Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA

Analisis Rutin Tahunan Perubahan Penggunaan Lahan


di Kabupaten Tulang Bawang

I. Umum
KAK diperlukan antara lain sebagai dasar dalam penentuan pendekatan dan

metodologi, rencana kerja dan penugasan tenaga ahli. Oleh karena itu di dalam KAK

mencakup latar belakang, tujuan, sasaran, lingkup pekerjaan, lingkup wilayah,

lingkup kegiatan, tenaga ahli produk pekerjaan ini berupa jenis-jenis laporan, jenis

dan substansi serta keluaran atau output yang di hasilkan. Penjelasan tersebut

adalah sebagai berikut.

II. Latar Belakang


Bentuk penggunaan lahan suatu wilayah terkait dengan pertumbuhan

penduduk dan aktivitasnya. Semakin meningkatnya jumlah penduduk dan semakin

intensifnya aktivitas penduduk di suatu tempat berdampak pada makin

meningkatnya perubahan penggunaan lahan. Pertumbuhan dan aktivitas penduduk

yang tinggi terutama terjadi di daerah perkotaan, sehingga daerah perkotaan pada

umumnya mengalami perubahan penggunaan lahan yang cepat. Menurut Miller

(1988), sebanyak 43 % penduduk dunia tinggal di wilayah perkotaan. Sementara

menurut Simmond (1989), hingga tahun 2000 diperkirakan dari 24 juta hektar

lahan hijau (pertanian, kehutanan, perkebunan, dan lain-lain) telah berubah

peruntukannya menjadi lahan perkotaan. Adanya perubahan penggunaan lahan

tersebut dilihat dari aspek ekonomi pertanian merupakan ancaman terhadap

ketahanan pangan penduduk dan dilihat dari aspek lingkungan hal itu merupakan

ancaman terhadap daya dukung lingkungan.

Sebagian besar kota-kota di negara-negara berkembang angka pertumbuhan

penduduknya relatif konstan, yakni mendekati angka 6 % per tahun (Beek dan

1
Juppenlatz dalam Brouwer, 1998). Ini berarti jumlah penduduk kota menjadi dua

kali lipat tiap 12 sampai 15 tahun. Bahkan menurut sumber dari PBB (United

Nations) (1985) menyebutkan bahwa beberapa kota di dunia angka pertumbuhan

penduduknya dari tahun 1950 hingga tahun 2000 berkembang lebih dari 9 kali lipat.

Sebagaimana halnya kota di negara-negara berkembang lain, kota-kota di

Indonesia juga demikian, jumlah penduduk kota meningkat dengan laju

pertumbuhan 5,5 % per tahun pada dekade 1980-1990 dan 6 % pada decade 1990-

2000 (Tjahyati dalam Budihardjo, 1997). Makin banyaknya penduduk kota akibat

pertumbuhan alami maupun migrasi berimplikasi pada makin besarnya tekanan

penduduk atas lahan kota, karena kebutuhan lahan untuk tempat tinggal mereka

dan lahan untuk fasilitas-fasilitas lain sebagai pendukungnya yang semakin

meningkat. Hal ini menjadi persoalan besar bagi perencana, pengelola kota maupun

penduduk sendiri. Bagi para perencana dan pengelola kota dinamika pertumbuhan

penduduk yang cepat dan tuntutan pengaturan penggunaan lahan kota yang

terbatas tetapi selalu berubah mendatangkan pekerjaan tersendiri. Ketersediaan

peta-petaaktual sebagai basis bagi perencanaan dan pengelolaan kotamerupakan

suatu hal yang sangat urgen. Peta actual penggunaan lahan merupakan salah satu

jenis peta yang sangat penting untuk keperluan perencanaan, pemantauan, dan

evaluasi.

Metode konvensional ternyata tidak mencukupi lagi, sejak kepadatan dan

persebaran bangunan kota menjadi padat dan tidak teratur sehingga menghalangi

jangkauan pandangan (Sokhi, 1993). Kini, dengan makin berkembangnya teknologi

penginderaan jauh dan berbagai kelebihan yang dimilikinya, mendorong orang

berpaling ke teknik ini untuk berbagai studi kekotaan, termasuk diantaranya untuk

mendeteksi perubahan penggunaan lahan di suatu wilayah.

