Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN


“ ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERKAIT
KEBIJAKAN PEMINDAHAN IBU KOTA NEGARA
OLEH PEMERINTAH”

OLEH :
NAMA : MUHTARROM NAUFAL. SY
NPP : 30.0200
KELAS : B6
ABSEN : 14

STUDI KEBIJAKAN PUBLIK


FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga saya dapat menyusun makalah yang berjudul “Analisis Pnegambilan
Keputusan Terkait Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara oleh Pemerintah”
semoga makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi saya sendiri maupun
yang membaca makalah ini.
Saya berterimakasih kepada Bapak Dosen yang telah memberikan tugas
pembuatan makalah ini kepada saya sehingga dapat menambah pengetahuan
terkhusus bagaiamana analis pengambilan keputusan terkait kebijakan yang
dilakukan oleh pemerintah daerah tersebut.
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karen itu, saya mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.

Jatinangor, 15 September 2022

Muhtarrom Naufal. SY
NPP.30.0200

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2


DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 6
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 7
2.1 Pengertian Teknik Pengambilan Keputusan .................................................. 7
2.3 Keputusan Pemerintah untuk Pemindahan Ibu Kota Negara ...................... 11
2.4 Analisis Pengambilan Keputusan Terhadap Kebijakan Pemindahan Ibu Kota
Negara ............................................................................................................... 14
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 16
3.2 Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ibu kota merupakan pusat dari suatu negara. Ibu kota juga merupakan symbol
dari suatu negara. segala aktivitas terkhususnya pemerintahan pusat, melakukan
kegiatanya di Ibu kota. Hal ini telah diatur di dalam Undang - Undang setiap
negara. Indonesia menetapkan kota Jakarta sebagai ibu kotanya, hal ini tercantum
dalam Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 1964 “Tentang
Pernyataan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya Tetap Sebagai Ibu Kota Negara
Republik Indonesia Dengan Nama Jakarta.”

Ibu kota mempunyai peran penting bagi segala aspek kegiatan pemerintahan.
Ibu kota mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pusat kekuasaan politik maupun
perekonomian suatu negara. Ibu kota juga mencerminkan sisi kebudayaan dari
negara tersebut yang menunjukkan sebuah karakter yang unik dan khas dari negara
tersebut. Masyarakat luar dapat mengenal Indonesia dengan ibu kotanya. Sebagai
identitas dari suatu negara, ibu kota dibangun untuk memajukan negara tersebut
agar masyarakatnya menjadi makmur dan berkehidupan yang cukup. Menjadi pusat
pemerintahan di suatu negara tentunya segala aktivitas pemerintahan didalam suatu
negara berjalan dan bergerak dengan adanya pemerintahan pusat tersebut. Karna
hal itu ibu kota negara haruslah menjadi tempat yang startegis yang mudah dan bisa
dijangkau oleh pihak manapun, selain itu ibu kota negara juga menjadi garda
terdepan yang menjadi ikon di suatu negara.

Negara dikatakan maju dan berkembang apabila pembangunan dan


pengelolaannya telah tepat dan tidak merugikan pihak manapun. Mengelola ibu
kota memang bukan hal yang mudah, karena harus diperhitungkan dengan matang
agar di kemudian hari tidak akan menimbulkan banyak permasalahan yang
dihadapi. Dalam pemindahan ibu kota, pemerintah negara juga harus
mempertimbangkan segala macam dampak yang nantinya tidak akan memberatkan

4
negara tersebut. Yang tentunya keputusan yang diambil oleh pemerintah harus
mempertimbangkan berbagai hal.

Wacana pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota sebenarnya sudah


lama ingin dilaksanakan pada masa pemerintahan presiden Sukarno, beliau ingin
memindahkan ibu kota ke palangkaraya untuk pemerataan pembangunan dan lain
sebagainya, namun baru resmi untuk mengumumkaan wacana pemindahan ibu kota
tersebut pada masa pemerintahan Joko Widodo. Pada rapat terbatas pemerintahan
pada tanggal 29 April 2019, Bapak Jokowi berencana untuk memindahkan ibu kota
ke luar pulau Jawa. Namun penetapan wilayah pemindahan ibu kota yang baru ke
sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai
Kartanegara Kalimantan Timur baru diumumkan pada tanggal 26 Agustus 2019.

