Anda di halaman 1dari 43

PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN

KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB 3
GAMBARAN UMUM KAWASAN PERMUKIMAN
3.1 Gambaran Umum Kawasan Permukiman Kabupaten Pesisir
Selatan
3.1.1 Letak Geografis dan Batasan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat
dan terletak di bagian Selatan Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis Kabupaten Pesisir Selatan terletak
pada koordinat 0° 59’- 2° 28,6’ Lintang Selatan dan 100° 19’ - 101° 18’ Bujur Timur, dan memiliki luas wilayah ±
5.794,89 km² atau sebesar 13,70 % dari luas wilayah Provinsi Sumatera Barat, termasuk di dalamnya sekitar 25
pulau (kecil), serta luas perairan (laut) ± 84,312 km² dengan panjang pantai ± 234 km yang memiliki 47 pulau-
pulau kecil dengan luas ± 1.212,67 km². Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah.
Untuk kondisi topografi atau ketinggian tanah berkisar antara 0 – 1.000 meter di atas permukaan laut (dpl).
Daerah ini merupakan dataran rendah dan berbukit, yang merupakan perpanjangan dari Bukit Barisan. Batas-
batas wilayah Kabupaten Pesisir Selatan secara geografis sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Padang;
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Muko-Muko (Provinsi Bengkulu);
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok, Solok Selatan dan Kerinci (Provinsi
Jambi); dan
 Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.
Sedangkan secara administrasi terdiri dari 15 Kecamatan dan 182 Nagari, lebih jelasnya mengenai letak
dan luas wilayah dapat dilihat pada berikut ini.
Tabel 3- 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan
No Kecamatan Nagari Kampung Luas Wilayah (Km2) Presentase
1 Silaut 10 27 365,50 6,36
2 Lunang 10 28 564,00 9,81
3 Basa IV Balai Tapan 10 20 300,93 5,23
4 Ranah IV Hulu Tapan 10 20 376,57 6,55
5 Pacung Soal 10 24 426,10 7,41
6 Airpura 10 20 314,00 5,46
7 Linggo Sari Baganti 16 43 315,41 5,49
8 Ranah Pesisir 10 27 564,39 9,82
9 Lengayang 9 45 590,60 10,27
10 Sutera 12 32 445,65 7,75
11 Batang Kapas 9 29 359,07 6,24
12 IV Jurai 20 52 373,80 6,50
13 Bayang 17 45 77,50 1,35
14 IV Nagari Bayang Utara 6 17 250,74 4,36
15 Koto XI Tarusan 23 51 425,63 7,40
Jumlah 182 480 5.794,89 100,00

LAPORAN PENDAHULUAN 3-1


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Sumber : Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2017

Dari tabel III-1 diatas, diketahui bahwa Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Lengayang
(590,60 Km²) dan Kecamatan Ranah Pesisir (564,39 Km²) serta Kecamatan Lunang (564,00 Km²). Sedangkan
Kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah Kecamatan Bayang dengan luas (77,50 Km²) dan
Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dengan luas (250,74 Km²). Dari jumlah nagari dan kampung, Kecamatan
Koto XI Tarusan merupakan nagari yang terbanyak yaitu, mempunyai 23 (dua puluh tiga) nagari dan 51 (lima
puluh satu) kampung. Kecamatan IV Jurai merupakan Kecamatan yang mempunyai nagari terbanyak kedua
setelah Kecamatan Koto XI Tarusan yaitu 20 (dua puluh) nagari dan 52 (lima puluh dua) kampung, sedangkan
Kecamatan IV Nagari Bayang Utara merupakan kecamatan yang memiliki nagari terkecil yaitu 6 (enam) nagari
dan 17 (tujuh belas) kampung. Untuk lebih jelasnya mengenai luas wilayah di Kabupaten Pesisir Selatan dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

Chart Title
700
600
500
400
300
200
100
Luas Wilayah (Km2)
0
t n g a n a n a l r a ti s i r n g r a a s a i n g r a a n
l au n a ap ap S o p u gan si y a t e ap J u r ya t a u s
Si T T g i r a P e ga Su K V Ba U ar
Lu ai u g
l l u n A r i B ah en n
g I n IT
a
B H Pa
u c
S a n L
a ta a ya X
a B B to
IV IV o R
a ah gg a ri Ko
s n
a
B an Li ag
R N
I V

Gambar 3- 1 Grafik Luas Wilayah


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

LAPORAN PENDAHULUAN 3-2


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 2 Peta Batas Administrasi Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

3.1.2 Kondisi Fisik Kabupaten Pesisir Selatan


Kondisi fisik suatu wilayah meliputi kondisi topografi (ketinggian dan kemiringan), jenis tanah, curah
hujan, hidrologi, hidrogeologi, geologi, rawan bencana alam dan penggunaan lahan. Berikut ini merupakan
uraian dari kondisi fisik alam di Kabupaten Pesisir Selatan
a. Topografi
Kondisi topografi wilayah memiliki keberagaman kemiringan lereng berkisar antara 0-40% dan >
40%. Klasifikasi kemiringan lereng untuk wilayah Kabupaten Pesisir Selatan meliputi :
1. Kemiringan 0-2% yang merupakan kemiringan datar, terdapat dikecamatan yang ada di
Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 181.654 Ha (31,59%)
2. Kemiringan 2-15% yang merupakan kemiringan agak landai, terdapat di Kecamatan Lunang
Silaut, Kecamatan Basa IV Balai Tapan, Kecamatan Pacung Soal, Kecamatan Linggo Sari
Baganti, Kecamatan Sutera, Kecamatan Batang Kapas, dan Kecamatan Koto IX Tarusan,
dengan luas 5.102 Ha (0,89%)
3. Kemiringan 15-25% yang merupakan kemiringan landai terdapat di seluruh kecamatan yang
ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 24.562 Ha (4,27%).
4. Kemiringan 25-40% yang merupakan kemiringan agak curam terdapat di seluruh kecamatan
yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 24.562 Ha (4,27%)
5. Kemiringan >40% yang merupakan kemiringan curam terdapat di seluruh kecamatan yang
ada di Kabupaten Pesisir Selatan, dengan luas 304.235 Ha (52,91%)
Berdasarkan peta topografi dan klasifikasi kelas lereng wilayah, diketahui bahwa sebagian besar
wilayah termasuk dalam kelas lereng curam dengan kemiringan lereng di atas 40% yang mencapai luas
304.235 Ha (52,91%) terdapat pada seluruh kecamatan di Kabbupaten Pesisir Selatan. Sementara luas
wilayah dengan kemiringan lereng datar 0 –2 % dengan luas 181.654 Ha (31,59) terdapat diseluruh
kecamatan, Kemiringan 2 –15% dengan luas 5.102 Ha (0,89%) terdapat di Kecamatan Lunang
Silaut, BasaIV Balai Tapan, Pancung Soal, Linggo Sari Baganti, Sutera, Batang Kapas dan Koto XI
Tarusan, kemiringan 15 –25% dengan luas 24.562 Ha (4,27%) terdapat diseluruh kecamatan, dan agak
curam dengan kemiringan 25 –40% dengan luas 304.235 Ha (52,91%) terdapatdiseluruh Kecamatan.
b. Jenis Tanah
Jenis tanah di Pesisir Selatan terdiri dari tanah organosol, alluvial, regosol, andosol, podsolik,
gleisol, dan kambisol. Tanah organosol disebut juga sebagai tanah gambut, tersusun dari
timbunan bahan organik dengan ketebalan sangat bervariasi, mulai dari 50 cm sampai 5 meter di
atas permukaan tanah. Jenis tanah yang paling dominan di Pesisir Selatan adalah tanah latosol
seluas 188,153 Ha (32,72%) dan tanah andosol seluas 181.399 Ha (31,55%). Secara garis besar
tanah di Pesisir Selatan Terdiri dari:
1. Jenis tanah alluvial adalah tanah dengan derajat keasaman (PH) yang rendah, kejenuhan
basa rendah, struktur tanah kurang baik, dan rasio kualitas unsur hara yang terdapat di
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

