Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MENGENAI BUKU TANAH, WARKAH

DAN GAMBAR UKUR

Disusun oleh:
Firdaus Mulya Wardhana
21110119130104
Dosen Pengampu :
Nurhadi Bashit S.T.,M.Eng

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof Sudarto SH, Tembalang, Semarang Telp. (024) 76480785, 76480788
E-mail: geodesi@undip.ac.id
2020
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai buku tanah, warkah dan
gambar ukur ini,.     
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Ilmu Ukur Tanah II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai perbedaan serta manfaat dari ketiga perangkat
kepemilikan tanah di Indonesia
Makalah ini bukanlah hasil karya yang sempurna karena masih banyak kekurangan,
baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca

Ungaran, 17 Mei 2020

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................................ii
Ringkasan...............................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................2
1.1 Latar Belakang......................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
2.1 Pengertian Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur...........................................4
2.1.1 Pengertian Buku Tanah...................................................................................4
2.1.2 Pengertian Warkah..........................................................................................4
2.1.3 Pengertian Gambar Ukur................................................................................5
2.2 Fungsi dan Manfaat Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur.............................5
2.2.1 Fungsi dan Manfaat Buku Tanah....................................................................5
2.2.2 Fungsi dan Manfaat Warkah...........................................................................5
2.2.3 Fungsi dan Manfaat Gambar Ukur..................................................................6
2.3 Informasi Isi Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur.........................................6
2.3.1 Informasi Isi Buku Tanah.................................................................................6
2.3.2 Informasi Isi Warkah........................................................................................7
2.3.3 Informasi Isi Gambar Ukur..............................................................................7
2.4 Aturan Hukum Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur......................................8
2.4.1 Aturan Hukum Buku Tanah.............................................................................8
2.4.2 Aturan Hukum Warkah....................................................................................8
2.4.3 Aturan Hukum Gambar Ukur...........................................................................8
2.5 Mekanisme Penyimpanan Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur...................9
2.5.1 Mekanisme Penyimpanan Buku Tanah..........................................................9
2.5.2 Mekanisme Penyimpanan Warkah.................................................................9
2.5.3 Mekanisme Penyimpanan Gambar Ukur......................................................10
BAB III PENUTUP.........................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................11
3.2 Saran..................................................................................................................11
Daftar Pustaka.........................................................................................................................v

ii
Ringkasan

Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Setiap orang


tentu memerlukan tanah. bahkan bukan hanya dalam kehidupannya, untuk mati pun
manusia masih memerlukan sebidang tanah.  Hal ini timbul karena tanah mempunyai
fungsi dan arti yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, yang membuat
masyarakat berusaha untuk memperoleh tanah dengan berbagai cara bahkan dengan
menyerobot tanah milik orang lain.
 Di dalam makalah ini terdapat informasi mengenai buku tanah, warkah dan gambar
ukur yang dapat digunakan sebagai langkah awal dalam belajar mengenai dokumen
kepemilikan tanah di Indonesia. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang
memuat data yunidis dan data fisik suatu obyek pendaffaran tanah yang sudah ada
haknya. Pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat ukur merupakan
bukti hak bagi bersangkutan. Warkah merujuk kepada warkah pendaftaran tanah yang
dimilki dan digunakan pada lingkungan Badan Pertanahan Nasional yaitu merupakan
kumpulan berkas-berkas yang digunakan sebagai dasar dalam penerbitan seripikat tanah
untuik sebidang tanah. Dokumen tempat mencantumkan data pengukuran rincian bidang-
bidang tanah dan situasi sekitarnya serta pengikatan terhadap obyek-obyek tetap dan titik-
titik kontrol adalah Gambar Ukur , atau yang lazim disebut Daftar Isian.
Dalam negara hukum legalitas suatu kepemilikan suatu hak merupakan hal yang
mutlak dimiliki. Kita boleh saja percaya pada orang lain namun kepastian hukum di negara
hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan.  

