Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN MASTERPLAN HUTAN KOTA


TAHUN 2014



































Dinas Kehutanan
Provinsi Jambi
Tahun Anggaran 2014

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Dinas Kehutanan
Propinsi Jambi T.A 2014
1

PENYUSUNAN MASTERPLAN HUTAN KOTA
TAHUN 2014

Uraian Pendahuluan

1. Program : Rehabilitasi Hutan dan Lahan

2. Kegiatan : Pembangunan dan Pemeliharaan Taman Hutan Kenali Kebun Bukit Asri

3. Pekerjaan : Penyusunan Masterplan Hutan Kenali Kota Tahun 2014

4. Latar Belakang :
Kawasan perkotaan pada saat ini cenderung mengalami
permasalahan yang tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan
penduduk terutama akibat arus urbanisasi sehingga
menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah
penduduk perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu
ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya
tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan
ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang
khusus, terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan
hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang-ruang terbuka
publik (open spaces) di perkotaan.
Kualitas ruang terbuka publik, terutama ruang terbuka hijau
(RTH) pada 30 tahun terakhir, mengalami penurunan yang sangat
signifikan. Menurunnya kuantitas dan kualitas ruang terbuka
publik tersebut, baik berupa Ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang
terbuka non-hijau, telah mengakibatkan menurunnya kualitas
lingkungan perkotaan seperti seringnya terjadi banjir di
perkotaan, tingginya polusi udara, dan meningkatnya kerawanan
sosial (kriminalitas, tawuran antar warga), serta menurunnya
produktivitas masyarakat akibat stress karena terbatasnya ruang
yang tersedia untuk interaksi sosial.
Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan
terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau.
Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan adalah bagian dari ruang-
ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi
oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi (endemik maupun
introduksi) guna mendukung manfaat ekologis, sosial-budaya dan
arsitektural yang dapat memberikan manfaat ekonomi
(kesejahteraan) bagi masyarakatnya. Sementara itu ruang
terbuka non-hijau dapat berupa ruang terbuka yang diperkeras
(paved) maupun ruang terbuka biru (RTB) yang berupa
permukaan sungai, danau, maupun areal-areal yang
diperuntukkan sebagai kolam-kolam retensi.
Penyediaan RTH di perkotaan merupakan amanat dari UU No.
Dinas Kehutanan
Propinsi Jambi T.A 2014
2
26/2007 tentang Penataan Ruang yang mengatur pengembangan
kawasan perkotaan dilihat dari aspek penataan ruang. Dalam UU
tersebut, disebutkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan sub
sistem tata ruang dan infrastruktur wilayah, khususnya dalam
pengembangan permukiman dan perkotaan yang berbasis pada
potensi keanekaragaman hayati sebagai sumber daya alam
setempat. UU tersebut mengamanatkan bahwa perencaan tata
ruang wilayah kota harus memuat ketentuan rencana penyediaan
dan pemanfaatan ruang terbuka hijau (RTH), dan mensyaratkan
luas RTH minimal sebesar 30% dari luas wilayah kawasan
perkotaan yang dibagi menjadi RTH Publik minimal 20% dan RTH
Privat minimal 10%. Hal ini menjadi tuntutan bagi kota di Indonesia
untuk berusaha menambah dan meningkatkan kuantitas dan
kualitas RTHnya. Kemudian sesuai dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No.5/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan
Perkotaan dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.12/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/Kawasan
Perkotaan, dimana dalam mewujudkan ruang kota yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan, maka diberikan perhatian
yang cukup terhadap keberadaan ruang terbuka publik,
khususnya RTH di perkotaan. Untuk itu peran daerah dalam
pengelolaan RTH sebagai aset yang harus dipertahankan dan
dipertimbangkan dalam pembangunan menjadi sangat penting.


5. Maksud dan






Tujuan
: Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah memberikan dukungan kepada
Kawasan Perkotaan Jambi sebagai salah satu Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) dalam mewujudkan ruang terbuka hijau publik
yang representatif untuk meningkatkan interaksi sosial penduduk
perkotaan.

Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menciptakan perwujudan
RTH hutan kota melalui penyelenggaraan sarana dan prasarana
yang memiliki karakter desain yang mampu menarik pengunjung.

6. Sasaran :
Adapun sasaran yang hendak dicapai dari pelaksanaan pekerjaan
ini adalah :
1) Terwujudnya konsep penyelenggaraan dan pengelolaan hutan
kota yang merupakan suatu landscape, taman, atau ruang
rekreasi dalam lingkup urban .
2) Terbangunnya sarana dan prasarana yang mendukung
perwujudan ruang rekreasi dalam lingkup urban.

Dinas Kehutanan
Propinsi Jambi T.A 2014
3

7. Lokasi Kegiatan : Lokasi pelaksanaan kegiatan Penyusunan Masterplan Hutan Kota
adalah Hutan Kota Jambi di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi seluas
kurang lebih 11 ha.

