Anda di halaman 1dari 43

MEMAHAMI SKBG

SARUSUN
Membedah Amanat UU Rusun Kepada K/L dalam
mengatasi backlog 11,4 juta unit rumah

Disampaikan Pada Diklat PISK , Makasar , 19 Februari 2018


PENGALAMAN BEKERJA

Direktur Konsolidasi Tanah BPN - RI

Kepala Pusat Hukum BPN - RI

Kepala Pusat Litbang BPN – RI

Inspektur BPN - RI
maharani59@gmail.co
m Kepala Biro Hukum Kementerian Perumahan Rakyat

Direktur Umum dan Hukum BLU PPDPP Kementerian PUPR

Widya Iswara Utama Kementerian PUPR


n y a k u h
h b a k u m
a si a n
M u k im
per m
Sudah banyak pula rumah susun
yang menjadi kumuh kembali
Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat data backlog atau selisih
antara pasokan rumah dan kebutuhan turun menjadi 11,4 juta. Lebih rendah dari acuan sebelumnya sebesar 13,5
juta.

"Setelah survei BPS (Badan Pusat Statistik), maka jumlah backlog ada 11,4 juta," ujar Direktur
Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian PUPR, Syarif Burhanuddin dalam konferensi pers capaian
program 1 juta rumah, di Kementerian PUPR, Jumat (19/8/2016).

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)


2015-2019, pemerintah
menargetkan jumlah backlog bisa ditekan hingga tinggal 6,8 juta unit. Inilah yang
membuat pemerintah menggelar program sejuta rumah, sekaligus mendorong realisasinya sehingga bisa
mencapai target.

Program sejuta rumah ini sekaligus menjawab data BPS soal kebutuhan tambahan 800.000 unit rumah setiap
tahun untuk menekan angka backlog. Dengan kata lain, pemerintah telah memasang target yang lebih tinggi dari
data BPS dalam hal penyediaan rumah.

"Data BPS menyebutkan kebutuhan 800.000 per tahun. Jadi, angka pembangunan harus di atas itu, maka
muncul 1 juta per tahun," kata Syarif.

Tahun ini, program 1 juta rumah meliputi 700.000 unit rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
dan 300.000 unit non MBR. Adapun realisasi hingga pertengahan Agustus adalah sebagai berikut:

Rumah MBR
Penurunan
Angka Backlog
KENDALA UTAMA
PROGRAM SATU JUTA RUMAH
ADALAH PENYEDIAAN TANAH
waow Ironis ?????
kaya ya negara kita ,
punya banyak tanah yang
naggur
SERTIPIKAT TANAH MBN/ BMD
UNTUK MENJAMIN KEPASTIAN
HUKUM AGAR ASET TERSEBUT
TIDAK HILANG
Kamis 02 Nov 2017, 13:40 WIB
Sri Mulyani: Total Aset Negara Indonesia Rp 5.456 Triliun
Hendra Kusuma - detikFinance
akarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta
kepada seluruh kementerian/lembaga (K/L) untuk dapat
memaksimalkan barang milik negara (BMN) dalam
memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk
pendapatan negara bukan pajak (PNBP).

Sri Mulyani mengatakan, pemerintahan kabinet kerja saat


ini tengah fokus mempercepat pembangunan infrastruktur
di seluruh Indonesia. Tujuannya bukan hanya mengejar
ketertinggalan melainkan juga untuk meningkatkan
produktivitas dan aktivitas perekonomian masyarakat.

"Presiden dan wakil presiden telah menyusun kebijakan


dalam rangka menyusun akselerasi pembangunan
infrastruktur termasuk yang dibiayai APBN dan APBD,"
kata Sri Mulyani di Gedung Dhanapala Kementerian
Keuangan, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
Perumnas-KAI Groundbreaking
Rusun Tanjung Barat Rp750 Miliar
Jakarta, CNN Indonesia -- Perum Perumnas bersama PT KAI Safyra Primadhyta, CNN Indonesia | Selasa,
hari ini, Selasa (15/8), meresmikan dimulainya proyek rumah 15/08/2017 15:31 WIB
susun dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) di
Stasiun Tanjung Barat, Jakarta. Hal ini dilakukan dalam rangka
percepatan pembangunan program satu juta rumah dan juga
mengurangi angka backlog perumahan. 