iii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tanah sangat erat sekali hubungannya dengan kehidupan manusia. Setiap orang
tentu memerlukan tanah. bahkan bukan hanya dalam kehidupannya, untuk mati pun
manusia masih memerlukan sebidang tanah.
Seiring dengan bertambahnya manusia dari tahun ke tahun, sedangkan jumlah luas
tanah yang dapat dikuasai oleh manusia terbatas sekali, maka tanah menjadi masalah
yang sangat krusial bagi manusia. Selain itu, dengan bertambah majunya perekonomian
rakyat dan perekonomian nasional maka makin banyak tanah yang tersangkut masalah
perekonomian seperti jual beli tanah, sewa menyewa tanah dan tanah sebagai jaminan
kredit di bank. Dalam kehidupan sehari-hari tanah seringkali menjadi persengketaan
bahkan sampai ke sidang pengadilan. Hal ini timbul karena tanah mempunyai fungsi dan
arti yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, yang membuat masyarakat berusaha
untuk memperoleh tanah dengan berbagai cara bahkan dengan menyerobot tanah milik
orang lain. Akibat adanya persengketaan di bidang pertanahan dapat menimbulkan konflik-
konflik yang berkepanjangan antar warga masyarakat yang bersengketa.
Untuk menghindari permasalahan sengketa kepemilikan tanah dan lahan
pemerintah melalui Kementrian Agraria dan Transmigrasi merumuskan dokumen tanah
yang berlaku di mata hukum sebagai bukti kepemilkan yang sah. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur sebagai komponen utama
dalam bukti kepemilikan bidang tanah di Indonesia.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari buku tanah, warkah dan gambar ukur?
2. Apa fungsi dan manfaat dari buku tanah, warkah dan gambar ukur?
3. Apa saja informasi yang dimuat di dalam buku tanah, warkah dan gambra ukur?
4. Apa yang menjadi dasar hukum dari buku tanah, warkah dan gambar ukur?
5. Bagaimana mekanisme penyimpanan buku tanah, warkah dan gambar ukur?

ii
I.3 Tujuan
1. Mengetahui apa itu buku tanah, warkah dan gambar ukur.
2. Memahami fungsi dan manfaat buku tanah, warkah dan gambar ukur.
3. Mengetahui informasi di dalam buku tanah, warkah dan gambar ukur.
4. Memahami mengenai dasar hukum buku tanah, warkah dan gambar ukur.
5. Mengetahui mekanisme penyimpanan buku tanah, warkah dan gambar ukur

iii
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur
II.1.1 Pengertian Buku Tanah
Buku tanah diartikan sebagai dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data
yuridis dan data fisik suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya (Menurut PP
No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah). Secara lebih lengkap
berbunyi : Berdasarkan sebuah kebutuhan, hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf,
dan hak milik atas satuan rumah susun (rusun), harus didaftar dengan membukukan
dalam sebuah buku tanah yang memuat data yuridis dan data fisik dari bidang tanah yang
bersangkutan dan sepanjang ada surat ukurnya maka harus dicatat pula pada surat ukur
tersebut.
Pembukuan dalam buku tanah serta pencatatannya pada surat ukur merupakan
bukti bahwa hak bagi bersangkutan. Diuraikan secara lengkap dalam surat ukur secara
hukum yang telah didaftar untuk pemegang haknya dan bidang tanah telah diuraikan
dalam surat ukur secara hukum yang telah didaftar (menurut Peraturan Pemerintah Pasal
29 ayat 1).

II.1.2 Pengertian Warkah


Warkah Secara Historis, Menurut pendapat penulis, penggunaan istilah warkah
berasal dari kalimat belanda “Waarmerkh“- yang artinya “Tanda” pengertian ini merujuk
pada pengertian surat yang telah ditandai atau bukti bahwa telah diperiksa oleh pejabat yg
berwenang, karena hukum yang dianut oleh Indonesia merupakan hukum peninggalan
Belanda maka istilah ini masih dipakai oleh Notaris dan PPAT yang dikenal dengan
disebut “Waarmerjking“. Penggunaan istilah ini juga digunakan oleh Institusi pemerintah
terutama oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) namun sesuai dengan kaidah bahasa
namanya berubah menjadi Warkah.
Menurut Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, yang dimaksud dengan warkah adalah dokumen
yang merupakan alat pembuktian data fisik dan data yuridis bidang tanah yang telah
dipergunakan sebagai dasar pendaftaran bidang tanah tersebut. Jadi secara umum

iv
warkah yang dimaksudkan dalam peraturan ini adalah bukti tertulis yang dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum pidana maupun perdata untuk diserahkan oleh
pemegang hak atau kuasanya atau pihak lain yang berkepentingan ke Kantor Pertanahan
sebagai bahan penelitian dan pengumuman data yuridis bidang tanah yang bersangkutan
dan untuk selanjutnya disimpan sebagai warkah di Kantor Pertanahan.

