Anda di halaman 1dari 80

Suplemen POS RPLP

Khusus Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman

Pre Desain Penataan


Lingkungan Permukiman
(Implementasi Perencanaan dan Perancangan Tapak
dalam Penanganan Kumuh)

U S K U r b a n P l a n n e r
Daftar Isi :
Definisi

Isu dan Peraturan yang perlu diperhatikan dalam Perancangan Tapak

Perancangan Tapak : Tahap Konsepsi Desain


Elemen Desain sebagai Instrument Merubah Wajah Lingkungan

Perancangan Tapak : Tahap Pra Desain

Lampiran: Perencanaan Tapak (site survey dan analisis)

Lampiran: contoh elemen desain


1 Definisi
Perencanaan Tapak

Perencanaan Tapak atau Site-planning adalah ilmu, teknik dan


sekaligus seni terkait dengan perencanaan yang terkait dengan
tapak atau lahan dimana sekumpulan bangunan atau fasilitas
akan didirikan.

Prinsip-prinsip ‘site-planning’ adalah


• kegiatan perencanaan terkait tapak atau lahan dikaitkan
dengan kegiatan perencanaan lainnya misalnya:
perencanaan kondisi fisik kawasan, skenario perencanaan
berkait dengan tingkat kepadatan hunian (density) pada
kawasan, perencanaan aspek sosial-ekonomi dan
perencanaan aspek sosial-budaya dari kelompok
masyarakat atau kelompok orang yang akan menghuni
kawasan.
• Kegiatan perencanaan tapak juga berkaitan dengan
perencanaan aspek teknologi yang berkaitan dengan
pelaksanaan /pendirian bangunan pada tapak atau lahan
yang direncanakan.

(lihat: Catanese, 1979).


Perancangan (Desain) Tapak

Perancangan (Desain) Tapak atau Site Design adalah ilmu


tentang rancangan (desain) terkait dengan tapak atau lahan
dimana sekumpulan bangunan atau fasilitas akan didirikan.

Sebuah rancangan tapak atau site-design pada dasarnya


adalah wujud atau gambaran akhir dari berbagai
pertimbangan perencanaan atau skenario-skenario
perencanaan serta penetapan / pemilihan alternatif tipe
bangunan atau fasilitas yang dianggap / dinilai paling sesuai
atau paling cocok. Karena itu site-design sifatnya adalah
statis, bergantung pada pertimbangan atau skenario
perencanaan atau kriteria perencanaan serta alternatif tipe /
macam bangunan atau fasilitas yang dinilai paling sesuai
atau paling cocok.

(lihat: Catanese, 1979).


Skala Perencanaan Skala Perancangan Skala Tapak

Skala atau besaran tapak atau


Perencanaan skala makro/besar lahan :
perencanaan kawasan kota (urban
planning) tapak atau lahan skala kecil
Skala 1:50.000 berupa satu kapling untuk
Rencana Stratejik
perencanaan satu jenis bangunan
tertentu,

Perencanaan skala menengah tapak atau lahan skala


perencanaan kawasan (district menengah (sedang) untuk
Urban design bangunan multi-fungsi atau
planning)
beberapa masa bangunan, dan
Rencana Rinci/Detail Skala 1:5.000 – 1:10.000
tapak atau lahan skala besar
(berupa kawasan) untuk
perencanaan kawasan fungsi
tertentu (perumahan, industri,
Perencanaan skala mikro/ kecil rekreasi, dsb.).
perencanaan tapak (site planning) Site design

Rencana Teknis Skala 1:1.000 – 1:2.000


TAHAPAN OUTPUT IMPLEMENTASI DALAM KOTAKU
1. Perencanaan Tapak
(a) site survey dan site investigation,
(b) site analysis, Rencana teknis (Perumahan, Rencana Penataan
(c) skenario perencanaan (planning scenario), dan Infrastruktur, pariwisata,dll) Lingkungan Permukiman
(d) alternative of site-design. (RPLP).

2. Perancangan (Desain) Tapak


Conceptual Design Stage (tahap konsepsi desain) Gambar konsep desain, fungsi ruang dan
• Rencana Teknis Penataan
kuantitas ruang (planning programing)
Lingkungan Permukiman
(RTPLP), atau
• Pra Desain Penataan
Preliminary design stage (tahap pra-desain) Gambar pra-desain, RAB awal, usulan
Lingkungan Permukiman.
spesifikasi teknis material

Design development stage (tahap pengembangan Gambar pengembangan desain, RAB awal,
desain) perhitungan engineering, Lap. Hasil uji lab. Penetapan Usulan, DED dan
Proposal Kegiatan.

