Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS SWOT UNTUK PERCEPATAN PELAKSANAAN

PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP

A. Metode Analisis SWOT


a. Pengertian Analisis SWOT
Pada dasarnya, analisis SWOT merupakan akronim atau singkatan dari 4 kata yaitu
strenghts, weaknesses, opportunities, dan treaths. Menurut Freddy Rangkuti (2017) Analisis
SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis
selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.
Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor
strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada
saat ini. Berdasarkan definisi yang sudah dijelaskan, teknik analisis SWOT bisa digunakan
sebagai alat untuk merumuskan strategi dari faktor internal dan eksternal dari beberapa aspek
kegiatan PTSL.
Analisis SWOt terdiri dari empat faktor :
1. Kekuatan ( Strengths ) merupakan sebuah kondisi yang menjadi sebuah kekuatan dalam
organisasi.
2. Kelemahan (Weaknesses) merupakan kondisi atau segala sesuatu hal yang menjadi
kelemahan atau kekuarangan yang terdapat dalam tubuh organisasi.
3. Peluang ( Opportunities) merupakan suatu kondisi lingkungan diluar organisasi yang
sifatnya menguntungkan bahkan dapat menjadi senjata untuk memajukan sebuah
organisasi/perusahaan.
4. Ancaman ( Threats ) merupakan kebalikan dari peluang yaitu merupakan kondisi eksternal
yang dapat mengganggu kelancaran berjalannya sebuah organisasi.

b. Kegunaan Ananlisis SWOT :


1. Digunakan untuk menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
Analisis SWOT ini dapat mengidentifikasi secara mendalam bagaimana kondisi
diri kita sebagai seorang individu. Sejauh mana potensi-potensi yang kita miliki
sekaligus melihat seperti apa lingkungan sosial disekitar kita. Dengan mengetahui
seperti apa lingkungan sosial kita, kita dapat melihat sebaik apa peluang yang kita
miliki dengan bekal potensi yang ada dalam diri kita.
2. Digunakan untuk menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal
lembaga
Analisis SWOT ini telah banyak digunakan oleh organisasi dan perusahaan
sebagai pendekatan strategis bisnis mereka. Dengan melakukan analisis SWOT,
maka organisasi atau perusahaan dapat mengetahui kondisi internal dn eksternal
mereka. Kondisi internal ini berupa kekuatan-kelemahan yang dimiliki oleh
organisasi, sedangkan kondisi eksternal berupa kesempatan-hambatan yang
dimiliki perusahaan tersebut.
3. Digunakan untuk mengetahui sejauh mana diri kita didalam lingkungan kita
Analisis SWOT membantu kita untuk memperoleh gambaran seperti apa kita
dipandang ileh lingkungan disekitar kita. Hasil analisis SWOT dapat memberikan
gambaran apakah perusahaan anda cukup dipandang oleh pasar atau masih kalah
oleh perusahaan serupa yang memberikan pelayanan yang sama.
4. Digunakan untuk menganalisis posisi sebuah perusahaan/ organisasi diantara
perusahaan/ organisasi yang lain
Hasil dari analisis yang dtemukan memudahkan kita melihat kompetitor mana
yang berada diatas perusahaan anda dan kompetitor mana yang berada dibawah
anda. Anda dapat melihat posisi perusahaan anda dibandingkan dengan
perusahaan yang memiliki produk atau pelayanan jasa yang sama.
5. Digunakan untuk menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
Analisis SWOT membantu kita mengetahui apakah produk atau jasa yang kita
tawarkan dapat berkompetisi dengan para kompetitor yang memberikan
pelayanan atau produk serupa. Dengan demikian memudahkan kita untuk
menentukan strategi yang baik untuk merespons para kompetitor yang ada.

b. Matrik SWOT
Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi
perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki (Rangkuti, 2017). Matrik SWOT berisi antara lain faktor strategi eksternal (EFAS) yaitu
peluang (opportunities) dan ancaman (threats), dan juga faktor strategi internal (IFAS) yaitu
kekuatan (strenght) dan kelemahan (weaknesses). Matrik ini dapat menghasilkan empat set
kemungkinan alternatif strategi.

B. Identifikasi Faktor Kekuatan (Strengths), Kelemahan (Weaknesses), Peluang (Opportunities) dan


Ancaman (Threats) dalam kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Proses melakukan identifikasi dilakukan dengan mengelompokkan faktor-faktor kekuatan


(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari evaluasi
pelaksanaan PTSL kedalam 5 aspek yaitu tata laksana, sumber daya manusia, ketersediaan
infrastruktur keagrarian, koordinasi stakeholder, dan pembiayaan PTSL.

