Anda di halaman 1dari 26

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan materi dan pikirannya.

Dan harapannya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Mohon maaf


bila masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Desember 2016

Penyusun

1
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar 1
Daftart Isi 2
BAB I Pendahuluan 3
1.1.Latar Belakang 3
1.2.Rumusan Masalah 4
1.3.Tujuan 4
BAB II Gambaran Umum 5
2.1.Kondisi Administrasi dan Geografis 5
2.2.Topografi 7

2.3.Iklim 8
2.4.Pemerintahan 8
2.5.Kependudukan 10
2.6.Ekonomi 10
2.7.Pendidikan 12
2.8.Kesehatan 15
2.9.Transportasi 17
2.10.Air Bersih 18
2.11.Listrik 19
2.12.Komunikasi dan Informasi 20
2.13. Potensi Kota Baubau 21

BAB III Isu Pengembangan Kota Baubau 24


3.1.Rencana Perluasan Pelabuhan Baubau 24
3.2.Kesimpulan 25

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun sejumlah
dokumen perencanaan pembangunan daerah. Dokumen perencanaan
pembangunan daerah tersebut meliputi: (1) Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) yang merupakan kebijakan pembangunan dengan
jangka waktu 25 tahun; (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun; dan (3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun. Dengan demikian dokumen perencanaan
tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lain untuk menjamin
kesinambungan penyelenggaraan pemerintah di daerah.

Permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan


(potensi) daerah yang belum digunakan secara optimal, Kelemahan yang belum
dapat diatasi, peluang yang belum dapat dimanfaatkan serta ancaman yang datang
dari luar yang belum diantisipasi. Dalam rangka penyusunan RPJMD Kota
Baubau perlu diidentifikasi terlebih dahulu permasalahan pembangunan daerah
agar rencana pembangunan yang disusun dapat meminimalkan atau
menyelesaikan permaslahan tersebut dengan tepat. Dengan teridentifikasinya
permasalahan pembangunan daerah, diharapkan pula teridentifikasi berbagi faktor
yang mempengeruhi keberhasilan/kegagalan kinerja pembangunan daerah dimasa
lalu, terutama yang berkaitan dengan wewenang dan tanggungjawab pemerintah
daerah.

3
1.2.Rumusan Masalah
Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya alam memerlukan pendekatan yang
komprehensif dengan tetap menekankan pada konsep keberlanjutan. Penataan
ruang terdiri dari siklus perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang adalah salah satu bentuk intervensi
pembangunan, yang diarahkan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, dan
produktif.

1.3.Tujuan
Menyamakan persepsi terhadap substansi dan tata cara penyusunan RTRW
Kota Baubau dan dapat memajukan pendapatan perekonomian Kota Baubau
tersebut demi kenyamanan masyarakat dan menjadi kota yang produktif.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1.Kondisi Administrasi dan Geografis


Secara geografis Kota Bau-Bau terletak di bagian Selatan Provinsi Sulawesi
Tenggara dengan posisi koordinat sekitar 0,5015’ hingga 050 32’ Lintang Selatan dan
122046, Bujur Timur. Kota Baubau berada di Pulau Buton, dan tepat terletak di Selat
Buton dengan Pelabuhan Utama menghadap Utara. Di kawasan selat inilah aktivitas
lalu lintas perairan baik nasional, regional maupun lokal sangat intensif.

Luas wilayah daratannya sekitar 221,00 km2 yang tersebar dalam 4


kecamatan dan 38 kelurahan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2001
tentang Pembentukan Kota Baubau. Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan
dinamika pemerintah dan pembangunan, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2
Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan Kokalukuna dan Peraturan Daerah
Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pembentukan Kecamatan Murhum, wilayah Kota
Baubau dibagi menjadi 6.

Secara fisik, Kota Baubau terletak di Pulau Buton, tepatnya di Selat Buton
yang mempunyai aktivitas kelautan yang sangat tinggi batas-batas administrasi,
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton, Sebelah
Timur berbatasan dengan Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton, Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Batauga Kabupaten Buton dan Sebelah Barat
berbatasan dengan Selat Buton.