Hasil interpretasi foto udara selanjutnya diolah dengan menggunakan

komputer yang dilengkapi perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG). SIG

digunakan untuk memperoleh hasil analisis yang akurat terhadap data penelitian

ini. Data yang besar dapat diolah lebih cepat, efisien dan dapat ditayangkan

2
kembali karena data tersimpan dalam bentuk digital. Hasilnya berupa peta aktual

digital penggunaan lahan kota yang berguna bagi perencana dan pengelola kota.

Oleh karenanya, mengantisipasi perkembangan penggunaan lahan di

Kabupaten Tulang Bawang yang sangat cepat, maka pada tahun 2015 ini, Dinas

Pekerjaan UmumBidang Penataan Ruang Kabupaten Tulang Bawang menyusun kajian

tentang Analisis Rutin Tahunan Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten

Tulang Bawang.

III. Maksud dan Tujuan


Penelitian Analisis Rutin Tahunan Perubahan Penggunaan Lahan di

Kabupaten Tulang Bawang dimaksudkan untuk megnetahui perubahan penggunaan

lahan melalui interpretasi peta dan menemukan faktor-faktor perubahan

penggunaan lahan sehingga dihasilkan rekomendasi dalam penanganannya.

Sedangkan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui persebaran dari perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Tulang

Bawang.

2. Mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan penggunaan lahan di Kabupaten

Tulang Bawang.

3. Memberikan arahan/rekomendasi terhadap perubahan penggunaan lahan yang

terjadi beserta hal-hal yang harus dilakukan oleh stakeholder terkait.

Kegiatan penelitian Analisis Rutin Tahunan Perubahan Penggunaan Lahan

di Kabupaten Tulang Bawang ini merupakan bagian dari upaya untuk mendorong

proses penanganan terhadap perkembangan penggunaan lahan di Kabupaten Tulang

Bawang agar sesuai dengan kebijakan yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Tulang

Bawang maupun RTRW masing-masing kabupaten/kota dalam lingkup Kabupaten

Tulang Bawang. Oleh karena itu kegiatan penelitian ini diharapkan akan memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Teridentifikasinya pola penggunaan lahan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang,

baik yang sesuai dengan kebijakan maupun yang mengalami perubahan dan tidak

sesuai dengan kebijakan sehingga dapat memberikan informasi bagi upaya

3
perencanaan ataupun penyusunan program kebijakan serta pola penanganan yang

tepat dan terpadu

2. Dengan ditemukannya faktor-faktor perubahan penggunaan lahan diharapkan

dapat meminimalisir perubahan penggunaan lahan di kemudian hari.

3. Memberikan pemahaman yang lebih terinci mengenai permasalahan yang ada di

Kabupaten Tulang Bawang terkait dengan perubahan penggunaan lahan dan jenis

pola ruang yang rentan mengalami perubahan serta faktor perubahannya,

sehingga kebijakan pembangunan diharapkan akan mampu mengatasi berbagai

permasalahan yang ada.

4. Menyediakan data pendukung proses pembagunan dan pengambilan kebijakan

oleh pemerintah daerah atau usaha investasi di daerah oleh pihak swasta

IV. Sumber Dana


Penyusunan Analisis Rutin Tahunan Perubahan Penggunaan Lahan di

Kabupaten Tulang Bawang menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja

Daerah Kabupaten Tulang Bawang Tahun Anggaran 2018 sebesar 500.000.000,- (

lima ratus juta rupiah)

V. Lingkup Pekerjaan

5.1 Lingkup Wilayah


Lingkup wilayah Analisis Rutin Tahunan Perubahan Penggunaan Lahan di

Kabupaten Tulang Bawang berdasarkan KAK adalah seluruh kabupaten/kota di

Kabupaten Tulang Bawang.

