BAB 2
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK
2.1.1. Kondisi Geografis
Kabupaten Jayapura merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 100-500 meter di atas
permukaan laut, dan terletak pada posisi 13902532,4 - 14003838,53 BT dan 30457,28 LU - 201921,82 LS
dengan batas-batas sebagai berikut :
Bagian Utara
Bagian Timur
Bagian Selatan
Kabupaten Yalimo.
Bagian Barat
Untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah di wilayah Kabupaten Jayapura, maka perlu pengelolaan
dan pemanfaatan alam secara optimal dan tidak menimbulkan dampak terhadap air tanah itu sendiri. Sumber air
tanah di Kabupaten Jayapura ada yang termasuk tipe uncounfined aquifer atau sumber air tanah dengan
permukaan air tanah bebas. Air tanah pada sumber dangkal ini berasal dari air meteoric (air hujan) yang
mengisi formasi aquifer bagian pangkal dan fan. Di samping itu juga terhadap sumber air dalam dengan tipe
confined aquifer.
Penggunaan air bersih di Kabupaten Jayapura digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (masak,
minum, mandi, dan cuci), untuk kebutuhan industri dan kebutuhan lain. Untuk keperluan tersebut, masyarakat
pada umumnya menggunakan air sumur, mata air, dan sumber dari PDAM. Sedangkan untuk keperluan
pengairan sawah digunakan sumber air yang berasal dari Ingar ataupun limpahan air yang berasal dari mata air.
Sistem pengelolaan dan pemanfaatan sumber air perlu dibatasi guna menjaga kelestariannya. Upaya tersebut
dapat dilakukan dengan menjaga serta membatasi pembangunan pada kawasan-kawasan lindung.
Tabel 2.1. Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Jayapura
NAMA DAS
1
Sungai Wiru
Sungai Sifo
Sungai Berian
Sungai Busoof
Sungai Dju
Sungai Nano
Sungai Pewo
Sungai Nawa
Sungai Wanda
Sungai Idenburg
Sungai Waruta
Sungai Samir
Sungai Damar
Sungai Moaif
Sungai Nanggulu
LUAS (Ha)
2
DEBIT (M3/det)
3
Hal 32
NAMA DAS
LUAS (Ha)
DEBIT (M3/det)
1
2
3
Sungai Grimi
Sungai Pale
Sungai Tenak
Sungai Kujanu
Sungai Humbei
Sungai Sermo
Keterangan : Untuk luasan dan debit dari masing masing Daerah Aliran Sungai tersebut diatas belum ada
datanya.
2.1.1
Administratif
Gambaran administrasi pemerintahan di Kabupaten Jayapura disajikan pada Tabel dan Gambar berikut ini:
Tabel 2.2. Nama, luas wilayah per-Distrik dan jumlah kelurahan / Kampung
Hal 32
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Jayapura Tahun 2008-2028 kondisi wilayah dan tata ruang Kabupaten Jayapura dengan luas wilayah
17.515,50 Km2, yang terbagi dalam 19 (Sembilan belas) Distrik, 139 (seratus tiga puluh sembilan) kampung dan
5 (lima) kelurahan.
Distrik Kaureh merupakan distrik dengan wilayah terbesar yaitu 4,357.90 Km2 dengan jumlah kampung
sebanyak 4 (empat) kampung. Sedangkan distrik dengan wilayah terkecil yaitu Distrik Sentani Barat dengan luas
wilayah sebesar 129.20 Km2 dengan 5 (lima) kampung.
Nama kampung dan kelurahan serta status pemerintahan wilayah Kabupaten Jayapura menurut distrik dapat
dilihat pada tabel 2.2. terlampir.
Hal 32
Hal 32
Hal 32
NAMA SUNGAI
Sungai Wiru
Sungai Sifo
Sungai Berian
Sungai Busoof
Sungai Dju
Sungai Nano
Sungai Pewo
Sungai Nawa
Kaureh
Sungai Wanda
Sungai Idenburg
KETERANGAN
Bercabangan dengan sungai sifo
Bercabangan dengan S. Busoof dan S.
Berian
Menuju daerah Bongo
Sebelah selatan Beneik
Sebelah utara sentosa
Sebelah barat s. nano, sebelah selatan
Guryad menuju daerah Bonggo
Daerah Bonggo
Melewati daerah Kaureh dan U.Guay
(sebelah selatan santosa).
