Anda di halaman 1dari 13

SKEMA PENDANAAN DAN PENGELOLAAN

IBU KOTA NEGARA

Dosen Pengampu : Esa Septian, M.P.A

Disusun oleh:

1. Nandina Salsabilla 22632011098


2. Faradisa Nur Agustina I 22632011007
3. Pinkan Regita Ariyani 22632011009
4. Piping Dila Aprilia 22632011108
5. Aguatina Dwi K.N 22632011020
6. Onto Bani Kusumo 22632011106
7. Rizky Nova Perdana 22632011120

SEMESTER 3

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BOJONEGORO
TAHUN 2023/2024
KATA PEMGANTAR

Segala Puji dan Syukur selalu senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
telah diberikan rahmat, taufiq, serta inayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Belajar dan Pembelajaran ini dengan judul “Skema pendanaan dan pengelolaan inu kota
negara”.

Saya harap sekali makalah ini bisa berguna pada tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan sekaligus wawasan terkait dengan judul tersebut. Lewat makalah ini, beragam
tantangan telah penulis rasakan, oleh sebab itu, selesainya makalah ini tentu saja bukan
hanya sekedar kerja keras dari penulis semata-mata. Tetapi karena bantuan dan dukungan
yang diberikan oleh segenap pihak yang terlibat.

Berkaitan dengan perihal ini, penulis disertai keikhlasan hati menghaturkan ucapan
terima kasih sebanyak-banyaknya untuk semua pihak yang telah membantu penulis untuk
penyelesaian makalah Belajar dan Pembelajaran ini.Terkait membuat makalah ini, kami
benar benar menyadari ditemukan banyak keterbatasan yang ada pada makalah ini. Dengan
itu, kami meminta saran beserta kritik yang membangun dari segenap pihak supaya makalah
ini bisa menjadi lebih baik lagi dan dapat berguna dikemudian hari.

Bojonegoro, 30 Oktober 2023

penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................................

Daftar isi.........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................

1.3 Tujuan ..................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Skema Pendanaan Pembangunan IKN .............................................................................

2.2 Prinsip Pembangunan Dasar Ekonomi IKN ......................................................................

2.3 Tingkat Kesiapan Anggaran Dan Pembiayaan....................................................................

2.4 Tujuan Pembangunan IKN ................................................................................................

2.5 Problematika Komunikasi Politik Pendanaan Pembangunan IKN ....................................

2.6 Dampak Pembangunan IKN ...............................................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................

3.2 Saran .....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pemindahan ibu kota suatu negara telah banyak dilakukan oleh beberapa negara
dengan beragam alasan yang berbeda-beda. Pada pemerintahan saat ini yang dipimpin
oleh Presiden Joko Widodo, ibu kota negara resmi dipindahkan ke Kalimantan Timur
yang asalnya dari Jakarta. Pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur telah
resmi karena Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) telah disetujui
oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi undang- undang pada sidang paripurna
DPR yang dilaksanakan tanggal 18 Januari 2022. Selain mengenai pemindahan ibu kota
baru, pada RUU IKN yang disetujui oleh DPR juga disahkan mengenai nama Nusantara
menjadi nama ibu kota baru Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

menjawab isu ibu kota negara di DKI Jakarta saat ini dan lokasinya yang berada di
tengah Indonesia memeratakan laju perkembangan negara. IKN baru terletak di dua
kabupaten, yaitu kabupaten Penajam Paser Utara dan kabupaten Kartanegara dengan luas
wilayah daratan kurang lebih 256.142 hektar. Pemindahan IKN nantinya akan
meremajakan wilayah terdelineasi menjadi suatu perkotaan dengan nama "Nusantara".
Terdapat dua kecamatan yang beririsan yaitu Kecamatan Sepaku dan Kecamatan Loa
Luku.