dalam tanah yang bervariasi, digunakan sebagai lahan padi sawah, palawija, nanas, dan
tanaman tanaman lainnya.
2. Jenis tanah andosol merupakan tanah yang kesuburan kimiawi nya rendah, namun
memiliki kemampuan menahan air yang baik, cocok bila ditanam padi sawah. Selain padi
tanah ini cocok untuk penanaman sayur sayuran, buah, bunga, teh, kopi, dan lain-lain.
3. Jenis tanah podsolik memiliki ciri khas pada warnanya. Faktor pembatas pada tanah
podsolik merah kuning adalah adanya lapisan pada yang dangkal, konkresi zat besi,
defisiensi unsur hara mikro serta pH tanah yang rendah (tanah masam) cocok untuk
tanaman ubi rambat, tembakau, buah buahan dan karet.
4. Jenis tanah gleisol Jenis tanah ini perkembangannya dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu
topografi yang merupakan dataran rendah atau cekungan. Tanah jenis ini hampir selalu
tergenang air dan memiliki solum tanah sedang. Ciri-ciri yang lain adalah memilik warna
kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga lempung, struktur berlumpur hingga
massif, konsistensi lekat, dan bersifat asam (pH 4,5-6,0). Ciri kelas tanah ini adanya
lapisan glei continue yang memiliki warna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0,5
meter akibat dari profil tanah yang selalu jenuh air. Persebarannya di daerah beriklim
humid hingga subhumid, sedangkan curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun.
5. Jenis tanah kambisol biasanya mempunyai tekstur yang beragam dari kasar hingga
halus, dalam hal ini dapat tergantung pada tingkat pelapukan bahan induknya.
Kesuburan tanahnya tinggi, kedalaman efektifnya beragam dari dangkal hingga
dalam, di dataran rendah pada umumnya tebal, sedangkan pada daerah-
daerah lereng curam solumnya tipis.
6. Jenis tanah organosol Jenis tanah ini berasal dari pelapukan atau pembusukan bahan
induk organik dari hutan rawa. Tanah di hutan rawa memiliki ciri-ciri dan sifat berupa tidak
terjadi diferensiasi horizon secara jelas. Ciri yang lain adalah memiliki ketebalan lebih dari
0,5 m, berwarna coklat hingga kehitaman, bertekstur debu lempung, tidak berstruktur,
dan konsistensi tidak lekat dan agak lekat. Umumnya tanah ini bersifat sangat asam (pH
= 4,0) dan memiliki unsur hara rendah. Berdasarkan persebaran topografinya, tanah
gambut dibedakan menjadi beberapa jenis. Jenis jenis tanah gambut tersebut adalah.
7. Jenis tanah podsolik tanah yang sudah mengalami pencucian pada iklim tropis dan sub
tropis. Karakter utama tanah ultisol adalah memiliki horizon A yang tipis, akumulasi
lempung pada horizon B dan bersifat agak masam. Tanah ultisol bersifat agak lembab
dengan kadar lengas tertinggi pada ultisol yang berbentuk bongkah. Tanah podsolik
merah kuning sendiri merupakan tanah yang terbentuk karena curah hujan yang tinggi
dan suhu yang rendah. Tanah podzolik merah kuning berwarna merah sampai kuning
dengan kesuburan yang relatif rendah karena pencucian-pencucian. Podsolik merah
kuning banyak digunakan untuk tanaman kelapa, jambu mete, karet, dan kelapa sawit.
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Podsolik merah kuning banyak dijumpai di daerah pegunungan Sumatra, Jawa Barat,
Sulawesi, Maliku, Kalimantan, Papua, dan Nusa Tenggara.
c. Geologi
Kondisi geologi yang terdapat di daerah Kabupaten Pesisir Selatan terdiri dari Batuan Intrusi,
Batuan metamorf, formasi barisan, formasi bitunan, aluvium, batuan gunung api, painan formation,
dan formasi hulusimpang.
- Batuan gunung api, batuan yang terbentuk sebagai hasil aktivitas gunungapi,  baik
langsung maupun tidak langsung langsung: hasil erupsi membeku/mengendap insitu dan
tidak langsung: sudah mengalami perombakan/ deformasi
- Batuan Intrusi, sebuah batuan beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang
meleleh di bawah permukaan Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum
mereka mencapai permukaan bumi dinamakan pluton, dari nama Pluto, Dewa Romawi
dunia bawah tanah.
- Batuan metamorf, salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi
atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, protolith, oleh suatu
proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Batuan asal atau
protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem (1500
bar), akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat
berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua.
- Aluvium, sejenis tanah liat, halus dan dapat menampung air hujan yang tergenang.
Dengan demikian, padi sawah sangat sesuai ditanam di tanah jenis alluvium.
Tanah alluviumbiasanya terdapat di tebingan sungai, delta sungai dan dataran yang
tergenang banjir.
d. Klimatologi
Kondisi iklim di Kabupaten Pesisir Selatan cendrung berawan dan musim hujan. Puncak curah
hujan maksimum terjadi sekitar bulan Januari dan November. Sedangkan curah hujan minimum
terjadi pada bulan September. Suhu minimum terjadi antara bulan April sampai dengan Juni dan
suhu maksimum terjadi antara bulan Januari dan Oktober dengan temperatur suhu udara berkisar
antara 22º C– 28º C dan 23º C–32º C serta kelembaban rata-rata 80 persen. Hujan terjadi hampir
sepanjang tahun tanpa ada bulan-bulan kering dengan jumlah hari hujan berkisar antara 13-15
hari perbulan. Secara lebih rinci banyaknya hari hujan dan curah hujan dapat dilihat pada tabel 2.2
berikut:
Tabel 3- 2 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016
Banyaknya Hari Banyaknya Curah
No Bulan
Hujan (Hari) Hujan (mm)
1 Januari 112 2.485
2 Februari 90 2.145
3 Maret 96 2.323
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Banyaknya Hari Banyaknya Curah


No Bulan
Hujan (Hari) Hujan (mm)
4 April 104 2.003
5 Mei 67 1.491
6 Juni 55 1.045
7 Juli 67 1.326
8 Agustus 56 892
9 September 86 1.163
10 Oktober 94 2.389
11 November 101 1.466
12 Desember 107 1.528
Sumber :Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2017

e. Hidrogeologi dan Hidrologi


Hidrogeologi di Kabupaten Pesisir Selatan terbagi menjadi 3 jenis yaitu akuifer dengan
produktivitas kecil (umumnya tidak ditemukan air tanah yang dapat dimanfaatkan sekalipun
dengan melakukan pengeboran), akuifer dengan produktivitas sedang (akuifer dengan aliran celah
dan ruang antar butir dan kedalaman air tanah tidak tertekan umumnya dalam dan debit sumur
umumnya kurang dari 5 liter/detik) dan akuifer dengan produktivitas tinggi (merupakan klasifikasi
akuifer dengan aliran celah dan ruang antar butir dan akuifer dengan permeabilitas beragam;
kedalaman air tanah beragam dan debit sumur umumnya lebih dari 5 liter/detik.).
Hidrologi di Kabupaten Pesisir Selatan terbilang termasuk kepada rendah dan sedang (dominan
sedang) di berbagai kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan.
f. Resiko Bencana
Sebagaimana isu prioritas lingkungan hidup yang telah ditetapkan oleh Bupati Pesisir Selatan,
kebencanaan menjadi isu penting dan strategis untuk dilakukan pengelolaannya secara tepat dan
komprehensif. Kawasan rawan bencana terbagi 3, diataranya kawasan rawan bencana longsor
tersebar di 9 kecamatan, kawasan gelombang pasang tersebar di 15 kecamatan dan kawasan
rawan banjir tersebar di 15kecamatan. Kabupaten Pesisir Selatan termasuk dalam kawasan rawan
bencana alam baik berupa gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi. Bencana
alam tersebut telah menimbulkan korban dan kerusakan di beberapa wilayah. Kondisi ini terkait
dengan letak geografis Kabupaten Pesisir Selatan yang berpotensi terjadinya bencana alam.
Gempa bumi terkait dengan kondisi geologi yang berada pada gugus Bukit Barisan. Selain itu
daerah ini juga terletak pada jalur Patahan Sumatera dan lempeng benua yang rawan terjadinya
gempa bumi dan berpotensi terjadinya Tsunami. Kabupaten Pesisir Selatan termasuk salah satu
dari 18 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan tsunami (Direktorat Geologi dan Sumber Daya
Mineral). Tumbukan antara dua lempeng besar yakni Lempeng Samudera Hindia–Australiadengan
Lempeng Benua Asia menyebabkan terbentuknya patahan sepanjang 1.650 km di pantai Barat
Sumatera, yang disebut dengan Mentawai Fold Zone. Tumbukan yang terjadi dapat menimbulkan
gempa yang berpotensi terjadinya tsunami. Kawasan rawan tsunami meliputi seluruh kawasan
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

pesisir pantai Kabupaten Pesisir Selatan termasuk beserta pulau-pulau kecil, yang dapat
dikelompokan menjadi tiga kategori zona kerawanan yaitu :
a. Zona Kerawanan tinggi, wilayah dengan jarak garis pantai 50 m, sepanjang pantai
dengan ketinggian kontur kurang dari 10 m dpl.
b. Zona Kerawanan menengah yaitu daerah sepanjang pantai dengan kontur ketinggian
10 – 15 m dpl, dengan kemiringan lereng cukup terjal.
c. Zona kerawanan rendah yaitu wilayah sepanjang pantai dengan ketinggian 15 – 30m
dpl, dengan morfologi curam dan relief tinggi atau berbukit, dan daerah ini dapat
dimanfaatkan untuk evakuasi dan lokas pengungsian.
Hampir tiap bulan mengalami longsor lahan setiap musim hujan. Daerah yang mengalami longsor
paling tinggi adalah disepanjang jalan Padang–Painan (daerah Siguntur muda, Siguntur tua,
kawasan Mandeh, Duku, Barung-barung Balantai, Lubuk Kumpai), Jalan Pasar Baru–Alahan
Panjang, Jalan Painan-Batang Kapas (Bukit Biawak, Bukit Pulai, Bukit Taratak), Bukit Jariang
Punai (Kecamatan Ranah Pesisir), Sungai Gemuruh (Kecamatan Pancung Soal), Jalan Tapan–
Kerinci (KecamatanBasa Ampek Balai Tapan). Tingkat bahaya longsor lahan sedang umumnya
berada pada setiap kecamatan. Tingkat bahaya longsor lahan terendah adalah Kecamatan
Lunang Silaut. Banjir hampir sering terjadi terutama bila musim hujan. Daerah yang memiliki
daerah terluas berpotensi terjadinya genangan banjir adalah daerah Barung-barung Balantai,
Duku, Pasar Tarusan, Pasar Baru, Gurun Panjang, Salido, Painan, Lumpo, Jalamu, Pasar Kuok,
Surantih, Kambang, Air Haji dan Tapan, Lunang dan Silaut. Sepanjang tahun 2016 terdapat
bencana banjir di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan Bayang dan
Kecamatan Batang Kapas dengan total area yang terendam banjir adalah 118 ha.
Salah satu penyebab terjadinya bencana banjir dan longsor adalah terdapatnya lahan kritis pada
bagian Hulu. Lahan Kritis adalah lahan yang telah mengalami kerusakan secara fisik, kimia, dan
biologis atau lahan yang tidak mempunyai nilai ekonomis. Untuk menilai kritis tidaknya suatu
lahan, dapat dilihat dari kemampuan lahan tersebut. Sedangkan untuk mengetahui kemampuan
suatu lahan dapat dilihat dari besarnya resiko ancaman atau hambatan dalam pemanfaatan lahan
tersebut. Secara umum, lahan kritis terdapat di 8 kecamatan dengan luasan yang beragam. Pada
grafik dibawah ini disajikan luas lahan kritis di masing-masing kecamatan.
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 3 Sebaran Luas Lahan Kritis di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan
Sumber : Olahan Data Tabel 4 Buku Data DIKPLH, 2017.
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 4 Peta Kemiringan Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 6 Peta Geologi Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 7 Peta Hidrologi Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 8 Peta Curah Hujan Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 9 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 10 Peta Hidrogeologi Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 11 Peta Rawan Bencana Alam Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