Dalam Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2007 mengatur pembentukan


ibukota harus memperhatikan berbagai faktor, yakni tata ruang, ketersediaan
fasilitas, aksesibilitas, kondisi dan letak geografis, kependudukan, sosial ekonomi,
politik, dan budaya. Seiring dengan pemekaran wilayah, baik penggabungan
wilayah maupaun pemisahan wilayah, oembentukan ibukota baru menjadi hal yang
penting sebagai pelengkap administrasi dalam legalitas kebijakan pemekaran
wilayah. Untuk itulah pemerintah membuat aturan dalam kajian pembentukan
ibukota.

Pemindahan Ibu kota ke Kalimantan Timur terjadi karena banyak permasalahan


yang tidak dapat diselesaikan pemerintah. Permasalahan – permasalahan tersebut
meliputi penduduk pulau Jawa yang terlalu padat sehingga penyebaran penduduk
yang tidak merata di pulau lain seperti pulau Sumatera dan Kalimantan, kontribusi
ekonomi pulau Jawa terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat
mendominasi sehingga pulau lain ekonominya tertinggal dari pulau Jawa, masalah
yang ketiga yaitu, krisisnya ketersediaan air yang layak untuk konsumsi
masyarakat, yang keempat proporsi konsumsi lahan yang sudah dibangun di pulau
Jawa mendominasi, bahkan lima kali lipat dari pulau Kalimantan.Terkait
pemindahan Ibu kota tersebut maka di dalam makalah ini akan dibahas bagaimana

5
analisis pengambilan keputusan yang akan disesuaikan dengan materi maupun
pembelajaran mata kuliah teknik pengambilan keputusan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu teknik pengambilan keputusan?
2. Bagaimana proses dan indikator pengambilan keputusan?
3. Bagaiamana jalanya keputusan pemerintah dalam memindahkan Ibu Kota
Negara?
4. Bagaiamana analisis pengambilan keputusan terhadap kebijakan
pemindahan Ibu Kota Negara oleh pemerintah?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui apa itu teknik pengambilan keputusan.
2. Mengetahui proses dan indikator pengambilan keputusan.
3. Mengtahui bagaimana jalanya keputusan pemerintah dalam memindahkan
Ibu Kota Negara.
4. Mengetahui analisis pengambilan keputusan terhadap kebijakan pemerintah
dalam memindahkan Ibu Kota Negara.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknik Pengambilan Keputusan


Teknik pengambilan keputusan terdiri dari tiga kata yaitu teknik, pengambilan,
dan keputusan. Teknik adalah sebuah sturtur konseptual yang tersusun dari fungsi-
fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk
mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pengambilan dapat kita gabungkan dengan
keputusan yaitu pengambilan keputusan yang berarti suatu proses dasar kognitif
dari perilaku manusia memilih pilihan yang mana yang lebih disukai atau memilih
suatu tindakan dari berbagai alternatif berdasarkan kriteria atau strategi tertentu
(Akik Hidayat, 2016).
(Terry dalam Maulia et al., 2017) menjelaskan pengambilan keputusan sebagai
proses dalam menggunakan kriteria-kriteria tertentun untuk memilih pilihan yang
hasilnya nanti akan terjadi di masa depan. (Salusu dalam Maulia et al., 2017)
menambahkan, bahwa pengambilan keputusan adalah proses memilih satu dari
beberapa alternatif menggunakan metode yang efisien dan sesuai dengan situasi
(Pratiwi, Eva Tuckyta Sari Sujatna, & Indrayani, 2020).
Dari ketiga kata tersebut yaitu teknik, pengambilan, dan keputusan dapat kita
simpulkan teknik pengambilan keputusan adalah struktur yang berurutan yang
terdiri dari fungsi-fungsi yang nantinya akan dibentuk menjadi suatu kesatuan
didalam setiap pilihan dalam bertindak ataupun melakukan yang tentunya
digunakan untuk mencapai suatu tujuan terntentu. Atau dapat juga kita artikan
sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan suatu pendapat yang dapat
menyelesaikan suatu masalah dengan cara teknik tertentu. Dalam hal tersebut ada
beberapa bentuk di dalam pengambilan keputusan yaitu :
1. Bentuk Direktif

