Luas Wilayah
45. Merdeka 0,25 7,76
4 Kota Raja 6,10 3,38 46. Solor 0,14 4,35
47. Tode Kisar 0,17 5,28
5 Kelapa Lima 15,02 8,33 48. Oeba 0,60 18,63
Administrasi
49. Fatubesi 0,24 7,45
6 Kota Lama 3,22 1,80 50. Nefonaek 0,34 10,56
51. Pasir Panjang 0,88 27,33
Kota Kupang 180,27 100 Kota Kupang 180,27 100,00
Kota Kupang
Nama Kupang sebenarnya berasal dari nama
seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai Kopan,
yang memerintah Kota Kupang sebelum bangsa
Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur. Nama Lai
Kopan kemudian disebut oleh Belanda sebagai
Koepan dan dalam bahasa sehari-hari menjadi
Kupang.
Teluk Kupang merupakan salah satu dari 12 Kota
Bandar di Pulau Timor pada saat itu yang ramai
dikunjungi pedagang dengan komoditi utama
Kupang
yaitu kayu cendana.
Pada masa VOC berkuasa, untuk pengamanan
Sejarah Kota Kupang, Belanda membentuk daerah
penyangga di daerah sekitar Teluk Kupang dengan
mendatangkan penduduk dari pulau Rote, Sabu
Setelah Indonesia merdeka, melalui Surat Keputusan dan Solor. Selanjutnya pada tahun 23 April 1886,
Gubernemen tanggal 6 Februari 1946, Kota Kupang Residen Creeve menetapkan batas-batas kota
diserahkan kepada Swapraja Kupang, yang kemudian yang diterbitkan pada Staatblad Nomor 171 tahun
dialihkan lagi statusnya pada tanggal 21 Oktober 1946 1886. Oleh karena itu, tanggal 23 April 1886
dengan bentuk Timor Elland Federatie atau Dewan Raja- ditetapkan sebagai tanggal lahir Kota Kupang.
Raja Timor dengan ketua H. A. A. Koroh, yang juga adalah
Raja Amarasi.
Pada tahun 1978 Kecamatan Kota Kupang ditingkatkan
statusnya menjadi Kota Administratif .
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang
diresmikan pada tanggal 25 April 1996.
Kemudian dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999, maka Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang
berubah menjadi Kota Kupang.
Perkembangan Kota Kupang
Bandara dan
Perguruan
Tinggi
Kec. Oebobo memiliki jumlah penduduk tertinggi sedangkan Kec. Dari segi kepadatan penduduk, Kec. Kota Lama merupakan
Kota Lama memiliki jumlah penduduk terkecil kecamatan terpadat dan Kec. Alak memiliki kepadatan terendah
Dari segi rasio jenis kelamin, penduduk laki-laki masih lebih tinggi
dibandingkan perempuan. Sedangkan dari segi usia penduduk dominan,
usia 20-24 mendominasi piramida penduduk
Sumber : Kota Kupang Dalam Angka, 2016
PROFIL KEMISKINAN – KOTA KUPANG
(Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan)
Garis Kemiskinan Kota Kupang terhadap Prov. NTT
Indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index-P1)
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masingmasing penduduk terhadap GK (garis kemiskinan).
indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index-P2)
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara
penduduk misikin. Semakin tinggi nilainya maka semakin tinggi
ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.
KEBIJAKAN berdasarkan
RDTR KOTA KUPANG Terkait Penanganan Kumuh
INDIKATOR PROGRAM YANG DILAKSANAKAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KONDISI AWAL (2012) TARGET AKHIR (2017)
Tersedianya data kawasan kumuh
Program dan padat serta sarana prasarana 100% Dok Database
0%
Penataan Kawasan Kumuh dasar penunjang kawasan secara elektronik
tersebut
Program Tersedianya sarana prasarana
20% 70% (7 TPU)
Pengelolaan Areal Pemakaman dasar pemakaman yang layak 50%
Peningkatan Ketersedian 10% (1 unit 20% (2 unit
Perumahan bagi masyarakat Rusunawa) Rusunawa)
Keteraturan Bangunan Program Pengembangan
Peningkatan Kualitas (PK)
dan Perumahan Perumahan
Kawasan Perumahan melalui 0% 40% (4 Kawasan)
Lisiba dan Kasiba (40 %)
30%, 4 kawasan
Program Lingkungan Sehat Tersedianya Prasarana Sarana dan
10% (drainase, air bersih,
Perumahan Utilitas Umum (PSU)
listrik)
Tingkat partisipasi masyarakat
Program Pemberdayaan Komunitas
dalam pelestarian lingkungan 0% 20% (4 kawasan)
Perumahan
permukiman 20 %
INDIKATOR PROGRAM YANG DILAKSANAKAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KONDISI AWAL (2012) TARGET AKHIR (2017)
Tingkat kapasitas jalan, frekuensi
pemanfaatan jalan dan waktu 44% 61%
pelayanan jalan dalam kota 61%
Program Pembangunan Jalan dan
Jembatan Tingkat kapasitas jalan, frekuensi
pemanfaatan jalan dan waktu
10% 20%
pelayanan jalan dalam kawasan
Aksesibilitas Jalan perumahan
Jumlah prasarana jalan dan
jembatan yang terpelihara secara 25% 55%
KEBIJAKAN berdasarkan
RP4D KOTA KUPANG terkait penanganan kumuh
• Kumuh miskin ini terjadi di beberapa lokasi kumuh Kota Kupang. Rata-rata
2. Kemiskinan penghuni permukiman ini bekerja di sektor informal seperti nelayan, pedagang,
tukang atau buruh dan temasuk golongan ekonomi menengah ke bawah.