3.1.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan


A. Kependudukan
Pada tahun 2015, penduduk Kabupaten Pesisir Selatan mencapai 450.186 jiwa, naik sejumlah 3.707
jiwa dari tahun sebelumnya. Dengan demikian kepadatannya pun bertambah dari 77,65 jiwa/km2 menjadi
78,29 jiwa/km2 .
Tabel 3- 3 Jumlah Nagari, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun
2016
Penduduk Luas Kepadatan (Km2/Jiwa)
No Kecamatan Wilayah
2015 2016 2017 2015 2016 2017
(Km2)
1 Silaut 13.736 14.131 14.649 365,50 37,58 38,66 40,07
2 Lunang 20.129 20.548 21.077 564,00 35,69 36,43 37,37
Basa IV Balai 13.476
3 13.324 13.643 300,93 36,48 36,89 45,33
Tapan
Ranah IV Hulu 14.539
4 14.269 14.872 376,57 45,70 46,57 39,49
Tapan
5 Pacung Soal 24.997 25.451 26.012 426,10 58,66 59,73 61,04
6 Airpura 15.138 15.405 15.736 314,00 48,21 49,06 50,11
Linggo Sari 44.464
7 44.088 44.835 315,41 139,78 140,97 142,14
Baganti
8 Ranah Pesisir 30.363 30.397 30.330 564,39 53,80 53,86 53,73
9 Lengayang 52.416 52.548 52.538 590,60 88,75 88,97 88,95
10 Sutera 48.680 49.270 49.929 445,65 109,23 110,56 112,03
11 Batang Kapas 31.341 31.430 31.438 359,07 87,28 87,53 87,55
12 IV Jurai 45.256 45.678 46.106 373,80 121,07 122,20 123,34
13 Bayang 36.928 36.945 36.829 77,50 476,49 476,71 475,21
IV Nagari 7.314
14 7.314 7.289 250,74 29,17 29,17 29,07
Bayang Utara
Koto XI 48.590
15 48.500 48.539 425,63 113,95 114,16 114,04
Tarusan
Jumlah 446.479 450.186 453.822 5.794,89 77,65 78,29 78,31
Sumber : Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2015-2017

Untuk lebih jelasnya mengenai grafik jumlah penduduk dapat dilihat pada gambar berikut ini
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Grafi k Kepadatan Penduduk


2015 2016 2017
600
500
400
300
200
100
0
al r i
t g
an an ra ti si
g ra as ra
g ra n
a u an p p So u a n i a n
te ap a n
ta sa
il n Ta Ta rp ag es ay Ju ay ru
S Lu g i Su K U
ai lu u
n A B P
n
g g IV B
n
g Ta
al u ac ar
i ah Le ta
n
ya X
I
B H P S an B
a a o
IV IV o R i
B
ot
sa ah gg r K
a n ga
B an Li N
a
R
IV

Gambar 3- 12 Grafik Jumlah Penduduk


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

Pada Tahun 2017 kecamatan yang kepadatan penduduknya tertinggi adalah Kecamatan Bayang
yaitu 475,213 jiwa/Km2. Kecamatan yang paling rendah jumlah penduduknya (7.289 Jiwa) dan sekaligus
paling rendah tingkat kepadatannya (29,07 Jiwa/Km2) adalah Kecamatan IV Nagari Bayang Utara.
B. Rumah Tangga
Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh
bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta pengelolaan makan dari satu dapur. Yang
dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersamasama
menjadi satu.untuk lebih jelasnya mengenai kumah Rumah Tangga di Kabupaten Pesisir Selatan dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3- 4 Jumlah Rumah Tangga Di Kabupaten Pesisir Selatan
Rumah Tangga
No Kecamatan
2015 2016 2017
1 Silaut 3.022 3.110 3.152
2 Lunang 4.578 4.674 4.736
3 Basa IV Balai Tapan 3.079 3.115 3.157
4 Ranah IV Hulu Tapan 3.193 3.254 3.297
5 Pacung Soal 5.655 5.759 5.836
6 Airpura 3.432 3.493 3.540
7 Linggo Sari Baganti 10.121 10.208 10.344
8 Ranah Pesisir 7.046 7.054 7.148
9 Lengayang 12.139 12.170 12.333
10 Sutera 11.119 11.254 11.404
11 Batang Kapas 7.255 7.276 7.373
12 IV Jurai 10.378 10.475 10.615
13 Bayang 8.463 8.467 8.580
IV Nagari Bayang 1.644
14 1.644 1.666
Utara
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Rumah Tangga
No Kecamatan
2015 2016 2017
15 Koto XI Tarusan 11.243 11.264 11.415
Jumlah 102.367 103.217 104.596
Sumber : BPS, Kabupaten Pesisir Dalam Angka, 2015-2017

Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Pesisir
Selatan dapat dilihat pada gambar berikut ini

G r afi k ju m l ah r u m ah t an g g a

2015 2016 2017

K o t o X I Tar u san
I V Nagari Bayan g Ut ar a
Bayang
IV J urai
B at an g K ap as
Su t era
L en gay an g
R an ah P esi si r
L i n g g o S a r i B a g a n ti
Ai r p ur a
P ac u n g So al
R an ah I V H u l u Tap an
B asa I V B al ai Tap an
L u n an g
Si l au t
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000

Gambar 3- 13 Grafik Jumlah Rumah Tangga


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

C. Jumlah Kepala Keluarga


Mengetahui jumlah kepala keluarga di suatu wilayah khusus nya di Kabupaten Pesisir Selatan
berkaitan dengan perekonomian di setiap wilayahnya dengan melihat kemampuan kepala keluarga
memenuhi kebutuhan rumah tangga dengan dukungan dari faktor umur, mata pencaharian dan
lainnya. Untuk lebih jelasnya mengenai Jumlah Keluarga dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 3- 5 Jumlah Keluarga Dirinci Menurut Kecamatan
Jumlah KK
No Kecamatan
2015 2016 2017
1 Silaut 3.949 3.949 3.669
2 Lunang 5.506 5.506 5.343
3 Basa IV Balai Tapan 3.868 3.868 3.731
Ranah IV Hulu
4 3.961 3.961 3.989
Tapan
5 Pacung Soal 5.053 5.053 5.803
6 Airpura 4.311 4.311 4.130
7 Linggo Sari Baganti 12.300 12.300 12.408
8 Ranah Pesisir 9.283 9.283 8.657
9 Lengayang 15.551 15.551 14.549
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Jumlah KK
No Kecamatan
2015 2016 2017
10 Sutera 12.506 12.506 11.892
11 Batang Kapas 8.534 8.534 7.890
12 IV Jurai 11.248 11.248 11.669
13 Bayang 9.523 9.523 10.069
IV Nagari Bayang
14 2.327 2.327 2.130
Utara
15 Koto XI Tarusan 12.390 12.390 14.622
Jumlah 120.310 120.310 120.551
Sumber : BPS, Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka 2015-2017

Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan jumlah KK dapat dilihat pada gambar
berikut ini.

JUMLAH KK
16,000
12,000
8,000
4,000
0
al r as i
ut ng an an ra nti sisi ng tera ra ng ra an
la na ap ap S o irpu ga ya ap Ju ya ta us
Si Lu T T g a Pe a S u K IV a U a r
la
i
ul
u cu
n A iB h ng ng B ng XI T
Ba V H Pa S ar a na Le a ta a ya o
R t
IV I
gg
o B iB Ko
a sa n ah i n g ar
B Ra L Na
IV

2015 2016 2017


Gambar 3- 14 Grafik Jumlah Rumah Tangga
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

D. Penduduk Menurut Usia


Penduduk menurut usia memberi informasi mengenai penduduk yang berproduktif dan non produktif.
Penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas atau yang disebut dengan usia
produktif dan sebaliknya penduduk usia yang tidak aktif bekerja yaitu 0-15 tahun dan usia 60 tahun
lebih. Untuk lebih jelasnya mengenai penduduk menurut usia di Kabupaten Pesisir Selatan dapat
dilihat pada Tabel berikut ini.
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Ta 2015 2016 2017


bel
3-
6
Ju
ml
ah
Pe
nd Kecamatan
ud Produktif Tidak Produktif Produktif Tidak Produktif Produktif Tidak Produktif
uk
Me
nur
ut
Usi
a
XN
o
1 Silaut 8.032 5.704 7.399 6.732 7.677 6.972
2 Lunang 10.603 9.526 10.817 9.731 11.097 9.980
Basa IV Balai
3 6.940 6.384 6.029 7.447 7.100 6.543
Tapan
Ranah IV Hulu
4 7.226 7.043 7.359 7.180 7.524 7.348
Tapan
5 Pacung Soal 12.551 12.446 12.776 12.675 13.066 12.946
6 Airpura 7.632 7.506 7.759 7.646 7.932 7.804
Linggo Sari
7 22.772 21.316 22.951 21.513 23.163 21.672
Baganti
8 Ranah Pesisir 15.710 14.653 15.715 14.682 15.665 14.665
9 Lengayang 26.924 25.492 26.970 25.578 26.953 25.585
10 Sutera 24.280 24.320 24.645 24.625 24.978 24.951
11 Batang Kapas 15.852 15.579 13.790 17.640 31438- 15.646
12 IV Jurai 23.717 21.539 23.921 21.757 24.131 21.975
13 Bayang 18.401 18.527 16.216 20.729 18.319 18.510
IV Nagari
14 3.715 3.599 3.715 3.599 3.697 3.592
Bayang Utara
Koto XI
15 23.558 24.942 23.586 25.004 23.566 24.973
Tarusan
Jumlah 227.913 218.576 223.648 226.538 214.868 223.162

