6.896,09
Sumber data : BPN Kabupaten Jayapura

A.3 Klimatologi

Kondisi iklim di Jayapura tergolong dalam iklim Basah dengan curah hujan yang cukup tinggi. Letak geografis
Jayapura yang terletak didaerah katulistiwa dan berada diantara dua Benua yaitu Asia dan Australia
menyebabkan daerah ini beriklim Tropis yang dipengaruhi oleh angin Muson Tenggara yang bertiup secara
bergantian 6 bulan sekali.

Angin Muson Tenggara yang bertiup antara bulan Mei hingga bulan November berasal dari Benua Australia,
pada saat itu di Jayapura dan sekitarnya terjadi musim panas.

Peluang Investasi Daerah 2


Kabupaten 2012
JAYAPURA

Angin Muson Barat Laut yang bertiup antara bulan Desember hingga April mempunyai sifat sebaliknya
dengan angin Muson Tenggara. Angin ini berasal dari Daratan Asia, pada saat itu di Jayapura dan sekitarnya
terjadi musim hujan.

Sesuai dengan letaknya daerah Jayapura terletak pada wilayah katulistiwa, maka temperatur udara rata-rata
maksimum 31,80C dan temperatur udara rata-rata minimum 23,5oC.

A.4 Pembagian Wilayah

Luas wilayah Kabupaten Jayapura 17.516.60 Km2 yang terbagi dalam 19 Distrik 139 Kampung dan 5 Kelurahan.
Luas masing-masing wilayah sebagai berikut:

Tabel A-2 Tabel Wilayah dan Luas Kabupaten Jayapura (Km)


No Kecamatan Ibukota Luas Wilayah Persentase
Km
1 Kaureh Lapua 4.357,9 24,88
2 Kemtuk Sama 258,3 1,47
3 Kemtuk Gresi Klasiu 182,4 1,04
4 Nimboran Tabri 710,2 4,05
5 Nimbokrang Nembukrang 774,8 4,42
6 Unurum Guay Garusa 3.131,3 17,88
7 Demta Demta 497,5 2,84
8 Depapre Waiya 404,3 2,31
9 Sentani Barat Dosay 129,2 0,74
10 Sentani Hinekombe 225,9 1,29
11 Sentani Timur Nolokla 484,3 2,76
12 Waibu Doyo Lama 258,3 1,47
13 Ebungfauw Ebungfaw 387,4 2,21
14 Namblong Karya Bumi 193,7 1,11
15 Yapsi Bumi Sahaja 1.291,3 7,37
16 Airu Hulu Atas 3.099 17,69
17 Yokari Meukisi 519,5 2,97
18 Raveni Rara Necheibe 467,4 2,67
19 Gresi Selatan Bangai 143,9 0,82
JUMLAH 17.516,6 100

Daerah yang memiliki wilayah terluas adalah kecamatan Kaureh (4.357 Km2) atau 24,8% dari total wilayah
Kabupaten Jayapura. Daerah yang memiliki wilayah terkecil adalah kabupaten Sentani Barat (129,2 Km2) atau
0,74%.

Peluang Investasi Daerah 3


Kabupaten 2012
JAYAPURA

B. POTENSI WILAYAH
B.1 Perekonomian

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi
ekonomi suatu daerah/wilayah dalam suatu periode waktu tertentu. Total PDRB atas dasar harga konstan pada
tahun 2010 adalah Rp 1,96 triliun. Sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar yaitu Rp 618 Miliar ( 31,4%),
diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi Rp 322 Miliar (16,3%) dan jasa-jasa Rp 296 Miliar (15%).

Tabel B-1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Kabupaten Jayapura Atas Dasar Harga Konstan
Menurut Lapangan Usaha (Juta) 2006-2010

Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010*

Primer 422.446,72 461.536,12 511.318,04 574.398,05 664.123,53


Pertanian 400.148,57 443.805,40 479.359,99 536.682,60 618.282,07
Pertambangan Dan 22.298,15 25.730,72 31.958,05 37.715,45 45.841,46
Penggalian
Sekunder 170.514,02 191.556,20 230.883,21 296.599,80 389.636,12
Industri Pengolahan 96.418,04 104.926,35 115.106,04 128.111,45 150.020,62
Listrik Dan Air Bersih 2.900,10 3.233,18 3.484,24 3.878,41 4.124,72
Bangunan 71.195,88 83.396,66 112.292,94 164.609,94 235.490,78
Tersier 403.522,42 492.061,35 594.365,67 753.761,65 913.340,43
Perdagangan,Hotel Dan 94.405,53 109.085,89 129.069,55 150.655,40 172.041,48
Restoran
Pengangkutan Dan 152.683,99 182.871,89 230.424,07 100.711,77 322.545,61
Komunikasi
Keuangan,Persewaan 28.784,12 50.455,61 66.460,43 229.031,43 121.858,75
Dan Jasa Perusahaan

Jasa-Jasa 127.648,78 149.647,96 168.411.62 229.031,43 296.894,58


PDRB 996.483,16 1.145.153,67 1.336.566,93 1.624.759,49 1.967.100,08

Apabila dilihat dari tingkat pertumbuhannya maka sektor sekunder memiliki pertumbuhan yang tertinggi yaitu
sebesar 20,4%, sedangkan sektor tersier dan primer masing masing hanya 16% dan 8,8%. Hal ini menunjukan
bahwa Kabupaten Jayapura sedang tumbuh dan berkembang dan menjadi Kabupaten yang menjadi tujuan
investasi di provinsi Papua.

