Anda di halaman 1dari 56

Review Memorandum Program

Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh


Perkotaan (RP2KPKP)
Kota Kupang Prov. NTT
2017
GAMBARAN UMUM KOTA KUPANG
1
Letak Geografis| Luas Wilayah Administrasi ǀ Sejarah dan Perkembangan Kota Kupang |
Kondisi Demografi
GAMBARAN UMUM KOTA KUPANG
Letak Geografis dan Administratif Kota Kupang merupakan Ibukota
KOTA KUPANG Propinsi Nusa Tenggara Timur
yang terletak di bagian tenggara.
Secara geografis, Kota Kupang
terletak antara 10º 36’ 14’’ - 10º
39’ 58’’ Lintang Selatan dan 123º
32’ 23’’ - 123º 37’ 01’’ Bujur
Timur.
Secara administratif Kota Kupang
terdiri dari 6 (enam) kecamatan
dan 51 (lima puluh satu)
kelurahan, dengan luas wilayah
275,06 km2, terdiri dari matra
darat seluas 180,27 km2 dan
matra laut 94,790 km2.

Batas Administratif Kota Kupang:


Utara: Teluk Kupang
Selatan: Kec.Nekamese dan Kec. Taebenu Kab.
Kupang
Timur: Kec. Kupang Tengah Kab. Kupang
Barat: Kec.Kupang Barat Kab. Kupang
Luas Wilayah
No Kelurahan Persentase (%)
(Km²)
1 Alak 86,91 45,28
1. Naioni 35,75 39,93
2. Manulai 19,74 24,56
3. Batupalat 7,54 10,55
4. Alak 9,31 10,09
5. Manutapen 1,15 1,95
6. Mantasi 0,12 0,28
7. Fatuteto 0,41 0,65
8. Nunhila 0,38 0,53
9. Nun Baun Delha 0,51 1,16
10. Nun Baun Sabu 0,72 2,02
11. Namosain 2,16 3,48
12. Penkase-Oeleta 9,12 4,80
2 Maulafa 54,80 33,67
13. Fatukoa 15,71 28,67
14. Sikumana 3,36 6.13
15. Belo 5,61 10,24
16. Kolhua 10,75 19,62
17. Penfui 9,30 16,96
18. Naimata 4,88 8,90
19. Maulafa 2,70 4,93
20. Oepura 1,67 3,05
21. Naikolan 0,82 1,50
3 Oebobo 14,22 8,90
22. Oetete 0,30 2,11
23. Oebobo 1,86 13,08
24. Fatululi 1,49 10,48
25. Oebufu 1,97 13,85
26. Tuak Daun Merah 1,20 8,44
27. Kayu Putih 1.57 11,04
28. Liliba 5,83 41,00

4 Kota Raja 6,10 3,74


29. Bakunase 0,73 11,97
30. Bakunase II 1,00 16,40
31. Airnona 0,82 13,44
32. Naikoten I 1,08 17,70
33. Naikoten II 0,97 15,90
34. Kuanino 0,66 10,82
35. Nunleu 0,51 8,36
36. Fontein 0,33 5,41
5 Kelapa Lima 15,02 9,26
37.Kelapa Lima 2,57 17,11
38.Oesapa 4,83 32,16
N Luas Wilayah Persentase 39.Oesapa Barat 1,62 10,78
Kelurahan 40.Oesapa Selatan 0,77 5,13
o (Km²) (%)
1 Alak 86,91 48,21 41. Lasiana 5,23 34,82
6 Kota Lama 3,22 1,85
2 Maulafa 54,80 30,40 42. Airmata 0,31 9,36
43. Lahi Lai Bissi Kopan 0,20 6,21
3 Oebobo 14,22 7,88 44. Bonipoi 0,90 2,80

Luas Wilayah
45. Merdeka 0,25 7,76
4 Kota Raja 6,10 3,38 46. Solor 0,14 4,35
47. Tode Kisar 0,17 5,28
5 Kelapa Lima 15,02 8,33 48. Oeba 0,60 18,63

Administrasi
49. Fatubesi 0,24 7,45
6 Kota Lama 3,22 1,80 50. Nefonaek 0,34 10,56
51. Pasir Panjang 0,88 27,33
Kota Kupang 180,27 100 Kota Kupang 180,27 100,00

Kota Kupang
Nama Kupang sebenarnya berasal dari nama
seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai Kopan,
yang memerintah Kota Kupang sebelum bangsa
Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur. Nama Lai
Kopan kemudian disebut oleh Belanda sebagai
Koepan dan dalam bahasa sehari-hari menjadi
Kupang.
Teluk Kupang merupakan salah satu dari 12 Kota
Bandar di Pulau Timor pada saat itu yang ramai
dikunjungi pedagang dengan komoditi utama

Kupang
yaitu kayu cendana.
Pada masa VOC berkuasa, untuk pengamanan
Sejarah Kota Kupang, Belanda membentuk daerah
penyangga di daerah sekitar Teluk Kupang dengan
mendatangkan penduduk dari pulau Rote, Sabu
Setelah Indonesia merdeka, melalui Surat Keputusan dan Solor. Selanjutnya pada tahun 23 April 1886,
Gubernemen tanggal 6 Februari 1946, Kota Kupang Residen Creeve menetapkan batas-batas kota
diserahkan kepada Swapraja Kupang, yang kemudian yang diterbitkan pada Staatblad Nomor 171 tahun
dialihkan lagi statusnya pada tanggal 21 Oktober 1946 1886. Oleh karena itu, tanggal 23 April 1886
dengan bentuk Timor Elland Federatie atau Dewan Raja- ditetapkan sebagai tanggal lahir Kota Kupang.
Raja Timor dengan ketua H. A. A. Koroh, yang juga adalah
Raja Amarasi.
Pada tahun 1978 Kecamatan Kota Kupang ditingkatkan
statusnya menjadi Kota Administratif .
Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang
diresmikan pada tanggal 25 April 1996.
Kemudian dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999, maka Kotamadya Daerah Tingkat II Kupang
berubah menjadi Kota Kupang.
Perkembangan Kota Kupang

