Bab 3
Gambaran Umum
3.1 GAMBARAN UMUM KOTA PARIAMAN
Kota Pariaman yang resmi terbentuk dengan berlakunya Undang- Undang No. 12 Tahun 2002,
dimana terletak dalam posisi geografis antara 00° 33‘ 00 “ – 00° 40‘ 43“ Lintang Selatan dan 100° 04‘
46“ – 100° 10‘ 55“ Bujur Timur. Kota Pariaman merupakan salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat
yang memiliki wilayah pesisir dan laut. Kota Pariaman ini mempunyai luas wilayah darat keseluruhan
6.493 ha2 dengan 4 buah pulau-pulau kecil: Pulau Ujung, Pulau Tangah, Pulau Angso dan Pulau
Kasiak dengan panjang pantai 12,7 km. Kota Pariaman ini terdiri dari 4 (empat) kecamatan yaitu
Kecamatan Pariaman Utara, Pariaman Tengah, Pariaman Timur dan Pariaman Selatan dengan 71
kelurahan/desa.
sebelah utara : Kecamatan V Koto Kampung Dalam Kabupaten Padang Pariaman;
sebelah timur : Kecamatan VII Koto Sungai Sarik Kabupaten Padang Pariaman;
sebelah selatan : Kecamatan Nan Sabaris Kabupaten Padang Pariaman; dan
sebelah barat : Samudera Indonesia.
Secara lokasi, wilayah Kota Pariaman diapit oleh Kabupaten Padang Pariaman dan Samudera
Indonesia ini mempunyai kedudukan strategis, baik dari segi ekonomi maupun sosial budaya, dan
juga diperkuat oleh dukungan aksesibilitas terhadap Kabupaten Padang Pariaman yang nantinya akan
mendorong akselerasi peningkatan status perekonomian masyarakat Kota Pariaman yang akan
datang. Untuk lebih jelasnya batas administrasi Kota Pariaman dapat dilihat pada tabel dan Gambar
dibawah ini:
Tabel 3.1
Luas dan Presentase Wilayah Menurut
Kecamatan di Kota Pariaman
Kota Pariaman merupakan daerah yang beriklim tropis basah yang sangat dipengaruhi oleh
angin barat dan memiliki bulan kering yang sangat pendek. Curah hujan pertahun mencapai angka
sekitar 4.055 mm dengan lama hari hujan 198 hari. Suhu rata-rata 25,34°C, dengan kelembaban
udara rata-rata 85,25 dan kecepatan angin rata-rata 1,80 km/jam. Musim kemarau dan musim hujan
selalu berubah-ubah menurut waktu. Iklim yang demikian memungkinkan untuk tumbuhnya berbagai
jenis tanaman, akan tetapi curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi yang menimbulkan
berbagai permasalahan, misalnya tanaman yang membutuhkan iklim musim kemarau tidak dapat
tumbuh dengan baik, merupakan kendala bagi penanganan pasca panen komoditas tertentu yang
memerlukan cuaca panas dan cerah selama proses pengeringan, kendala dalam penyimpanan
komoditas, berkurangnya jumlah hari kerja produktif dan pengaruhnya negatif terhadap sejumlah
komoditas. Iklim juga sangat mempengaruhi besarnya tangkapan ikan bagi nelayan.
3.1.2.3 Topografi
Kota Pariaman merupakan hamparan dataran rendah yang terletak di pantai barat Provinsi
Sumatera Barat dengan ketinggian antara 2 sampai dengan 35 m diatas permukaan laut dengan luas
daratan 6.493 km² dan luas lautan 282,69 km² dengan 4 buah pulau-pulau kecil : Pulau Ujung, Pulau
Tangah, Pulau Angso dan Pulau Kasiak. Panjang pantai lebih kurang 12,7 km. Karena terletak di tepi
pantai pada umumnya merupakan hamparan dataran rendah yang landai. Kondisi topografi Kota
Pariaman dapat dikelompokkan kepada jenis morfologi dataran dengan ketinggian antara 2 – 35 meter
di atas permukaan laut dengan sedikit daerah perbukitan. Luas kemiringan lahan dapat dirinci pada
tabel berikut ini.
