Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-
NYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan materi dan pikirannya.
Penyusun
1
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar 1
Daftart Isi 2
BAB I Pendahuluan 3
1.1.Latar Belakang 3
1.2.Rumusan Masalah 4
1.3.Tujuan 4
BAB II Gambaran Umum 5
2.1.Kondisi Administrasi dan Geografis 5
2.2.Topografi 7
2.3.Iklim 8
2.4.Pemerintahan 8
2.5.Kependudukan 10
2.6.Ekonomi 10
2.7.Pendidikan 12
2.8.Kesehatan 15
2.9.Transportasi 17
2.10.Air Bersih 18
2.11.Listrik 19
2.12.Komunikasi dan Informasi 20
2.13. Potensi Kota Baubau 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Undang-Undang (UU) Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk menyusun sejumlah
dokumen perencanaan pembangunan daerah. Dokumen perencanaan
pembangunan daerah tersebut meliputi: (1) Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) yang merupakan kebijakan pembangunan dengan
jangka waktu 25 tahun; (2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) untuk jangka waktu 5 tahun; dan (3) Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) untuk jangka waktu 1 tahun. Dengan demikian dokumen perencanaan
tersebut memiliki keterkaitan satu dengan yang lain untuk menjamin
kesinambungan penyelenggaraan pemerintah di daerah.
3
1.2.Rumusan Masalah
Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya alam memerlukan pendekatan yang
komprehensif dengan tetap menekankan pada konsep keberlanjutan. Penataan
ruang terdiri dari siklus perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang adalah salah satu bentuk intervensi
pembangunan, yang diarahkan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, dan
produktif.
1.3.Tujuan
Menyamakan persepsi terhadap substansi dan tata cara penyusunan RTRW
Kota Baubau dan dapat memajukan pendapatan perekonomian Kota Baubau
tersebut demi kenyamanan masyarakat dan menjadi kota yang produktif.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
Secara fisik, Kota Baubau terletak di Pulau Buton, tepatnya di Selat Buton
yang mempunyai aktivitas kelautan yang sangat tinggi batas-batas administrasi,
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kapontori Kabupaten Buton, Sebelah
Timur berbatasan dengan Kecamatan Pasarwajo Kabupaten Buton, Sebelah Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Batauga Kabupaten Buton dan Sebelah Barat
berbatasan dengan Selat Buton.
5
Gambar 2.1.Peta Administrasi
http://ppsp.nawasis.info/dokumen/profil/profil_kota/kota.baubau/
6
Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Kota Baubau
Luas
No Kecamatan
KM2 %
2.2.Topografi
Kota Baubau pada umumnya memiliki permukaan yang bergunung,
bergelombang dan berbukit-bukit. Di antara gunung dan bukit-bukit terbentang
dataran yang merupakan daerah-daerah potensial untuk mengembangkan
sektor pertanian.
7
2.3.Iklim
Keadaan iklim di daerah Kota Baubau umumnya sama dengan daerah lain
disekitarnya yang mempunyai 2 musim, yaitu musim hujan dan
musim kemarau dengan suhu udara berkisar 20 °C–33 °C.
Musim hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember dan Maret, pada bulan–
bulan tersebut angin barat yang bertiup dari Asia dan Samudera Pasifik mengandung
banyak uap air, musim kemarau terjadi mulai bulan Mei sampai bulan Oktober, pada
bulan-bulan ini angin timur yang bertiup dari Australia kurang mengandung uap air.
2.4.Pemerintahan
Pemerintahan daerah Wilayah Kota Baubau terdiri dari 8 kecamatan, yaitu:
8
Murhum yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :
Kelurahan Wajo
Kelurahan Lamangga
Kelurahan Melai
Kelurahan Baadia
Kelurahan Tanganapada
Sorawolio yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :
Kelurahan Kaisabu Baru
Kelurahan Karya Baru
Kelurahan Bugi
Kelurahan Gonda Baru
Wolio yang terdiri atas beberapa kelurahan, yaitu :
Kelurahan Bataraguru
Kelurahan Tomba
Kelurahan Wale
Kelurahan Batulo
Kelurahan Wangkanapi
Kelurahan Kadolokatapi
Kelurahan Bukit Wolio Indah
Kota Baubau saat ini dipimpin oleh Walikota Drs. Drs. A.S. Tamrin, MH (2013-
2018) dan Wakil Walikota Wa Ode Maasra Manarfa, S.Sos, MSi , dengan pusat
pemerintahan di Kompleks Perkantoran Palagimata.