Bandara dan
Perguruan
Tinggi

Pelabuhan Tenau Pusat


dan Pusat Pemerintahan
• Pada tahun 1955, Kota Kupang disamakan Pergudangan Kota
statusnya dengan wilayah kecamatan, namun
Kecamatan Kota Kupang mengalami
perkembangan yang pesat dari tahun ke tahun
sehingga pada tahun 1978 status Kecamatan
Kota Kupang ditingkatkan menjadi Kota
Administratif Kupang yang berdasarkan PP
Nomor 22 tahun 1978,
• Perkembangan Kota Administratif Kupang
sangat pesat selama kurang lebih 18 tahun, baik
di bidang fisik maupun non fisik, sehingga pada
tahun 1996 ditingkatkan menjadi Kotamadya Beberapa faktor penarik perkembangan Kota Kupang yaitu :
Kupang • Pemindahan pelabuhan di Kota Lama ke Tenau dan pembangunan
pusat pergudangan mendorong perkembangan ke arah timur
• Pembangunan Bandara dan beberapa perguruan tinggi mendorong
perkembangan ke arah barat
• Pemindahan pusat pemerintahan akibat status kota madya
mendorong perkembangan kota ke arah selatan
KEPENDUDUKAN

Jumlah Penduduk Jumlah Distribus Kepadatan


Luas Wilayah
Kecamatan No Kecamatan Penduduk Penduduk Penduduk
2010 2011 2012 2013 2014 2015 (Km²)
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa/Km²)
Alak 51.230 53.186 56.035 58.033 58.096 59.948
1 Alak 86,91 59.948 15,34% 690
Maulafa 65.851 68.630 70.008 72.514 73.604 74.899
2 Maulafa 54,80 74.899 19,16% 1.367
Oebobo 79.675 82.718 88.509 91.678 93.055 94.694
3 Oebobo 14,22 94.694 24,23% 6.659
Kota Raja 47.876 49.705 50.226 52.031 52.809 53.738 4 Kota Raja 6,10 53.738 13,75% 8.810
Kelapa Lima 61.411 63.756 68.724 71.176 72.249 73.523 5 Kelapa Lima 15,02 73.523 18,81% 4.895
Kota Lama 30.196 31.349 31.486 32.993 33.487 34.075 6 Kota Lama 3,22 34.075 8,72% 10.582
Kota Kupang 336.239 349.344 365.348 378.425 38.4112 390.877 Kota Kupang 180,27 390.877 100 % 2.168

Kec. Oebobo memiliki jumlah penduduk tertinggi sedangkan Kec. Dari segi kepadatan penduduk, Kec. Kota Lama merupakan
Kota Lama memiliki jumlah penduduk terkecil kecamatan terpadat dan Kec. Alak memiliki kepadatan terendah

Dari segi rasio jenis kelamin, penduduk laki-laki masih lebih tinggi
dibandingkan perempuan. Sedangkan dari segi usia penduduk dominan,
usia 20-24 mendominasi piramida penduduk
Sumber : Kota Kupang Dalam Angka, 2016
PROFIL KEMISKINAN – KOTA KUPANG
(Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan)
Garis Kemiskinan Kota Kupang terhadap Prov. NTT
Indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index-P1)
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masingmasing penduduk terhadap GK (garis kemiskinan).
indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index-P2)
memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara
penduduk misikin. Semakin tinggi nilainya maka semakin tinggi
ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Kota Kupang memiliki nilai garis kemiskinan tertinggi jika


dibanding kota/kabupaten lain di Provinsi NTT. Garis Kemiskinan
di Kota Kupang menunjukkan angka kenaikan setiap tahunnya.
GAMBARAN KEBIJAKAN
2
RPJMD & RTRW NTT| RTRW Kota Kupang ǀ RDTR Kota Kupang |
RPJMD Kota Kupang | RP4D | SPPIP | RP2KPKP
TINJAUAN KEBIJAKAN BERDASARKAN RPJPD DAN RPJMD NTT
KEBIJAKAN BERDASARKAN RPJPD
KEBIJKAN BERDASARKAN RPJMD PROVINSI NTT
PROVINSI NTT
[PERDA NTT No. 1 thn 2008 - (2005-2025)] [PERDA NTT No. 1 thn 2014 - (2013-2018)]
Visi Misi Pembangunan Visi Misi Pembangunan
1. Mewujudkan daya saing 1. meningkatkan pelayanan pendidikan dalam
masyarakat yang meningkat rangka terwujudnya mutu pendidikan,
secara ber tahap-berkelanjutan kepemudaan dan keolahragaan yang berdaya
2. Mewujudkan masyarakat saing;
hukum yang demokratis 2. meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan
3. Mewujudkan Nusa Tenggara masyarakat melalui pelayanan yang dapat
dijangkau masyarakat;
Timur sebagai wilayah yang 3. memberdayakan ekonomi rakyat dan
berketahanan ekonomi, sosial, mengembangkan ekonomi kepariwisataan
politik dan keamanan dengan mendorong pelaku ekonomi untuk
4. Mewujudkan Nusa Tenggara “Terwujudnya mampu memanfaatkan keunggulan potensi
Timur sebagai wilayah masyarakat Nusa lokal;
“NUSA berkeseimbangan lingkungan Tenggara Timur 4. pembenahan sistem hukum dan reformasi
TENGGARA 5. Mewujudkan masyarakat Nusa yang berkualitas, birokrasi;
TIMUR YANG Tenggara Timur yang bermoral, sejahtera dan 5. mempercepat pembangunan infrastruktur
MAJU beretika dan berbudaya demokratis yang berbasis tata ruang dan lingkungan
MANDIRI DAN 6. Mewujudkan posisi dan peran dalam bingkai hidup;
ADIL” Negara Kesatuan 6. meningkatkan kualitas kehidupan keluarga,
Nusa Tenggara Timur dalam Republik pemberdayaan perempuan serta perlindungan
pergaulan antar wilayah dan Indonesia.” kesejahteraan anak;
masyarakat, 7. mempercepat pembangunan kelautan dan
perikanan;
8. mempercepat penanggulangan kemiskinan,
bencana dan pembangunan kawasan
perbatasan.
TINJAUAN KEBIJAKAN BERDASARKAN RTRW PROV.NTT

MEWUJUDKAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR SEBAGAI PROVINSI


KEPULAUAN DAN MARITIM YANG BERBASIS PADA PENGEMBANGAN
POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN BUDAYA LOKAL YANG TERPADU DAN
BERKELANJUTAN, BERTUMPU PADA MASYARAKAT BERKUALITAS, ADIL
DAN SEJAHTERA, DENGAN TETAP MEMPERHATIKAN ASPEK MITIGASI
BENCANA

Arahan Pengembangan Kawasan Permukiman Kota :


1. Lebih mengefisienkan pemanfaatan lahan;
2. Peningkatan sistem fasilitas dan utilitas pelayanan;
3. Meningkatkan kualitas permukiman kumuh;
4. Menigkatkan kualitas lingkungan;
5. Memperhatikan proyeksi pertambahan penduduk dengan ketersediaan lahan
permukiman perlu atau tidaknya untuk pengembangan vertikal.
Tinjauan Kebijakan RTRW PENGGUNAAN LAHAN KOTA KUPANG
Kota Kupang No Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Permukiman 1.701,14
2 Perkantoran 115,72
3 Perdagangan 116,77
4 Industri dan Pergudangan 55,63
5 Pendidikan 164,70
6 Peribadatan 17,16
7 Kesehatan 2,84
8 Polisi dan Militer 112,05
9 Lapangan & Olahraga 4,34
10 TPU 10,18
11 Terminal 2,61
12 Bandara 373,33
13 Pelabuhan 86,63
14 Jaringan Jalan 58,51
15 Sawah 415,72
16 Kebun 1.015,91
17 Ladang Tegalan 6.634,78
18 Tambak 5,55
19 Pertambangan 45,94
20 Hutan 2.549,78
21 Hutan Bakau 32,42
RENCANA STRUKTUR RUANG KOTA KUPANG
Tinjauan Kebijakan RTRW
Kebijakan Tata Ruang Kota Kupang
SISTEM PUSAT PELAYANAN KOTA
Kota Kupang Pusat Pelayanan Kota
1.
1. Kawasan perkantoran Gubernur NTT
2. Kawasan Kota Lama
3. Kawasan Kota Baru
2. Sub Pusat Pelayanan Kota (7 BWK):
 BWK I: Pusat BWK di Kel. Naikoten I, meliputi sebagian Kec. Kelapa
Lima, Kec. Kota Raja, sebagian Kec. Kota Lama, sebagian Kec.
Oebobo, sebagian Kec. Alak dan sebagian Kec. Maulafa.
 BWK II: Pusat BWK di Kel. Fatululi sekitar kawasan Pasar Oebobo,
meliputi sebagian Kec. Kelapa Lima, sebagian Kec. Oebobo, dan
sebagian Kec. Kota Lama.
 BWK III: Pusat BWK di Pertigaan Kel. Oesapa dan Oesapa Barat
(Bundaran Undana), meliputi sebagian Kec. Kelapa Lima, sebagian
Kec. Maulafa, dan sebagian Kec. Oebobo.
 BWK IV: Pusat BWK di Kel. Alak, meliputi sebagian Kec. Alak dan
sebagian kecil Kec. Maulafa.
 BWK V: Pusat BWK di Kel. Kolhua, meliputi sebagian Kec. Maulafa
dan sebagian Kec. Oebobo.
 BWK VI: Pusat BWK di Kelurahan Naioni, meliputi sebagian Kec.
Maulafa.
 BWK VII: Pusat BWK di Kelurahan Bello, meliputi sebagian Kec.
Maulafa dan sebagian Kec. Alak.
3. Pusat Lingkungan (15 pusat lingkungan) di setiap BWK, meliputi:
• BWK I, dilengkapi dengan 1 (satu) Pusat Lingkungan yaitu di
Kelurahan Fatubesi;
• BWK II, dilengkapi dengan 2 (dua) Pusat Lingkungan yaitu di
Kelurahan Oesapa Barat dan kelurahan Tuak Daun Merah;
• BWK III, dilengkapi dengan 3 (tiga) Pusat Lingkungan yaitu di
Kelurahan Lasiana, kelurahan Oesapa, kelurahan Penfui;
• BWK IV, dilengkapi dengan 3 (tiga) Pusat Lingkungan yaitu di
Kelurahan Namosain, kelurahan Manulai II, dan di kelurahan Alak;
• BWK V, dilengkapi dengan 3 (tiga) Pusat Lingkungan yaitu di
Kelurahan Liliba, kelurahan Oebofu, dan di kelurahan Oepura;
• BWK VI, dilengkapi dengan 2 (dua) Pusat Lingkungan yaitu di
Kelurahan Fatukoa dan di Kelurahan Naioni; dan
• BWK VII, dilengkapi dengan 1 (satu) Pusat Lingkungan yaitu di
Kelurahan Kolhua.
Tinjauan Kebijakan RTRW PETA POLA
Kota Kupang RUANG KOTA
KUPANG
Tinjauan Kebijakan RTRW ARAH
Kota Kupang PERKEMBANGAN
PERMUKIMAN
KOTA KUPANG
TINJAUAN KEBIJAKAN RDTR KOTA KUPANG