5
Gambar 2.1.Peta Administrasi

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/profil/profil_kota/kota.baubau/

6
Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Kota Baubau

Luas Wilayah Kota Baubau Menurut Kecamatan :

Luas
No Kecamatan
KM2 %

1. Betoambari 27,89 12,62

2. Murhum 6,45 2,92

3. Wolio 17,33 7,84

4. Kokalukuna 9,44 4,27

5. Sorawolio 83,25 37,67

6. Bungi 76,64 34,68

Jumlah 221 100


Sumber Data : Bappeda Kota Baubau, 2008

2.2.Topografi
Kota Baubau pada umumnya memiliki permukaan yang bergunung,
bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan bukit-bukit terbentang
dataran yang merupakan daerah-daerah potensial untuk mengembangkan
sektor pertanian.

7
2.3.Iklim

Keadaan iklim di daerah Kota Baubau umumnya sama dengan daerah lain
disekitarnya yang mempunyai 2 musim, yaitu musim hujan dan
musim kemarau dengan suhu udara berkisar 20 °C–33 °C.

Musim hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember dan Maret, pada bulan–
bulan tersebut angin barat yang bertiup dari Asia dan Samudera Pasifik mengandung
banyak uap air, musim kemarau terjadi mulai bulan Mei sampai bulan Oktober, pada
bulan-bulan ini angin timur yang bertiup dari Australia kurang mengandung uap air.

2.4.Pemerintahan
Pemerintahan daerah Wilayah Kota Baubau terdiri dari 8 kecamatan, yaitu:

 Betoambari yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :


 Kelurahan Sulaa
 Kelurahan Waborobo
 Kelurahan Katobengke
 Kelurahan Lipu
 Kelurahan Labalawa
 Bungi yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :
 Kelurahan Ngkaring-Ngkari
 Kelurahan Kampeonaho
 Kelurahan Liabuku
 Kelurahan Waliabuku
 Kelurahan Palabusa
 Kokalukuna yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :
 Kelurahan Waruruma
 Kelurahan Lakologou
 Kelurahan Liwuto
 Kelurahan Sukanaeyo
 Kelurahan Kadolomoko
 Kelurahan Kadolo

8
 Murhum yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :
 Kelurahan Wajo
 Kelurahan Lamangga
 Kelurahan Melai
 Kelurahan Baadia
 Kelurahan Tanganapada
 Sorawolio yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :
 Kelurahan Kaisabu Baru
 Kelurahan Karya Baru
 Kelurahan Bugi
 Kelurahan Gonda Baru
 Wolio yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :
 Kelurahan Bataraguru
 Kelurahan Tomba
 Kelurahan Wale
 Kelurahan Batulo
 Kelurahan Wangkanapi
 Kelurahan Kadolokatapi
 Kelurahan Bukit Wolio Indah

Kota Baubau saat ini dipimpin oleh Walikota Drs. Drs. A.S. Tamrin, MH (2013-
2018) dan Wakil Walikota Wa Ode Maasra Manarfa, S.Sos, MSi , dengan pusat
pemerintahan di Kompleks Perkantoran Palagimata.

9
2.5.Kependudukan

Jumlah penduduk Kota Baubau menurut hasil Sensus Penduduk (SP)


tahun 1990 berjumlah 77.224 jiwa dan sepuluh tahun kemudian pada
tahun 2000 mencapai 106.092 jiwa, sehingga laju pertumbuhan penduduk per tahun
selama 10 tahun sebesar 3,23%. Angka pertumbuhan ini cukup besar karena dipicu
oleh adanya eksodus baik dari Ambon maupun dari Timor Leste. Hasil registrasi
penduduk pada akhir tahun 2006 berjumlah 122.339 jiwa. Dari jumlah tersebut
terdapat penduduk laki-laki sebanyak 57.027 jiwa (46,61%) dan perempuan 65.312
jiwa (53,39%).

2.6.Ekonomi

1. Pertanian dan perkebunan

Tanaman padi sawah pada tahun 2005 memiliki luas panen 1.697 Ha dengan hasil
produksi sebesar 8.145,2 ton yang hanya terkonsentrasi pada 2 kecamatan yakni
Kecamatan Sorawolio dengan luas panen sebesar 18 Ha yang mencapai produksi
sebesar 86,6 ton, kemudian Kecamatan Bungi dengan luas panen 1.678 Ha yang
mencapai hasil produksi sebesar 8.725,6 ton.