Tabel 3.2
Kondisi Topografi Kota Pariaman
Seperti pada umumnya daerah lain yang berada di bagian pantai barat pulau Sumatera, Kota
Pariaman memiliki jenis batuan resen dan tufa vulkan. Batuan induk penyusun adalah Aluvium serta
Tuf Batu Apung dan Andesit (basal).
Kota Pariaman secara geologis bersama dengan Kabupaten Padang Pariaman terletak pada
dua jalur patahan lempeng dunia yaitu Lempeng Eurasia dan Lempeng Indo – Australia dan topografi
Padang Pariaman yang dilalui oleh banyak anak-anak sungai. Adapun jenis batuan yang terdapat di
Kota Pariaman adalah sebagai berikut:
Batuan Qal/endapan permukaan merupakan formasi geologi aluvium yang terdiri dari lanau,
dan kerikil umumnya terdapat di daratan pantai, termasuk endapan rawa di sebelah utara
tiku, sebelah Barat Daya Lubuk Alung dan sebelah Timur Padang.
Tuf batuapung umumnya terdiri dari serabut-serabut gelas dari 5 hingga 80% fragmen-
fragmen batuapung putih (hampir tidak memiliki mineral-mineral mafik). Berukuran garis
tengah 1 hingga 20 cm, agak kompak. Setempat terdapat lapisan-lapisan pasir yang kaya
akan kuarsa, juga lapisan-lapisan kerikil yang terdiri dari komponen-komponen kuarsa,
batuan gunung api dan batuan gamping. Setempat bongkahan-bongkahan obsidian dan
picthstone berwarna kelabu kemerahan sampai kecoklatan baik yang masih segar maupun
yang sudah lapuk. Endapan tuft ini mungkin berasal dari erupsi terakhir Kaldera Maninjau
atau erupsi celah yang hubungannya dengan jalur sesar besar Sumatera (Westerveld, 1953).
Hubungan di lapangan menunjukkan bahwa Qhpt terletak di atas Qpt.
Secara fisik butiran penyusun tanah/batuan yang terdapat di Kota Pariaman yaitu lima
satuan: satuan pasir, satuan pasir lempung-lanauan, satuan pasir lempungan, satuan lempungan
pasiran dan satuan lanau lempungan. Satuan butiran tanah pasir terdapat di kawasan pesisir. Satuan
Berdasarkan peta hidrogeologi Indonesia lembar Padang maka terlihat ketersediaan air tanah
di Kota Pariaman terdiri dari tiga tipe akuifer yaitu pertama, akuifer produktif dengan penyebaran luas
yang terdapat disebagian besar wilayah kota. Kedua, akuifer produktif sedang dengan penyebaran
luas terdapat di bagian tenggara kota, dan ketiga, akuifer produktif sedang setempat terdapat di
bagian tengah wilayah kota membelah dari utara ke selatan.
Geomorfologi Kota Pariaman terdiri atas dataran estuarin sepanjang hilir sungai pantai, Pada
daerah sepanjang aliran sungai di bagian selatan terdapat dataran banjir pada sungai meander di
bagian hilir pesisir. Dibagian tengah dan utara terdapat dataran vulkanik dan perbukitan vulkanik.
Kondisi tanah wilayah Kota Pariaman umumnya memiliki kondisi yang relatif subur. Dengan
kondisi seperti itu, maka kegiatan pertanian sangat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut di Kota
Pariaman. Adapun jenis-jenis tanah yang terdapat di Kota Pariaman terdiri dari tanah Glaisol Distrik,
Latosol Kronik, Andosol Humik, dan Volkan Datar, yang tersebar di ketiga kecamatan Kota Pariaman.
Berdasarkan sistem klasifikasi Soil Survey Staff USDA, jenis tanah yang terdapat di Kota Pariaman
yaitu:
Berdasarkan identifikasi citra satelit Geo-eye 01 tahun 2016 yang telah terkoreksi secara
geometris dengan nilai uji akurasi 2,248 meter ditambah dengan survei lapangan pada tahun 2017
serta Citra SPOT tahun 2020 dihasilkan peta penggunaan lahan eksisting Kota Pariaman tahun 2020.
Berdasarkan informasi citra satelit dan survei lapangan dapat dipetakan kawasan pertanian,
bentang alam pesisir, lahan tidak produktif dan berbagai pemanfaatan lahan kawasan terbangun
seperti perumahan, perkantoran, perdagangan dan jasa, pariwisata, industri, pendidikan, kesehatan,
perhotelan, sarana sosial,dan RTH.