Kebijakan Rencana Detail Tata Ruang Kota Kupang :


1. peningkatan sistem pelayanan kegiatan kota yang merata dan berhierarki
yang membentuk Kota Tepi Pantai atau Waterfront City; dan
2. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan sarana dan
prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, serta
infrastruktur perkotaan secara terpadu dan merata serta mendukung Kota
Tepi Pantai.

KEBIJAKAN berdasarkan
RDTR KOTA KUPANG Terkait Penanganan Kumuh

1. Pembangunan/Revitalisasi Kawasan Kumuh di BWK I Kelurahan Fatubesi,


Kelurahan Naikoten I, Kelurahan Kuanino, Kelurahan Airmata, Kelurahan
Fatululi dan BWK III Keluarahan Oesapa;
2. Pembangunan Rusunawa di BWK I di Kelurahan Fatubesi, Bonipoi, Air Mata,
Solor, BWK III Kelurahan Oesapa dan Kelurahan Penfui;
Tinjauan Kebijakan RDTR Penetapan Kawasan Strategis Kota Kupang
Kota Kupang
Penetapan Kawasan Strategis Kota Kupang meliputi :
1) kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan ekonomi;
2) kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan
hidup;dan
3) kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut
kepentingan pertahanan dan keamanan.

Kawasan memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan


ekonomi, antara lain:
1. kawasan Strategis Pusat Kota Lama (Kawasan
Reklamasi) di Kel. Lai Lai Besi Kopan, Kelurahan
Bonipoi, Kelurahan Solor, Kelurahan Pasir Panjang,
Kelurahan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa Barat,
Kelurahan Oesapa, Kelurahan Lasiana, Kelurahan
Fatubesi, dan Kelurahan Tode Kisar;
2. kawasan strategis Wisata Tanjung Bululutung di
Kelurahan Alak;
3. kawasan strategis Industri dan Pergudangan di BWK
IV Kelurahan Alak;
4. kawasan strategis pariwisata Pantai Oesapa BWK III
dan Pantai Lasiana di BWK III Kelurahan Oesapa
Barat, Kelurahan Oesapa dan Kelurahan Lasiana;
5. kawasan Strategis Minapolitan di BWK IV Kelurahan
Namosain seluas 52,249; dan
6. kawasan Strategis Pelabuhan Tenau di BWK IV
TINJAUAN KEBIJAKAN BERDASARKAN RPJPD DAN RPJMD KOTA KUPANG

KEBIJKAN BERDASARKAN RPJPD


KOTA KUPANG KEBIJKAN BERDASARKAN RPJMD KOTA KUPANG
[PERDA KOTA KUPANG No. 2 thn 2013 - (2013-2017)]
[PERDA KOTA KUPANG No. 1 thn 2008 - (2007-2025)]

Visi Misi Pembangunan Visi Misi Pembangunan


1. Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing 1. Meningkatkan
2. Mewujudkan Masyarakat Hukum yang pertumbuhan ekonomi
Demokratis dan pemberdayaan
3. Mewujudkan Aparatur Pemerintah yang masyarakat
Berkualitas, Bersih dan Berwibawa Dalam 2. Mewujudkan SDM dan
Kerangka Pemerintahan yang Berdayaguna Masyarakat Kota Kupang
4. Mewujudkan Kota Kupang Sebagai Wilayah yang berkualitas
yang Berketahanan Sosial, Ekonomi, Politik 3. Meningkatkan mutu
dan Keamanan “MEWUJUDKAN pelayanan publik dan
“KOTA 5. Mewujudkan Kota Kupang Sebagai Wilayah KOTA KUPANG penegakan supremasi
KUPANG Berkeseimbangan Lingkungan SEBAGAI KOTA hukum
YANG MAJU, 6. Mewujudkan Kota Kupang Sebagai Wilayah BERBUDAYA, 4. Mewujudkan tata ruang
MANDIRI, yang Aman, Tertib dan Damai MODERN, wilayah dan infrastruktur
ADIL DAN 7. Mewujudkan Kota Kupang Sebagai Wilayah PRODUKTIF DAN perkotaan yang
SEJAHTERA” Pusat Pertumbuhan dan Pusat Pergaulan NYAMAN berkelanjutan
Antar Masyarakat BERKELANJUTAN” 5. Meningkatkan
kesejahteraan sosial
masyarakat
TINJAUAN PROGRAM RPJMD KOTA KUPANG 2013-2017
TERKAIT PENANGANAN KUMUH