5.2 Lingkup Substansi


Lingkup substansi Kegiatan Analisis Rutin Tahunan Perubahan Penggunaan

Lahan di Kabupaten Tulang Bawang minimal terdiri dari kegiatan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi penggunaan lahan eksisting, yang meliputi :

 Mengidentifikasi jenis penggunaan lahan eksisting

 Mengidentifikasi luasan penggunaan lahan eksisting

 Mengidentifikasi prosentase penggunaan lahan eksisting

4
2. Melakukan analisa perubahan penggunaan lahan, yang meliputi jenis, luasan dan

prosentase perubahan penggunaan lahan

3. Melakukan analisa laju perubahan penggunaan lahan.

4. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab perubahan penggunaan lahan, jenis

pola ruang yang rentan berubah dan penggunaan lahan yang menjadi penyebab

perubahan.

5. Menyusunrekomendasi dan langkah-langkah yang harus ditempuh agar

penggunaan lahan di Kabupaten Tulang Bawang sesuai dengan rencana tata ruang

wilayahnya.

VI. Metodologi

6.1 Metode Penelitian


Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan, pengolahan dan

pemrosesan awal data, pengecekan lapang, dan analisis data.

6.1.1 Tahap Persiapan


Tahap persiapan meliputi konsultasi awal penulisan proposal, penentuan

lokasi penelitian, studi literatur, dan mengunduh citra lokasi penelitian. Studi

literatur dilakukan untuk mempelajari sumber informasi yang mendukung

pelaksanaan penelitian. Selain studi literatur, tahap ini merupakan tahap

pengumpulan data lain yang jumlah dan jenisnya sesuai dengan kebutuhan untuk

analisis dan interpretasi penutupan/penggunaan lahan. Pada tahap ini data yang

dipersiapkan antara lain seperti citra Landsat, peta topografi, peta jenis tanah,

peta geologi, data curah hujan, dan data potensi.

6.1.2 Tahap Pengolahan dan Pemrosesan Awal Data


Tahap pengolahan data dari citra Landsat mencakup mengunduh citra lokasi

penelitian, koreksi geometrik, pemotongan (cropping) citra, dan interpretasi.

Sedangkan tahap pemrosesan data meliputi pembuatan peta elevasi, dan peta curah

hujan.

5
SetelahProses pengunduhan dilakukan mosaic pada citra untuk

menggabungkannya menjadi satu scene. Koreksi geometrik dapat dilakukan dengan

cara image to map-geo-correction atau koreksi citra yang belum terkoreksi

terhadap peta digital yang telah dikoreksi.

Gambar 1 Tahapan Penelitian

6
Pemotongan citra (cropping) dilakukan untuk mendapatkan batas daerah

penelitian, dengan maksud untuk dapat dilakukan pengolahan data yang lebih rinci

pada daerah tersebut. Pemotongan citra ini dilakukan dengan menggunakan

software ERDAS Imagine yang didasarkan pada posisi koordinat yang terdapat di

peta digital dengan proyeksi UTM.

Interpretasi citra merupakan proses mengkaji citra dengan maksud untuk

mengidentifikasi obyek. Interpretasi citra dilakukan secara visual dengan

pendekatan kunci interpretasi. Kunci interpretasi yang digunakan yaitu bentuk,

ukuran, pola, bayangan, rona, tekstur, dan situs/lokasi. Hasil interpretasi kemudian

dibuat ke dalam sebuah peta penggunaan lahan sementara (tentatif) yang siap

untuk dicek di lapangan.

Tahap pemrosesan data berikutnya adalah pembuatan peta elevasi dan peta

curah hujan. Peta Elevasi dibuat dengan menggunakan proses DEM (Digital

Elevation Model). DEM adalah model kuantitatif dari elevasi pada sebagian

permukaan bumi dalam bentuk digital. DEM dilakukan berdasarkan peta kontur

dengan interval 12,5 meter. Pembuatan peta elevasi diawali dengan mengkonversi

peta kontur digital dalam bentuk tiga dimensi (TIN). Hasil konversi dari tahapan ini

kemudian dikonversi dalam bentuk grid. Setelah didapatkan dalam bentuk grid,

kemudian ditetapkan kelas elevasinya. Setelah itu dilakukan digitasi.