Tabel 3.4
Penggunaan Lahan Kota Pariaman
Tahun 2020
Penduduk Kota Pariaman dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan. Pada tahun
2021 penduduk Kota Pariaman berjumlah 96.290 Jiwa, dan tahun 2022 meningkat menjadi 96.720
jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk yaitu 1,50 %. Menurut Kecamatan yang memiliki laju
pertumbuhan paling tinggi yaitu Kecamatan Pariaman Timur dengan laju pertumbuhan penduduk
2,22% dan Kecamatan dengan laju pertumbuhan penduduk rendah yaitu 0,91% adalah Kecamatan
Pariaman Tengah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.5
Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan
Penduduk Menurut Kecamatan di Kota
Pariaman
Persentase
Penduduk (ribu) Laju pertumbuhan penduduk
No Kecamatan Penduduk
2021 2022 2010 - 2020 2021 - 2022 2021 2022
1 Pariaman Selatan 20,32 20,71 2,16 1,91 21,23 21,41
2 Pariaman Tengah 32,11 32,40 0,95 0,91 33,89 33,49
3 Pariaman Timur 20,06 20,51 2,77 2,22 20,90 21,20
4 Pariaman Utara 22,81 23,11 1,59 1,32 23,98 23,89
Kota Pariaman 96,29 96,72 1,71 1,50 100,00 100,00
Sumber: Kota Pariaman Dalam Angka Tahun 2023
Gambar 3.9
Jumlah Penduduk Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Pariaman Tahun 2021- 2022
35 32.4
32.11
30
25 22.81 23.11
20.32 20.71 20.06 20.51
20
15
10
0
Pariaman Selatan Pariaman Tengah Pariaman Timur Pariaman Utara
Gambar 3.10
Diagram Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Pariaman Tahun 2021-2022
2500
2066.07
2000
1500
1207.97 1231.09 1171.22
1145.89
1047.34 989.64
976.79
1000
500
0
Pariaman Selatan Pariaman Tengah Pariaman Timur Pariaman Utara
Berdasarkan data BPS tahun 2023 dimana jumlah kepala keluarga di Kota Pariaman
berjumlah 29.263 KK dan jumlah rumah tangga yaitu 20.730 rumah tangga. Dilihat dari jumlah kepala
keluarga yang paling banyak menurut kecamatan terdaat di Kecamatan ariaman Tengah berjumlah
9.855 KK dan 7.024 RT. Dan kecamatan yang memiliki kepala keluarag yang aling sedikit terdaat di
Tabel 3.7
Jumlah Kepala Keluarga dan Rumah Tangga
Menurut Kecamatan di Kota Pariaan Tahun
2022
Gambar 3.11
Diagram Jumlah Kepala Keluarga dan Rumah Tangga Menurut Kecamatan di Kota Pariaan Tahun
2022
8,000
7,024
7,000
6,000
4,971
5,000 4,402 4,333
4,000
3,000
2,000
1,000
0
Pariaman Selatan Pariaman Tengah Pariaman Timur Pariaman Utara
Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di Kota Pariaman berdasarkan dokumen Riview
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kota Pariaman tahun 2022 - 2038 terdiri dari PDAM
Kabupaten Padang Pariaman dan UPTD Air Bersih Kota Pariaman.