II.1.3 Pengertian Gambar Ukur


Gambar Ukur merupakan dokumen tempat mencantumkan data pengukuran
rincikan bidang-bidang tanah dan situasi sekitarnya serta pengikatan terhadap obyek-
obyek tetap dan titik-titik kontrol. Gambar Ukur menjamin kepastian hukum terhadap data
fisik pendaftaran tanah. Perlu dilakukan pengukuran bidang tanah dan dibuat
dokumennya. mengingat bahwa dokumen ini merupakan data otentik hasil pengukuran
dan mempunyai kekuatan bukti data fisik pendaftaran tanah.

II.2 Fungsi dan Manfaat Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur
II.2.1 Fungsi dan Manfaat Buku Tanah
Fungsi dari dari dibuatnya buku tanah dimaksudkan sebagai bukti dokumen resmi di
mata hukum untuk melindungi hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf dan hak milik
atas satuan rumah susun didaftar dengan membukukannya dalam buku tanah yang
memuat data yuridis dan data fisik bidang tanah yang bersangkutan, dan sepanjang ada
surat ukurnya dicatat pula pada surat ukur tersebut. Selain itu, dengan menguruk
pembukuan hak dan penerbitan sertifikat tanah, pemerintah juga akan mendapatkan
manfaat berupa terciptanya tertib administrasi pertanahan.
Data pertanahan tersebut sangat penting untuk pembangunan infrastruktur seperti
tol atau jaringan kereta api, perencanaan pipa–pipa irigasi, kabel telepon, penarikan pajak
bumi dan bangunan, dan lain sebagainya. Selain itu, akan sangat mendukung pertanahan
karena akan mengurangi sengketa di bidang pertanahan.

II.2.2 Fungsi dan Manfaat Warkah


Warkah yang dikelola oleh BPN merupakan jenis dokumen penting yang memiliki
umur retensi tidak terbatas, dalam istilah kearsipan Warkah disebut sebagai “Arsip Hidup”
oleh karena itu sepanjang bidang tanah yang disertipikatkan itu tidak hilang maka warkah
itu masih tetap berlaku. Hal ini dikarenakan fungsi warkah yang merupakan nyawa dari

v
seluruh pertanahan di Indonesia dan digunakan sebagai bukti penerbitan sertipikat oleh
BPN sehingga jika muncul permasalahan yang terkait dengan bidang – bidang tanah yang
telah bersertipikat, maka warkah yang memegang peranan dan digunakan oleh
Pemerintah sebagai bukti otentik dalam menentukan siapa yang benar dari pihak yang
bermasalah tersebut
II.2.3 Fungsi dan Manfaat Gambar Ukur
Ga,bar Ukur berfungsi sebagai acuan data fisik pendaftaran tanah. Gambar ukur
memeuat informasi gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data
hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut, asimut ataupun sudut jurusan.
Selain dari data tersebut, dicantumkan juga keterangan-keterangan lain yang mendukung /
memudahkan dalam penatasahaan

II.3 Informasi Isi Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur


II.3.1 Informasi Isi Buku Tanah
Berikut ini urutan isi dari buku tanah :
a. Halaman Satu
Halaman satu ini berwarna hijau, menggunakan garis pinggir warna hitam. Pada
bagian paling atas bertuliskan warna hitam BADAN PERTANAHAN NASIONAL, kemudian
di bawahnya lambang Negara RI gambar Burung Garuda, selanjutnya berturut-turut
tulisan: SERTIPIKAT, HAK: MILIK…. No: contoh 0234, PROPINSI: contoh JAWA BARAT,
KOTAMADYA: contoh BANDUNG, KECAMATAN: Contoh UJUNG BERUNG,
KELURAHAN: ContohPESANGGRAHAN, dan seterusnya. Hingga paling bawah adalah
nomor Buku Tanah (nomor buku tanah sama dengan nomor sertifikat) semisal
10.15.22.05.1.02324 yang sudah dijelaskan sebelumnya.
b. Halaman Dua
Judul pada halaman dua buku ini diberi judul yaitu PENDFTARAN PERTAMA,
maksudnya adalah pendaftaran tanah pertama kali yaitu hasil proses cara pendaftaran
stanah secara Sistematik atau Sporadik. Pada halaman dua ini berisikan daftar data
yuridis dan data fisik.
c. Halaman Tiga dan Empat