Cenderung bersifat efisien, logis, pragmatis, dan sistematis dalam


memecahkan masalah. Berfokus pada fakta dan penyelesaian masalah secara

7
lebih cepat dan berfokus jangka pendek Gemar menggunakan kekuasaan, ingin
mengontrol.

2. Bentuk Analitik

Hasil keputusan didasarkan atas inputan hasil analisis. Lebih banyak


mempertimbangkan beragam informasi dan alternetif dibandingkan gaya
direktif. Pengambilan keputusan diambil dalam jangka waktu agak lama.
Menggambarkan pemimpin yang otokratik.

3. Bentuk Konseptual

Memecahkan masalah dengan pandangan yang luas. Suka


mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa depan.Melibatkan
banyak orang untuk memperoleh beragam informasi dan banyak menggunakan
intuisi dalam peng keputusan. Berani mengambil resiko dan seringkali
menemukan solusi yang kreatif. Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan.

4. Bentuk Perilaku

Cenderung bekerja dengan orang lain dan terbuka dalam pertukaran


pendapat. Cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat. Suka informasi
yang verbal dan menghindari konflik serta peduli pada kebahagiaan org lain.
Terkadang, keputusannya tidak tegas dan sulit mengatakan tidak jika keputusan
tersebut akan berdampak kerugian pada orang lain (Safitri, 2020).

2.2 Proses dan Indikator Pengambilan Keputusan

Didalam pengambilan keputusan tentunya memerlukan sebuah proses yang


tentunya akan menentukan hasil dari keputusan yang dibuat. Selain itu indikator
yang dibutuhkan didalam pengambilan keputusan akan dilahat dari bentuk proses
yang dilakukan tersebut. Berikut Sembilan indikator pengabilan keputusan menurut
Mann, Harmoni, dan Power (Mann, 1989) :

1. Kesediaan untuk membuat pilihan


Kontrol keputusan, atau kemauan untuk memilih, adalah prasyarat untuk
pengambilan keputusan yang matang dan kompeten. Kontrol keputusan terkait

8
dengan locus of control internal (Lefcourt, 1982; Rotter, 1966) dan harga diri
yang tinggi (Janis & Mann, 1977).
2. Pemahaman
Pemahaman mengacu pada memahami aktivitas pengambilan keputusan sebagai
proses kognitif. Telah diperdebatkan bahwa pengetahuan tentang proses kognitif
seseorang (pemahaman metakognitif) dapat menjadi persyaratan bersama untuk
kinerja yang kompeten dari kegiatan seperti membaca, memori, pemecahan
masalah, dan dengan perluasan, pengambilan keputusan (lih. Flavell, 1983).
Flavell dan Wellman (1977) mengidentifikasi tiga kategori metakognisi:
pengetahuan orang, pengetahuan tugas, dan pengetahuan strategi.
3. Kreatif pemecahan masalah
Pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan melibatkan klarifikasi
keadaan tujuan yang tidak jelas dan definisi masalah; pembuatan alternatif
pilihan (berbagai cara untuk menyelesaikan dilema); kombinasi kreatif dari
alternatif pilihan untuk menghasilkan alternatif baru; dan konseptualisasi urutan
langkah-langkah untuk bergerak ke arah tujuan yang disukai.
4. Kompromi
Kompetensi dalam pengambilan keputusan juga ditemukan dalam kesediaan
untuk menerima kompromi untuk memodifikasi alternatif ideal yang tidak dapat
diperoleh untuk pilihan yang kurang disukai tetapi layak. Contoh kompromi
adalah kesediaan untuk menegosiasikan solusi yang dapat diterima bersama
dalam pertikaian dengan keluarga atau teman. Kemampuan, atau setidaknya
pemahaman, untuk mengambil sudut pandang orang lain adalah penting untuk
mencapai kompromi.
5. Konsekuensi
Elemen kunci dalam kompetensi keputusan adalah kemampuan untuk
memikirkan konsekuensi potensial dari memilih tindakan untuk diri sendiri dan
orang lain.
6. Pilihan yang benar
Membuat pilihan yang benar, ujian utama pengambilan keputusan yang
kompeten, mengandaikan kemampuan untuk memproses informasi secara