Untuk tanaman padi ladang juga terkonsentrasi pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan
Betoambari dengan luas panen 20 Ha yang mencapai hasil produksi sebesar 72,4 ton,
kemudian Kecamatan Sorawolio dengan luas panen 405 Ha serta mencapai hasil
produksi sebesar 1.470,15 ton, Kecamatan Bungi dengan luas panen 27 Ha yang
mencapai hasil produksi sebesar 97,47 ton. Pada tahun 2005 luas panen
tanaman jagung mencapai 373 Ha dengan hasil 818,4 ton di mana terjadi peningkatan
hasil produksi sebesar 29,09% bila dibandingkan dengan hasil produksi pada tahun
2004 yang mencapai 634 ton. Untuk tanaman ubi kayu dengan luas panen 130 Ha
mencapai hasil produksi sebesar 1.249,3 ton di mana terjadi pula peningkatan hasil
produksi tanaman ubi kayu sebesar 68,60% bila dibandingkan dengan hasil produksi
tahun 2004 yang mencapai 741 ton.

10
Hasil produksi sayur-sayuran pada tahun 2005 masih didominasi oleh kacang
panjang, terong dan tomat, masing-masing dengan hasil produksi sebesar 5.875
kuintal, 238 kuintal dan 82,5 kuintal.

Hasil produksi buah-buahan yang paling menonjol adalah buah pisang pada tahun
2005 sebesar 58,834 kuintal. Sama halnya dengan nangka dengan hasil produksi pada
tahun 2005 sebesar 45,090 dan berikutnya adalah buah mangga sebesar 18.559
kuintal.

2. Peternakan dan Perikanan

Jumlah produksi ternak besar dan kecil pada tahun 2005, yakni sapi sebanyak 1.380
ekor, kuda sebanyak 7 ekor, kambing sebanyak 940 ekor dan babi sebanyak 1.188
ekor. Sedangkan untuk ternak unggas, yakni ayam buras sebanyak 152.330
ekor, ayam ras sebanyak 105.000 ekor dan itik/bebek sebanyak 6.470 ekor.

Hasil produksi perikanan pada tahun 2005 mengalami penurunan dibandingkan


dengan tahun 2004, di mana untuk perikanan laut tahun 2005 mencapai 12.779,88 ton
turun menjadi 9,92% dibandingkan dengan tahun 2004 yang mencapai 14.188 ton.
Produksi perikanan darat tahun 2005 mencapai 23,6 ton atau menurun sebesar
28,49% dibandingkan dengan tahun 2004 yang mencapai 33,00 ton.

3. Perdagangan

Secara kuantitatif komoditi-komoditi potensial yang diperdagangkan antar pulau


melalui pelabuhan Baubau antara lain adalah hasil pertanian tanaman
pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, hasil hutan dan industri. Total volume
komoditi yang diperdagangkan pada tahun 2005 sebesar 9.470.139,4 ton, 98.000 biji,
1.207 m3 dan 10.594 buah dengan nilai Rp. 78.284.641.335,- di mana komoditi
perkebunan merupakan komoditi tertinggi yang diperdagangkan, yaitu sebesar
665.201 ton dengan nilai sebesar Rp. 35.866.963.335,- dan komoditi yang terkecil
adalah peternakan, yaitu sebesar 31,25 ton dengan nilai sebesar Rp. 151.250.000,-.

11
2.7.Pendidikan

Pembangunan sarana dan prasarana pendidikan khususnya gedung sekolah


telah menunjukkan peningkatan yang pesat selama kurun waktu 2008 – 2012, yakni :

Jenis Sarana 2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012

TK/RA 58 61 61 61

SD/MI/SDLB 73 73 75 76

SMP/MTs/SMPLB 24 25 29 30

SMA/SMK/MA 22 23 23 23

Sumber data : Diknas Kota Baubau (2012), diolah.