Berasal dari daerah senggi
Bersambungan dengan sungai Memberamo
Hal 32
DISTRIK
Nimboran / Nimbokrang
NAMA SUNGAI
Sungai Waruta
Sungai Samir
Sungai Damar
Sungai Moaif
Sungai Nanggulu
Sungai Grimi
Sungai Pale
Sungai Tenak
Sentani Timur
Demta
Sungai Kujanu
Sungai Humbei
Sungai Sermo
KETERANGAN
(daerah hulu atas) dan bercabangan dengan
sungai waruta di Aurina
Melewati unurum Guay da daerah Keerom
Merupakan anak sungai damar (Oyengsi)
Yenggu menuju ke utara. Melewati Benyom
jaya II menuju daerah dempta. Melewati
Kuipons, Benyom Jaya I menuj dempta.
(Yakore), dan bercabangan dengan S. Grime
disebelah Timur.
Meleewati U.Guay, Kemtuk, S. Pale smpai
daerah Sekori, Hamonggrang, Betaf dan
bercabangan dengan S. Naggulu.
Daerah Sermai
Daerah sama, mamda, soaib, dan sabeyab,
dan bercabangan dengan S. Grime.
Melewati Sekori menuju Donday (Danau
Sentani)
Sebelah utara Danau Sentani.
Daerh Muaif, bersebelahan dengan aliran
s.Grime dan bermuara di lautan pasifik (dekat
tanjung Kamdera).
Sebelah barat Muaif (daerah Bonggo).
Dikabupaten Jayapura terdapat 1 (satu) Danau yaitu danau Sentani lusnya 9.630 Ha terdapat di 5 (lima)
Distrik yaitu Distrik Sentani Timur, Distrik Sentani Barat, Distrik Sentani, Distrik Waibu, dan Distrik Ebungfauw.
a. Geologi
Kondisi tanah sebagian besar tanah di Kabupaten Jayapura berupa batuan sedimen tersier dan plesistosen
tanpa kapur, konglomeral, batu liat, debu, pasir dan beberapa nopal (65,22 %). Sedangkan sebagian lainnya
berupa deposit kwarter (rawa) yang menutupi batuan sedimen tersier dan plestosin (17,28 %); karang koral,
batuan liat, batu kapur atau gamping, granit dan sebagainya.
Secara garis besar jenis tanah di Kabupaten Jayapura dapat digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu : Podsolik merah
kuning, Meditran, Organosal/Aluvial, Latosol dan Podsolik Coklat Kelabu.
b. Hidrologi
Wilayah Kabupaten Jayapura terdiri dari sungai, danau dan air tanah. Sungai besar yang melintas di
wilayah Kbupaten Jayapura yaitu sungai Grime, sungai Nawa, sungai Memberamo, sungai Sermowai dan sungai
Wira sebagian besar menuju ke Pantai Utara atau samudera Pasifik dan pada umumnya sangat tergantung pada
fluktuasi air hujan. Selain itu juga terdapat sungai-sungai kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air
seperti sungai yang terdapat di Distrik Sentani yaitu Sungai Kemiri, Sungai Jabawi, Sungai Plavou, kali Doyo,
kali Dosay, Kali Polomo, sungai Sabron Sari serta masih banyak sumber air permukaan yang terdpat di Distrikdistrik lain di wilayah Kabupaten Jayapura. Danau yang berda di wilayah Kabupaten Jayapura adalah Danau
Sentani kurang lebih 9.630 Ha. Sumber mata air tanah yang dapat dimanfaatkan secara baik misalnya sumur
baik secara bor maupun gali.
Hal 32
2.2 DEMOGRAFI
A. Distribusi dan Kepadatan Penduduk
Bagian ini membahas tentang jumlah dan kepadatan penduduk, persebaran penduduk, struktur kependudukan
menurut kelompok umur, pendidikan, dan sosial budaya masyarakat.