Banyak Masyarakat yang sudah mendengar berita perpindahan ibu kota ini,namun
sebagian besar masyarakat hanya memperhatikan perkembangan pembangunan IKN saja
tidak memperhatikan pendanaan untuk pembangunan IKN ini. Selain pemerintah
seharusnya masyarakat juga harus tau dan lebih memperhatikan skema pendanaan
pembangunan IKN dan tau tingkat kesiapan anggaran dan pembiayaan untuk
pembangunan IKN. Diharapkan masyarakat mempelajari dan memahami skema
pendanaan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebab pengerjaan proyek ini
merupakan tantangan tersendiri dimana proyek ini membutuhkan dana besar, namun di
sisi lain kondisi fiskal dan perekonomian Indonesia sedang tidak dalam keadaan baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana skema pembamgunan dasae ekonomi IKN?
2. Apa saja prinsip pembangunan dasar ekonomi IKN?
3. Bagaimana tingkat kesiapan anggaran dan pembiayaan?
4. apa tujuan pembangunan IKN?
5. Apa problematika komunikasi politik pendanaaan pembangunan IKN?
6. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dalam pembangunan IKN?

1.3 Tujuan
1. untuk dapat mengetahui skema pendanaan pembangunan IKN
2. Untuk mengetahui prinsip pembangunan dasar ekonomi IKN
3. untuk dapat mengetahui dan memahami tingkat kesiapan anggaran dan pembiayaan
4. untuk mengetahui tujuan pembangunan IKN
5. Untuk dapat mengetahui dan memahami problematika komunikasi politik pendanaan
pembangunan IKN
6. untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dalam pembangunan IKN

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skema Pendanaan Pembangunan IKN
untuk melaksanakan - ketentuan Pasal 24 ayat (7), Pasal 25 ayat (3), Pasal 26 ayat (2), Pasal
35, dan Pasal 36 ayat (7) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara,
sehingga telah ditetapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2022
tentang Pendanaan dan Pengelolaan Anggaran dalam Rangka Persiapan, Pembangunan, dan
Pemindahan Ibu Kota Negara serta Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu Kota
Nusantara pada tanggal 18 April 2022.
Anggaran IKN telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)
2020-2024 sebagai Major Project Pengembangan Kawasan Perkotaan sebesar 466 Triliun
untuk pembangunan fisik. Dalam rangka mendukung persiapan, pembangunan, dan
pemindahan, serta penyelenggaraan pemerintahan khusus IKN. Pemerintah melakukan
sinergi pendanaan yang bersumber dari APBN dan sumber lainnya yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun sumber-sumber pendanaan pembangunan
IKN berdasarkan
Rencana Induk IKN adalah sebagai berikut:
1. APBN yang dapat dilakukan melalui alokasi anggaran belanja dan/atau pembiayaan.
2. Skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) untuk mendukung IKN yang
dapat dilaksanakan dengan beberapa skema di antaranya KPBU Tarif (User Payment)
berupa pengembalian investasi berupa pembayaran dari pengguna (user payment) dan
KPBU availability payment berupa pengembalian investasi berupa pembayaran
ketersediaan layanan (availability payment)
3. Skema partisipasi badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki negara
termasuk BUMN/swasta murni antara lain: 1) BUMN melalui investasi yang dalam
pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan swasta; 2) BUMN melalui penugasan dari
Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 3) swasta
murni, melalui investasi murni dari swasta yang dapat diberikan insentif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Skema dukungan pendanaan/pembiayaan internasional yang merupakan skema untuk
mewadahi pemberian dana antara lain dari bilateral/lembaga multilateral yang hendak
berpartisipasi dalam pengembangan IKN yang hijau dan cerdas yang dapat melalui
hibah dan/ atau pemberian dana talangan.
5. Skema pendanaan lainnya (creatiue financing, seperti croud funding dan dana dari
filantropi.
Adapun proyek-proyek infrastruktur utama dan pendukung IKN yang akan dibangun adalah
sebagai berikut:
1. Pembangunan Istana Negara dan bangunan strategis TNI/POLRI (pangkalan militer).
Pengadaan lahan dan infrastruktur dasar (jalan akses). Diplomatic Compound (lahan),
Ruang terbuka hijau (termasuk taman budaya), Rumah Dinas ASN/TNI/POLRI
dengan Skema APBN (Langsung)
2. Infrastruktur dasar dan utilitas (selain yang telah tercakup dalam APBN), Rumah
Dinas ASN/TNI/POLRI (selain yang telah tercakup dalam APBN), Gedung
Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif, Peningkatan konektivitas (bandara, pelabuhan,
dan jalan tol/non-tol). Sarana pendidikan, museum, dan sarana kesehatan dengan
Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
3. Perumahan umum, Pembangunan perguruan tinggi dan lembaga pendidikan swasta,
Science-technopark, Sarana kesehatan swasta Pusat perbelanjaan/shopping mall,
Meetings.