9
efisien dan logis. Gagasan untuk membuat keputusan yang benar menyiratkan
ada solusi logis yang tepat.
7. Kredibilitas
Aspek lain dari kompetensi keputusan adalah kemampuan untuk menilai
kredibilitas informasi yang berkaitan dengan alternatif pilihan.
8. Konsistensi
Konsistensi adalah fitur pengambilan keputusan yang kompeten. Pengambil
keputusan yang kompeten diharapkan menunjukkan stabilitas dalam pola
pilihan.
9. Komitmen.

Dengan kesembilan indikator tersebut dapat kita pahami bahwa dalam setiap
pengambilan keputusan kita perlu melihat bagaimana kesediaan untuk membuat
pilihan, pemahaman terhadap masalah yang baik, kreatif dalam pemecahan
masalah, kesedian menerima saran dan lain-lain, siap menerima berbagai
konsekuensi yang akan diterima, menentukan pilahan yang benar, adanya
kemampuan menilai berbagai hal terhadap cara pandang sesuatu, konsisten dan
berkomitmen dalam setiap pengambilan keputusan.

Setelah melihat bgaimana indikator didalam pengambilan keputusan kita perlu


mengetahui bagaimana proses yang benar dalam pengambilan keputusan tersebut.
Ada beberapa proses atau tahapan didalam pengambilan keputusan yatu :
a. Mendefinisikan masalah tersebut secara jelas dan mudah untuk dimengerti.
b. membuat daftar masalah yang akan dimunculkan, dan menyusunnya secara
prioritas dengan maksud agar adanya sistematika yang lebih terarah dan
terkendali.
c. Melakukan identifikasi dari setiap masalah tersebut dengan tujuan untuk lebih
memberikan gambaran secara lebih tajam dan terarah secara lebih spesifik.
d. Memetakan setiap masalah tersebut berdasarkan kelompoknya masing-masing
yang kemudian selanjutnya dibarengi dengan menggunakan model atau alat uji
yang akan dipakai.

10
e. Memastikan kembali bahwa alat ujian dipergunakan tersebut telah sesuai dengan
prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah yang berlaku pada umumnya.
Simon (1960) mengatakan, pengambilan keputusan berlangsung melalui empat
tahap yaitu intelligence, design, choice, dan implementation. Intelligence adalah
proses pengumpulan informasi yang bertujuan mengidentifikasi permasalahan.
Design adalah tahap perancangan solusi terhadap masalah. Choice adalah tahap
mengkaji kelebihan dan kekurangan dari berbagai macam alternatif yang ada dan
memilih yang terbaik. Implementation adalah tahap pengambilan keputusan dan
melaksanakannya (S. P. Nugroho, SN, & Pulungan, 2012)

Menurut Stephen Robbins dan Mary Coulter proses pengambilan keputusan


merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari 8 langkah yang meliputi
mengidentifikasi masalah, mengidentifikasi kriteria keputusan, memberi bobot
pada kriteria, mengembangkan alternatif-alternatif, menganalisis alternatif,
memilih satu alternatif, melaksanakan alternatif tersebut, dan mengevaluasi
efektivitas keputusan (Lilis, 2019).

