Jl. Akses Tol Cimanggis, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.
Telp. (021) 8674586
Penulis:
Hilma Aulia Tejawati, S.S.
Editor:
Rechtiyanto Iqbal Prakoso
KATA PENGANTAR
i
PELATIHAN BUDAYA KERJA ORGANISASI DAN BUDAYA INOVASI
DAFTAR ISI
ii
PELATIHAN BUDAYA KERJA ORGANISASI DAN BUDAYA INOVASI
A. SIMPULAN ................................................................................................. 52
B. TINDAK LANJUT........................................................................................ 53
iii
PELATIHAN BUDAYA KERJA ORGANISASI DAN BUDAYA INOVASI
DAFTAR GAMBAR
iv
PELATIHAN BUDAYA KERJA ORGANISASI DAN BUDAYA INOVASI
v
PELATIHAN BUDAYA KERJA ORGANISASI DAN BUDAYA INOVASI
BAB I
PENDAHULUAN
..::SELAMAT::..
Anda telah menyelesaikan 4 (empat) dari 7 (tujuh) modul dalam Paket
Modul Pelatihan Budaya Kerja Organisasi dan Budaya Inovasi. Modul
”Profesional di Kementerian ATR/BPN ” ini merupakan modul ke 5 (lima)
yang akan Anda pelajari.
Semoga Anda tetap semangat belajar dalam menimba ilmu
REALITAS
Baca dan perhatikan kasus yang terjadi di bawah ini:
Kementerian ATR/BPN Lakukan Uji Kompetensi Calon Pejabat
Pengawas
WARTALIKA.id - Pandemi Covid-19 tidak menjadi hambatan bagi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN)
untuk terus melaksanakan pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM), Kementerian ATR/BPN
menggelar uji kompetensi calon pejabat pengawas di lingkungan Kementerian
ATR/BPN, Rabu (20/05/2020).
Uji kompetensi ini dilaksanakan secara daring di 241 Satuan Kerja yang
tersebar di 27 provinsi di luar Pulau Jawa. Sebelum mengikuti uji kompetensi ini,
peserta harus melalui seleksi administrasi yang dilaksanakan oleh Biro Organisasi
dan Kepegawaian. Jumlah peserta yang dinyatakan lulus seleksi administrasi
sejumlah 655 peserta, sedangkan peserta yang mengikuti ujian sebanyak 610
peserta dengan jumlah peserta terbanyak dari Provinsi Nusa Tenggara Barat
dengan total 56 orang.
Dalam sambutannya, Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian, Dalu Agung
Darmawan mengatakan bahwa Uji Kompetensi Seleksi Jabatan Pengawas ini
guna mendapatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang profesional.
“Manajemen ASN berfungsi sebagai pengelolaan ASN untuk menghasilkan
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Praktik dari peraturan
tersebut maka Kementerian ATR/BPN mengadakan Uji Kompetensi Seleksi
Jabatan Pengawas guna mendapatkan ASN yang sesuai dengan kebutuhan,”
ujarnya pada saat membuka kegiatan.
Lebih lanjut, Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian mengatakan dengan
adanya seleksi ini juga untuk memetakan kompetensi dan potensi ASN dalam
manajemen talenta sehingga akan didapatkan ASN yang profesional.
“Adanya manajemen talenta juga membantu dalam mutasi dan promosi yang
transparan dan kompatibel. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
17 Tahun 2020 mengenai peningkatan pengembangan karier, pemenuhan
A. LATAR BELAKANG
Dalam pelaksanaan kegiatan organisasi dibutuhkan
adanya peranan budaya kerja yang kuat. Budaya yang kuat
meletakkan kepercayaan-kepercayaan, tingkah laku, dan cara
melakukan sesuatu, tanpa perlu dipertanyakan lagi. Oleh
karena itu, berakar dalam tradisi, budaya mencerminkan apa
B. DESKRIPSI SINGKAT
Mata Pelatihan ini membahas tentang perilaku utama
dalam profesionalisme, Manajemen Kinerja di Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, dan
berbagai kisah Inspiratif tentang profesionalisme
C. MANFAAT MODUL
1. Manfaat Bagi Peserta:
Memberikan pengetahuan dan meningkatkan
pemahaman terkait materi yang disampaikan, sehingga
peserta dapat memahami dan mampu menerapkan
profesionalisme di kementerian ATR/BPN.
D. HASIL BELAJAR
Setelah mempelajari materi dalam mata pelatihan ini
peserta dapat memahami sikap profesionalisame di
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional.