Berdasarkan Data Kabupaten Jayapura Dalam Angka Tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Jayapura tahun
2012 adalah 118.182 jiwa dengan laju pertumbuhan 6.25 % per tahun yang tersebar pada 19 (Sembilan belas)
distrik yaitu Distrik Kaureh, Distrik Airu, Distrik Yapsi, Distrik Kemtuk, Distrik Kemtuk Gresi, Distrik Gresi
Selatan, Distrik Nimborn, Distrik Namblong, Distrik Nimbokrang, Distrik Unurum Guay, Distrik Demta, Distrik
Yokari, Distrik Depapre, Ravenirara, Distrik Sentani Barat, Distrik Waibu, Distrik Sentani, Distrik Ebungfau,
dan Distrik Sentani Timur.
Secara keseluruhan kepadatan penduduk jika dilihat dari penyebaran per- distrik, pada tahun 2012 Distrik
Sentani yang penduduknya paling banyak di Kabupaten Jayapura yaitu sebanyak 47.271 jiwa. Sedangkan
posisi ke dua Distrik Sentani Timur sebesar 7.691 jiwa, dan distrik yang paling sedikit jumlah penduduknya
adalah Distrik Gresi Selatan dengan 935 jiwa.
Hal 32
DISTRIK
JUMLAH PENDUDUK
2010
6,165
2011
6,504
2012
6,556
Airu
Yapsi
897
5,709
946
6,026
953
6,074
Kemtuk
Kemtuk Gresi
Gresi Selatan
Nimboran
Namblong
Nimbokrang
3,525
4,035
885
4,004
2,956
6,323
3,723
4,261
935
4,228
3,121
6,676
3,753
4,295
943
4,261
3,146
6,729
Unurumguay
Demta
Yokari
Depapre
Ravenirara
Sentani Barat
Waibu
1,929
3,126
1,877
3,784
1,103
4,148
6,973
2,036
3,300
1,981
3,996
1,165
4,379
7,363
2,052
3,326
1,996
4,027
1,174
4,414
7,421
44,779
47,27
1
2,580
7,691
47,645
Kaureh
Sentani
Ebungfau
Sentani Timur
2,443
7,282
2,600
7,752
TINGKAT
PERTUMBUHAN
JUMLAH KK
2010
1,69
2
195
1,58
1
842
759
169
754
735
1,68
6
482
590
421
764
247
879
1,51
2
9,81
6
483
1,62
4
KEPADATAN
PENDUDUK
2011
1,747
2012
1,796
2010
92
2011
339
2012
52
2010
1.41
2011
1.49
2012
1.50
201
1,632
207
1,678
15
99
49
317
7
48
0.29
4.42
0.31
4.67
0.31
4.70
869
784
174
779
759
1,741
894
805
179
800
780
1,789
71
81
18
75
56
117
198
226
50
224
165
353
30
34
8
33
25
53
13.65
22.12
6.15
5.64
15.26
8.16
14.41
23.36
6.50
5.95
16.11
8.62
14.53
23.55
6.55
6.00
16.24
8.68
498
609
435
789
255
908
1,561
511
626
447
811
262
933
1,605
33
56
33
71
21
78
130
107
174
104
212
62
231
390
16
26
15
31
9
35
58
0.62
6.28
3.61
9.36
2.36
32.11
27.00
0.65
6.63
3.81
9.88
2.49
33.89
28.51
0.66
6.69
3.84
9.96
2.51
34.16
28.73
10,13
5
499
1,677
10,417
797
2,492
374
48
147
137
409
20
61
209.2
6
6.66
15.91
210.91
512
1,723
198.2
2
6.31
15.07
Hal 32
6.71
16.04
2013
6,587
2014
6,717
JUMLAH KK
2015
6,844
2016
6,968
2017
7,091
2013
1,844
2014
1,892
2015
1,941
TINGKAT PERTUMBUHAN
2016
1,989
2017
2,037
2013
31
2014
130
2015
127
2016
124
KEPADATAN PENDUDUK
2017
123
2013
1.51
2014
1.54
2015
1.57
2016
1.60
2017
1.63
959
977
996
1,014
1,032
212
218
223
229
235
18
19
18
18
0.31
0.32
0.32
0.33
0.33
Yapsi
6,101
6,220
6,338
6,453
6,566
1,723
1,768
1,813
