PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk yang berlangsung dengan pesat telah menimbulkan
dampak terhadap berbagai aspek kehidupan bangsa terutama di wilayah perkotaan.
Salah satu aspek yang sangat terasa adalah semakin sulitnya memenuhi kebutuhan
perumahan atau tempat tinggal bagi
Sebagai konsekwensi dari keadaan di atas maka banyak orang yang terpaksa
membangun di atas tanah yang tidak direncanakan semula. Keadaan itu menjadikan
lingkungan perumahan tidak teratur dan tidak memiliki prasarana yang jelas seperti
jalan lingkungan, sumber air bersih, saluran pembuangan air kotor, persampahan
dan sebagainya. Suatu daerah permukiman yang tidak memiliki prasarana yang
memadai akan menimbulkan berbagai masalah baik ditinjau dari segi kesehatan,
keindahan dan kenyamanan, maupun dari segi hukum yang berlaku. Dengan
demikian maka tidaklah mengherankan jika pada suatu permukiman kumuh timbul
berbagai kasus dengan jumlah dan jenis yang cukup tinggi. Walaupun keadaan seperti
di atas telah dipahami
sepenuhnya oleh semua pihak yang berkompeten, namun kemampuan untuk
mengatasinya masih sangat dibatasi oleh berbagai faktor. Akibatnya keadaan seperti
itu masih banyak dijumpai bukan saja di daerah-daerah perkotaan, akan tetapi juga
pada daerah pedesaan. Di kota-kota besar permukiman kumuh tumbuh secara liar
pada umumnya di wilayah pinggiran kota atau pada daerah permukiman lama yang
tidak terkendali dengan baik. Juga banyak ditemukan di tempat-tempat yang
sebelumnya bukan
perkembangan yang tumbuhan kota maka tempat tersebut berubah menjadi wilayah
permukiman yang tumbuh secara liar. Keadaan seperti itu biasanya banyak dijumpai
pada tempat-tempat pembuangan sampah kota, atau pada daerah yang berawa-rawa
dan telah ditimbuni.
B. rumusan masalah
Dalam paper ini rumusan masalah yang diambil adalah bagaimana dampak
pemukiman kumuh terhadap lingkungan perkotaan ?
C. Tujuan
Dalam paper ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana dampak pemukiman kumuh
terhadap lingkungan perkotaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Manusia sebagai makhluk sosial hidup bersama dengan makhluk lainnya.
Karena itu kemudian muncullah kelompok-kelompok rumah yang dinamakan
permukiman. Rumah sebagai suatu bangunan merupakan bagian dari suatu
permukiman yang utuh.Pada hakekatnya permukiman adalah hidup bersama, sebab
itu fungsi rumah dalam kehidupan manusia adalah sebagai tempat tinggal yang
diperlukan oleh manusia untuk memasyarakatkan dirinya. Pengertian tentang
permukiman telah dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain mengemukakan
bahwa, permukiman adalah penataan kawasan yang dibuat oleh manusia agar dapat
hidup secara. lebih mudah dan lebih baik, memberi rasa bahagia dan rasa aman dan
mengandung kesepakatan untuk membangun manusia seutuhnya. Selanjutnya dalam
definisi lain dikemukakan bahwa suatu permukiman dapat dilihat sebagai suatu dunia
tersendiri dimana para warganya menemukan identitas mereka, merasa aman, merasa
sebagai makhluk sosial, dan dapat ia menyalurkan naluri untuk berkembang biak
menyambung keturunannya.
Selanjutnya dikemukakan bahwa permukiman adalah suatu kawasan
perumahan yang ditata secara fungsional sebagai suatu sosial ekonomi dan fisik ke
tata ruang, lingkungan, sasaran umum dan fasilitas sosial sebagai suatu kesatuan yang
utuh dengan membudayakan sumber- sumber daya dan dana, mengelola lingkungan
yang ada untuk mendukung kelangsungan dan peningkatan mutu kehidupan manusia,
memberi rasa aman, tentram, nikmat dan sejahtera dalam keselarasan, keserasian dan
keseimbangan agar berfungsi sebagai wadah yang dapat melayani kehidupan pribadi,
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Dari rumusan-rumusan tersebut di atas
dapat disimpulkan bahwa permukiman merupakan kawasan perumahan yang sengaja
dibuat lengkap dengan prasarana dan fasilitas lingkungan untuk kesejahteraan dan
kebahagiaan penghuninya. Suatu permukiman akan cukup ideal kalau di dalamnya
terdapat pengelolaan lingkungan yang memadai.
Untuk dapat menilai bahwa suatu permukiman sehat atau tidak perlu
didasarkan pada karakteristik daerah permukiman yang merupakan standar yang telah
disepakati. Karakteristik atau standar itu didasarkan pada beberapa aspek yaitu :
1
Fasilitas jalan lingkungan, baik berupa jalan utama, jalan menengah ataupun
jalan lokal.
Fasilitas
persampahan,
meliputi
tempat
penampungan,
pembuangan
keadaannya berada di bawah standar yang telah ditetapkan. Keadaan seperti itu
terutama
banyak
dijumpai
pada
negara-negara
yang
sedang
berkembang.
Penduduknya sangat padat serta jumlah anak juga besar dan kurang terurus
dengan baik.
(sakit
atau kematian). Sebagai akibat dari keadaan itu, tidak jarang terjadi seluruh
bagian yang tidak terpisahkan dari proses pertumbuhan kota-kota besar di seluruh
dunia. Lingkungan ini tumbuh berkembang karena perkembangan kota sebagai
daerah industri, ekonomi dan perdagangan yang menuntut adanya persyaratan
peningkatan kemampuan warga kota untuk menyesuaikan diri. Bagi mereka yang
sukses akan mampu meningkatkan kedudukan sosial ekonomi mereka, sedangkan
yang tidak mampu akan tersisih dari arus kemajuan dan perubahan kota.
Pada setiap perencanaan dan pembangunan kota selalu diupayakan untuk
menata kembali letak dan kondisi berbagai lokasi permukiman. Lokasi-lokasi
permukiman baru yang layak juga telah banyak yang dibangun, namun akibat
kesenjangan sosial ekonomi di antara warga kota, maka terjadi pula kesenjangan
dalam menghuni permukiman baru tersebut. Warga yang tidak beruntung akan tetap
menghuni permukiman yang kumuh.
BABIII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permukiman kumuh disebabkan oleh kuota atau jumlah penduduk yang
sangat banyak dan lahan yang semakin sempit. Hal ini dikarenakan oleh pendapatan
yang rendah sehingga rumah murahpun sulit mereka miliki. Untuk memenuhi
kelangsungan hidup masyarakat permukiman kumuh mereka membuat rumah darurat
dari bahan-bahan
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. 1989. Ekonomi Perkotaan. Fakultas Pasca-sarjana Universitas
Hasanuddin, Ujung Pandang.
Kusnopranoto.
1985.
Kesehatan
Lingkungan.
Penerbit
Fakultas
Kesehatan