2.2 Prinsip Pembangunan Dasar Ekonomi IKN


Dalam mewujudkan konsep Tiga Kota yang kokoh yaitu IKN, Balikpapan, dan
Samarinda akan membentuk segitiga pembangunan ekonomi yang saling melengkapi
yang di desain sebagai berikut:
1. IKN akan menjadi 'saraf dalam strategi Tiga Kota sebagai pusat pemerintahan baru
dan pusat inovasi hijau yang berperan sebagai basis untuk sektor-sektor baru yang
didorong oleh inovasi, seperti biosimilar dan vaksin, protein nabati, nutraceutical, dan
energi baru terbarukan (EBT). IKN juga akan menjadi basis untuk Smart City dan
layanan digital. pendidikan abad ke-21, serta pariwisata kota, bisnis, dan kesehatan.
2. Samarinda akan menjadi jantung' dari struktur Tiga Kota yang mentransformasi
sektor pertambangan, minyak, dan gas menjadi sektor energi yang baru, rendah
karbon, dan berkelanjutan. Samarinda juga diharapkan dapat memperoleh manfaat
dari peningkatan aktivitas pariwisata di wilayah Kalimantan Timur.
3. Balikpapan akan menjadi 'otot' pembangunan ekonomi Tiga Kota dengan
memanfaatkan pusat logistik dan layanan pengirimannya yang telah mapan untuk
sektor-sektor berorientasi impor dan ekspor serta memperkuat peran superhub
ekonomi dalam arus perdagangan antar dan intra-regional. Balikpapan juga akan
menampung klaster petrokimia dan membantu mendorong diversifikasi produk dari
minyak dan gas hulu menjadi berbagai turunan petrokimia hilir.
2.3 Tingkat Kesiapan Anggaran Dan Pembiayaan
Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Baru di Kaltim diprediksi menghabiskan anggaran Rp
466 triliun. Dalam hal ini, pemerintah memastikan 80% anggaran pembangunan IKN tidak
berasal dari APBN melainkan dari skema lain seperti Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha (KPBU), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, dan investor asing. untuk
menilai tingkat kesiapan kelima skema pembiayaan IKN dalam rangka pembiayaan IKN.
Kajian ini mengembangkan tiga indikator untuk menilai tingkat kesiapan lima skema
anggaran pembangunan IKN, yaitu indikator nilai anggaran, pertumbuhan anggaran, dan
concern anggaran terhadap infrastruktur.
• Analisis Kesiapan Negara dalam Mendanai IKN Ditinjau dari APBN
Dalam skema APBN, pendapatan negara berasal dari tiga sumber utama yaitu penerimaan
perpajakaan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan hibah. Lebih dari 80% proporsi
pendapatan APBN bersumber dari penerimaan perpajakan. Pendapatan yang diterima negara
dalam setiap tahunnya tersebut kemudian didistribusikan untuk keperluan pengeluaran negara
termasuk pembangunan proyek tertentu yang tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan
dan kemakmuran rakyat.Pembangunan IKN baru merupakan salah satu proyek jangka
panjang negara yang sebagian pembiayaannya bersumber dari APBN. Oleh karena itu, perlu
dilakukan analisis.
perkembangan pertumbuhan penerimaan negara dalam 10 tahun terakhir cenderung belum
konsisten dan fluktuatif. Pada rentang tahun 2012-2015, pertumbuhan penerimaan negara
cenderung menurun di mana penurunan tertinggi terjadi pada tahun 2015.Pada tiga tahun
berikutnya (2016-2018), pertumbuhan penerimaan negara kembali meningkat di mana tahun
2018 merupakan peningkatan pertumbuhan negara tertinggi dalam 10 tahun terakhir
(16,68%). Namun Setelah itu, pertumbuhan penerimaan negara menurun kembali karena
dampak dari pandemi dan meningkat kembali seiring dengan kembali pulihnya perekonomian
nasional.karena pertumbuhan penerimaan negara tidak konsisten dapat mengindikasikan
bahwa pertumbuhan penerimaan negara dalam beberapa tahun kedepan akan sangat sulit
diprediksi. jadi indikator pertumbuhan pendapatan negara tidak memenuhi karena
pertumbuhan penerimaan cenderung tidak stabil.
dalam 10 tahun terakhir selalu terjadi defisit anggaran di mana belanja negara yang terealisasi
lebih besar dibandingkan dengan penerimaan negara. Anggaran belanja negara pada tahun
2020 semula ditergetkan hanya Rp 2.540 triliun, namun akhirnya membengkak menjadi Rp
2.595 triliun. Hal tersebut sebagai dampak dari pandemi di mana negara harus mengeluarkan