1,858
1,903
27
119
118
115
113
4.72
4.82
4.91
5.00
5.08
Kemtuk
3,767
3,841
3,913
3,984
4,054
918
942
966
990
1,014
14
74
72
71
70
14.58
14.87
15.15
15.42
15.69
Kemtuk
Gresi
Gresi
Selatan
Nimboran
4,312
4,396
4,479
4,561
4,641
827
849
871
892
914
17
84
83
82
80
23.64
24.10
24.56
25.01
25.44
946
964
982
1,000
1,018
184
189
193
199
203
18
18
18
18
6.57
6.70
6.82
6.95
7.07
4,279
4,363
4,445
4,526
4,605
822
843
865
886
908
18
84
82
81
79
6.03
6.14
6.26
6.37
6.48
Namblong
3,159
3,221
3,281
3,341
3,400
801
822
843
864
885
13
62
60
60
59
16.31
16.63
16.94
17.25
17.55
Nimbokrang
6,756
6,889
7,019
7,147
7,272
1,837
1,886
1,934
1,982
2,030
27
133
130
128
125
8.72
8.89
9.06
9.22
9.39
Unurumgua
y
Demta
2,061
2,102
2,141
2,180
2,219
525
539
553
567
580
41
39
39
39
0.66
0.67
0.68
0.70
0.71
3,339
3,406
3,470
3,533
3,595
643
660
677
693
710
13
67
64
63
62
6.71
6.85
6.97
7.10
7.23
Yokari
2,006
2,045
2,084
2,122
2,159
459
471
483
495
507
10
39
39
38
37
3.86
3.94
4.01
4.08
4.16
Depapre
4,044
4,123
4,201
4,277
4,352
833
854
876
898
920
17
79
78
76
75
10.00
10.20
10.39
10.58
10.76
Ravenirara
1,179
1,202
1,224
1,247
1,269
269
276
283
290
297
23
22
23
22
2.52
2.57
2.62
2.67
2.72
Sentani
Barat
Waibu
4,433
4,519
4,605
4,689
4,771
958
983
1,008
1,033
1,058
19
86
86
84
82
34.31
34.98
35.64
36.29
36.93
7,451
7,597
7,741
7,882
8,020
1,648
1,691
1,734
1,777
1,820
30
146
144
141
138
28.85
29.41
29.97
30.51
31.05
Sentani
47,852
49,70
9
2,712
50,614
51,503
11,538
11,818
207
937
920
905
889
211.83
215.98
220.05
224.05
227.99
2,810
10,97
9
540
11,258
2,761
10,69
8
526
554
568
581
11
51
50
49
49
6.74
6.87
7.00
7.13
7.25
8,084
8,231
8,375
1,770
1,816
1,863
1,909
1,955
30
152
150
147
144
16.10
16.42
16.73
17.03
17.33
Ebungfau
2,611
48,78
9
2,662
Sentani
Timur
7,782
7,934
Hal 32
No
A
a.1
Realisasi Anggaran
Pendapatan
(a1+a2+a3)
Pendapatan Asli
Daerah (PAD)
Rata-rata
Pertumbu
han
Tahun
2008
2009
2010
2011
2102
1,014,932,989,116.
00
586,758,552,432.
00
33,256,579,270.0
0
618,156,212,236.
00
57,354,772,940.0
0
614,439,906,33
8.00
24,709,726,148
.00
5,493,359,441.
00
7,992,060,457.
00
727,159,879,014
.00
32,544,334,958.
00
8,593,187,623.0
0
5,759,178,355.0
0
27,208,086,283.00
a.1.1
Pajak Daerah
2,672,762,368.00
3,825,763,767.00
4,701,707,092.00
a.1.2
Retribusi Daerah
3,435,901,445.00
7,469,861,059.00
8,549,482,206.00
3,344,826,650.00
4,991,491,727.00
4,785,624,510.00
3,098,166,402.
00
3,554,630,594.0
0
39,317,959,132.0
0
463,448,384,648.
00
39,889,104,648.0
0
378,367,180,000.
00
45,192,100,000.0
0
97,353,054,648.0
0
4,800,000,000.00
8,126,139,848.
00
496,315,524,59
5.00
36,909,350,595
.00
410,146,974,00
0.00
49,259,200,000
.00
93,414,655,595
.00
0.00
14,637,338,386.
00
561,749,373,850
.00
12,054,019,850.
00
493,852,754,000
.00
55,842,600,000.