9
2.5.Kependudukan
2.6.Ekonomi
Tanaman padi sawah pada tahun 2005 memiliki luas panen 1.697 Ha dengan hasil
produksi sebesar 8.145,2 ton yang hanya terkonsentrasi pada 2 kecamatan yakni
Kecamatan Sorawolio dengan luas panen sebesar 18 Ha yang mencapai produksi
sebesar 86,6 ton, kemudian Kecamatan Bungi dengan luas panen 1.678 Ha yang
mencapai hasil produksi sebesar 8.725,6 ton.
Untuk tanaman padi ladang juga terkonsentrasi pada 3 kecamatan yaitu Kecamatan
Betoambari dengan luas panen 20 Ha yang mencapai hasil produksi sebesar 72,4 ton,
kemudian Kecamatan Sorawolio dengan luas panen 405 Ha serta mencapai hasil
produksi sebesar 1.470,15 ton, Kecamatan Bungi dengan luas panen 27 Ha yang
mencapai hasil produksi sebesar 97,47 ton. Pada tahun 2005 luas panen
tanaman jagung mencapai 373 Ha dengan hasil 818,4 ton di mana terjadi peningkatan
hasil produksi sebesar 29,09% bila dibandingkan dengan hasil produksi pada tahun
2004 yang mencapai 634 ton. Untuk tanaman ubi kayu dengan luas panen 130 Ha
mencapai hasil produksi sebesar 1.249,3 ton di mana terjadi pula peningkatan hasil
produksi tanaman ubi kayu sebesar 68,60% bila dibandingkan dengan hasil produksi
tahun 2004 yang mencapai 741 ton.
10
Hasil produksi sayur-sayuran pada tahun 2005 masih didominasi oleh kacang
panjang, terong dan tomat, masing-masing dengan hasil produksi sebesar 5.875
kuintal, 238 kuintal dan 82,5 kuintal.
Hasil produksi buah-buahan yang paling menonjol adalah buah pisang pada tahun
2005 sebesar 58,834 kuintal. Sama halnya dengan nangka dengan hasil produksi pada
tahun 2005 sebesar 45,090 dan berikutnya adalah buah mangga sebesar 18.559
kuintal.
Jumlah produksi ternak besar dan kecil pada tahun 2005, yakni sapi sebanyak 1.380
ekor, kuda sebanyak 7 ekor, kambing sebanyak 940 ekor dan babi sebanyak 1.188
ekor. Sedangkan untuk ternak unggas, yakni ayam buras sebanyak 152.330
ekor, ayam ras sebanyak 105.000 ekor dan itik/bebek sebanyak 6.470 ekor.