Tabel B-2 Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Jayapura Atas dasar Harga Konstan 200.
Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 2010*

Primer 4,72 0,94 5,88 5,96 8,81


Pertanian 4,37 0,27 5,11 5,48 8,33

Peluang Investasi Daerah 4


Kabupaten 2012
JAYAPURA

Pertambangan Dan 11,3 12,79 17,92 12,65 15,19


Penggalian
Sekunder 9,41 0,54 9,8 17,85 20,45
Industri Pengolahan 6,08 -1,79 0,22 6,45 8,57
Listrik Dan Air Bersih 5,07 -8,6 3,45 6,52 2,7
Bangunan 14,27 3,92 21,84 29,75 30,75
Tersier 12,67 14,09 11,55 19,82 16,30
Perdagangan,Hotel Dan 10,27 8,86 11,72 9,97 10,22
Restoran
Pengangkutan Dan 13,58 14,45 12,66 15,45 15,27
Komunikasi
Keuangan,Persewaan 67,68 59,92 15,92 41,97 14,94
Dan Jasa Perusahaan

Jasa-Jasa 6,6 8,98 8,78 27,16 22,8


PDRB 8,77 6,48 9,09 14,33 14,38

B.2 Kependudukan Dan Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk Kabupaten Jayapura pada tahun 2010 berjumlah 111.943 jiwa yang terdiri dari penduduk laki-
laki 59.527 jiwa (53%) dan penduduk perempuan 52.416 jiwa (46,8%). Kepadatan penduduk rata-rata 10 jiwa/km2.
Kepadatan penduduk paling tinggi terdapat di Distrik Sentani yang merupakan pusat pemerintahan di
Kabupaten Jayapura sebesar 198.2 penduduk per km2. Kepadatan penduduk terendah terdapat di Distrik Airu
sebesar 0,33 penduduk per km2. Pertumbuhan rata-rata penduduk Kabupaten Jayapura selama kurun waktu 10
tahun terakhir sebesar 5,05 persen, sedangkan pada tahun 2010 pertumbuhan penduduk mencapai 0,46 persen.

Tabel B-3 Jumlah Penduduk Kabupaten Jayapura.


Ratio kepadatan
No Distrik Laki-laki Perempuan Total
(Jiwa/km2)
1 Kaureh 3,589 2,576 6,165 1.4
2 Kemtuk 1,771 1,754 3,525 13.6
3 Kemtuk Gresi 2,030 2,005 4,035 22.1
4 Nimboran 2,100 1,904 4,004 5.6
5 Nimbokrang 3,327 2,996 6,323 8.2
6 Unurum Guay 1,048 881 1,929 0.6
7 Demta 1,674 1,452 3,126 6.3
8 Depapre 1,975 1,809 3,784 9.4
9 Sentani Barat 2,172 1,976 4,148 32.1
10 Sentani 24,093 20,686 44,779 198.2
11 Sentani Timur 3,655 3,627 7,282 15.0
12 Waibu 3,667 3,306 6,973 27.0
13 Ebungfauw 1,248 1,195 2,443 6.3
14 Namblong 1,539 1,417 2,956 15.3
15 Yapsi 3,105 2,604 5,709 4.4

Peluang Investasi Daerah 5


Kabupaten 2012
JAYAPURA

16 Airu 498 399 897 0.3


17 Yokari 1,024 853 1,877 3.6
18 Raveni Rara 568 535 1,103 2.4
19 Gresi Selatan 444 441 885 6.2
Total 59,527 52,416 111,943
Sumber : Kabupaten dalam angka 2011

Sebanyak 56,91 persen dari total penduduk Kabupaten Jayapura (63.706 jiwa) adalah penduduk usia
produktif yang berusia 1756 tahun. Sebanyak 43,09 persen (48.236 jiwa) merupakan penduduk usia tidak
produktif yang berumur antara 0-16 tahun dan 57 tahun ke atas.

Bila dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah angkatan kerja pada sampai Agustus 2010 kelompok yang
paling besar adalah sektor Jasa-jasa total 25.116 orang. Sedangkan yang terendah angkatan kerja terdapat di
sektor industri sebanyak 2.376 orang.

Tabel B-4 Angkatan Kerja Di Kabupaten Jayapuara Menurut Lapangan Usaha 2010
Lapangan Usaha Jumlah Persentase

Pertanian 20.415 42.61


Industri 2.376 4.96
Jasa-jasa 25.116 52.43
Jumlah 47.907 100

B.3 Upah Minimum Regional


Upah minimum merupakan upah Bulanan terendah yang terdiri dari Upah pokok dan Tunjangan Tetap.
Perkembangan Upah mimimum Kabupaten Jayapura Selama 5 Tahun Terakhir adalah sebagai berikut :
Tabel B-5 Upah minimum Regional Kabupaten Jayapura
No Tahun Upah Minimum Regional
Kabupaten Jayapura
1 2007 800,560,
2 2008 972,604,
3 2009 1.210.000
4 2011 1.410.000
5 2012 1.450.000

B.4 Infrastruktur

Transportasi Jalan
Total panjang ruas jalan di Kabupaten Jayapura sampai dengan tahun 2010 adalah 734,22 Km, dengan rincian
jalan aspal 97,72 Km, jalan kerikil sepanjang 372,21 Km dan jalan tanah sepanjang 264,29 Km. Dari tahun 2006

Peluang Investasi Daerah 6


Kabupaten 2012
JAYAPURA

sampai dengan tahun 2010 telah dibangun jalan baru sepanjang 19.81 km, pemeliharaan dan peningkatan
jalan sepanjang 163.045 meter.

Tabel B-6 Panjang Jalan di Kabupaten Jayapura Tahun 2010

Panjang Kondisi Permukaan Jalan


WP Distrik Ruas Jalan Aspal Kerikil Tanah ( Km )
(Km) (Km) (Km) Baik Rusak Jumlah
I 1 Sentani 95.88 46.12 36.95 3.28 9.53 12.81
2 Sentani Timur 7.3 3.6 0.9 2.8 0 2.8
3 Ebungfauw 12 0 6 6 0 6
4 Waibu 17.88 0 0 3.88 14 17.88
II 5 Sentani Barat 53.4 3.1 42.3 5 3 8
6 Depapre 33.98 6.7 22.28 1 4 5
7 Ravenirara 5 0 5 0 0 0
8 Demta 107.8 0 73.8 1 33 34
9 Yokari 0 0 0 0 0 0
III 10 Kemtuk 72.2 0 62.9 5.6 3.7 9.3
11 Kemtuk Gresi 86.3 8.02 51.28 0 27 27
12 Nimboran 83.58 9.48 25.8 45.8 2.5 48.3
13 Nimbokrang 25.6 20.7 0 4.4 0.5 4.9
14 Namblong 6.3 0 0 2.6 3.7 6.3
15 Gresi Selatan 15 0 15 0 0 0
IV 16 Yapsi 93 0 16 0 77 77
17 Kaureh 19 0 14 0 5 5
18 Unurum Guay 0 0 0 0 0 0
19 Airu 0 0 0 0 0 0
TOTAL 734.22 97.72 372.21 81.36 182.93 264.29

Jaringan yang diprioritaskan untuk dikembangkan adalah: jaringan jalan Kota Jayapura-Sentani-Keerom (Ring
road selatan), Sarmi-Demta-Sentani-Jayapura, Unurum Guay-Kemtuk Gresi-Sentani-Depapre dan Kaureh-
Unurum Guay.