Terdapat enam kelas elevasi, yaitu kelas elevasi 1 (0-25 mdpl), kelas elevasi

2 (25-100 mdpl), kelas elevasi 3 (100-250 mdpl), kelas elevasi 4 (250-500 mdpl),

kelas elevasi 5 (500-1000 mdpl), dan kelas elevasi 6 (1000-2000 mdpl). Peta Curah

Hujan dibuat dengan menggunakan metode isohyet. Extensions Spasial Analyst

pada Arc View 3.3 memberikan dua pilihan metode konturing/interpolasi yaitu

metode Spline dan IDW (Inverse Distance Weighted).

Metode Spline adalah metode yang menghubungkan titik-titik yang sama

nilainya dengan mempertimbangkan titik-titik lain yang berbeda nilainya serta

mampu memperkirakan nilai suatu daerah berdasarkan jarak titik-titik tersebut.

7
Metode Spline mempunyai kemiripan dengan metode isohyet dalam proses

analisisnya.

Metode ini dipakai untuk menentukan hujan rata-rata pada daerah dengan

penyebaran stasiun atau pos pengamatan hujan yang tidak merata, selain itu

metode ini dapat menaksir nilai garis isohyet berdasarkan jarak terhadap nilai

garis isohyet yang mewakili suatu titik. Berbeda dengan metode IDW, metode ini

mempertimbangkan varian kumpulan titik berdasarkan fungsi jarak dari setiap titik

yang diinterpolasi dimana metode ini mempunyai kemiripan dengan metode polygon

Thiessen.

6.1.3 Pengecekan Lapang


Pengecekan lapang bertujuan untuk menelaah kembali hasil interpretasi

obyek/penggunaan lahan, pengamatan terhadap penggunaan lahan berdasarkan peta

penggunaan lahan yang sudah ada (rechecking), dan menambah data atau informasi

yang tidak dapat diperoleh dari citra seperti jenis tanaman dan jarak tanam.

Informasi tambahan dapat diperoleh dari masyarakat setempat yang menunjukkan

akan adanya perubahan penggunaan lahan, sehingga sumber tempat tersebut harus

di cek lagi untuk membuktikan kebenarannya. Pengecekan lapang dilakukan pada

titik sampel yang telah ditetapkan di peta yang mengikuti kondisi di lapang.

Selanjutnya dilakukan penentuan titik geografis dengan GPS (Global Position

System) di lapangan.

6.1.4 Tahap Analisis Data


Tahap analisis data terdiri dari tahap analisis data spasial dan non spasial.

Tahap Analisis Data Spasial terdiri dari analisis perubahan penggunaan lahan. Untuk

mengetahui perubahan penggunaan lahan maka dilakukan proses overlay (union) antara

peta penggunaan akhir tahun dan awal tahun.

Tahap Analisis Data Non Spasial

Tahap analisis data non spasial yaitu analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan penggunaan lahan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

perubahan penggunaan lahan dilakukan analisis statistik dengan menggunakan metode

binomial logit. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan memiliki

8
nilai p-level < 0.005. Variabel respon pada regresi logistik adalah variabel binary.

Variabel bebas ditunjukan oleh X dan variabel respon Y, dimana Y mempunyai dua

kemungkinan yaitu 0 dan 1. Nilai Y=1 menyatakan bahwa terjadi perubahan penggunaan

lahan dari hutan menjadi pertanian dan perubahan dari pertanian menjadi lahan

terbangun. Sebaliknya, jika Y=0 menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan. Adapun

persamaan umum model logit adalah sebagai berikut :

6.2 Jenis Penelitian


Penelitian Analisis Rutin Tahunan Perubahan Penggunaan Lahan di

Kabupaten Tulang Bawang ini, termasuk jenis penelitian yang menggunakan

pendekatan studi komparatif non hipotesis. Penelitian komparatif non hipotesis

adalah penelitian yang mengadakan komparasi status fenomena dengan standarnya.

