Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERMUKIMAN DI KAWASAN

PERMUKIMAN GAMPONG PUSONG LAMA KOTA


LHOKSEUMAWE

ARSIEKTUR DESA DAN PESISIR

Di susun oleh

BAHARUDDIN F (170160081)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MALKUSSALEH

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha esa, karena
rahmatNya sampai saat ini penulis dapat menyusun makalah tugas kelompok pada
mata kuliah ARSITEKTUR DESA DAN PESISIR. Penulis juga menyadari
bahwa dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis berharap saran dan kritik untuk membangun kesempurnaan makalah ini.
Penyelesaian ini berkat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan
ini penulis menghaturkan terima kasih kepada Yang Terhormat ibu Nurhaiza ST.,
MT yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kami serta telah
membimbing kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, kami mengharap makalah kami dapat
menjadi acuan serta referensi untuk mahasiswa lainnya.

Lhokseumawe, 3 Juli 2019

Baharuddin F
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu wujud atau tipe karya arsitektur yang paling umum dijumpai
adalah hunian. Hampir di seluruh permukaan bumi dapat di jumpai permukiman
dan hunian manusia. Mulai dari lokasi yang paling tinggi di pegunungan hingga di
atas air, baik sungai maupun laut; dari kawasan hutan yang lebat hingga padang
pasir; dari kawasan yang sangat dingin di daerah kutub hingga daerah yang sangat
panas di padang pasir akan selalu terdapat permukiman dan hunian manusia.

Secara formal di dalam UU 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil, wilayah pesisir didefinisikan sebagai daerah peralihat antrara
ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut.

Pengertian tentang daerah pesisir sangat berkaitan dengan eksistensi


masyarakat nelayan. Seperti yang disampaikan oleh Kusnadi (2009) mengatakan
bahwa masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang
di kawasan pesisir, yakni`suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut.
Dengan demikian daerah pesisir atau daerah pantai terdiri dari perairan pantai dan
daratan pantai yang saling mempengaruhi. Secara administrasi yang disebut sebagai
desa pantai adalah desa yang paling dekat dengan pantai. Desa pantai adalah bagian
dari wilayah pesisir. Nelayan adalah sebagai suatu sistem, masyarakat nelayan
terdiri atas kategori-kategori sosial yang membentuk kesatuan sosial. Mereka juga
memiliki sistem nilai dan simbol-simbol kebudayaan sebagai referensi perilaku
mereka sehari-hari. Faktor kebudayaan ini menjadi pembeda masyarakat nelayan
dengan kelompok sosial lainnya. Sebagian besar masyarakat pesisir, baik langsung
maupun tidak langsung, menggantungkan kelangsungan hidupnya dari mengelola
potensi sumberdaya perikanan.
Berdasarkan uraian di atas tentang permukiman dan masyarakat nelayan
sebagai komunitas yang hidup di daerah pesisir, maka dapat dinyatakan bahwa
permukiman pesisir adalah permukiman yang secara fisik terletak di daerah transisi
antara wilayah darat dan laut dengan mayoritas masyarakat menggantungkan diri
pada profesi sebagai nelayan.
. Dari sekian banyak permukiman perairan di Indonesia, salah satu di
antaranya adalah permukiman Gampong Pusong, Kecamatan Banda sakti Kota
Lhokeumawe Provinsi aceh. Saat ini permukiman Pusong mengalami perubahan,
yang biasanya di atas laut berangsur-angsur bergeser ke daratan. Rumah-rumah
penduduk bangka jaya berbentuk rumah modern yang berada di tepi air laut.
Secara geografis pemukiman Gampong Pusong, Kecamatan Banda sakti
Kota Lhokeumawe terletak di Provinsi aceh. Terdapat jalan darat yang
menghubungkandengan jalan lintas kota lhokeumawe. Dengan tipe iklim tropis
basah, kawasan ini didominasi oleh penduduk yang bermata pencaharian utama
sebagai nelayan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Arsitektur Desa Dan Pesisir
Istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di
bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan
kumpulan dari beberapa unit permukiman kecil yang disebut kampung. Kepala
Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala Kampung atau Petinggi.
Untuk dapat mengelola pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan
(en-vironmental services) kawasan pesisir secara berkelanjutan (on asustainable
basis) , perlu pemahaman yang mendalam tentang pengertian dan karakteristik
utama dari kawasan ini. Definisi wilayah pesisir bisa berbeda-beda, karena belum
ditemukan suatu istilah paten untuk mengartikannya. Sesuai dengan UU No.27
tahun 2007, wilayah pesisir telah didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara
ekosistem daratan dan laut yang ditentukan oleh 12 mil batas wilayah ke arah
perairan dan batas kabupaten/kota kearah pedalaman. Menurut Kesepakatan umum
di dunia bahwa wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan
lautan.