Pelabuhan

Pemda Kabupaten Jayapura sedang melaksanakan Study Amdal Pelabuhan peti kemas Depapre, penyusunan
Design rinci pembangunan pelabuhan peti kemas, pengukuran lokasi pelabuhan dan pembahasan
pembebasan tanah dengan masyarakat pemilik hak ulayat seluas 88.500 m2, talud pengamanan abrasi pantai
5.505 m2 dan talud pengaman tanah lokasi pelabuhan 170 m2. Pemda Kabupaten Jayapura telah
melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi dermaga perahu 12 unit, pengadaan perahu motor Fiber glass
untuk dioperasikan di danau Sentani (kapal motor 3 unit), lampu dermaga 2 lokasi rumah singgah 3 unit dan
MCK 2 unit serta pendataan perahu motor yang beroperasi di danau Sentan.

Peluang Investasi Daerah 7


Kabupaten 2012
JAYAPURA

Tabel B-7 Nama Pelabuhan, Lokasi dan Jenis Pelabuhan di Kabupaten Jayapura
No Nama Pelabuhan Lokasi Jenis Pelabuhan Keterangan
1. Pelabuhan Kab. Pelabuhan Tahap
Penyeberangan Jayapura Penyeberangan Pembangunan
Jayapura
2. Pelabuhan Kab. Pelabuhan Umum Tahap
Penyeberangan Peti Jayapura Pembangunan
Kemas

Transportasi Udara

Sebagai penunjang sarana perhubungan di kabupaten Jayapura,


maka transportasi udara di Kabupaten Jayapura ditunjang
dengan adanya Bandara yang terdapat di 3 (tiga) distrik yaitu
Distrik Sentani, Distrik Airu dan Distrik Waibu.

Tabel B-8 Nama Bandar Udara Yang Masih Aktif Di Kabupaten Jayapura

No Bandara Distrik Landasan Ukuran Kondisi


1 SENTANI Sentani Aspal 2180x45 m Baik
2 AURINA Airu Rumput 450x21 m Krng Baik
3 PAGAI Airu Rumput 600x30 m Krng Baik
4 DOYO BARU Waibu Rumput 600x25 m Baik
Sumber: Dinas Perhubungan Kab. Jayapura Tahun 2011

Bandara udara Sentani telah mempunyai Approach Light System untuk pendaratan pesawat udara di malam
hari dan menambah ruang keberangkatan 1 unit, pembangunan gedung dan telepon satelit.

Pembangunan Lapangan terbang Pagai beserta gedung operasional 1 unit, dan pengadaan dan pemasangan
Wind untuk memfungsikan lapangan terbang Pagai dalam rangka menerobos isolasi, pelayanan
pemerintahan dan penyaluran kebutuhan pokok masyarakat.

Air Bersih

Sumber air di wilayah Kabupaten Jayapura terdiri dari sungai, danau dan air tanah. Sungai besar yang
melintas di wilayah Kabupaten Jayapura sebanyak 4 buah, sebagian besar muara menuju ke pantai utara
(Samudera Pasifik) dan pada umumnya sangat tergantung pada fluktuasi air hujan. Disamping itu terdapat

Peluang Investasi Daerah 8


Kabupaten 2012
JAYAPURA

sungai-sungai kecil yang merupakan sumber air permukaan yang mengalir di wilayah ini. Danau yang berada
di wilayah Kabupaten Jayapura adalah Danau Sentani seluas 9.630 Ha terdapat di Distrik Sentani, Sentani
Timur, Ebungfauw dan Waibu.

Penyediaan dan pengelolaan air baku bagi kebutuhan air bersih untuk masyarakat di kabupaten Jayapura
sebagian besar disediakan oleh sistem pipa PDAM dan Non PDAM. Untuk sistem PDAM sampai saat ini dapat
melayani sekitar 10,38 persen kebutuhan air minum di Kabupaten Jayapura (distrik Sentani dan
Nimboran/Genyem). Masyarakat yang dilayani oleh Non PDAM dibangun sarana/instalasi air bersih yang
sumbernya berasal dari sumur, Air Danau, Air Hujan dan Mata Air, sebanyak 85.143 jiwa (63,53 persen).
Selama periode 2006-2010 telah dibangun sarana air bersih berupa sumur bor dan perbaikan jaringan pipa
pada hampir semua distrik.

Gambar B-1 Sarana dan Prasaran di Kabupaten Jayapura

B.5 Sektor Peternakan

Kabupaten Jayapura sangat potensial untuk pengembangan peternakan. Ternak yang telah dibudidayakan dan
dikembangkan selama ini adalah sapi, babi, kambing dan unggas. Sistem peternakan yang dilakukan adalah semi
intensifikasi karena kawasan/lahan tersedia sangat luas untuk pengembangannya.

Di Kabupaten Jayapura lokasi potensial untuk peternakan terletak di Distrik Nimbokrang, Nimboran, Namblong,
Kemtuk, Kemtuk Gresi, Yapsi, Unurum Guay, Sentani Barat dan Sentani Timur.