Detail engineering design (tahap detail desain) Gambar teknis, RAB, RKS, perhitungan
engineering
2 Isu dan Peraturan
yang perlu diperhatikan dalam
Perancangan Tapak
Agenda Global
SDG’s
Infrastruktur
Responsif Gender

Kriteria Infrastruktur Responsif Gender


Dapat dimanfaatkan secara universal (Universal Utilization)
Dapat dimanfaatkan oleh perempuan, laki-laki dan kelompok berkebutuhan khusus lainnya (Lansia, Difable,
Anak-anak,) sesuai dengan kebutuhan

Keamanan, Keselamatan dan Kenyamanan (Safety, Security,


Convenience)
Misalnya dilengkapi: penerangan jalan, bebas banjir, desain bangunan yang aman, desain trotoar yang
bebas halangan

Memenuhi kebutuhan dasar manusia (Gender Equity for


Basic Needs)
Memberikan kesetaraan aksesbilitas terhadap layanan dasar laki & perempuan, Lansia, Difable, Anak-anak,
safety, security, health (human needs)

Dukungan infrastruktur yang ramah lingkungan


(Environmental Friendly)
Dilengkapi dengan fasilitas infrastruktur yang ramah lingkungan sesuai dengan kebutuhan perempuan, laki-
laki dan kelompok berkebutuhan khusus lainnya.

sumber: Riset Gender Impact Assessment, Puslitbang Sosekling, 2013


Kemudahan akses informasi
Universal Design Desain mudah dimengerti untuk setiap kondisi
Permen PUPR No : 14/PRT/M/2017 tentang dan kemampuan sensorik penggunanya.
Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung

“Desain Universal (universal design) adalah rancangan bangunan Kemandirian penggunaan ruang/ Antisipatif
gedung dan fasilitasnya yang dapat digunakan oleh semua orang
secara bersama-sama tanpa diperlukan adaptasi atau perlakuan Desain dapat meminimalisir dan memiliki toleransi pada
kesalahan pemakaian. Setiap bentuk pada bangunan dapat
khusus“
mengantisipasi kecelakaan hingga kondisi tidak terduga

Prinsip-prinsip Universal Design

Kesetaraan Penggunaan Ruang


Desain bangunan dapat digunakan oleh semua orang
dengan kemampuan yang berbeda. Artinya, setiap
Efisiensi upaya pengguna
bentuk, fungsi, dan fasilitas pada bangunan itu dapat Desain bangunan harus dapat digunakan secara efisien, nyaman,
memenuhi kebutuhan penggunanya. dan tidak menyebabkan kelelahan dalam penggunaannya.

Keselamatan dan keamanan bagi


semua / Fleksibel
Desain bangunan dan setiap ruang di dalamnya Kesesuaian ukuran dan ruang secara
mampu menjangkau kebutuhan dan kemampuan ergonomis
penggunanya.
Desain bangunan mudah dijangkau dan menyesuaikan
kondisi fisik, ukuran, serta tingkat fleksibilitas penggunanya.
Kemudahan akses tanpa
hambatan
Setiap fungsi pada bangunan
harus mudah dimengerti oleh
penggunanya berdasarkan
pengalaman, pengetahuan, “Setiap Bangunan Gedung dan Lingkungan termasuk ruang terbuka wajib memenuhi
bahasa, kemampuan, dan persyaratan kemudahan sesuai dengan fungsi dan klasifikasi Bangunan Gedung”
tingkatan intelektualitasnya.
“penerapan prinsip Desain Universal harus
mempertimbangkan kebutuhan dan
kemampuan Penyandang Disabilitas, anak-anak,
lanjut usia, dan ibu hamil”

(Permen PUPR 14/2017, Pasal 5.2)

INFRASTRUCTURE FOR ALL


3 Perancangan Tapak :
Tahap Konsepsi Desain
1 TAHAP KONSEPSI DESAIN
(Conceptual design stage)
1.1. Mengumpulkan data lapangan