2.2 Pantai dan Pesisir


Daerah pinggir laut atau wilayah darat yang berbatasan langsung dengan
bagian laut disebut sebagai pantai. Pantai juga bisa didefinisikan sebagai wilayah
pertemuan antara daratan dan lautan.
PEMBAHASAN
A. Teori Permukiman

Permukiman sebagai produk tata ruang mengandung arti tidak sekedar fisik saja
tetapi juga menyangkut hal-hal kehidupan. Permukiman pada dasarnya merupakan suatu
bagian wilayah tempat dimana penduduk/pemukim tinggal, berkiprah dalam kegiatan kerja
dan kegiatan usaha, berhubungan dengan sesama pemukim sebagai suatu masyarakat serta
memenuhi berbagai kegiatan kehidupan.

SARANA DAN PRASARANA PERUMAHAN PESISIR


A. Infrastruktur Perumahan Nelayan di Kawasan Pesisir
Infrastruktur adalah Fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh
agen-agen publik untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air bersih,
tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan similar untuk
memfasilitasi tujuan-tujuan ekonomi dan sosial

kesimpulan bahwa sebuah pemukiman nelayan memerlukan fasilitas bersama seperti:


1. TPI ( tempat pelelangan ikan )

2. Tempat perapatan perahu (Dermaga)

3. Tempat Pengolahan ikan (menjemur, mengasap, dll)

4. Pusat Pendaratan ikan ( PPI )

5. Bengkel perahu

6. Tempat penjualan solar, dll.


1. Gampong Pusong Lama

Gampong Pusong Lama terletak di Kecamatan Banda Sakti Kota


Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Jumlah penduduk Pada Tahun 2017 berdasarkan
data profil Gampong Pusong Lama Adalah 5622 jiwa. Komposisi penduduk lelaki
2888 jiwa dan perempuan 2734 jiwa,dengan jumlah kepala keluarga (KK)
sebanyak 1550 KK yang tersebar di dalam 5 dusun. Sebanyak 2811 orang (50%)
dikategorikan keluarga miskin.

Letak Geografis Permukiman Gampong Pusong Lama

Sebelah Barat: berbatasan dengan gampong keude aceh

Sebelah Timur: berbatasan denganGampong Selat Malaka

Sebelah Selatan: berbatasan dengan Waduk

Sebelah Utara: berbatasan dengan Kota Lhokseumawe


Mayoritas mata pencaharian masyarakat adalah nelayan dan pedagang kecil.
Potensi sumber daya alam yang potensial adalah perikanan. Nelayan adalah sala
satu profesi mata pencaharian yang ada di Gampong pusong Lama.

2. Pemukiman Gampong Pusong Lama


Pada Kawasan pusong, pola pemukinan nya berjenis linier dimana Pola
permukiman linear merupakan pola pemukiman yang memanjang. pola
permukiman linear sendiri biasanya permukiman yang memanjang di sepanjang
jalan, atau pemukiman yang memanjang sepanjang rel kereta api ataupun juga ada
juga pola permukiman yang memanjang di sepanjang sungai.

Bentuk perumahan di Gampong pusong lama adalah tradisional atau


rumah panggung dengan material dari kayu dan bentuk rumah modern atau non
panggung dengan material dari batu bata. Banyak rumah-rumah papan umumnya
rumah tua yang sudah usang dan kurang tertata rapi, sehingga tidak terawat.
Bangunan perumahan tidak teratur di daerah Gampong Pusong Lama tersebut.