1. Faktor Kekuatan (Strengths)

a. Aspek tata laksana, kekuatan yang tampak yaitu pertama sudah ada standar operasional
prosedur(SOP) pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis yang dimiliki Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/ BPN, kedua perencanaan yang rapih, dengan pembuatan grand
design pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL), ketiga manajerial yang bisa dilihat
dari monitoring dan evaluasi Tim Ajudikasi dan KJSKB yang dilakukan minimal seminggu
sekali

b. Aspek pembiayaan, anggaran sudah masuk dalam DIPA.

c. Aspek SDM, pertama, Kepala Kantor memberikan reward bagi ketua Tim Ajudikasi yang
sukses mencapai target berupa usulan promosi jabatan, kedua ada beberapa SDM yang
sudah paham pelaksanaan PTSL akan tetapi jumlahnya sedikit.

2. Faktor Kelemahan (Weaknesses)

a. Aspek Tata laksana, masih banyak kesalahan dalam segi tata laksana yang dilakukan oleh
satgas fisik maupun yuridis.

b. Aspek SDM, kualitas Satgas Yuridis dipertanyakan dengan masih banyaknya ditemui
kesalahan pengisian Daftar Isian 201.
c. Aspek pembiayaan, sarana basecamp hanya sewa sampai akhir tahun anggaran, sehingga
beberapa tim segera memindahkan berkas yang belum selesai ke Kantor Pertanahan.
Kedua terkait komputer hanya sewa, padahal sudah mendapatkan dana hibah dari Pemda.

3. Faktor Peluang (Opportunities)

a. Aspek infrastruktur keagrariaan, perkembangan teknologi alat pengukuran dan pemetaan.


Petugas ukur KJSKB sudah memanfaatkan receiver GNSS RTK, dengan posisi base station
berada di Kantor Pertanahan dan di Badan Informasi Geospasial.

b. Aspek koordinasi stakeholder, pertama Pemerintah Daerah sangat medukung kegiatan PTSL
dilihat dari dukungan kebijakan dan dukungan dana hibah. Kedua tersedia KJSKB di wilayah
Kabupaten Bogor yang bisa bekerjasama dalam pengumpulan data fisik. Ketiga mendapat
dukungan dari Bappenda berupa sumber data peta, dan percepatan pengurusan SPPT PBB.

c. Aspek Pembiayaan mendapat dana hibah dari Pemerintah daerah untuk pembiayaan sarana
dan prasarana.

d. Dukungan Kementerian ATR/BPN berupa kebijakan dan faktor pendukung seperti


penerapan aplikasi KKP dan SKMPP dalam kegiatan PTSL.

4. Faktor Ancaman (Threats)

a. Aspek tata laksana, masyarakat banyak yang belum memiliki alas hak, dan penunjukan batas
bidang tanah bukan oleh pemilik langsung.

b. Aspek SDM, Tenaga pengumpul data yuridis belum semuanya paham mengenai berkas yang
harus dikumpulkan, Pekerjaan dari KJSKB belum sesuai standar, khususnya dalam
pembuatan Gambar Ukur.

c. Aspek Koordinasi stakeholder, ada kekhawatiran dari pihak Desa dan masyarakat program
ini akan sukses.

d. Aspek pembiayaan, dalam perjalanannya ada beberapa pos pembiayaan yang tidak
terakomodir. Misalnya untuk membayar tenaga petugas entry data di aplikasi KKP.

Berdasarkan penjelasan faktor SWOT diatas maka agar lebih memudahkan dalam
menganalisis akan dikelompokkan dalam tabel berikut:

Faktor strategi Internal Faktor Strategi Eksternal


Kekuatan (Strenght) : Peluang (Opportunities) :
 SOP pelaksanaan sudah ada.  Perkembangan teknologi alat ukur.
 Perencanaan yang rapih.  Dukungan tenaga KJSKB
 Manajerial yang bagus.  Dukungan kebijakan Pemda.
 Anggaran PTSL masuk dalam DIPA.  Dukungan dana pemda.
 Adanya reward.  Dukungan sumber data.
 Waktu pelaksanaan tahun 2018 lebih
panjang.
Kelemahan (Weaknesses) : Ancaman (Treaths) :
 Kualitas data yuridis banyak yang tidak  Tidak adanya alas hak
sesuai  Penunjukan tanda batas bukan oleh pemilik
 SDM tidak fokus  SDM belum terampil
 Sarana dan Prasarana tidak sepenuhnya  Anggaran masih ada yang belum
mendukung terakomodir
C. Strategi dalam kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap tahun 2018.