vi
Format data dalam halaman tiga buku tanah untuk ke-empat contoh sertifikat hampir
sama yaitu berjudul PENDAFTARAN PERALIHAN HAK, PEMBEBANAN DAN
PENCATATAN, yang di diisi oleh Kepala Kantor Pertahanan.
Pada halaman empat yakni sama dan sejenis dengan halaman tiga. Halaman empat
hanya boleh diisi apabila halaman tiga sudah terisi penuh dan seandainya halaman empat
pun sudah penuh maka bisa ditambahkan halam lima dan seterusnya yang fungsinya yaitu
sama.

II.3.2 Informasi Isi Warkah


Warkah yang disimpan oleh Kantor Pertanahan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Sertipikat Tanah yang diterbitkan oleh BPN, Didalam warkah tersebut
berisi berbagai Surat / berkas yang dipersyaratkan, terutama sekali adalah riwayat beserta
bukti penguasaan atau kepemilikan tanah, :yang dapat dijadikan dalam membuat sertipikat
asli atau berupa fotocopi (salinan) yang terdiri dari :
Fotocopi identitas pemohon (KTP)
Bukti perolehan tanah (Surat Penguasaan Tanah dari Pejabat yang berwenang,
Keterangan Waris, Letter C, Akta Verbonding / Belanda, akta-akta PPAT. dll)
Berkas-berkas pendukung lainnya yang berasal dari formulir yang dipersyaratkan
(permohonan, pernyataan-pernyataan, berita acara, dll) dokumen mengenai bidang tanah
yang dibuat dalam proses sertipikat (peta pendaftaran, daftar isian tanah, surat ukur, buku
tanah, SK Pemberian Hak Atas Tanah)
Lampiran – lampiran lain yang diperlukan (Fotocopy SPPT-PBB, buktisetor pajak,
IMB, dll)

II.3.3 Informasi Isi Gambar Ukur


Menurut Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 3 Tahun 1997 (PMNA/KBPN 3/97), Gambar Ukur adalah dokumen tempat
mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data
hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut, asimut ataupun sudut jurusan.
Selain dari data tersebut, dicantumkan juga keterangan-keterangan lain yang mendukung /
memudahkan dalam penatasahaan Gambar Ukur.

vii
II.4 Aturan Hukum Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur
II.4.1 Aturan Hukum Buku Tanah
Secara kengkap diuraikan dalam surat ukur yang teah terdaftar secara hukum dab
bidang tanah yang telah terdaftar secara hukum (menurut Peraturan Pemerintah Pasal 29
ayat 1). Pembukuan dala buku tanah sertta pencatatannya pada surat ukur sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 ayat 1 merupakan bukti bahwa hak yang bersangjutan beserta
pemegang hakya dan bidang tanahnya yang diuraikan dalam surat ukur secara hukum
telah didaftar menurut Peraturan Pemerintah tersebut.
Pendaftaran tanah diatur dalam Pasal 19 ayat 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun
1960 mengenai Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria. Dalam undang-undang tersebut
mengatur ha-hal seagai berikut
a. Peraturan tentang pendaftaran tanah
b. Pengukuran perpetaan dan pembukuan tanah
c. Pendaftaran hak-hak atas tanah dan peralihan hak-hak atas tanah tersebut
d. Pemberian surat-surat tanda bukti hak yang berguna sebagai alat pe,buktian
yang kuat.
e. Biaya-biaya yang diperlukan dalam pendaftaran

II.4.2 Aturan Hukum Warkah


Menurut Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1967
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah, yang dimaksud dengan warkah adalah dokumen yang merupakan alat
pembuktian data fisik dan data yuridis bidang tanah yang telah dipergunakan sebagai
dasar pendaftaran bidang tanah tersebut.