Jumlah SD/MI pada tahun 2011/2012 sebanyak 80 buah SD/MI meliputi 67
SD dan 4 MI dan. Sedangkan jumlah siswa SD/MI mulai tahun 2008 sampai dengan
tahun 2011/2012.

Jumlah Siswa SD/MI Kota Baubau Tahun 2008 -2012 :

Siswa
2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012

- SD 18.479 19.202 19.737 20.296

- MI

- Negeri - - - 453

- Swasta - - - 253

Jumlah - - - 21.002

Sumber data : Dinas Pendidikan Kota Baubau (tahun 2012), diolah.

12
Jumlah Siswa SMP dan SMA Kota Baubau Tahun 2008 -2012 :

Siswa
2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012

- Siswa SMP
7.477 7.664 7.945 8.042

- Siswa SMA
9.923 9.579 10.313 9.693

Sumber data : Dinas Pendidikan Kota Baubau (2012), diolah.

Perguruan Tinggi

 Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional


 Akademi Kebidanan Buton Raya
 Sekolah Tinggi Agama Islam YPIQ Baubau
 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan IST Buton
 Universitas Islam Buton Nusantara
 Universitas Dayanu Ikhsanuddin
 Universitas Muhammadiyah Buton

13
Banyaknya Mahasiswa Terdaftar padaPerguruan Tinggi Negeri dan Swasta
menurut Perguruan Tinggi di Kota Baubau, 2011/2012

SEMESTER GANJIL SEMESTER GENAP


TAHUN
PRIA WANITA JUMLAH PRIA WANITA JUMLAH

2007/2008 4.154 4.229 8.383 4.177 4.319 8.496

2008/2009 4.962 5.733 10.695 5.133 5.824 10.957

2009/2010 6.458 7.350 13.808 6.640 7.538 14.178

2010/2011 6.276 5.082 11.349 6.017 5.172 11.189

2011/2012 5.899 6.409 12.308 5.555 5.923 11.478

Sumber : Perguruan Tinggi Se-Kota Baubau, dalam angka tahun 2012

14
2.8.Kesehatan
Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Kota Baubau
2005 - 2011

Fasilitas dan Tenaga Kesehatan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Fasilitas Kesehatan

- Rumah Sakit 2 2 2 2 2 2 3

- Puskesmas 12 12 13 13 14 11 13

- Puskesmas Pembatu 13 13 12 12 11 11 11

- Puskesmas Keliling 9 12 12 12 13 11 10

- Puskesmas Plus 1 3 1 1 - 3 3

Tenaga Kesehatan

- Dokter Spesialis 7 6 6 5 10 9 7

- Dokter Gigi 1 6 8 6 10 13 12

- Dokter Umum 24 23 17 14 26 27 21

- Apoteker 5 5 5 4 11 12 13

- Sarjana Kesehatan Masyarakat


8 15 15 20 17 47 62
(SKM)

- Sarjana Keperawatan (SKP) 1 2 2 2 8 12 15

- Perawat (DIII + SPK) 177 185 129 210 255 249 251

- Anastesi 4 2 2 2 2 3 3

- Analisis Lab / Kesehatan 4 6 2 6 8 16 15


Sumber : BPS Kota Baubau 2012, Kota Baubau Dalam Angka 2012 di olah

15
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Di Kota Baubau
2007-2011

Banyaknya Fasislitas Kesehatan 2007 2008 2009 2010 2011

-Rumah Sakit 2 2 2 2 3

-Puskesmas 13 12 14 11 13

-Pustu 12 12 11 11 11

-Puskesmas Keliling 12 12 13 11 10

-Puskemas Plus 3 1 - 3 3

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Baubau,2012 (diolah)

16
2.9.Transportasi

Panjang Jalan menurut pemerintah yang berwenang, jenis permukaan dan


kondisi jalan 2011 (Km) :

Perincian Negara Propinsi Kabupaten Jumlah

Jenis Permukaan :
- Aspal 62,08 - 133,21 195,29
- Kerikil - - 47,84 47,84
- Tanah - - - -
- Tidak diperinci - - - -
Jumlah 62,08 - 181,05 243,13

Kondisi Jalan :
- Baik 53,50 - 158,16 211,66
- Sedang 6,08 - 13,17 19,25
- Rusak 2,50 - 9,72 12,22
- Rusak Berat - - - -
Jumlah 62,08 - 181,05 243,13

Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kota Baubau (2012), Kota Baubau dalam
Angka 2012, diolah.