Mencermati kembali data-data makro


tapak seperti kebijakan kota, masterplan
kota,dll

Mencermati kembali data-data mikro


tapak seperti kondisi eksisting,
permasalahan, kondisi sosial ekonomi,
potensi, dll

Mencermati kembali analisis makro dan


mikro kawasan

Menemukenali gagasan-gagasan untuk


pencapaian visi yang sesuai dengan
permasalahan dan potensi yang ada
1 TAHAP KONSEPSI DESAIN
(Conceptual design stage) Visi Penataan Kali Asem Binatur:
Menjadi sentra kawasan wisata tepi sungai yang berbasis pada
penumbuhan ekonomi lokal dan perwujudan keseimbangan lingkungan
1.2. Membuat gagasan awal untuk
desain awal 1
Menyusun gagasan-gagasan awal untuk Visi
pencapaian visi

Menyusun konsep spasial untuk


mengimplementasikan gagasan-gagasan Gagasan
2
tersebut.

Peta Konsep
Spasial

3 Peta Konsep Ruang/Spasial


1 TAHAP KONSEPSI DESAIN
(Conceptual design stage) Peta Desain Konsep Ruang/Spasial

1.3. Membuat desain sesuai


tipologi dan kebutuhan ruang

Menyusun program ruang yaitu


kebutuhan ruang dan fungsi ruang
berdasarkan konsep ruang/ spasial yang
telah disusun
Membuat desain/visualisasi kebutuhan
ruang/spasial yang sesuai dengan
tipologi tapak.

Peta Desain
Konsep Spasial
Desain/
visualisasi
kebutuhan
ruang/spasial

Kebutuhan dan
fungsi
ruang/spasial
4 Elemen Desain
Sebagai Instrumen Merubah Wajah
Lingkungan
Elemen pembentuk image kota menurut Kevin Edges
Lynch adalah :
Merupakan batas, dapat berupa suatu desain, jalan, sungai,
ELEMEN Path
gunung. Edge memiliki identitas yang kuat karena tampak
visualnya yang jelas. Edge merupakan penghalang
Pembentuk Wajah Kota Merupakan suatu jalur yang digunakan oleh pengamat walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk yang
untuk bergerak atau berpindah tempat. Menjadi merupakan pengakhiran dari sebuah district atau batasan
elemen utama karena pengamat bergerak melaluinya sebuah district dengan yang lainnya. Edge memiliki
pada saat mengamati kota dan disepanjang jalur identitas yang lebih baik jika kontinuitas tampak jelas
tersebut elemen-elemen lingkungan lainnya tersusun batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas :
dan dihubungkan. Path merupakan elemen yang paling membagi atau menyatukan. Contoh : adanya jalan tol yang
penting dalam image kota yang menunjukkan rute-rute membatasi dua wilayah yaitu pelabuhan dan kawasan
sirkulasi yang biasanya digunakan orang untuk perdagangan
melakukan pergerakan secara umum, yakni jalan, gang-
gang utama, jalan transit, lintasan kereta api, saluran
dan sebagainya. Path mempunyai identitas yang lebih
baik kalau memiliki identitas yang besar (misalnya ke
stasiun, tugu, alun-alun,dan lain-lain), serta ada/
penampakan yang kuat (misalnya fasade, pohon, dan
lain-lain), atau belokan yang jelas.