2.3 Keputusan Pemerintah untuk Pemindahan Ibu Kota Negara


Pemindahan Ibu kota Indonesia sudah dari lama disampaikan dari awal
kemerdekaan dan setiap kali berganti presiden, negeri ini terus diberi gagasan
pemindahan ibu kota yang pada akhirnya tidak juga terealisasi. Baru pada saat
pemerintahan Presiden Joko Widodo pada senin, 26 Agustus 2019 tahun lalu,
Presiden Joko Widodo mengumumkan hasil kajian pemerintah mengenai lokasi
pemindahan ibu kota baru Republik Indonesia. Melalui serangkaian kajian selama
tiga tahun belakangan, Presiden menetapkan dua wilayah di Provinsi Kalimantan
Timur sebagai lokasi pembangunan ibu kota baru, yaitu sebagian Kabupaten
Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Pemindahan IKN, baru serius digarap oleh Presiden Joko Widodo. Pada tanggal
29 April 2019, Jokowi memutuskan untuk memindahkan IKN keluar pulau Jawa
dan dicantumkan dalam RPJMN 2020-2024. Ada beberapa alasan Presiden Jokowi
dalam pemindahan Ibu Kota Negara Ini :

11
1. Dalam menghadapi tantangan masa depan. Sesuai dengan Visi Indonesia 2045
yaitu Indonesia Maju, ekonomi Indonesia akan masuk 5 besar dunia pada tahun
2045. Pada tahun itu diperkirakan PDB per kapita sebesar US$ 23.119. Tahun
2036, diperkirakan Indonesia akan keluar dari middle income trap. Oleh sebab
itu dibutuhkan transformasi ekonomi untuk mencapai Visi Indonesia 2045.
Transformasi ekonomi didukung oleh hilirisasi industri dengan memanfaatkan
sumber daya manusia, infrastruktur, penyederhanaan regulasi, dan reformasi
birokrasi yang dimulai dari tahun 2020-2024. Oleh sebab itu dibutuhkan IKN
yang dapat mendukung dan mendorong transformasi ekonomi tersebut.
2. Ibu Kota Negara harus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
merata termasuk di Kawasan Timur Indonesia. Selama ini, Jakarta dan
sekitarnya terkenal dengan pusat segalanya (pemerintahan, politik, industri,
perdagangan, investasi, teknologi, budaya dan lain-lain). Tidak mengherankan
jika perputaran uang di Jakarta mencapai 70 persen yang luasnya hanya
664,01 km² atau 0.003 persen dari total luas daratan Indonesia 1.919.440 km².
Sementara jumlah penduduknya 10,56 juta jiwa atau 3,9 persen dari jumlah
penduduk Indonesia 270,20 juta jiwa (data tahun 2020).
Hal ini menyebabkan ketidakmerataan pembangunan dan kesejahteraan di
Indonesia. Pembangunan tersentralisasi di Jakarta dan pulau Jawa. Kondisi ini
kurang baik untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
diharapkan sustainable, tidak termanfaatkannya potensi daerah secara optimal,
kurang mendukung keadilan antara daerah, dan rentan terhadap persatuan dan
kesatuan bangsa.
Oleh sebab itu dibutuhkan IKN yang dapat menjawab tantangan tersebut
yaitu kota yang berkelas dunia untuk semua rakyat Indonesia. IKN yang
berlokasi di Kalimantan diharapkan “pusat gravitasi” ekonomi baru di Indonesia
termasuk di kawasan tengah dan timur Indonesia. IKN baru diharapkan dapat
menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru dan memaksimalkan
potensi sumber daya daerah.
3. kondisi objektif Jakarta yang tidak cocok lagi sebagai IKN. Hal ini bisa dilihat
dari “beban” yang harus ditanggung Jakarta antara lain