Ternak sapi sebagai komoditas unggulan dalam pengembangannya diarahkan pada pengembangan yang
menyatu dengan kawasan pertanian (baik lahan basah ataupun kering), disertai pembuatan ranch dengan

Peluang Investasi Daerah 9


Kabupaten 2012
JAYAPURA

System Paddock yang baik sehingga ternak sapi tidak mengganggu lahan-lahan pertanian/perkebunan serta
lalu lintas. Untuk sektor peternakan di Kabupaten Jayapura luas rencana lahan yang akan digunakan hingga
tahun 2028 adalah 66.558,13 ha.

Tabel B-9 Rencana Luas Lahan Peruntukan Peternakan di Kabupaten Jayapura


No. Distrik Luas Rencana (Ha) Komoditi Ternak
1. Sentani 2.032,99 Babi dan Unggas
2. Sentani Timur 1.375,57 (Skala Kecil/
3. Ebungfauw 1.421,61 peternakan rakyat)
4. Waibu 990,89
5. Sentani Barat 138,05
6. Demta 958,94 Babi dan Unggas
7. Depapre 619,75 (Skala Kecil/
8. Yokari 1.648,69 peternakan rakyat)
9. Ravenirara 62,39
10. Nimboran 536,27 Semua Jenis
11. Nimbokrang 1.057,85 Ternak dengan
12. Namblong 226,04 Sapi sebagai
13. Kemtuk 1.435,79 Komoditas
14. Kemtuk Gresi 1.120,65 Unggulan
15. Gresi Selatan 3.675,43
16. Unurum Guay 1.693,05 Semua Jenis
17. Yapsi 1.718,42 Ternak dengan
18. Kaureh 2.594,06 Sapi sebagai
19. Airu 39.560,23 Komoditas
Unggulan
Jumlah 66.558,13

B.6 Sektor Perikanan

Pengembangan kawasan perikanan terutama diarahkan untuk peningkatan teknologi penangkapan hasil-hasil
laut untuk jenis perikanan umum dan peningkatan pengelolaan produksi yang baik terhadap jenis budidaya
perikanan. Pengembangan kawasan budidaya perikanan keramba potensial dikembangkan pada Distrik
Nimbokrang, Sentani, Sentani Barat, dan Sentani Timur. Pengembangan kawasan perikanan kolam dapat
dikembangkan di Distrik Nimboran, Unurum Guay, Namblong, Kaureh, Kemtuk Gresi dan Kemtuk. Sedangkan
pengembangan kawasan perikanan perairan laut dalam berada di Distrik Demta, Depapre, Ravenirara dan Yokari.

Luas lahan potensial untuk pengembangan kawasan perikanan ini seluas 3.015,56 ha, sementara yang telah
diusahakan baru seluas 2.926,36 ha.

Tabel B-10 Rencana Peruntukan Kawasan Perikanan di Kabupaten Jayapura

No Jenis Perikanan Distrik Luas Luasan


Tergarap (Ha) Rencana(Ha)
I. Perikanan Tangkap 1. Depapre 2.870,32 2.870,32

Peluang Investasi Daerah 10


Kabupaten 2012
JAYAPURA

2. Raveni Rara
3. Demta
4. Yokari
II. Budidaya Laut Depapre 2 3
III. Budidaya Air Payau Demta 3 2
IV. Budidaya Keramba/Danau 1. Sentani Timur 9,36 84,24
2. Sentani
3. Ebungfauw
4. Waibu
V. Budidaya Air Tawar 1. Sentani Barat 15 15
2. Namblong 15 15
3. Nimboran 4 4
4. Nimbokrang 5 10
5. Kemtuk 2 3
6. Unurum Guay 1 4
7. Yapsi 0 5
TOTAL 2.926,36 3.015,56

B.7 Sektor Pertambangan

Kegiatan pertambangan yang ada saat ini masih bersifat penggalian bahan tambang golongan C, di Distrik
Sentani Timur, Sentani Barat, dan Sentani. Potensi kegiatan pertambangan di Kabupaten Jayapura tidak hanya
bahan galian C saja, tetapi juga terdapat bahan galian B (strategis), seperti batu bara dan bahan mineral lainnya.

Tabel B-11 Rencana Peruntukan Kawasan Pertambangan/Penggalian di Kabupaten Jayapura (Ha)


No Distrik Luas Mineral Logam dan Mineral Non Logam dan
Rencana Batubara Batuan
Thn 2028 Potensi Luas Potensi Luas
1 Sentani 510 M. Logam 500 Batuan 10
2 Sentani 6.000 M. Logam 14.500 Batuan 15
Timur
3 Sentani 4.000 M. Logam 20.000 Batuan 20
Barat
4 Ravenirara 5.645 M. Logam 18.635 Batuan 10
5 Depapre 5.000 M. Logam 9.629 - -
6 Demta 708,16 M. Logam 10.000 - -
Minyak & 10.000
Gas
7 Kemtuk 10.000 Batubara 36.193 Batuan 25.000
8 Nimboran 8.000 Batubara 3.000 M. Non Logam 5.000
dan Batuan
9 Nimbokrang 5.000 Batubara 29.432 M. Non Logam 25.000
dan Batuan
10 Kaureh 15.000 M. Logam 418.000 - -

Peluang Investasi Daerah 11


Kabupaten 2012
JAYAPURA

11 Airu 15.000 M. Logam 302.000 - -


12 Ebungfauw 10.000 M. Logam 4.000 M. Non Logam 10.000
dan Batuan
13 Waibu 30 Batuan 30
14 Kemtuk 10.000 M. Non Logam 15.000
Gresi dan Batuan
15 Gresi 0 M. Non Logam 25.000
Selatan dan Batuan
16 Yapsi 15.000 M. Non Logam 25.000
dan Batuan
17 Unurum 15.000 M. Non Logam 25.000
Guay dan Batuan

Potensi pertambangan batu bara seluas 30.000 ha terdapat di desa Oyengsi Distrik Nimboran dan
Kemtuk Gresi. Sumberdaya pertambangan lainnya adalah tambang batu kapur / gamping seluas 100.000
ha terdapat di Distrik Nimbokrang dan tambang galian C yang berupa pasir dan kerikil serta batu kali
terdapat seluas 125.000 ha pada wilayah Sentani, Unurum Guay dan Kaureh.