00
132,866,170,206
.00
0.00
a.1.3
Hasil Pengolahan
Kekayaan yang
dipisahkan
Lain-lain pendapatan
daerah yang sah
Dana Perimbangan
(Transfer)
a.2.1
22,209,525,611.00
a.2.2
421,254,250,000.0
0
a.2.3
60,252,000,000.00
a.3.1
Lain-lain Pendapatan
yang Sah
Hibah
484,009,127,222.0
0
3,633,253,238.00
16,969,462,717.0
0
452,918,319,284.
00
19,109,034,284.0
0
378,922,285,000.
00
54,887,000,000.0
0
100,583,653,878.
00
15,000,000.00
a.3.2
Dana darurat
16,500,000,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
353,301,901,131.0
0
33,104,703,878.0
0
39,889,104,648.0
0
36,909,350,595
.00
36,530,293,806.
00
100,968,845,000.0
0
52,663,950,000.0
0
52,663,950,000.0
0
56,505,305,000
.00
96,335,876,400.
00
a.1.4
a.2
a.3
a.3.3
a.3.4
17,754,595,820.00
503,715,775,611.0
0
Hal 32
-5%
17%
35%
24%
6%
32%
5%
5%
-1%
-20%
7%
No
Rata-rata
Pertumbu
han
Tahun
Realisasi Anggaran
2008
2009
2010
2011
2102
khusus
a.3.5
Bantuan keuangan
dari
provinsi/pemerintah
daerah lainnya
b.1
Belanja Tidak
Langsung
b.1.1
Belanja pegawai
b.1.2
Bunga
b.1.3
Subsidi
b.1.4
Hibah
b.1.5
Bantuan sosial
b.1.6
b.1.7
Bantuan keuangan
b.1.8
b.2
Belanja Langsung
b.2.1
Belanja pegawai
b.2.2
b.2.3
Belanja modal
Pembiayaan
85,723,827,023.00
Surplus/Defisit Anggaran
20,589,090,839.00
9,605,127,853.00
14,800,000,000.0
0
383,061,653,009.0
0
351,305,027,070.0
0
258,636,618,440.0
0
0.00
348,053,138,798.
00
326,452,687,427.
00
254,916,421,081.
00
0.00
937,768,233,579.
00
365,779,516,346.
00
282,296,543,510.
00
0.00
983,145,574,74
3.00
407,763,250,66
3.00
294,156,681,23
0.00
0.00
1,012,696,436,2
73.00
417,232,297,990
.00
342,312,804,723
.00
0.00
0.00
0.00
15,000,000.00
35,747,811,000.00
13,856,177,600.0
0
4,414,243,742.00
5,493,052,945.00
6,624,262,836.00
48,237,861,650.00
49,172,035,801.0
0
48,815,760,000.0
0
0.00
51,516,754,750
.00
15,877,539,600
.00
5,173,527,083.
00
41,038,748,000
.00
0.00
3,633,253,238.00
0.00
15,644,200,000.0
0
12,398,750,000.0
0
635,239,000.00
3,000,000,000.00
0.00
0.00
21,600,451,371.0
0
254,971,971,081.
00
183,287,851,158.
00
188,583,012,613.
00
105,321,326,052.
00
571,988,717,233.
00
282,296,543,510.
00
171,618,290,085.
00
118,073,883,638.
00
60,839,442,748.0
0
18,186,029,855.0
0
575,382,324,08
0.00
294,156,681,23
0.00
113,102,258,01
3.00
168,123,384,83
7.00
61,421,476,472
.00
25,722,763,690
.00
31,756,625,939.00
258,636,618,440.0
0
128,537,533,061.0
0
212,004,334,681.0
0
-46.389.518.226
5%
7%
0.00
15,116,007,500.
00
16,843,660,000.
00
40,959,825,767.
00
2,000,000,000.0
0
595,464,138,283
.00
342,312,804,723
.00
117,229,749,676
.00
135,921,583,884
.00
55,981,316,701.
00
- 54.694.957.701
Hal 32
-12%
62%
-4%
7%
1%
-6%
-7%
Hal 32
Tabel 2.5.1. Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir.