Direktur Utama Perum Perumnas Bambang Triwibowo


mengungkapkan target pembangunan rumah susun ini adalah
masyarakat menengah bawah (MBR) dan masyarakat umum
lainnya sebagai alternatif hunian yang lebih efisien. 

Proyek ini mencakup pembangunan tiga tower di Stasiun


Tanjung Barat dengan total 29 lantai yang akan menampung
1.232 unit hunian di atas lahan seluas 15.244 meter persegi.
Perusahaan menargetkan proyek rampung dalam tempo dua
tahun dengan menelan investasi sebesar Rp705 miliar. 
Sisis lain, banyak tanah wakaf
yang tidur dan tidak produktif
"Mayoritas belum dimanfaatkan untuk kegiatan
Jokowi: Indonesia Miliki produktif, karena umumnya memang dijadikan untuk
masjid ataupun pemakaman umum," ujarnya.
Tanah Wakaf 4,3 Miliar Selain tanah wakaf, dana wakaf juga menjadi potensi
Meter Persegi yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia. Saat ini,
Dedy Afrianto, Jurnalis · Kamis 27 Juli 2017 16:58 WIB dana wakaf tunai yang terkumpul mencapai sekira
Rp22 miliar.
JAKARTA - Indonesia adalah negara dengan jumlah umat
Islam terbesar di dunia. Besarnya jumlah umat Islam di
Dana wakaf ini pun perlu dimanfaatkan pada sektor
Indonesia memberikan potensi yang besar pada sektor produktif. Beberapa di antaranya adalah
ekonomi syariah. pengembangan UMKM hingga kegiatan ekonomi
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), salah satu potensi umat.
yang dimiliki oleh Indonesia adalah luasnya tanah wakaf "Tentu saja wakaf tunai juga perlu didorong untuk
yang dimiliki. Jika ditotal, Indonesia memiliki 4,3 meter lebih kita kembangkan lagi sehingga hasil-hasil yang
persegi tanah wakaf. diperoleh wakaf-wakaf tersebut bisa digunakan untuk
"Negara kita juga memiliki tanah wakaf, Indonesia memiliki kegiatan kegiatan produktif seperti pembangunan
tanah wakaf dengan total luas yang sangat besar sekali. Data
ekonomi umat, pemberdayaan UMKM, sehingga
yang saya dapatkan 4,3 miliar meter persegi, besar sekali,"
ujar Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/7/2017).
dapat dirasakan manfaatnya langsung oleh
Hanya saja, tanah wakaf ini belum dimanfaatkan secara masyarakat yang membutuhkan," tukas Jokowi.
optimal. Menurut Jokowi, tanah wakaf masih belum banyak
dimanfaatkan pada sektor produktif.
Saat ini, BWI terus mendorong agar setiap tanah wakaf
memiliki sertifikat agar dapat dimanfaatkan untuk kegiatan Tanah wakaf untuk rumah
produktif. Setiap tahun, BWI mengalokasikan sejumlah
anggaran untuk membantu pengurusan setifikat wakaf.
susun MBR
Sementara, Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan,
wakaf bisa mengatasi permasalahan kesenjangan ekonomi dan
mengentaskan kemiskinan bila dikelola dengan baik. Namun
sayangnya potensinya belum tergali secara maksimal.  
Di antara indikator belum maksimalnya wakaf itu adalah
bertambahnya penduduk miskin di Indonesia. Data Badan Pusat
Statistik (BPS) menyebutkan penduduk miskin di Indonesia per
Maret 2017 mencapai 10,64% atau 27,77 juta jiwa.  Jumlah ini
bertambah sebesar 6,90 ribu orang dibandingkan dengan
kondisi September 2016. 
“Permasalahan kemiskinan seperti ini antara
lain bisa diatasi dengan wakaf,” kata Rosmaya.
Penggunaan tanah wakaf di Indonesia masih identik dengan
masjid atau makam. Padahal, wakaf juga bisa dan boleh
dikelola menjadi aset-aset ekonomi yang menghasilkan
keuntungan finansial. Di Selandia Baru misalnya, tanah wakaf
ada yang dikelola sebagai peternakan domba yang hasilnya
dapat dinikmati masyarakat.
107 Rusun Ponpes
(Baca juga: 
Dibangun dalam
Potensi Ekonomi Syariah Dunia US$ 6,38 Triliun pada 2 Periode 2015-2018
021
) Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan
Kurangnya pemanfaatan tanah wakaf juga dinyatakan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan
oleh Waqf Management & Empowerment Division sebanyak 107 rumah susun (rusun) Pondok
Badan Wakaf Indonesia (BWI) Robbyantono. Ia Pesantren (ponpes) dibangun dalam periode
mencontohkan, ada tanah seluas 2,4 hektare di kawasan 2015-2018. Jumlah mencapai 3.040 unit
Tanah Abang, Jakarta Pusat. Tanah yang nilainya sekitar dengan anggaran yang dialokasikan mencapai
Rp 4 triliun itu hanya membukukan pendapatan sebesar Rp 946,1 miliar yang bertujuan mendukung
kegiatan belajar para santri serta penataan
Rp 4-6 miliar per tahun dari hasil penyewaan parkir.
kawasan ponpes.
Sebelumnya, ada tanah di kawasan Rasuna Said, Jakarta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam
Selatan, senilai Rp 300 miliar yang cuma membukukan siaran persnya, Kamis (10/8), mengatakan,
pendapatan Rp 200 juta per tahun. Namun, tanah tersebut pembangunan rusun ponpes merupakan bagian
kini sudah dikelola dengan sistem build operate dari Program Satu Juta Rumah yang
and transfer (BOT) serta dibangun gedung perkantoran. dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada
"Nantinya pada tahun pertama setelah serah terima, akan 29 April 2015 di Ungaran,
mendapatkan revenue sebesar Rp 45 miliar per tahun,"
kata Robbyantono.
UU Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah
Susun telah memperkenalkan sertifikat SHM CONTOH BUKU TANAH SHM .Sarusun
Sarusun diatas tanah hak milik, hak guna
bangunan dan hak pakai serta hak
pengelolaan
UU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah
Susun yang menggantikan UU lama,
menambah memperkenalkan SKBG Sarusun
diatas sewa tanah
BMN/BMD/BUMN/BUMD serta diatas
wakaf
Pengertian rumah dan rumah susun

Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang
layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya, serta aset bagi pemiliknya.

Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah
horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi
dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
TIGA SISTEM KEPEMILIKAN RUMAH DI INDONESIA

RUMAH SUSUN
RUMAH TAPAK DENGAN SERTIFIKAT
DENGAN SERTIFIKAT SHM SARUSUN
HAK ATAS TANAH Tanahnya tanah hak

RUMAH SUSUN
DENGAN SERTIFIKAT
SKBG SARUSUN
Tanahnya sewa tanah
BMN/BMD/Wakaf
Apa itu SKBG
Sarusun ????????????
Sertifikat kepemilikan bangunan gedung
sarusun yang selanjutnya disebut SKBG
sarusun adalah tanda bukti kepemilikan atas
sarusun di atas barang milik negara/daerah
berupa tanah atau tanah wakaf dengan cara
sewa.
PENGERTIAN RUMAH SUSUN
Memiiki hak perorangan atas satuan dan hak bersama atas ( tanah, bagian
dan benda bersama ) Satuan rumah susun
yang dimiliki
perorangan

Struktur bangunan
acontoh Bagian
bersama
Kolam renang
dipermukaan tanah
contoh benda
bersama

Tanah bersamanya
sewa tanah
BMN/BMD atau
tanah wakaf
Pasal 17 Rumah susun dapat dibangun di atas
tanah: a. hak milik; b. hak guna bangunan atau
hak pakai atas tanah negara; dan c. hak guna
Tanah untuk pembangunan bangunan atau hak pakai di atas hak
rumah susun pengelolaan.

Pasal 18 Selain dibangun di atas tanah


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, rumah
susun umum dan/atau rumah susun khusus
dapat dibangun dengan: a. pemanfaatan barang
milik negara/daerah berupa tanah; atau b.
pendayagunaan tanah wakaf.
Pasal 19
Pemanfaatan barang milik negara/daerah
berupa tanah
(1) Pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah
untuk pembangunan rumah susun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 huruf a dilakukan dengan cara
sewa atau kerja sama pemanfaatan.