INDIKATOR PROGRAM YANG DILAKSANAKAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KONDISI AWAL (2012) TARGET AKHIR (2017)
Tersedianya data kawasan kumuh
Program dan padat serta sarana prasarana 100% Dok Database
0%
Penataan Kawasan Kumuh dasar penunjang kawasan secara elektronik
tersebut
Program Tersedianya sarana prasarana
20% 70% (7 TPU)
Pengelolaan Areal Pemakaman dasar pemakaman yang layak 50%
Peningkatan Ketersedian 10% (1 unit 20% (2 unit
Perumahan bagi masyarakat Rusunawa) Rusunawa)
Keteraturan Bangunan Program Pengembangan
Peningkatan Kualitas (PK)
dan Perumahan Perumahan
Kawasan Perumahan melalui 0% 40% (4 Kawasan)
Lisiba dan Kasiba (40 %)
30%, 4 kawasan
Program Lingkungan Sehat Tersedianya Prasarana Sarana dan
10% (drainase, air bersih,
Perumahan Utilitas Umum (PSU)
listrik)
Tingkat partisipasi masyarakat
Program Pemberdayaan Komunitas
dalam pelestarian lingkungan 0% 20% (4 kawasan)
Perumahan
permukiman 20 %
INDIKATOR PROGRAM YANG DILAKSANAKAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KONDISI AWAL (2012) TARGET AKHIR (2017)
Tingkat kapasitas jalan, frekuensi
pemanfaatan jalan dan waktu 44% 61%
pelayanan jalan dalam kota 61%
Program Pembangunan Jalan dan
Jembatan Tingkat kapasitas jalan, frekuensi
pemanfaatan jalan dan waktu
10% 20%
pelayanan jalan dalam kawasan
Aksesibilitas Jalan perumahan
Jumlah prasarana jalan dan
jembatan yang terpelihara secara 25% 55%

Program rehabilitasi/ mantap dan berfungsi 30 %


pemeliharaan Jalan & Jembatan Jumlah prasarana jalan dan
jembatan di kawasan perumahan
15% 34%
yang terpelihara secara mantap
dan berfungsi 15 %
Mengurangi jumlah titik
genangan sebesar 70% dengan
Program Pembangunan Saluran
mempercepat durasi genangan 30 titik genangan 51 titik genangan
Drainase/gorong-gorong
dan optimalisasi fungsi sistem
Jaringan Drainase jaringan drainase eksisting
Meningkatnya jumlah prasarana
Program rehabilitasi/ pemelihraan pengendali banjir, tanah lonsor
50% 80%
talud/bronjong dan abrasi pantai yang
terpeliharan dan berfungsi 30 %
INDIKATOR PROGRAM YANG DILAKSANAKAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KONDISI AWAL (2012) TARGET AKHIR (2017)
Program
Pengembangan
Terwujudnya prasarana sanitasi
Sistem Air Limbah Kinerja 15 unit 40 unit
komunal sebesar 30% (25 unit)
Pengelolaan Air Minum dan Air
Limbah
Program
Pengembangan Tersedianya sarana dan prasarana
Kinerja air minum dan sanitasi 3% 15%
Pengelolaan Air Minum dan Air masyarakat (PAMSIMAS) sebesar
Limbah 12%
Tersedianya jaringan transmisi
Program pengembangan dan dan distribusi untuk sambungan 15 Kawasan 12 Kawasan (1000 SR)
pengelolaan jaringan irigasi, rawa rumah 1000 SR
Penyediaan Air Minum dan jaringan lainnya Penyusunan Rencana Induk SPAM 0% 100% Dok Database
Masterplan Air Bersih 0% 100% Dok Database
Jumlah prasarana sumberdaya air
Program penyediaan dan dan irigasi yang terpelihara dan 60% 78,20%
pengelolaan air baku berfungsi meningkat 18,2 %
Program pengembangan, Jumlah Prasarana Sumber air
pengelolaan dan konservasi permukaan dan air tanah yang
20% 25%
sungai, danau dan sumber daya air terpelihara dan berfungi
lainya meningkat sebesar 5 %
INDIKATOR PROGRAM YANG DILAKSANAKAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM KONDISI AWAL (2012) TARGET AKHIR (2017)
volume sampah luasan areal 10 % dari
Persampahan Program Pengembangan Kinerja Peningkatan ketersediaan sarana terangkut 20 % dari 19 luas wilayah kota
Pengelolaan Persampahan dan prasarana persampahan kota unit truck sampah kupang

Meningkatnya kapasitas aparatur 5% 80%


80 %
Meningkatnya kapasitas
Program Peningkatan Kesiagaan
Proteksi Kebakaran kelembagaan, UPTD pada 6 0% 60%
dan Pencegahan Bahaya Kebakaran
Kecamatan (60 %)

Peningkatan sarana dan prasarana 30% 53%


pencegahan bahaya kebakaran

Meningkatnya Jumlah Prasarana


Mitigasi Bencana Program pengendalian banjir pengendali banjir, tanah longsor 40% 70%
dan abrasi pantai yang terbangun
dan berfungsi sebesar 30 %
Program Pengelolaan ruang Terbangunnya dan rehabilitasi
40 titik lokasi (20 %) 35%
Ruang Publik terbuka hijau (RTH) Taman Kota 20 %
TINJAUAN KEBIJAKAN BERDASARKAN RP4D KOTA KUPANG