Setelah Faktor SWOT dikelompokkan, maka dibuat matriks SWOT. Matriks SWOT
digunakan sebagai alat untuk menyusun faktor-faktor strategis organisasi yang dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi
organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

1. Strategi S-O

a. Berdasarkan faktor kekuatan yaitu perencanaan yang rapih dan ketersediaan dana DIPA
serta faktor peluang yang ada yaitu perkembangan teknologi alat ukur maka dirumuskan
strategi yaitu, melakukan penganggaran untuk mengadakan peralatan ukur terbaru seperti
drone dan GNSS RTK. Hal ini guna mempercepat pengukuran.

b. Berdasarkan faktor kekuatan yaitu perencanaan yang rapih dan manajerial yang bagus
ditambah faktor peluang berupa dukungan stakeholder Pemda, maka dirumuskan strategi,
pertama melakukan koordinasi yang berkelanjutan dengan Pemda dan Instansi terkait di
tahun 2018. Caranya dengan memberikan laporan progress kegiatan PTSL kepada instansi
terkait, agar instansi terkait dapat sama-sama merasakan manfaat dari kegiatan PTSL tahun
2017. Kedua, melakukan kegiatan bersama instansi terkait misalnya pelaksanaan gerakan
pemasangan tanda batas bersama yang bertujuan agar PTSL bisa menggema ke seluruh
Kabupaten.

c. Berdasarkan faktor kekuatan berupa manajerial yang bagus dan faktor peluang berupa
dukungan stakeholder, maka bisa dirumuskan strategi yaitu, melakukan kerjasama dengan
ikatan profesi surveyor untuk memberikan kontrol kualitas SDM KJSKB.

2. Strategi S-T

a. Berdasarkan faktor kekuatan perencanaan yang rapih dan ketersediaan anggaran PTSL pada
DIPA digunakan untuk mengatasi faktor ancaman berupa anggaran yang belum
terakomodir, maka dirumuskan strategi yaitu melakukan perencanaan honor tenaga yang
bertugas mengentri pada KKP.

b. Berdasarkan faktor kekuatan berupa aturan mengenai SOP sudah ada, beberapa SDM
sudah paham prosedur, dan adanya anggaran DIPA maka digunakan untuk mengatasi
ancaman berupa kualitas SDM dari luar yang belum terampil maka dirumuskan strategi
dengan cara menjadwalkan pelatihan kepada Satgas Yuridis.

c. Berdasarkan faktor kekuatan berupa aturan mengenai SOP sudah ada, digunakan untuk
mengatasi faktor ancaman yaitu kualitas data KJSKB yang belum sesuai standar maka
dirumuskan strategi yaitu melakukan kontrol kualitas terhadap pekerjaan KJSKB sesuai
dengan Petunjuk Teknis Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Sistematis Lengkap
Nomor : 01/JUKNIS-300/I/2018.

d. Mengatasi SDM yang kurang terampil yang berdampak pada kualitas data yang ada,bisa
dimaksimalkan kekuatan berupa adanya reward, sehingga bagi pelaksana pengumpul data
yang bekerja dengan terampil akan mendapatkan reward.
e. Berdasarkan faktor kekuatan berupa aturan mengenai SOP sudah ada, dan dukungan
Pemda, maka digunakan untuk mengatasi ancaman berupa pemahaman yang kurang dari
masyarakat tentang pentingya sertipikat dengan melakukan sosialisai kepada masyarakat
melalui berbagai media baik cetak, elektronik atau aplikasi media sosial.

3. Strategi W-O

a. Berdasarkan kelemahan berupa aplikasi KKP yang tidak mendukung pelakasanaan PTSL
yang menjadi tunggakan, maka digunakan faktor peluang yaitu dukungan dari BPN RI maka
dirumuskan strategi yaitu memberikan masukan kepada Pusdatin BPN RI agar
memfasilitasi berkas yang tidak selesai satu tahun anggaran.

b. Berdasarkan faktor kelemahan berupa kualitas data yuridis yang tidak sesuai, maka
digunakan peluang berupa dukungan kebijakan dan dana dari Pemda maka dirumuskan
strategi yaitu melakukan pelatihan ajudikasi bersama yang melibatkan SDM internal
maupun eksternal agar mempunyai persamaan persepsi dalam mengumpulkan, mengolah
dan menetapkan hak atas tanah.

c. Berdasarkan faktor kelemahan internal berupa sarana dan prasarana tidak mendukung
yaitu komputer yang hanya sewa, maka digunakan peluang berupa dukungan dana Pemda
untuk merumuskan strategi yaitu membeli komputer untuk peralatan basecamp, sehingga
bisa digunakan ketika waktu pelaksanaan melewati tahun anggaran.

4. Strategi W-T

a. Berdasarkan faktor kelemahan yaitu SDM yang tidak fokus, maka bisa dibuatkan jadwal,
kapan aktu yang tepat untuk memisahkan kegiatan turin maupun kegiatan PTSL, misalnya
dua hari dalam seminggu untuk menyelesaikan PTSL.

b. Berdasarkan faktor kualitas data yang tidak sesuai dan juga banyak SDM yang belum
terampil maka bisa menerapkan pengelolaan /manajemen kantor modern.

c. SDM yang terbatas, sedangkan masyarakat butuh pemahaman tentang PTSL, maka bisa
memanfaatkan media massa cetak maupun elektronik untuk kegiatan sosialisasi.

Anda mungkin juga menyukai