3. Perdagangan
11
2.7.Pendidikan
TK/RA 58 61 61 61
SD/MI/SDLB 73 73 75 76
SMP/MTs/SMPLB 24 25 29 30
SMA/SMK/MA 22 23 23 23
Siswa
2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
- MI
- Negeri - - - 453
- Swasta - - - 253
Jumlah - - - 21.002
12
Jumlah Siswa SMP dan SMA Kota Baubau Tahun 2008 -2012 :
Siswa
2008/2009 2009/2010 2010/2011 2011/2012
- Siswa SMP
7.477 7.664 7.945 8.042
- Siswa SMA
9.923 9.579 10.313 9.693
Perguruan Tinggi
13
Banyaknya Mahasiswa Terdaftar padaPerguruan Tinggi Negeri dan Swasta
menurut Perguruan Tinggi di Kota Baubau, 2011/2012
14
2.8.Kesehatan
Fasilitas dan Tenaga Kesehatan di Kota Baubau
2005 - 2011
Fasilitas dan Tenaga Kesehatan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Fasilitas Kesehatan
- Rumah Sakit 2 2 2 2 2 2 3
- Puskesmas 12 12 13 13 14 11 13
- Puskesmas Pembatu 13 13 12 12 11 11 11
- Puskesmas Keliling 9 12 12 12 13 11 10
- Puskesmas Plus 1 3 1 1 - 3 3
Tenaga Kesehatan
- Dokter Spesialis 7 6 6 5 10 9 7
- Dokter Gigi 1 6 8 6 10 13 12
- Dokter Umum 24 23 17 14 26 27 21
- Apoteker 5 5 5 4 11 12 13
- Perawat (DIII + SPK) 177 185 129 210 255 249 251
- Anastesi 4 2 2 2 2 3 3
15
Banyaknya Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan Di Kota Baubau
2007-2011
-Rumah Sakit 2 2 2 2 3
-Puskesmas 13 12 14 11 13
-Pustu 12 12 11 11 11
-Puskesmas Keliling 12 12 13 11 10
-Puskemas Plus 3 1 - 3 3
16
2.9.Transportasi
Jenis Permukaan :
- Aspal 62,08 - 133,21 195,29
- Kerikil - - 47,84 47,84
- Tanah - - - -
- Tidak diperinci - - - -
Jumlah 62,08 - 181,05 243,13
Kondisi Jalan :
- Baik 53,50 - 158,16 211,66
- Sedang 6,08 - 13,17 19,25
- Rusak 2,50 - 9,72 12,22
- Rusak Berat - - - -
Jumlah 62,08 - 181,05 243,13
Sumber Data : Badan Pusat Statistik Kota Baubau (2012), Kota Baubau dalam
Angka 2012, diolah.
17
2.10.Air Bersih
Sumber – Sumber Mata Air dan Kapasitasnya di Kota Baubau Tahun 2007 :
18
2.11.Listrik
http://www.baubaukota.go.id/statik/55/listrik.html
19
2.12.Komunikasi dan Informasi
Dalam penyampaian informasi surat masih menjadi jalur komunikasi yang sering
dipakai masyarakat, karena itu dibutuhkan sarana fisik pelayanan pos dan giro yang
memadai. Pada tahun 2010 di Kota Baubau tersedia 1 kantor pos, 3 pos keliling desa,
2 rumah pos dan 1 buah bis surat.
20
2.13. Potensi Kota Baubau
Perikanan
Meskinpun secara kewilayahan, Kota Baubau hanya memiliki wilayah lautan seluas
200 mil, namun potensi perikanan yang berasal dari daerah sekitarnya (khusunya
Kabupaten Buton) terakumulasi di kota ini. Berbagai produksi perikanannya adalah
ikan pelagis besar (tuna, cakalang), pelagis kecil (julung – julung,laying, kembung),
demersal (sunu, kerapu, kakap, boronang, ekor kuning, lobter, pari, dan lain – lain),
serta hasil lainnya seperti cumi – cumi pulpen, teripang, kerang – kerang(biota laut),
benur, Eucheuma, Spinosum, dan sebagainya.
Dengan garis pantai sepanjang ± 42 Km, Kota Baubau berpotensi menjadi penghasil
rumput laut. Disamping itu, wilayah sekitarnya yaitu perairan Kabupaten Muna,
Buton, Buton Utara, dan Bombana juga memiliki potensi sangat besar sebagai
produsen berbagai jenis rumput laut. Jenis rumput laut yang dikembangkan terbatas
pada Eucheuma Cottoni dan Eucheuma Spinosum. Pelaksanaan budidaya masih
dilakukan secara tradisional, yaitu penyebaran bibit pada bentangan tali pada
permukaan air dengan menggunakan rakit apung yang terbuat dari bambu, dengan
masa pemeliharaan hingga panen bekisar 40 – 45 hari.