Sumber : BPS, Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka 2015-2017

Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan jumlah penduduk menurut usia dapat dilihat pada Gambar berikut
ini
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Jumlah Penduduk Menurut Usia


30,000

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

Silaut Lunang Basa IV Balai Tapan Ranah IV Hulu Tapan


Pacung Soal Airpura Linggo Sari Baganti Ranah Pesisir
Lengayang Sutera Batang Kapas IV Jurai
Bayang IV Nagari Bayang Utara Koto XI Tarusan

Gambar 3- 15 Grafik Jumlah Penduduk Menurut Usia


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

E. Ketenagakerjaan
Menurut survei yang dilakukan BPS, 56,74 persen dari penduduk Kabupaten Pesisir Selatan berumur
15 tahun keatas yang merupakan angkatan kerja adalah bekerja atau sementara tidak bekerja tetapi
sebenarnya mempunyai pekerjaan. Sementara sebesar 43,26 persen dari penduduk Kabupaten Pesisir
Selatan berumur 15 tahun ketas adalah bukan angkatan kerja, termasuk didalamnya adlah orangyang
bersekolah sebesar 9,79 persen, mengurus rumah tangga sebesar 24,94 persen dan lain-lain sebesar 8,51
persen.
Tabel 3- 7 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kabupaten Pesisir Selatan,
2012*-2015*
Jumlah Penduduk
Kegiatan Utama
2012 2013 2014 2015
Angkatan Kerja 178.279 173.096 185.773 176.530
Bekerja 162.406 153.999 167.977 155.894
Pengangguran 15.873 19.097 17.796 20.636
Bukan Angkatan Kerja 122.128 130.761 121.625 134.578
Sekolah 35.251 32.358 33.041 30.477
Lainnya 86.877 98.403 88.584 104.101
Sumber : Kabupaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2017

3.1.4 Kondisi Sosial


Tersedianya data bidang sosial sangat diperlukan untuk memantau tingkat kesejahteraan masyarakat,
merumuskan program pemerintah dan mengevaluasi dampak berbagai program yang telah dijalankan.
Pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari sarana/fasilitas pendidikan yang tersedia. Tahun 2016 jumlah
fasilitas pendidikan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan adalah 388 unit SD negeri dan swasta, 8 unit
Madrasah Ibtidaiyah negeri dan swasta, 73 unit SMP negeri dan swasta, 31 unit Madrasah Tsanawiyah negeri
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

dan swasta, 23 unit SMA negeri dan swasta, 16 unit SMK negeri dan swasta, serta 16 unit Madrasah Aliyah
negeri dan swasta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3- 8 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabuapeten Pesisir Selatan
Sekolah Madrasah Madrasah Madrasah
No Kecamatan Tahun SMP SMA SMK Jumlah
Dasar Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah
2017 11 1 4 2 1 - - 19
1 Silaut 2016 11 1 4 2 1 - - 19
2015 11 1 4 1 1 - - 18
2017 14 3 4 3 1 - 2 27
2 Lunang 2016 14 3 4 2 1 - 2 26
2015 14 3 4 3 1 - 2 27
2017 10 - 1 - 1 - - 12
Basa IV
3 2016 10 1 1 1 1 - 1 15
Balai Tapan
2015 10 1 1 1 1 - 1 15
2017 11 1 3 1 - 1 1 18
Ranah IV
4 2016 10 - 3 - - 1 - 14
Hulu Tapan
2015 10 - 3 - 0 1 - 14
2017 17 - 3 2 1 1 1 25
5 Pacung Soal 2016 16 - 3 2 1 1 1 24
2015 15 - 3 1 1 1 1 22
2017 12 - 5 - 1 - - 18
6 Airpura 2016 12 - 5 - 1 - - 18
2015 12 - 5 1 1 - - 19
2017 39 - 7 1 1 2 1 51
Linggo Sari
7 2016 39 - 7 1 1 2 1 51
Baganti
2015 38 - 7 1 1 2 1 50
2017 29 1 5 2 2 2 1 42
Ranah
8 2016 29 1 5 1 2 2 1 41
Pesisir
2015 29 1 5 1 2 2 1 41
2017 50 1 6 5 3 2 3 70
9 Lengayang 2016 50 1 6 5 3 2 3 70
2015 50 1 6 5 3 2 3 70
2017 37 3 7 3 2 1 1 54
10 Sutera 2016 37 1 7 3 2 1 1 52
2015 37 1 7 3 2 1 1 52
2017 32 2 5 2 2 - - 43
Batang
11 2016 32 2 5 2 2 - - 43
Kapas
2015 32 2 5 2 2 - 2 45
2017 35 2 7 3 3 4 2 56
12 IV Jurai 2016 35 2 7 3 3 4 2 56
2015 35 2 7 3 3 4 - 54
2017 38 5 5 2 2 2 2 56
13 Bayang 2016 38 4 5 2 2 2 2 55
2015 38 5 5 2 2 2 2 56
IV Nagari 2017 8 2 2 2 1 - - 15
14 Bayang 2016 9 3 2 2 1 - - 17
Utara 2015 8 2 2 2 1 - - 15
2017 45 - 9 3 2 1 2 62
Koto XI
15 2016 45 1 9 3 2 1 2 63
Tarusan
2015 45 1 9 3 2 1 2 63
Total 2017 388 21 73 31 23 16 16 568
Total 2016 387 20 73 29 23 16 16 564
Total 2015 384 20 73 29 23 16 16 561
Sumber : BPS, Kabuapaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2017
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa Kecamatan Basa IV Balai Tapan, Airpura, Batang Kapas
mengalami penurunan jumlah fasilitas pendidikan dari Tahun 2015 hingga 2017 dan pada Kecamatan Lunang,
Bayang, IV Nagari Bayang Utara mengalami penurunan pada Tahun 2015 ke Tahun 2016 dan pada Tahun 2016
ke Tahun 2017 mengalami kenaikan. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan jumlah fasilitas pendidikan
dapat dilihat pada grafik berikut ini.

GRAFIK JUMLAH FASILITAS PENDIDIKAN

Madrasah Aliyah

SMK

SMA

Madrasah Tsanawiyah

SMP

Madrasah Ibtidaiyah

Sekolah Dasar

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Gambar 3- 16 Grafik Jumlah Fasilitas Pendidikan


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

Untuk tingkat sekolah dasar jumlah keseluruhan murid yang ditampung pada tahun 2016 adalah 59.254
siswa dan jumlah guru yang disediakan adalah 2.943 orang. Sehingga rata-rata setiap guru akan mengajar 20
orang siswa. Rasio ini merupakan rasio yang ideal karena tidak berbeda jauh dengan rasio ideal untuk guru
murid yaitu 30 orang siswa untuk setiap guru. Pada tingkat sekolah menengah pertama jumlah keseluruhan
murid yang ditampung pada tahun 2016 adalah 20.253 siswa dan jumlah guru yang disediakan adalah 1.397
orang. Sehingga rata-rata setiap guru akan mengajar 14 orang siswa. Sementara itu, untuk tingkat sekolah
menengah atas jumlah keseluruhan murid yang ditampung pada tahun 2016 adalah 15.987 siswa dan jumlah
guru yang disediakan adalah 701 orang. Sehingga rata-rata setiap guru akan mengajar 22 orang siswa.
Tabel 3- 9 Jumlah Murid di Kabupaten Pesisir Selatan
Sekolah Madrasah Madrasah Madrasah
No Kecamatan Tahun SMP SMA SMK Jumlah
Dasar Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah
2017 2.002 90 539 95 357 - - 3.083
1 Silaut 2016 1.968 86 529 109 359 - - 3.051
2015 1.706 92 582 70 301 - - 2.751
2017 2.460 424 862 214 622 - 87 4.669
2 Lunang 2016 2.550 425 807 307 603 - 126 4.818
2015 6.182 418 801 353 594 - 143 8.491
2017 1.926 - 639 - 1.031 - - 3.596
Basa IV
3 2016 2.022 203 546 535 940 - - 4.246
Balai Tapan
2015 2.013 189 486 556 890 - 81 4.215
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Sekolah Madrasah Madrasah Madrasah