lebih banyak dana untuk keperluan kesehatan dan program pemulihan ekonomi nasional.
Selain itu, pola defisit anggaran dalam porsi APBN juga cenderung mengalami peningkatan
setiap tahun, bahkan selama pandemi defisit anggaran meningkat 3 kali lipat yaitu mencapai
Rp 966,5 triliun jika dibandingkan sebelum terjadi pandemi yang hanya Rp 354 triliun.Jadi
Indikator nilai pendapatan negara tidak memenuhi
Perkembangan realisasi belanja negara untuk infrastruktur pada porsi APBN dalam 5 tahun
terakhir dominan mengalami peningkatan setiap tahun, kecuali pada tahun 2020 karena waktu
itu terjadi pandemi.Hal ini sesuai dengan komitmen pemerintah yang menempatkan
pembangunan infrakstruktur sebagai salah satu fokus dan porsi utama dalam APBN yaitu
sekitar 11-19% setiap tahun.realisasi belanja negara untuk sektor infrakstruktur pada tahun
2021 telah mencapai angka tertinggi yaitu Rp 417,4 triliun atau 15,47% dari total belanja
negara. Jadi Indikator concern terhadap infrastruktur dianggap memenuhi karena adanya
peningkatan dan porsi belanja terhadap infrastruktur yg ckup besar
dari 3 indikator tersebut hanya 1 yang memenuhi sehingga analisis kesiapan negara dalam
mendanai ikn ditinjau dri apbn dinyatakan belum siap.
• Implikasi Pengembangan Medical Tourism di Kalimantan Timur
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan perusahaan negara yang sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung, dan berasal dari kekayaan
negara yang dipisahkan. Skema pembiayaan BUMN merupakan salah satu skema
pembiayaan dalam proyek pembangunan IKN baru. BUMN diharapkan dapat berkontribusi
dalam penyertaan dana untuk pembangunan infrastruktur pendukung IKN seperti bandar
udara dan pelabuhan.
Kinerja BUMN yang dinilai dari laba/rugi yang diperoleh menunjukkan bahwa pada tahun
2015-2021, BUMN selalu mencetak laba, meskipun dengan nilai yang berbeda-beda. Pada
tahun 2015-2017, laba BUMN selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya di mana laba
terbesar yang diperoleh BUMN terjadi pada tahun 2017 yaitu mencapai Rp 186,39 triliun.
Namun pada 3 periode berikutnya, laba BUMN cenderung mengalami penurunan, di mana
tahun 2020 merupakan tahun di mana BUMN memperoleh laba terendah dalam 7 tahun
terakhir yaitu hanya Rp 41 triliun. Hal tersebut diakibatkan karena dampak dari Pandemi
COVID19. Pertumbuhan laba BUMN dalam 7 tahun terakhir dominan mengalami penurunan
setiap tahun. Pada kondisi normal sebelum terjadi pandemi, pertumbuhan laba BUMN hanya
tercatat meningkat pada tahun 2016, namun setelah itu pertumbuhan laba BUMN terus
menurun dan mencapai titik terendah pada 2020 sebagai efek dari pandemi. Meskipun pada
tahun 2021, pertumbuhan laba BUMN meningkat pesat dari tahun sebelumnya yaitu
mencapai lebih dari 200%, namun kinerja labanya masih lebih rendah jika dibandingkan
dengan kondisi normal. Jadi indikator perkembangan nilai laba dan indikator pertumbuhan
laba tidak memenuhi.
Berdasarkan data kinerja BUMN 2015-2021 dapat diketahui bahwa realisasi belanja modal
BUMN sebagian besar dialokasikan untuk infrakstruktur, meskipun dalam jumlah yang
beragam. Hal ini mengindikasikan komitmen BUMN dalam membangun negara melalui
proyek infrastruktur cukup tinggi. Realisasi belanja modal BUMN untuk infrastruktur dalam
7 tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan setiap tahun, bahkan sejak tahun 2017,
alokasi untuk infrasktruktur selalu berada di atas Rp 200 triliun.Pada tahun 2019, belanja
modal untuk infrakstruktur sempat mengalami penurunan,tren penurunan ini dilanjutkan pada
tahun 2020.kinerja BUMN sepenuhnya belum stabil pada 2021, namun pada tahun tersebut
realisasi belanja untuk infrastruktur justru ditingkatkan menjadi Rp 278 triliun, sementara
untuk belanja modal non infrasktruktur justru diturunkan menjadi hanya Rp 38,7 triliun. Jadi
indikator concern terhadap infrastruktur dianggap memenuhi karena adanya prioritas belanja
modal untuk infrastruktur. Dari 3 indikator tersebut hanya 1 yang memenuhi sehingga
analisis kesiapan negara dalam mendanai ikn ditinjau dari bumn dinyatakan belum siap.