. Tabel B-12 Potensi dan Penyebaran Bahan Tambang, Mineral dan Logam
serta Bahan Galian Industri di Kabupaten Jayapura Tahun 2010

NO Jenis Bahan Galian Lokasi


1 Aluminium Pegunungan Cycloop, Pantai Sarera
2 Kroom Ifar
3 Tembaga Pegunungan Cycloop
4 Emas Pegunungan Cycloop, Sungai Kemiri, Sungai Deyau,
Sungai Sawe, Sungai Ayapo
5 Kobal Sentani
6 Tunsten Sentani
7 Nikel Sentani, Tanjung Tanah Merah, Ormu
8 Platina Pegunungan Cycloop
9 Perak Pegunungan Cycloop
10 Gamping Kemtuk, Nimbokrang, Lereh, Nimboran, Sentani Barat,
Depapre
11 Pasir Sentani, Sentani Barat, Waibu dan Sentani Timar
12 Trash Doyo Lama, Doyo Baru
13 Andesit Pegunungan Cycloop
14 Granodiaorit Pegunungan Cycloop
15 Lempung (Kaolin) Geyem, Lereh
16 Asbes Danau Sentani dan sekitarnya
17 Talk Danau Sentani dan sekitarnya
18 Gipsum Geyem
19 Dolomit Sentani dan sekitarnya, Demta
20 Kalsit Delta, Ormu
21 Basalt Pegunungan Cycloop
22 Tarkhit Pegunungan Cycloop

Peluang Investasi Daerah 12


Kabupaten 2012
JAYAPURA

23 Marmer Ormu, Depapre


24 Batubara Geyem Kecil, Umbrop dan Benyom
Sumber: Dinas Pertambangan Kab. Jayapura 2011

B.8 Kawasan Industri

Secara umum kawasan industri di Kabupaten Jayapura dapat tumbuh dengan mengandalkan besarnya
sumber daya alam terutama pertanian, perkebunan dan kehutanan. Saat ini industri yang sudah berkembang
adalah industri pengolahan kelapa sawit/CPO yang berada di distrik Demta dan Lereh dengan perusahaan
investor PT. Sinar Mas Group.

Di masa yang akan datang, pengembangan industri yang berbasiskan sektor pertanian, perkebunan dan
kehutanan diperkirakan akan tumbuh semakin banyak terutama untuk pengolahan hasil hutan/SAWMILL,
pengolahan hasil-hasil pertanian, dll. Dalam aspek keruangannya, lokasi kawasan industri ini sebaiknya
diarahkan pada daerah-daerah hulu, seperti di Lereh atau Lereh Hilir, Depapre, dan menjauhi daerah
permukiman agar proses kegiatan industri tidak mengganggu keberadaan penduduk dan huniannya.
Kawasan industri skala menengah dan besar diarahkan untuk kegiatan industri pengolahan hasil hutan dan
perkebunan di distrik Yapsi dan Grime Sekori.

C. PELUANG INVESTASI SEKTOR PERKEBUNAN KAKAO


C.1 Profil Investasi
Bisnis kakao semakin prospektif dengan masuknya biji kakao sebagai komoditas yang diperdagangan di
Bursa Berjangka Jakarta. Program Gernas Kakao atau Gerakan Nasional Peningkatan Produksi atau Mutu
Kakao yang diawali pada tahun 2009 dan diperpanjang sampai tahun 2014 merupakan salah satu bentuk
perhatian pemerintah terhadap perkembangan komoditi Kakao.

Peluang Investasi Daerah 13


14

Paste Confectiotionary
2012

Bars
Rice
Powder Minuman
Peluang Investasi Daerah
Cake

Concentrate Obat-Obatan
Makanan
Minuman
Kosmetik
Flavour
JAYAPURA
Kabupaten

Makanan
Industri Pengolahan

Lecithin
Obat-obatan
Liquor (Mass)

Tannin
Industri Kimia
Kakao

Pektin
Biji

Industri Kimia
Extract
Makanan
Gambar C-1 Pohon Industri Kakao

Cocoa Butter
Industri Kimia
Oleo Chemical
Fat

Obat-obatan
Buah Kakao

Fatty Acid
Industri Kimia
Vitamin D Industri Kimia/
Farmasi
Pupuk Hijau Rumah Tangga
Industri Pakan
Single Cell Protein Ternak
Gas Bio Rumah Tangga
Sheel & Pulp

Pektin Industri Kimia


Alkohol Industri Kimia
Jelly Industri Kimia
Plastik Filler Industri Kimia
Industri rumah
Bahan Bakar Tangga
Kabupaten 2012
JAYAPURA

Pemda Kabupaten Jayapura sendiri telah membuat strategi pengembangan perkebunan sebagai berikut :
1. Mendorong pengembangan perkebunan skala besar diantaranya komoditi kakao di Distrik Yapsi.
2. Pengembangan industri pengolahan hasil perkebunan di sentra-sentra produksi perkebunan dan dalam
jangka menengah-panjang diarahkan pada kawasan pelabuhan Peti Kemas Depapre. Jenis industri yang
potensial dikembangkan adalah Industri Crude Palm Oil (CPO), Industri Kakao, dan Industri Pengolahan
Kelapa.
3. Pengembangan budidaya bibit unggul dengan sistem plasma bersama penduduk setempat. Pola
pembenihan ini sangat prospek dikembangkan terutama di daerah-daerah perkebunan sawit dan kakao.

Dalam upaya pemberdayaan masyarakat dan memberikan kepastian pendapatan kepada masyarakat, Bupati
Jayapura pada tahun 2006 mengeluarkan Instruksi Nomor 1 tahun 2006 tentang Gerakan Wajib Tanam
Kakao (GWTK). Sejak tahun 2006 Pemerintah Kabupaten Jayapura telah memberikan bantuan bibit Kakao
sebanyak 10,9 juta bibit kakao kepada lebih dari 12.469 KK petani yang diberikan secara bertahap.