District
Merupakan suatu bagian kota mempunyai karakter atau
aktivitas khusus yang dapat dikenali oleh pengamatnya.
District memiliki bentuk pola dan wujud yang khas begitu
juga pada batas district sehingga orang tahu akhir atau
awal kawasan tersebut. District memiliki ciri dan
karakteristik kawasan yang berbeda dengan kawasan
disekitarnya. District juga mempunyai identitas yang lebih
baik jika batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan
dapat dilihat homogen, serta fungsi dan komposisinya
jelas. Contoh: kawasan perdagangan, kawasan
permukiman, daerah pinggiran kota, daera pusat kota
Node Landmark
Merupakan simpul atau lingkaran daerah strategis di
Merupakan simbol yang menarik secara visual dengan
ELEMEN mana arah atau aktivitasnya saling bertemu dan dapat
diubah ke arah atau aktivitas lain, misalnya
sifat penempatan yang menarik perhatian. Biasanya
landmark mempunyai bentuk yang unik serta terdapat
Pembentuk Wajah Kota persimpangan lalu lintas, stasiun, lapangan terbang,
perbedaan skala dalam lingkungannya. Beberapa
jembatan, kota secara keseluruhan dalam skala makro
landmark hanya mempunyai arti di daerah kecil dan
besar, pasar, taman, square, tempat suatu bentuk
hanya dapat dilihat di daerah itu, sedangkan landmark
perputaran pergerakan, dan sebagainya. Node juga
lain mempunyai arti untuk keseluruhan kota dan bisa
merupakan suatu tempat di mana orang mempunyai
di lihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen
perasaan ‘masuk’ dan ‘keluar’ dalam tempat yang sama.
penting dari bentuk kota karena membantu orang
Node mempunyai identitas yang lebih baik jika
mengenali suatu daerah. Selain itu landmark bisa juga
tempatnya memiliki bentuk yang jelas (karena lebih
merupakan titik yang menjadi ciri dari suatu kawasan.
mudah diingat), serta tampilan berbeda dari
Contoh: patung Lion di Singapura, menara Kudus,
lingkungannya (fungsi, bentuk). Contoh: persimpangan
Kubah gereja Blenduk.
jalan.
Focal point
Pada tapak

Focal Point merupakan titik tangkap pandang mata


pada satu lingkungan atau kawasan, biasanya paling
menonjol dan mempunyai daya tarik serta menjadi
tempat yang ramai dikunjungi.

Berbeda dengan landmark, sebuah focal point


mempunyai bentuk spesial yang berbeda dengan
ke’monoton’an sekitar. Namun demikian focal point
dapat juga berfungsi sebagai landmark ketika dapat
dikenali dan mudah diingat keberadaanya. Tentu hal
ini juga tergantung aspek lokasi. Suatu focal point
tidak akan menjadi landmark ketika lokasinya
tersembunyi.

Keberadaan focal point menjadikan suatu area


menjadi ‘fresh’ karena adanya pemecah konsentrasi
dari keseragaman yang membosankan. Manusia akan
cenderung bosan dengan sesuatu yang sama secara
terus menerus. Hal ini berlaku dalam tata ruang kota
maupun dalam aktivitas lainnya, seperti bekerja,
belajar, dan kegiatan sehari-hari.
DESIGN Menurut Karl Kramer Verlag Stuttgart, elemen desain pada perancangan
lingkungan tapak termasuk area pedestrian adalah sebagai berikut :
ELEMENTS

Lampu (Lighting) Ruang Pamer (Show case)


Elemen desain merupakan elemen
penunjang bagi infrastruktur dasar Pembatas (Limit)
yang akan dibangun. Pemilihan jenis Atap (Roof Covering)
elemen desain maupun material Penutup Lantai (Floor Covering)
Meja dan Kursi (Table and Chairs)
elemen dapat “mempercantik wajah
lingkungan” yang disesuaikan dengan Obyek Disposisi (Disposition Object)
Stan Jualan (Sales Stand)
karakteristik, tema maupun ke khasan
tapak. Tanaman (Vegetation)
Kios (Kiosk)
Obyek Bermain (Playing Object)
Tempat sampah (Waste bin)
Reklame (Advertising) Parkir Sepeda (Bicycle Stand)
i Papan Informasi (Information) Jam (Clock)
Penunjuk Arah (Sign Information) art Obyek Seni (Art Object)
Bendera/Umbul-umbul (Flag) Telepon/Wifi (Telephone/Wifi)
Air (Water)
Penutup Lantai (Floor Obyek Bermain Obyek Disposisi
Lampu (Lighting) Pembatas (Limit) Covering) (Playing Object) (Disposition Object)

Tanaman Papan Informasi Penunjuk Arah (Sign Bendera/Umbul-umbul


Reklame (Advertising) (Information) Information) (Flag)
(Vegetation)
Meja dan Kursi Parkir Sepeda
(Table and Chairs) (Bicycle Stand) Atap (Roof Covering) Air (Water) Kios (Kiosk)

Telepon/Wifi
(Telephone/Wifi)

Tempat sampah Obyek Seni (Art


Stan Jualan (Sales Stand) Jam (Clock) (Waste bin) Object)
5 Perancangan Tapak :
Tahap Pra Desain
2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
Pada tahapan ini, masing-masing kebutuhan
ruang yang sudah di programkan pada tahap
konsepsi desain selanjutnya di detailkan kembali
terhadap kesesuaian kebutuhan pengguna,