Tabel 3.8
Daerah Pelayanan UPTD Kota Pariaman
Daerah
No Unit Pelayanan Nama Unit Lokasi Sumber Jenis Sumber
Pelayanan
Keseluruhan
Air Permukaan
IPA Cubadak Cubadak Jaringan
1 Pelayanan Tengah Sungai Batang
Mentawai Mentawai Kecamatan
Pariaman
Kota Pariaman
Sumber: Riview Rispam Kota ariaman Tahun 2022-2038
Tabel 3.9
Kondisi SPAM Kota Pariaman Tahun 2021
No Unit Pelayanan Nama Unit Lokasi Sumber Jenis Sumber Daerah Pelayanan
1 Pelayanan Utara IPA Limau Puruik Limau Puruik Air Permukaan Kecamatan
Sungai Batang Pariaman Utara
Sumbu
2 Pariaman Sumur Bor Kampung Sumur Bor Kecamatan
Tengah Jawa Pariaman Tengah,
Kecamatan Pariaman
Selatan
Mata Air Lubuak Bonta Mata Air Kecamatan
Lubuk Bonta Lubuak Bonta Pariaman Timur
Sumber: Riview Rispam Kota ariaman Tahun 2022-2038
Kapasitas
Kapasitas Produksi/ Jml Pddk
Kap.Produksi Jml. Jml
terpasang Distribusi yang
/Distribusi Pddk Pddk Jumlah
Unit (L/dt) (L/dt) Hasil belum %
No Kecamatan efektif (L/dt) Definitif terlayani Sambungan
Pelayanan menurut Pengukuran terlayani Pelayanan
menurut Kab. Saat ini Aktif
Perencanaan dilapangan Saat ini
Lap.Teknik (jiwa) (jiwa)
Awal oleh (jiwa)
Bag.Tenik
1 Pelayanan Pariaman
20 l/dt 12 l/dt 21.410 3.700 740 21.410 3.700 3
Utara Utara
2 Ariaman
10 l/dt 9 l/dt 28.278 12.712 2.542 28.278 12.712 8
tengah
Pariaman Pariaman
17.890 5.448 1.090 17.890 5.448 6
Tengah Selatan
Pariaman
15.680 0 0 15.680 - 0
Timur
Sumber: Riview Rispam Kota ariaman Tahun 2022-2038
Tabel 3.12
Jumlah Pelanggan dan Air Yang Disalurkan
Menurut Kecamatan di Kota Pariaman, 2022
Tabel 3.13
Banyaknya Pelanggan UPTD Pengolahan Air
Bersih dan PDAM Menurut Jenis Langganan
dan Kecamatan di Kota Pariaman, 2022
C. Pamsimas
Selain dari pelayanan air minum yang dilayani oleh PDAM dan UPTD Air Bersih Kota
Pariaman, kebutuhan akan air minum di Kota Pariaman juga dilayani oleh program
PAMSIMAS, pada tahun 2021 kegiatan pamsimas berada pada Kecamatan Pariaman Utara
Tantangan air limbah domestik di Indonesia khususnya di perkotaan akan semakin komplek
selaras dengan percepatan pertambahan jumlah penduduk dan luasan permukiman. Untuk menjawab
tantangan di sektor air limbah domestik tersebut perlu perhatian dari pemangku kepentingan terhadap
beberapa dimensi yaitu perencanaan tata ruang, peratuaran dan kelembagaan, pilihan teknologi,
pembiayaan program dan biaya operational dan pemiliharan, sosial, kebudayaan, dan manajemen
layanan. Dalam dimensi tata ruang dan pilihan teknologi diperlukan kerangka kebijakan dalam
pendekatan pengembangan rencana tata ruang yang memadukan beragam pilihan teknologi,
penyediaan infrastruktur air limbah domestik setempat (termasuk layanan penyedotan tangki septik,
pengolahan dan pembuangan lumpur tinja yang tepat), dan sistem pengelolaan air limbah domestik
terpusat.
Secara sederhana, semakin padat dan besar pertumbuhan suatu kota, diperlukan penerapan
teknologi yang lebih tinggi tingkatannya, yang akan berpengaruh terhadap kualitas efluen lebih baik.
Dengan kata lain, teknologi yang rendah menyisakan tingkat pencemaran yang tinggi dan memerlukan
lahan yang lebih luas, sementara itu teknologi yang lebih tinggi menyisakan tingkat pencemaran yang
lebih rendah serta kebutuhanlahan yang lebih kecil. Oleh karena itu, untuk memastikan kondisi
lingkungan yang sehat, kawasan perkotaan yang tumbuh pesat perlu diperkenalkan dengan pilihan
teknologi yang lebih efektif dari segi mutu efluen dan biaya. Namun demikian, pilihan teknologi harus
Karena pelayanan air limbah domestik harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat,
pemerintah perlu memadukan masyarakat rentan dan terpingggirkan ke dalam rantai layanan, dapat
dengan pemberian subsidi langsung maupun dengan pengaturan subsidi silang. Terakhir pilihan
teknologi sangat mempengaruhi persyaratan dan tingkat manajemen yang memadai untuk
pemanfaatan terbaik teknologi yang tersedia dan untuk menyediakan layanan terbaik kepada
masyarakat, yang kemudian akan berdampak positif pada kondisi penyehatan lingkungan dan
perlindungan sumber air baku. Pada periode berikutnya dapat dipastikan bahwa pengelolaan air
limbah domestik perkotaan di Indonesia akan didominasi oleh sistem rumah tangga individu,
disamping peningkatan jumlah sistem perpipaan terpusat, mulai dari kecil, dan menengah, hingga
besar.