(2) Tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus telah


diterbitkan sertifikat hak atas tanah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pelaksanaan sewa atau kerja sama pemanfaatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 20
Pendayagunaan tanah wakaf untuk pembangunan rumah susun

(1) Pendayagunaan tanah wakaf untuk pembangunan rumah susun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 huruf b dilakukan dengan cara sewa atau kerja sama pemanfaatan
sesuai dengan ikrar wakaf.
(2) Apabila pendayagunaan tanah wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak sesuai
dengan ikrar wakaf, dapat dilakukan pengubahan peruntukan setelah memperoleh
persetujuan dan/atau izin tertulis Badan Wakaf Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Pengubahan peruntukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
untuk pembangunan rumah susun umum.
(4) Pelaksanaan sewa atau kerja sama pemanfaatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sesuai dengan prinsip syariah dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan tanah wakaf untuk rumah susun
umum diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 21 Pemanfaatan dan pendayagunaan tanah

(1)Pemanfaatan dan pendayagunaan tanah untuk pembangunan rumah


susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan Pasal 20 harus
dilakukan dengan perjanjian tertulis di hadapan pejabat yang
berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

(2)Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-


kurangnya memuat:
a. hak dan kewajiban penyewa dan pemilik tanah;
b. jangka waktu sewa atas tanah;
c. kepastian pemilik tanah untuk mendapatkan pengembalian tanah
pada akhir masa perjanjian sewa; dan
d. jaminan penyewa terhadap tanah yang dikembalikan tidak
terdapat permasalahan fisik, administrasi, dan hukum.
Pasal 21 Jangka waktu sewa atas
tanah dan Penetapan tarif sewa

(3) Jangka waktu sewa atas tanah sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) huruf b diberikan selama 60 (enam puluh) tahun
sejak ditandatanganinya perjanjian tertulis.

(4) Penetapan tarif sewa atas tanah dilakukan oleh Pemerintah


untuk menjamin keterjangkauan harga jual sarusun umum
bagi MBR.

(5) Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


dicatatkan di kantor pertanahan.
Pasal 22 Penyediaan tanah untuk pembangunan rumah susun

Penyediaan tanah untuk pembangunan rumah susun dapat dilakukan melalui:


a. pemberian hak atas tanah terhadap tanah yang langsung dikuasai negara;
b. konsolidasi tanah oleh pemilik tanah;
c. peralihan atau pelepasan hak atas tanah oleh pemegang hak atas tanah;
d. pemanfaatan barang milik negara atau barang milik daerah berupa tanah;
e. pendayagunaan tanah wakaf;
f. pendayagunaan sebagian tanah negara bekas tanah terlantar; dan/atau
g. pengadaan tanah untuk pembangunan bagi kepentingan umum.

(2) Penyediaan tanah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 25 Pemisahan Rumah Susun

(1)Dalam membangun rumah susun, pelaku pembangunan wajib


memisahkan rumah susun atas sarusun, bagian bersama, benda bersama,
dan tanah bersama.
(2)Benda bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi bagian
bersama jika dibangun sebagai bagian bangunan rumah susun.
(3)Pemisahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan kejelasan
atas: a. batas sarusun yang dapat digunakan secara terpisah untuk setiap
pemilik; b. batas dan uraian atas bagian bersama dan benda bersama
yang menjadi hak setiap sarusun; dan c. batas dan uraian tanah bersama
dan besarnya bagian yang menjadi hak setiap sarusun.
Pertelaan SKBG Sarusun

Pasal 26
(1) Pemisahan rumah susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (1) wajib dituangkan dalam bentuk
gambar dan uraian.
(2) Gambar dan uraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar untuk menetapkan NPP, SHM
sarusun atau SKBG sarusun, dan perjanjian pengikatan jual beli.
(3) Gambar dan uraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sebelum pelaksanaan pembangunan
rumah susun.
(4) Gambar dan uraian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam bentuk akta pemisahan yang
disahkan oleh bupati/walikota.
(5) Khusus untuk Provinsi DKI Jakarta, akta pemisahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disahkan oleh
Gubernur.