SUBSEKTOR / SKPD
(b)
No
(a)
2008
2009
(d)
2010
(e)
2011
(f)
2012
(g)
A
1
Air Limbah
Dinas PU
757,818,000
Persampahan
Dinas PU
289,668,000
BLH
450,000,000
410,800
-
251,214,194
-
525,099,000
689,976,000
-
264,773,000
-
2
3
Bappeda
Drainase
Dinas PU
2
D
1
E
F
G
H
I
J
Bappeda
Aspek PHBS
450,000,000
1,561,349,999
-
Dinas Kesehatan
Total Belanja Modal Sanitasi dari
APBD (A s/d D)
Total Belanja Modal Sanitasi dari
APBD murni (bukan
pendamping)
120,000,000
150,000,000
120,000,000
120,000,000
150,560,000
1,545,099,000
1,711,349,999
809,976,000
120,410,800
1,714,033,194
1,545,099,000
1,711,349,999
809,976,000
120,410,800
1,714,033,194
238,953,560,0
00
269,849,588,3
39
202,950,746,6
40
208,147,592,6
22
294,278,227,9
16
0.65%
0.63%
0.40%
0.06%
0.58%
105,124
107,567
109,905
111,943
118,182
14,698
15,910
7,370
1,076
14,503
Hal 32
Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Jayapura Tahun 2008- 2012
No
1
1.a
1.b
2
Rata-rata
Pertumbu
han
Tahun
SKPD
2008
2009
2010
2011
2102
PU-CK
1,750,000,000.00
Investasi
1,750,000,000.00
Operasional/Pem
eliharaan (OM)
KLH
2.a
Investasi
2.b
Operasional/Pem
eliharaan (OM)
Kimtaru
3.a
Investasi
3.b
Operasional/Pem
eliharaan (OM)
Dinkes
4.a
Investasi
4.b
Operasional/Pem
eliharaan (OM)
Bappeda
5.a
Investasi
5.b
Operasional/Pem
eliharaan (OM)
Bappermas
Investasi
6
6.a
Hal 32
No
6.b
n
n.1
n.2
8
10
11
12
13
14
Rata-rata
Pertumbu
han
Tahun
SKPD
2008
2009
2010
2011
2102
Operasional/Pem
eliharaan (OM)
SKPD Lainnya
(Sebutkan)
Investasi
Operasional/Pem
eliharaan (OM)
Belanja Sanitasi
(1+2+3+n)
Pendanaan
investasi sanitasi
Total
(1a+2a+3a+
na)
Pendanaan OM
(1b+2b+3b+
nb)
Belanja Langsung
Proporsi Belanja
Sanitasi Belanja
Langsung(8/11)
Proporsi Investasi
Sanitasi Total
Belanja Sanitasi
(9/8)
Proporsi OM
Sanitasi Total
Belanja Sanitasi
(10/8)
0.00
0.00
0.00
0.00
1,750,000,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1,750,000,000.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
31,756,625,93
9.00
21,600,451,37
1.00
571,988,717,23
3.00
575,382,324,08
0.00
595,464,138,283.
00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1.00
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0.00
Sumber : Realisasi APBD tahun 2008-2012, diolah Pokja AMPL Kab. Jayapura.
Hal 32
Keterangan : investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi
Kabupaten Jayapura memiliki investasi terkait dengan Sanitasi di Tahun 2012 yaitu Ganti Rugi tanah lokasi TPA Waibron Distrik Sentani Barat.
Tabel 2.7 Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Jayapura Tahun 2008 - 2012
No
DESKRIPSI
Jumlah Penduduk
Rata-rata
Pertumbu
han
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
975,099,000.0
0
1,561,349,999.
00
689,976,000.00
640.396.000.0
0
266,070,486.0
0
105,124
107,567
109,905
111,943
118,182
3%
9275.70
14515.14
6277.93
5720.73
2251.36
-41%
-36%
Sumber : Dokumen LKPJ Bupati 2008-2012, diolah Pokja AMPL Kabupaten Jayapura 2013.
Selama tahun 2008-2012 belanja modal sektor sanitasi perkapita tiap tahunnya di Kabupaten Jayapura kurang dari angka rata-rata standar yang ditentukan oleh World
Helath Organization (WHO) yakni Rp. 47.000,00 perkapita per tahun. Pada tahun 2008 nilai belanja modal sector sanitasi perkapita pertahun sebesar Rp. 9275,7, tahun
2009 sebesar Rp. 14.515,14, tahun 2010 sebesar Rp. 6.277,93, tahun 2011 sebesar Rp. 5720,73, dan tahun 2012 sebesar Rp. 2251,36,-
Hal 32
Tabel 2.8 Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Jayapura Tahun 2008- 2012
No.