Gambar C-2 Pengembangan Kakao di Kabupaten Jayapura

Kebun KAKAO Distrik


Kebun KAKAO Distrik Yahim Namblong Buah KAKAO ( Yahim)

Keadaan Tanah Kebun KAKAO


Bibit KAKAO Unit Pengolahan Hasil

Pengolahan Hasil

Peluang Investasi Daerah 15


Kabupaten
2012
JAYAPURA

Tabel C-1 Luas Areal, Produksi, Produktivitas Dan Petani Perkebunan Kabupaten Jayapura Tahun 2011 Komoditi: Kakao

LUAS AREAL (HA) RATA-RATA


PRODUKSI PRODUKTIVITAS PETANI
NO DISTRIK PEMILIKAN LAHAN
(TON) (TON/HA) (KK)
TB TBM TM TTM TTR TOTAL (HA)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 13
1 SENTANI 0 96.15 217.90 20.00 0.00 334.05 235.90 0.90 527 0.63
2 SENTANI TIMUR 0 289.70 696.00 45.00 0.00 1,030.70 732.00 0.80 869 1.19
3 EBUNGFAUW 10 272.95 476.92 35.00 0.00 794.87 511.92 1.00 770 1.03
4 WAIBU 10 209.00 116.00 0.00 0.00 335.00 116.00 0.90 414 0.81
5 SENTANI BARAT 0 288.00 337.00 14.00 0.00 639.00 351.00 1.00 647 0.99
6 DEPAPRE 0 133.50 114.68 18.00 0.00 266.18 130.88 0.90 341 0.78
7 RAVENIRARA 0 22.50 50.50 0.00 0.00 73.00 50.50 1.00 120 0.61
8 YOKARI 0 114.00 161.00 3.00 0.00 278.00 163.70 0.90 357 0.78
9 DEMTA 0 148.00 131.00 5.00 0.00 284.00 136.00 1.00 400 0.71
10 KEMTUK 4 550.00 582.00 36.00 0.00 1,172.00 618.00 1.00 1,037 1.13
11 KEMTUK GRESI 27 436.00 720.50 134.00 0.00 1,317.50 841.10 0.90 1,485 0.89
12 GRESI SELATAN 0 265.50 633.00 26.00 0.00 924.50 653.80 0.80 894 1.03
13 NIMBORAN 9 308.50 508.00 84.00 0.00 909.50 583.60 0.90 1,321 0.69
14 NIMBOKRANG 0 180.75 598.00 101.00 0.00 879.75 668.70 0.70 784 1.12
15 NAMBLONG 0 164.90 600.00 10.00 0.00 774.90 608.00 0.80 642 1.21
16 UNURUM GUAY 0 207.80 298.00 4.00 0.00 509.80 303.20 1.30 382 1.33
17 YAPSI 0 1193.00 1115.00 30.00 0.00 2,338.00 1,142.00 0.90 2,780 0.84
18 KAUREH 0 281.00 448.00 95.00 0.00 824.00 543.00 1.00 801 1.03
19 AIRU 0 20 0 0.00 0.00 20.00 0.00 0.00 191 0.10

Peluang Investasi Daerah 16


Kabupaten
2012
JAYAPURA

JUMLAH 60.00 5,181.25 7,803.50 660.00 0.00 13,704.75 8,389.30 0.88 14,762 0.89
KETERANGAN:
TB = TANAMAN BARU,

TM = TANAMAN MENGHASILKAN
TTM = TANAMAN TUA
MENGHASILKAN
TTR = TANAMAN TUA RUSAK

Peluang Investasi Daerah 17


Kabupaten 2012
JAYAPURA

C.2 Lahan
Kawasan perkebunan/pertanian tanaman pangan dikembangkan di Kabupaten Jayapura dalam rangka
penyediaan kebutuhan pokok pangan dan food security. Pengembangan kawasan perkebunan meliputi
perkebunan besar dan perkebunan rakyat.

Kawasan perkebunan di Kabupaten Jayapura pengembangannya diarahkan pada bentuk agroindustri,


peningkatan kualitas, dan produksi untuk memenuhi kebutuhan lokal dan wilayah hinterland-nya.

Luas rencana peruntukan lahan perkebunan di Kabupaten Jayapura hingga tahun 2028 seluas 368.426,03 ha,
dengan perincian sebagai sebagaimana tabel C-1 tentang Luas Lahan Rencana Perkebunan dan Luas Lahan
Perkebunan Tergarap di Kabupaten Jayapura, yang peruntukkannya disesuaikan dengan standar teknis
pengembangan masing-masing komoditas yang akan dikembangkan yang menyangkut aspek kesesuaian lahan,
iklim dan lain-lain termasuk batasan-batasan yang ditetapkan dalam pengaturan pengembangan perkebunan di
Kabupaten Jayapura. Sementara lahan yang tergarap baru 27.002,26 ha.

Tabel C-2 Luas Lahan Rencana Perkebunan dan Luas Lahan Perkebunan Tergarap

No. Distrik Luas Rencana (Ha) Luas Tergarap (Ha)


1. Sentani 1.859,84 613,78
2. Sentani Timur 640,38 502,00
3. Ebungfauw 2.659,02 352,50
4. Waibu 4.958,83 940,78
5. Sentani Barat 438,45 792,25
6. Demta 3.681.06 469,23
7. Depapre 1.072,09 704,95
8. Yokari 2.128,62 130,00
9. Ravenirara 317,00 45,00
10. Nimboran 2.868,15 2.556,15
11. Nimbokrang 4.256,73 985,75
12. Namblong 1.709,56 577,00
13. Kemtuk 3.329,62 2.977,20
14. Kemtuk Gresi 2.269,99 1.603,62
15. Gresi Selatan 7.882,09 300,00
16. Unurum Guay 40.565,77 204,00
17. Yapsi 22.083,66 614,00
18. Kaureh 41.581,41 12.632,05
19. Airu 224.123,74 -
Jumlah 368.426,03 27.002,26

Jenis tanah yang terluas dimiliki oleh Kabupaten Jayapura adalah tanah podsolik merah kuning yang
terdapat di beberapa distrik terutama di wilayah pembangunan II (kawasan pesisir), wilayah pembangunan III

Peluang Investasi Daerah 18


Kabupaten 2012
JAYAPURA

(kawasan Grime), dan wilayah pembangunan IV (kawasan Nawa), hal menjadikan perkebunan sebagai salah satu
sektor andalan di Kabupaten ini.