Berjalan kaki berkeliling
Bermain
Duduk santai
Selfie
2.1. Memantapkan Desain Konsep kebutuhan aktifitas dan kebutuhan infrastruktur • Berjualan dan berbelanja
yang akan dibangun, serta elemen desain yang • Makan minum
dibutuhkan. Sehingga desain ruang yang
direncanakan benar-benar sudah memenuhi
Memetakan/merencanakan aktifitas di kriteria desain universal sesuai dengan
dalam tapak kebutuhan pengguna dengan berbagai Pemetaan pengguna
Memetakan pengguna ruang dalam tapak aktifitasnya serta memiliki elemen-elemen desain Penduduk di RT tersebut adalah sbb:
yang mampu memberikan perubahan wajah Laki-Laki Dewasa :150 jiwa
Merencanakan jenis kebutuhan lingkungan sesuai dengan ke khasan tapak. Perempuan Dewasa : 160 jiwa
infrastruktur (universal desain Anak-anak : 30 jiwa
infrastructure) Lansia : 20 jiwa
Merencanakan aktifitas di tapak
Pengguna Kursi Roda : 3 jiwa
Memetakan kebutuhan elemen desain Sebagai contoh kita akan menggunakan salah satu Penderita Buta : 1 jiwa
untuk perubahan wajah lingkungan kebutuhan ruang yang telah disusun di tahap
sebelumnya.
Merencanakan jenis infrastruktur
di dalam tapak

Berdasarkan kebutuhan aktifitas dan jenis


Desain Konsep yang memenuhi kriteria pengguna disusunlah kebutuhan infrastruktur
universal design dan memberikan yang sesuai dengan memperhatikan kriteria
perubahan wajah lingkungan desain universal infrastruktur

Berdasarkan kebutuhan ruang yaitu pedestrian di


sepanjang bantaran sungai dengan fungsi
peningkatan aksesibilitas, peningkatan keindahan
serta menjadi tempat wisata, maka aktifitas-
aktifitas yang direncanakan di tapak, misalnya
sebagai berikut :
2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
Dibawah contoh matriks untuk mengidentifikasi dan memetakan rencana aktifitas, pengguna dan kebutuhan jenis
infrastruktur dari masing-masing kebutuhan ruang yang telah di program kan
2.1. Memantapkan Desain Konsep
Kebutuhan Fungsi Jenis kebutuhan
No Rencana Aktifitas Pengguna
Memetakan/merencanakan aktifitas di Ruang Ruang Infrastruktur
dalam tapak 1 Pedestrian di peningkatan Jalan dilengkapi pengaman,
Bantaran aksesibilitas, Dewasa (laki,perempuan), anak- dilengkapi drainase, talud
Memetakan pengguna ruang dalam tapak
sungai peningkatan Berjalan kaki berkeliling anak,Lansia, Pengguna kursi roda, penahan tebing sungai,
Merencanakan jenis kebutuhan keindahan penderita buta dilengkapi yellow guiding line
infrastruktur (universal desain serta dan ramp
infrastructure) menjadi Bermain Dewasa (laki,perempuan), anak-anak RTH
tempat Dewasa (laki,perempuan), anak-
Memetakan kebutuhan elemen desain wisata Duduk santai RTH
anak,Lansia, Pengguna kursi roda
untuk perubahan wajah lingkungan
spot swafoto pinggir sungai
Selfie Dewasa (laki,perempuan), anak-anak
dan RTH
Dewasa (laki,perempuan), anak- stan jualan pinggir sungai dan
Berjualan dan berbelanja
anak,Lansia, Pengguna kursi roda RTH
Dewasa (laki,perempuan), anak- stan jualan pinggir sungai dan
Makan minum
Desain Konsep yang memenuhi kriteria anak,Lansia, Pengguna kursi roda RTH
universal design dan memberikan 2 ….. …. ….. …... …..
perubahan wajah lingkungan

Matriks identifikasi ini dibuat untuk masing-masing kebutuhan ruang yang telah di programkan.
2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
Merencanakan kebutuhan elemen desain
Elemen desain selain berfungsi sebagai penunjang fungsi dari infarstruktur utama, dapat juga di desain berfungsi
sebagai visualisasi citra/image tapak, memberi perubahan wajah lingkungan sesuai dengan ciri, tipologi dan karakter
2.1. Memantapkan Desain Konsep dari tapak tersebut. Dibawah ini contoh matriks untuk menentukan elemen desain yang dibutuhkan berdasarkan dari
aktifitas pengguna