No Kecamatan Tahun SMP SMA SMK Jumlah
Dasar Ibtidaiyah Tsanawiyah Aliyah
2017 1.984 224 663 493 - 402 61 3.827
Ranah IV 2016
4 1.968 - 675 - - 325 60 3.028
Hulu Tapan
2015 1.972 - 680 - - 321 - 2.973
2017 3.628 - 1.195 632 730 433 36 6.654
5 Pacung Soal 2016 3.601 - 1.865 548 728 493 - 7.235
2015 3.651 - 1.084 436 734 305 41 6.251
2017 2.281 - 811 - 517 - - 3.609
6 Airpura 2016 2.303 - 832 - 591 - 20 3.746
2015 2.289 - 820 85 560 - - 3.754
2017 6.247 - 1.929 965 982 842 187 11.152
Linggo Sari
7 2016 6.166 - 1.865 941 857 840 204 10.873
Baganti
2015 6.182 - 1.891 858 727 822 225 10.705
2017 3.856 81 1.422 466 1.186 1.115 242 8.368
Ranah
8 2016 3.869 52 1.416 487 1.213 874 235 8.146
Pesisir
2015 3.956 62 1.420 495 1.124 834 288 8.179
2017 6.920 142 2.073 1.452 1.902 417 315 13.221
9 Lengayang 2016 6.961 153 2.161 1.499 1.920 405 282 13.381
2015 7.023 158 2.293 1.432 1.949 399 279 13.533
2017 7.032 118 2.438 629 1.247 851 105 12.420
10 Sutera 2016 7.062 33 2.440 639 1.304 752 105 12.335
2015 7.226 27 2.426 754 1.253 735 120 12.541
2017 3.953 181 1.563 481 1.465 - - 7.643
Batang
11 2016 4.087 170 1.617 544 1.427 - - 7.845
Kapas
2015 4.140 164 1.667 461 1.377 - 817 8.626
12 IV Jurai 2017 5.862 215 2.097 1.086 2.260 1.595 672 13.787
2016 5.853 203 2.071 1.071 2.069 1.633 722 13.622
2015 5.936 225 2.024 1.134 1.905 1.529 - 12.753
2017 3.862 971 1.233 993 1.595 123 468 9.245
13 Bayang 2016 3.943 738 1.617 1.022 1.540 113 446 9.419
2015 4.077 952 1.312 1.057 1.435 105 521 9.459
IV Nagari 2017 794 161 230 242 236 - - 1.663
14 Bayang 2016 795 403 236 247 223 - - 1.904
Utara 2015 814 165 219 266 230 - - 1.694
2017 6.447 - 2.559 766 1.857 511 186 12.326
Koto XI
15 2016 6.505 29 2.520 810 1.799 469 180 12.312
Tarusan
2015 6.597 41 2.519 908 1.708 487 246 12.506
Total 2017 59.254 2.607 20.253 8.514 15.987 6.289 2.359 115.263
Total 2016 59.654 2.495 20.129 8.759 15.573 5.904 2.380 114.894
Total 2015 63.764 2.493 20.224 8.865 14.787 5.537 2.761 118.431
Sumber : BPS, Kabuapaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2017

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa Kecamatan Lunang, Airpura, Lengayang, Batang Kapas, Bayang
mengalami penurunan jumlah murid dari Tahun 2015 hingga Tahun 2017 dan pada Kecamatan Basa IV Balai
Tapan, Pacung Soal, Ranah Pesisir, Sutera, IV Nagari Bayang Utara, Koto XI Tarusan mengalami penurunan
pada Tahun 2015 hingga Tahun 2016 dan pada Tahun berikutnya jumlah murid meningkat. Untuk lebih jelasnya
mengenai perbandingan jumlah murid dapat dilihat pada grafik berikut ini.
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Jumlah Murid di Kabupaten pesisir selatan


Mad r asah Al i y ah

SMK

SMA

Mad r asah Tsan aw i y ah

SMP

M a d r a s a h I b ti d a i y a h

Sek o l ah D asar

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000

Gambar 3- 17 Grafik Jumlah Murid


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

Di bidang kesehatan, untuk mempermudah pelayanan kesehatan agar lebih terjangkau oleh masyarakat
baik dari segi biaya dan jarak, disetiap kecamatan telah tersedia puskesmas, puskesmas pembantu dan tenaga
medis. Di seluruh Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 18 puskesmas, 91 pustu dan 564 tenaga medis. Jumlah
rumah sakit negeri dan swasta di Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebanyak 3 rumah sakit.
Tabel 3- 10 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan
Puskesmas
No Kecamatan RSU Puskesmas Posyandu Jumlah
Pembantu
1 Silaut - 1 5 22 28
2 Lunang - 1 5 22 28
3 Basa IV Balai Tapan - 1 1 46 48
4 Ranah IV Hulu Tapan - - 4 - 4
5 Pacung Soal - 1 6 38 45
6 Airpura - - 3 - 3
7 Linggo Sari Baganti - 1 8 40 49
8 Ranah Pesisir - 1 8 46 55
9 Lengayang - 2 11 89 102
10 Sutera - 1 7 68 76
11 Batang Kapas - 2 7 53 62
12 IV Jurai 3 2 7 70 82
13 Bayang - 2 5 66 73
14 IV Nagari Bayang Utara - 1 4 19 24
15 Koto XI Tarusan - 2 10 71 83
Total 3 18 91 650 762
Sumber : BPS, Kabuapaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2015-2017

Pada data Tahun 2015 hingga Tahun 2017 jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan tidak
adanya penurunan atau peningkatan yang signifikan.
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa Jumlah Fasilitas Kesehatan yang paling banyak jumlahnya berada
di Kecamatan Lengayang yaitu dengan jumlah murid 102 unit dan murid yang paling sedikit jumlahnya adalah
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Kecamatan Ranah IV Hulu Tapan yaitu 4 unit. Untuk lebih jelasnya mengenai perbandingan jumlah murid dapat
dilihat pada grafik berikut ini.

Jumlah Fasilitas Kesehatan


Koto XI Tarusan

Bayang

Batang Kapas

Lengayang

Linggo Sari Baganti

Pacung Soal

Basa IV Balai Tapan

Silaut
0 20 40 60 80 100 120

Jumlah

Gambar 3- 18 Grafik Jumlah Fasilitas Kesehatan


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

Peribadatan berdasarkan jumlah tempat ibadah per kecamatan yang terdapat di Kabupaten Pesisir
Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3- 11 Jumlah Fasilitas Peribadatan
Masjid Mushola
No Kecamatan
2015 2016 2017 2015 2016 2017
1 Silaut 23 23 23 43 43 43
2 Lunang 21 21 21 42 42 42
3 Basa IV Balai Tapan 13 13 13 11 11 11
4 Ranah IV Hulu Tapan 17 17 17 15 15 15
5 Pacung Soal 19 19 19 43 43 43
6 Airpura 21 21 21 22 22 22
7 Linggo Sari Baganti 54 54 54 - 80 80
8 Ranah Pesisir 46 46 46 75 74 75
9 Lengayang 75 75 75 80 80 80
10 Sutera 42 42 42 82 82 82
11 Batang Kapas 34 34 34 68 68 68
12 IV Jurai 46 46 46 67 67 67
13 Bayang 41 41 41 50 50 50
14 IV Nagari Bayang
15 15 15 13 14 13
Utara
15 Koto XI Tarusan 37 37 37 79 78 79
Total 504 504 504 690 769 770
Sumber : BPS, Kabuapaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2015-2017

Untuk lebih jelasnya perbandingan jumlah Mushola dari Tahun 2015 hingga Tahun 2017 dapat dilihat
pada Gambar berikut ini.
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

GRAFIK JUMLAH MUSHOLA


Koto XI Tarusan

Bayang

Batang Kapas

Lengayang

Linggo Sari Baganti

Pacung Soal

Basa IV Balai Tapan

Silaut
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

2015 2016 2017

Gambar 3- 19 Grafik Jumlah Mushola


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

Untuk lebih jelasnya perbandingan jumlah Mushola dari Tahun 2015 hingga Tahun 2017 dapat dilihat
pada Gambar berikut ini.

GRAFIK JUMLAH MASJID


Koto XI Tarusan

Bayang

Batang Kapas

Lengayang

Linggo Sari Baganti

Pacung Soal

Basa IV Balai Tapan

Silaut
0 10 20 30 40 50 60 70 80

2015 2016 2017

Gambar 3- 20 Grafik Jumlah Masjid


Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2019

3.1.5 Penggunaan Lahan


Pengunaan lahan merupakan manifestasi dari kegiatan sosial-budaya dan sosial-ekonomi dalam upaya
pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada. Penggunaan lahan di Kabupaten Pesisir Selatan secara
umum berupa kawasan permukiman, kawasan pertanian tanaman pangan, kawasan perkebunan, kawasan
peternakan, kawasan industri, kawasan pertambangan, dan kawasan perikanan.
A. Kawasan Permukiman
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Kawasan permukiman merupakan kawasan di luar kawasan lindung yang digunakan sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian masyarakat yang berada di wilayah perkotaan dan
perdesaan, dengan mempertimbangkan kelestarian lingkungan dan diupayakan tidak melakukan
peralihan fungsi terhadap lahan pertanian teknis. Wilayah yang memiliki jumlah pertumbuhan penduduk
yang tinggi adalah Kecamatan Lengayang, Sutera dan Koto XI Tarusan.Ketiga daerah tersebut
merupakan prioritas utama pengembangan pemukiman.Sementara itu Kecamatan IV Nagari Bayang
Utara merupakan kecamatan dengan jumlah pertumbuhan penduduk yang rendah. Sedikitnya jumlah
penduduk tersebut menimbulkan terhambatnya aktifitas sosial-ekonomi, maka pada kecamatan tersebut
dikembangkan kegiatan permukiman sehingga aktivitas non permukiman dapat berkembang dengan
bertambahnya penduduk dan membuka keterisoliran wilayah di Kecamatan tersebut.
Aktifitas sosial-ekonomi masyarakat berdampak pada timbulan sampah. Pada kecamatan yang
memiliki jumlah penduduk terbanyak (Kecamatan Lengayang) akan menghasilkan sampah terbanyak
pula. Karena jumlah penduduk berbanding lurus dengan timbulan sampah. Jika sampah domestik ini
tidak dikelola dengan baik maka akan berdampak terhadap lingkungan yang pada akhirnya berdampak
pada manusia itu sendiri, dapat berupa peningkatan jumlah kasus penyakit dan gangguan kesehatan.
Kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat mengurangi beban pemerintah
kabupaten untuk mengelola sampah. Peningkatan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah
telah dilakukan melalui pembentukan kelompok bank sampah. Terdapat 3 (tiga) kelompok bank sampah
di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu di Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang Kapas dan Kecamatan
Koto XI Tarusan.
B. Kawasan Perkebunan
Kondisi lahan di Kabupaten Pesisir Selatan sangat sesuai untuk pengembangan budidaya
perkebunan yaitu:kelapa sawit sebagai komoditas utama, karet, kelapa hibrida, kopi, kakao, dan komoditi
lain yang meliputi gambir, pala, cengkeh, tebu, pinang, nilam, kemiri, gardamunggu dan tanaman obat-
obatan sebagainya yang termasuk dalam komoditi unggulan lokal. Untuk pemasaran dijual ke daerah
tetangga.
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 21 Distribusi Komoditas Perkebunan Berdasarkan Luas dan Produksi di Kabupaten Pesisir Selatan
Sumber : Olahan Data DIKPLHD, 2017.