1
2
Deskripsi
PDRB harga konstan (struktur
perekonomian) (milyar Rp.)
Pendapatan
Perkapita
Kabupaten
Jayapura
(Rp.juta/kapita)
Pertumbuhan Ekonomi (%)
2007
639.878,71
2008
698.042,24
10.893.369,90
12.425.436,53
14,92
16,72
Tahun
2009
793.496,68
2010
903.283,19
2011
996.071,53
14.643.200,2
8
17.265.128,00
18.917.993,77
20,41
20,09
15,68
Pengarahan berbagai lokasi kegiatan pembangunan fisik (sarana dan prasarana), baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh swasta/ masyarakat.
Pemberian ijin bagi berbagai kegiatan pembangunan atau pemanfaatan ruang.
Pengendalian perkembangan/ pembangunan dengan dua cara di atas dilakukan terutama sekali dalam
kaitannya dengan rencana kawasan budidaya. Untuk kawasan lindung, ketentuanyang ada relatif ketat
memberikan pembatasan terhadap segala bentuk pemanfaatan ruangyang bersifat budidaya.
Sementara itu ketentuan mengenai rencana pemanfaatan ruang yang bersifat budidaya padadasarnya
memberikan arahan kegiatan pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan. Dalam hal ini prosedur (atau sistem dan
mekanisme) perijinan diperlukan untuk mengarahkan pemanfaatan ruang pada kawasan budidaya terutama
pada kawasan terbangun, yang meliputi kawasan terbangun permukiman, kawasan terbangun bukan
permukiman, sertakawasan tertentu. Untuk dapat menjadikan RTRW Kabupaten Jayapura sebagai pedoman
perijinan berbagai kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah, swasta dan masyarakat, maka tentu
saja yang pertama yang harus dipenuhi adalah legalitas dari RTRW. Setelah menjadi suatu peraturan daerah,
barulah RTRW dapat dijadikan pedoman yang mempunyai kekuatan hukum bagi pembeian ijin lokasi kegiatan.
2.4.1 Konsep Pengembangan Wilayah Kabupaten Jayapura
Melihat potensi kondisi eksisting dan pentingnya keterkaitan pengembangan wilayah Kabupaten Jayapura
dengan wilayah sekitarnya serta upaya antisipasi globalisasi dan otonomi daerah, maka untuk mencapai tujuan
umum penataan ruang wilayah kota di atas konsep pengembangan sebagai berikut:
a. Mengarahkan wilayah Kabupaten Jayapura menjadi wilayah pengembangan kegiatan perdagangan & jasa,
kegiatan industri, kegiatan pertanian, pariwisata, pendidikan dan pelestarian lingkungan. Mengembangkan
pusat pelayanan perkotaan dan pusat pelayanan pedesaan yang mampu mendorong kegiatan dalam
rangka Otonomi Khusus Papua dan peran dalam mendukung keterkaitan desa-kota
b. Mengurangi konflik ruang antar kegiatan fungsional dengan selalu memperhatikan kelestarian sumber daya.
c. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan sosial ekonomi alternatif yang berkelanjutan, hemat energi, hemat ruang
dan berpotensi daur ulang.
d. Mengembangkan potensi pusat-pusat strategis sebagai pendukung perkembangan aktivitas kota
e. Mengembangkan pusat pertumbuhan yang dapat memacu perkembangan wilayah sekitarnya. Efek
penyebaran pusat-pusat pertumbuhan membantu memecahkan masalah yang ada di luar pusat
pertumbuhan yang belum berkembang.
Hal 32
f.
Pengembangan industrialisasi pedesaan sebagai usaha pengembangan proses produksi yang berbasis
pada kekuatan pertanian (agro industri).
Konsep diatas dapat digunakan sebagai dasar untuk mendukung upaya penyebaran, perkembangan dan
pertumbuhan sebaran lokasi strategi dan lingkungan terbangun yang merata di Kabupaten Jayapura tanpa
meninggalkan karakteristik wilayah masing-masing sebagai wilayah dengan karakteristik perkotaan maupun
wilayah dengan karakteristik perdesaan, serta wilayah dengan fungsi lindung atau wilayah dengan fungsi
budidaya.