Tabel 17. Luas Jenis Tanah Di Kabupaten Jayapura


Distrik Luas Masing-masing Jenis Tanah
PCK PMK MD OG LT Jumlah
Sentani Timur
Sentani Kota 10.000 34.800 - 6.200 - 51.000
Sentani Barat - - - - - -
Depapre - 11.000 - - 8.800 19.800
Kemtuk - - - - - -
Kemtuk Gresi 12.000 6.000 16.400 8.000 - 42.400
Nimboran 19.200 14.800 6.400 75.900 - 116.300
Nimbrokrang - - - - - -
Demta - 3.200 46.800 - - 50.000
Kaureh 125.700 672.600 - 21.600 - 719.900
Unurum Guay 208.700 154.800 - - - 363.500
Waibu - - - - - -
Ebungfauw - - - - - -
Namblong - - - - - -
Yapsi - - - - - -
Airu - - - - - -
Jumlah 375.600 898.200 69.600 111.700 8.800 1.462.900
Persentase 25,68 61,33 4,75 7,64 0,60 100
Sumber BPN Kab. Jayapura

Keterangan :

Podsolik Coklat Kelabu (PCK), luasnya mencapai 1.343 ha atau 23,22 % tersebut di 10 Kecamatan. Urunum Guay
208.700 Ha dan yang terkecil di Distrik Sentani Kota 10.000 Ha.

Podsolik Merah Kuning (PMK), tanah ini penyebarannya paling luas yaitu mencapai luas, dan hampir setiap Distrik
mempunyai jenis tanah ini. paling luas terdapat di Distrik Kaureh seluas 672.600 ha yang paling kecil di Distrik
Demta seluas 3.200 Ha. jenis tanah ini cocok untuk persawahan, perladangan dan perkebunan Karet, Kopi dan
Sawit dengan perlakuan tambahan.

Mediteran (M), jenis tanah ini cocok untuk persawahan, perumputan, tegalan dan buah-buahan. dikabupaten
Jayapura Distrik Demta 46.800 ha, Kemtuk Gresi 16.400 ha, Nimboran 6.400 ha.

Organosal/Alufail (O/A), cocok untuk persawahan ladang, palawija, tambak dan kebun kepala. jenis tanah ini
paling di Distrik Nimboran luasnya 75.900 ha dan yang terkecil di Distrik Sentani seluas 6.200 Ha.

Peluang Investasi Daerah 19


Kabupaten 2012
JAYAPURA

Gambar C-3 Peta potensi perkebunan Kakao

Wilayah Pembangunan IV adalah Kawasan Nawa meliputi : Distrik Unurum Guay, Distrik Yapsi, Distrik Kaureh dan
Distrik Airu sebagai pengembangan Kawasan Airu dengan prioritas pengembangan kehutanan, perkebunan,
pertanian dan peternakan dan prasarana transportasi. Selain itu, dapat dikembangkan sebagai salah satu
penyediaan energi listrik. Pusat pertumbuhan adalah Ongan Jaya (Distrik Yapsi) sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) Sekunder, adalah pusat perdagangan lokal membutuhkan pusat kota yang arahan pengembangannya
perlu ditunjang oleh jaringan jalan lingkungan yang layak, pada wilayah pusat kota tersebut diutamakan
pemasaran produk yang merupakan kekhasan pada wilayah tersebut, sehingga meskipun unit-nya bersifat lokal
namun kekhasannya dapat mencirikan wilayah dengan keunggulan komparatifnya. Serta dapat juga digunakan
sebagai daerah penghubungan dengan Kabupaten kabupaten yang ada di wilayah selatan Kabupaten Jayapura.

C.3 Sarana Prasarana

Kabupaten Jayapura menetapkan 4 (empat ) Wilayah Pembangunan di Kabupaten Jayapura, yang terdiri
dari kawasan Danau Sentani, kawasan Pesisir, Kawasan Grime dan Kawasan Nawa, dengan masing-masing
prioritas pengembangan sebagaimana disajikan pada Tabel berikut ini.

Tabel C-3 Pembagian Wilayah Pembangunan Kabupaten Jayapura


Wilayah Kawasan Distrik Prioritas
Pembangunan
I Cagar Alam - Sentani Timur 1. Pusat Pemerintahan
- Sentani 2. Perdagangan
Cycloop dan
- Ebungfau 3. Bandara Udara
Danau - Waibu 4. Pariwisata

Peluang Investasi Daerah 20


Kabupaten 2012
JAYAPURA

Sentani 5. Industri Kecil dan Rumah


Tangga
6. Kehutanan
7. Perikanan
II Cagar Alam - Raveni Rara 1. Pengembangan
- Depapre Pelabuhan
Cycloop dan
- Sentani Barat 2. Pariwisata
Pesisir - Yokari 3. Industri
- Demta 4. Kehutanan
5. Pertambangan
6. Perikanan laut
III Grime - Kemtuk 1. Pertanian skala rakyat
- Kemtuk Gresi 2. Peternakan skala rakyat
- Gresi Selatan 3. Perkebunan (Program
- Nimboran Agropolitan) skala rakyat
- Nimbokrang 4. Pertambangan
- Namblong 5. Industri
IV Nawa - Unurum Guay 1. Kehutanan
- Yapsi 2. Perkebunan skala besar
- Kaureh 3. PLTA
- Airu 4. Pertanian skala besar
5. Peternakan skala besar
6. Prasarana Transportasi
7. Industri

Berdasarkan arahan tersebut maka dapat diinterpretasikan bahwa untuk WP I/II sudah diarahkan pada
kegiatan perekonomian sekunder/fisik. Sedangkan di WP III/IV difokuskan pada peningkatan kinerja kegiatan
ekonomi primer.