II.4.3 Aturan Hukum Gambar Ukur


Secara teknis, diberlakukan dua peraturan dalam pembuatan Gambar Ukur (GU),
yaitu : (1) Peraturan Menteri Negara Agragria/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah beserta Petunjuk Teknisnya; dan (2)
Standar Gambar Ukur dan Surat Ukur yang dikeluarkan oleh Direktorat Pengukuran dan
Pemetaan BPN pada tahun 2001.

viii
II.5 Mekanisme Penyimpanan Buku Tanah, Warkah dan Gambar Ukur
II.5.1 Mekanisme Penyimpanan Buku Tanah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan Pasal 1, buku tanah tergolong
dalam arsip aktif, yang dimaksud dengan arsip aktif adalah kategori arsip dokumen yang
memuat data dengan frekuensi sering digunakan dan dipinjam, khususnya digunakan
dalam kegiatan pemeliharaan data pertanahan. Hal itu memperbesar kemungkinan bahwa
buku tanah tersebut rentan rusak dan hilang. Di samping itu pengarsipan buku tanah pada
saat ini hanya dilakukan secara analog yang hanya ditata di lemari buku tanah pada kantor
pertanahan.
Penyimpanan secara analog ini rentan akan kehilangan dan kerusakan, padahal
data yang ada di dalamnya sangatlah penting untuk menunjang proses pemeliharaan data
pertanahan berikutnya. Oleh karena itu, secara bertahap data pendaftaran tanah disimpan
dan disajikan dengan menggunakan peralatan elektronik dan mikrofilm. Hal ini
dilaksanakan untuk menghemat tempat dan mempercepat akses pada data yang
diperlukan.
II.5.2 Mekanisme Penyimpanan Warkah
Pengarsipan warkah berperan penting dalam program Pendaftaran Tanah Sistem
Matis Lengkap (PTSL) yang merupakan jawaban dari Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional untuk menyikapi tantangan besar komitmen
pemerintah. Pengarsipan warkah berperan penting pada bidang yang termasuk dalam
kategori 2 (dua) yaitu bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat
untuk diterbitkan sertipikat hak atas tanahnya namun terdapat perkara di Pengadilan.
Sesuai fungsinya, warkah digunakan sebagai bukti otentik yang menjadi dasar untuk
penyelesaian permasalahan pertanahan. Dengan demikian, pengarsipan warkah harus
dikelola dengan baik. Suatu sistem pengarsipan warkah agar dapat meminimalisir resiko
rusak dan hilang, maka diperlukan sebuah teknologi yang dapat memudahkan petugas
pengarsipan warkah untuk mengakomodir hal tersebut. Teknologi sebagai instrument
dalam membantu pengarsipan warkah yang dalam hal ini menggunakan Aplikasi Informasi
Warkah (i-Wak). Program i-Wak ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman
HTML, PHP, Javascript dan CSS. Pencarian warkah melalui Aplikasi i-Wak ini
berdasarkan nomor hak yang tertera di dalam buku tanah.

ix
II.5.3 Mekanisme Penyimpanan Gambar Ukur
Mengingat pentingnya dokumen Gambar Ukur seperti disebutkan di atas, maka
GU harus disimpan dengan baik mengikuti peraturan penatausahaan Gambar Ukur yang
ada. Secara umum penyimpanan Gambar Ukur diatur sebagai berikut (Standar Gambar
Ukur dan Surat Ukur) :
1. Gambar Ukur dipilah per desa, dan dijilid dengan sistem lepas.
2. Satu jilid sebanyak 50 (lima puluh) buah yang disimpan dalam almari buku.
3. Setiap Gambar Ukur dibuatkan nomor Gambar Ukurnya dengan nomor urut seperti
dalam d.i. 302 (daftar isian yang memuat permohonan pengukuran).
4. Jika bidang tanah yang diukur sangat luas, seperti bidang tanah yang akan
dimohonkan Hak Guna Usaha, maka Gambar Ukur yang dalam bentuk daftar isian
data ukur, hasil hitungan dan veld werg disatukan menjadi satu berkas.
5. Peta garis / peta foto, blow up foto atau peta lainnya yang digunakan sebagai Gambar
Ukur disimpan pada almari peta yang digunakan khusus penyimpanan arsip Gambar
Ukur, dan tidak disatukan dengan peta lain yang berfungsi sebagai peta dasar atau
peta pendaftaran.
6. Gambar Ukur bidang tanah yang dibuat karena adanya perubahan data fisik
disatukan dalam jilidan yang telah ada, atau jilidan yang baru di mana letaknya
disesuaikan dengan nomor Gambar Ukurnya.
 Gambar Ukur yang lama tetap berada di posisi semula, tetapi pada bagian muka
lembar Gambar Ukur harus ditandai dengan cara mencoret silang serta dibubuhi
catatan “Diganti dengan nomor xxxxxx” (tulis nomor Gambar Ukur yang baru).
 Jika Gambar Ukur berisi lebih dari satu bidang tanah, maka yang dicoret adalah
nomor bidang yang mengalami perubahan dan pada kolom KETERANGAN ditulis
“Diganti dengan nomor xxxxxx” (tulis nomor Gambar Ukur yang baru).
 Selain lembar Gambar Ukur d.i. 107 (di. 107A), jika ada lembar yang disatukan
dengan lembar Gambar Ukur tersebut seperti salinan peta garis / peta foto atau
blow up foto juga harus ditandai.
 Selain Gambar Ukur, data yang berhubungan dengan bidang dimaksud harus
dicoret.