17
2.10.Air Bersih

Sumber – Sumber Mata Air dan Kapasitasnya di Kota Baubau Tahun 2007 :

Nama Sumber Lokasi


Kapasitas Prediksi kapasitas/hr
No. Air Kelurahan
(L/detik ) (L)
( Kali ) /Kecamatan
A. Air permukaan
1. Bungi 80-100 69.120.000 Kec.Bungi
Kaongke- Gonda
2. 100-120 8.640.000
ongkea Baru/Sorawolio
Membelah Kota
3. Baubau 100-120 8.640.000
Baubau
B. Air Tanah
Gonda Baru/
1. Koba 60-80 5.185.000
Sorawolio
Gonda Baru/
2. Pocubu 20-40 1.728.000
Sorawolio
3. Mata Tanah 60-80 5.184.000 Karya Baru/Sorawolio
4. Wamembe 60-80 5.184.000 Kalia-Lia/ Bungi
5. Lakatepi 30-45 2.592.000 Baadia/ Murhum
Karya Baru/
6. Sambuana Ladu 30-45 2.592.000
Sorawolio
Gonda Baru/
7. Rumbia 10-20 864.000
Sorawolio
Karya Baru /
8. Matapu 10-20 864.000
Sorawolio
9. Wamunante 15-40 1.296.000 Waruruma/ Bungi
10. Kolese 05-15 432.000 Kolese /Bungi
11. Katopa-Topa 2,5-5 216.000 Bone-Bone/ Murhum
Kmp. Lama
12. 2,5- 5 216.000 Sulaa / Betoambari
Sulaa
Sumber : Dinas PU dan Praswil (2008), diolah

18
2.11.Listrik

Banyaknya Pelanggan, Daya Terpasang, Produksi Listrik & Tenaga Listrik


yang terjual 2004 - 2011 :

Tahun Pelanggan Daya Terpasang (Kw) Produksi Listrik (Kwh)

2004 15.437 14.313.150 22.248.988

2005 15.715 15.057.000 28.008.940

2006 16.188 15.967.720 26.213.745

2007 16.642 17.539.020 32.360.836

2008 16.704 18 477 320 37.490.868

2009 16.737 18.709.770 41.139.383

2010 23.308 21.799.570 50.784.400

2011 21.187 30.478

http://www.baubaukota.go.id/statik/55/listrik.html

19
2.12.Komunikasi dan Informasi

Komunikasi merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi


kehidupan manusia. Pembangunan sarana komunikasi diarahkan untuk memperlancar
pelayanan arus informasi ke seluruh penjuru tanah air dan bahkan ke seluruh dunia.

Dalam penyampaian informasi surat masih menjadi jalur komunikasi yang sering
dipakai masyarakat, karena itu dibutuhkan sarana fisik pelayanan pos dan giro yang
memadai. Pada tahun 2010 di Kota Baubau tersedia 1 kantor pos, 3 pos keliling desa,
2 rumah pos dan 1 buah bis surat.

Jenis Pos 2007 2008 2009 2010 2011


Surat Pos
Dikirim 144 874 334 265 189 896 27 444 578 083
Diterima 149 617 367 132 331 773 1 001 486 921 057
Pos Wesel
Dikirim 1 508 3 585 4 528 5 643 6 113
Diterima 5 456 8 641 2 941 10 015 365
Materai 192 772 364 273 239 185 233 260 285 225
Agraria 39 - - - -
Sumber Data: PT Pos dan Giro kota Kota Bau - Bau 2011, Kota Bau - Bau Dalam
Angka 2011 di olah

20
2.13. Potensi Kota Baubau
 Perikanan
Meskinpun secara kewilayahan, Kota Baubau hanya memiliki wilayah lautan seluas
200 mil, namun potensi perikanan yang berasal dari daerah sekitarnya (khusunya
Kabupaten Buton) terakumulasi di kota ini. Berbagai produksi perikanannya adalah
ikan pelagis besar (tuna, cakalang), pelagis kecil (julung – julung,laying, kembung),
demersal (sunu, kerapu, kakap, boronang, ekor kuning, lobter, pari, dan lain – lain),
serta hasil lainnya seperti cumi – cumi pulpen, teripang, kerang – kerang(biota laut),
benur, Eucheuma, Spinosum, dan sebagainya.