KEBIJAKAN berdasarkan
RP4D KOTA KUPANG terkait penanganan kumuh

1. Meningkatkan pengendalian dan sistem penataan permukiman dan perumahan


2. Meningkatkan pengendalian perkembangan permukiman dan kawasan
hunian,
3. Meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam menyediakan
infrastruktur permukiman
4. Meningkatkan keseimbangan antara permintaan dan penyediaan hunian
Tinjauan Kebijakan berdasarkan SPPIP Kota Kupang
Kawasan Permukiman sekitar DAS
“TERWUJUDNYA LINGKUNGAN PERMUKIMAN (Daerah Aliran Sungai) yaitu :
DI KOTA KUPANG YANG SERASI DAN • DAS Kali Dendeng meliputi Kelurahan
SEIMBANG SESUAI DENGAN RENCANA TATA Airmata dan Kelurahan Fontain.
RUANG SERTA DIDUKUNG OLEH • DAS Kali Liliba meliputi Kelurahan
INFRASTRUKTUR PERKOTAAN YANG Nepoli
MEMADAI” Kawasan Permukiman Kota Lama
meliputi:
• Kelurahan Airmata
Kebijakan Peningkatan kualitas permukiman dan • Kelurahan Lailahi Besi Kopan (LLBK)
infrastruktur yang memadai, Strategi: • Kelurahan Solor
1. Memberikan fasilitas untuk mendapatkan tempat tinggal
• Kalurahan Fatubesi
yang layak huni bagi warga Kota Kupang
• Kelurahan Oeba
2. Menyiapkan infrastruktur permukiman
3. Mengembangkan permukiman dengan memanfaatan Kawasan Kumuh meliputi :
teknologi tepat guna/ ramah lingkungan: • Kelurahan Fatubesi
4. Memelihara permukiman dan infrastruktur • Kelurahan Oesapa (perumahan
pendukungnya: Menguatkan kelembagaan masyarakat Nelayan)
dalam pengelolaan permukiman dan infrastruktur • Kelurahan Naekoten I
pendukungnya: • Kelurahan Oepura
5. Penyediaan perumahan layak huni bagi masyarakat • Kelurahan Airmata
terutama masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR) • Kawasan Minapolitan yaitu Kelurahan
dan fasilitas pendukungnya, dengan sasaran difokuskan
Namosain
pada:
• Kawasan Perumahan Baru
a. Pembangunan rumah layak huni bagi MBR
b. Meningkatnya peremajaan perumahan di kawasan • Kelurahan Manulai II (Koperasi
kumuh Pemkot)
c. Pembangunan prasarana dan sarana utilitas umum
ISU STRATEGIS PERMUKIMAN KUMUH KOTA KUPANG
1. Pertumbuhan Jumlah • Penduduk di kawasan kumuh Kota Kupang rata-rata adalah migran dari kabupaten
Penduduk Akibat Migran di Kupang atau daerah lain di Prov.NTT.
Kawasan Kumuh • Penduduk migran ini sebagian besar bergerak di bidang perekonomian, sehingga mereka
tinggal di sekitar pasar atau tinggal di tempat “seadanya” yang pada akhirnya secara
bertahap menyebabkan lingkungan permukiman menjadi kumuh.

• Kumuh miskin ini terjadi di beberapa lokasi kumuh Kota Kupang. Rata-rata
2. Kemiskinan penghuni permukiman ini bekerja di sektor informal seperti nelayan, pedagang,
tukang atau buruh dan temasuk golongan ekonomi menengah ke bawah.
• Ketidakmampuan ekonomi ini cenderung mengakibatkan mereka membangun
rumah yang “ala kadarnya”/tidak layak huni dg material rumah sebagian besar non
permanen hingga semi permanen
• Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan
3. Habit/ Kondisi • Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan sampah, sampah tidak diolah
Sosial Masyarakat di dengan baik, dibuang di pekarangan atau di sungai
Kawasan • Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan limbah, limbah
Permukiman Kumuh domestik/rumah tangga tanpa saluran pembuangan
• Jalan permukiman sempit dan tidak terdapat drainase lingkungan
• Pengelolaan limbah dan persampahan belum sesuai standar teknis
4. Infrastruktur
• Sumber air bersih dari jaringan perpipaan kurang memadai kontinuitasnya
Permukiman di
sehingga mengandalkan pihak swasta (perusahaan air) untuk pemenuhan
Kawasan Kumuh
kebutuhan air minum
belum Memadai
•Kebijakan penataan ruang belum jelas dan kurang tegas, kebijakan yang ada belum
dapat diimplementasikan dengan optimal
5. Ketidakjelasan • Kurangnya sosialisasi penataan ruang
kebijakan • Belum adanya pengaturan ruang yang jelas antara ruang ekonomi dgn ruang hunian,
Penataan Ruang contohnya mengenai penataan pasar sehingga kegiatan ekonomi yang menyebar ke
kawasan hunian semakin tidak terkendali.
SK PENETAPAN LOKASI PERMUKIMAN KUMUH DAN
VERIFIKASI RP2KPKP

 SK AWAL WALIKOTA KUPANG NO. 220/KEP/HK/2014 (TANGGAL 28 AGUSTUS 2014)


 SK REVISI WALIKOTA KUPANG NO. 93D/KEP/HK/2016 (TANGGAL 16 MARET 2016)
 VERIFIKASI RKPKP TAHUN 2016
LUASAN
NO KAWASAN SK AWAL SK REVISI VERIFIKASI
2014 2016 RP2KPKP
1 Airmata 1,68 1,68 1,16
2 Oeba 1 1,24 1,24 3,21
3 Oeba 2 0,95 0,95 2,67
4 Fatubesi 1,27 1,27 3,80
5 Alak 1 1,48 1,48 1,48
6 Alak 2 1,61 1,61 1,61
7 Mantasi 1,34 1,34 1,34
8 Fontein 4,31 4,31 4,07
9 Nunleu 2,07 2,07 4,90
10 Naikoten 1 1,00 1,00 1,13
11 Oesapa 14,21 14,21 9,94
12 Oesapa Barat 3,68 3,68 1,86
13 Oesapa Selatan 4,26 4,26 5,47
14 Solor 8,27 5,78
TOTAL 39,10 47,37 48,42
SEBARAN PERMUKIMAN KUMUH KOTA KUPANG