• Analisis Kesiapan KPBU dalam Mendanai IKN Ditinjau dari Nilai Proyek
Skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) merupakan kerjasama antara
Pemerintah dan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur dan/atau layanannya untuk
kepentingan umum mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
pemerintah, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan sumber daya badan usaha dengan
memperhatikan pembagian risiko di antara para pihak.Skema KPBU merupakan salah satu
skema yang diandalkan pemerintah dalam mendanai proyek pembangunan IKN baru.
Presiden Joko Widodo menyebut bahwa sebesar 80% pendanaan untuk pembangunan IKN
berasal dari skema KPBU dan investasi langsung.
Pada indikator nilai sumber pendanaan IKN, nilai biaya proyek KPBU pada 2017- 2022
cenderung menunjukkan pola peningkatan, meskipun sempat mengalami penurunan terendah
pada 2018 yaitu hanya 3251,6 Juta USD. Namun setelah itu, nilai estimasi biaya proyek
KPBU selalu meningkat bahkan diperkirakan mencapai 22579,57 Juta USD pada 2022 atau
meningkat hampir 7 kali lipat jika dibandingkan periode 2018. Bahkan, meskipun terjadi
pandemi, nilai biaya proyek KPBU justru mengalami peningkatan yang pesat. Jadi indikator
nilai estimasi biaya proyek dianggap memenuhi. Pada indikator pertumbuhan, pertumbuhan
estimasi biaya proyek KPBU pada 2018-2022 cenderung masih fluktuatif. Pada periode
2018-2020 terjadi pertumbuhan estimasi biaya proyek KPBU yang pesat Namun, setelah itu,
pertumbuhan estimasi biaya proyek KPBU kembali menunjukkan penurunan pada 2021-
2022. Hal ini mengindikasikan bahwa pola pertumbuhan estimasi biaya proyek KPBU selama
5 tahun terakhir belum konsisten. Jadi indikator Pertumbuhan Estimasi Biaya Proyek
dianggap tidak memenuhi. Lalu indikator concern terhadap infrastruktur dianggap memenuhi
karena Dengan berlandaskan pada tujuan terbentuknya skema KPBU yang fokus terhadap
pendanaan infrastruktur. Dari 3 indikator tersebut ada 2 yang memenuhi, sehingga analisis
kesiapan KPBU dalam mendanai ikn ditinjau dari nilai proyek dinyatakan cukup siap.