Oleh karena itu sebelum memulai penelitian, harus ditetapkan standarnya dengan

landasan yang kuat yang diperoleh dari hukum, peraturan, hasil lokakarya.

Penelitian dilaksanakan dengan mempelajari kondisi eksisting yang kemudian

dibandingkan dengan standar dan kebijakan terkait dengan penggunaan lahan di

Kabupaten Tulang Bawang.

9
6.3 Sumber Pengumpulan Data
a. Data primer
Merupakan data yang diperoleh dengan mengumpulkan data langsung lokasi

penelitian.

b. Data sekunder

Merupakan data yang sudah diolah berupa dokumen. Data sekunder

merupakan data pendukung yang sangat diperlukan dalam penelitian ini. Data

sekunder diperoleh peneliti melalui buku-buku dan dokumen, yang diperoleh dari

Dinas terkait.

6.4 Kompilasi Data


Data yang berhasil dikumpulkan dari penelaahan data sekunder dan

penelaahan dokumentasi, dikumpulkan dan disusun sedemikian rupa agar mudah

dibaca, mudah dilihat kaitannya satu dengan yang lain, dan informatif. Kompilasi

data dilakukan peneliti sesuai dengan kebutuhan akan data untuk analisis.

6.5 Pendekatan Analisis Data


Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah berbasis data

spasial yang diharapkan mampu memberi gambaran keruangan wilayah-wilayah

yang terkonversi.

Pendekatan temporal menjadi dasar utama dalam kajian ini, dengan

metode back-tracking dan/atau forward-tracking (bila data tidak memungkinkan).

Analisis yang akan digunakan dalam kegiatan ini digambarkan sebagai berikut:

10
6.6 Seminar/sosialisasi
 Seminar/Sosialisasi dilakukan pada saat penyampaian Laporan Antara yang

dilakukan didepan Tim Teknis dan Pihak-pihak terkait yang ditentukan

kemudian. Teknis Pelaksanaan ditentukan kemudian.

 Seminar/Sosialisasi dilakukan pada saat penyampaian Laporan Akhir yang

dilakukan didepan Tim Teknis dan pihak-pihak terkait yang ditentukan

kemudian. Teknis Pelaksanaan ditentukan kemudian.

VII. Jangka Waktu Pelaksanaan


 Produk yang dihasilkan dalam bentuk Produk/Dokumen lainnya yang diminta

dalam KAK ini (waktu penyelesaian pekerjaannya dibatasi oleh pelaksanaan

tahun anggaran) sehingga harus diselesaikan dalam waktu 180 (seratus delapan

puluh) hari kalender, sejak dimulainya pekerjaan seperti dinyatakan dalam

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

 Pelaksana berkewajiban untuk merinci pemanfaatan waktu tersebut sehingga

efesien dan efektif menghasilkan produk yang dipersyaratkan, termasuk

pentahapan kegiatan dan produk-produknya.

11
 Pelaksana berkewajiban untuk merinci waktu pemanfaatan tenaga ahli yang

terlibat sesuai dengan jumlah dan intensitas masing-masing tenaga yang

diperlukan.
Tabel 1 WaktuPelaksanaan

BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7
2 Kegiatan Persiapan
3 Kegiatan Penyusunan
Laporan Pendahuluan
4 Kegiatan Penyusunan
Laporan Antara
5 Kegiatan Penyusunan
Laporan Draft Akhir
5 Kegiatan Penyusunan
Laporan Akhir

VIII. Tenaga Ahli


Dalam pelaksanaan pekerjaan Penelitian Analisis Rutin Tahunan Perubahan

Penggunaan Lahan di Kabupaten Tulang Bawangdiperlukan tenaga ahli dan tenaga

pendukung sesuai bidang keahliannya dengan pengalaman profesi dengan perincian

sebagai berikut :

1. Team Leader
Minimal Pendidikan S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman

minimal 7 tahun atau S2 TeknikPerencanaan Wilayah dan Kota dengan

pengalaman minimal 3 tahun

2. Ahli Pemetaan
Minimal PendidikanS1Teknik Geodesi atau Teknik Planologi Pengalaman minimal 5

tahun.

3. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota


Minimal Pendidikan S1 TeknikPerencanaan Wilayah dan Kotadenganpengalaman

minimal 5 tahun,

4. Ahli Lingkungan
Minimal Pendidikan S1 Teknik Lingkungan yang berpengalaman minimal 5 (lima)

tahun.

12
5. Ahli Sosial
Minimal Pendidikan S1 Sosial yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun.

6. Ahli Ekonomi
Minimal Pendidikan S1 Ekonomi yang berpengalaman minimal 5 (lima) tahun.

7. Tenaga Pendukung
Minimal Pendidikan SLTA atau sederajatPengalaman minimal 3 tahun, sebagai

Surveyor, Drafter dan Computer Operator/ Administrasi

IX. Jenis dan substansi laporan


Jenis dan substansi laporan yang dipersyaratkan di dalam KAK sudah dapat

dipahami dan sesuai dengan pekerjaan penataan ruang umumnya. Laporan dan hasil

pekerjaan yang harus diserahkan adalah:

 Laporan Pendahuluan

Menguraikan tujuan dan sasaran studi, pendekatan dan metodologi yang akan

digunakan, jadwal pelaksanaan, rencana kerja, manajemen tenaga ahli. Laporan

ini diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah dikeluarkannya SPMK,

sebanyak 10 (sepuluh)buku berwarna dengan ukuran kertas A4.

 Laporan Antara

Berisi realisasi dari rencana kerja, antara lain; hasil pengumpulan data dan

informasi hasil survey, identifikasi potensi & masalah, hasil analisis. Laporan ini

diserahkan paling lambat 4 (empat) bulan setelah SPMK diterbitkan dengan

jumlah sebanyak 10 (sepuluh)eksemplar berwarna dengan ukuran kertas A4.

 Draft Laporan Akhir

Draft Laporan Akhir berisi seluruh proses penyusunan Penelitian Analisis Rutin

Tahunan Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Tulang Bawang

sebagaimana yang diminta dalam KAK, setelah dilaksanakan pembahasan dengan

pihak-pihak terkait. Laporan ini diserahkan paling lambat 6 (Enam) bulan setelah

SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 5(Lima) eksemplar berwarna dengan

ukuran kertas A4.

 Executive Summary

13
Executive summary adalah ringkasan rencana yang akan dibagikan pada saat

seminar/ sosialisasi draft laporan akhir. Banyaknya executive summary

disesuaikan dengan jumlah undangan dengan ukuran kertas A4.

 Laporan Akhir

Berisi penyempurnaan Draft Laporan Akhir Penelitian Analisis Rutin Tahunan

Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Tulang Bawang sebagaimana yang

diminta dalam KAK. Laporan ini diserahkan kepada pemberi tugas 7 (Tujuh) bulan

setelah SPMK diterbitkan dengan jumlah sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar

berwarna dengan ukuran kertas A4.

 Album Peta

Album Peta dicetak dalam KertasA 1 sebanyak 5 rangkap dan kertas A3

sebanyak 5 rangkap

 CD data laporan sebanyak 10 buah, yang berisi dokumentasi seluruh kegiatan

berupa : laporan kegiatan dalam format pdf, dokumentasi kegiatan, bahan-bahan

presentasi dalam format ppt. File (soft copy) keseluruhan hasil pekerjaan

menjadi hak pemberi pekerjaan dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Bidang

Penataan RuangKabupaten Tulang Bawang.

XI. Penutup
Hal-hal yang belum tercantum dalam dokumen KAK ini akan dijelaskan lebih

lanjut dalam penjelasan pekerjaan (Aanwijzing).

Dibuat Oleh,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN TULANG BAWANG

14

Anda mungkin juga menyukai