Tidak akan ada kota di Indonesia yang akan melayani warganya dengan sistem air limbah
domestik terpusat semata, melainkan akan dilayani dengan keragaman pilihan teknis. Dan karena
keragaman pilihan layanan dan kebutuhan untuk merencanakan, merancang, membangun dan
mengoperasikan sistem-sistem tersebut secara terpadu untuk memberikan layanan yang lebih
efektif untuk perluasan serta pertumbuhan penduduk kota, hanya ada satu pilihan yaitu membangun
kerangka kerja kelembagaan yang memungkinkan pengembangan infrastruktur dan manajemen
pelayanan secara profesional, didukung oleh fungsi regulasi yang perlu diberikan melalui lembaga
pemerintah dan keterlibatan forum masyarakat.
Tabel 3.15
Capaian Akses Air Limbah Domestik
Wilayah Perkotaan
A Akses Aman 3,78%
Pada saat ini Kota Pariaman belum memiliki sarana dan prasarana pengelolaan air limbah
domestik (IPLT). Kedepannya akan direncanakan pembangunan IPLT, dan lahan untuk
pembangunan IPLT telah tersedia. Untuk lokasi IPLT direncanakan di Desa Tungkal Utara
Kecamatan Pariaman Utara dengan total luas lahan 8.635 M².
Perencanaan Pembangunan IPLT Kota Pariaman dilaksanakan oleh BPPW Sumbar pada
tahun 2020 dan sudah diusulkan Pembangunan Fisiknya sejak tahun 2021 melalui dana
APBN, namun sampai saat ini belum bisa diakomodir karena dana APBN sampai tahun 2024
hanya untuk kegiatan OPOR, sehingga rencana diusulkan untuk pembangunan tahun 2025.
Karena keterbatasan Anggaran Kota Pariaman, tidak bisa dianggarkan melalui dana APBD.
karena IPLT ini sangat penting, pembangunan IPLT untuk tahun 2024 juga sudah diusulkan
melalui dana APBD Provinsi, dengan catatan desain IPLT harus direvisi menjadi IPLT
Regional. Pelayanan penyedotan septik tank hanya dilayani oleh mobil swasta yang berasal
dari Kabupaten Padang Pariaman dengan sistem order oleh masyarakat/individu secara pribadi
melalui telepon yang terpampang pada iklan-iklan yang ditempelkan di jalan.
Jika ditinjau dari ketersediaan IPALD yang ada di Kota Pariaman sebanyak 91 unit seperti yang
tergambarakan oleh tabel diatas, namun dari ke 91 unit memiliki iddle yang cukup tinggi.
