Kota dibangun berupa ”kota butik”, etalase kota IKN yang cerdas, hijau, inklusif,
dan berkelanjutan, sesuai amanat UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota
Negara dan Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana
Induk Ibu Kota Nusantara.
Kedua, Tim Transisi IKN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian PUPR segera
memastikan berapa kemampuan APBN (2022-2024) yang disediakan untuk
pembangunan KIPP-IA IKN (800 hektar). Pada tahap awal, seluruh pembangunan
IKN harus didukung penuh APBN untuk mempercepat pencapaian target.
Kepastian angka APBN itu harus dijabarkan untuk membangun apa saja yang
diutamakan dalam mewujudkan ekosistem perkotaan IKN yang dapat berjalan dan
berkualitas.
Prioritas pembangunan berbasis pelayanan dasar kota meliputi jalan akses utama
yang bersifat primer, trotoar dan jembatan pejalan kaki dan jalur sepeda, saluran
air, terowongan multiutilitas (kabel listrik, telekomunikasi, serat optik; pipa gas,
air baku, air limbah), serta ruang terbuka hijau (RTH) hutan tropis.
Kota dilengkapi sarana dan prasarana lengkap berkelas dunia, seperti pasar/pusat
perbelanjaan, rumah sakit, sekolah, kantor kepresidenan dan kementerian
bersama, serta kantor Badan Otorita IKN. Pembangunan istana negara, istana
presiden dan wakil presiden, serta gedung lembaga negara MPR/DPR, Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi
(MK), dan Komisi Yudisial (KY) sebaiknya ditunda sampai dengan akhir 2024.
Sementara itu, upaya pendanaan dari pihak swasta dengan berbagai model, seperti
kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU), investasi murni dari dalam dan
luar negeri, hingga crowdfunding, harus terus dilakukan.
Ketiga, Tim Transisi IKN, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, dan Bappenas harus segera memutuskan berapa jumlah
aparatur sipil negara (ASN) yang akan dipindahkan, apakah tetap 60.000 ASN
(skenario ambisius), 30.000 ASN (skenario optimistis), atau 6.000 ASN (skenario
realistis). Mereka harus berani memilih skenario realistis (6.000 ASN) jika
bersama keluarga 2-4 kali lipat jumlahnya.
Ini memungkinkan untuk membangun rumah susun/apartemen, rumah tapak
untuk pejabat negara, serta fasilitas publik yang disediakan selesai tepat waktu
pada 2024.
Keempat, Tim Transisi IKN, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, serta Bappenas segera menyediakan lahan KIPP (6.671 hektar),
melakukan konsolidasi lahan, membebaskan lahan (jika masih milik warga lokal)
dan proses ganti untung, serta memastikan lahan KIPP clear and clean, bebas
sengketa, dan milik negara.
Ini sesuai instruksi Presiden yang langsung memerintahkan Hadi Tjahjanto yang
baru dilantik sebagai Menteri ATR/BPN untuk menuntaskan masalah penyediaan
lahan dan menyelesaikan sengketa lahan pembangunan di IKN Nusantara.
Sumber: www.kompas.id/baca/opini/2022/06/20/pertaruhan-pembangunan-ikn
Tinjau Penanganan Jalan Daerah di IKN,
Jokowi Targetkan Selesai Akhir 2023