8. Sumber Dana : Pekerjaan Penyusunan Masterplan Hutan Kota Tahun 2014 ini adalah
bersumber dari APBD Provinsi Jambi Tahun Anggaran 2014

9. Jumlah Dana : Untuk pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp.
160.600.000,- (Seratus Enam Puluh Juta Enam Ratus Ribu Rupiah)
termasuk PPn dibiayai APBD Tahun Anggaran 2014

10. Nama dan
Organisasi
Pembuat
Komitmen
: Ir. Agusrizal, MM
NIP. 19640819 198503 1 007
Dinas Kehutanan Provinsi Jambi


Ruang Lingkup

11. Lingkup Kegiatan :
1. Melakukan observasi lapangan;
2. Melakukan sintesa antara hasil kajian teoritik dengan hasil
observasi di lapangan ; dan
3. Merumuskan desain pembangunan dan pengembangan
prasarana dan sarana RTH, yang meliputi :
a) Penambahan luasa lahan ;
b) Pagar keliling;
c) Jogging track ;
d) Camping ground; dan
e) Sarana edukasi dan hiburan
4. Pengembangan prasarana dan sarana disesuaikan dengan
ketentuan umum peraturan zonasi terhadap ruang terbuka
hijau berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Jambi.

12. Keluaran Keluaran yang diharapkan dari Pekerjaan Penyusunan Masterplan
Hutan Kota ini adalah desain landscape hutan kota.

13. Peralatan,
Material, Personil
dan Fasilitas dari
Pejabat Pembuat
Komitmen
: Peninjauan laporan dan data yang ada, serta pemberian informasi
dan instruksi mengenai ketentuan/ketetapan pemerintah yang
berlaku sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Dinas Kehutanan Provinsi Jambi tidak menyediakan akomodasi dan
ruang kantor untuk konsultan
Dinas Kehutanan Provinsi Jambi akan mengangkat pejabat,
petugas dan wakilnya sebagai pengawas yang mungkin diperlukan
demi pelaksanaan jasa konsultan yang efektif

14. Peralatan dan
Material dari
Penyedia Jasa
Konsultansi
: Untuk bahan evaluasi kemajuan pekerjaan Terlaksananya Penyusunan
Masterplan Hutan Kota Jambi Tahun 2014, konsultan akan menyiapkan
peralatan pendukung untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Dinas Kehutanan
Propinsi Jambi T.A 2014
4

15. Lingkup
Kewenangan
Penyedia Jasa
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab dan berwenang sepenuhnya
terhadap pelaksanaan Terlaksananya penyusunan Masterplan Hutan
Kota Jambi Tahun 2014 berdasarkan ketentuan perjanjian kerjasama
yang telah ditetapkan, dan sesuai dengan kerangka acuan kerja

16. Jangka Waktu
Penyelesaian
Kegiatan
: Untuk melaksanakan pekerjaan ini ditetapkan waktunya selama 90
(Sembilan Puluh) hari kalender terhitung sejak dikeluarkannya SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja) dari Pejabat Pembuat Komitmen. Jangka
waktu pelaksanaan tersebut sudah memadai untuk pelaksanaan
pekerjaan ini yang secara umum dibagi menjadi tiga tahap yaitu:
pengumpulan data, analisis, dan penyusunan rencana.

17. Personil : Posisi Kualifikasi Pengalaman

Ketua Tim/Ahli
Arsitektur
Sarjana S1 Arsitektur 5 Tahun
Ahli Sipil Sarjana S1 Sipil 3 Tahun

Ahli Lingkungan
Sarjana Teknik
Lingkungan
3 Tahun
Ahli Sosial
Kemasyarakatan
Sarjana Sosiologi 3 Tahun

18. Jadwal Tahapan
Pelaksanaan
Kegiatan
: Rencana kerja konsultan untuk setiap tahapan kegiatan yaitu:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap inventaris dan Analisis
3. Tahap perumusan
4. Tahap Penyusunan Laporan
Rencana Kerja untuk setiap tahapan tersebut secara umum tetap
mengikuti kerangka besar kegiatan dan tahapan kegiatannya.

Laporan

19. Laporan
Pendahuluan
: Laporan Pendahuluan ini akan menguraikan tujuan dan sasaran studi,
pendekatan dan metodologi yang akan digunakan, jadwal pelaksanaan,
rencana kerja, manajemen tenaga ahli. Laporan ini diserahkan paling
lambat 14 (Empat Belas) hari kerja setelah dikeluarkannya SPMK,
sebanyak 5 (lima) buku laporan.

20. Laporan Akhir Laporan Akhir merupakan laporan final
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 90 (Sembilan Puluh)
hari kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (Sepuluh) buku
laporan dan cakram padat (compact disc) sebanyak 5 (lima) CD


Hal-Hal Lain

26. Produksi Dalam
Negeri
: Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam
angka 17 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam
negeri
Dinas Kehutanan
Propinsi Jambi T.A 2014
5
27 Persyaratan
Kerjasama
: Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut
harus dipatuhi:
28. Pedoman
Pengumpulan
Data Lapangan
: Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan berikut:
1. Data yang dibutuhkan adalah data yang terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan
2. Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan menggunakan
peralatan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
29. Alih Pengetahun : Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen berikut
30. Penutup : Demikianlah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun sebagai pedoman
dalam pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Masterplan Hutan Kota
Jambi Tahun 2014 sehingga tujuan yang diinginkan dari pelaksanaan
pekerjaan ini dapat tercapai secara optimal


Jambi , Juli 2014
Diketahui Oleh : Dibuat Oleh:
Pejabat Pembuat
Komitmen
Pokja ULP





Ir. Agusrizal, MM
NIP. 19640819 198503 1 007




..
NIP. .

Anda mungkin juga menyukai