Pengelolaan dan pengembangan perkebunan dilakukan oleh berbagai pihak, baik swasta maupun
masyarakat yang tersebar di seluruh kabupaten.Perkebunan sawit merupakan perkebunan terbesar bila
di bandingkan dengan komoditi lain. Luas perkebunan sawit 10.716,00 Ha dengan produksi 42.108,29
ton, karet 7.703,50 Ha, dengan Produksi 5.089,43 ton, kelapa 5.807,75 Ha dengan produksi 4.347,99 ton
dan gardamunggu seluas 131,00 ha dengan produksi 25,63 ton. Kawasanperkebunan meliputi
kecamatan: Kecamatan Lengayang, Ranah Pesisir, Linggo Sari Baganti, Pancung Soal, Basa IV Balai
Tapan dan Lunang Silaut. Pengelolaan perkebunan dilakukan baik oleh perusahaan perkebunan maupun
oleh masyarakat/rakyat. Potensi sumberdaya lahan tanaman pangan dan hortikultura meliputi lahan
sawah dan lahan bukan sawah yang terdiri dari pekarangan, ladang, dan tegalan/kebun.Dari potensi yang
ada seluas 116.549 Ha, baru dimanfaatkan seluas 109.847 Ha sekitar 94.25% dan sisanya seluas 6.702
Ha sekitar 5.75% belum dimanfaatkan.

C. Kawasan Hutan
Luas kawasan hutan di Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
No. SK.35/Menhut-II/2013 tanggal 15 Januari 2013, seluas 401.936 ha (69,90% dari luas wilayah
administrasi Kabupaten Pesisir Selatan), yang meliputi kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)
dan Hutan Suaka Alam Wisata (HSAW) seluas 295.581 ha, Hutan Lindung (HL) 19.567 ha, Hutan
Produksi Terbatas (HPT) 53.778 ha, Hutan Produksi (HP) 4.381 ha dan Hutan Produksi Konservasi
(HPK) 28.629 ha.

Gambar 3- 22 Distribusi Kawasan Hutan Kabupaten Pesisir Selatan


Sumber : Olahan Data DIKPLHD, 2017.

Sebaran Hutan Produksi Terbatas (HPT) meliputi seluruh wilayahkecamatankecuali Kecamatan


Koto XI Tarusan, Kecamatan Bayang, Kecamatan Bayang Utara, Kecamatan IV Jurai, Kecamatan Batang
Kapas dan Kecamatan Sutera. Sebaran Hutan Produksi (HP) meliputiKecamatan Lunang Silaut. Sebaran
Hutan Produksi yang dapat dikonversi (HPK) meliputi wilayah kecamatan Linggo sari Baganti kecuali
kecamatan Koto XI Tarusan, Bayang, bayang Utara, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang, Ranah
Pesisir, Pancung Soal, Basa IV Balai Tapan dan Lunang Silaut. Hasil hutan berupa kayu hutan masih
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

diminati untuk berbagai keperluan pembangunan. Kondisi ini akan mempengaruhi kelestarian hutan di
Kabupaten Pesisir Selatan. Pada tahun 2015 terdapat sekitar 3.135,37 m3 kayu bulat (logs) yang
dihasilkan dari kawasan hutan di Kabupaten Pesisir Selatan. Sedangkan pemanfaatan hutan berupa non-
kayu masih belum dilakukan oleh masyarakat secara optimal. Terjadinya konversi lahan pertanian
produktif menjadi kawasan terbangun/non pertanian, pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan non
kehutanan, dan perambahan hutan lindung serta kebakaran hutan. Hal ini berimplikasi terhadap
perekonomian daerah dan menurunnya daya dukung lingkungan. Pemanfaatan kawasan hutan untuk
kegiatan diluar kehutanan dalam skala besar seperti pertambangan dan perkebunan, perlu disikapi
secara bijaksana sehingga tidak terjadi konflik kepentingan antar sektor.
D. Kawasan Pertambangan
Sebaran bahan pertambangan batubara dan pertambangan mineral terdapat hampir di seluruh
Kecamatan. Bahan pertambangan batubara potensial cukup besar dan diusahakan untuk memasok
kebutuhan bahan bakar di beberapa industri dan pembangkit listrik tenaga uap. Kabupaten Pesisir
Selatan, memiliki kekayaan tambang batu bara, emas dan biji besi. Saat ini, sudah 15 izin tambang.
Diantaranya, dua izin pertambangan Emas dan 12 izin tambang Batu Bara. Ke-12 izin pertambangan
batu bara ini diantaranya sebanyak 3 izin di Kecamatan IV Jurai, 2 izin di Kecamatan Batang Kapas, 2
izin di Kecamatan Sutera, 3 izin di Kecamatan Basa IV Balai Tapan, dan sebanyak 2 izin pula di
Kecamatan Lunang Silaut. Pertambanganmineral logam seperti emas primer sudah dilaksanakan dan
mempunyai dokumen studi lingkunan PT. Dempo Biji Emas, PT. Prima Perkasa Abadi dan PT. Atoz
Mining berupa pertambangan batu bara. Sedangkan pertambangan mineral bukan logam, seperti
pertambangan pasir besi menyebar di kawasan pesisir. Permasalahan yang dihadapi adalah lokasi usaha
pertambangan tersebut yang berada di dalam kawasan hutan lindung yang perlu dijaga kelestariannya,
sementara metode penambangan umumnya dilakukan secara terbuka yang dapat mengancam
keberadaan hutan lindung disekitarnya. Kondisi fisik kabupaten ini sangat membutuhkan kawasan hutan
lindung untuk menjaga kelestarian lingkungan dan mencegah terjadinya bencana alam (banjir dan tanah
longsor). Dengan meningkatnya kebutuhan bahan bangunan berupa pasir, batu dan kerikil, membuka
peluang usaha bagi masyarakat untuk melakukan pertambangan mineral bukan logam. Setidaknya
terdapat 7 (tujuh) usaha pertambangan dengan total luas 66,76 ha dengan produksi 699.753,68
ton/tahun. Aktifitas ini senyatanya berdampak terhadap morfologi sungai dan sempadan sungai serta
kualitas air sungai. Guna meminimalisir dampak dari aktifitas pertambangan ini, Pemerintah Kabupaten
Pesisir Selatan melakukan pengawasan yang dilaksanakan oleh instansi terkait secara terpadu.
E. Kawasan Pesisir
Potensi pesisir dan laut yang besar dan cenderung menurun karena pengelolaan dan
pemanfaatannya yang masih terbatas. Luas perairan laut Kabupaten Pesisir Selatan ini ± 84,312 km²,
dengan panjang garis pantai sekitar 247 Km.Potensi perikanan dan kelautan yang sangat besar sekitar
35% yang tereksploitasi. Potensi mangrove sebesar622,82 Hadi wilayah pesisir, yang tersebar di seluruh
perairan pantai pada lokasi-lokasi yang terlindung dari ombak besar dan angin kencang meliputi Carocok
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Tarusan, Teluk Betung, Air Haji, Lowong, Pancung Soal, Batang Kapas, pulau kecil dan besar lainnya,
kawasan hutan bakau (mangrove) dan sepanjang pantai. Tutupan hutan mangrove paling banyak
terdapat di Kecamatan Koto XI Tarusan 37,3 persen, terendah di Kecamatan IV Jurai 10,17 persen.
Kondisi tersebut perlu dilakukan pengawasan dan pengelolaan penghijauan hutan mangrove agar tidak
terancam keberadaannya. Luas ekosistem terumbu karang ± 521,57 Hamenyebar di perairan pesisir
yang mengalami kerusakan 25,85% di Kecamatan Sutera dan 82,1 % di Koto XI Tarusan. Dilihat dari
kondisi tersebut lebih dari 85,25% rusak, hal ini hampir terdapat pada wilayah pesisir. Kondisi tutupan
terumbu karang kondisi yang berkondisi baik ditemukan pada lokasi Pulau Cingkuak dan Pulau Penyu.
Lebih detail persentase kerusakan terumbu karang dapat dilihat pada grafik berikut:

Gambar 3- 23 Persentase tingkat kerusakan Terumbu Karang di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan
Sumber : Olahan Data DIKPLHD, 2017.
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 24 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 25 Peta Sebaran Permukiman Eksisting Kabupaten Pesisir Selatan


PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

3.1.6 Perekonomian
Sama halnya dengan tahun sebelumnya, struktur ekonomi Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2016
menurut lapangan usaha masih didominasi oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (40,55
persen). Hal ini terlihat dari besarnya peran lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Pesisir
Selatan, kemudian diikuti Perdagangan Besar dan Eceran;Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (11,57 persen),
lapangan usaha Kontruksi (9,51 persen), lapangan usaha Industri Pengolahan (8,14 persen), dan lapangan
usaha Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (6,12 persen), sementara peranan
lapangan usaha lainnya dibawah 6 persen.
Tabel 3- 12 Produk Domestik Regional Bruto Pesisir Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (juta
rupiah) Tahun 2012-2016
No/Simbol Lapangan Kerja 2012 2013 2014 2015* 2016**
Pertanian,
1 Kehutanan,
3.048.631,49 3.387.973,17 3.797.816,89 4.108.538,15 4.333.339,88
dan Perikanan
Pertambangan dan
2 Penggalian 287.764,54 331.852,41 366.466,97 408.697,02 425.703,76
Industri
3 639.512,68 680.612,05 744.837,12 795.580,27 869.889,67
Pengolahan
Pengadaan Listrik
4 dan
2.491,70 2.526,73 3.248,98 4.671,92 5.472,56
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
5 Sampah,
Limbah dan Daur 4.982,44 5.400,57 5.982,60 6.682,60 7.333,05
Ulang
6 Kontruksi 647.988,36 766.674,33 855.297,89 929.644,81 1.015.760,54
Perdagangan
Besar dan Eceran;
7 Reparasi
Mobil dan Sepeda 817.063,58 893.459,21 995.905,20 1.108.239,44 1.236.040,88
Motor
Transportasi dan
8
Pergudangan 256.630,44 293.222,38 335.069,69 365.508,15 403.012,50
Penyediaan
Akomodasi dan
9
Makan 75.625,58 82.184,92 92.996,53 107.088,28 127.452,33
Minum
Informasi dan
10 442.040,93 484.088,12 526.511,70 545.727,50 606.917,76
Komunikasi
Jasa Keuangan
11 170.920,16 189.313,45 208.910,16 229.379,68 253.397,35
dan Asuransi
12 Real Estat 99.542,55 109.662,17 126.388,84 140.345,40 153.384,05
13 Jasa Perusahaan 3.882,12 4.388,12 4.856,09 5.428,80 5.931,86
Administrasi
Poemerintah,
14 Pertahanan,
dan Jaminan 504.845,56 558.169,31 578.845,38 591.716,36 654.284,03
Sosial Wajib
Jasa
15 193.412,64 228.648,47 258.429,50 288.586,34 328.990,67
Pendidikan
16 Jasa Kesehatan
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

No/Simbol Lapangan Kerja 2012 2013 2014 2015* 2016**


dan Kegiatan
91.259,05 104.220,04 116.577,50 124.611,07 136.101,63
Sosial
17 Jasa Lainnya 91.259,05 886.121,79 95.651,99 104.231,46 122.337,33
Jumlah 7.359.217,62 8.208.517,25 9.113.793,03 9.864.677,23 10.685.349,85
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pesisir Selatan Menurut Lapangan Usaha, 2012-2016

A. Sektor Industri
Kabupaten Pesisir Selatan cukup pesat perkembangan di bidang perdagangan, diantaranya
dengan dilakukannya pembangunan pasar tradisional yang representatif. Pasar yang ada sekarang tidak
sebanding dengan sarana pasar yang seharusnya dimiliki untuk sarana kegiatan perekonomian yang
sangat dibutuhkan. Pembangunan pasar tradisional yang representatif sangat dibutuhkan di 15
kecamatan yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan. Indikator kedua dibidang perdagangan adalah
koperasi, dimana perkembangannya dari tahun ke tahun mengalami penurunan karena belum mampu
bersaing. Koperasi diharapkan mampu untuk masyarakat guna menjual hasil pertanian. Koperasi sangat
membutuhkan dana sebagai modal untuk usaha di koperasi. Dibidang perindustrian Kabupaten Pesisir
Selatan masih berskala kecil. Dimana industri yang dikelola adalah masih bersifat home insdustri seperti
beberapa usaha yang dapat diandalkan saat ini adalah:
1. Sulaman Bayang
2. Batik Tanah Liek
3. Makanan seperti rakik maco, ikan teri, stik teri. Industri tersebut masih membutuhka biaya dan
pengembangannya agar kegiatan tersebut lebih maju dan dapat berkembang dengan baik.
4. Kerajinan dari bambu dan Tempurung
B. Sektor Pertanian
Dibidang pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan semakin nyata
seiring dengan ditetapkannya Kabupaten Pesisir Selatan sebagai kawasan Agropolitan.
Tabel 3- 13 Potensi Investasi Sektor Pertanian
Luas
Jenis Produksi Status
No Panen Lokasi Peluang Investasi
Tanaman (Ton) Kepemilikan
(Ha)
1 Padi 57.834 431.365 15 Kecamatan Milik Masyarakat RMU dan Perdagangan Beras
Pabrik makan ternak dan
2 Jagung 12.938 107.695 15 Kecamatan Milik Masyarakat
makanan ringan
Pabrik tapioka dan makanan
3 Ubi Kayu 414 13.386 15 Kecamatan Milik Masyarakat
ringan
Kacang Pabrik makanan ternak
4 275 516 15 Kecamatan Milik Masyarakat
Tanah
Pabrik pengolahan dan
5 Kelapa 4.800 3.861 15 Kecamatan Milik Masyarakat
makanan ringan
Masih kekurangan pabrik
6 Kelapa Sawit 104.086 96.278 15 Kecamatan Milik Masyarakat
pengolahan
7 Karet 14.100 11.733 15 Kecamatan Milik Masyarakat Pabrik pengolahan
Pabrik pengolahan turunan
8 Gambir 15.277 5.422 15 Kecamatan Milik Masyarakat
gambir
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Luas
Jenis Produksi Status
No Panen Lokasi Peluang Investasi
Tanaman (Ton) Kepemilikan
(Ha)
9 Coklat 2.877 2.033 15 Kecamatan Milik Masyarakat Pabrik pengolahan
Sumber : Portal Kabupaten Pesisir Selatan, 2019

C. Sektor Peternakan
Dibidang peternakan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pesisir Selatan semakin nyata
seiring dengan ditetapkannya Kabupaten Pesisir Selatan sebagai kawasan Agropolitan.
Tabel 3- 14 Potensi Investasi Sektor Peternakan
Jenis Satus
No Populasi Produksi Lokasi Peluan Investasi
Peternakan Kepemilikan
15 Milik Pengolahan Daging dan
1 Sapi 79.997 1.198.891 Kecamatan Masyarakat Perdagangan Ternak

15 Milik Pengolahan Daging dan


2 Kerbau 8.319 48.116 Kecamatan Masyarakat Perdagangan Ternak

15 Milik Pengolahan Daging dan


3 Kambing 44.398 40.193 Kecamatan Masyarakat Perdagangan Ternak

15 Milik Pengolahan Daging dan


4 Ayam Buras 784.488 841.363 Kecamatan Masyarakat Perdagangan Ternak

15 Milik Pengolahan Daging dan


5 Ayam Ras 296.079 236.937 Kecamatan Masyarakat Perdagangan Ternak

15 Milik Pengolahan Daging dan


6 Ayam Petelur 103.843 42.835 Kecamatan Masyarakat Perdagangan Ternak

15 Milik Pengolahan Daging dan


7 Itik 149.843 61.488 Kecamatan Masyarakat Perdagangan Ternak
Sumber : Portal Kabupaten Pesisir Selatan, 2019

D. Sektor Kelautan dan Perikanan


Secara geografis Kabupaten Pesisir Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dengan
panjang pantai ±234 Km. Sentra penangkapan dan aktivitas yang sudah dilengkapi dengan infrastruktur
Pelabuhan Pendaratan Ikan diantaranya di Carocok Tarusan Kecamatan Koto XI Tarusan, Kecamatan
Sutera, Kecamatan Lengayang dan Kecamatan Linggo Sari Baganti. Dibidang perikanan juga terdapa
beberapa potensi peluang investasi serta yang sudah ada tersebut masih dapat dilakukan
pengembangan diantaranya:
Tabel 3- 15 Potensi Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan
Nilai Investasi
Jenis Status Peluang Potensi
No Kecamatan/Lokasi Yang Sudah Keterangan
Investasi Kepemilikan Investasi
Ada
Koto XI Tarusan Belum ada
IV Jurai Belum ada
Cold Penyimpanan
1 DKP Masih butuh
Storage Lengayang 1.360.450.00 Ikan
investasi
Linggo Sari Baganti Belum ada
2 Pabrik Es Koto IX Tarusan Belum Ada Pembekuan
IV Jurai Swasta/Pemda ikan/Pengawetan Masih butuh
ikan investasi
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Nilai Investasi
Jenis Status Peluang Potensi
No Kecamatan/Lokasi Yang Sudah Keterangan
Investasi Kepemilikan Investasi
Ada
DKP Masih butuh
Lengayang 1.627.482.958
investasi
Linggo Sari Baganti Belum ada
IV Jurai Bekum Ada Mengangkat
3 Travelits DKP kapan untuk Masih butuh
Lengayang 4.435.239.858
bocking investasi
Mandeh Koto XI Masyarakat Masih butuh
Tarusan investasi
16.860.000.000
Masyarakat Masih butuh
IV Jurai
investasi
KIA
4 PT Dempo Pembibitan Ikan Masih butuh
Kerapu 625.000.000
investasi
Sungai Nyalo PT Andalas Masih butuh
Samudera 200.000.000 investasi
Sejati
Belum ada Masih butuh
Sungai Nyalo
investasi
Tempat
DKP Masih butuh
5 Hetchery IV Jurai memproduksi
investasi
benih ikan
Masih butuh
Lengayang
investasi
Sumber : Portal Kabupaten Pesisir Selatan, 2019