Memetakan/merencanakan aktifitas di Elemen Desain


dalam tapak (supply)
Memetakan pengguna ruang dalam tapak

Lampu (Lighting)

Papan Informasi

Tempat sampah
Obyek Disposisi

Obyek Bermain
Penutup Lantai

Meja dan Kursi


Merencanakan jenis kebutuhan

Parkir Sepeda
Ruang Pamer

Telepon/Wifi
infrastruktur (universal desain

Stan Jualan

Obyek Seni
Pembatas
infrastructure)

Tanaman

Reklame

Bendera

Atap

Kios

Jam
Memetakan kebutuhan elemen desain

Air
untuk perubahan wajah lingkungan
Berjalan berkeliling ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
Bermain ● ● ● ● ● ● ● ●
(Demand)
Aktifitas
Duduk santai ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
Desain Konsep yang memenuhi kriteria
universal design dan memberikan selfie ● ● ● ● ● ●
perubahan wajah lingkungan
Berjualan dan
Berbelanja ● ● ● ● ● ● ●
Makan dan minum ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
Matriks elemen desain dibuat untuk masing-masing kebutuhan ruang yang telah di programkan.
Kebutuhan jenis infrastruktur yang telah memenuhi kriteria Desain konsep masing-masing kebutuhan ruang
universal desain sesuai dengan jenis aktifitas dan pengguna, disempurnakan sesuai dengan hasil penyesuaian dengan
selanjutnya dipetakan dalam desain konsep dan dilengkapi desain universal dan elemen desain pelengkap infrastruktur
dengan elemen-elemen desain terpilih untuk melengkapi utama
desain konsep
2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
2.2. Membuat Gambar Pra-Desain
Membuat peta pra-desain tapak atau yang selanjutnya hasil akhirnya biasa kita sebut sebagai site plan lingkungan
merupakan gambaran komprehensif terkait rencana-rencana desain yang sudah di finalkan di dalam tapak beserta semua
jenis rencana aktifitas dan infrastruktur yang ada di dalam tapak. Contoh seperti dibawah :
Membuat peta pra-desain tapak

Membuat gambar pra-desain kegiatan


2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
peta pra-desain tapak selanjutnya di
detailkan dalam block plan ataupun
program ruang yang telah direncanakan dan
di detailkan pada tahapan sebelumnya agar
2.2. Membuat Gambar Pra-Desain
dapat memberikan gambaran lebih detail
terkait penekanan-penekanan desain pada
ruang tertentu dengan konsep dan tema
Membuat peta pra-desain tapak tertentu atau untuk kebutuhan spesifik
lainnya misalnya terkait desain universal
Membuat gambar pra-desain kegiatan maupun elemen desain lainnya yang perlu
dijelaskan.

Contoh Perencanaan Low Carbon Kel. Pakuncen, Kota Jogjakarta.


2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
2.2. Membuat Gambar Pra-Desain

Membuat peta pra-desain tapak

Membuat gambar pra-desain kegiatan

Contoh Perencanaan Low Carbon Kel. Pakuncen, Kota Jogjakarta.


2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
2.2. Membuat Gambar Pra-Desain

Membuat peta pra-desain tapak

Membuat gambar pra-desain kegiatan

Contoh Perencanaan Low Carbon Kel. Pakuncen, Kota Jogjakarta.


2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
2.2. Membuat Gambar Pra-Desain

Membuat peta pra-desain tapak

Membuat gambar pra-desain kegiatan

Contoh Perencanaan Low Carbon Kel. Pakuncen, Kota Jogjakarta.