C.4 Pemasaran dan Peluang Pasar


Kakao diproduksi oleh banyak Negara tetapi hanya ada tiga Negara yang secara konsisten menjadi produsen
utama yaitu Pantai Gading, Ghana dan Indonesia. Negara tujuan ekspor terbesar yaitu Amerika Serikat,
Malaysia,Singapura, Brasil dan Perancis. Produk yang diekspor sebagian besar dalam bentuk biji kering dan hanya
sebagian kecil dalam bentuk olahan. Komoditi yang diekspor dari Indonesia lebih banyak berupa cocoa beans,
whole or broken, raw or roasted untuk diolah di Negara tujuan menjadi produk cokelat olahan.

Kendati sebagai produsen terbesar ketiga di dunia, Indonesia masih mengimpor bijih kakao sekitar 22.967 ton per
tahun. Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi fluktuasi harga kakao dunia. Fluktuasi harga kakao tidak
terlepas dari keseimbangan antara pasokan dan konsumsi kakao yang dalam beberapa tahun ini mengalami
deficit.Tingkat grinding (Konsumsi industri) dunia mengalami peningkatan yang nyata. Asia mengalami
peningkatan grinding terbesar, 13,2 %. Nilai ini akan terus berlanjut seiring dengan pertumbuhan ekonomi

Peluang Investasi Daerah 21


Kabupaten 2012
JAYAPURA

dikawasan Asia. Sementara dinegara-negara Timur Tengah dan Afrika masih sangat rendah, yaitu 12 262 gram /
kapita / tahun dibanding Amerika Utara dan Eropa yang mencapai 2.433 2.783 gram / kapita / tahun. ( Agro
Observer 2007 ).

Peluang Indonesia untuk merebut pasar dunia sangat terbentang. Pasalnya, beberapa Negara produsen
kakao Seperti Papua New Guinea, Vietnam, Malaysia dan Filipina masih jauh dibawah Indonesia. Untuk dapat
meraih peluang pasar tersebut, diperlukannya peningkatan produktivitas dan kualitas Kakao. Peluang untuk
meningkatkan produktifitas masih tinggi. Perbandingan produktifitas hasil perkebunan kakao Indonesia saat ini
baru mencapai 660 kg/Ha sedangkan Pantai Gading produktifitas hasil perkebunan kakonya telah mencapai 1,5
ton/Ha. Peningkatan produktifitas ini dapat dilakukan melalui penggunaan bibit unggul, penanganan penyakit
dan penanganan pra tanam, masa tanam maupun pasca panen.

C.5 Besaran Investasi


Besaran investasi yang diperlukan untuk usaha budidaya perkebunan kakao berdasarkan beberapa assumsi.
Assumsi yang dipergunakan adalah assumsi nilai minimal. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran
keuntungan minimal yang akan diperoleh apabila melakukan investasi ini.

Luas Lahan : 10.000 Ha


Jarak Tanam :4x4m
Banyaknya Tanaman : 625 tanaman per Ha
Produktifitas : 600 700 kg/ha/tahun
Umur proyek : 20 Tahun

Apabila diassumsikan tanaman Kakao akan mulai berproduksi pada umur ke 3 (Tiga) dan produktifitas kakao
mengalami peningkatan pada umur ke 7 (tujuh) sampai ke 15 (limabelas). Pada tahun berikutnya produksi
mengalami penurunan. Dengan Assumsi harga biji kakao kering berfluktuatif sekitar Rp 11.000/kg sampai dengan
Rp 15.000/kg dan diambil rata-rata sebesar Rp 13.000/kg dan produktifitas diambil rata-rata 650 kg/ha/tahun
maka gambaran pendapatan dapat dilihat sebagai berikut :
Tahun Volume Harga Revenue
Panen (kg/ha/tahun) (Rp/Kg) 1 Ha 10.000 Ha
1
2
3 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
4 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
5 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
6 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
7 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
8 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000

Peluang Investasi Daerah 22


Kabupaten 2012
JAYAPURA

9 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000


10 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
11 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
12 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
13 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
14 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
15 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
16 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
17 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
18 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
19 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000
20 650 13,000 8,450,000 84,500,000,000

Biaya-biaya yang tercakup dalam biaya investasi meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembibitan,
pembukaan lahan dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
dan biaya yang dikeluarkan untuk tanaman menghasilkan (TM) .

Biaya investasi untuk kegiatan pembukaan lahan, bibit, obat-obatan dan pupuk (TBM 0), biaya pemeliharaan
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), yang meliputi TBM-1 dan TBM-2 dapat dilhat pada Tabel :

Kebutuhan Biaya Rp/Ha Rp/10.000 Ha

TBM (0) 20.250.000 202.500.000.000


TBM (1) 5.075.000 50.750.000.000
TBM (2) 4.350.000 43.500.000.000
29.675.000 296.750.000.000

Biaya pada tahun ke 0 komponen yang paling besar adalah biaya bibit dan persiapan lahan, sedangkan pada
tahun ke 1 dan 2 komponen biaya yang terbesar adalah biaya tenaga kerja.
Proyeksi hasil penjualan, biaya produksi dan keuntungan kotor dapat digambarkan sebagai berikut:

Revenue Biaya produksi keuntungan


0 202,500,000,000 -2.025E+11
1 50,750,000,000 -50750000000
2 43,500,000,000 -43500000000
3 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
4 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
5 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
6 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
7 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000

Peluang Investasi Daerah 23


Kabupaten 2012
JAYAPURA

8 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000


9 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
10 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
11 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
12 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
13 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
14 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
15 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
16 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
17 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
18 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
19 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
20 84,500,000,000 39,150,000,000 45,350,000,000
Total 1,521,000,000,000 1,001,450,000,000 519,550,000,000

Selama kurang lebih 20 Tahun umur produktif, biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman Kakao, baik biaya
investasi maupun biaya operasional adalah Rp 1.001.450.000.000 sedangkan penerimaan dari hasil penjualan
adalah sebesar Rp 1.521.000.000.000 sehingga diperoleh laba usaha sekitar Rp. 519.550.000.000. Laba usaha
tersebut adalah Laba minimal yang akan diperoleh dengan berbagai assumsi yang telah disebutkan diatas.

Peluang Investasi Daerah 24

Anda mungkin juga menyukai