 Potensi Budidaya Rumput Laut

Dengan garis pantai sepanjang ± 42 Km, Kota Baubau berpotensi menjadi penghasil
rumput laut. Disamping itu, wilayah sekitarnya yaitu perairan Kabupaten Muna,
Buton, Buton Utara, dan Bombana juga memiliki potensi sangat besar sebagai
produsen berbagai jenis rumput laut. Jenis rumput laut yang dikembangkan terbatas
pada Eucheuma Cottoni dan Eucheuma Spinosum. Pelaksanaan budidaya masih
dilakukan secara tradisional, yaitu penyebaran bibit pada bentangan tali pada
permukaan air dengan menggunakan rakit apung yang terbuat dari bambu, dengan
masa pemeliharaan hingga panen bekisar 40 – 45 hari.

 Potensi Budidaya Mutiara


Ada dua jenis mutiara yang kini dibudidayakan dan berkembang di Kota Baubau,
yaitu Pinctada Maxima yang menghasilkan mutiara bundar (roud pearl) dan jenis
Pteria pengu yang menghasilkan mutiara blister (haft pead).

21
 Pertanian, Perkebunan, dan Perternakan
Sesuai dengan peruntukan, Kota Baubau pada tahu 2008 memiliki lahan sawah seluas
1.157 Ha, pekarangan (1.665 Ha), tegal/ kebun (3.714 Ha), ladang/huma (1.303 Ha),
padang rumput (463 Ha), Hutan negara (9..575 Ha), perkebunann (1.95760 Ha),
rawa (37 Ha), tambak (71 Ha), kolam/tebet/empang (71 Ha), dan lahan lainnya 9805
Ha).Terdapat dua wilayah kecamatan yang masih mengadalkan potensi di bidang
perkebunan, yaitu Kecamatan Bungi dan Sorawolio. Pada tahun 2008 sebayak 241,41
ton, Pala (0,31 ton), Jambu Mente (83,4 ton), Coklat (99,7 ton), Enau (2 ton), Asam
Jawa (18 ton) dan Pinang (10 ton). Sementara jumlah populasi ternak besar dan kecil
pada tahun 2008 meliputi sapi (1.948 ekor), kambing (1.522 ekor), dan babi (1.690
ekor). Sedangkan untuk ternak unggas, terdiri dari ayam kampung (129,517 ekor),
ayam ras (153,600 ekor), dan itik/bebek 5,711 ekor).

 Perdagangan
Kegiatan perdagangan yang berlangsung di Kota Baubau mencakup perdagangan
berskala lokal dan regional. Komoditas yang diperdagangkan sebagai besar dari
subsektor perikanan dan perkebunan dengan tujuan utama pemasaran yaitu Kendari,
Makassar, Surabaya dan Jakarta, serta sebagai kecil dipasarkan ke Papua, Maluku,
Nusatenggara, dan Kalimatan.

 Perindustriaan
Meskipun peranannya masih belum begitu dominan dalam perekonomian daerah,
namun melihat potensi posisi Kota Baubau yang strategis, kegiatan industri memiliki
peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Jenis industri yang dominan yaitu
industri pengolahan makanan dan minuman, pengolahan hasil perikanan (pembekuan
ikan dan pengalengan), industri pengolahan hasil perkebunan dan kehutanan
(penggergajian, meubel, dan gembol).