12
i. kepadatan penduduk 16.704 jiwa/km² sementara kepadatan
penduduk Indonesia hanya 141 jiwa/km².
ii. Kemacetan Jakarta yang merupakan kota termacet nomor 10 di dunia tahun
2019 walau menurun menjadi nomor 31 dari 416 kota besar di 57 negara
tahun 2020 (TomTom Traffic Index).
iii. permasalahan lingkungan dan geologi yang telah akut antara lain banjir
yang setiap tahun melanda Jakarta dan terjadinya penurunan tanah yang
mengakibatkan sebagian wilayah Jakarta berada di bawah permukaan laut
(Ayundari, 2022).
Selain itu alasan utama pemerintah dalam pemindahan ibu kota ini yaitu
pertama, beban Jakarta saat ini sudah terlalu berat sebagai pusat pemerintahan,
pusat bisnis, pusat keuangan, pusat perdagangan, dan pusat jasa, dan juga airport
(bandar udara) dan pelabuhan laut yang terbesar di Indonesia. Kedua, beban Jakarta
dan beban Pulau Jawa yang semakin berat dalam hal kepadatan penduduk,
kemacetan lalu lintas yang sudah terlanjur parah, dan polusi udara dan air yang
harus segera ditangani (H. Nugroho, 2020)

Selanjutnya RUU yang telah dirancang kemudian disetujui DPR mrnjadi UU


melalui Rapat Paripurna DPR RI yang diadakan pada tanggal 18 Januari 2022,
dipimpin oleh Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani menyetujui pengesahan
Rancangan Undang-Undang tentang Ibu Kota Negara (RUU IKN). Dalam
pembicaraan tingkat II tersebut, seluruh Fraksi di DPR RI menyatakan
persetujuannya terhadap RUU IKN untuk menjadi Undang-Undang. Maka
terbentuklah UU IKN yang di atur dalam UU Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Ibu
Kota Negara yang didalamnya Ibu Kota Negara yang baru Bernama Nusantara.

Terkait keputusan ini banyak masyarakat yang setuju dan juga banyak juga
masyarakat yang menolak seperti adanya petisi “Pak Presiden, 2022-2024 Bukan
Wktunya Memindahkan Ibu Kota Negara”. didalamnya terdapat berbagai alasan
seperti kondisi rakyat dalam keadaan sulit secara ekonomi sehingga tak ada urgensi
bagi pemerintah memindahkan ibu kota negara. Terlebih, saat ini pemerintah harus
fokus menangani varian baru Omicron yang membutuhkan dana besar dari APBN

13
dan PEN, infrastruktur dasar lainnya di beberapa daerah masih buruk, sekolah
rusak terlantar dan beberapa jembatan desa terabaikan tidak
terpelihara, penyusunan naskah akademik tentang pembangunan Ibu Kota Negara
Baru juga dinilai tidak disusun secara komprehensif dan partisipatif terutama
dampak lingkungan dan daya dukung pembiayaan serta keadaan geologi dan situasi
geostrategis di tengah pandemi. Sedangkan lokasi yang dipilih berpotensi
menghapus pertanggungjawaban kerusakan yang disebabkan para pengelola
tambang batubara. Dana yang diperlukan untuk pembangunan ibu kota baru adalah
sebesar kurang lebih Rp 501 triliun. Dengan dana yang begitu besar akan membuka
peluang untuk terjadinya korupsi. pembahasan RUU IKN dilakukan secara tergesa-
gesa dan hanya memakan waktu selama 42 hari hingga pengesahannya. Waktu
tersebut merupakan durasi yang tidak memungkinkan untuk pembentukan suatu
Undang-Undang ( Saputro, 2022)

2.4 Analisis Pengambilan Keputusan Terhadap Kebijakan Pemindahan Ibu


Kota Negara
Dalam pengambilan keputusan pemindahan Ibu Kota Negara ini keputusan yang
di ambil berbentuk keputusan yang analitik dan direktif karena melihat siapa yang
mencetuskanya yaitu orang yang memiliki kekuasaan dan alasan yang
dikemukakan oleh Presiden Jokowi berdasarkan permasalahan yang terjadi yaitu
salah satunya kondisi objektif Jakarta yang tidak cocok lagi sebagai IKN dengan
melihat kepadatan, kemacetan, dan berbagai masalah kependudukan lainya. Selain
itu alasan yang dikemukakan juga berdasarkan informasi terdahulu dimana
Presiden juga mewacanakan pemindahan IKN dengan berbagai alasan yang
menurutnya logis,