Permasalahan Pembangunan IPAL Komunal di Kota Pariaman terletak pada pemeliharaan
IPAL oleh KPP (Kelompok Pengelola dan Pemanfaat) yang tidak berjalan. Untuk rencana
selanjutnya yaitu pengoptimalan IPAL Komunal pada lokasi-lokasi IPAL Komunal yang memiliki
Pemeriksaan
Effluen
Cakupan Wilayah Tahun Tahun Kapasitas Kapasitas Kondisi Pengelolaan
Semesteran
No Nama IPALD Pelayanan Pembangu Rehabili Desain IPAL Terpakai Sistem Yang Digunakan Bangunan (Dinas/UPTD/ Status Aset
(Dilakukan =1;
(Kelurahan) nan tasi (M³/Hari) (M³/Hari) (Baik/Rusak) Masyarakat)
Tidak
Dilakukan=2)
Anaerobic baffled
Padang Tampek - Kelompok Swadaya Sudah Terim
1 IPALD 2011 8 0 reactor- bak Bangunan Baik 2
(Marunggi) Masyarakat (KSM) Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya
Sudah Terim
2 IPALD Karan (Taluk) 2011 - 8 1,2 reactor- bak Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya
Sudah Terim
3 IPALD Karan (Taluk) 2011 - 8 0,8 reactor- bak Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya
Labuh Raya (KP. Sudah Terim
4 IPALD 2011 - 8 1,6 reactor- bak Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
Baru Padusunan) Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya
Labuh Raya (KP. Sudah Terim
5 IPALD 2011 - 8 0,8 reactor- bak Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
Baru Padusunan) Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya
Pasa Hilalang Sudah Terim
6 IPALD 2012 - 8 0 reactor- bak Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
(Taluk) Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya
Taluak Nibuang Sudah Terim
7 IPALD 2012 - 8 1,2 reactor- bak Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
(Kampung Apar) Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya
Taluak Nibuang Sudah Terim
8 IPALD 2012 - 8 1,6 reactor- bak Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
(Kampung Apar) Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya
Pasar (Cubadak Sudah Terim
9 IPALD 2012 - 8 1,2 reactor- bak Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
Air) Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya
Talang Saga Sudah Terim
10 IPALD 2012 - 8 0,8 reactor- bak Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
(Cubadak Air) Aset
pengendapan kedua
Anaerobic baffled Kelompok Swadaya Sudah Terim
11 IPALD Timur (Naras hilir) 2012 - 8 0 Bangunan Baik Masyarakat (KSM 2
reactor- bak Aset
Dalam penentuan Area Beresiko ini selain data hasil study EHRA dan data sekunder sebagai
metoda, anggota pokja melakukan penilaian berdasarkan persepsi OPD dan Kunjungan
Lapangan, hal ini diperlukan manakala hasil dari study EHRA dan data sekunder kurang
tepat (akurat).
Tabel 3.17
Area Berisiko Sanitasi Air Limbah Domestik
Wilayah Prioritas
No Area Berisiko
Kelurahan /Desa Kecamatan
I Risiko Sangat Tinggi
4 1 Marabau Pariaman Selatan
4 2 Sungai Kasai Pariaman Selatan
4 3 Balai Kuraitaji Pariaman Selatan
4 4 Pasir Pariaman Tengah
4 5 Sungai Pasak Pariaman Timur
4 6 Koto Marapak Pariaman Timur
4 7 Tungkal Selatan Pariaman Utara
4 8 Tungkal Utara Pariaman Utara
4 9 Naras Hilir Pariaman Utara
4 10 Sungai Rambai Pariaman Utara
II Risiko Tinggi
3 1 Kampung Perak Pariaman Tengah
3 2 Kampung Gadang Pariaman Timur
3 3 Sungai Sirah Pariaman Timur
3 4 Air Santok Pariaman Timur
3 5 Manggung Pariaman Utara
3 6 Cubadak Air Selatan Pariaman Utara
7 Sikapak Timur Pariaman Utara
3 8 Balai Naras Pariaman Utara
3 9 Sintuk Pariaman Utara
Permasalahan Air Limbah Domestik dapat dilihat dari aspek teknis dan aspek non teknis. Untuk
permasalahan aspek teknis dan non teknis dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.18
Permasalahan Air Limbah Domestik
No Permasalahan
1. Aspek Teknis:
Keuangan pemerintah Kota Pariaman dilihat dari berbagai jenis pendapatan yaitu pendapatan
asli daerah (PAD), pendapatan transfer dan pendapatan lain-lain yang sah. Berikut ini merupakan
target dan realisasi pendapatan pemerintah daerah Kota Pariaman Tahun 2022 dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.19
Target dan Realisasi Pendapatan
Pemerintah Daerah Kota Pariaman (Juta
Rupiah), Tahun 2022
Pertumbuhan ekonomi Kota Pariaman selama tahun 2022 tercatat sebesar 4,55 persen,
angka ini diperoleh dari besarnya kenaikan jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga konstan dari 3.836.549.80 juta rupiah pada tahun 2022 menjadi 3.669.629,10 juta rupiah
pada tahun 2021. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.20
Produk Domestik Regional Bruto Atas
Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)
Tabel 3.21
Laju Pertumbuhan PDRB ADHK (2010) (Persen)
3.2.2 Pendataan SPM Pekerjaa Umum sub Bidang Pengelolaan Air Minum
3.2.3 Pendataan SPM Pekerjaa Umum sub Bidang Pengelolaan Air Limbah