1
6 8
3
4
2 2
7
10 9
1
11
12
2

5
7 3

8 6 4

12 11 10 9 5 5
Profil Kawasan Oesapa
Profil Kawasan Oesapa Barat
Profil Kawasan Oesapa Selatan
3
KARAKTERISTIK DAN KAJIAN SPASIAL
SEBARAN KUMUH KOTA KUPANG
KARAKTERISTIK KUMUH
LOKASI KUMUH

TINGKAT JUMLAH KEPADATAN KEPADATAN


NO KECAMATAN NAMA LUAS KUMUH
KEKUMUHAN PENDUDUK PENDUDUK BANGUNAN KARAKTERISTIK/ TIPOLOGI
KELURAHAN
(Baseline) (Baseline) (Baseline) (Jiwa/ Ha) (Unit/ Ha)
Alak 3,09 Sedang 451 146 50 Dataran Rendah/Rawan Bencana
1 Alak Tepi Air Sungai/ Rawan Bencana
324 357
Mantasi 1,34 Sedang 242 Longsor
Fontein 4,07 Sedang 259 64 294 Tepi Air Sungai/ Rawan Bencana

162 62
2 Kota Raja Naikoten 1 1,13 Sedang 143 Tepi Air/ Sungai
336 173
Nunleu 2,56 Berat 131 Tepi Air Sungai/ Rawan Bencana
Tepi Air Pantai/ Rawan Bencana
1.368 221
Oesapa 9,94 Sedang 138 banjir
333 92
3 Kelapa Lima Oesapa Barat 1,86 Sedang 179 Tepi Air/ Sungai

239 40
Oesapa Selatan 3,52 Sedang 68 Tepi Air/ Pantai
83 18
Airmata 1,68 Sedang 49 Tepi Air Sungai/ Rawan Bencana
228 84
Fatubesi 1,27 Sedang 180 Tepi Air/ Pantai
4 Kota Lama
737 208
Solor 8,27 Sedang 89 Tepi Air/ Pantai
457 58
Oeba 2,19 Sedang 209 Dataran Rendah/Perbukitan
TOTAL 12 40,92 4.977 122 1.657
Deliniasi Oesapa
Delinasi Oesapa Barat

Deliniasi Fatubesi

Deliniasi Solor

Deliniasi Oeba Deliniasi Oesapa Selatan


Deliniasi Fontein,
Airmata, Mantasi

Deliniasi Nunleu Deliniasi Naikoten I

Deliniasi Alak

Kesesuaian Kawasan Kumuh


dengan Arahan Permukiman
STRUKTUR, POLA RUANG DAN GUNA LAHAN LOKASI KUMUH
LOKASI KUMUH

STRUKTUR RUANG
NO KECAMATAN NAMA POLA RUANG TATA GUNA LAHAN
KOTA
KELURAHAN

Alak Pusat BWK IV Permukiman sedang, industri Gudang,Pelabuhan,Pariwisata


1 Alak
Permukiman Tinggi, RTH
Mantasi BWK IV Permukiman
Fontein BWK I Permukiman Tinggi, RTH Perdagangan,Permukiman

Permukiman Tinggi, Perkantoran Perdagangan+Jasa


2 Kota Raja Naikoten 1 Pusat BWK I Pendidikan,Perkantoran
Permukiman Tinggi, Sempadan
Nunleu BWK I sungai Perdagangan,Permukiman
Permukiman Sedang, sempadan
Oesapa Pusat BWK III pantai Sempadan Pantai,Mangrove
Permukiman Sedang, sempadan
3 Kelapa Lima Oesapa Barat BWK III pantai Permukiman,Pendidikan
Permukiman,
Perdagangan,Sempadan
Oesapa Selatan BWK III Permukiman Sedang Pantai,Mangrove
Permukiman Tinggi, Sempadan
Airmata BWK I sungai Perdagangan +Permukiman
Perdagangan dan Jasa,
Fatubesi BWK I permukiman Tinggi Perdagangan +Permukiman
4 Kota Lama
Perdagangan dan Jasa,
Solor BWK I permukiman Tinggi Perdagangan +Permukiman
Permukiman Tinggi, Sempadan
Oeba BWK I sungai Perdagangan +Permukiman
TOTAL 12
Kesesuaian Kawasan Kumuh
dengan Arahan Guna Lahan
Kajian Kawasan Kumuh dengan
Struktur Ruang Kota