Dalam indikator yang ada yaitu kesediaan untuk membuat pilihan, pemahaman
terhadap masalah yang baik, kreatif dalam pemecahan masalah, kesedian menerima
saran dan lain-lain, siap menerima berbagai konsekuensi yang akan diterima,
menentukan pilahan yang benar, adanya kemampuan menilai berbagai hal terhadap
cara pandang sesuatu, konsisten dan berkomitmen dalam setiap pengambilan
keputusan. Dalam indikator tersebut tekhusus dalam resiko yang akan diterima

14
yaitu banyaknya pro dan kontra terhadap keputusan pemindahan Ibu Kota Negara
ini.

petisi yang dikeluarkan untuk menolak pemindahan Ibu Kota Negara ini juga
menjadi peringatan dan resiko yang mungkin akan terjadi jika pemindahan Ibu Kota
Negara betul terjadi seperti besarnya resiko korupsi yang mungkin terjadi
mengingat dana yang dikeluarkan sangat besar, dan juga mungkin akan
terabaikannya berbagai sektor yang mungkin seharusnya lebih di utamakan, seperti
masih banyaknya daerah terpencil yang membutuhkan fasilitas Pendidikan demi
meningkatkan sumber daya manusia, dan lain sebaganya. disisi lain kita lihat
berdasarkan biaya yang begitu banyak dikeluarkan untuk memindahkan IKN,
seharusnya pemerintah berfikir juga apakah tepat waktunya sekarang untu
pemindahan IKN. indonesia yang sedang menghadapi covid-19 memerlukan biaya
yang begitu banyak untuk pemulihan. salin itu kondisi daerah terpencil yang masih
minim fasilitas perlu diperhatikan.

Menurut petisi yang dikeluarkan juga akan mengakibatkan turunya legitimasi


pemerintah. hal yang dikemukakan oleh pemakarsa petisi tersebut berdasarkan
logika yang ada seperti pembentukan Undang-Undang yang dilakukan dianggap
tergesa-gesa Cuma memakan waktu 42 hari samapai pengesahan, dan dianggap hal
tersebut tidak memungkinkan untuk membentuk suatu Undang-Undang. Meskipun
adanya penolakan tersebut akan tetapi pemerintah tetap konsisten dan komitemen
ingin mewujudkan keputusan tersebut hingga terbentuknya Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Ibu Kota Negara.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini dapat kita ambil kesimpulan. Keputusan yang diambil oleh
pemerintah dalam pemindahan IKN merupakan sebuah keputusan yang diangkat
berdasarkan tujuan mewujudkan Visi Indonesia 2045 yaitu Indonesia
Maju, ekonomi Indonesia akan masuk 5 besar dunia pada tahun 2045. Dan
dibutuhkanya pemindahan IKN untuk mempermudah transformasi ekonomi. Selain
itu dasar keadaan Jakarta yang tidak memungkinkan lagi menjadi IKN dikarenakan
permasalahan kependudukan seperti macet, padat, dan sering terjadinya masalah
seperti banjir dan lainya. Dalam hal ini bentuk keputusan yang diambil adalah
keputusan alanalitik dan direktif.

Keputusan yang dipenuhi kontra dari berbagai pihak, seperti penolakan


terhadap pemindahan IKN ini dengan berbagai argumen yang bisa menurunkan
legitimasi yang dimiliki pemerintah terhadap masyarakat seperti resiko akan
korupsi dan kejanggalan pembentukan dan pengesahan UU IKN dan lain
sebagainya. Akan tetapi pemerintah tetap konsisten dan komitmen mewujudkanya,
disini sudah terlihat pemerintah juga sudah memenuhi indikator didalam
pemngambilan keputusan.