2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
Gambar pra-desain dibuat
untuk memberikan gambaran
yang jelas terkait bentuk
infrastruktur, jenis material
2.2. Membuat Gambar Pra-Desain penyusunnya serta informasi-
informasi lainnya seperti
bentuk ornament, fungsi dan
Membuat peta pra-desain tapak sebagainya sesuai dengan
konsep desain yang telah
dibuat. Selain itu juga agar
Membuat gambar pra-desain penyusun DED tidak kesulitan
kegiatan terkait bentuk dan material
infrastruktur yang akan dibuat
gambar teknis kerja nantinya.
Contoh seperti disamping :
2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
2.2. Membuat Gambar Pra-Desain

Membuat peta pra-desain tapak

Membuat gambar pra-desain


kegiatan
2 TAHAP PRE DESAIN
(Preliminary design stage)
2.3. Membuat Perkiraan Biaya

Berdasarkan gambar pra-desain kegiatan


yang telah dibuat sebelumnya maka
disusunlah kebutuhan biaya dengan
perkiraan “biaya kasar” atau perkiraan
biaya awal.
6 Lampiran :
Perencanaan Tapak
(Survey Tapak dan Analisa Tapak)
1 TAHAP SURVEY TAPAK
(Site survey/investigation) Contoh :
Peta
Contoh
: Peta
Batas Kemiri
1.1. Kondisi Fisik Dasar Wilayah ngan
lahan
Memetakan kondisi topografi seperti :
elevasi, kemiringan/slope;

Memetakan kondisi tanah seperti :


porositas, daya dukung, daya tampung,
keasaman;

Memetakan kondisi hidrologi seperti :


permukaan air tanah, besar dan arah Contoh : Peta Kontur Contoh : Peta Hidrologi Contoh : Peta Jenis Tanah
aliran air hujan;

Memetakan kondisi geologi seperti :


bentuk bentang, bahaya seismik,
kedalaman tanah keras;

Memetakan kondisi iklim seperti : curah


hujan, cahaya matahari, arah angin.
1 TAHAP SURVEY TAPAK
(Site survey/investigation) Contoh : Peta Vegetasi Contoh : Peta Habitat
1.2. Kondisi Vegetasi dan Habitat

Identifikasi vegetasi: keragaman pohon


dan tumbuhan lain

Identifikasi keragaman habitat


didalam site dan lingkungan sekitar site
1 TAHAP SURVEY TAPAK
(Site survey/investigation)
Contoh peta land use (guna lahan)
1.3. Kondisi Fisik Binaan

Identifikasi peruntukan tanah (land use)

Identifikasi regulasi/kebijakan lokal


berkaitan dengan :
• ketinggian bangunan
• kepadatan dan tipe bangunan
• peruntukan/ ijin bangunan

Identifikasi utilitas didalam dan sekitar


site : sanitasi, drainase, air bersih, listrik

1.4. Kondisi Sosial Ekonomi

Identifikasi kondisi demografi


(kependudukan)
Identifikasi kondisi sosial
kemasyarakatan

Identifikasi kondisi ekonomi


1 TAHAP SURVEY TAPAK
(Site survey/investigation)
Contoh peta Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

1.3. Kondisi Fisik Binaan

Identifikasi peruntukan tanah (land use)

Identifikasi regulasi/kebijakan lokal


berkaitan dengan :
• ketinggian bangunan
• kepadatan dan tipe bangunan
• peruntukan/ ijin bangunan

Identifikasi utilitas didalam dan sekitar


site : sanitasi, drainase, air bersih, listrik

1.4. Kondisi Sosial Ekonomi

Identifikasi kondisi demografi


(kependudukan)
Identifikasi kondisi sosial
kemasyarakatan

Identifikasi kondisi ekonomi


1 TAHAP SURVEY TAPAK
(Site survey/investigation)
1.3. Kondisi Fisik Binaan Contoh peta peraturan perijinan bangunan (zonasi)
Contoh peta ketinggian bangunan

Identifikasi peruntukan tanah (land use)

Identifikasi regulasi/kebijakan lokal


berkaitan dengan :
• ketinggian bangunan
• kepadatan dan tipe bangunan
• peruntukan/ ijin bangunan

Identifikasi utilitas didalam dan sekitar


site : sanitasi, drainase, air bersih, listrik

1.4. Kondisi Sosial Ekonomi

Identifikasi kondisi demografi


(kependudukan)
Identifikasi kondisi sosial
kemasyarakatan

Identifikasi kondisi ekonomi


1 TAHAP SURVEY TAPAK
(Site survey/investigation)
Contoh pemetaan
1.3. Kondisi Fisik Binaan kondisi sosial
kependudukan

Identifikasi peruntukan tanah (land use)

Identifikasi regulasi/kebijakan lokal


berkaitan dengan :
• ketinggian bangunan
• kepadatan dan tipe bangunan
• peruntukan/ ijin bangunan