1. Pendahuluan
a. Latar Belakang;
b. Deskripsi Singkat;
c. Manfaat Modul;
d. Hasil Belajar;
e. Indikator Hasil Belajar;
f. Materi Pokok dan Sub Pokok Bahasan.
2. Perilaku Utama Profesional
a. Bekerja Sama, Bekerja Cerdas, Tuntas, Dan
Memberikan Nilai Tambah;
b. Senantiasa Mengembangkan Diri Untuk Peningkatan
Kapabilitas Baik Pendidikan Maupun Kualitas.
3. Manajemen Kinerja sebagai refleksi profesionalisme
a. Manajemen Kinerja, Tujuan, dan Manfaatnya;
b. Strategi Manajemen Kinerja di Kementerian ATR/BPN.
4. Kisah Inspiratif “Profesional Is Me”
a. Antara Kasihan, Empati, dan Tugas Negara;
b. Yes, I Do;
c. Tantangan Pengalaman dan Keikhlasan.
G. WAKTU
Waktu penyampaian mata pelatihan ini adalah 9 JP x @ 45
menit.
BAB II
PERILAKU UTAMA PROFESIONAL
C. RANGKUMAN
Profesional berarti bekerja dilakukan dengan dedikasi
dan komitmen serta berkolaborasi dengan pemangku
kepentingan, terbuka pada perubahan termasuk perubahan
teknologi dan pengetahuan. Nilai profesional dapat ditunjukkan
dengan perilaku:
1. Bekerjasama
Bekerja sama adalah terciptanya interaksi antar
individu untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak dapat
dikerjakan sendiri. Dengan kerja sama maka tujuan akan
terselesaikan dengan ringan dan cepat.
2. Bekerja Cerdas
Kerja cerdas merupakan perilaku adaptif yang
diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan dimana
pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam situasi
pekerjaan.
3. Tuntas
Bekerja tuntas dapat diartikan bekerja secara
komprehensif melihat segala aspek pekerjaan sehingga
hasilnya pun memuaskan dan dapat menjadi acuan
pekerjaan lainnya.
4. Memberi Nilai Tambah
Nilai tambah atau value added adalah kegiatan
untuk memberi nilai manfaat yang lebih pada suatu produk
atau jasa dengan cara mengubah objek yang akan diberi
nilai tambah.
5. Mengembangkan diri untuk peningkatan kompetensi dan
pendidikan
Pengembangan diri secara umum adalah hal yang
dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan
penggalian potensi diri dan upaya untuk menggali potensi-
potensi tersebut secara maksimal.
E. EVALUASI
Pilihlah salah satu jawaban yang Saudara anggap benar di
bawah ini!
1. Profesional dalam bekerja memiliki arti ...
a. berarti bekerja dilakukan dengan dedikasi dan
komitmen serta berkolaborasi dengan pemangku
kepentingan, terbuka pada perubahan termasuk
perubahan teknologi dan pengetahuan
b. bekerja dengan sepenuh hati dan ikhlas dengan
menjaga hubungan kerja dengan atasan dan pegawai
lainnya
BAB III
MANAJEMEN KINERJA SEBAGAI
REFLEKSI PROFESIONALISME
"Tak ada jalan pintas ke tempat yang layak dituju." (Beverly Sills)
C. RANGKUMAN
Manajemen Kinerja adalah komunikasi yang dilakukan
secara terus menerus antara atasan dan bawahan yang
merupakan mitra kerja. Pada dasarnya tujuan umum
performance management atau manajemen kinerja dapat
dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Tujuan strategik;
2. Manfaat bagi Manajer atau atasan;
3. Tujuan Pengembangan.
Selain tujuan umum, manajemen kinerja juga memiliki
tujuan khusus diantaranya yaitu:
1. Peningkatan kinerja secara berkelanjutan;
2. Peningkatan motivasi dan komitmen kerja pegawai;
3. Pengembangan kemampuan pegawai, peningkatan
kepuasan kerja, serta pencapaian potensi diri yang
bermanfaat bagi individu dan organisasi;
4. Peningkatan orientasi kerja kepada karyawan;
5. Pengembangan interaksi yang terbuka dan konstruktif
antara pekerja dan organisasi;
6. Persiapan kerangka kerja untuk kesepakatan sasaran
kerja;
7. Perhatian khusus pada atribut dan kompetensi yang
diperlukan;
8. Mempersiapkan kriteria untuk melaksanakan pengukuran
kinerja;
9. Menjadi dasar dalam memberikan imbalan;
10. Pemberdayaan pegawai;
11. Mempertahankan pegawai yang berkualitas;
12. Mendukung inisiatif manajemen yang berkualitas secara
komprehensif;
13. Mendemonstrasikan cara saling menghargai sesama
karyawan.