Keputusan yang dikelurkan dengan berbagai macam hal yang memungkinkan


kenapa keputusan pemindahan IKN ini dilakukan dengan berbagai perencanaan
yang ada. Hal tersebut harus dilakukan dengan benar tanpa adanya maksud lain
yang dapat merugikan negara. perencanaan yang dikeluarkan melalui keputusan
memang sangat penting akan tetapi pelaksanaan yang dilakukan dengan baik
dengan tidak mengabaikan prioritas lain tentu lebih penting karena berhasilnya
sebuah kegiatan dapat kita lihat dari berhasilnya proses yang dilakukan dalam
mewujudkan rancangan dan tujuan untuk mensejahterakan negara dan masyarakat.

16
3.2 Saran
Dalam hal ini menurut saya didalam mengambil keputusan hal yang dilakukan
paling penting adalah menimbang berbagai keadaan yang ada dan masalah mana
yang harus diprioritaskan untuk segrera diselesaikan. Selain itu kita sebagai
manusia janganlah tergesa-gesa didalam mengambil keputusan, karena keputusan
yang kita ambil sangat menentukan bagaiamana nasib kita kedepanya. Menimbang
berbagai hal dengan menitik beratkan pada kebutuhan dan kondisi yang ada
merupakan hal yang dapat kita lakukan sebagai makhluk yang memiliki akal dan
memanfaatkanya dengan baik.

Masuk kedalam makalah tadi saran saya kita sebagai warga negara wajar saja
dalam mengemukakan argumentasi terhadap setiap keputusan pemerintah baik
mendukung maupun menolak keputusan tersebut karena itu merupakan hak kita
sebagai warga negara dalam mengemukakan pendapat karena dengan adanya
masukan dari masyarakat berarti itu merupakan sebuah peringatan yang mungkin
sangat dibutuhkan pemerintah didalam mengambil setiap keputusan yang akan
dikeluarkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Akik Hidayat, T. S. (2016). Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerima


Beasiswa Kopertis Untuk Mahasiswa Dengan Metode Profile Matching Di
Stmik Dci Kota Tasikmalaya. JUTEKNIK (Jurnal Teknik Informatika).

Ayundari. (2022). Urgensi Pemindahan Ibu Kota Negara. In kemenkeu.co.id (p. 1).
kemenkeu.co.id. Retrieved from https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-
kalbar/baca-artikel/14671/Urgensi-Pemindahan-Ibu-Kota-Negara.html

B2042171014, L. T. (2019). Pengaruh Keadilan Organisasi Dan


Kepemimpinanterhadap Kepuasan Kerja Dan Perilaku Kerja Kontraproduktif
Pegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Melawi. Equator
Journal of Management and Entrepreneurship (EJME).
https://doi.org/10.26418/ejme.v7i4.34537

Febrianto Adi Saputro, N. A. A. (2022). Penolakan Terhadap IKN yang Terus


Bergulir. In republika.co.id. REPUBLIKA.CO.ID. Retrieved from
https://www.republika.co.id/berita/r6zh3a328/penolakan-terhadap-
pemindahan-ikn-yang-terus-bergulir

Nugroho, H. (2020). Pemindahan Ibu Kota Baru Negara Kesatuan Republik


Indonesia ke Kalimantan Timur: Strategi Pemenuhan Kebutuhan dan
Konsumsi Energi. Bappenas Working Papers.
https://doi.org/10.47266/bwp.v3i1.53

Nugroho, S. P., SN, A., & Pulungan, R. (2012). Pengembangan Model Sistem
Pendukung Keputusan Kelompok dengan Metode Multi-Stage Multi-Attribute
Group Decision Making. Proceedings of the First Symposium in Industrial
Technology (SINTECH-1).

Pratiwi, D. R., Eva Tuckyta Sari Sujatna, E. T. S., & Indrayani, L. M. (2020). A
Cognitive Semantic Analysis of Conceptual Metaphor in Lang Leav’s Poetry.
International Journal of English Literature and Social Sciences.

18
https://doi.org/10.22161/ijels.54.16

19

Anda mungkin juga menyukai