Pemukiman di daerah Gampong pusong lama terbilaang menjadi kawasan kumuh


di sudut kota Lhokseumawe. Kawasan kumuh adalah sebuah kawasan dengan
tingkat kepadatan populasi tinggi di sebuah kota yang umumnya dihuni oleh
masyarakat miskin. Kawasan kumuh dapat ditemui di berbagai kota besar di dunia.
Kawasan kumuh umumnya dihubung-hubungkan dengan
tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi.

3. Fasilitas Air Bersih


fasilitas air masyarakat di desa pusong mayoritas mengunakan fasilitas Air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari baik makan, minum, menyuci dan sebagainya
melalui Sumur bor dikarenakan pada saat Ini PDAM Pemda Kota Lhokseumawe
masih terkendala, Sehingga mayarakatmengunakan sumur bor untuk kehidupan
seharinya.

4. Sarana dan Prasarana Gampong Pusong Lama

 Stasiun pengisian bahan bakar nelayan

Terdapat sarana pengisian bahan bakar nelayan di sekitar pinggiran


dermaga yang memudahkan para nelayan yang mempunyai perahu untuk
pengisian bahan bakar.

 TPI Pusong

TPI Gampong Pusong Lama ini berfungsi sebagai Sarana Nelayan untuk
mengumpulkan hasil pencarian Ikan dan disinilah terjadi proses jual beli
antara Nelayan dengan Penduduk sekitar dan luar daerah tersebut.
 Dermaga
Dermaga Gampong pusong lama juga merupakan suatu tempat berlabuhnya kapal
– kapal para nelayan yang mencari ikan. Lemudian juga sebagai tempat merapat
dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan hasil pencarian
ikan

 Dan masih banyak lagi seperti sarana Pendidikan, sarana MCK umum ,
Sarana Ibadah dan sarana perdagangan lainnya

5. Permasalahan Pada Gampong Pusong Lama

 Sampah

Dimana sampah menjadi masalah yang serius bagi masyarakat gampong


pusong, ditambah kurang nya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan,

Sampah-sampah ini dihasilkan oleh masyarakat nya sendiri da nada yang


berasal dari saluran air kota yang. Pencemaran lingkungan akibat sampah pada
Gampong pusong lama mengganggu estetika untuk di pandang. Jalanan kecil yang
menghubungkan ke rumah – ruamah para masyarakat. Terdapat sampah pada
bawah bangunan rumah membuat tercemar dimana – mana. Perumahan yang
berdempet dan padat membuat gampong pusong lama ini tidak tertarik untuk di
huni. Pada daerah sekitar sangat tidak layak di huni karena sampah yang tercemar
di sekitaran perumahan bahkan selokan juga ikut tercemar.

Sampah ikan nelayan sangat mengganggu dan membuat tercemar, karena


bau tidak sedap dari sisa-sisa ikan yang tidak terambil / terbuang membuat gampong
pusong lama bertambah tidak sehat.

BAB III

PENUTUPAN

KESIMPULAN

Dalam bermukim di wilayah pesisir lebih tepatnya di kawasan permukiman


nelayan dihubungkan dengan tingkat social dan ekonomi masyarakatnya. Hal ini
terkait dengan system pembagian kerja bagi masyarakatnya, diantaranya system
pembagian pekerjaan, dimana pada bagian “laut” merupakan pekerjaan bagian
kaum lelaki sedangkan pada bagian “darat” merupakan pekerjaan kaum wanita.
Hubungan sosial yang terjadi dalam lingkungan masyarakat nelayan adalah akibat
interaksi dengan lingkungannya. Mayoritas Penduduk Gampong Pusong Lama
dikategorikan penduduk miskin, karena prilaku masyarakat yang komsutif. Dan
potensi sumber daya alam yang berpotensial adalah perikanan sehingga pada
umumnya masyarakat pusong berprofesi sebagai nelayan.

Berdasarkan hasil identifikasi penilaian yang dilakukan terhadap kawasan daerah


pesisir di desa Gampong Pusong lama kondisi lingkungannya sangat tercemar atau
belum memenuhi syarat desa yang lingkungannya sehat dan bersih.

Anda mungkin juga menyukai