22
 Pariwisata

Kawasan pariwisata dikelompokan menjadi 6 bagian yaitu :

1. Kota Lama, sebagai pusat pelayanan wisata untuk Kota Bau – Bau dan sekitarnya
serta wisata budaya berbasis pada bangunan tradisional dan pantai sebagai
penunjang, dengan obyek wisata meliputi Pantai Kamali, Malige, Batu Puaro, dan
Kota Lama.
2. Benteng, sebagai kawasan wisata budaya, dengan obyek wisata meliputi Benteng
Wolio dan Benteng Sorawolio.
3. Pantai sebagai kawasan wisata budaya alam berbasis pantai, dengan obyek wisata
meliputi Pantai Nirwana, Pantai Lakeba, Gua Lakasa, dan Gua Moko.
4. Bungi sebagai kawasan wisata alam berbasis air terjun dan ekologi hutan dan pantai
dengan obyek wisata meliputi Air Terjun Bungi, Pantai Kokalukuna, Air Terjun
Tirta Rimba, dan Hutan Wakonti.
5. Samparona sebagai kawasan wisata alam berbasis air terjun dan ekologi hutan
dengan obyek wisata meliputi Air Terjun Samparona dan Air Terjun Kantongara.
6. Pulau Makassar sebagai kawasan wisata budaya berbasis pemukiman dan tata cara
hidup nelayan serta pantai sebagai penunjang, dengan obyek wisata meliputi pulau
makassar.

 Penginapan/Hotel

Jumlah hotel yang ada di Kota Baubau pada tahun 2008 sebayak 32 buah, jumlah
kamar 393 ruangan dan tempat tidur 618 buah. Sedangkan banyaknya kamar dan
tempat tidur pada hotel bintang dan non bintang pada tahun 2008 yakni hotel bintang
kamarnya 361 dan tempat tidur 562 buah.

23
BAB III
Isu Pengembangan Kota Baubau

3.1.Rencana Perluasan Pelabuhan Baubau

Pelabuhan sebagai prasarana transportasi yang mendukung kelancaran sistem


transportasi laut memiliki fungsi yang erat kaitannya dengan faktor-faktor sosial dan
ekonomi. Secara ekonomi, pelabuhan berfungsi sebagai salah satu penggerak roda
perekonomian karena menjadi fasilitas yang memudahkan distribusi hasil-hasil
produksi sedangkan secara social, pelabuhan menjadi fasilitas publik dimana di
dalamnya berlangsung interaksi antar pengguna (masyarakat) termasuk interaksi
yang terjadi karena aktivitas perekonomian.

Pelabuhan Baubau, Sulawesi Tenggara merupakan pelabuhan yang sangat padat


hampir 2000 orang perharinya. Dan jumlah penumpang yang naik dan turun di
Pelabuhan Baubau total mencapai 670.413 orang. Pelabuhan Baubau merupakan
pelabuhan yang sangat strategis yang menjadi jalur utama perdagangan laut yang
menghubungkan Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Timur. Di Pelabuhan
Baubau, tidak hanya melayani lalu lintas kapal pelayaran nasional, namun juga
pelayaran lokal antar pulau dan antar provinsi.

Untuk mengurangi kepadatan pada saat keluar masuk penumpang dan agar tidak
terlihat kumuh serta bisa lebih banyak mengangkut penumpang. Maka rencananya
akan ada penambahan kapal, Proyek ini sebenarnya sudah direncanakan dari tahun
2009 tetapi karena kendala anggaran dan pembebasan lahan yang akan dipakai untuk
pembangunan ini, Maka rencananya proyek ini akan dilaksanakan pada tahun depan .

24
Gambar rencana perluasan Pelabuhan Baubau

Sumber : Google maps/Earth

3.2.Kesimpulan

Proyek rencana perluasan Pelabuhan di Kota Baubau akan sangat membantu


dalam perekonomian Kota Baubau karna pelabuhan yang sangat strategi untuk
perdagangan dan menjadi pusat transit kapal untuk mengisi bahan bakar. Kota
Baubau juga bisa dijadikan sebagai objek wisata bagi warga mancanegara yang ingin
berkunjung karna akses yang lebih mudah dan cepat serta bisa memajukan Kota
Baubau yang lebih produktif dari segi Pariwisata dan Perdagangan sehingga bisa
lebih meningkatkan perekonomian kota Baubau.

25
Daftar Pustaka

http://www.baubaukota.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Baubau
https://www.google.co.id/maps

26

Anda mungkin juga menyukai