• Analisis Kesiapan Sektor Swasta dalam Mendanai IKN Ditinjau dari PMDN dan
Kapitalisasi Pasar BEI
Sektor swasta merupakan perusahaan atau organisasi yang tujuan utamanya mencari
keuntungan.Dalam hal ini, selain mencari keuntungan, diharapkan sektor swasta juga dapat
ikut serta dalam memajukan pembangunan infrakstruktur di Indonesia, termasuk proyek IKN
melalui penyertaan modal atau investasi langsung. Hal ini dikarenakan skema sektor swasta
merupakan salah satu skema pembiayaan yang paling diandalkan pemerintah selain KPBU.
Perkembangan nilai kapitalisasi pasar perusahaan yang terdaftar di BEI pada 2012-2021
dominan meningkat setiap tahun. 10 tahun kemudian nilai tersebut meningkat hampir 2 kali
lipat menjadi Rp 8.426 triliun atau hampir setengah dari nilai PDB Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan kinerja dan kekayaan perusahaan-perusahaan besar di
Indonesia cukup signifikan. Dalam 10 tahun terakhir, hanya terjadi 2 kali penurunan nilai
kapitalisasi pasar perusahaan BEI yaitu pada tahun 2015 dan tahun 2020. Semakin tinggi nilai
kapitalisasi pasar perusahaan seharusnya semakin tinggi pula keterlibatan perusahaan tersebut
dalam membangun proyek infrastruktur karena tingginya nilai aset yang dimiliki perusahaan
sektor swasta. Jadi indikator nilai kapitalisasi pasar BEI dianggap memenuhi.
Meskipun nilai kapitalisasi pasar perusahaan BEI dominan meningkat setiap tahun dalam 10
tahun terakhir, namun jika dilihat dari pertumbuhannya masih menunjukkan pola yang tidak
konsisten. Terjadi penurunan cukup tajam pada pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar pada
2015, 2018 dan 2020. Hal ini membuktikan bahwa pola pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar
perusahaan BEI sulit diprediksi kedepan. Jadi indikator Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar BEI
dianggap tidak memenuhi. Perkembangan nilai PMDN pada 2012-2021 menunjukkan pola
peningkatan setiap tahun, di mana pada 10 tahun terakhir, nilai PMDN tidak menunjukkan
tanda-tanda penurunan. Pada tahun 2012, nilai PMDN yang tercatat di Indonesia hanya Rp
92,182 triliun, namun setelah 10 tahun angka ini meningkat hampir 5 kali lipat menjadi Rp
447 triliun pada 2021. Jadi indikator Concem terhadap infrastruktur dianggap memenuhi
karena Nilai PMDN selalu meningkat setiap tahun.
Dari 3 indikator tersebut ada 2 yang memenuhi, sehingga analisis kesiapan sektor swasta
dalam mendanai ikn ditinjau dari PMDN dan kapitalisasi pasar BEI dinyatakan cukup siap.