Deliniasi Solor dan Fatubesi dekat


dengan Pusat Kota yang merupakan
kawasan perdagangan dan TPI

Deliniasi Oesapa dan Oesapa Selatan


dekat dengan pusat BWK III yang
merupakan kawasan perdagangan
dan terminal

Deliniasi Nunleu dan Naikoten I dekat


dengan Pusat BWK I yang merupakan
kawasan perdagangan dan perkantoran
ASPEK BANGUNAN GEDUNG LOKASI KUMUH
ASPEK BANGUNAN GEDUNG
BANGUNAN HUNIAN TIDAK
KETIDAKTERATURAN KELAYAKAN BANGUNAN
KECAMATAN KELURAHAN LUAS KUMUH SESUAI PERSYARATAN
BANGUNAN HUNIAN HUNIAN (<7,2M2/ Orang)
TEKNIS
Numerik Persentase Numerik Persentase Numerik Persentase
Alak 3,09 44 46% 27 28% 43 45%
Alak
Mantasi 1,34 55 100% 17 31% 33 60%
Fontein 4,07 62 100% 7 11% 27 44%
Kota Raja Naikoten 1 1,13 24 57% 10 24% 4 10%
Nunleu 2,56 52 78% 15 22% 22 33%
Oesapa 9,94 136 56% 116 48% 80 33%
Kelapa Lima Oesapa Barat 1,86 78 100% 52 67% 11 14%
Oesapa Selatan 3,52 40 45% 61 69% 37 42%
Airmata 1,68 20 77% 2 8% 19 73%
Fatubesi 1,27 8 21% 22 56% 24 62%
Kota Lama
Solor 8,27 63 52% 47 39% 76 63%
Oeba 2,19 32 41% 23 29% 41 53%
TOTAL 40,92 614 64% 399 36% 417 44%
KAJIAN PENYEBAB KEKUMUHAN
FENOMENA PENYEBAB AKAR
Tumbuhnya permukiman padat disekitar Pendatang dari luar kupang yang Keterbatasan Kota dalam
pasar, pinggir pantai, dan pinggir sungai bekerja di sektor informal yang pengelolaan Urbanisasi
kemudian menetap
Pembangunan rumah "ala kadarnya" atau
tidak layak huni dengan material bebak Lahan yang dipakai sewa, yang tidak
(non permanen) hingga semi permanen diperbolehkan membangun permanen
yang biasanya dekat dengan lokasi
Mayoritas penduduk lokasi kumuh bekerja bekerja Keterbatasan ekonomi
di sektor informal (buruh, nelayan,dll) (kemiskinan)
Tidak mampu membeli lahan untuk
limbah rumah tangga dibuang mengalir rumah
begitu saja di belakang rumah tanpa ada
saluran pembuangan
Malas untuk membuat saluran limbah,
tidak ada lahan Kurangnya pengetahuan dan
Membuang sampah di sungai, selokan
Kebiasaan masyarakat yang
maupun disembarang tempat tanpa
buruk
pengolahan atau pengangkutan. Malas untuk mengolah sampah sendiri

Pembangunan jamban tanpa setick tank


Kurangnya pengetahuan tentang tanki
septick yang sesuai
Jalan lingkungan yang ada sebagian besar
tanpa saluran drainase, sehingga ketika
Lahan sempit, warga beranggapan Sarana dan Prasarana tidak
hujan menggenangi permukiman
hujan jarang sehingga drainase belum sesuai standar teknis
penting
Sumber air bersih perpipaan sering
terhenti, sumber air sumur tercemar e-coli
Lahan sempit,kesepahaman warga
Jalan sempit tidak bisa dilalui mobil terkait pentingnya jalan lebar masih
pemadam kebakaran. Tidak ada sistem kurang
proteksi kebakaran skala lingkungan.
Warga tidak faham tentang aturan KDB, Lemahnya sosialisasi dan
Rumah tidak teratur orientasinya, minim KLB maupun IMB pengawasan Tata Ruang
jalan lingkungan
Indikator Pembagian wilayah kawasan permukiman PEMBAGIAN WILAYAH KAWASAN
kumuh :
1. Kesamaan tipologi dan karakteristik PERMUKIMAN KUMUH
2. Kesamaan permasalahan kumuh
3. Kesamaan wilayah administrasi kecamatan
4. Kesamaan wilayah strategis kota
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
4
PERMASALAHAN DAN RENCANA KAWASAN I
PERMASALAHAN BANGUNAN KAWASAN I
4 PERMASALAHAN JALAN DAN DRAINASE KAWASAN I

1
2 4
3 5 6
7
9

8
PERMASALAHAN AIR MINUM DAN PROTEKSI KEBAKARAN KAWASAN I

3 4
4 2

1
PERMASALAHAN SAMPAH DAN
SANITASI KAWASAN I

1
2

3
Deliniasi Oesapa

Deliniasi Oesapa Barat

Dalam perencanaan kawasan I mengacu pada masterplan pengembangan


kawasan strategis Oesapa – Lasiana yang tercantum dalam RTBL Oesapa -
Lasiana
RENCANA PENTAAN BANGUNAN KAWASAN I
1
4 5
2 3

6
RENCANA JALAN DAN DRAINASE KAWASAN I
R5 R1
R2 R3

R4

R7

R6
RENCANA PERSAMPAHAN DAN SANITASI KAWASAN I

1 2

3
RENCANA AIR MINUM DAN PROTEKSI KEBAKARAN KAWASAN I

1 3

Rencana Air Minum :


Pembangunan sumur bor dan
tandon serta dilengkapi keran
umum di Oesapa, Oesapa Barat
2
dan Oesapa Selatan masing-
masing 1 titik
Kondisi lokasi rencana RTH skala kawasan eksisting telah
ditempati warga secara ilegal diperlukan relokasi terlebih dahulu

1 1
3
2 2 Perencanaan RTBL yang
semula kolam retensi tidak bisa
dilakukan karena lokasi sudah
menjadi permukiman, alternatif
RTBL Oesapa-Lasiana mengurangi rob adalah
membangun revertment dan
normalisasi sungai

RPLP 3
1 3 4
2 4
RP2KPKP Pembangunan RTH Skala
Lingkungan di RT 02
Perubahan rencana geometri jalan masuk ke RT
02, 07 yang mengikuti pola jalan tanah eksisting

1 1
2
2
Pembangunan Jembatan
penghubung bentang 10 m

RTBL Oesapa-Lasiana

RPLP

1 3 Pembangunan jalan skala


lingkungan akan diintegrasikan
ke jalan lapen skala kawasan

2
RP2KPKP

Anda mungkin juga menyukai