3.1.7 Transportasi
Pengembangan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana di sektor perhubungan dan
komunikasi terus dilakukan untuk menunjang kegiatan sosial dan ekonomi di Kabupaten Pesisir
Selatan. Kondisi jalan Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2016 tidak mengalami perubahan yang
signifikan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Menurut jenis permukaan, jalan di Kabupaten
Pesisir Selatan sebagian telah beraspal yaitu sebesar 31,15 persen (726,88 Km). Bila dilihat menurut
kondisi,hanya sebagian jalan berkondisi baik yaitu sebesar 24,89 persen (580,87 Km). Untuk lebih
jelasnya mengenai panjang jalan kabupaten menurut kecamatan dan kondisi jalan di Kabupaten Pesisir
Selatan (Km) dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3- 16 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kecamatan Dan Kondisi Jalan Di Kabupaten Pesisir Selatan (Km)
Kondisi Jalan Jumlah
No Kecamatan
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
1 Silaut 22,20 49,90 137 29,90 239
2 Lunang 23,30 15,70 82,55 191,45 313
Basa IV Balai
3 7,60 4,60 18,20 37,60 68
Tapan
Ranah IV Hulu
4 2,80 6,40 9,60 39 57,80
Tapan
5 Pacung Soal 11,08 14,48 40,62 42,20 108,38
6 Airpura 27,73 19,60 37,40 70,47 155,20
Linggo Sari
7 85,29 13,56 52,35 66,30 217,50
Baganti
8 Ranah Pesisir 57,58 16,02 47,10 29,90 150,60
9 Lengayang 74,43 25,40 70,74 93,58 264,15
10 Sutera 38,63 11,65 57,44 94,48 202,20
11 Batang Kapas 31,50 22,80 29,15 26,45 109,90
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Kondisi Jalan Jumlah


No Kecamatan
Baik Sedang Rusak Rusak Berat
12 IV Jurai 70.63 11,90 26,50 41,72 150,75
13 Bayang 78,80 8,40 9 30,60 126,80
IV Nagari
14 9,70 7,30 7,60 15,40 40
Bayang Utara
Koto XI
15 39,60 34,90 16,20 39,20 129,90
Tarusan
Total 580,87 262,61 641,45 848,25 2.333,18
Sumber : BPS, Kabuapaten Pesisir Selatan Dalam Angka, 2017

3.1.8 Isu Strategis


Terdapat 2 (dua) isu strategis yang menjadi fokus utama pemerintah Kabupaten Pesisir
Selatan yatiu :
1. Isu Lingkungan Hidup, dan
2. Permasalahan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Isu Lingkungan Hidup terdiri dari :
a. Masalah banjir
Nomalisasi sungai Btanag Lengayang di Kecamatan Lengayang pada 2019, sebagain upaya
meminimalkan banjir di daerah tersebut.
b. Pengelolaan sampah
c. Pencemaran permukaan perairan
Dapat diketahui bahwa Provinsi Sumatra Barat terutama Kabupaten Pesisir Selatan termasuk
kepada daerah yang rawan bencana yaitu termasuk bencana banjir. Hampir tiap bulan mengalami
longsor lahan setiap musim hujan. Daerah yang mengalami longsor paling tinggi adalah disepanjang
jalan Padang–Painan (daerah Siguntur muda, Siguntur tua, kawasan Mandeh, Duku, Barung-barung
Balantai, Lubuk Kumpai), Jalan Pasar Baru–Alahan Panjang, Jalan Painan-Batang Kapas (Bukit
Biawak, Bukit Pulai, Bukit Taratak), Bukit Jariang Punai (Kecamatan Ranah Pesisir), Sungai Gemuruh
(Kecamatan Pancung Soal), Jalan Tapan–Kerinci (KecamatanBasa Ampek Balai Tapan). Tingkat
bahaya longsor lahan sedang umumnya berada pada setiap kecamatan.
Mengatasi masalah persampahan pihak pemerintah mengatasinya dengan cara pengurangan
pemakaian kantong kresek yang diganti dengan pemakaian keranjang plastik di pasar tradisional setiap
kecamatannya. Kegiatan tersebut sudah sesuai dengan kebijakan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (LHK) untuk menjadikan Indonesia bebas sampah dalam waktu yang tidak terlalu lama
yakni Tiga Bulan Bersih Sampah (TBBS). Permasalahan sampah ini juga berpengaruh terhadap air
permukaan yang tercemar karena pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya. Permasalahan ini
berkaitan dengan tata ruang yang kurang terkendali khusunya pada sistem struktur ruang dan pola
ruangnya.
Permasalah Perumahan dan Kawasan Permukiman terdiri dari :
a. Backlog (ketertinggalan penyediaan/kesenjangan antara kebutuhan dan persediaan)
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

b. Rumah liar, perumaha liar


Rumah yang belum layak huni , ditinjau dari segi kesehatan, keindahan, sosial budaya dan
lingkungan hidup
c. Perumahan kumuh dan permukiman kumuh
Kurangnya fasilitas, sarana dan prasarana dasar permukiman, diantaranya drainase permukiman,
SPAL(Saluran Pembuang Air Limbah), Sarana air bersih, jalan lingkungan, listrik dan lain-lain.
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Table of Contents
3.1 Gambaran Umum Kawasan Permukiman Kabupaten Pesisir Selatan........................................1
3.1.1 Letak Geografis dan Batasan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan.......................................1
Tabel 3- 1 Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan..........................................................................1
Gambar 3- 1 Grafik Luas Wilayah...............................................................................................2
Gambar 3- 2 Peta Batas Administrasi Kabupaten Pesisir Selatan..............................................3
3.1.2 Kondisi Fisik Kabupaten Pesisir Selatan.............................................................................4
Tabel 3- 2 Banyaknya Hari Hujan dan Curah Hujan di Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016......6
Gambar 3- 3 Sebaran Luas Lahan Kritis di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan. 9
Gambar 3- 4 Peta Kemiringan Kabupaten Pesisir Selatan........................................................10
Gambar 3- 5 Peta Jenis Tanah Kabupaten Pesisir Selatan........................................................11
Gambar 3- 6 Peta Geologi Kabupaten Pesisir Selatan..............................................................12
Gambar 3- 7 Peta Hidrologi Kabupaten Pesisir Selatan...........................................................13
Gambar 3- 8 Peta Curah Hujan Kabupaten Pesisir Selatan......................................................14
Gambar 3- 9 Peta Daerah Aliran Sungai Kabupaten Pesisir Selatan.........................................15
Gambar 3- 10 Peta Hidrogeologi Kabupaten Pesisir Selatan....................................................16
Gambar 3- 11 Peta Rawan Bencana Alam Kabupaten Pesisir Selatan......................................17
3.1.3 Kependudukan dan Ketenagakerjaan..............................................................................18
Tabel 3- 3 Jumlah Nagari, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di
Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016........................................................................................18
Gambar 3- 12 Grafik Jumlah Penduduk...................................................................................19
Tabel 3- 4 Jumlah Rumah Tangga Di Kabupaten Pesisir Selatan..................................................19
Gambar 3- 13 Grafik Jumlah Rumah Tangga............................................................................20
Tabel 3- 5 Jumlah Keluarga Dirinci Menurut Kecamatan.............................................................20
Gambar 3- 14 Grafik Jumlah Rumah Tangga............................................................................21
Tabel 3- 6 Jumlah Penduduk Menurut Usia.................................................................................21
Gambar 3- 15 Grafik Jumlah Penduduk Menurut Usia.............................................................22
Tabel 3- 7 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama di
Kabupaten Pesisir Selatan, 2012*-2015*.....................................................................................23
3.1.4 Kondisi Sosial...................................................................................................................23
Tabel 3- 8 Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabuapeten Pesisir Selatan.........................................23
Gambar 3- 16 Grafik Jumlah Fasilitas Pendidikan....................................................................24
Tabel 3- 9 Jumlah Murid di Kabupaten Pesisir Selatan................................................................25
Gambar 3- 17 Grafik Jumlah Murid..........................................................................................26
Tabel 3- 10 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Pesisir Selatan..........................................26
PENYUSUNAN DOKUMEN RENCANA KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN

Gambar 3- 18 Grafik Jumlah Fasilitas Kesehatan.....................................................................27


Tabel 3- 11 Jumlah Fasilitas Peribadatan.....................................................................................28
Gambar 3- 19 Grafik Jumlah Mushola......................................................................................28
Gambar 3- 20 Grafik Jumlah Masjid.........................................................................................29
3.1.5 Penggunaan Lahan...........................................................................................................29
Gambar 3- 21 Distribusi Komoditas Perkebunan Berdasarkan Luas dan Produksi di Kabupaten
Pesisir Selatan..........................................................................................................................30
Gambar 3- 22 Distribusi Kawasan Hutan Kabupaten Pesisir Selatan.......................................31
Gambar 3- 23 Persentase tingkat kerusakan Terumbu Karang di Beberapa Kecamatan di
Kabupaten Pesisir Selatan........................................................................................................33
Gambar 3- 24 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Pesisir Selatan..........................................34
Gambar 3- 25 Peta Sebaran Permukiman Eksisting Kabupaten Pesisir Selatan.......................35
3.1.6 Perekonomian..................................................................................................................36
Tabel 3- 12 Produk Domestik Regional Bruto Pesisir Selatan Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lapangan Usaha (juta rupiah) Tahun 2012-2016.........................................................................36
Tabel 3- 13 Potensi Investasi Sektor Pertanian............................................................................37
Tabel 3- 14 Potensi Investasi Sektor Peternakan.........................................................................38
Tabel 3- 15 Potensi Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan.....................................................38
3.1.7 Transportasi.....................................................................................................................39
Tabel 3- 16 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Kecamatan Dan Kondisi Jalan Di Kabupaten
Pesisir Selatan (Km).....................................................................................................................39
3.1.8 Isu Strategis.....................................................................................................................40

Anda mungkin juga menyukai