• Analisis Kesiapan Investor Asing dalam Mendanai IKN Ditinjau dari PMA
Pembangunan IKN rencananya juga akan melibatkan investor asing melalui aktivitas
penanaman modal. Pemerintah memastikan bahwa sebagian besar anggaran pembangunan
IKN tidak berasal dari APBN, melainkan sektor swasta termasuk investor yang berasal dari
luar negeri. Pembangunan IKN akan lebih optimal jika sumber pendanaan tidak hanya
berasal dari dalam negeri, namun juga luar negeri. Oleh karena itu, pemerintah perlu menjalin
kerja sama yang baik dengan investor luar negeri dalam mendanai IKN.
Perkembangan nilai penanaman modal asing dalam 10 tahun terakhir cenderung
menunjukkan pola konstan namun sedikit meningkat di mana tidak terjadi penurunan atau
peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2012, nilai PMA yang ditanamkan ke Indonesia
tercatat sebesar 24564,7 Juta USD. Angka ini kemudian meningkat sebesar 26,6% pada 10
tahun berikutnya menjadi 31093,1 Juta USD pada 2021. Jadi indikator Nilai Penanaman
Modal Ading (PMA) dianggap memenuhi karena Cenderung kontan, sedikit meningkat
dalam 10 tahun terakhir. Apabila dilihat dari indikator pertumbuhan, perkembangan
pertumbuhan Penanaman Modal Asing di Indonesia dalam 10 tahun terakhir cenderung
masih fluktutif atau mengalami naik turun. Pada tahun 2012-2014 terjadi penurunan
pertumbuhan PMA, kemudian pada 2015 pertumbuhan PMA naik tipis, di tahun 2016
pertumbuhan PMA kembali menunjukkan penurunan. Meskipun sempat mengalami
peningkatan kembali pada tahun 2017, namun pada 2018 pertumbuhan PMA kembali
menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Meskipun saat ini, pertumbuhan PMA
kembali menunjukkan kenaikan, namun pertumbuhannya masih masih di bawah 10%. Jadi
indikator Pertumbuhan Penanaman Modal Asing (PMA) dianggap tidak memenuhi, karena
Pertumbuhan Penanaman Madal Asing (PMA) cenderung belum stabil.
Lalu indikator Concern terhadap infrastruktur dianggap memenuhi, karena Sebagian besar
penanaman modal yang dilakukan investor asing ke Indonesia berupa proyek infrastruktur.
Dari 3 indikator tersebut ada 2 yang memenuhi, sehingga analisis kesiapan investor asing
dalam mendanai ikn ditinjau dari PMA dinyatakan cukup siap.

Dapat di simpulkan bahwa dari kelima skema pembiayaan IKN, 3 skema dinyatakan cukup
siap yaitu skema PPP, swasta, dan penanaman modal asing, sedangkan skema APBN dan
BUMN dinyatakan kurang siap. Oleh karena itu, pemerintah perlu menyusun strategi dan
regulasi yang dapat memfasilitasi dan mempercepat skema PPP, penanaman modal asing, dan
swasta dalam pendanaan IKN.
2.4 Tujuan Pembangunan IKN
Pembangunan IKN memiliki visi “Kota Dunia Untuk Semua” yang dicerminkan ke dalam
tiga tujuan:
-sebagai kota berkelanjutan yang mengedepankan prinsip pembangunan kota tidak hanya
untuk manusia tetapi juga untuk seluruh alam
-sebagai penggerak ekonomi Indonesia di masa depan. IKN akan menjadi pemicu penguatan
rantai nilai domestik di seluruh Kawasan timur Indonesia sekaligus di seluruh Indonesia.
-sebagai simbol identitas nasional. IKN akan merepresentasikan keberagamana bangsa
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Negara 1945, yang pada akhirnya IKN akan
menjadi wujud kontribusi aktif Indonesia bagi dunia.sebagai ibukota berbasis hutan yang
berkelanjutan yang pertama di dunia, Nusantara akan siap memimpin kontribusi Indonesia di
panggung global dalam memitigasi dampak perubahan iklim
2.5 Problematika Komunikasi Politik Pendanaan Pembangunan IKN