x
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Mengingat arti pentingnya tanah bagi kelangsungan hidup masyarakat maka
diperlukan pengaturan yang lengkap dalam hal penggunaan, pemanfaatan, pemilikan dan
pembuatan hukum yang berkaitan dengan hal tersebut. Semua ini bertujuan untuk asalah
menghindari terjadinya persengketaan tanah baik yang menyangkut pemilikan maupun
perbuatan - perbuatan hukum yang dilakukan oleh pemilknya.
Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yunidis dan
data fisik suatu obyek pendaffaran tanah yang sudah ada haknya. Pembukuan dalam buku
tanah serta pencatatannya pada surat ukur merupakan bukti hak bagi bersangkutan.
Warkah merujuk kepada warkah pendaftaran tanah yang dimilki dan digunakan pada
lingkungan Badan Pertanahan Nasional yaitu merupakan kumpulan berkas-berkas yang
digunakan sebagai dasar dalam penerbitan seripikat tanah untuik sebidang tanah.
Dokumen tempat mencantumkan data pengukuran rincian bidang-bidang tanah dan
situasi sekitarnya serta pengikatan terhadap obyek-obyek tetap dan titik-titik kontrol adalah
Gambar Ukur (GU), atau yang lazim disebut Daftar Isian

III.2 Saran
Dalam negara hukum legalitas suatu kepemilikan suatu hak merupakan hal yang
mutlak dimiliki. Kita boleh saja percaya pada orang lain namun kepastian hukum di negara
hukum merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan. Pembaca hendaknya tidak
mengabaikan pentingnya mengetahui informasi dan pengetahuan mengenai dokumen
kepemilikan bidang tanah di Indonesia khususnya buku tanah, warkah dan gambar ukur.
Di dalam makalah ini terdapat informasi mengenai buku tanah, warkah dan gambar ukur
yang dapat digunakan sebagai langkah awal dalam belajar mengenai dokumen
kepemilikan tanah di Indonesia.

11
Daftar Pustaka

Anonim. (2014, 7). blogspot. Retrieved 5 17, 2020, from landportal.blogspot.com:


http://landportal.blogspot.com/2014/07/pengertian-gambar-ukur.html
Nurrachman, H., & Marlini. (2018). ANALISIS PROSEDUR PENYIMPANAN DAN
PENGELOLAAN ARSIP SURAT UKUR TANAH DI BADAN PERTANAHAN
NASIONAL. 42-43.
omtanah.com. (2016, 10 20). blog. Retrieved 5 17, 2020, from omtanah.com:
https://omtanah.com/2016/10/20/pengertian-warkah-tanah/
Pemerintah Indonesia. (1960). Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960. Jakarta: Sekretariat
Negara.
Pemerintah Indonesia. (1997). Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997. Jakarta:
Sekretariat Negara.
Sovia Hasanah, S. (2017, 5 16). Retrieved 5 17, 2020, from hukumonline.com:
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt591653f27ee0c/perbedaan-
buku-tanah-dengan-sertifikat-tanah/
BAB I

Anda mungkin juga menyukai