Identifikasi utilitas didalam dan sekitar


site : sanitasi, drainase, air bersih, listrik

1.4. Kondisi Sosial Ekonomi

Identifikasi kondisi demografi


(kependudukan)
Identifikasi kondisi sosial
kemasyarakatan

Identifikasi kondisi ekonomi


1 TAHAP SURVEY TAPAK
(Site survey/investigation)
1.3. Kondisi Fisik Binaan
Contoh pemetaan kondisi sosial ekonomi
Identifikasi peruntukan tanah (land use)

Identifikasi regulasi/kebijakan lokal


berkaitan dengan :
• ketinggian bangunan
• kepadatan dan tipe bangunan
• peruntukan/ ijin bangunan

Identifikasi utilitas didalam dan sekitar


site : sanitasi, drainase, air bersih, listrik

1.4. Kondisi Sosial Ekonomi

Identifikasi kondisi demografi


(kependudukan)
Identifikasi kondisi sosial
kemasyarakatan

Identifikasi kondisi ekonomi


2 TAHAP ANALISA TAPAK
(Site analysis)
2.1. Analisis Fisik Dasar

Melakukan analisa kondisi fisik dasar


untuk mengetahui kelayakan lahan untuk
pembangunan, daya dukung serta
rekayasa teknis apa yang diperlukan
untuk mendukung keamanan bangunan
atau fasilitas yang akan dibangun.
2 TAHAP ANALISA TAPAK
(Site analysis) Semua jenis kondisi fisik dasar dilakukan overlay sehingga mendapatkan jenis kelayakan lahan terhadap fungsi
ruang atau bangunan/ fasilitas yang ada maupun yang akan di bangun
2.1. Analisis Fisik Dasar

Melakukan analisa kondisi fisik dasar


untuk mengetahui kelayakan lahan untuk
pembangunan, daya dukung serta
rekayasa teknis apa yang diperlukan
untuk mendukung keamanan bangunan
atau fasilitas yang akan dibangun.
2 TAHAP ANALISA TAPAK
(Site analysis)
Analisa makro yaitu menganalisa
pengaruh-pengaruh dari luar tapak baik
dari segi kebijakan, jaringan, pola ruang
maupun rencana ke depan yang
2.2. Analisis Kondisi Eksisting berpengaruh terhadap tapak.

Analisa Makro Tapak

Analisa Mikro Tapak

Analisa mikro yaitu menganalisa kondisi


eksisting di dalam tapak terhadap
jaringan, pola ruang maupun rencana ke
depan yang berpengaruh terhadap tapak.
7 Lampiran :
Contoh Elemen Desain
Bentuk lampu sebagai pengarah biasanya diletakkan pada path
Bentuk lampu pada node dan focal point
Bentuk pembatas untuk membatasi district yang berbeda
Bentuk pembatas untuk membatasi aktifitas yang berbeda
Vegetasi sebagai pengarah biasanya diletakkan pada path

Vegetasi bisa berfungsi sebagai penunjang pada node


maupun focal point

Vegetasi sebagai pembatas pada district ataupun aktifitas yang berbeda


Biasa dipakai pakai node ataupun focal point
Biasa dipakai pakai node, landmark ataupun focal point
Biasa dipakai pakai node, ataupun focal point. Diupayakan reklame
bersifat multifungsi yang digabungkan dengan obyek bermain, kursi,dll
Biasa dipakai pakai path, node, ataupun focal point. Bentuk disesuaikan
dengan penempatan pada path, node atau di focal point
Biasa dipakai pakai path dan beberapa di node karena berfungsi sebagai
pengarah
Tanda pengarah dibuat memakai symbol yang universal agar semua
pemakai bisa menangkap maksud nya
Tempat parkir biasanya disediakan untuk mendukung path yang
difungsikan sebagai pedestrian area (pejalan kaki)
Stan jualan dtempatkan dalam node maupun di beberapa path
Kios dtempatkan dalam node maupun di focal point
Obyek seni dapat ditempatkan dalam path, node maupun di focal point
bahkan bisa menjadi landmark
Fasilitas wifi dapat ditempatkan dalam node maupun di focal point
Fasilitas tempat duduk dapat ditempatkan
dalam node maupun di focal point
Terima Kasih

kotaku.pu.go.id

Anda mungkin juga menyukai