2.6 Dampak Pembangunan IKN

Dampak Positif Pemindahan Ibu Kota Negara


1. Meningkatnya perekonomian nasional
Pemindahan ibu kota ini akan memberikan efek yang sangat positif untuk
perekonomian nasional. Hal ini disebabkan oleh penggunaan sumber daya potensial di
luar jawa ini akan semakin maksimal. Sumber daya potensial di luar jawa ini masih
banyak yang belum dimanfaatkan secara baik. Dengan dekatnya lokasi pemerintah dan
letak sumber daya ini diharapkan bisa memaksimalkan pemanfaatannya untuk
kesejahteraan masyarakat.Pemindahan ibu kota ini juga berpotensi untuk menurunkan
tingkat kesenjangan antar kelompok masyarakat dari segi pendapatan perkapita. Hal
ini disebabkan sektor perekonomian masyarakat tidak terpusat di satu wilayah tertentu
saja. Alhasil, dari menurunnya tingkat kesenjangan pendapatan antar kelompok ini
mampu meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
2. Perdagangan antar-wilayah semakin tinggi
Saat ini proses perdagangan dari setiap sektor masih terpusat di pulau Jawa. Hal ini
disebabkan oleh proses mobilitas untuk menjangkau di luar pulau Jawa masih cukup
sulit dan biaya yang diperlukan juga besar. Ketika pemindahan IKN ini sudah
terlaksana diharapkan akan membuat tingkat mobilitas untuk menjangkau luar pulau
Jawa semakin mudah. Tentunya, hal ini akan membuat proses perdagangan antara
wilayah di Indonesia semakin tinggi. Dari meningkatnya proses perdagangan tersebut,
akan berdampak pula pada harga jual ke masyarakat yang lebih terjangkau. Sehingga,
tidak terjadi ketimpangan harga jual yang terlampau tinggi antara luar pulau Jawa
dengan Pulau Jawa sendiri.
3. Pemerataan pembangunan untuk wilayah luar Pulau Jawa
Tingkat pembangunan untuk wilayah di luar pulau Jawa tidak mengalami peningkatan
yang signifikan di setiap tahunnya. Ketimpangan pembangunan ini tentu akan
berdampak di sektor lain, seperti kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Dampak positif
dari pemindahan IKN ke Kalimantan Timur ini akan memberikan potensi
pembangunan yang merata bagi wilayah luar pulau Jawa. Dengan begitu, seluruh
sektor kesehatan, pendidikan, dan ekonomi masyarakat di Jawa dan luar Jawa tidak
beda jauh.
4. Mengurangi kepadatan masyarakat di Jakarta
Setiap tahunnya, tingkat kepadatan masyarakat di Jakarta selalu mengalami
peningkatan. Hal ini turut menjadi penyebab dari kemacetan Jakarta setiap harinya.
Pasalnya, sektor pemerintahan dan sektor bisnis/industri tingkat nasional berpusat di
Jakarta. Adanya pemindahan IKN ini tentu akan mengurai tingkat kepadatan
masyarakat. Nantinya, sektor bisnis/industri bisa berpusat di Jakarta dan sektor
Pemerintahan di Kalimantan Timur.

Dampak Negatif Pemindahan Ibu Kota Negara


1. Berisiko merusak lingkungan hidup
Seperti yang diketahui bersama bahwa Kalimantan Timur masih memiliki lingkungan yang
sangat alami. Banyak flora dan fauna yang mendiami sejumlah hutan di wilayah Kaltim ini.
Ketika proses pembangunan IKN berlangsung, tentu akan mengurangi jumlah hutan yang ada
di wilayah Kaltim. Hal ini sangatlah mengganggu kestabilan ekosistem yang ada di hutan
tersebut dan berisiko terjadinya bencana alam. Direktur Pengukuhan dan Penatagunaan
Kawasan Hutan Ditjen PKTL KLHK Herban Heryandana menuturkan total luas hutan yang
akan dilepas untuk wilayah IKN ini mencapai 36.873 hektare. Besarnya pelepasan hutan ini
akan sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup flora dan fauna yang ada di wilayah
tersebut. Kerusakan lingkungan hidup di wilayah Kaltim ini menjadi momok yang sudah
jelas di depan mata.
2. Membengkaknya nilai APBN
Dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk menyelesaikan pemindahan IKN ini. Presiden
Jokowi mengungkapkan bahwa proyek pemindahan IKN ini akan menghabiskan anggaran
mencapai Rp501 triliun. Tentunya, besaran biaya tersebut akan membuat APBN meningkat
tajam. Dan menyebabkan jumlah hutang pemerintah semakin besar. Itulah dampak positif
dan negatif pemindahan ibu kota negara yang akan dimulai tahun 2024 mendatang. Sebagai
masyarakat sudah seharusnya turut mengawal proses pemindahan ini agar biaya yang
dikeluarkan tersebut tidak disalahgunakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 K KESIMPULAN

3.2 SARAN

Anda mungkin juga menyukai