Konsep struktur ruang kota dengan memanfaatkan jalur arteri primer sebagai jalur utama. Untuk
mengembangkan ke wilayah-wilayah Kabupaten Jayapura yang belum berkembang maka perlu pengembangan
jaringan jalan yang menjangkau wilayah tersebut. Bentuk jaringan yang dikembangkan berbentuk radial
konsentrik dengan tujuan supaya ada penyebaran yang seimbang ke semua wilayah (sesuai dengan daya
dukung alam dan lingkungan). Untuk memberikan jalur alternatif regional dan mengurangi kemacetan dan
kesemrawutan di pusat kota maka dibuat jalur alternatif. Jalur alternatif ini juga sebagai batas pengembangan
kota ke arah kawasan fungsi budidaya terbatas atau penyangga. Jalan kolektor primer sebagai penghubung
Kabupaten Jayapura dengan kota-kota yang berdekatan. Jalan kolektor untuk menghubungkan arteri primer
dengan kolektor primer maupun dengan arteri sekunder. Jalan ini juga difungsikan untuk mencapai pusat-pusat
sekunder.
Sebagai daerah Kota yang juga berfungsi penjaga keseimbangan ekologis wilayah di sekitarnya, konsep
pemanfaatan ruang di Kabupaten Jayapura harus dilakukan dengan mempertimbangkan kelayakan
pengembangan fungsi lahan dan penetapan intensitas/ kepadatan bangunan. Beberapa konsep yang diajukan
untuk pemanfaatan lahan di Kabupaten Jayapura adalah :
a. Kawasan sepanjang jalan jalan arteri primer diharapkan sebagai kawasan yang memiliki kegiatan perkotaan
dengan skala pelayanan regional dan Kota. Fungsi yang dapat dikembangkan pada kawasan ini adalah:
perdagangan dan jasa, transportasi, industri, perkantoran dan pendidikan. Tipikal pemanfaatan lahan
dikawasan ini adalah: memiliki kepadatan tinggi dan bisa berorientasi pada bangunan-bangunan vertikal.
b. Kawasan-kawasan antara pusat kota dan kawasan terluar dimanfaatkan untuk pengembangan permukiman
dan kegiatan/fasilitas yang memiliki skala pelayanan sub kota (BWK) dan lokal. Tipikal pemanfaatan lahan
dikawasan ini adalah: memiliki kepadatan sedang dan bisa berorientasi pada bangunan-bangunan
horisontal yang dilengkapi dengan vegetasi-vegetasi pendukung estetis dan kehijauan kawasan.
c. Kawasan terluar, yang sebagian masih berupa kawasan perdesaan dimanfaatkan untuk engembangan
pertanian modern dengan nuansa agropolitan. Tipikal pemanfaatan lahan dikawasan ini adalah: memiliki
kepadatan rendah dan mengandalkan produktivitas lahan sebagai penopang ekonomi masyarakat.
Hal 32
Hal 32
DISTRIK
AGAMA
MTs
9
1
2
1
11
No.
1
2
3
4
5
NAMA DISTRIK
Sentani
Ebungfauw
Sentani Timur
Sentani Barat
Waibu
MA
7
1
1
1
1
12
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Demta
Yokari
Depapre
Ravenirara
Kemtuk
Kemtuk Gresi
Gresi Selatan
Nimboran
Namblong
Nimbokrang
Unurum Guay
Kaureh
Yapsi
Airu
JUMLAH
Sumber: Dinas Kependudukan, Capil Kab. Jayapura Tahun 2011
579
497
518
315
704
591
283
560
488
1,080
452
756
818
243
12,176
NAMA DISTRIK
Sentani
Ebungfauw
Sentani Timur
Sentani Barat
Waibu
Demta
Yokari
Depapre
Ravenirara
Kemtuk
Kemtuk Gresi
Gresi Selatan
Nimboran
Namblong
Nimbokrang
Unurum Guay
Kaureh
Yapsi
Airu
JUMLAH
JUMLAH RUMAH
10.429
484
1.636
878
1.509
608
415
766
247
842
757
169
749
735
1.688
499
1.558
1.579
207
25.755
Hal 32
Gambar 2.1
Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Jayapura
dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Jayapura
Hal 32