Pasal 27
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemisahan rumah susun serta gambar dan uraian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 dan Pasal 26 diatur dengan peraturan pemerintah.
PERTELAAN RUMAH SUSUN
(PP. NO. 4 TH. 1988 TENTANG RUMAH SUSUN)

N PERSEORANGAN
LAA
RT
E SRS (n)
PE
R
M BA
GA

AKTE
HAT U/
Rusun
NPP PEMISAHAN
SHM Sarusun

N
RAIA
U HAK BERSAMA
- BAGIAN
- BENDA
- TANAH

PERLAKUAN HUKUM HAK HMSRS = HAT BERSAMA


MENGHITUNG NPP

Rumus :
Nilai Satuan
X 100 %
€ nilai Satuan
a d
Npp a= 200 jt x100%
Nilai satuan a : 200 jt 1000 jt
b e = 0, 5
Nilai satuan b : 150 jt
Nilai satuan c : 150 jt
c f
Nilai satuan d : 200 jt
Nilai satuan e : 150 jt
Nilai satuan f : 150 jt
Jumlah : 1000 jt
Pasal 48 tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas
barang milik negara/daerah berupa tanah atau tanah wakaf

(1)Sebagai tanda bukti kepemilikan atas sarusun di atas barang milik


negara/daerah berupa tanah atau tanah wakaf dengan cara sewa, diterbitkan
SKBG sarusun.

(2)SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan yang terdiri atas: a. salinan buku bangunan gedung; b.
salinan surat perjanjian sewa atas tanah; c. gambar denah lantai pada tingkat
rumah susun yang bersangkutan yang menunjukkan sarusun yang dimiliki; dan
d. pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian bersama dan benda
bersama yang bersangkutan.
Pasal 48 Penerbitan dan Penjaminan SKBG

(3) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh
instansi teknis kabupaten/kota yang bertugas dan bertanggung jawab di
bidang bangunan gedung.

(4) SKBG sarusun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dijadikan
jaminan utang dengan dibebani fidusia sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan.

(5) SKBG sarusun yang dijadikan jaminan utang secara fidusia harus
didaftarkan ke kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang hukum.
AMANAT PENTING
Pasal 49 Ketentuan lebih lanjut mengenai
bentuk SHM sarusun dan SKBG sarusun
dan tata cara penerbitannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 dan Pasal 48
diatur dengan peraturan pemerintah.
Harmonisasi dan Sinskronisasi PUU dan amanat
kepada Kementerian / Lembaga Terkait
1. Terhadap UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
2. Terhadap UU Nomor 42 Tahun 2004 tentang Wakaf
3. PP Nomor 40 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan UU Wakaf
4. PP Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Aset BMN/MBD

5. SKPD yang membidangi bangunan degung menerbitkan SKBG


6. Kanwil Kementerian Hukum dan HAM mencatat / mendaftar Fidusia
7. Notaris mencatat/ mendaftar peralihan hak SKBG
8. Kementerian ATR Mencatat / mandaftar sewa tanah BMN/BMD/
Wakaf
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara junto PP
Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan BMN/BMD

Sewa atau Kerjasama Pemanfaatan

11. Sewa adalah Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah oleh pihak


lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

13. Kerja Sama Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik


Negara/Daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam
rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak/pendapatan daerah
dan sumber pembiayaan lainnya.
Pasal 29 Sewa BMN/BMD

(1) Barang Milik Negara/Daerah dapat disewakan kepada Pihak Lain.


(2) Jangka waktu Sewa Barang Milik Negara/Daerah paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang.
(3) Jangka waktu Sewa Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat lebih dari 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk: a. kerja sama
infrastruktur; b. kegiatan dengan karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa lebih
dari 5 (lima) tahun; atau c. ditentukan lain dalam Undang-Undang.
(4) Formula tarif/besaran Sewa Barang Milik Negara/Daerah berupa tanah dan/atau
bangunan ditetapkan oleh: a. Pengelola Barang, untuk Barang Milik Negara; atau b.
Gubernur/Bupati/Walikota, untuk Barang Milik Daerah.
(5) Besaran Sewa atas Barang Milik Negara/Daerah untuk kerja sama infrastruktur
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a atau untuk kegiatan dengan
karakteristik usaha yang memerlukan waktu sewa lebih dari 5 (lima) tahun sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf b dapat mempertimbangkan nilai keekonomian dari
masing-masing jenis infrastruktur.
(6) Formula tarif/besaran Sewa Barang Milik Negara/Daerah selain tanah dan/atau
bangunan ditetapkan oleh: a. Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang,
untuk Barang Milik Negara; atau b. Gubernur/Bupati/Walikota dengan berpedoman pada
kebijakan pengelolaan Barang Milik Daerah, untuk Barang Milik Daerah.