21
Pertanian, Perkebunan, dan Perternakan
Sesuai dengan peruntukan, Kota Baubau pada tahu 2008 memiliki lahan sawah seluas
1.157 Ha, pekarangan (1.665 Ha), tegal/ kebun (3.714 Ha), ladang/huma (1.303 Ha),
padang rumput (463 Ha), Hutan negara (9..575 Ha), perkebunann (1.95760 Ha),
rawa (37 Ha), tambak (71 Ha), kolam/tebet/empang (71 Ha), dan lahan lainnya 9805
Ha).Terdapat dua wilayah kecamatan yang masih mengadalkan potensi di bidang
perkebunan, yaitu Kecamatan Bungi dan Sorawolio. Pada tahun 2008 sebayak 241,41
ton, Pala (0,31 ton), Jambu Mente (83,4 ton), Coklat (99,7 ton), Enau (2 ton), Asam
Jawa (18 ton) dan Pinang (10 ton). Sementara jumlah populasi ternak besar dan kecil
pada tahun 2008 meliputi sapi (1.948 ekor), kambing (1.522 ekor), dan babi (1.690
ekor). Sedangkan untuk ternak unggas, terdiri dari ayam kampung (129,517 ekor),
ayam ras (153,600 ekor), dan itik/bebek 5,711 ekor).
Perdagangan
Kegiatan perdagangan yang berlangsung di Kota Baubau mencakup perdagangan
berskala lokal dan regional. Komoditas yang diperdagangkan sebagai besar dari
subsektor perikanan dan perkebunan dengan tujuan utama pemasaran yaitu Kendari,
Makassar, Surabaya dan Jakarta, serta sebagai kecil dipasarkan ke Papua, Maluku,
Nusatenggara, dan Kalimatan.
Perindustriaan
Meskipun peranannya masih belum begitu dominan dalam perekonomian daerah,
namun melihat potensi posisi Kota Baubau yang strategis, kegiatan industri memiliki
peluang yang cukup besar untuk dikembangkan. Jenis industri yang dominan yaitu
industri pengolahan makanan dan minuman, pengolahan hasil perikanan (pembekuan
ikan dan pengalengan), industri pengolahan hasil perkebunan dan kehutanan
(penggergajian, meubel, dan gembol).
22
Pariwisata
1. Kota Lama, sebagai pusat pelayanan wisata untuk Kota Bau – Bau dan sekitarnya
serta wisata budaya berbasis pada bangunan tradisional dan pantai sebagai
penunjang, dengan obyek wisata meliputi Pantai Kamali, Malige, Batu Puaro, dan
Kota Lama.
2. Benteng, sebagai kawasan wisata budaya, dengan obyek wisata meliputi Benteng
Wolio dan Benteng Sorawolio.
3. Pantai sebagai kawasan wisata budaya alam berbasis pantai, dengan obyek wisata
meliputi Pantai Nirwana, Pantai Lakeba, Gua Lakasa, dan Gua Moko.
4. Bungi sebagai kawasan wisata alam berbasis air terjun dan ekologi hutan dan pantai
dengan obyek wisata meliputi Air Terjun Bungi, Pantai Kokalukuna, Air Terjun
Tirta Rimba, dan Hutan Wakonti.
5. Samparona sebagai kawasan wisata alam berbasis air terjun dan ekologi hutan
dengan obyek wisata meliputi Air Terjun Samparona dan Air Terjun Kantongara.
6. Pulau Makassar sebagai kawasan wisata budaya berbasis pemukiman dan tata cara
hidup nelayan serta pantai sebagai penunjang, dengan obyek wisata meliputi pulau
makassar.
Penginapan/Hotel
Jumlah hotel yang ada di Kota Baubau pada tahun 2008 sebayak 32 buah, jumlah
kamar 393 ruangan dan tempat tidur 618 buah. Sedangkan banyaknya kamar dan
tempat tidur pada hotel bintang dan non bintang pada tahun 2008 yakni hotel bintang
kamarnya 361 dan tempat tidur 562 buah.
23
BAB III
Isu Pengembangan Kota Baubau
Untuk mengurangi kepadatan pada saat keluar masuk penumpang dan agar tidak
terlihat kumuh serta bisa lebih banyak mengangkut penumpang. Maka rencananya
akan ada penambahan kapal, Proyek ini sebenarnya sudah direncanakan dari tahun
2009 tetapi karena kendala anggaran dan pembebasan lahan yang akan dipakai untuk
pembangunan ini, Maka rencananya proyek ini akan dilaksanakan pada tahun depan .
24
Gambar rencana perluasan Pelabuhan Baubau
3.2.Kesimpulan
25
Daftar Pustaka
http://www.baubaukota.go.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Baubau
https://www.google.co.id/maps
26