• Ketidakmampuan ekonomi ini cenderung mengakibatkan mereka membangun
rumah yang “ala kadarnya”/tidak layak huni dg material rumah sebagian besar non
permanen hingga semi permanen
• Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan
3. Habit/ Kondisi • Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah, sampah tidak diolah
Sosial Masyarakat di dengan baik, dibuang di pekarangan atau di sungai
Kawasan • Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan limbah, limbah
Permukiman Kumuh domestik/rumah tangga tanpa saluran pembuangan
• Jalan permukiman sempit dan tidak terdapat drainase lingkungan
• Pengelolaan limbah dan persampahan belum sesuai standar teknis
4. Infrastruktur
• Sumber air bersih dari jaringan perpipaan kurang memadai kontinuitasnya
Permukiman di
sehingga mengandalkan pihak swasta (perusahaan air) untuk pemenuhan
Kawasan Kumuh
kebutuhan air minum
belum Memadai
•Kebijakan penataan ruang belum jelas dan kurang tegas, kebijakan yang ada belum
dapat diimplementasikan dengan optimal
5. Ketidakjelasan • Kurangnya sosialisasi penataan ruang
kebijakan • Belum adanya pengaturan ruang yang jelas antara ruang ekonomi dgn ruang hunian,
Penataan Ruang contohnya mengenai penataan pasar sehingga kegiatan ekonomi yang menyebar ke
kawasan hunian semakin tidak terkendali.
SK PENETAPAN LOKASI PERMUKIMAN KUMUH DAN
VERIFIKASI RP2KPKP
1
6 8
3
4
2 2
7
10 9
1
11
12
2
5
7 3
8 6 4
12 11 10 9 5 5
Profil Kawasan Oesapa
Profil Kawasan Oesapa Barat
Profil Kawasan Oesapa Selatan
3
KARAKTERISTIK DAN KAJIAN SPASIAL
SEBARAN KUMUH KOTA KUPANG
KARAKTERISTIK KUMUH
LOKASI KUMUH
162 62
2 Kota Raja Naikoten 1 1,13 Sedang 143 Tepi Air/ Sungai
336 173
Nunleu 2,56 Berat 131 Tepi Air Sungai/ Rawan Bencana
Tepi Air Pantai/ Rawan Bencana
1.368 221
Oesapa 9,94 Sedang 138 banjir
333 92
3 Kelapa Lima Oesapa Barat 1,86 Sedang 179 Tepi Air/ Sungai
239 40
Oesapa Selatan 3,52 Sedang 68 Tepi Air/ Pantai
83 18
Airmata 1,68 Sedang 49 Tepi Air Sungai/ Rawan Bencana
228 84
Fatubesi 1,27 Sedang 180 Tepi Air/ Pantai
4 Kota Lama
737 208
Solor 8,27 Sedang 89 Tepi Air/ Pantai
457 58
Oeba 2,19 Sedang 209 Dataran Rendah/Perbukitan
TOTAL 12 40,92 4.977 122 1.657
Deliniasi Oesapa
Delinasi Oesapa Barat
Deliniasi Fatubesi
Deliniasi Solor
Deliniasi Alak
STRUKTUR RUANG
NO KECAMATAN NAMA POLA RUANG TATA GUNA LAHAN
KOTA
KELURAHAN
1
2 4
3 5 6
7
9
8
PERMASALAHAN AIR MINUM DAN PROTEKSI KEBAKARAN KAWASAN I
3 4
4 2
1
PERMASALAHAN SAMPAH DAN
SANITASI KAWASAN I
1
2
3
Deliniasi Oesapa
6
RENCANA JALAN DAN DRAINASE KAWASAN I
R5 R1
R2 R3
R4
R7
R6
RENCANA PERSAMPAHAN DAN SANITASI KAWASAN I
1 2
3
RENCANA AIR MINUM DAN PROTEKSI KEBAKARAN KAWASAN I
1 3
1 1
3
2 2 Perencanaan RTBL yang
semula kolam retensi tidak bisa
dilakukan karena lokasi sudah
menjadi permukiman, alternatif
RTBL Oesapa-Lasiana mengurangi rob adalah
membangun revertment dan
normalisasi sungai
RPLP 3
1 3 4
2 4
RP2KPKP Pembangunan RTH Skala
Lingkungan di RT 02
Perubahan rencana geometri jalan masuk ke RT
02, 07 yang mengikuti pola jalan tanah eksisting
1 1
2
2
Pembangunan Jembatan
penghubung bentang 10 m
RTBL Oesapa-Lasiana
RPLP
2
RP2KPKP