(7) Sewa Barang Milik Negara/Daerah dilaksanakan berdasarkan perjanjian, yang


sekurang-kurangnya memuat: a. para pihak yang terikat dalam perjanjian; b. jenis, luas
atau jumlah barang, besaran Sewa, dan jangka waktu; c. tanggung jawab penyewa atas
biaya operasional dan pemeliharaan selama jangka waktu Sewa; dan d. hak dan
kewajiban para pihak.
8) Hasil Sewa Barang Milik Negara/Daerah merupakan penerimaan negara dan seluruhnya
wajib disetorkan ke rekening Kas Umum Negara/Daerah.
(9) Penyetoran uang Sewa harus dilakukan sekaligus secara tunai paling lambat 2 (dua) hari
kerja sebelum ditandatanganinya perjanjian Sewa Barang Milik Negara/Daerah.
(10) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (9), penyetoran uang
Sewa Barang Milik Negara/Daerah untuk kerja sama infrastruktur dapat dilakukan
secara bertahap dengan persetujuan Pengelola Barang.
Kerja Sama Pemanfaatan

Pasal 31
Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah dengan Pihak
Lain dilaksanakan dalam rangka:
a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna Barang Milik
Negara/Daerah; dan/atau
b. meningkatkan penerimaan negara/pendapatan daerah.

Pasal 33
(1) huruf k. jangka waktu Kerja Sama Pemanfaatan paling lama
30 (tiga puluh) tahun sejak perjanjian ditandatangani dan dapat
diperpanjang.
Sinkronisasi dengan UU Nomor 41 Tahun 2004
tentang wakaf
Pasal 43 Pasal 43

(1) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf oleh


Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 dilaksanakan
sesuai dengan prinsip syariah.
(2) Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara
produktif.
(3) Dalam hal pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf
yang dimaksud pada ayat (1) diperlukan penjamin, maka
digunakan lembaga penjamin syariah.
Penjelasan Ayat (2) Pasal 43 UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf
Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan secara
produktif antara lain dengan cara pengumpulan, investasi, penanaman
modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis, pertambangan,
perindustrian, pengembangan teknologi, pembangunan gedung ,
apartemen, rumah susun, pasar swalayan, pertokoan,
perkantoran, sarana pendidikan ataupun sarana kesehatan, dan usaha-usaha
yang tidak bertentangan dengan syariah. Yang dimaksud dengan lembaga
penjamin syariah adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan
penjaminan atas suatu kegiatan usaha yang dapat dilakukan antara lain
melalui skim asuransi syariah atau skim lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kesimpulan dan Saran

1. UU Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun telah mengatur pembangunan rumah susun
dapat dilakukan diatas tanah sewa atau kerjasama pemanfataan atas tanah MBN/BMD atau tanah
wakaf , dengan jangka waktu selama 60 Tahun berdasarkan penrjanjian tertulis dihadapan pejabat
yang berwenang.
2. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara junto PP nomor 27 tahun 2014 tentang
Pengelolaan Aset BMN/BMD, telah sinkron dengan UU Rusun, bahwa tanah BMN/BMD dapat
dilakukan sewa atau kerjasama pemanfaatan.
3. UU Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf juga telah sinkron dengan UU Rusun, bahwa
pendaygunaan dan pemberdayaan tanah wakaf antara lain untuk pembangunan rumah susun.
4. Rumah susun diatas tanah sewa tanah BMN/BMD dapat diterbitkan SKBG Sarusun
5. Saran, RPP yang mengatur mengenai SKBG Sarusun segera diterbitkan , dengan menjabarkan
substansi UU dan malakukan sinkronisasi dengan PUU terkait.
6. Segera ditetapkan lembaga yang menerbitkan SKBG Sarusun di daerah
7. Segera diatur lembaga fidusia bagi SKBG Sarusun.
Terimakasih atas perhatiannya
mohon maaf jika terdapat
hal yang tidak berkenan

Anda mungkin juga menyukai