D. EVALUSI
Pilihlah salah satu jawaban yang Saudara anggap benar di
bawah ini!
1. Pengertian dari manajemen kinerja menurut Bacal adalah...
a. manajemen kinerja adalah suatu proses dalam
membangun kesepakatan bersama tentang apa dan
bagaimana untuk mencapai tujuan organisasi
BAB IV
KISAH INSPIRATIF “PROFESIONAL IS ME”
B. YES, I DO
Ya, saya bisa, saya bisa melakukan atau mencoba
sesuatu yang baru.
Jelas ini bukan sengsara membawa nikmat. Namun
dikatakan nikmat membawa sengsara pun rasanya terlalu kejam.
Jakarta itu rumahku. Setidaknya dulu. Kota dengan gemerlap dunia
dan dipenuhi fasilitas umum.
Di Kota ini juga tempat kekasihku tinggal. Kota di mana
masa depan yang sudah kami rencanakan bersama akan dirajut.
Jakarta dengan segala keriuhannya yang dicaci, tapi gemerlapnya
tetap dinanti. Klise. Aku tahu. Tapi hari ini hatiku memilih untuk
mengesampingkannya dan menghabiskan bagian terpilu, berharap
karenanya esok jadi lebih ringan untuk ditapaki.
Surat perintah penempatan kerjaku memaksaku hijrah ke
Daerah di Sekitar Danau Toba, di Kabupaten Toba Samosir.
Sekilas terkenang ucapan kekasihku waktu itu, “Kita pasti bisa
melewatinya. Ini rencana terbaik dari Tuhan. Kamu percaya ‘kan,
kalau kita bisa bertahan?” Setetes air mata yang jatuh kuusap
mantap. “Yes, I do!” batinku. Inilah tugas dan janji pengabdian bagi
NKRI. Dengan sejumput semangat yang tersisa, kuayun langkah
untuk berangkat melaksanakan tugas.
Dengan tugas pekerjaan yang baru, dan tempat hidup baru,
meratapi nasib tak ada gunanya sekarang. Kutegakkan kepalaku,
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Budaya Kerja Profesional penting untuk diterapkan agar
para pegawai memiliki pedoman dalam bekerja serta memiliki
sikap yang berdasarkan pada nilai-nilai dan norma yang ada
dalam berinteraksi sesama pegawai. Budaya kerja profesional
juga dapat menciptakan pegawai yang memilki kemampuan
tinggi dalam bekerja, tetapi masih mengedepan nilai budaya
sehingga pekerjaan yang dikerjakannya mencapai tujuan yang
di inginkan oleh organisasi itu sendiri.
Sistem manajemen kinerja diperlukan dalam merubah
budaya untuk meningkatkan efektifitas dan kinerja organisasi.
Dalam menerapkan profesionalisme di Kementerian ATR/BPN
diperlukan suatu bentuk strategi manajemen kinerja. Dalam
manajemen kinerja, peta strategi adalah suatu panel
instrument yang memetakan sasaran strategis organisasi
dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang
menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi organisasi
sehingga memudahkan organisasi untuk mengkomunikasikan
keseluruhan strateginya kepada seluruh anggota organisasi
B. TINDAK LANJUT
Pengetahuan dan keterampilan yang telah dihasilkan
melalui pembelajaran dengan Modul ini, memberikan bekal
kepada peserta pelatihan untuk menapaki proses-proses
pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, pendalaman materi
dan penyelesaian terkait substansi dalam Modul ini perlu terus
menerus dilakukan.
Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran modul ini, maka:
1. Bagi peserta pelatihan diharapkan mampu
mengimplementasikan hasil pembelajaran profesional di
Kementerian ATR/BPN;
2. Bagi Fasilitator, diharapkan mampu menyampaikan
pengarahan dengan lebih mudah dan modul mampu
menjadi media dalam penyamaan persepsi antar pelajar;
3. Bagi pengelola pelatihan, diharapkan mampu menjadikan
modul sebagai alat kelengkapan dalam mengadakan
pelatihan bagi Pusat Pengembangan Sumber Daya
Manusia dan pengendalian pelaksanaan pelatihan budaya
kerja organisasi dan budaya inovasi serta untuk
penyempurnaan modul pelatihan berikutnya agar lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
KUNCI JAWABAN
EVALUASI BAB II
1. A
2. D
3. B
4. E
5. C